Anda di halaman 1dari 7

HABITAT ORGANISME AKUATIK

Menurut S. Parman (2008), Habitat adalah lingkungan alam di mana suatu organisme hidup, atau
lingkungan fisik yang mengelilingi populasi suatu spesies.
Sehingga sangat erat kaitannya antara kehidupan suatu makhluk hidup dengan lingkungan sekitarnya dalam
hal ini adalah habitat, habitat yang membentuk sifat dari suatu makhluk hidup dan bagimana makhluk hidup
itu berkehidupan. Habitat meliputi kemajemukan biotik dan abiotik,jadi habitat suatu makhluk atau
sekelompok makhluk(populasi) meliputi baik makhluk hidup lain sebagai lingkungan yang biotik
maupun abiotik.dengan mempelajari suatu habitat yang tertentu akan dikenali makhluk dan faktor
fisik yang sesungguhnya menyertai suatu ekosistem tertentu.

Habitat akan menckup 3 macan ruang lingkup , yaitu:


1. Lingkungan
Lingkungan merupakan tempat dimana suatu organisme baik individu ataupun kelompok
berkehidupan . lingkungan ini dapat dalam bentuk tempat tinggal, tempat berkembang biak, tempat
mencari makan, dan lain sebagainya.
2. Interaksi
Salah satu ciri dari makhluk hidup adalah bersosialisasi, setiap makluk hidup pastilah
membutuhkan sesuatu lain dalam hidupnya, sehingga cara yang paling mudah untuk memenuhi
kebutuhan itu adalah dengan berinteraksi. Dalam relung habitat, interaksi dilakukan antara
organisme satu dengan organisme lainnya yang sama jenis lingkungannya.
3. Terjadi dalam waktu yang lama
Habitat akan berlangsung lama, Selama masih ada organisme yang hidup didalam lingkungan
tersebut.

MakroHabitat dan MikroHabitat


Secara umum, makrohabitat merujuk pada ciri khas suatu lingkungan dengan skala yang luas. Sedangkan
MikroHabitat ,merujuk pada sesuatu yang memiliki skala yang sempit dalam lingkungan MakroHabitat.
Sehinga sangat erat kaitannya antara MakroHabitat dan MikroHabitat.

Sebagai contoh, ekosistem laut merupakan tempat hidup ideal bagi berbagai jenis organisme akuatik,
sehingga MakroHabitat disini adalah Lautan, sedangkan MikroHabitatnya adalah organisme yang hidup
didalamnya.
Dalam observasi ini kami mengobservasi tentang keadaan pantai dan bagaimana habitat yang ada disana.
Pantai merupakan tepian laut, yang membatasi antara daratan dan lautan (Joharudin, 2007). Pantai
merupakan habitat terbesar dibumi ini sebagai lingkungan makro habitat,terutama untuk organisme
organisme akuatik. Menurut koreksi PBB tahun 2008, Indonesia merupakan negara berpantai terpanjang
keempat di dunia setelah Amerika Serikat (AS), Kanada dan Rusia. Panjang garis pantai Indonesia tercatat
sebesar 95.181 km.
Menurut Yusnoadmadja (2009), pantai berdasarkan terbentuknya dibedakan menjadi 3 jenis yaitu,
1. Pantai Estuaria
Pantai estuartia adalah pantai yang berbentuk corong akibat pemerosotan dataran rendah dekat
pantai. Pantai ini terdapat di muara sungai dan memiliki cukup banyak keanekaragaman hayati.
Jenis pantai ini sangat mendominasi di Indonesia
2. Pantai Dalmatia adalah pantai yang terjadi karena barisan-barisan pegunungan yang terletak
paralel mengalami pemerosotan. Contoh pantai dalmatia : pantai dalmatia di Laut Adriatik.
3. Pantai Ria adalah pantai yang terjadi karena daerah yang tanah tinggi yang berbatasan dengan
pantai mengalami pemerosotan. Contoh pantai ria : pantai ria di barat laut Spanyol, dan barat
daya Irlandia.

Dalam observasi yang kami lakukan, tepatnya di Pantai Sebalang, Lampung Selatan,Lampung ini,
termasuk kedalam jenis pantai estuaria. Sehingga kami disini akan lebih spesifik menjelaskan secara
umum tentang pantai estuaria. Kondisi lingkungan yang mengalami abrasi, akibat dari ketiadaan hutan
bakau sebagai penahan ombak. Kemudian lokasi pantai yang dekat dengan area industry, menjadikan
kondisi lingkungan pantai Sebalang pantai yang sedikit rusak, karena aktivitas perindusrtian, sehingga
bedampak sedikitnya organisme-organisme yang ditemukan di sekitar pingir pantai ini. Apalagi
organisme yang bernilai ekonomis seperti ikan, kepiting konsumsi dan lain-lain.
Estuary adalah bagian dari lingkungan perairan yang merupakan percampuran antara air laut dan
air tawar yang berasal dari sungai, sumber air tawar lainnya (saluran air tawar dan genangan air
tawar). Lingkungan estuari merupakan peralihan antara darat dan laut yang sangat di pengaruhi oleh
pasang surut, seperti halnya pantai, namun umumnya terlindung dari pengaruh gelombang
laut. Lingkungan estuary umumnya merupakan pantai tertutup atau semi terbuka ataupun terlindung
oleh pulau-pulau kecil, terumbu karang dan bahkan gundukan pasir dan tanah liat. Kita mungkin sering
melihat hamparan daratan yang luas pada daerah dekat muara sungai saat surut. Itu adalah salah satu
dari sekian banyak tipe estuary yang ada di . Tidak terlalu sulit untuk memilah atau menetukan batas
lingkungan estuary dalam suatu kawasan tertentu. Hanya dengan melihat sumber air tawar yang ada
di sekitar pantai dan juga dengan mengukur salinitas perairan tersebut. Karena perairan estuary
mempunyai Salinitas yang lebih rendah dari lautan dan lebih tinggi dari air tawar. Kisarannya antara
5 25 ppm (Yusnoadmadja, 2009).

Lingkungan estuary merupakan kawasan yang sangat penting bagi berjuta hewan dan
tumbuhan. Pada daerah-daerah tropis seperti di , lingkungan estuary umumnya di tumbuhi dengan
tumbuhan khas yang di sebut Mangrove. Tumbuhan ini mampu beradaptasi dengan genangan air
laut yang kisaran salinitasnya cukup lebar. Pada habitat mangrove ini lah kita akan menemukan
berjuta hewan yang hidupnya sangat tergantung dari kawasan lingkungan ini.

Sebagai lingkungan perairan yang mempunyai kisaran salinitas yang cukup lebar, estuary
menyimpan berjuta keunikan yang khas. Hewan-hewan yang hidup pada lingkungan perairan ini
adalah hewan yang mampu beradaptasi dengan kisaran salinitas tersebut. Dan yang paling penting
adalah lingkungan perairan estuary merupakan lingkungan yang sangat kaya akan nutrient yang
menjadi unsure terpenting bagi pertumbuhan phytoplankton. Inilah sebenarnya kunci dari keunikan
lingkungan estuary. Sebagai kawasan yang sangat kaya akan unsur hara (nutrient) estuary di kenal
dengan sebutan daerah pembesaran (nursery ground) bagi berjuta ikan, invertebrate (Crustacean,
Bivalve, Echinodermata, annelida dan masih banyak lagi kelompok infauna). Tidak jarang ratusan
jenis ikan-ikan ekonomis penting seperti siganus, baronang, sunu dan masih banyak lagi menjadikan
daerah estuari sebagai daerah pemijahan dan pembesaran. (Sosromihadjo, 2006)

Pada kawasan-kawasan subtripic sampai daerah dingin, fungsi estuary bukan hanya sebagai
daerah pembesaran bagi berjuta hewan penting, bahkan menjadi titik daerah ruaya bagi jutaan jenis
burung pantai. Kawasan estuary di gunakan sebagai daerah istrahat bagi perjalanan panjang jutaan
burung dalam ruayanya mencari daerah yang ideal untuk perkembanganya. Disamping itu juga di
gunakan oleh sebagian besar mamalia dan hewan-hewan lainnya untuk mencari makan.

Keistimewaan lingkungan perairan estuary lainnya adalah sebagai penyaring dari berjuta bahan
buangan cair yang bersumber dari daratan. Sebagai kawasan yang sangat dekat dengan daerah
hunian penduduk, daerah estuary umumnya di jadikan daerah buangan bagi limbah-limbah cair (kita
tidak membahas limbah padat di sini yang benar-benar merusak sebagian besar lingkunagn
estuary). Limbah cair ini mengandung banyak unsure diantaranya nutrient dan bahan-bahan kimia
lainnya. Dalam kisaran yang dapat di tolelir, Kawasan estuary umumnya bertindak sebagai penyaring
dari limbah cair ini, mengendapkan partikel-partikel beracun dan menyisakan badan air yang lebih
bersih. Inipun dengan kondisi dimana terjadi suplai yang terus-menerus dari air sungai dan laut yang
cenderung lebih bersih dan mentralkan sebagaian besar bahan polutan yang masuk ke daerah estuary
tersebut.

Disamping itu semua, Hal yang sangat berhubungan dengan masyarakat dan kegiatan ekonomi
masyarakat, lingkungan kawasan perairan estuary kebanyakan di jadikan sebagai lahan budidaya bagi
ratusan kenis ikan, bivalve (oyster dan clam), crustacean (kepiting) dan invertebrate lainnya.

Organisme yang ditemukan sebagai MikroHabitat :

1. Kelomang

Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Animalia
Filum: Arthropoda
Subfilum: Crustacea
Kelas: Malacostraca
Ordo: Decapoda
Infraordo: Anomura
Superfamili: Paguroidea

Kebanyakan spesies kelomang memiliki abdomen (perut) yang panjang dan bergelung
bagai spiral, serta lunak lembut, tidak keras seperti abdomen krustasea lain yang terlindung
cangkang terkalsifikasi. Abdomen yang telanjang dan rentan ini dilindungi dari serangan
predator dengan memanfaatkan cangkang siput kosong yang dibawa-bawa oleh kelomang;
cangkang siput itu dapat menyembunyikan seluruh tubuhnya apabila ditarik masuk
(karenanya, dinamakan 'rumah'). Untuk keperluan itu, kelomang paling sering
menggunakan cangkang siput laut (meskipun beberapa spesies kelomang juga
menggunakan cangkang kerang, bahkan kepingan kayu dan batu yang berlubang sebagai
rumahnya). Ujung abdomen kelomang telah beradaptasi untuk dapat mencengkeram kuat
kolumela (tiang poros) cangkang siput.

Sebagian besar spesies bersifat akuatik dan hidup dalam berbagai kedalaman air asin, dari
wilayah garis pantai dan perairan yang dangkal sampai ke dasar laut dalam. Di daerah
tropis terdapat beberapa spesies kelomang yang hidup di darat; meskipun begitu, mereka
memiliki larva akuatik dan karena itu memerlukan akses ke air untuk bereproduksi.
Kebanyakan kelomang aktif di malam hari.

Beberapa spesies umang-umang tidak menggunakan 'rumah' yang dapat digendong ke


mana-mana, tetapi menghuni struktur tidak bergerak yang ditinggalkan oleh cacing
polychaeta, gastropoda vermetid (siput cacing), binatang karang dan spons.

2. Nereis. Sp
Kingdom: Animalia
Phylum: Annelida
Class: Polychaeta
Subclass: Palpata
Order: Phyllodocida
Family: Nereidae
Genus: Nereis

Deskripsi:

Merupakan cacing yang hidup d laut, di dalam liang pasir dan hanya menyembulkan kepala
di atas permukaan pasir atau berenang di dalam laut. Tubuhnya jelas mempunyai capuz
dan alat-alat tambahan, terbagi menjadi banyak segmen. Segmen pertama disebut
peristonium dan pada tiap nagian lateral terdapat 2 pasang tentakel. Termasuk dalam kelas
polychaeta yang berarti berambut banyak. Pada bagian anterior terdapat kepala yang
dilengkapi dengan mata, tentakel serta mulut berahang. Tubuh berwarna menarik yaitu
merah kecoklatan.

Cacing jenis ini mempunyai lapisan otot memanjang maupun otot melingkar. Ususnya
hampir lurus merentang dari depan ke belakang. Terdapat sistem pembuluh darah, di
bagian anterior terdapat ganglion otak yang terletak di sebelah atas saluran pencernaan.

Panjang tubuh antara 5 10 cm dengan diameter 2 10 mm. Fertislisasi bersifat internal


membentuk larva. Bergerak dengan menggunakan parapodia. Sudah memiliki coelom
yang sebenarnya, yang sudah di batasi oleh epithelium mesodermal. Masing-masing ruas
terdapat sepasang parapodia. Tubuh memiliki banyak rambut pada parapodia. Bersifat
karnifora. Dapat dibedakan jantan dan betina.
DAFTAR PUSTAKA

Parman, S. 2008. Ekologi Dasar. Balai Buku Indonesia, Jakarta. 98 hlm

Joharuddin. 2007. Analisis Lingkungan Pesisir di Pantai Pelabuhan Ratu.


Perikanan dan Kelautan. 2:14-15.

Admadja, Yusno. 2009. Observasi Lingkungan Biotik Pada Ekosistem Perairan di Pantai
Parangtritis. Jurnal Perikanan dan Ilmu Kelautan. 20:1-3

Sosromihadjo, 2006. Observasi dan Analisis Lingkungan Pantai di Pesisir Pulau Seribu,
Jurnal Ilmu Kelautan. 1:12-13
ALGORITMA PRESENTASI

1. Pembukaan
Biologi Akuatik,
Budidaya Perairan
Perikanan dan Ilmu Kelautan TEXT VIDEO (AE)
Universitas Lampung

2. Perkenalan Kelompok
Oleh Kami (Video AE)
Kelompok 4 (Video AE)

3. Deklarasi Anggota + Foto Anggota


Agus Wibowo + foto
Ahmad Ade Rifany + foto
Alviansyah Pratama Putra + foto
Boby Aldo Saputra + foto
Diyah Rahmadania + foto ANIMASI VIDEO SCRAP
Fikri Eka Syaputra + foto
Mega Cania + foto
Nanda Fahur + foto
4. Slide Off
Present (Video AE)
HABITAT ORGANSME AKUATIK (VIDEO AE)
5. Materi Inti (PPTX + Animasi)
Bab Habitat
Definisi Habitat (Umum)
3 Ruang Lingkup Habitat (Part of Diagram, just title) Sisanya Jelasin
++
MakroHabitat & MikroHabitat (Umum) Jelasin Hungan mereka dan
contoh khususnya
Bab MakroHabitat
Kenalan sama pantai (umum)
Jenis-jenis Pantai (Umum)+Gambar Sisanya jelasin++
Jelasin Secara khusus ttg pantai estuaria.
Jelasin ttg kondisi lingkungan t4 observasi
Bab MikroHabitat
Klasifikasi Umang-umang + Gambarnya
Deskipsi umum Umang-umang
Klasifikasi Neresis.sp + Gambarnya
Deskripsi umum Neresis.sp
Daftar Pustaka
6. Dokumentasi + Penutup(Video AE + AP)

Anda mungkin juga menyukai