Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Indonesia merupakan negara yang memiliki wilayah perairan yang sangat luas,
yang meliputi 11,95 juta Ha sungai dan rawa, 1,87 Ha danau alam, 0,003 Ha danau
buatan serta perairan lautnya yang sangat luas, dengan besarnya potensi tersebut
maka dapat memberikan kemudahan bagi para petani ikan untuk dapat
mengembangkan usaha budidaya ikan di Indonesia (Raflie, 2007). Kebutuhan ikan
bagi masyarakat pada umumnya sangatlah penting, bahkan permintaan ikan dari hari
ke hari terus meningkat. Maka sangat wajar apabila usaha budidaya ikan di Indonesia
semakin hari terus berkembang.
Didalam melakukan suatu usaha budidaya ikan, maka salah satu faktor yang
paling perlu untuk diperhatikan adalah pakan. Pakan merupakan suatu kebutuhan
yang paling besar didalam usaha budidaya ikan. Akan tetapi, pada umumnya
permasalahan yang sering terjadi didalam membudidayakan ikan adalah mengenai
tentang biaya pakan komersilnya yang cukup tinggi. Biaya untuk penyediaan
pakannya sendiri dapat mencapai 60 – 70% dari biaya produksi budidayanya
(Afrianto dan Liviawaty 2005). Oleh karena itu, diperlukan suatu cara untuk dapat
mengatasi permasalahan tersebut yaitu salah satunya dengan membuat pakan
buatan.

Secara umum, pakan ikan terdiri dari dua macam yaitu pakan alami dan pakan
buatan. Pakan alami merupakan pakan ikan yang terdapat dialam yang berbentuk
hidup dan sangat sulit untuk dikembangkan lebih lanjut. Sedangkan pakan buatan
adalah pakan yang dibuat dan telah diramu khusus oleh manusia, dengan
menggunakan beberapa bahan pakan yang dapat memenuhi nutrisi yang diperlukan
oleh ikan seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Pakan ikan
dikatakan bermutu jika mengandung nilai nutrisi dan gizi yang cukup baik bagi
ikan. Kualitas yang ada pada pakan tidak hanya sebatas dilihat dari kandungan
gizinya, akan tetapi melainkan pada sifat fisik pakan seperti kelarutannya,
kecernaannya, warnanya, bau dan rasa.
Kualitas pakan juga sangat dipengaruhi oleh bahan baku yang akan digunakan
nantinya. Pemilihan bahan bakunya sendiri dapat dilihat dari indikator nilai gizi
yang dikandungnya yaitu dari kecernaan dan daya serapnya, karena nilai gizi yang
ada pada pakan tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan bagi ikan. Selain
dilihat dari faktor nilai gizi pada pakan, maka yang lainnya yang perlu diperhatikan
adalah bentuk dan =ukuran pakan yang tepat untuk ikan yang akan dibudidayakan
nantinya.
Selain itu, bahan baku yang akan digunakan nantinya juga harus mudah untuk
didapat ketika pada saat diperlukan, mudah untuk diolah dan diproses dan yang
paling terpenting tidak bersaing dengan kebutuhan pokok manusia. Sehingga dapat
digunakanlah bahan pakan alternatif yang tepat didalam membuat pakan ikan yang
akan dibudidayakan tersebut..

1.2 Rumusan Masalah


Ada pun rumusan masalah yaitu bagaimana mengetahui pemilihan bahan baku,
memformulasikan dan pengoolahan pakan pada ikan .

1.2. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan Praktek ini adalah untuk mengetahu dan mempraktekkan
secara langsung mengenai cara pemilihan bahan baku , formulasi dan pengolahan
pakan ikan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pakan Buatan


Pakan merupakan makanan ataupun asupan yang diberikan untuk dimakan oleh
hewan termasuk juga pada ikan yang bertujuan sebagai sumber energi bagi
pertumbuhan dan kelangsungan hidupnya. Pakan berfungsi sebagai pertumbuhan dan
perlindungan bagi tubuh, sumber energi dan juga sebagai pengatur segala proses-
proses yang ada didalam tubuh. Ikan pada umumnya membutuhkan energi,
dikarenakan ikan tersebut harus terus berkembangbiak untuk dapat menghasilkan
keturunannya. Pakan yang baik adalah pakan yang mengandung nutrisi tinggi. Tetapi
apabila kesalahan dalam penentuan bahan pakan maka dapat berdampak pada
rendahnya kandungan nutrisi dan tingginya biaya pembuatannya (Muliantara, 2012).
Menurut KKP (2009), pakan untuk ikan dapat dibagi menjadi dua yaitu pakan
alami dan pakan buatan. Pakan alami merupakan pakan ikan yang terdapat dialam
yang berbentuk hidup dan sangat sulit untuk dikembangkan lebih lanjut. Sedangkan
pakan buatan adalah pakan yang dibuat dan telah diramu khusus oleh manusia,
dengan menggunakan beberapa bahan pakan yang dapat memenuhi nutrisi yang
diperlukan oleh ikan seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Dengan
adanya pakan buatan ini, maka kebutuhan makanan untuk ikan yang akan
dibudidayakan nantinya dapat terpenuhi sekaligus tidak bergantung terhadap pakan
alami.
Pakan buatan dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu pakan lengkap
(complete feed) dan pakan suplemen (suplemental feed). Pakan lengkap (complete
feed) adalah pakan yang diformulasikan sedemikian rupa sehingga memiliki semua
vitamin esensial dalam jumlah yang diperlukan oleh ikan. Sedangkan pakan
suplemen (suplemental feed) adalah pakan yang diformulasikan sedemikian rupa
sehingga mengandung protein dan energi yang memadai, tetapi mungkin kekurangan
akan mikronutrient tertentu. Pakan buatan yang berkualitas baik memiliki kriteria
yaitu kandungan gizi pakan terutama protein harus sesuai dengan kebutuhan ikan,
diameter pakan harus lebih kecil dari bukaan mulut ikan, kandungan gizi pada pakan
mudah diserap oleh tubuh ikan, pakan mudah dicerna oleh tubuh ikan dan memiliki
rasa yang disukai oleh ikan.

2.2. Pemilihan Bahan Baku


Umumnya bahan untuk pembuatan pakan pada ikan dapat digolongkan menjadi
dua yaitu bahan baku dan bahan tambahan. Bahan baku adalah bahan utama yang
digunakan dalam pembuatan pakan yaitu meliputi bungkil kedelai, tepung ikan dan
dedak halus. Sedangkan bahan tambahan adalah sebagai bahan pelengkap didalam
pembuatan pakan yaitu meliputi tepung terigu, tepung jagung dan minyak ikan.
Untuk dapat menghasilkan pakan ikan yang berkualitas baik, maka diperlukan
pemilihan bahan baku yang tepat dan juga sudah dapat memenuhi syarat-syarat untuk
pembuatan pakan. Syarat-syarat untuk memilih bahan baku yang baik yaitu
mengandung gizi yang tinggi, tidak beracun, mudah didapat, mudah diolah dan yang
paling terpenting tidak bersaing dengan kebutuhan pokok manusia.
Pemilihan bahan baku merupakan suatu faktor yang paling penting dalam suatu
pembuatan pakan. Karena hal tersebut dapat mempengaruhi kualitas dari ikan
budidaya yang akan dihasilkan. Bahan baku untuk pakan ikan dapat dibedakan
menjadi dua yaitu bahan baku yang berasal dari tumbuhan dan bahan baku yang
berasal dari hewan. Bahan baku yang berasal dari tumbuhan adalah penyumbang
banyak energi karena memiliki kandungan nutrisi yang cukup baik terutama
kandungan protein dan lemak yang lebih banyak. Sedangkan bahan baku yang berasal
dari hewan mengandung karbohidrat yang lebih rendah tetapi kandungan proteinnya
lebih tinggi dibandingkan dengan bahan baku yang berasal dari tumbuhan (Afrianto
dan Liviawaty, 2005).
2.3. Metode Formulasi Pakan
Dalam menyusun formulasi pada pakan ikan, maka ada beberapa metode yang
dapat digunakan, diantaranya yaitu sebagai berikut :
2.3.1. Metode Segi Empat (Pearson’s Square Method)
Metode segi empat (pearson’s square method) merupakan sistem pencampuran
pakan dengan memakai metode matematika secara sederhana. Metode ini mencoba
mengurangkan dan menambahkan komposisi zat- zat makanan yang dicampurkan.
Kelemahan sistem ini adalah tidak dapat menyusun bahan pakan dan kebutuhan zat-
zat makanan dalam jumlah yang banyak. Metode ini mengelompokkan bahan pakan
menjadi dua yaitu protein basal dan protein suplemen. Protein basal adalah bahan
baku pakan ikan baik yang berasal dari hewani maupun nabati dan limbah yang
mempunyai kandungan protein kurang dari 20%, sedangkan protein suplemen adalah
bahan baku pakan ikan baik yang berasal dari hewani maupun nabati dan limbah yang
mempunyai kandungan protein lebih dari 20% (Gusrina, 2008).
2.3.2. Metode Lembaran Kerja (Worksheet)
Metode lembaran kerja (worksheet) dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara
manual dan dengan menggunakan komputer. Penerapan metode ini dibantu oleh
sebuah tabel. Penerapan metode lembaran kerja (worksheet) ini biasanya diterapkan
pada pembuatan pakan, dimana jumlah pakan yang digunakan cukup banyak dan
kandungan nutrisi bahan baku, kebutuhan nutrisi ikan, ketersediaan nutrient untuk
ikan maupun batasan-batasan maksimum minimum dari berbagai bahan yang
digunakan telah diketahui. Penggunaan metode lembaran kerja (worksheet) ini
dengan menggunakan komputer adalah model atau cara yang paling akurat dan
mudah. Menerapkan metode ini dengan komputer, membutuhkan kemampuan dalam
menggunakan komputer program exel (Kordi, 2007).

2.4. Tahapan Pembuatan Pakan


Adapun tahapan-tahapan dalam pembuatan pakan ikan secara umum yaitu dapat
dilakukan sebagai berikut (Afrianto dan Liviawaty, 2005) :
2.4.1. Penimbangan
Setelah jumlah setiap bahan ditentukan, maka langkah selanjutnya adalah
menimbang bahan tersebut. Kebutuhan bahan dalam jumlah yang sedikit dapat
menggunakan timbangan biasa, sedangkan untuk pembuatan pakan ikan dalam
jumlah banyak dapat menggunakan timbangan yang kapasitasnya lebih besar.
Kebutuhan bahan yang akan digunakan untuk membuat pakan ikan disesuaikan
dengan penyusunan formulasi pakan yang telah ditentukan.
2.4.2. Penghalusan
Proses penghalusan menggunakan mesin penghalus. Tujuan utama penghalusan
adalah untuk merubah bentuk bahan-bahan menjadi bentuk partikel yang lebih kecil.
Penghalusan /penepungan juga akan mempermudah proses berikutnya, yaitu
pencampuran dan pencetakan/pemeletan. Bahan-bahan yang masih berbentuk biji-
bijian digiling dengan tujuan mendapatkan bentuk dan ukuran yang seragam,
sehingga dalam pencampuran pakan akan diperoleh bentuk yang seragam.
2.4.3. Pencampuran
Pencampuran bahan dimaksudkan agar seluruh bagian pakan yang dihasilkan
memiliki komposisi yang sama seperti komposisi yang telah direncanakan. Semakin
kecil dan seragam ukuran bahan baku pakan, maka juga akan semakin tinggi pula
kemungkinan terbentuknya campuran yang sama. Bahan yang relatif halus lebih
memungkinkan terbentuknya campuran yang sama..
2.4.4. Pencetakan
Setelah semua bahan tercampur merata, kemudian dicetak dengan menggunakan
alat pencetak sesuai dengan umur ikan. Ikan dengan umur dini (larva) biasanya diberi
pakan berbentuk tepung. Sedangkan stadia juvenil dan benih biasanya diberikan
pakan dalam bentuk crumble (pelet yang ukurannya diperkecil) dan ikan stadia lanjut
(dewasa) diberi pakan berbentuk pelet.
2.4.5. Pengeringan
Pengeringan adalah suatu metode untuk mengeluarkan atau menghilangkan
sebagian air dari suatu bahan dengan cara menguapkan air tersebut menggunakan
energi panas. Kadar air pelet bisa diturunkan dengan cara pengeringan terhadap pelet,
baik menggunakan cahaya matahari ataupun dengan menggunakan bantuan mesin
pengering. Selanjutnya pelet yang sudah kering dengan kadar air, jika kemasan dan
penempatannya benar maka kualitas dan kuantitasnya akan tetap bagus untuk waktu
penyimpanan yang relatif lama.
2.4.6. Pengemasan
Pada umumnya, pengemasan pakan buatan dimaksudkan untuk melindungi pakan
dari kerusakan fisik, kimia serta serangan mikroba dan serangga selama
pengangkutan atau penyimpanan. Untuk mencapai tujuan tersebut sifat bahan
pengemas sebaiknya memenuhi kriteria yaitu mampu melindungi pakan buatan dari
sumber cahaya, tidak bereaksi dengan pakan dan tidak mencemari pakan, sehingga
dapat melindungi pakan terhadap serangan mikroba, serangga, atau binatang lainnya.
2.4.7. Penyimpanan
Penyimpanan pakan buatan harus dilakukan agar pada saat digunakan kualitasnya
tidak banyak berubah. Ada dua faktor utama yang berpengaruh terhadap proses
kerusakan pakan buatan selama penyimpanan yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal yang utama merupakan aktivitas air dan proses oksidasi,
sedangkan faktor eksternal antara lain suhu, kelembapan, cahaya dan kandungan
nutrisi.

2.5. Analisis Kandungan Proksimat


proksimat atau disebut juga dengan uji kimia adalah suatu metode analisis kimia
untuk dapat mengetahui kandungan nutrisi pada pakan buatan seperti kandungan
protein, lemak, serat kasar, kadar abu dan kadar air. Bahan pakan akan selalu terdiri
dari zat-zat makanan yang diperlukan oleh ikan. Zat utama yang diperlukan oleh ikan
antara lain protein dan lemak yang baiknya diketahui sebelum menyusun formulasi
pakan. Untuk itu perlu dilakukannya analisis proksimat untuk mengetahui kandungan
proksimat yang ada pada pakan buatan tersebut (Saade dan Aslamyah, 2011).
BAB III
METODELOGI
3.1 waktu praktikum
Telah dilakuan praktikum Analisia Pakan dan Nutisi Yang berjudul Pemilihan
Bahan Baku, Formulasi Bahan Baku dan Pengolahan Pakan Pada Ikan di bulan
Novemeber tahun 2018 di perumahan si dodadi.
3.2. Alat dan Bahan
Alat:
1. Karung
2. Tumbukan
3. Belender
4. Terpal
5. Ayatan
6. Baskom
7. Timbangan
Bahan :
1. Cangakang kepiting
2. Amas tahu
3. Daun ubi
4. Limbah ikan
5. Keong bakau
3.3. Cara Kerja
1. cari bahan baku yang telah dipilih.
2. buat formulasi pakn teesebut menggunakan metode segi empat.
3. Jemur bahan baku yang telah di pilih sampai kering hingga mudah untuk di
haluskan
4. setealah di jemur haluskan bahan tersebut dengan tumbukan dan juga sebagian
bias menggunakan belender.
5. kemudia lakukan penimbangan bahan yang akan dipakai.
6. campurkn bahan-bahan yang akn di buat sebagai pakan.
7. kemudian di cetakkan
8. Disimpan
9. bahan tersebut telah dapat di manfaatkan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 hasil
Bahan
No Bahan baku Protein
1. Cangkang rajungan 32,95
2. Ampas tahu 21,6
3. Daun ubi 6,8
4. Keaong bakau 12,43
5. Ampas ikan 53,18

Bahan tambahan
No Nama bahan Takaran
1 Deskrim 5,4 gr
2 Vitamin 0,4

4.2 pembahasan
Bahan yang telah disiapkan di haluskan terlebih dahulu agar nilai kandungan gizi
lebih optimal.Dalam pembuatan pakan pelet ini juga menggunakan bahan tambahan,
yang berguna untuk menunjang kandungan nutrisi dalam pakan sekaligus memberi
bentuk pada pakan. Bahan tambahan yang kami pakai adalah deskrim sebanyak 5,4 gr
dan vitamin sebaanyak 0,4.
Penghitungan Formulasi Pakan
Pakan yang akan dibuat harus memiliki kadar protein sebesar 25%.Bahan baku
yang digunakan dalam pembuatan pakan pelet ada 5 yaitu : tepung limbah ikan,
tepung cangkang rajungan , tepung ampas tahu, tepung daun ubi dan juga tepung
keong bakau.
Dari bahan baku yang telah disiapkan kita dapat membedakan bahan baku
menjadi dua, yaitu bahan baku utama dan bahan baku penunjang. Perbedaan ini
dilihat dari kandungan protein yang tekandung dalam bahan baku tersebut.
Adapun bahan baku yang telah dibedakan tersebut yaitu :
a. Bahan baku utama :Tepung limbah Ikan(53,18%)
:tepung cangkang rajunga (32,95%)
b. Bahan baku penunjang : 1. Tepung ampas tahu (21,6 %)
2. Tepung daun ubi (6,8 %)
3.Tepung keong bakau (12,4%)
Setelah dibedakan antara bahan baku utama dan bahan baku penunjang
langkah selanjutnyaadalah penghitungan formulasi pakan pelet dengan kadar protein
sebesar 25%.

Penghitungan :
Bahan baku utama :Tepung limbah ikan 1 bagian × 53,18%

:Tepung Cangkang Rajungan 1 bagian x 32,95%

Jumlah : 43,06 %

Bahan baku penunjang : Tepung ampas tahu 1 bagian × 21,6%


:Tepung daun ubi 1 bagian × 6,8 %
:Tepung Keong bakau 1 bagian x 12,4 %

Jumlah :13,6 %
PU = 43,06 % %

25%

PB = 13,6 % 10,6 %
+
27,87%
Protein Yang Dibutuhkan
17,27
c. PU : = 27,87 × 1719,7𝑔𝑟 = 1065, 63 𝑔𝑟
10,6
d. PP : = 27,87 × 1719,7𝑔𝑟 = 654,06 𝑔𝑟

KELOMPOK UTAMA (PU)

 Tepung Ikan =1 bagian

= 1 x 1065,63 gr

= 1065,63 𝑔𝑟

KELOMPOK PENUNJANG (PP)

 Tepung Jagung =1 bagian

1
= × 654,06
2

= 327,03 𝑔𝑟

 Dedak = 327, 03 gr

Setelah dihitung formulasi pembuatan pakan tersebut, dapat ditentukan


jumlah bahan baku yang akan digunakan :
 Tepung Ikan = 1065, 63 gr
 Tepung jagung = 327, 03 gr
 Dedak = 327,03 gr

Selain bahan baku diatas, dalam pembuatan pakan juga menggunakan


bahan tambahan yaitu :
 Premiks = 2% × 2000gr = 40gr
 Minyak ikan = 2% × 2000gr =40gr
 Tepung tapioca = 10% × 2000gr =200gr
 Anti jamur = 0,15 gr/kg × 2kg =0,30gr
BAB V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, Eddy dan Evi Liviawaty. 2005. Pakan Ikan. Yogyakarta: Kanasius.
Gusrina. 2008. Budidaya Ikan. Edisi Pertama. Departemen Pendidikan Nasional,
Jakarta.
Muliantara, Agus. 2012. Penentuan Komposisi Bahan Pakan Ikan Lele yag Optimal
dengan Menggunakan Metode Iwo-Subtractive Clustering. Jurnal Ilmu
Komputer. Vol. 5, No. 2 : 23-28.
Raflie. 2007. Rancang Bangun Mesin Pencentak Pelet. [Skripsi]. Medan:
Politeknik Negeri Medan.
Saade, E., S., dkk. 2011. Kualitas Pakan Buatan Udang Windu, Penaeus monodon
yang Menggunakan Berbagai Dosis Tepung Rumput Laut, Gracillaria gigas
sebagai Bahan Perekat. Jurnal Akuakultur Indonesia, 10:59-66.

Anda mungkin juga menyukai