Anda di halaman 1dari 14

PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR

(Laporan Praktikum Manajemen Kesehatan Ikan)

Oleh

Agus Wibowo
1714111029
Kelompok 3

JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN


PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Praktikum : Penyakit yang disebabkan oleh jamur


Waktu Praktikum : Rabu, 2 Oktober 2019
Tempat Praktikum : Laboratorium Perikanan dan Kelautan
Nama : Agus Wibowo
NPM : 1714111029
Kelompok :3
Jurusan : Perikanan dan Kelautan
Fakultas : Pertanian
Universitas : Universitas Lampung

Bandar Lampung, 2 Oktober 2019


Mengetahui,
Asisten Dosen

Yeni Anggraeni
NPM. 16141110064
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kegiatan budidaya, penyakit ikan merupakan aspek penting yang harus

selalu dikontrol dan dikendalikan. Salah satu penyebab penyakit pada ikan adalah

Jamur. Jamur menjadi faktor penganggu dalam keberlangsungan budidaya, karena

mengakibatkan rendahnya Survival Rate pada ikan budidaya. Lingkungan yang

buruk menjadi faktor utama berkembangan Jamur. Karena baik jamur autotrof

ataupun heterotrof dapat menyerang ikan ketika kondisi lingkungan buruk.

Analisis penyakit yang disebabkan oleh jamur sangatlah diperlukan. Hal ini mejadi

landasan fundamental dalam penentuan penanganan yang diperlukan. Selain itu,

melalui kegiatan analisis penyebab jamur, kita dapat mengetahui tindakan preventif

yang cocok dilakukan sebelum jamur menyerang ikan budidaya. Analisis jamur

dapat dilihat berdasarkan pengamatan langsung kepada ikan yang diduga terserang

jamur atau juga dapat dilakukan pengamatan secara mikroskopis untuk mengetahui

jamur yang berukuran kecil. Dalam laporan ini, dipaparkan hasil kegiatan

pengamatan dan analisis jamur yang menyerang beberapa jenis ikan.

1.2 Tujuan

Praktikum pengamatan jamur ini bertujuan untuk mengetahui jenis jamur yang

menyerang ikan sehingga dapat menyebabkan penyakit.


II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Ikan

Ikan nila adalah sejenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini diintroduksi dari Afrika,

tepatnya Afrika bagian timur, pada tahun 1969, dan kini menjadi ikan peliharaan

yang populer di kolam-kolam air tawar di Indonesia sekaligus hama di setiap sungai

dan danau Indonesia. Nama ilmiahnya adalah Oreochromis niloticus, dan dalam

bahasa inggris dikenal sebagai Nile Tilapia (Bardach, 2017).

Ikan nila diklasifikasikan berdasarkan taksonominya adalah sebagai berikut

(Linnaeus, 1758).

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Osteicthyes

Ordo : Perciformes

Famili : Cillidae

Genus : Oreochromis

Spesies : Oreochromis niloticus

2.2 Saprolegnia. sp

Jamur merupakan parasit yang dapat merugikan ekosistem akuarium. Tumbuhnya

Jamur yang menyerang ikan pada praktikum adalah jamur Saprolegnia, tergolong

dalam jenis Oomycotes dimana menyebabkan penyakit Saprolegniasis. Penyakit ini


terlihat seperti kapas berwarna putih, abu-abu, coklat, ataupun kemerahan pada kulit

ataupun insang ikan yang terserang baik dari jenis ikan air payau atau ikan tawar

(Hoffman GL, 2013). Daerah yang terinfeksi mungkin kecil, namun jika terus

berkembang akan dapat menutupi seluruh lapisan tubuh (Woo PTK, 2012).

Jenis penyakit ini dapat juga menyerang telur ikan, sehingga merupakan penyebab

serius kegagalan dalam budidaya baik budidaya air tawar ataupun air payau.

2.3 Penyebab Terserangnya Ikan Oleh Jamur Saprolegnia

Faktor penyebab terserangnya ikan oleh jamur Saprolegnia sp adalah seperti

perlakuan-perlakuan yang kurang tepat penanganannya seperti kualitas air,

transportasi ikan, treatmen pakan, agresi, dan aktifitas reproduksi (Quiniou, 2011).

Selain itu, kematangan dan kesiapan reproduksi, penggunaan kemoterapi yang

berlebihan seperti formalin atau kalium permanganat juga merupakan faktor lain

timbulnya penyakit jamur ini. Akibatnya akan menurunkan kemampuan sel epitel

dalam memproduksi lendir, sehingga mempermudah timbulnya jamur (Howe GE,

2012).
2.4 Cara Penyembuhan Ikan

Faktor lingkungan menjadi penentu utama keberhasilan dalam melakukan treatment

penyakit akibat jamur. Peningkatan kualitas air menjadi perhatian khusus dalam

penanganan kasus ikan yang terinfeksi. Peningkatan salinitas air dengan dosis 10 –

30 g/L akan menghambat pertumbuhan dari jamur (Lilley JH, 2010). Penggunaan

kemoterapi kimia seperti formalin juga dapat mengendalikan populasi dari jamur,

namun sangat penting untuk memperhatikan kadar pemberiannya, optimum

pemberian formalin adalah 1 – 2 ppt, dimana diperlukan prosedur anastesi sebelum

perlakuan.
III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Waktu diadakannya praktikum ini yaitu pada hari Rabu tanggal 25 September 2019
pukul 13.00 WIB. Sedangkan tempat berlangsungnya percobaan ini di
Laboratorium Perikanan dan Kelautan. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung.
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu ikan yang terserang jamur
(Oreochromis niloticus), Lup, buku taksonomi, kamera.
3.3 Cara Kerja
Cara kerja dalam praktikum pengamatan penyakit yang disebabkan oleh jamur
mengikuti prosedur sebagai berikut:

Diambil sampel ikan dan udang yang terinfeksi jamur. Sampel bisa dari telur
dan larva atau ikan dewasa yang menunjukkan gejala terinfeksi jamur
(biasanya terdapat hifae di sekitar tubuh sampel inang)

Diamati tingkah laku ikan di kolam ketika pengambilan

Diamati gejala eksternal dan internal sampel


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berdasarkan pengamatan penyakit ikan yang disebabkan oleh jamur, diperoleh

sebagai berikut:

Kelompok Jenis Penyakit Penyebab Penyakit Gejala

-Berenang Pasif

-Mata Berselaput Putih


1 Saprolegniasis Saprolegnia sp
-Terdapat Benang Krem

di Tubuh

-Kerusakan jaringan

insang
2 Branchiomycosis Branchiomyces sp
-jamur berwarna

kekuningan

-Berenang Pasif

-Mata Berselaput Putih


3 Saprolegniasis Saprolegnia sp
-Terdapat Benang Krem

di Tubuh

-Mata Berselaput Putih

4 Saprolegniasis Saprolegnia sp -Terdapat Benang Krem

di Tubuh
-Kerusakan jaringan

insang
5 Branchiomycosis Branchiomyces sp
-jamur berwarna

kekuningan

-Mata Berselaput Putih

6 Saprolegniasis Saprolegnia sp -Terdapat Benang Krem

di Tubuh

4.1 Pembahasan

Tumbuhnya Jamur yang menyerang ikan pada praktikum adalah jamur

Saprolegnia, tergolong dalam jenis Oomycotes dimana menyebabkan penyakit

Saprolegniasis. Penyakit ini terlihat seperti kapas berwarna putih, abu-abu, coklat,

ataupun kemerahan pada kulit ataupun insang ikan yang terserang baik dari jenis

ikan air payau atau ikan tawar.

Faktor penyebab terserangnya ikan oleh jamur Saprolegnia sp adalah seperti

perlakuan-perlakuan yang kurang tepat penanganannya seperti kualitas air,

transportasi ikan, treatmen pakan, agresi, dan aktifitas reproduksi. Selain itu,

kematangan dan kesiapan reproduksi, penggunaan kemoterapi yang berlebihan

seperti formalin atau kalium permanganat juga merupakan faktor lain timbulnya

penyakit jamur ini. Akibatnya akan menurunkan kemampuan sel epitel dalam

memproduksi lendir, sehingga mempermudah timbulnya jamur.

Faktor lingkungan menjadi penentu utama keberhasilan dalam melakukan treatment

penyakit akibat jamur. Peningkatan kualitas air menjadi perhatian khusus dalam

penanganan kasus ikan yang terinfeksi. Peningkatan salinitas air dengan dosis 10 –
30 g/L akan menghambat pertumbuhan dari jamur.

Penggunaan kemoterapi kimia seperti formalin juga dapat mengendalikan populasi

dari jamur, namun sangat penting untuk memperhatikan kadar pemberiannya,

optimum pemberian formalin adalah 1 – 2 ppt, dimana diperlukan prosedur anastesi

sebelum perlakuan.
V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pengamatan penyakit yang disebabkan oleh jamur dapat dilihat secara langsung

terutama penyakit yang disebabkan oleh Saprolegnia sp. Penanganan penyakit

dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas air, dan treatment peningkatan

salinitas air serta penggunaan kemoterapi kimia seperti formalin dengan kandungan

yang terkontrol.

5.2 Saran

Pengamatan jamur ada baiknya dilakukan juga menggunakan mikroskop, sehingga

mengetahui struktur morfologi lebih spesifik dari jamur penyebab penyakit pada

ikan.
DAFTAR PUSTAKA

Bardach, J.E.; J.H. Ryther & W.O. McLarney. 2012. Aquaculture. the Farming and
Husbandry of Freshwater and Marine Organisms. John Wiley & Sons.
Kirk DL. The world of fungi. 2010. In: Biology today. 3rd edition. New York:
Random House;p. 121–37.
Blaylock RB, Overstreet RM, Klich MA. 2012. Mycoses in red snapper (Lutjanus
campechanus) caused by two deuteromycete fungi (Penicillium corylophilum
and Cladosporium sphaerospermum). Hydrobiologia page;460:221–8.
Hoffman GL. 2013. Algae and fungi (kingdoms Protista and Fungi). In: Parasites
of North American freshwater fishes. 2nd edition. Ithaca, NY: Comstock
Publishing Associates; p. 14–20.
Woo PTK, Bruno DW, editors. 2 Fish diseases and disorders. Viral, bacterial and
fungal infections, Volume 3. New York: CABI Publishing.
Quiniou SM-A, Bigler S, Clem LW, et al. 2011. Effects of water temperature on
mucous cell distribution in channel catfish epidermis: a factor in winter
saprolegniasis. Fish and Shellfish Immunology. page ;8:1–11.
Howe GE, Rach JJ, Olson JJ. 2012. Method for inducing saprolegniasis in channel
catfish. Journal of Aquatic Animal Health;10:62–8.
Lilley JH, Inglis V. 2010. Comparative effects of various antibiotics, fungicides, and
disinfectants on Aphanomyces invaderis and other saprolegniaceous fungi.
Aquaculture Research page ;28(6):461–9.
Oreochromis niloticus pada FishBase, diakses 27/9/19

Anda mungkin juga menyukai