Oleh
Agus Wibowo
1714111029
Kelompok 3
Yeni Anggraeni
NPM. 16141110064
I. PENDAHULUAN
Dalam kegiatan budidaya, penyakit ikan merupakan aspek penting yang harus
selalu dikontrol dan dikendalikan. Salah satu penyebab penyakit pada ikan adalah
buruk menjadi faktor utama berkembangan Jamur. Karena baik jamur autotrof
Analisis penyakit yang disebabkan oleh jamur sangatlah diperlukan. Hal ini mejadi
melalui kegiatan analisis penyebab jamur, kita dapat mengetahui tindakan preventif
yang cocok dilakukan sebelum jamur menyerang ikan budidaya. Analisis jamur
dapat dilihat berdasarkan pengamatan langsung kepada ikan yang diduga terserang
jamur atau juga dapat dilakukan pengamatan secara mikroskopis untuk mengetahui
jamur yang berukuran kecil. Dalam laporan ini, dipaparkan hasil kegiatan
1.2 Tujuan
Praktikum pengamatan jamur ini bertujuan untuk mengetahui jenis jamur yang
Ikan nila adalah sejenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini diintroduksi dari Afrika,
tepatnya Afrika bagian timur, pada tahun 1969, dan kini menjadi ikan peliharaan
yang populer di kolam-kolam air tawar di Indonesia sekaligus hama di setiap sungai
dan danau Indonesia. Nama ilmiahnya adalah Oreochromis niloticus, dan dalam
(Linnaeus, 1758).
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteicthyes
Ordo : Perciformes
Famili : Cillidae
Genus : Oreochromis
2.2 Saprolegnia. sp
Jamur yang menyerang ikan pada praktikum adalah jamur Saprolegnia, tergolong
ataupun insang ikan yang terserang baik dari jenis ikan air payau atau ikan tawar
(Hoffman GL, 2013). Daerah yang terinfeksi mungkin kecil, namun jika terus
berkembang akan dapat menutupi seluruh lapisan tubuh (Woo PTK, 2012).
Jenis penyakit ini dapat juga menyerang telur ikan, sehingga merupakan penyebab
serius kegagalan dalam budidaya baik budidaya air tawar ataupun air payau.
transportasi ikan, treatmen pakan, agresi, dan aktifitas reproduksi (Quiniou, 2011).
berlebihan seperti formalin atau kalium permanganat juga merupakan faktor lain
timbulnya penyakit jamur ini. Akibatnya akan menurunkan kemampuan sel epitel
2012).
2.4 Cara Penyembuhan Ikan
penyakit akibat jamur. Peningkatan kualitas air menjadi perhatian khusus dalam
penanganan kasus ikan yang terinfeksi. Peningkatan salinitas air dengan dosis 10 –
30 g/L akan menghambat pertumbuhan dari jamur (Lilley JH, 2010). Penggunaan
kemoterapi kimia seperti formalin juga dapat mengendalikan populasi dari jamur,
perlakuan.
III. METODE PRAKTIKUM
Waktu diadakannya praktikum ini yaitu pada hari Rabu tanggal 25 September 2019
pukul 13.00 WIB. Sedangkan tempat berlangsungnya percobaan ini di
Laboratorium Perikanan dan Kelautan. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung.
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu ikan yang terserang jamur
(Oreochromis niloticus), Lup, buku taksonomi, kamera.
3.3 Cara Kerja
Cara kerja dalam praktikum pengamatan penyakit yang disebabkan oleh jamur
mengikuti prosedur sebagai berikut:
Diambil sampel ikan dan udang yang terinfeksi jamur. Sampel bisa dari telur
dan larva atau ikan dewasa yang menunjukkan gejala terinfeksi jamur
(biasanya terdapat hifae di sekitar tubuh sampel inang)
4.1 Hasil
sebagai berikut:
-Berenang Pasif
di Tubuh
-Kerusakan jaringan
insang
2 Branchiomycosis Branchiomyces sp
-jamur berwarna
kekuningan
-Berenang Pasif
di Tubuh
di Tubuh
-Kerusakan jaringan
insang
5 Branchiomycosis Branchiomyces sp
-jamur berwarna
kekuningan
di Tubuh
4.1 Pembahasan
Saprolegniasis. Penyakit ini terlihat seperti kapas berwarna putih, abu-abu, coklat,
ataupun kemerahan pada kulit ataupun insang ikan yang terserang baik dari jenis
transportasi ikan, treatmen pakan, agresi, dan aktifitas reproduksi. Selain itu,
seperti formalin atau kalium permanganat juga merupakan faktor lain timbulnya
penyakit jamur ini. Akibatnya akan menurunkan kemampuan sel epitel dalam
penyakit akibat jamur. Peningkatan kualitas air menjadi perhatian khusus dalam
penanganan kasus ikan yang terinfeksi. Peningkatan salinitas air dengan dosis 10 –
30 g/L akan menghambat pertumbuhan dari jamur.
sebelum perlakuan.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pengamatan penyakit yang disebabkan oleh jamur dapat dilihat secara langsung
salinitas air serta penggunaan kemoterapi kimia seperti formalin dengan kandungan
yang terkontrol.
5.2 Saran
mengetahui struktur morfologi lebih spesifik dari jamur penyebab penyakit pada
ikan.
DAFTAR PUSTAKA
Bardach, J.E.; J.H. Ryther & W.O. McLarney. 2012. Aquaculture. the Farming and
Husbandry of Freshwater and Marine Organisms. John Wiley & Sons.
Kirk DL. The world of fungi. 2010. In: Biology today. 3rd edition. New York:
Random House;p. 121–37.
Blaylock RB, Overstreet RM, Klich MA. 2012. Mycoses in red snapper (Lutjanus
campechanus) caused by two deuteromycete fungi (Penicillium corylophilum
and Cladosporium sphaerospermum). Hydrobiologia page;460:221–8.
Hoffman GL. 2013. Algae and fungi (kingdoms Protista and Fungi). In: Parasites
of North American freshwater fishes. 2nd edition. Ithaca, NY: Comstock
Publishing Associates; p. 14–20.
Woo PTK, Bruno DW, editors. 2 Fish diseases and disorders. Viral, bacterial and
fungal infections, Volume 3. New York: CABI Publishing.
Quiniou SM-A, Bigler S, Clem LW, et al. 2011. Effects of water temperature on
mucous cell distribution in channel catfish epidermis: a factor in winter
saprolegniasis. Fish and Shellfish Immunology. page ;8:1–11.
Howe GE, Rach JJ, Olson JJ. 2012. Method for inducing saprolegniasis in channel
catfish. Journal of Aquatic Animal Health;10:62–8.
Lilley JH, Inglis V. 2010. Comparative effects of various antibiotics, fungicides, and
disinfectants on Aphanomyces invaderis and other saprolegniaceous fungi.
Aquaculture Research page ;28(6):461–9.
Oreochromis niloticus pada FishBase, diakses 27/9/19