Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENGAMATAN

EKOSISTEM PANTAI SULAMANDA

NAMA : HENDRA PEKA WOLU


NIM : 1806050118

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat tuhan yang atas rahmat-Nya maka saya dapat
menyelesaikan penyusunan laporan ilmiah yang berjudul EKOSISTEM PANTAI SULAMANDA
Penulisan laporan ilmiah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan
tugas Mata Kuliah Ekologi Pesisir dan Kelautan.

Dalam Penulisan laporan ini saya menyadari masih terdapat kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya, khususnya para pembaca makalah
ini. Aminn.

Kupang,November 2021

Hendra Peka Wolu


BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pantai Sulamanda terletak di desa Mata air,kecamtan kupang tengah,kabupaten kupang,provinsi Nusa
Tenggara Timur. pantai ini memiliki karakteristik pantai berbatu dan berpasir,Kawasan mangrove terletak di
bagian timur dan berbatasan langsung dengan Kawasan pertanian.pantai sulamanda merupakan salah satu
tujuan wisata di kota kupang dan Kawasan sekitar.memiliki bentang alam yang landai dan pantai yang
berbakau yang cukup luas.
BAB II PEMBAHASAN

• Ekosistem Hutan Mangrove

Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, yang didominasi oleh beberapa spesies
pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur.
Komunitas ini umumnya berada pada daerah intertidal dan supratidal yang cukup mendapat aliran air,
terlindung dari gelombang besar dan arus pasang surut yang keras. Mangrove tumbuh pada laguna, rawa,
delta dan muara sungai. Mangrove juga tumbuh pada pantai berpasir, pantai yang terdapat daerah terumbu
karang dan disekitar pulau-pulau. Mangrove tidak mampu tumbuh di pantai yang terjal dan berombak besar
dengan arus pasang surut yang kuat karena hal ini tidak memungkinkan terjadinya pengendapan lumpur
dan pasir, yaitu substrat yang diperlukan untuk pertumbuhannya .

Sebagai suatu ekosistem yang khas wilayah pesisir, hutan mangrove memiliki fungsi ekologis penting.
Pengaruh yang menguntungkan dari hutan mangrove terhadap ekologi laut adalah sebagai dasar dari rantai
makanan yang komplek, tempat memijah, tempat asuh bagi larva berbagai biota, menyaring polusi, menjaga
kestabilan dari substrat mangrove dan menjaga pantai dari erosi. Selain berfungsi sebagai penyaring bahan
nutrien dan penghasil bahan organik, mangrove juga berfungsi sebagai daerah penyangga antara daratan
dan lautan dan penstabil bagi habitat satwa liar serta sumber produk perikanan dan sumber fotosintesis yang
besar.

• Ekosistem Padang Lamun

Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga yang sudah sepenuhnya menyesuaikan diri untuk hidup
terbenam dalam laut. Tumbuhan ini terdiri dari rhizoma, daun dan akar . Perairan yang dangkal (2-12 meter)
dan jernih dengan sirkulasi air yang baik serta iklim yang hangat merupakan salah satu syarat agar lamun
dapat berkembang dengan baik. Lamun pada umumnya berupa padang yang luas di dasar laut yang masih
bisa dijangkau oleh cahaya matahari yang memadai untuk hidupnya. Padang lamun dapat membentuk
komunitas tunggal (terdiri dari satu jenis lamun) atau campuran (disusun dari dua atau lebih jenis lamun).
Lamun hidup di perairan laut dangkal, mulai daerah pasang surut yang dapat terbuka ketika surut terendah
sampai dengan ke dalaman 30 meter. Lamun dapat dijumpai baik diperairan pantai pulau-pulau utama
maupun rataan terumbu dan gobah pulau-pulau karang. Dasar jenis substrat tempat lamun hidup adalah
lumpur, pasir halus, pasir kasar, kerikil, puing karang mati atau campuran dari substrat-substrat tersebut.

Padang lamun dapat memperlambat gerakan air yang disebabkan oleh arus dan gelombang hingga
menyebabkan perairan sekitarnya menjadi lebih tenang, dengan demikian padang lamun bertindak sebagai
perangkap sedimen dan sebagai pelindung pantai, pencegah erosi . Padang lamun juga berfungsi sebagai
produsen detritus dan zat hara, serta sebagai tudungpelindung yang
melindungi penghuni padang lamun dari sengatan sinar matahari. Hal ini menarik beberapa perhatian biota
laut seperti ikan, penyu, dugong dan berbagai jenis biota lainnya untuk mencari makan, tumbuh besar dan
memijah. Padang lamun di Indonesia menyebar di seluruh perairan terutama di perairan yang dangkal dan
jernih.

• Ekosistem Terumbu Karang

Terumbu karang merupakan ekosistem khas yang terdapat di daerah tropis. Meskipun terumbu karang
ditemukan di seluruh perairan dunia, tetapi hanya di daerah tropis terumbu karang dapat berkembang
dengan baik. Di dunia terdapat dua kelompok karang yaitu karang hermatifik dan karang ahermatifik.
Perbedaan kedua kelompok karang ini terletak pada kemampuan karang hermatifik di dalam menghasilkan
terumbu. Kemampuan dalam menghasilkan terumbu ini disebabkan oleh adanya sel-sel tumbuhan yang
bersimbiosis di dalam jaringan hermatifik. Sel-sel tumbuhan ini dinamakan zooxanthellae. Karang
hermatifik hanya ditemukan di daerah tropis, sedangkan karang ahermatifik tersebar di seluruh dunia.

Ekosistem terumbu karang mempunyai produktivitas organik yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh
kemampuan terumbu untuk menahan nutrien dalam sistem dan berperan sebagai kolam untuk menampung
segala masukan dari luar. Keberadaan terumbu karang dengan berbagai fungsinya sangat penting untuk
dipertahankan. Fungsi tersebut diantaranya mampu melindungi pulau-pulau kecil dari terpaan ombak,
tempat beristirahat dan makan bagi penyu, serta tempat berlindungnya ikan-ikan.

Ekosistem terumbu karang berada di daerah perairan dangkal di sekitar daratan daerah tropis.
Keberadaanya terbatas di perairan hangat dimana suhu rata-ratanya tidak kurang dari 18oC pada musim
dingin. Lamanya proses pembentukan ekosistem ini dan keberadaanya menjadikan ekosistem terumbu
karang dapat dikatakan sebagai salah satu ekosistem tertua di dunia dan komunitas hewan dan tumbuhan
paling komplek di dunia bersaing dengan hutan hujan tropis.

• Ekositem makro alga


Tumbuhan yang terdapat di laut merupakan organisme pada tingkat trofik terendah atau
produsen primer pada suatu ekosistem perairan laut. Tumbuhan laut ini dapat melakukan
fotosintesis serta menghasilkan senyawa yang dibutuhkan oleh kehidupan berbagai
organisme dalam perairan. Faktor utama yang mempengaruhi kehidupan tumbuhan laut yaitu
cahaya yang dibutuhkan untuk fotosintesis dan substrat untuk melekat (Suantika dkk, 2007,
h.2.49).
Rumput laut merupakan tumbuhan yang tidak dibedakan antara bagian akar, batang, dan
daun. Semua bagian dari tumbuhan rumput laut disebut thallus. Rumput laut dikenal dengan nama
algae dan berdasarkan ukurannya dibedakan menjadi dua golongan yaitu mikro alga dan makro alga.
Mikro alga berukuran kecil tidak dapat dilihat oleh mata secara langsung, membutuhkan alat bantu
berupa mikroskop, berbeda dengan makroalga yang berukuran besar dapatdilihat langsung oleh mata.
Kelompok alga tersebut sebagian besar hidup di laut yang melekat di dasar laut atau melayang-layang
mengikuti gerakan arus laut (Suantika dkk, 2007, h.2.49).
• Dampak aktivitas manusia terhadap ekosistem tersebut adalah

Dampak dari aktivitas manusia yang dapat merusak ekositem adalah diantaranya dengan membuang
sampah sembarangan disekitar pesisir pantai karena dapat merusak ekosistem mangrove tentunya. Yang
kedua yaitu tempat parker perahu yang tidak teratur juga bisa merusak.ketiga penggunaan pestisida pada
pertanian menyebabkan ekosistem mangrove menjadi terganggu dan rusak.
ekosistem pesisir pantai. Yang ketiga yaitu kurangnya kesadaran tentang pentingnya kebersihan
disekitar pesisir pantai.

• Program pengelolaan yang ditawarkan berupa

1. Peningkatan kesadaran masyarakat

Kesadaran masyarakat juga merupakan hal yang harus ditumbuhkan demi terciptanya
hutan mangrove yang lestari. Bagaimanapun juga, masyarakat sekitar adalah orang- orang yang
paling dekat dengan hutan mangrove, sehingga apabila masyarakat yang berada di sekitarnya
memiliki kesadaran yang tinggi, hal itu akan berpotensi menjadikan hutan mangrove tetap
lestari.

2. Peningkatan pengetahuan masyarakat dan penerapan kearifan lokal mengenai

konservasi Seperti yang kita ketahui bersama bahwasannya hutan mangrove

ini memiliki fungsi


sebagai konservasi lahan pantai, sehingga keberadaan hutan mangrove ini sangatlah penting.
Masyarakat perlu mengetahui dan juga menyadari tentang fungsi dari hutang mangrove ini dan
juga memahami dengan jelas arti dari konservasi. Jika masyarakat memahami arti penting
konservasi, maka hutan mangrove akan dapat diselamatkan dari tangan- tangan jahil
masyarakat yang tidak bertanggung jawab dan ingin mengubahnya menjadi lahan- lahan yang
bernilai komaersial.
Lampiran

Ekosistem mangrove

Ekosistem terumbu karang

Ekosistem padang lamun

Anda mungkin juga menyukai