Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM NUTRISI IKAN

“IDENTIFIKASI BAHAN BAKU PAKAN”

Kelompok 4 / Perikanan A

Fadhilah Rayafi Varselia 230110140012


Yohanes Bagas Pramudya 230110140025
Maryam Nurlatifah 230110140026
Nur Annisa Diva Rizki Utami 230110140033
Iis Risnawati 230110140034
Arief Hidayatullah 230110140041

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT., berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Akhir Praktikum Nutrisi Ikan
“Identifikasi Bahan Baku Pakan”. Shalawat serta salam tak lupa kami panjatkan
pada nabi akhirul zaman Nabi Muhammad saw.
Penulis menyadari bahwa dalam pengerjaan laporan akhir praktikum ini
terdapat kelemahan dan kekurangan dalam segi materi yang menunjangnya,
seperti pepatah “Tiada gading yang tak retak”. Maka dari itu kritik dan saran dari
pembaca sangat diharapkan sebagai acuan untuk melahirkan karya-karya tulis
yang lebih baik lagi.
Semoga apa yang ada didalam paper ini dapat memberikan pengetahuan
lebih. Akhirul kalam, terima kasih atas segala perhatian dari para pembaca.

Jatinangor, Juni 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

Bab Halaman
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
DAFTAR TABEL........................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................iv
I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Tujuan...................................................................................................2

II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................3
2.1 Identifikasi dan Pemilihan Bahan Baku Pakan.....................................3
2.2 Bahan Baku Nabati...............................................................................3
2.2.1 Jagung....................................................................................................3
2.2.2 Dedak....................................................................................................4
2.2.3 Bungkil Kacang Kedelai.......................................................................5
2.2.4 Minyak Nabati.......................................................................................5
2.2.5 Hijauan..................................................................................................5
2.3 Bahan Baku Hewani..............................................................................6
2.3.1 Tepung Ikan..........................................................................................6
2.3.2 Tepung Darah........................................................................................6
2.3.3 Tepung Tulang......................................................................................6
2.3.4 Zat Gizi..................................................................................................7

III METODOLOGI............................................................................................9
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum..............................................................9
3.2 Alat dan Bahan Praktikum Identifikasi Bahan Baku Pakan..................9
3.1 Prosedur Identifikasi Bahan Baku Pelet................................................9

V PENUTUP...................................................................................................16
5.1. Kesimpulan.........................................................................................16
5.2 Saran....................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................17

LAMPIRAN................................................................................................18

ii
DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman


1. Komposisi Jagung...........................................................................................4
2. Kandungan Nutrisi Dedak..............................................................................4
3. Komposisi Gizi Bungkil Kedelai....................................................................5
4. Kandungan nutrisi tepung ikan.......................................................................6
5. Hasil Pengamatan Praktikum........................................................................11

iii
DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman


1. Prosedur Praktikum......................................................................................18
2. Dokumentasi kegiatan praktikum.................................................................19

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pakan adalah makanan atau asupan
untuk hewan peliharaan yang diberikan
sebagai sumber energi serta terdapat nilai
gizi didalamnya.Nilai gizi yang seimbang
baik untuk kesehatan, pertumbuhan, dan
hasil panen yang optimum.Pakan yang
berkualitas kegizian dan fisik merupakan
kunci untuk mencapai tujuan-tujuan
produksi dan ekonomis budidaya
ikan.Pengetahuan tentang gizi ikan dan
pakan ikan berperan penting di dalam
mendukung pengembangan budidaya
ikan. Bagi pembudidaya ikan pengetahuan
tentang gizi bahan baku dan pakan
merupakan sesuatu yang sangat kritis
karena pakan menghabiskan biaya 40-
50% dari biaya produksi.
Bahan – bahan baku yang dipakai
dalam pembuatan pakan berfungsi sebagai
sumber protein, energy, mineral, dan
vitamin. Faktor utama yang harus
diperhatikan dalam pemeliharaan bahan
pakan adalah kandungan nutrisi bahan,
tingkat kecernaan, ketersediaan,
kontinuitas dan harga.Bahan – bahan ini
bisa didapatkan dari tumbuhan (nabati)
dan hewan (hewani). Penggunaan bahan

1
baku lokal potensial untuk kepentingan
budidaya tidak hanya berfungsi untuk
menekan biaya produksi tetapi sekaligus
menjamin kontinuitas bahan untuk
kepentingan pembuatan pakan.
Bahan pakan dapat di identifikasi
secara fisik didasarkan pada faktor :
jenis / asal dan jumlah ketersediaan
dilapangan, ciri fisik mencngkup ( basah,
kering, bulky, kasar, halus ), cara
pengolahan pakan ( digiling, difermentasi,
dipanaskan, diekstraksi,) biaya produksi,
transportasi, dan pengolahan.
Bahan baku untuk membuat pellet
yaitu terdiri dari bahan pakan sumber
protein basal, sumber protein suplemen
dan bahan baku pakan food addictive.
Setiap bahan baku memiliki kandungan
protein yang berbeda-beda.

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum
Identifikasi Bahan Pakan yaitu untuk
mengetahui bahan yang digunakan
dalam pembuatan pelet ikan serta dapat
membedakan bahan baku yang sering
digunakan untuk membuat pakan ikan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Identifikasi dan Pemilihan Bahan Baku Pakan


Dalam membuat pakan buatan untuk
ikan, hal pertama yang harus
dipertimbangkan, adalah persyaratan bahan
baku untuk pakan, yaitu :
1) Bahan baku pakan tidak boleh bersaing dengan bahan makanan manusia.
Bila manusia banyak membutuhkannya, bahan baku ini tidak boleh
diberikan kepada ikan.
2) Bahan baku ini harus tersedia dalam waktu lama, atau ketersediaannya
harus kontinyu. Bahan baku yang pada suatu saat ada dan kemudian lenyap,
harus dihindari. Padi yang diproduksi secara massal dan nasional, tentu
menyebabkan ketersediaan dedak dan bekatul untuk ternak juga melimpah
ruah. Sebaliknya untuk bahan baku yang diproduksi secara terbatas, juga
akan menghasilkan bahan secara terbatas pula.
3) Harga bahan baku; walaupun bisa digunakan, tapi bila harganya mahal
maka penggunaan bahan atau peran bahan baku itu sebagai bahan baku
sudah tersisihkan. Sebenarnya murah atau mahalnya bahan baku itu harus
dinilai dari manfaat bahan itu, yang merupakan cermin dari kualitas bahan
tersebut. Tepung ikan, misalnya harganya memang mahal, tetapi bila
dibandingkan dengan kandungan proteinnya yang tinggi dan kelengkapan
asam aminonya, maka penggunaan tepung ikan menjadi murah.
4) Kualitas gizi bahan baku, menjadi persyaratan penting lainnya. Walaupun
harganya murah, banyak terdapat di Indonesia, dan ketersediaannya
kontinyu, tetapi bila kandungan gizinya buruk, tentu bahan baku ini tidak
dapat digunakan.

3
2.2 Bahan Baku Nabati
2.2.1 Jagung
Selain jagung kuning, masih ada 2
warna lagi, pada jagung (Zea mays), yaitu
jagung putih dan jagung merah. Diantara
ketiga warna itu, jagung merah dan jagung
putih jarang terlihat di Indonesia. Jagung
kuning merupakan bahan baku ternak dan
ikan yang populer digunakan di Indonesia
dan di beberapa negara. Jagung kuning
digunakan sebagai bahan baku penghasil
energi, tetapi bukan sebagai bahan sumber
protein, karena kadar protein yang rendah
(8,9%), seperti yang terlihat pada tabel 1,
bahkan defisien terhadap asam amino
penting, terutama lysin dan triptofan.

Tabel 1. Komposisi Jagung


Nutrisi Kuantitas
Bahan kering 75-90 %
Serat kasar 2%
Protein kasar 8,9 %
Lemak kasar 3,5 %
Energi gross 3918 Kkal/kg
Niacin 26,3 mg/kg
TDN 82 %
Kalsium 0,02 %
Fosfor 3000 IU/kg
Asam Pantotenat 3,9 mg/kg
Riboflavin 1,3 mg/kg
Tiamin 3,6 mg/kg

2.2.2 Dedak
Dedak merupakan limbah proses
pengolahan gabah, dan tidak dikonsumsi

4
manusia, sehingga tidak bersaing dalam
penggunaannya. Dedak mengandung
bagian luar beras yang tidak terbawa, tetapi
tercampur pula dengan bagian penutup
beras itu.Hal ini mempengaruhi tinggi-
rendahnya kandungan serat kasar dedak.
Tabel 2. Kandungan Nutrisi Dedak
Nutrisi Kuantitas
Bahan kering 91 %
Protein kasar 13,5 %
Lemak kasar 0,6 %
Serat kasar 13 %
Energi metabolis 1890 kal/kg
Kalsium 0,1 %
Total fosfor 1,7 %
Asam pantotenat 22 mg/kg
Riboflavin 3 mg/kg
Tiamin 22,8 mg/kg

2.2.3 Bungkil Kacang Kedelai


Selain sebagai bahan pembuat
temped an tahu, kacang kedelai mentah
mengadung “penghambat trypsin“ yang
harus dihilangkan oleh pemanasan atau
metode lain. Sedangkan bungkil kacang
kedelai merupakan limbah dari proses
pembuatan minyak kedelai. Yang menjadi
faktor pembatas pada penggunaan kedelai
ini adalah asam amino metionin.
Tabel 3. Komposisi Gizi Bungkil Kedelai
Nutrisi Kuantitas
Protein kasar 42-50 %
Energi metabolis 2825-2890 Kkal/kg
Serat kasar 6%

5
2.2.4 Minyak Nabati
Penggunaan minyak diperlukan pada
pembuatan pakan ikan yang membutuhkan
pasokan energi tinggi, yang hanya dapat
diperoleh dari minyak.Minyak nabati yang
digunakan hendaknya minyak nabati yang
baik, tidak mudah tengik dan tidak mudah
rusak.Penggunaan minyak nabati yang
biasanya berasal dari kelapa atau sawit
pada umumnya berkisar antara 2 – 6 %.

2.2.5 Hijauan
Sebagai bahan campuran pakan, kini
hijauan mulai dilirik kembali, karena
ternyata sampai batasan tertentu hijauan
dengan protein tinggi dapat mensubstitusi
tepung ikan. Hijauan yang dimaksud antara
lain azola, turi dan daun talas, yang bila
akan digunakan harus diolah terlebih
dahulu, yakni pengeringan (oven atau
panas matahari) tapi tidak boleh merusak
warna, lalu penggilingan dan pengayakan.

2.3 Bahan Baku Hewani


2.3.1 Tepung Ikan
Berasal dari ikan sisa atau buangan
yang tidak dikonsumsi oleh manusia, atau
sisa pengolahan industri makanan ikan,
sehingga kandungan nutrisinya beragam,
tapi pada umumnya berkisar antara 60 –
70%. Tepung ikan merupakan pemasok

6
lysin dan metionin yang baik, dimana hal
ini tidak terdapat pada kebanyakan bahan
baku nabati. Mineral kalsium dan
fosfornya pun sangat tinggi, dan karena
berbagai keunggulan inilah maka harga
tepung ikan menjadi mahal.
Tabel 4. Kandungan nutrisi tepung ikan
Nutrisi Kuantitas
Protein kasar 60-70 %
Serat kasar 1%
Kalsium 5%
Fosfor 3%

2.3.2 Tepung Darah


Merupakan limbah dari rumah
potong hewan, yang banyak digunakan
oleh pabrik pakan, karena protein kasarnya
tinggi.Walaupun demikian ada pembatas
“religius” dan “dampak kesehatan”. Baik
buruknya tepung darah yang digunakan
sebagai bahan baku dari segi kesehatan,
tergantung pada bagaimana bahan itu
diperoleh dari rumah potong hewan. Bila
berasal dari penampungan yang bercampur
kotoran, tentu bahan ini tidak layak
digunakan, tapi bila berasal dari
penampungan yang bersih, maka tepung ini
memenuhi syarat sebagai bahan baku
pakan. Kelemahan dari tepung darah
adalah miskin isoleucin dan rendah
kalsium dan fosfor, juga bila dipakai lebih
dari 5% akan menimbulkan efek “bau
darah” pada ikan.

7
2.3.3 Tepung Tulang
Berasal dari tulang-tulang dengan
sedikit daging yang melekat, kemudian
dikeringkan dan digiling, di pasaran biasa
disebut tepung tulang. Bahan ini dapat
digunakan antara 2,5 – 10% dalam formula
pakan dan lebih bersifat sebagai
pendamping tepung ikan. Bila digunakan
berlebihan, tentu tidak menguntungkan,
karena kalsium akan terlalu banyak
sehingga menurunkan selera makan.
2.3.4 Zat Gizi
Seperti halnya hewan lain, ikan pun
membutuhkan zat gizi tertentu untuk
kehidupannya, yaitu untuk menghasilkan
tenaga, menggantikan sel-sel yang rusak
dan untuk tumbuh. Zat gizi yang
dibutuhkan adalah : protein, lemak,
karbohidrat, vitamin, mineral dan air.
a. Protein
Protein sangat diperlukan oleh tubuh
ikan, baik untuk pertumbuhan maupun
untuk menghasilkan tenaga.Protein nabati
(asal tumbuh-tumbuhan), lebih sulit
dicernakan daripada protein hewani (asal
hewan), hal ini disebabkan karena protein
nabati terbungkus dalam dinding selulosa
yang memang sukar dicerna.
Pada umumnya, ikan membutuhkan
protein lebih banyak daripada hewan-

8
hewan ternak di darat (unggas dan
mamalia).Selain itu, jenis dan umur ikan
juga berpengaruh pada kebutuhan
protein.Ikan karnivora membutuhkan
protein yang lebih banyak daripada ikan
herbivora, sedangkan ikan omnivora
berada diantara keduanya.Pada umumnya
ikan membutuhkan protein sekitar 20 –
60%, dan optimum 30 – 36%.Protein
nabati biasanya miskin metionin, dan itu
dapat disuplau oleh tepung ikan yang kaya
metionin.
b. Lemak
Nilai gizi lemak dipengaruhi oleh
kandungan asam lemak esensialnya yaitu
asam-asam lemak tak jenuh atau PUFA
(Poly Unsaturated Fatty Acid) antara lain
asam oleat, asam linoleat dan asam
linolenat. Asam lemak esensial ini banyak
terdapat di tepung kepala udang, cumi-
cumi dll. Kandungan lemak sangat
dipengaruhi oleh faktor ukuran ikan,
kondisi lingkungan dan adanya sumber
tenaga lain. Kebutuhan ikan akan lemak
bervariasi antara 4 – 18%.
c. Karbohidrat
Karbohidrat atau hidrat arang atau zat
pati, berasal dari bahan baku nabati. Kadar
karbohidrat dalam pakan ikan, dapat
berkisar antara 10 – 50%.Kemampuan ikan
untuk memanfaatkan karbohidrat ini

9
tergantung pada kemampuannya untuk
menghasilkan enzim pemecah karbohidrat
(amilase). Ikan karnivora biasanya
membutuhkan karbohidrat sekitar 12%,
sedangkan untuk omnivora kadar
karbohidratnya dapat mencapai 50%.
d. Vitamin
Apabila ikan kekurangan vitamin,
maka gejalanya adalah nafsu makan hilang,
kecepatan tumbuh berkurang, warna
abnormal, keseimbangan hilang, gelisah,
hati berlemah, mudah terserang bakteri,
pertumbuhan sirip kurang sempurna,
pembentukan lendir terganggu dll. Agar
ikan tetap sehat, suplai vitamin harus
kontinyu, tapi kebutuhan akan vitamin
dipengaruhi oleh ukuran ikan, umur,
kondisi lingkungan dan suhu air.
e. Mineral
Mineral adalah bahan an-organik yang
dibutuhkan oleh ikan untuk pembentukan
jaringan tubuh, proses metabolisma dan
mempertahankan keseimbangan
osmotis.Mineral yang penting untuk
pembentukan tulang, gigi dan sisik adalah
kalsium, fosfor, fluorine, magnesium, besi,
tembaga, kobalt, natrium, kalium, klor,
boron, alumunium, seng, arsen,
dll.Makanan alami biasanya telah cukup
mengandung mineral, bahkan beberapa
dapat diserap langsung dari dalam

10
air.Namun pada umumnya, mineral-
mineral itu didapatkan dari makanan. Oleh
karena itu, beberapa macam mineral yang
penting perlu kita tambahkan pada proses
pembuatan pakan.
Selain kandungan gizi, ada
beberapa bahan tambahan dalam meramu
pakan buatan. Bahan-bahan ini cukup
sedikit saja, diantaranya : antioksidan,
perekat dan pelezat. Sebagai antioksidan
atau zat anti tengik dapat ditambahkan
fenol, vitamin E, vitamin C, etoksikuin,
BHT, BHA dan lain-lain dengan
penggunaan 150 – 200 ppm. Beberapa
bahan dapat berfungsi sebagai perekat
seperti agar-agar gelatin, tepung kanji,
tepung terigu dan sagu, dengan pemakaian
maksimal 10%.Bahan perekat ini menjadi
penting pada pembuatan pakan udang,
sebab pakan udang harus mempunyai
ketahanan yang tinggi, agar tidak cepat
hancur dalam air.Sebagai pelezat, pada
umumnya dipakai garam dapur sebanyak
2%.

11
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum Nutrisi Ikan mengenai Identifikasi Bahan Baku Pakan
dilaksanakan pada hari Senin 8 Mei 2017 pukul 13.00 WIB di Laboratorium
Akuakultur Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjran.

3.2 Alat dan Bahan Praktikum Identifikasi Bahan Baku Pakan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut
:
1) Ekstrak enzim kasar papain
2) Vita Chicks
3) Tepung ikan
4) Fermentasi bungkil kedelai
5) Tepung lemna
6) Tepung kecipir
7) Lemna kering
8) Tepung sagu
9) Maizena
10) Tepung tulang
11) Minyak ikan
12) Tepung kedelai
13) Dedak

3.1 Prosedur Identifikasi Bahan Baku Pelet


Prosedur pelaksanaan praktikum identifikasi bahan baku pakan adalah
sebgaai berikut :
1) Sampel bahan diambil dengan sendok plastic dari wadah atau toples
2) Pengamatan dilakukan secara fisik yang meliputi penglihatan, perabaan
dan penciuman dari bahan baku tersebut

9
3) Perabaan : Mengamati tekstur bahan dengan meraba sampel oleh telunjuk
tangan, apakah cair, butiran, halus, kasar, lengket dsb. Meraba dengan
ujung jari bagaimana tekstur bahan tersebut.
4) Penglihatan : Melihat karakter warna dan bentuk bahan pakan. Warna dan
bentuk bisa menunjukkan asal bakteri &cara pengolahan
5) Penciuman : Mengangkat sampel (dalam wadah alumunium foil) ke atas
tangan kiri, kemudian mengibas-ibaskan sedikit agar tercium aroma khas.
Mengidentifikasi apakah berasal dari hewani/nabati untuk tepung halus
jangan sampai terisap.

10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Hasil dari praktikum identifikasi bahan baku pembuatan pakan diperoleh berupa data pengamatan sebagai berikut :
Tabel 5. Hasil Pengamatan Praktikum
Keteranga Kandungan
No Bahan baku Asal Bahan Warna Bentuk Tekstur Aroma
n Protein
1 Ekstrak enzim Pepaya Coklat muda Serbuk Halus tidak Bau gula Nabati 23,09 %
kasar papain rata merah
2 Vita chicks Vitamin Oranye Serbuk Halus Bau obat Nabati 0%
nichotiak
3 Fermentasi Kedelai Krem Serbuk Halus Bau Nabati 44-51 %
bungkil kedelai fermentasi
kedelai
4 Tepung lemna Lemna Hijau tua Serbuk Sedikit kasar Bau Nabati 25,35 %
tumbuhan
kering
5 Tepung kecipir Kecipir Putih tulang Serbuk Kasar Bau Nabati 32,5 %
kecipir
6 Lemna kering Lemna Coklat tua Serpihan Kasar Bau daun Nabati 10-43 %
kering
7 Tepung ikan Ikan Coklat Serbuk Kasar Bau ikan Hewani 65 %
asin kering
8 Tepung sagu Sagu Putih susu Serbuk Halus Bau khas Nabati 0,7 %
sagu
9 Maizena Jagung Putih susu Serbuk Halus Bau khas Nabati 0,3 %

11
jagung
10 Tepung tulang Tulang ikan Putih keruh Serbuk Halus Bau tulang Hewani 55,60 %
kering
11 Minyak ikan Hati ikan Kuning Cair dalam Encer Bau amis Hewani 100 gram
bening kapsul
12 Tepung kedelai Kedelai Kuning Serbuk Halus Bau khas Nabati 37,9 %
kacang
13 Dedak Kulit padi Krem Creamble Agak kasar Bau khas Nabati 12-18 %
dedak

12
4.2 Pembahasan
4.2.1 Karakteristik Bahan Pakan Ikan Sumber Protein Basal
Berdasarkan pengamatan kelompok kami yang termasuk bahan pakan ikan
sumber protein basal yaitu Ekstak Enzim Kasar Papain, Tepung Dedak dan
Tepung Kedelai. Dedak mengandung protein kasar 13.3%, lemak kasar 1,3%,
serat kasar 16 % dan BETN 13%. Dedak padi ini adalah bahan yang berasal dari
kulit padi (nabati), termasuk bahan baku pakan komersil golongan 5. Pollard
adalah hasil sampingan dari proses pembuatan tepung terigu.
Tepung Kedelai mengandung “penghambat trypsin” yang harus
dihilangkan oleh pemanasan atau metoda lain, sedangkan bungkil kacang kedelai,
merupakan limbah dari proses pembuatan minyak kedelai. Kandungan tepung
kedelai seperti protein kasar : 42 – 50 %, energi metabolis : 2825 - 2890 Kkal/kg,
serat kasar : 6 %. Yang menjadi faktor pembatas pada penggunaan kedelai ini
adalah asam amino metionin.
Enzim Papain merupakan enzim protease yang terkandung dalam getah
papaya, baik dalam buah, batang maupun daunnya. Sebagai enzim yang
berkemampuan sebagai memecahkan molekul protein. Beberapa penelitian telah
menunjukkan bahwa enzim protease dalam tanaman pepaya dapat meningkatkan
pertumbuhan dan FCR (konversi pakan) beberapa jenis ikan. Penambahan tepung
daging pepaya (simplisia) dalam pakan komersial dengan dosis berkisar 5 – 15 %
menunjukkan terjadinya peningkatan laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup,
serta FCR yang semakin rendah pada ikan lele, patin, gurami, dan nila. Pemberian
tepung daun pepaya sebanyak 5 % memberikan laju pertumbuhan tertinggi 1.704
%, konversi pakan 1.648, dan kelangsungan hidup 100 % bagi benih ikan lele
sangkuriang (Nugraha, 2016).
Sedangkan penggunaan dalam bentuk enzim murni memerlukan dosis
yang lebih kecil, yaitu berkisar 2,25 - 2,5 % dalam pakan. Meskipun peningkatan
pertumbuhan yang nilainya kecil, namun sudah menunjukkan bahwa tanaman
pepaya memiliki kemampuan enzimatis untuk membantu memecah protein dalam
pakan.

13
  Adapun kemampuannya terkait pada jumlah enzim dan aktivitas enzim
protease yang terkandung di dalam pepaya. Analisis aktivitas enzim protease buah
pepaya menunjukkan nilai hanya 2,16 Unit/mg protein sedangkan nilai aktivitas
enzim protease murni mencapai 32,88Unit/mg protein.

4.2.2 Karakteristik Bahan Pakan Ikan Sumber Protein Suplemen


Berdasarkan pengamatan kelompok kami yang termasuk bahan pakan ikan
sumber protein suplemen yaitu tepung tulang, tepung ikan dan Tepung Lemna.
Tepung tulang mengandung protein kasar 70%, lemak kasar 2,4%, serat kasar
4,8% dan abu 3,8%. Cara pengolahan tepung tulang ini dimulai dari
membersihkan kotoran dan daging pada tulang.Kemudian dilakukan perebusan
selama 30 menit.Hal ini dilakukan agar pada saat penggilingan tidak terlalu
sulit.Setelah direbus, tulang kemudian dijemur sampai kering. Setelah kering
tulang ditumbuk dan dijemur lagi, hal ini untuk memudahkan proses penggilingan
menjadi tepung (Mujiman, 2003). Tepung tulang ini adalah sumber protein
berasal dari hewan (hewani), termasuk bahan baku pakan konvensional.
. Tepung ikan mengandung protein kasar 50-70%, lemak kasar 4,5%, serat
kasar 1,1%, abu 16,1% dan BETN 7,1%. Tepung ikan ini adalah sumber protein
berasal dari hewan (hewani), termasuk bahan bakupakan konvensional dan
golongan 5. Tepung ikan merupakan bahan/ kompnen utama dalam pembuatan
pakan ikan.Tepung ikan dianggap paling utama karena kandungan protein nya
melebihi tepung-tepung lainnya.
Duckweed (Lemna minor) adalah tanaman air kecil yang ditemukan
tumbuh mengapung diatas air dengan tingkat penyebaran yang sangat luas
diseluruh dunia dan potensial sebagai sumber hijauan pakan yang
berkualitas tinggi bagi ternak. Secara umum dengan kandungan protein > 43 %,,
sekitar 35-45%. lemak 5 % dan bahan kering yang mudah dicerna, duckweed
berpotensi untuk bahan substitusi sumber protein dalam pakan unggas maupun
akuatika.

14
4.2.3 Karakteristik Bahan Pakan Ikan Tambahan (Feed Additive)
Feed additive yaitu bahan makanan pelengkap yang dipakai sebagai
sumber penyedia vitamin-vitamin, mineral-mineral dan antibiotik (Anggorodi,
1985). Fungsi dari Feed additive yaitu untuk menjaga dan mempertahankan
kesehatan tubuh ikan terhadap serangan penyakit dan pengaruh stress,
merangsang pertumbuhan ikan dan meningkatkan nafsu makan ikan. Berdasarkan
hasil identifikasi bahan pakan ikan yang termasuk bahan pakan ikan tambahan
yaitu tepung sagu, vita chick dan biji kecipir halus. Tepung sagu mengandung
kadar air 14,8 %, protein 1,9 %, lemak 0,3%, karbohidrat 91,9 %, serat kasar 1,7
% dan abu 4,2 %. Komponen terbesar pada tepung sagu yaitu pati.Tepung sagu
berasal dari sagu yang berfungsi sebagai bahan perekat, sebagai sumber protein
nabati (tumbuhan) termasuk bahan baku pakan inkonvensional.
Vita Chick adalah serbuk larut air berwarna coklat muda dengan
kandungan multivitamin dikombinasikan dengan growth promoter antibioticuntuk
meningkatkan pertumbuhan anak ayam.Fungsi dari vita chick adalah Untuk
merangsang pertumbuhan (mencegah pertumbuhan lambat/tidak rata), mencegah
kekurangan vitamin, mengatasi stres (gangguan karena perubahan cuaca,
vaksinasi, perjalanan, pindah kandang), meningkatkan daya tahan tubuh terhadap
penyakit dan mengurangi angka kematian yang tinggi.
Menurut Del Rosario et al. (1981) biji kecipir mengandung protein tinggi
sekitar 31,26-34,46% dengan kandungan lemak 14,20-14,98%. Sedangkan
menurut NAS (1981) biji lemak mengandung lemak berkisar antara 15-20%, lebih
tinggi dibandingkan dengan biji kedelai.
Biji kecipir dapat digunakan sebagai bahan pakan sumber protein alternatif.
Biji kecipir yang berwarna putih dapat digunakan dalam jumlah banyak. Namun,
biji yang berwarna cokelat atau merah penggunaannya terbatas karena adanya
tanin yang merupakan zat antinutrien. Beberapa pengolahan seperti perendaman
dapat mengurangi kandungan tanin biji kecipir.

15
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari pratikum Identifikasi bahan baku pakan yaitu :
Bahan baku untuk membuat pakan yaitu terdiri dari bahan pakan sumber
protein basal, sumber protein suplemen dan bahan baku pakan food addictive.
Bahan baku pakan sumber protein basal diantaranya : Ekstak Enzim Kasar
Papain, Tepung Dedak dan Tepung Kedelai. Bahan baku pakan sumber protein
suplemen diantaranya : tepung tulang, tepung ikan dan Tepung Lemna.. Bahan
baku food addictive diantaranya : tepung sagu,vita chick dan biji kecipir halus.
Setiap bahan memiliki warna, aroma, tekstur dan bentuk yang berbeda. Setiap
bahan pula memiliki kandungan protein atau kandungan nutrisi yang berbeda.

5.2 Saran
Sebaiknya dalam memilih bahan baku pakan harus memperhatikan
kandungan gizi dalam bahan pakan tersebut.

16
DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, E dan E, Liviawaty.2005. Pakan Ikan dan Perkembangannya. Kanisius:


Yogyakata.
Anonim. 2014. Info Produk Vita Chicks. Diakses dari
https://info.medion.co.id/lain-lain.html?catid=0&id=552 pada tanggal
28 Mei 2017 pukul 17.02
Anonim. 2012. Pakan Ternak. Diakses dari http://marisukses.com/pakan-ternak-
limbah-sumber-energi-tinggi/. Pada tanggal 28 Mei 2017 pukul 16.45
Boisen, S., Hvelplund, T., & M.R. Weisbjerg. 2000. Ideal Amino Acid Profile As
A Basis For Feed Protein Evaluation. Livestock production science
64: 239-251.
Herry.2008. Pengenalan Bahan Baku Pakan.Artikel.Balai Besar Pengembangan
Budidaya Air Tawar Sukabumi.
Siregar, A. 2009. Pakan ikan Alami. Kanasius: Yogyakarta
Sutikno, E. 2011. Pembuatan Pakan Buatan Ikan Bandeng. Direktorat Jendral
Perikanan Budidaya Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau
Jepara: Jakarta.

17
LAMPIRAN

Lampiran 1. Prosedur Praktikum

Sampel bahan diambil dengan sendok plastic dari wadah atau toples

Pengamatan dilakukan secara fisik yang meliputi penglihatan, perabaan dan


penciuman dari bahan baku tersebut

Perabaan : Mengamati tekstur bahan dengan meraba sampel oleh telunjuk


tangan, apakah cair, butiran, halus, kasar, lengket dsb. Meraba dengan ujung jari
bagaimana tekstur bahan tersebut.

Penglihatan : Melihat karakter warna dan bentuk bahan pakan. Warna dan
bentuk bisa menunjukkan asal bakteri &cara pengolahan

Penciuman : Mengangkat sampel (dalam wadah alumunium foil) ke atas tangan


kiri, kemudian mengibas-ibaskan sedikit agar tercium aroma khas.
Mengidentifikasi apakah berasal dari hewani/nabati untuk tepung halus jangan
sampai terisap.

18
Lampiran 2. Dokumentasi kegiatan praktikum

Biji Kecipir Halus Tepung Lemna

Ekstrak Enzim Kasar Papain Vita Chicks

Minyak Ikan Tepung Bungkil Kedelai Fermentasi

19
Tepung Tulang Tepung Lemna

Tepung Kedelai Tepung Sagu

Tepung Ikan Dedak

20

Anda mungkin juga menyukai