Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

LINGKUNGAN DAN BIOTA NEW GUINEA

“EKOSISTEM NEW GUINEA”

ELISA SECSIO HENDRA PUTRA

2018 38 008

PROGRAM STUDI BIOLOGI

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS PAPUA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ekosistem merupakan komunitas organisme di suatu wilayah beserta faktor-faktor
fisik yang berinteraksi dengan organisme-organisme tersebut. tatanan kesatuan secara utuh
menyeluruh antara segenap komponen lingkungan hidup yang saling berinteraksi membentuk
suatu kesatuan yang teratur. Istilah ekosistem mengacu pada suatu komunitas biologis dan
ligkungan fisiknya. Definisi ini dikembangkan proses-proses ekologis denga benar dan harus
mempertimbangkan organisme dan habitatnya sebagai suatu kesatuan sistem.
Salah satu kesulitan dalam ekologi adalah menetapkan batas fisik suatu ekosistem,
apakah mencakup batasan yang jelas untuk suatu tipe ekosistem tertentu atau mencakup
seluruh proses dan interaksi ekologis yang relevan. Untuk menjelaskan tipe ekosistem di
Papua, bagian ini mengelompokannya ke dalam 12 kategori umum. Namun perlu diingat
bahwa klasifikasi ini adalah penyederhanaan untuk memudahkan pembahasan karena dalam
kenyataannya berbagai ekosistem saling berhubungan dan saling bergantung satu dengan
yang lain.
Prinsip dasar pembagian tipe ekosistem perairan adalah perbedaan salinitas air.
Karena itu, ada ekosistem air asin (laut) dan ekosistem air tawar. Berbagai tipe ekosistem
dalam kedua kategori ekosistem besar ini didasarkan pada ciri-ciri fisik seperti substrat, suhu,
kedalam air dan tipe vegetasi dominan. Empat kategori utama ekosistem perairan di Papua:
terumbu karang padang lamun, mangrove dan ekosistem perairan pedalaman. Tipe ekosistem
daratan utama (bioma) dikelompokan berdasarkan tipe vegetasi, yang sebagian besar
bergantung pada curah hujan dan suhu. Enam formasi vegetasi ekosistem yang berbeda beda
di hutan tropis menurut perubahan ketinggian, dari pesisir hingga vegetasi alpin. Ekosistem
padang rumput monsun dan savana yang luas juga terdapat di bagian selatan pulau, serta
ekosistem gua yang unik dan hanya sedikit diketahui. Berbagai tipe ekosistem di Papua
membantu menjelaskan mengapa kawasan ini begitu tinggi keanakeragaman hayatinya dan
merupakan pusat keendemikan untuk banyak Flora dan fauna, seperti diuraikan dalam bab-
bab berikutnya dalam bagian ini. Beberapa ekosistem telah dipahami dengan baik (misalnya,
ekosistem padang lamun dan vegetasi pantai), sementara lainnya hampir tidak diketahui
(misalnya, ekosistem gua). Namun, setiap tipe ekosistem jelas unik, rumit dan beragam
sehingga membuat Papua sebagai kawasan yang secara biologis terpenting di dunia.
Ekosistem Papua menyediakan berbagai jasa lingkungan untuk kepentingan lokal, regional
dan global. Misalnya, hutan memelihara kualitas air dan mencegah erosi tanah untuk banyak
masyarakat lokal, mangrove menyediakan tempat berkembangbiak penting untuk vertebrata
terancam punah dan avertebrata laut yang penting secara komersial, menyerap pencemar dan
kontaminasi lingkungan, melindungi dari erosi pantai dan bahkan menyediakan sebagai
penghalang fisik yang melindungi manusia dari tsunami. Di tingkat global, ekosistem hutan
dan padang lamun yang luas menyerap karbon yang membantu untuk mengatasi perubahan
iklim global. Karena itu, pengelolaan dan konservasi ekosistem Papua yang kokoh akan
memastikan berbagai jasa lingkungan berharga yang tersedia tersebut terjaga untuk
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan manusia untuk generasi mendatang.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu ekosistem terumbu karang?
2. Apa itu ekosistem padang lamun?
3. Apa itu ekosistem mangrove?
4. Apa itu Ekosistem Perairan Lotik?
5. Apa itu Ekosistem Danau?
6. Apa itu Ekosistem Hutan Tropis Dataran Rendah?
7. Apa itu Ekosistem Hutan Kerangas?
8. Apa itu Ekosistem Rumput dan Savana?
9. Apa itu Ekosistem Gua?
10. Apa itu Ekosistem subalpin?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengatahui tentang ekosistem terumbu karang


2. Untuk mengetahui tentang ekosistem padang lamun
3. Untuk mengetahui tentang ekosistem mangrove
4. Untuk mengetahui tentang ekosistem perairan lotik
5. Untuk mengetahui tentang ekosistem danau
6. Untuk mengetahui tentang ekosistem hutan tropis dataran rendah
7. Untuk mengetahui tentang ekosistem hutan kerangas
8. Untuk mengetahui tentang ekosistem rumput dan savana
9. Untuk mengetahui tentang ekosistem gua
10. Untuk mengetahui tentang ekosistem sub alpin
BAB II
PEMBAHASAN

a. Ekosistem Terumbu Karang


Papua memiliki banyak ekosistem terumbu karang, karang tepi, beberapa karang
pengahalang dan sangat sedikit atol yang tersebar di Papua. Misalnya, di Kepulauan Raja
Ampat terumbu karang di sana memiliki ciri ciri kebanyakan adalah karang tepi atau karang
meja. Dalam sebuah studi dilaporkan adanya 36 karang tepi dan sembilan karang meja di
kepulauan ini. Kemudian ekosistem terumbu karang juga terdapat di pesisir selatan Sem.
Kepala burung memiliki karang tepi sempit dengan garis pantai sepanjang 450 km yang
sesuai untuk karang. Kemudian ekosistem terumbu karang juga terdapat di pesisir utara Sem.
Kepala burung dan di sebelah timur jayapura sampai perbatasan PNG. Terdapat juga di
Kaimana, Teluk Wondama, Biak dan lain lain. Jumlah dan luas terumbu karang di Papua
mungkin beberapa kali dari yang diketahui sekarang dan kondisinya terlindungi dari ombak
besar . terumbu karang memiliki jumlah jenis yang sangat besar dan hidup bersama dan
berinteraksi dalam jejaring hubungan yang sangat rumit. Ada banyak contoh jenis yang hidup
di terumbu karang yang hidip dan bersimbiosis saling menguntungkan dengan jenis lain,
seperti ikan anemone (Amphiprion) yang hidup di antara tentakel anemon laut; ikan
pembersih, seperti Labroides dimidiatus dan udang, seperti Periclimenes, yang
membersihkan parasit pada ikan; udang Alpheidae yang menggali liang dan menjadi penjaga
ikan gobi (Gobiidae) dan ketam penjaga (Trapezia) yang hidup di cabang-cabang karang
(Pocillopora), ikan kupu-kupu (Chaetodontidae), pari manta (Manta birostris) dan satu penyu
laut (Erectmochelys imbricata)

Ekosistem terumbu karang


di Raja ampat Ikan Kupu-Kupu
Pari Manta (Manta
b. Ekosistem Padang Lamun
birostris)
Padang lamun merupakan habitat pesisir yang penting di Papua. Habitat ini
membentang dari perairan yang dipengaruhi pasang surut air laut, sepanjang garis mangrove,
muara-muara sungai dan teluk-teluk dangkal, bahkan di dataran terumbu karang, dasar laut di
antara karang dan pulau. Berdasarkan fungsinya, lamun adalah kelompok tumbuhan
berpembuluh dan berbunga, yang telah beradaptasi pada lingkungan laut yang lunak dekat
pantai di seluruh dunia. Hampir seluruh jenisnya berada di laut, walaupun ada beberapa jenis
yang tidak dapat berkembang biak, kecuali di tempat-tempat yang bisa muncul saat pasang
rendah. Sebagian besar lamun di Papua terdapat di perairan yang kedalamannya kurang dari
10 m dan padang lamun hanya memiliki jenis tunggal atau beberapa jenis dan bisa mencapai
sepuluh jenis dalam satu lokasi. Padang lamun di sepanjang garis pantai papua dan karang
yang berasosiasi umunya dapat dikelompokan menjadi empat habitat utama, yaitu: muara
sungai, pesisir, terumbu karang dan perairan dalam. Masing-masing tipe habitat ini memiliki
ciri-ciri tersendiri. Lamun yang berdekatan dengan hutan mangrove, dicirikan oleh adanya
sedimen halus dan cenderung terdapat sedimentasi tinggi dan keadaan kurang oksigen. Pada
sistem muara sungai, terdapat lamun yang memiliki ciri lambat berganti dan tangguh dari
gangguan dan dapat bertahan baik di lingkungan yang tidak stabil dan terdapat endapan
lumpur. Sistem lamun di pesisir yang dipengaruhi pasang surut mendukung keragaman lamun
terbesar di semua tipe habitatnya. Habitat karang mendukung komunitas lamun yang
keanekaragaman hayati dan produktivitasnya tinggi. Gangguan sedimentasi oleh udang bisa
merupakan suatu hal yang biasa di beberapa lingkungan karang sebagai cara untuk mencegah
tumbuhnya lamun. Lamun perairan dalam terdapat di kedalaman subtidal dan kejernihan
airnya tinggi sehingga memungkinkan cayaha menembus untuk melakukan fotosintesis.
Padang lamun tersebar di daerah daerah Papua antara lain adalah Sorong, Raja ampat,
Manokwari, Nabire, Yapen-Waropen, Biak-Numfor, Jayapura, fak-fak, Mimika, Merauke.
Organisme yang hidup disini biasa berupa, moluska, teripang hitam (Holothuroidea), bulu
babi dan dolar pasir, makrozoobentos, ikan sardin, ikan kelinci.

Teripang Hitam
c. Ekosistem Mangrove
Ekosistem Padang Lamun Dolar Pasir
Mangrove tumbuh dengan baik di tempat dengan energi gelombang laut rendah,
sedimen halus dan merupakan satu-satunya tumbuhan berkayu yang hidup di tempat
pertemuan antara darat dan laut. Pulau nugini memiliki hutan mangrove yang sangat luas
dengan keanekaragaman jenis tertinggi di dunia. Jumlah jenisnya mencap 43. Tetapi, jumlah
jenis yang terdapat di pantai utara lebih rendah dibandingkan dengan di selatan. Hutan
mangrove di Papua terletak di delta-delta sungai-sungai besar di sepanjang tepi 253 sungai
berukuran sedang dan kecil. Sungai besar di Papua antara lain Membramo, Sepik, Ramu,
Markham, Purari, Kikori, Fly, Digul. Muara sungai Ajkwa dan sungai Tipoeka, Teluk
Bintuni. Organisme yang hidup pada ekosistem ini adalah jenis kepiting Ocypodidae dan
Grapsidae, dan kepiting jenis Uca. Jenis ini menghuni mangrove pada massa dewasanya,
tetapi betinanya akan bermigrasi ke perairan lepas pantai untuk bertelur. Juga terdapat ikan
glodok (Periopthalmus spp.), udang lumpur (Thalassina anomala), Kepiting bakau (Scylla
serrata).

Ekosistem mangrove Teluk Bintuni


udang lumpur (Thalassina anomala)
ikan glodok (Periopthalmus spp.)
d. Ekosistem Perairan Lotik
Ekosistem perairan lotik dibedakan menurut cirinya yaitu terdapat flora yang
mendukung penyusun ekosistem ini. Ekosistem ini terdapat di beberapa daerah beberapa
aliran sungai utama Papua terutama di Sungai Ajkwa, di Timika, Sungai Wapoga dan di
bagian bawah Sungai Idenburg di sekitar Dabra. Ekosistem lotik di Nugini kebanyakan
terdapat lumut, alga berfilamen, dan diatom. Berbagai serangga endemik yang sangat banyak
mencakup Diptera, Trichoptera, Ephemeroptera, Odonata, Coleoptera, dan Heteroptera.
Selain itu ada beberapa sungai yang mendukung fauna besar seperti ikan, crustacea, dan
molusca.
e. Ekosistem Danau Sungai Ajkwa

Ekosistem danau di Papua sangat luas, dan masing-masing memiliki ciri-ciri


lingkungan dan biota aslinya. Biota alami pada ekosistem danau di dataran rendah termasuk
berbagai jenis ikan terutama Melanotaeniidae dan ikan belontok, demikian juga Zygoptera
dari suku Lestidae. Sebaliknya danau danau pegunungan sepertu Danau Adersen di dekat
pertambangan Grasberg. Yang mendukung keberadaan biota serangga tertentu dalam jumlah
terbatas seperti Diptera dari suku Chironomidae, dan Coleoptera dari suku Dytiscidae dan
juga merupakan habitat penting bagi unggas air asli seperti itik noso. Selain itu juga
ekosistem danau yang terkenal adalah Danau Sentani, di dekat Jayapura yang merupakan
habitat ikan pelani sentani Chilatherina sentaniensis dan ikan pelangi merah Glossolepis
incisus dan hiu gergaji Pristis microdon. Di dataran rendah lagi terdapat Danau Rombebai
(terbesar di Papua) dan juga Danau Bira yang menjadi habitat Buaya Papua (Crocodylus
novaeguineae). Danau Yamur di Leher Burung merupakan habitat ikan hiu air tawar. Selain
itu juga terdapat Danau Anggi Gigi dan Danau Anggi Gita di pegunungan Arfak.

Danau yamur Pristis microdon Chilatherina sentaniensis

f. Ekosistem Hutan Tropis Dataran Rendah


Daerah persebaran ekosistem hutan tropis dataran rendah yaitu berada di tepi sungai,
bantaran sungai, juga tersebar sampai di tepi dan puncak lembah, lembah aluvial. Ekosistem
hutan tropis dataran rendah yang terdapat di tepi sungai terdapat di Sungai Aimoca yang
merupakan habitat dari Pandanus sp., Casuarina equsetifolia dan Arthocarpus sp. Pepohonan
yang terdapat disana adalah Alstonia spectabilis, Ficus sp., Arenga sp. Dll. Ekosistem ini juga
terdapat di sungai Ajkwa. Di daerah bantaran sungai ekosistem ini terdapat di Sungai
Otomon, terdapat juga di Pegunungan Cyclops berbatasan dengan Danau Sentani. Di bagian
kepala burung, Sungai Tisa dan Sungai Maturi. Hutan hutan di dasar lembah Kebar. Di
daerah Momi-Ransiki.

Arenga sp
Casuarina equsetifolia

g. Ekosistem Hutan Kerangas


Daerah persebaran ekosistem ini adalah terdapat di lereng bagian selatan pegunungan
tengah di wilayah kontrak kerja PT. Freeport Indonesia dan di teras-teras yang bersebelahan
dengan situs Warisan Dunia Lorentz. Hutan ini terbentuk dari kipas kipas hanyutan pasir dan
kerikil. Hutan kerangas memiliki ciri ciri yaitu memiliki pepohonan berdaun yang lebih kecil
lebih banyak dari pada hutan basah dataran rendah yang selalu hijau. Selain itu ciri lainnya
adalah hutan kerangas berdaun tebal dam kasar seperti kulit dan tidak ada jenis pohon yang
luruh dari daun. Contoh spesies yang hidup di ekosistem hutan kerangas adalah Tristania spp.
Dan beberapa suku sapotaceae, kemudian spesies yang terletak di huta kerangas teras atas
adalah pepohonan Dacrydium, Palaqium amboinensis¸Drymis piperita, Syxygium polyantha
dan Pandanus sp. Terdapat juga tumbuhan pemakan serangga Nepenthes spp.,

Taman Nasional Lorentz


h. Ekosistem Rumput dan Savana
Ekosistem rumpu dan savana terdapat di tepian sungai dan rawa permanen, serta
membentuk hamparan mengapung yang lebat. Didaerah yang dangkal sampai yang bertanah
kering. Yaitu di Rawa Biru di Taman Nasional Wasur di Merauke. Hamparan rumput ini
mencakup jenis Echinochloa stagnina. Dari perbatasan PNG sampai ke Okaba di sebalah
barat Sungai Bian padang rumput Imperata. Di ekosistem ini terdapat jenis pohon Melaleuca
viridiflora yang berketinggian 8-14 m. Jenis pohon lainnya seperti Asteromyrtus
symphocarpa, acacia leptocarpa dan Dillenia alata.

Ekosistem Savana dan Padang rumput


i. Ekosistem Gua
Ekositem Gua terdapat di dataran tinggi di sekitar Wamena dan Gunung Trikora,
Lembah Baliem, Pegunungan Star, Gua Giragandak dan Gua Nomonkendik di Fak-Fak dan
Gua di pegunungan Lina dekat Manokwari, Gua mansapur di Pulau Biak. Ciri ciri dari
ekosistem ini adalah terdapat endapan kalsium karbonat yang membentuk stalaktit formasi
menggantung. Kalsium yang tersisa dari tetesan air stalaktit akan mengendap di lantai gua
membentuk stalagmit. Organisme yang hidup di ekosistem adalah dari Gastropoda adalah
siput tanah, dari Hirudinea yaitu sejenis lintah merah, kepiting Geelvinkia darnei. Dari
kelompok Myriapoda yaitu Hypocambala yang gidup di Gua Yewnus di Biak. Terdapat juga
burung walet sapi (C. esculenta)

j. Ekosistem subalpin
Berdasarkan ketingiannya hutan subalpin dibedakan menjadi hutan subaalpin bawah
(3.200 – 3.650 m) dan hutan subalpin atas (3.650 – 4.170). hutan subalpin bawah terdapat di
Gunung Trikora, ekosistem subalpin atas berada di Gunung Jaya pada ketinggian 3.650 m.
Ciri ciri dari kedua ekosistem ini adalah tajuk pohonnya serign kusut, daunnya berbulu kasar
dan permukaan daunnya mengecil. Organisme yang hidup di daerah ini adalah
Rhododendron correoides, Rapanea cacucium, Oleraia velutina, Drymis piperata,
Dacrycarpus compactus. Styphelia suaveolens
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ekosistem merupakan komunitas organisme di suatu wilayah beserta faktor-faktor


fisik yang berinteraksi dengan organisme-organisme tersebut. Papua memiliki
keanekaragaman hayati di tingkat ekosistem yang sangat banyak yaitu ekosistem terumbu
karang, padang lamun, perairan lotik, danau, hutan tropis dataran rendah, hutan kerangas,
rumput dan savana, gua, sub alpin dan masih lebih banyak lagi dan sangat beragam ciri dan
daerah penyebarannya yang luas dengan keanekaragaman spesies yang hidup di dalamnya.
DAFTAR PUSTAKA

Kartikasari, E.N., Marshall, A.J., Beehler, B.M. (Eds). 2013. Ekologi Papua. Seri Ekologi
Indonesia Jilid VI. Yayasan Pustaka Obor Indonesia dan Conservation International.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai