AVERTEBRATA AIR
ARTEMIA
Disusun oleh:
Riko
(2021611035)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Karunia-
Nya, sehingga penulis dapat merampungkan laporan praktikum avertebrata air
dengan judul: pengamatan spesies dari filum Artemia .
Laporan ini dapat tersusun tak lepas dari bantuan banyak pihak. Oleh karena
itu penulis berikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya
kepada,
1. Kedua orang tua yang senantiasa mendoakan penulis dan segala fasilitas
yang mereka berikan
2. Dosen pengampu yang menyampaikan materi dengan baik
3. Asisten dosen yang membimbing penulis dalam praktikum
4. Teman-teman yang bekerja sama dengan baik pada saat praktikum
Akhir kata penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh
dari kesempurnaan. Karena itu, penulis memohon saran dan kritik yang sifatnya
membangun demi kesempurnaannya dan semoga bermanfaat bagi kita semua.
Amiin.
Riko
2021611035
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I. PENDAHULUAN
Kepentingan pakan alami sebagai sumber makanan ikan dapat dilihat dari
nilai nutrisinya yang relatif tinggi, mudah dibudidayakan, memiliki ukuran yang
relatif sesuai dengan bukaan mulut ikan terutama pada stadia benih, memiliki
pergerakan yang memberikan rangsangan pada ikan untuk memangsanya,
memiliki kemampuan berkembangbiak dengan cepat dalam waktu yang relative
singkat, sehingga ketersediaannya dapat terjamin sepanjang waktu, memerlukan
biaya usaha yang relativ murah (Pitoyo, 2004).
1.2 TUJUAN
1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Animalia
Kelas : Crustacea
Ordo : Anostraca
Famili : Artemidae
Genus : Artemia
Cyst Artemia salina, yang ditetaskan pada salinity 15-35 ppt akan
menetas dalam waktu 24-36 jam. Larva artemia yang baru menetas dikenal
2
dengan nauplius. Nauplius dalam pertumbuhannya mengalami 15 kali
perubahan bentuk, masing- masing perubahan merupakan satu tingkatan
yang disebut instar (Pitoyo, 2004).
Nauplius stadia I
(Instar I) ukuran 400 mikron, lebar 170 mikron dan berat 15 mikrongram,
berwarna orange kecoklatan. Setelah 24 jam menetas, naupli akan berubah menjad
i Instar II, Gnatobasen sudah berbulu, bermulut, terdapat saluran pencernakan dan
dubur. Perumbuhann selanjutnya, pada kanan dan kiri mata nauplius terbentuk
sepasang mata majemuk. Bahagian samping badannya mulai tumbuh tunas-tunas
kaki, setelah instar XV kakinya sudah lengkap sebanyak 11 pasang. Nauplius
menjadi artemia dewasa (Proses instar I-XV) antara 1-3 minggu (Mukti,
2004). Pada tiap tahap perubahan instar nauplius mengalami moulting. Artemia
dewasa memiliki panjang 8-10 mm ditandai dengan jelas tangkai mata pada kedua
sisi bagian kepala, antena berfungsi untuk sensor. Pada jenis jantan antena
berubah menjadi alat penyepit (muscular grasper), sepasang penis terdapat pada
bagian belakang tubuh. Pada jenis betina antena mengalami penyusutan.
3
2.4 Reproduksi Artemia salina
Cyst atau telor artemia adalah sangat keras bagi membolehkan nya
bertahan kepada semua keadaan cuaca dan tidak dapat di hadam oleh kebanyakan
hidupan.Cenkerang Cyst yang telah menetas juga adalah bahaya kepada rega rega
ikan kerana boleh membuat rega rega ini tercekik atau melukakan perut rega rega
ini..
4
BAB III. METODOLOGI
Adapun praktikum ini dilaksanakan pada Kamis, 4 Mei 2017 Rabu, 10 Mei
2017, pukul 15.00-16.30 WIB. Bertempat di Laboratorium Perikanan Fakultas
Pertanian Perikanan dan Biologi Universitas Bangka Belitung.
Adapun alat dan bahan yangdigunakan yaitu botol bekas volume 1,5 liter 1
buah, tali rafia, selang aerasi, batu aerasi refraktometer, cutter, kertas koran, karet
gelang, air, garam dan larva Arthemia salina.
Pertama mempersiapkan alat dan bahan, kemudian membuat wadah dan media
penetasan artemia yang sudah ditutup dengan menggunkan kertas koran, kedua
menggantungkan arthemia yang telah berisi campuran air garam, ketiga
memasukkan cyste artemia kedalam wadah penetasan dengan aerasi kuat,
keempat merendam cyste artemia dengan air tawar dalam beaker glass selama
kurang lebih 8 hari, terakhir yaitu mengamati dan menggambar perkembangan
arthemia menggunakan mikroskop dihari kelima sampai ke hari delapan.
5
3
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
5.2 Saran
Artemia salina merupakan hewan yang hidup sebagai pakan ikan, oleh
karena itu kepada pemerintah dan masyarakat budidaya artemia ini sangat penting
dilakukan karena Artemia ini merupakan salah satu pakan alami yang biasanya
digunakan dalam usaha budidaya ikan dan udang sebagai pakan utama dan sehat
karena mengandung banyak nutrisi dan gizi sehingga ikan dan udang yang
dibudidayakan dapat tumbuh lebih sehat dan tidak mudah sakit.
10
DAFTAR PUSTAKA