Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

KULTUR DAPHNIA DENGAN PEMBERIAN PAKAN


LARUTAN DEDAK DAN YAKULT

OLEH :

WAHYUNI
SUHARTO A. TIMUMUN
BASO HAUREZA
SUKRI R. TIMUMUN

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN
UNIVERSITAS MADAKO
TOLITOLI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Eesa karena berkat rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan praktikum

dengan judul “KULTUR DAPHNIA DENGAN PEMBERIAN PAKAN

LARUTAN DEDAK DAN YAKULT” Laporan praktikum ini disusun sebagai

salah satu syarat untuk menyelesaikan satuan kredit semester (SKS) pada mata

kuliah pakan dan pemberian pakan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penyeleesaiaan laporan ini, terutama yang terhormat :

1. Bapak Suardi Laheng S.Pi, M.Si. Selaku Dosen pengampuh mata kuliah

Planktonologi dan Tanaman Air.

2. Teman-teman angkatan yang telah berkerja sama dalam penyelesaian

praktikum.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyusunan laporam ini,

namun sebagai manusia tidak luput dari kesalahan dan kehilafan.Olenya itu,

dengan penuh rasa rendah hati penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya

membangun.Semoga laporan ini dapan memberikan manfaat kepada pembaca.


DAFTAR ISI

SAMPUL......................................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN............................................................................
1.1 Latar Belakang ..................................................................................
1.2 Tujuan Penelitian ..............................................................................
1.3 Manfaat Penelitian ............................................................................
BAB II METODE PENELITIAN..............................................................

2.1 Waktu Dan Tempat ...........................................................................


2.2 Alat Dan Bahan .................................................................................
2.3 Metode Penelitian..............................................................................
2.4 Pelaksanaan Penelitian ......................................................................
2.4.1 Persiapan Wadah.........................................................................
2.4.2 Pesiapan Pakan ...........................................................................
2.4.3 Wadah Budidaya .........................................................................
2.5 Parameter Yang Diamati ...................................................................
2.5.1 Populasi Daphnia .......................................................................
2.5.2 Kualitas Air Parameter................................................................
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................

3.1 Hasil...........................................................................................
3.2 Pembahasan ...............................................................................
BAB IV KESIMPULAN .............................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
LAMPIRAN.................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Daphnia magna merupakan Zooplankton yang memiliki ukuran tubuh

sekitar 2mm untuk jantan dan 3-5 mm untuk betina (Clare, 2009).Hewan ini

banyak di temukan dalam jumlah melimpah di Asia, Eropa dan Amerika (Hebert,

1978; Poirier et al, 1978).Sebagai pakan alami daphnia relative mudah diperoeh,

Kandungan nutrisi daphnia bervariasi menurut umur dan tergantung pada

makanan yang di makan (Schuman, 2007). Kandungan nutrisi daphnia magna

yang cukup tinggi meliputi 42,65%, lemak 8%, kadar air 94,78%, serat kasar

2,58%, dan abu 4% sangat baik untuk mendukung pertumbuhan larva ikan

(Darmonto, 2000). Mokoginta (2003) menambahkan, daphnia mudah di cerna

oleh benih ikan, tidak menurunkan kualitas air dan memiliki kandungan asam

amino esensial yang tinggi kurang lebih 50 % bobot kering.

Salah satu permasalahan dalam budidaya daphnia magna adalah sumber

nutrien yang kurang mendukung untuk pertumbuhannya.Adapun nutrient yang

biasanya di berikan berupa bahan anorganik, organik {kotoran ternak},

fitoplanton {chlorella sp., air kolam nila, air kolam lele}, atau bakteri {fermentasi

kedelai, fermentasi ragi}.

Beberapa penelitian tentang kulturdaphnia magna sudah di lakukan untuk

persediaan pakan ikan {Rottman et al., 2014; vass & Raina, 1988} dalam jumlah

yang besar. Faktor yang mempengaruhi terhadap pertumbuhan kulturdaphnia

dapat berupa, intensitas cahaya {Buikema, 1973}, suhu {Gross & Bunting, 1983},
dan jenis pakan {Munirasu et al., 2016}. Jenis pakan yang mempengaruhi

pertumbuhan Daphnia seperti bahan organic, sebagai sumber nutrisi dalam suatu

budidaya menjadi salah satu pertimbangan pemanfaatan bahan organic pada

penelitian sbelumya seperti bahan organic kotoran ayam {Sulasingkin, 2003},

bekatul {Mubarak, 2009}, serta bungkil kelapa {Arief, 2012}, bahan organic

dapat berfungsi sebagai sumber makanan secara langsung untuk daphnia magna

dan organisme makanan ikan lainnya atau di uraikan oleh bakteri menjadi bahan-

bahan organic yang merangsang pertumbuhan fitoplanton dan zooplankton

{Boyd, 1982 dalam Casmuji, 2002}.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan daphnia

magna dengan pemberian pakan dedak dan yakultdengan dosis 2,5ml.

1.3 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah agar mahasiswa mampu mengetahui

cara mengkulture daphnia dengan menggunakan dedak dan yakult dengan dosis

2,5ml.
BAB II
METODE PENELITIAN

2.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada 1 Oktober sampai dengan 19 oktober

2021, bertempat di ruang kelas B3 Universitas Madako Tolitoli.

2.2 Alat dan Bahan

Tabel 1. Alat dan Bahan Praktikum

No Alat Dan Bahan Jumlah Fungsi


1. Akuarium 3 buah Wadah kultur daphnia
2. Gelas Beker 3 buah Untuk menghitung
daphnia
3. Serok 1 buah Penyaring daphnia yg di
hitung
4. Air Kolam
5. Bibit daphnia magna 300 ekor Sampel yang digunakan
dalam penelitian
6. Dedak Secukupnya Pakan daphnia
7. Yakult Secukupnya Pakan daphnia
8. pH meter 1 buah Mengkur Suhu
9. DO meter 1 buah Mengukur Oksigen
10. Kamera 1 buah Dokumentasi
11. Airator 9 buah Penghasil oksigen terlarut
12. Timbangan 1 buah Menimbang Pakan
13. Suntik Satu buah Dosis dalam pemberian
pakan

2.3 Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen

dengan menggunakan 3 perlakuan 3 ulangan. Bedasarkan pada praktikum yang

kami lakukan di Laboratorium Perikanan Universitas Madako Tolitoli Perlakuan

pada penelitian yaitu :


 Perlakuan A : Pemberian 3 ml/L pakan dedak (Pemberian 2 kali sehari,

jam 08.00-09.00 dengan 16.00-17.00)

 Perlakuan B : Pemberian 0,5 ml/L pakan (pemberian 2 kali sehari, jam

08.00-09.00 dengan 16.00-17.00)

 Perlakuan C : Pemberian dedak 3 ml/L kombinasi yakult 0,5 ml/L

(pemberian 2 kali sehari, jam 08.00-09.00 dengan 16.00-17.00)

2.4 Pelaksanaan Penelitian

2.4.1 Persiapan Wadah

Wadah yang digunakan dalam penelitan ini yaitu akuarium sebanyak

Sembilan kotak yang berukuran 15 L air. Akuarium di pasang secara acak di

tempat yang suda disediakan dan diisi air sebanyak 5 L/wadah dan diberi

aerasi sebagai suplay oksigen selama 24 jam sebelum melakukan penebaran.

2.4.2 Pesiapan Pakan

Pakan yang digusnakan pada penelitian ini adalah dedak, yakult, dan

kombinasi yakult dedak. Pemberian pakan terhadap daphnia diberikan 2 kali

sehari (pukul 08.00-09.00 dengan 16.00-17.00).Dedak sebanyak 100 g di

rendam dalam 500 ml air bersih selama 5 menit.Kemudian air di rendam

dedak di aduk-aduk dan di saring menggunakan kain. Selanjutnya di encerkan

air bersih dengan perbandingan 1:9. Selanjutnya hasil pengenceran di ambil 3

ml sebagai dosis perlakuan. Jika wadahnya 5 liter = 5 liter x 3 ml = 15 ml

(sekali pemberian) pemberian 2 kali sehari, jam 08.00-09.00 dan 16.00-17.00

Yakult yang di gunakan adalah bahan komersil yang di peroleh di

Alfamidi. Dosis yang di gunakan yaitu 0,5 ml/L . jika wadahnya 5 liter = 5
liter x 0,5 ml(sekali pemberian) pemberian 2 x sehari jam 08.00-09.00 dan

16.00-17.00

Dedak yang di gunakan sama dengan perlakuan A, dan yakult sama

dengan perlakuan B. dosis yang di gunakan yaitu dedak 3 ml/L dan yakult 0,5

ml/L. jika wadahnya 5liter = dedak 15 ml dan 2.5 ml (sekali pemberian)

pemberian 2 kali sehari, jam 08.00-09.00 dan 16.00-17.00

2.4.3 Wadah Budidaya

Wadah untuk kultur daphnia magna. menggunakan akuarium yang

berukuran 15 liter dengan volume air yang di gunakan sebanyak 5 L kemudian

dierasi. Pada masing-masing pelakuan, Daphnia magna. Di tebar sebanyak 20

ind.Lˉ1 .selanjutnya pemeliharaan di lakukan hingga melewati kepadatan

puncak populsi pertama, atau selama kurang lebih 18 hari (Melisa,2015)

2.5 Parameter Yang Diamati

2.5.1 Populasi Daphnia Magna

Perhitungan kelimpahan populasi daphnia magna di lakukan dengan cara

mengambil sampel air sebanyak 50 ml. kemudian, daphnia magna di hitung

dengan counter. Perhitungan di ulangi sebanyak 3 kali. Rumus populasi

daphnia magna sebagai berikut : POPU

Populasi Keseluruhan =

C= jumlah daphnia magnia yang di hitung (ekor)

V’= volume wadah (3000 ml)

V”= volume yang di hitung (50 ml)


2.5.2 Kualitas Air Parameter

Kualitas air yang di ukur meliputi suhu, oksigen terlarut, PH, dan

ammonia. Pengukuran di lakukan pada hari ke 6 sebanyak 3 kali sampling

(pukul 08.00, 12.00 dan 16.00).


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Prinsip kerja yang di lakukan dalam praktikum ini adalah memelihara

daphnia dengan media budidaya dan pemberian pakan yang berbeda untuk

mendapatkan hasil pertumbuhan kelimpahan populasi.

Berdasarkan hasil penelitian, perlakuan pemberian pakan yakult tidak

berpengaruh pada pertumbuhan daphnia populasi dapat di lihat pada table ini :

Tabel 2. Hasil pengamatan pertumbuhan daphnia

Perlakuan Penebaran Pengamatan


awal 1 2 3 4 5 6 7 8
A (dedak) 100.00 511.11 1044.44 4766.67 13000.00 17477.78 14877.78 2888.89 1433.33

B (yakult) 100.00 455.56 100.00 122.22 477.78 200.00 144.44 0.00 0.00

C (dedak 100.00 600.00 1533.33 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
& Yakult

Selanjutnya hasil uji menunjukkan bahwa perlakuan B pemberian pakan

yakult sebagai pakan dalam media pemeliharaan menghasilkan tidak

menghasilkan kepadatan populasi Daphnia magna.pada pengamatan ke 3 ulangan

1 dan ulangan 2 mengalami kematian massal,sedangkan ulang 3 masih tersisa tapi

berkurang.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap populasi puncak siklus pertama

Daphnia magna.Pada masing- masing perlakuan yang, dilakukan dengan interval

waktu dua hari sekali cenderung menunjukkan adanya peningkatan pertumbuhan

populasi. Fakta tersebut diperhatikan


20000
18000 17477,78
16000
14877,78
14000
13000,00
12000
10000 Perlakuan A (Dedak)
8000
6000 Perlakuan B (Yakult)
4000 4766,67
2888,89 Perlakuan C (Dedak &
2000 1533,33 1433,33 Yakult)
600,00
511,111044,44
1000,00
0 100 455,56 0,00 477,78
122,220,00 200,00144,44
0 0 0 0

Grafik 1. Hasil pengamatan budidaya Daphnia

Pada grafik 1. Berdasarkan gambar 1 di atas,bahwa peningkatan jumlah

populasi tertinngi setelah hari kesatu sampai dengan hari keempat pada perlakuan

A, B, dan C dengan populasi 1000.00 ekor,hal ini di pengaruhi oleh adanya bahan

organik dan bakteri yang terkandung dalam media kultur yang dapat di

manfaatkan oleh daphnia magna sebagai sumber makanannya, sehingga terjadi

pertambahan jumlah individu yang baru

Pada perlakuan A, pertumbuhannya semakin meningkat yaitu pada

pengamatan ke-3 kissaran 4766.67, dan mengalami puncak pertumbuhan pada

pengamatan ke-5 yaitu kisaran 17477.78.dan setelah itu sudah mengalami

penurunan populasi karena tidak dapat bereproduksi lagi. Sementara untuk

perlakuan B pertumbuhannya hampir sama dengan perlakuan C karna sumber

protein yang sama yaitu yakult 0,5 ml. Menurut pendapat Astika (2015), bahwa

peningkatan dan penurunan populasi daphnia selama pemeliharaan dipengaruhi


oleh ketersediaan fitoplankton yang tersedia di dalam media budidaya daphnia

dan faktor kualita air sangat berperan terhadap pertumbuhan daphnia. Pada fase

kematian daphnia mengalami penurunan hal ini di duga karena pakan yang

dibutuhkan sudah tidak mencukupi dan mengalami persaingan pakan sehingga

daphnia mengalami kematian, begitu juga media yang suda tidak layak pakai

dapat mempengaruhi kualitas air buruk yang mengakibatkan kematian pada

daphnia hal ini sesuai dengan pendapat Zaidhan (2012), bahwa daphnia

memerlukan nutrisi bagi pertumbuhannya. Nutrisi ini dapat berasal dari banyak

sumber, diantaranya dari bahan organik tersuspensi dan bakteri yang terdapat dari

media kultur.

Mokogita ( 2003 ) daphnia memakan berbagai macam bakteri, ragi, alga

yang bersel tunggal, dan detritus. Bakteri yang menduduki urutan teratas dari nilai

nutrisi baginya.Sedangkan makanan utama bagi daphnia adalah alga dan protozoa.

Daphnia mengambil makanannya dengan cara menyaring makanan atau “ filter

feeding “.

Semua perlakuan menunjukkan bahwa populasi Daphnia spp. pada awal

kultur dan hari ke-1, jumlah populasinya belum mengalami penambahan karena

masih dalam tahap adaptasi terhadap lingkungan kultur (Isnansetyo dan

Kurniastuti, 1995). Setelah hari ke-2, populasi meningkat karena mulai terjadi

partenogenesis yang menghasilkan anakan baru dengan cepat sampai mencapai

puncak populasi. Salah satu faktor yang mempengaruhi populasi Daphnia spp.

yaitu pakan. Melalui teknik kultur daily feeding menggunakan air rendaman dedak
dan yakult sebagai pakan (Mubarak, 2007) sehingga Daphnia spp. tidak sampai

kekurangan pakan.

Kualitas air Pagi Siang Sore


perlakuan
(08.00) (12.00) (16.00)

A1 27 28 29
Suhu A2 27 28 29
A3 27 28 30
B1 27 28 29
B2 27 29 29
B3 27 29 29
C1 27 28
C2 27 28
C3 27 29
pH A1 8,6 6,8 7,6
A2 8,4 6,7 7,7
A3 8,5 6,5 7,7
B1 8,5 6,1 6,3
B2 6,5 5,9 5,2
B3 6,7 6,4 7,8
C1 5,7 5,4
C2 6,3 7,0
C3 6,6 7,0

Tabel 2. Kualitas Air

Table 2. menunjukkan rata-rata suhu pada perlakuan A meningkat yaitu

29-30C. Pada perlakuan B dan C juga mengalami peningkatan. Nilai rata-rata pH

pada tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 2.

Faktor kualitas air yang mempengaruhi daya dukung bagi Daphnia sp.

adalah suhu, oksigen terlarut, pH, amoniak dan alkalinitas. Rata-rata suhu dan PH

pada tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 2. Faktor lain yang

mempengaruhi populasi Daphnia sp. Adalah kualitas air di antaranya adalah


suhu, oksigen terlarut, pH, amoniak dan alkalinitas (Penn StateUniversity, 2006).

Menurut Suryaningsih (2006) pada hari ke-6 sampai ke-9kultur Daphnia spp.,

pH sangat berfluktuasi diikuti dengan penurunan populasiDaphnia spp. secara

drastis.

Suhu merupakan faktor abiotik yang mempengaruhi peningkatan dan

penurunan aktivitas organisme seperti reproduksi, pertumbuhan dan kematian

(Ananthakrishnan dan Viswanathan, 1983 dalam Suryaningsih, 2006). Di luar

kisaran suhu optimum, Daphnia spp. cenderung dorman (tidak melakukan

reproduksi) (Radini, 2006). Daphnia spp. hidup pada kisaran suhu 22–31oC.

Kisaran suhu tersebut merupakan kisaran suhu optimal bagi pertumbuhan dan

perkembangan Daphnia spp (Radini, 2006). Selama penelitian, suhu yang diamati

berkisar 25-30oC termasuk dalam kisaran Daphnia spp. tumbuh normal.

3.2 Pembahasan

Berkurangnya populasi fitoplankton yang merupakan salah satu makanan

zooplankton dapat mempengaruhi pertumbuhandan kelangsungan hidup

daphnia.Kematian ini terjadi sebagai dampak tingginya densitas daphnia pada

media budidaya yang mengakibatkan persaingan untuk terus bertahan hidup.Hal

ini ditandai dengan penurunan jumlah pertumbuhan daphnia. Hal ini diduga

disebabkan oleh jumlah nutrient yang terkandung pada media kultur berkurang

karena telah dimanfaatkan oleh fitoplankton (Wibowo, 2014).

Pada perlakuan B dengan pemberian yakult dosis 2,5 ml, pada hari kelima

menunjukan kematian populasi sampai dengan hari. Penurunan jumlah populasi


daphnia magna selama pemeliharaan kemungkinan di pengaruhi oleh dosis 2,5 ml

yang di tambahkan terlalu banyak. Kepadatan yakult pada dosis 2,5 ml diduga

dapat menghambat difusi oksigen pada daphnia magna, sehingga dari awal

pemeliharaan banyak daphnia magna dewasa yang di tebar mengalami kematian.

Hal ini nampak terlihat pada media pemeliharaan pada air menjadi pekat.

Kepadatan media pemeliharaan ini kemungkinan dipengaruhi oleh zat yang

terkandug dalam probiotik yakult yang diberikan secara berlebihan atau di sebut

dosis lethal.

Menurut rahayu dan piranti ( 2011 ) kesediaan oksigen terlarut merupakan

salah satu faktor pemicu menurunnya kondisi lingkungan/media kultur daphnia

sehingga berpotensi mengakibatkan menurunya jumlah populasi. sanyoto ( 2000 )

menyatakan salah satu penyebab menurunnya populasi daphnia yakni kematian

beberapa daphnia dewasa yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan yang

baru. Dina ( 2002 ) berpendapat bahwa berkonsentrasi pemukan menggunakan

bahan organik yang sangat tinggi dapat mencemari media pemeliharaan akibat

dari bahan organik yang tidak dapat di oksidasi dan dapat menghasilkan gas CO2.

Pada lingkungan yang mengandung bahan organic yang berlerlebihan dapat

bersifat anaerob yang dapat menghambat di pusi oksigen terlarut oleh

daphnia.Akibatnya daphnia kekurangan oksigen dan mengalami kematian


BAB IV
KESIMPULAN

Hasil uji menunjukan bahwa perlakuan A perlakuan B pemberian pakan yakult

dedak sebagai pakan dalam media pemeliharaan menghasilkan tida menghasilkan

kepadatan populasi daphnia magna. Pada pengamatan 3 ulangan 1 dan ulangan 2

mengalami kematian masal, sedangkan ulangan 3 masih tersisah tetapi berkurang bahwa

peningkatan jumlah populsi pertinggi setelah hari kesatu sampai dengan hari keempat

pada pemberian yakult dedak dosis 3ml dan 2,5 ml, dengan populasi 1000.00 ekor, hal ini

di pengaruhi oleh adanya bahan organic dan bakteri yang terkandung dalam media kultur

yang dapat dimanfaatkan langsung oleh daphnia magna sebagai sumber makanannya,

sehingga terjadi pertambahan jumlah individu yang baru.


DAFTAR PUSTAKA

Affandi, R. Dan Usman M. T. 2002. Fisiologi Hewan Air. Unri press: Pekanbaru

Amirin. 1990. Kultur Massal Daphnia magna di Dalam Kolam dengan

Menggunakan Pupuk

Kotoran Ayam. Bull. Pen.PD.1.3(2) : 17 – 20.

Arief, M. A.N. Ratika dan M. Lamid. 2012. Pengaruh Kombinasi Media Bungkil

Kelapa Sawit dan Dedak Padi yang Difermentasi Terhadap Produksi

Manggot Black Soldier Fly (Hermetia Illucens) Sebagai Sumber Protein

Pakan Ikan. Jurnal Ilmu Perikanan dan Kelautan.4(1):33-37.

Boyd, C.E. 1982. Water Quality Management for Pond Fish Culture.Elsevier

Scientific Publishing Company, Amsterdam.17 p.

Buikema, A. J. (1973). Some effects of light on the growth, moulting,

reproduction and survival of the Cladoceran, Daphnia pulex,

Hydrobiologia. 41 391-418

Casmuji. 2002. Penggunaan SupernatantKotoran Ayam dan Tepung Terigu dalam

Budidaya

Daphnia sp., Skripsi (Tidak dipublikasikan).Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan InstitutPertanian Bogor, Bogor.

Clare, J. (2009). Daphnia: An Aquarist;s Guide. Http//www.caudata.org/Daphnia/

Darmanto, Darti S, Adhisa P, dan Mei RD. 2000. Budidaya Pakan Alami untuk

Benih Ikan Air Tawar. Jurnal Penelitian. Badan penelitian dan

Pengembangan Pertanian, Jakarta 2 : 15-21

Djarijah, A. S. 1995. Pakan Ikan Alami. Kanisius, Yogyakarta


Gross, L. B. & Bunting, D. L. (1983). Daphnia development and reproduction

responses totemperature. J. Thermal Biol. 8, 375-380

Hebert, P. D. N. (1978). The population Biology of Daphnia (Crustacea,

Daphnidae).Biol. Rev. 53.pp. 387-426.

Ikhsan, Junaidi, M. Mukhlis, A. 2016. Pengaruh Pemberian Ragi Roti Dengan


Dosis Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Populasi Brachionus
Plicatilis. Jurnal Biologi Tropis, Januari –Juni 2016: Volume 16 (1) : 1 – 9

Irwan, Z.D. 1992. Prinsip-Prinsip Ekologi dan OrganismeEkosistem Komunitas

dan Lingkungan.Jakarta: Bumi Aksara.

Kusumaryanto, H. 2001. Pengaruh Jumlah Inokulasi Awal terhadap Pertumbuhan

Populasi, Biomassa dan Pembentukan Epipium Daphnia sp. Skripsi.

Fakultas Perikanan. InstitutPertanian Bogor. Bogor

Mokoginta I. 2003. Bidang budidaya ikan program keahlian budidaya ikan air

tawar budidaya pakan alami ikan air tawar modul : budidaya Daphnia.

Departemen Pendidikan Nasional.

Mubarak, A.S., D. T. R. Tyas dan L. Sulmartiwi. 2009. Pemberian Dolomit pada

Kultur Daphnia spp. Sistem Daily Feeding pada Populasi Daphnia sp. dan

Kestabilan Kualitas Air.Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan vol 1 (1).

Hal 67-72.

Munirasu, S., Uthayakumar, V., Arunkumar, P., & Ramasubramaniam. (2016).

The effect of different feeds such as Chlorella vulgaris, Azolla pinnata and

yeast on the population growth of Daphnia magna commonly found in


thafreshwater systems. International Journal of Fisheries and Aquatic

Studies, 4(6):05-10

Mubarak, A.S 2007. Berkala Ilmiah Perikanan Vol 2 No 1. Program Studi

Budidaya Perairan. Universitas Airlangga. Surabaya. Maret 2007.

Penn State University. 2006. Environmental Inquiry-Bioassays using Daphnia.

Dalam: www.ebiomedia.com. November 2007. 4 hal.

Suryaningsih, H. 2006. Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Rendaman dedak

Universitas terhadap Populasi Daphnia sp. Skripsi. Program Studi S-1

Budidaya Perairan. Airlangga. Surabaya.

Radini. D, 2006. optimasi Suhu, pH Serta Jenis Pakan Pada Kultur Daphnia sp.

Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayat. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai