PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pantai ialah bagian dari permukaan bumi yang terdekat dengan perairan
laut dan dipengaruhi oleh kondisi cuaca dari laut. Pantai mempunyai dua
bentuk utama, yaitu pantai curam dan pantai landai. Pantai curam terdapat di
daerah pegunungan yang berbatasan langsung dengan laut, baik yang sejajar,
Sebagai salah satu negara di dunia yang kaya akan beragam sumber
daya alamnya, menurut Noor, dkk. (1999) Indonesia merupakan negara yang
hayati terbesar didunia dan struktur paling bervariasi didunia. Berdasarkan data
Direktorat Jenderal Rehabilitas Lahan dan Hutan Sosial (2001), luas hutan
mangrove di Indonesia pada tahun 1999 diperkirakan mencapai 8,60 juta hektar
akan tetapi sekitar 5,30 juta hektar dalam keadaan rusak. Sedangkan data FAO
(2007) luas hutan mangrove di Indonesia pada tahun 2005 hanya mencapai
3.062.300 ha atau 19% dari luas hutan mangrove di dunia dan yang terbesar di
Salah satu pantai di NTT yaitu pantai di Malaka adalah sekitar 28.437
ha yang terdiri dari 21.529 ha didalam kawasan hutan dan seluas 6.908 ha di
Kobalima, Malaka Tengah, Malaka Barat dan Wewiku (Dahuri, 2004 dalam
Mamangkey, 2013).
1
Pantai Malaka terdapat hutan mangrove. Hutan mangrove dikenal juga
hutan yang terdiri atas pohon bakau (Rhizophora spp), karena bukan hanya
pohon bakau yang tumbuh di sana. Jenis tumbuhan lain yang hidup di
dalamnya, antara lain Pohon api-api, Nipah, Bakau Kurap, Mangrove Merah,
dari tahun 1980 sampai 2005 karena alasan perubahan penggunaan lahan
Berdasarkan data tahun 2006 pada 15 provinsi yang bersumber dari BPDAS,
organik yang berupa serasah, dimana bahan organik ini merupakan dasar rantai
makanan. Serasah dari tumbuhan mangrove ini akan terdeposit pada dasar
perairan dan terakumulasi terus menerus dan akan menjadi sedimentasi yang
kaya akan unsur hara, yang merupakan tempat yang baik untuk kelangsungan
2010).
2
Makrozoobentos yang hidup di kawasan mangrove lebih didominasi
oleh filum moluska yang diwakili oleh beberapa spesis gastropoda yang
umumnya hidup menempel pada akar dan batang mangrove serta pada
daerahpesisir.
hidup di daerah pasang surut pantai. Hutan mangrove dikenal juga dengan
terdiri atas pohon bakau (Rhizophora spp), karena bukan hanya pohon bakau
yang tumbuh di sana. Jenis tumbuhan lain yang hidup di dalamnya, antara lain
Pohon api-api, Nipah, Bakau Kurap, Mangrove Merah, Putut dan Pidada
Merah.
3
mangrove ini dapat dipengaruhi oleh berbagai hal diantaranya adanya tingkat
pemanfaatan oleh manusia maupun yang biasa terjadi secara alami. Sama
tempat mencari ikan, kepiting, kerang dan siput (Arief, 2003 dalam
Sirante,2011).
Saat ini juga kawasan tersebut telah mengalami tekanan fisik berupa
daratan dari abrasi dan melindungi daerah budidaya tambak. Selain itu kawasan
4
Berdasarkan latar belakang diatas maka, peneliti tertarik untuk
B. Rumusan Masalah
Kabupaten Malaka?
C. Tujuan Penelitian
Kabupaten Malaka.
Malaka.
5
3. Untuk mengetahui pola penyebaran jenis gastropoda di Pantai Berasi, Desa
D. Manfaat Penelitian
Kabupaten Malaka.
2. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lanjutan yang mengkaji lebih dalam
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Keanekaragaman
jumlah spesies antar jumlah total individu dari spesies yang ada di dalam suatu
dapat ditandakan sebagai jumlah spesies dalam suatu area atau sebagai jumlah
spesies antar jumlah total individu dari spesies yang ada Michael, 1984 (dalam
Ratnasari, 2015).
populasi yang menempati suatu tempat tertentu. Ada dua komponen dalam
B. Ekologi
Ekologi (ecology, berasal dari kata yunani oikos, rumah, dan logos,
7
2008:326). Ekologi adalah ilmu tentang organisme dalam kaitannya dengan
biotik dan faktor-faktor fisik yang saling berinteraksi satu sama lain. Unsur-
unsur biotik yang berupa organisme dan faktor fisik berupa lingkungan abiotik
yang meliputi suhu, kelembaban, pH, dan intensitas cahaya (Irwan, 2014)
hubungan timbal balik antara organisme atau makhluk hidup yang meliputi
C. Ekosistem
komunitas makhluk hidup dari berbagai jenis yang berinteraksi dengan benda
hubungan interaksi antara faktor abiotik dan faktor biotik, yang membentuk
8
yang membentuk suatu sistem. Struktur dan fungsi setiap komponen yang
terpisahkan. Sistem alami oleh Tansley disebut sistem ekologi yang kemudian
Komponen abiotik, meliputi semua faktor –faktor non hidup dari suatu
lingkungan ini tidak saja menyediakan energi dan materi penting, tetapi
yang mampu berada di suatu habitat. Komponen biotik, meliputi semua faktor
hidup yang secara garis besarnya dibagi dalam tiga kelompok, yaitu produsen,
D. Hutan Mangrove
Hutan mangrove merupakan tipe hutan yang memiliki ciri khas dan
sering tumbuh di sepanjang daerah pantai atau muara sungai yang dipengaruhi
oleh pasang surut air laut.Mangrove tumbuh pada daerah pantai yang
9
Mangrove sebagai habitat tempat hidup, berlindung, memijah, dan
E. Gastropoda
1. Gastropoda
15.000 jenis yang telah menjadi fosil. Oleh karena banyaknya jenis
2009).
10
cangkok.Padahal waktu larva, bentuk tubuhnya simetri bilateral. Namun ada
pula Gastropoda yang tidak memiliki cangkok, sehingga sering disebut siput
telanjang (vaginula). Hewan ini terdapat di laut dan ada pula yang hidup di
2009).
Gastropoda berasal dari kata gaster dan podos. Gaster artinya perut,
11
Gastropoda memiliki struktur susunan tubuh yang terdiri atas:
5) Spire (sulur): susunan whorl sebelum body whorl. Suture (garis taut):
cangkang).
7) Kepala
ujung tentakel (Campbell, et, al., 2008). Hewan ini mempunyai kepala
terdiri dari satu pasang pendek dan satu pasang tentakel yang panjang
8) Badan
12
Struktur dasar bagian tubuh gastropoda dibagi menjadi tiga bagian inti,
kaki yang berfungsi sebagai alat gerak, tubuh bagian dalam yang
yang berupa sebuah lipatan jaringan yang menutupi bagian atas dari
9) Kaki
dibantu dengan lendir yang dikeluarkan oleh tubuh itu sendiri (firdaus,
3. Sistem Saraf
digabungkan satu dengan yang lainnya oleh sebuah tali saraf longitudinal.
Tali saraf ini dihubungkan ke seluruh bagian tubuh oleh tali-tali saraf
2014).
4. Sistem Pencernaan
13
diteruskan ke dalam lambung, dan proses penyerapan makanan terjadi di
5. Sistem Respirasi
akuatik, kekurangan insang, dan tergantung pada mantel dan kulit. Setelah
beberapa kehilangan pros branch salah satu dari insang, kebanyakan dari
membawa susunan insang paling efektif untuk jalanya sirkulasi air. Sistem
2014).
6. Sistem Eksresi
darah terbuka, artinya masih ada darah yang mengalir diluar pembuluh
darah. Jantung terdiri atas ventrikel yang terletak di dalam rongga dalam
14
ada yang masuk ke dalam rongga pericardium terlebih dahulu. Dari rongga
pada jantung).
8. Sistem Reproduksi
perkawinan sendiri. Pada setiap individu terdapat alat reproduksi jantan dan
betina yang bergabung dan disebut ovotestes. Ovotestes ini adalah bahan
yang dapat menghasilkan sperma dan telur. Sperma yang dihasilkan oleh
akhirnya penis. Penis ini terletak dalam suatu kantung yang disebut genital
spermatozoa dari induk yang sama tidak dapat membuahi sel telur. Pada
setiap individu terdapat alat reproduksi jantan dan betina yang bergabung
F. Klasifikasi Gastropoda
dalam siklus hidupnya. Hal ini dapat dilihat dari variasi habitatnya yang sangat
berbagai tipe substrat dasar perairan (Rupert Barnes, 1996 dalam Lestari, 2015).
Kozloff (1990 dalam Lestari, 2015) membagi gastropoda ke dalam empat sub
15
kelas terdiri dari sub kelas Prosobranchia, sub kelas Opistobranchia, sub kelas
di depan jantung. Memiliki dua buah insang saraf yang terletak sianterior.
Sistem saraf membentuk angka delapan, tentakel berjumlah dua buah, dan
a. Ordo Archeogastropoda
b. Ordo Patellogastropoda
c. Ordo Mesogastropoda
d. Ordo Neogastropoda
16
Menurut Kozloff, 1990 dalam (Lestari, 2015) sub kelas ini terbagi
a. Ordo Nudibranchia
b. Ordo Chepalaspidea
c. Ordo Thecosomata
d. Ordo Gymnosomata
f. Ordo Anaspidea
g. Ordo Acochlidiacea
h. Ordo Pyramidellacea
i. Ordo Notaspidea
sub kelas Gymnomorpha, tapi hubungan mereka satu sama lain belum tentu
dekat. Ciri khas dari oncidiaceans adalah alur bersilia pada tubuh, antara
kaki dan mantel, silia ini membawa telur yang dibuahi betina, yang terletak
17
di ujung posterior tubuh. Sub kelas ini hanya mempunyai satu ordo, yaitu :
ordo Onchidiacea.
cangkang berbentuk spiral, kepala dilengkapi dengan satu atau dua pasang
Menurut Kozloff, 1990 dalam (Lestari, 2015) sub kelas ini terbagi
1) Ordo Basommatophora
2) Ordo Archaepulmonata
3) Ordo Stylommatophora
4) Ordo Systellommatophora
G. Habitat Gastropoda
padang pasir yang kering, biasanya membuat celah-celah atau lubang. Sebagian
kecil hidup parasit terhadap binatang lain. Mollusca termasuk hewan yang
sangat berhasil menyesuaikan diri untuk hidup di berbagai tempat dan cuaca.
Sebagian gastropoda yang hidup di daerah hutan-hutan bakau, ada yang hidup
di atas tanah yang berlumpur atau tergenang air, ada pula yang menempel pada
18
H. Faktor Lingkungan
1. Suhu
mempunyai batas-batas pada suhu mana makhluk hidup itu dapat tetap
keasaman atau basa yang dimiliki oleh suatu zat, larutan atau benda. pH
3. Salinitas
terlarut dalam satu liter air, biasanya dinyatakan denga satuan ‰ (per mil,
gram per liter). Sebaran salinitas di laut dipengaruhi oleh berbagai faktor
seperti pola sirkulasi air, penguapan, curah hujan, aliran sungai. Menurut
4. Pasang Surut
19
Pasang Surut merupakan Suatu fenomena yang terjadi di laut karena
adanya pergerakan naik atau turunnya posisi permukaan perairan laut secara
berkala yang disebabkan oleh gaya gravitasi dan gaya tarik menarik benda
astronomi oleh matahari. Pada Pasang surut terdapat beberapa tipe yaitu :
Pasang surut yang hanya terjadi satu kali pasang dan satu kali
Pasang surut yang terjadi dua kali pasang dan dua kali surut
Selat Malaka.
Prevailing Diurnal)
Pasang surut yang tiap harinya terjadi satu kali pasang dan satu
kali surut tetapi terkadang dengan dua kali pasang dan dua kali surut
Semi Diurnal)
Pasang surut yang terjadi dua kali pasang dan dua kali surut
dalam sehari tetapi terkadang terjadi satu kali pasang dan satu kali
Timur.
20
e. Substrat penyusunnya
atau muara sungai, dan delta di tempat yang terlindung daerah tropis dan sub tropis.
daratan dan lautan dan pada kondisi yang sesuai mangrove akan membentuk hutan
yang ekstensif dan produktif. Karena hidupnya di dekat pantai, mangrove sering
21
dinamakan hutan pantai, hutan pasang surut, hutan payau, atau hutan bakau. Istilah
bakau itu sendiri dalam bahasa Indonesia merupakan nama dari salah satu spesies
penyusun hutan mangrove yaitu Rhizophora sp. Sehingga dalam percaturan bidang
keilmuan untuk tidak membuat bias antara bakau dan mangrove maka hutan
mangrove sudah ditetapkan merupakan istilah baku untuk menyebutkan hutan yang
22
BAB III
METODE PENELITIAN
Skala 1: 100.000
B. Metode Penelitian
Plot yaitu pengamatan dan penghitungan jenis Gastropoda yang ditemukan pada
23
C. Alat dan Bahan
1. Alat
NO Alat Fungsi
Penelitian
2. Bahan
hidup di hutan bakau pantai Berasi Kabupaten Malaka. Sampel penelitian, yaitu
24
semua jenis gastropoda yang terdapat di dalam plot pada setiap transek yang
E. Prosedur Penelitian
1. Observasi awal
5m
Garis pantai
10 m
jenis gastropoda yang berada di dalam plot berukuran 1x1 m pada saat air surut.
jenis epifauna dan treefauna yang terdapat di permukaan tanah atau batu yang
berada pada batang pohon mangrove setinggi 1 meter diatas permukaan tanah.
25
Semua spesies gastropoda yang ditemukan dalam setiap plot di hitung jumlahnya
I I 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1.1.1
1.1.2
1.1.3
1.1.4
1.1.5
II 1.2.1
1.2.2
1.2.3
1.2.4
1.2.5
3. Analisis Data
26
terbanyak ke yang paling sedikit jumlahnya. Selanjutnya ditampilkan
H’= -∑ pi In pi
Pi = ni/N
Keterangan:
Pi = ni/N
𝒏𝒊(𝒙𝒊(𝒙𝒊−𝟏)
I𝛅 = 𝑵(𝑵−𝟏)
dimana:
Jika :
27
Iδ = 1 : Pola sebaran jenis inidividu bersifat acak
I=1 Ds = ∑ ( Pi )2 P
Dimana :
Ds = Indeks Simpson
I=1 Ds = ∑ ( Pi )2Pi
( )2
= + + + + + + ++
= 0,39
3. Parameter Lingkungan
28
Tabel 3.2 Hasil Pengukuran Parameter Lingkungan
lingkungan
pH 1 2
Suhu
Salinitas
Substrat
29
BAB IV
sebelah Utara, sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Timur, sebelah Timur
berbatasan dengan Desa Loofoun dan sebelah Barat berbatasan dengan Desa
Rabasa. Luasan habitat asli mangrove. Pantai Berasi Kecamatan Malaka Barat
Pantai Berasi merupakan salah satu Pantai yang berada di Desa Haerain,
kawasan laut Berasi yang terbagi atas 3 dusun yaitu Halimalaka A, Halimalaka
B, dan Halimalaka C. Desa Haerain memiliki luas wilayah 103,24 Km2 dengan
jumlah penduduk berdasarkan data Tahun 2017 sekitar 1537 jiwa dengan
jumlah kepala keluarga sebanyak 102 KK. Penduduk memiliki jenis profesi
yang terdiri dari nelaya, tani, buruh, pedagang, dan PNS (Statistik Desa
Haerain, 2002).
dengan kegiatan perikanan atau kelautan, yang antara lain meliputi hal-hal
berikut ini :
30
d. Beberapa wilayah pantai lain, telah difungsikan sebagai objek wisata,
tingkat kekritisan mangrove yang mengalami kerusakan berat yaitu 437.42 Ha,
kerusakan ringan yaitu 71.25 Ha dan kondisi mangrove yang masih baik 53.68
ditemukan pada pantai Berasi adalah 5 famili dan 6 genus gastropoda. Jenis-
31
lumpur
berpasir.(Dok.Dharma,1998)
2 Tinggi cangkang maksimum
4.5cm, biasanya hanya
sekitar 3.5cm. Seringkali
ditemukan melimpah pada
substrat lumpur di area dekat
Cerithidea cingulata Cerithidea cingulata mangrove, dalam 1 meter
(Dok. Seran, 2017) Leal (2000) persegi kelimpahannya
bahkan bisa mencapai 500
individu.
Cerithidea cingulata
memiliki cangkang tinggi
berbentuk kerucut dengan
sisi cangkang cembung
sehingga terlihat meruncing
(Gambar 4). Permukaan
cangkang umumnya
berwarna cokelat dan bertitik
putih dengangaris spiral
bagian dorsal yang sangat
menonjol (Laksamana,
2011)
3 Chicoreuscapucinus sangat
dikenal dengan bentuk
cangkangnya. Jenis ini
memiliki saluransi
phonrelatif pendek, spina
Chicoreus capucinus Chicoreus capucinus
pendek dalam beberapa
(Dok. Seran, 2017) Leal (2000)
barisan, membentuk aksis
kearaha pex. Warna coklat
32
capucino merupakan
karakter khas jenis tersebut (
Mamangkey, 2013 )
33
sering ditemukan pada area
mangrove dengan substrat
lumpur atau lumpur berpasir
(Sugianti, 2014).
6 Telecopium telescopium
termasuk salah satu
Gastropoda yang paling
umum ditemukan diatas
substrat atau diantara serasah
Telecopium Telecopium
daun mangrove. Mudah
telescopium telescopium
dikenali karena bentuknya
(Dok. Seran, 2017) (Dok. Dharma 1992)
yang khas seperti kerucut.
Cangkang hewan ini
berbentuk kerucut, panjang,
ramping dan agak mendatar
pada bagian dasarnya.
Warna cangkang coklat
keruh,coklat keunguan dan
coklat kehitaman, lapisan
luar cangkang dilengkapi
dengan garis-garis spiral
yang sangat rapat dan
mempunyai jalur-jalur yang
melengkung kedalam.
Panjang cangkang
berkisarantara7.5-11 cm
(Dharma,1992).
34
7 Terebralia sulcata memiliki
ukuran maksimum cangkang
6.5 cm, biasanya hanya
sekitar 5 cm. Jenis ini lebih
Terebralia sulcata Terebralia sulcata menyukai substrat lumpur
(Dok. Seran, 2017) (Sumber internet) berpasir Sugianti,2014).
Leal, 2000)
Tabel 4.2. Klasifikasi Gastropoda Pada Zona Hutan Mangrove Pantai Berasi
Telecopiumt Telecopiumtelescopium
miniata
gastropoda yang ditemukan pada daerah ini adalah 5 famili yaitu Potamididae,
35
Spesies yang paling banyak ditemukan pada daerah ini adalah Sphaerassiminea
miniata, sedangkan spesies terendah pada daerah ini adalah Littoraria scabra.
Berasi diduga disebabkan karena substrat pantai Berasi pada umumnya adalah
berpasir dan berlumpur yang terdapat pada stasiun 1. Hubungan dengan habitat atau
kebiasaan hidup jenis mencari makan-makan dan berkembang biak. Selain itu,
habitat juga sebagai tempat untuk melindungi diri dari predator. Misalnya beberapa
Pantai Berasi
mempunyai komposisi jenis tertinggi yaitu 33% karena substrat di pantai berasi
scabra yaitu 1%. Jenis terendah pada Littoraria scabra karena biasanya
36
menyukai substrat berpasir dan sedikit berlumpur. Hal ini sesuai dengan
substrat berpasir dan sedikit berlumpur karena substrat ini sering menjadi
tempat perlindungan bagi jenis-jenis gastropoda dari ombak yang besar agar
makanan, predator dan keadaan air laut yang memiliki fluktuasi ombak dan
Berasi
37
Rerata 11, 42
Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat dijelaskan bahwa jenis gastropoda pada
Berdasarkan total nilai H’ maka dapat bahwa, jumlah keseluruhan gastropoda pada
stasiun 1 dan stasiun 2 di zona Hutan Mangrove pantai Berasi termasuk dalam
kisaran “sedang”. Hal ini sesuai dengan pernyataan Belang (2013) bahwa, kisaran
keragaman untuk mengetahui kisaran H; dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini
Hal ini diduga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan seperti ombak yang besar dan
merupakan hewan yang mudah terbawa arus dan ombak sehingga hewan ini sering
melindungi diri didalam batu ataupun pasir agar dapat bertahan hidup.
38
F. Jenis dan jumlah keanekaragaman gastropoda
miniata. Hal ini menunjukkan bahwa spesies yang dominan adalah spesies yang
dapat bertahan dan melindungi diri dari keadaan lingkungan yang sewaktu-waktu
bertahan dengan keadaan lingkungan yang kurang baik memiliki jumlah spesies
lebih tinggi dibandingkan dengan spesies dalam jumlah yang rendah akibat tidak
mampu bertahan dalam kondisi lingkungan yang ekstrim. Dalam 10 plot (stasiun
terendah adalah spesies Terebralia sulcata dengan jumlah spesies 180 dan jumlah
spesies tertinggi terdapat pada Cassidula aurisfelis dengan jumlah spesies 488.
39
Berdasarkan tabel 4.5 diatas pada stasiun 1 dan stasiun 2 ada beberapa
jenis gastropoda yang tidak terdapat pada setiap plot dalam stasiun seperti
Cerithidea cingulata (plot 1), Chicoreus capucinus (plot 3 dan 6), Littoraria scabra
(plot 6), dan Sphaerassiminea miniata (plot 4 dan 7) . Hal ini diduga karena
dipengaruhi oleh arus ataupun aktivitas dari gastropoda misalnya arus yang deras
dapat membawa jenis gastropoda yang berukuran kecil ataupun sedang terbawa
arus yang kuat atau aktivitas gastropoda mencari tempat yang aman agar terlindung
dan mencari makan Jenis gastropoda yang tidak ditemukan dalam stasiun yaitu jenis
Cerithidea cingulata (plot 1),Chicoreus capucinus (plot 3), Littoraria scabra (plot
G. Pola penyebaran (P’), indeks kemerataan (E), dan Indeks kekayaan spesies
( R).
Dari data pada tabel-tabel diatas dapat dihitung pola penyebaran, indeks
kemerataan dan indeks kekayaan spesies yang disajikan pada table berikut :
Tabel 4.7. Pola penyebaran (P’), Indeks Kemerata (E), dan indeks Kekayaan
pada indeks pola penyebaran yaitu 0,76 termasuk dalam kategori sedang serta
indeks kekayaan spesies termasuk dalam kategori sedang. Dari data pada tabel
40
kekayaan spesies masih dalam kategori yang belum memiliki jenis gastopoda
H. Parameter Lingkungan
sangat perlu untuk diperhatikan dan diukur nilai parameter lingkungan yang di
Berdasarkan tabel 4.6. nilai kisaran suhu di pantai Berasi Desa Rabasa
Haerain adalah 28 − 33℃. Stodart dan Yonge (1971), mengatakan bahwa suhu
sehingga suhu di pantai Berasi masih dalam kisaran toleransi bagi gastropoda
berkisar antara 6.5-7. Menurut Askin (1982), pH yang optimal untuk kehidupan
41
Menurut Askin (1982) salinitas yang optimum untuk kehidupan organisme
laut yaitu antara 27 − 34 0⁄00. Kisaran nilai salinitas di pantai Berasi adalah
di Pantai Berasi, dapat disimpulkan bahwa spesies yang bertahan hidup pada
keadaan dan ombak yang besar biasanya menguburkan diri dalam pasir agar
Hasil pengukuran faktor lingkungan pada pantai Berasi masih dalam batas
tolerir tetapi diamati bahwa pantai Berasi memiliki ombak yang cukup besar
sehingga mempengaruhi jumlah spesies yang diperoleh. Jenis spesies yang tidak
dapat bertahan jika ombak besar akan mudah terbawa hempasan ombak. Hal ini
yang dapat menyembunyikan diri dalam batuan dan pasir yang mampu bertahan
dalam cuaca ekstrim. Sehingga berdasarkan tabel 4.6. terdapat beberapa spesies
42
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cassidula aurisfelis.
B. Saran
43
3. Bagi pemerintah, sekitarnya dapat melakukan pelestarian lingkungan di
44
DAFTAR PUSTAKA
Cendana. Kupang.
Depok.UniversitasIndonesia.
Publishing. London.
45
Bogor
Jakarta
Pertanian Bogor.
Masalah Penentuan Batas Lebar Jalur Hijau Hutan Mangrove dalam Prosiding
Universitas Indonesia.
Pribadi, R., Hartati. R., dan Chrisna, C. A. 2009. Komposisi Jenis dan Distribusi
46
Gastropoda di Kawasan Hutan Mangrove Segara Anakan Cilacap.
Sari, A. M., Lusi, A. Z., Irma, L. 2012. Gastropoda yang di Temukan pada Hutan
47
LAMPIRAN
STASIUN 2
PANTAI BERASI
48
Lampiran 3: Wadah Penyimpanan Gastropoda
49