Anda di halaman 1dari 3

Fatwa MUI tentang Pluralisme, Liberalisme dan Sekularisme Agama

Fatwa MUI tentang Pluralisme, Liberalisme


dan Sekularisme Agama
Oleh: Majelis Ulama Indonesia

MUSYAWARAH NASIONAL VII mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan


MAJELIS ULAMA INDONESIA TAHUN 2005 yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-
Nya telah menetapkan suatu ketetapan,
KEPUTUSAN FATWA
akan ada bagi mereka pilihan (yang lain)
MAJELIS ULAMA INDONESIA
tentang urusan mereka. Dan barangsiapa
Nomor: 7/MUNAS VII/MUI/11/2005
mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka
Tentang
sungguhlah dia telah sesat, sesat yang
PLURALISME, LIBERALISME DAN
nyata.” (QS. al-Ahzab [33] : 36)
SEKULARISME AGAMA
“Allah tiada melarang kamu untuk
Bismillaahirrahmaanirrahiim
berbuat baik dan berlaku adil terhadap
Majelis Ulama Indonesia (MUI), dalam orang-orang yang tiada memerangimu
Musyawarah Nasional MUI VII, pada 19-22 karena agama dan tidak (pula) mengusir
Jumadil-Akhir 1426 H / 26-29 Juli 2005 M; kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berlaku adil.
MENIMBANG:
Sesungguhnya Allah hanya melarang
1. Bahwa pada akhir-akhir ini berkembang kamu menjadikan sebagai kawanmu
paham pluralisme, liberalisme dan orang-orang yang memerangi kamu
sekularisme agama serta paham-paham karena agama dan mengusir kamu dari
sejenis lainnya di kalangan masyarakat; negerimu dan membantu (orang lain)
untuk mengusirmu. Dan barangsiapa
2. Bahwa berkembangnya paham
menjadikan mereka sebagai kawan,
pluralisme, liberalisme dan sekularisme
maka mereka itulah orang-orang yang
agama di kalangan masyarakat telah
zalim.” (QS. al-Mumtahinah [60] : 8-9)
menimbulkan keresahan sehingga
sebagian masyarakat meminta MUI “Dan carilah pada apa yang telah
untuk menetapkan fatwa tentang dianugerahkan Allah kepadamu
masalah tersebut; (kebahagiaan) negeri akhirat, dan
janganlah kamu melupakan bagianmu
3. Bahwa oleh karena itu, MUI memandang
dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat
perlu menetapkan fatwa tentang paham
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana
pluralisme, liberalisme, dan sekularisme
Allah telah berbuat baik kepadamu, dan
agama tersebut untuk dijadikan
janganlah kamu berbuat kerusakan di
pedoman oleh umat Islam.
(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak
MENGINGAT: menyukai orang-orang yang berbuat
1. Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala: kerusakan.” (QS. al-Qashash [28] : 77)

“Barangsiapa mencari agama selain “Dan jika kamu menuruti kebanyakan


agama Islam, maka sekali-kali tidaklah orang-orang yang di muka bumi ini,
akan diterima (agama itu) daripadanya, niscaya mereka akan menyesatkanmu
dan dia di akhirat termasuk orang-orang dari jalan Allah. Mereka tidak lain
yang rugi.” (QS. Ali Imran [3] : 85) hanyalah mengikuti persangkaan belaka,
dan mereka tidak lain hanyalah berdusta
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di (terhadap Allah).” (QS. al-An’am [6] : 116)
sisi Allah hanyalah Islam…” (QS. Ali
Imran [3] : 19) “Andaikata kebenaran itu menuruti hawa
nafsu mereka, pasti binasalah langit dan
“Untukmulah agamamu, dan untukkulah, bumi ini, dan semua yang ada di
agamaku.” (QS. al-Kafirun [109] : 6) dalamnya. Sebenarnya Kami telah
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mendatangkan kepada mereka

http://ahlussunnah.info Halaman 1 dari 3


Fatwa MUI tentang Pluralisme, Liberalisme dan Sekularisme Agama

kebanggaan mereka tetapi mereka Pertama: Ketentuan Umum


berpaling dari kebanggaan itu.” (QS. al-
Dalam fatwa ini, yang dimaksud dengan:
Mukminun [23] : 71)
1. Pluralisme agama adalah suatu paham
2. Hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam:
yang mengajarkan bahwa semua agama
a. Imam Muslim (wafat 262 H) dalam adalah sama dan karenanya kebenaran
kitabnya Shahih Muslim, setiap agama adalah relatif; oleh sebab
meriwayatkan sabda Rasulullah itu, setiap pemeluk agama tidak boleh
Shallallahu 'alaihi wa sallam: mengklaim bahwa hanya agamanya saja
yang benar sedangkan agama yang lain
“Demi Dzat yang menguasai jiwa
salah. Pluralisme agama juga
Muhammad, tidak ada seorang pun
mengajarkan bahwa semua pemeluk
baik Yahudi maupun Nasrani yang
agama akan masuk dan hidup
mendengar tentang diriku dari umat
berdampingan di surga.
Islam ini, kemudian ia mati dan tidak
beriman terhadap ajaran yang aku 2. Pluralitas agama adalah sebuah
bawa, kecuali ia akan menjadi kenyataan bahwa di negara atau daerah
penghuni neraka.” (HR. Muslim) tertentu terdapat berbagai pemeluk
agama yang hidup secara berdampingan.
b. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam
mengirimkan surat-surat dakwah 3. Liberalisme agama adalah memahami
kepada orang-orang non-Muslim, nash-nash agama (al-Qur’an & Sunnah)
antara lain Kaisar Heraklius, Raja dengan menggunakan akal pikiran yang
Romawi yang beragama Nasrani, al- bebas; dan hanya menerima doktrin-
Najasyi raja Abesenia yang beragama doktrin agama yang sesuai dengan akal
Nasrani dan Kisra Persia yang pikiran semata.
beragama Majusi, dimana Nabi
4. Sekularisme agama adalah memisahkan
Shallallahu 'alaihi wa sallam
urusan dunia dari agama; agama hanya
mengajak mereka untuk masuk
digunakan untuk mengatur hubungan
Islam. (Riwayat Ibnu Sa’d dalam al-
pribadi dengan Tuhan, sedangkan
Thabaqat al-Kubra dan Imam al-
hubungan sesama manusia diatur hanya
Bukhari dalam Shahih al-Bukhari)
dengan berdasarkan kesepakatan sosial.
c. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam
Kedua: Ketentuan Hukum
melakukan pergaulan sosial secara
baik dengan komunitas-komunitas 1. Pluralisme, Sekularisme dan Liberalisme
non-Muslim seperti komunitas agama sebagaimana dimaksud pada
Yahudi yang tinggal di Khaibar dan bagian pertama adalah paham yang
Nasrani yang tinggal di Najran; bertentangan dengan ajaran agama
bahkan salah seorang mertua Nabi Islam.
yang bernama Huyay bin Ahthab
2. Umat Islam haram mengikuti paham
adalah tokoh Yahudi Bani Quraidzah
Pluralisme, Sekularisme dan Liberalisme
(Sayyid Bani Quraidzah). (Riwayat al-
Agama.
Bukhari dan Muslim)
3. Dalam masalah aqidah dan ibadah, umat
MEMPERHATIKAN:
Islam wajib bersikap eksklusif, dalam arti
Pendapat Sidang Komisi C Bidang Fatwa haram mencampur-adukkan aqidah dan
pada Munas VII MUI 2005. ibadah umat Islam dengan aqidah dan
ibadah pemeluk agama lain.
Dengan bertawakkal kepada Allah
Subhanahu wa Ta'ala. 4. Bagi masyarakat Muslim yang tinggal
bersama pemeluk agama lain (pluralitas
MEMUTUSKAN:
agama), dalam masalah sosial yang tidak
MENETAPKAN: FATWA TENTANG berkaitan dengan aqidah dan ibadah,
PLURALISME, LIBERALISME, DAN umat Islam bersikap inklusif, dalam arti
SEKULARISME AGAMA tetap melakukan pergaulan sosial dengan
pemeluk agama lain sepanjang tidak

http://ahlussunnah.info Halaman 2 dari 3


Fatwa MUI tentang Pluralisme, Liberalisme dan Sekularisme Agama

saling merugikan. STATUS:

No. Urut Artikel: Artikel ke-34.


Ditetapkan di: Jakarta Revisi: 0, 9 Januari 2010.
Pada tanggal: 21 Jumadil-Akhir 1426 H SUMBER:
28 J u l i 2005 M
Artikel ini disalin dari
http://www.mui.or.id/files/07-Fat%20Munas-
MUSYAWARAH NASIONAL VII Pluralisme.pdf
MAJELIS ULAMA INDONESIA HAK CIPTA:

Tanpa hak cipta. Anda diperbolehkan


Pimpinan Sidang Komisi C Bidang Fatwa menyebarluaskan, mengutip/menyalin sebagian
atau seluruh isi dari artikel ini dengan syarat
Ketua, Sekretaris, Anda tidak melakukan perubahan apapun, tidak
untuk tujuan komersil dan harus mencantumkan
Ttd, Ttd, sumbernya.

PEMUTAKHIRAN:

K.H. MA’RUF AMIN Drs. H. Silakan kunjungi http://ahlussunnah.info untuk


HASANUDIN, M.Ag mengetahui pemutakhiran terkini dari artikel ini.
Dapatkan juga artikel-artikel lain kami tentang
agama Islam disana.

UMPAN BALIK:

Pimpinan Sidang Pleno Kirimkan kritik, saran, keluhan, komentar


dan/atau koreksi Anda mengenai artikel ini ke
Ketua, Sekretaris, alamat e-mail: indonesia [at] ahlussunnah.info.

Ttd, Ttd, TENTANG AHLUSSUNNAH.INFO:

AHLUSSUNNAH.INFO adalah sebuah situs


dakwah tauhid. Melalui situs ini kami menyeru
Prof. Dr. H. UMAR Prof. Dr. H.M. DIN umat untuembali kepada al-Qur'an dan as-
SHIHAB SYAMSUDDIN Sunnah yang Shahih, yang sesuai dengan
pemahaman para Sahabat ridwanallaahu 'alaihim
jami'an, Tabi'in dan Tabi'ut-Tabi'in.

http://ahlussunnah.info Halaman 3 dari 3

Anda mungkin juga menyukai