Anda di halaman 1dari 5

Ekosistem Rawa : Pengertian, Ciri-ciri, Jenis, dan Komponennya

Secara garis besar, dan bila membaca dalam kamus,, maka kita akan menemukan pengertian rawa, yang
definisinya adalah bagian permukaan pada bumi yang selalu basah, karna tergenang oleh air dan juga
karna kekurangan aliran, atau juga bagian permukaan bumi yang lebih rendah dari daerah di sekitarnya.

Rawa yang juga merupakan ekosistem ini juga memiliki definisi stau juga ciri-ciri yang juga sama seperti
ekosistem yang lainnya. ekosistem ini juga bukan merupakan ekosistem buatan. Ekosistem ini biasanya
yang akan di tumbuhi oleh tumbuhan-tumbuhan yang tidak bisa atau kesulitan jika tumbuh di daerah
perairan atau daerah daratan. klasifikasi mahluk hidup yang ada disini juga beragam rupa.

Interaksi anatara mahluk hidup dalam ekosistem ini juga tidak jauh berbeda dengan ekosistem yang
lainnya. Ekosistem rawa juga masih termasuk ekosistem perairan, meskipun, pada kenyataannya
ekosistem ini memang diapit oleh dua unsur yang sama kuat, yakni daratan dan juga perairan. Malah,
pada beberapa kejadian daratannya akan lebih menonjol dari perairannya. (Baca: cara transplantasi
terumbu karang di Indonesia)

Di dalam ekosistem ini juga terdapat biota-biota perairan, meskipun tidak termasuk biota laut.
Meskipun tidak sebanyak pada ekosistem danau atau ekosistem yang lainnya. Namun, Tanaman yang
ada pada ekosistem ini biasanya akan lebih banyak dan lebih beragam dari ekosistem yang lainnya.
Karna, ekosistem ini memiliki dua unsur yang sama menonjolnya, antara daratan dan perairannya.

Ciri-ciri Ekosistem Rawa

Sama seperti ekosistem yang lain juga. Ekosistem ini tidak jauh berbeda dengan ekosistem perairan yang
lainnya. Untuk lebih jelasnya mengenai ciri-ciri ekosistem ini, bisa dilihat di bawah ini:

1. Variasi suhu yang tidak terlalu mencolok

Sama seperti yang ada pada ekosistem danau. Pada ekosistem ini pula, suhu tidaklah terlalu mencolok.
Bahkan bisa dikatakan tidak ada perbedaan. Antara siang dan malam pada ekosistem ini juga tidaklah
jah berbeda. Hanya beberapa derajat saja perbedaannya.

Variasi suhu yang tidak mencolok ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. faktor inipula yang berpengaruh
pada keseimbangan ekosistem. Salah satunya adalah antara daratan dengan perairannya tidak terlalu
dalam. Jadi, perbedaann suhunya pun tidak terlalu berbeda jauh. Hal ini mungkin akan berbeda dengan
ekosistem perairan yang jauh perbedannya, seperti pada laut atau yang lainnya.

2. Penetrasi cahaya tergolong baik

jika pada ekosistem danau dan ekosistem perairan lainnya, penetrasi cahaya kurang baik. Maka, pada
ekosistem ini peetrasi cahayanya sudah tergolong baik dan sangat tidak mencolok antara komponen
yang berada pada daratan maupun pada perairan.

Satu alasan mengapa ekosistem ini penetrasi cahayanya bisa baik dan tidak terlalu mencolok antara
daratan dengan perairannya, yakni karna, jarak antara daratan dengan perairannya sangatlah dekat.
Tidak terlalu jauh. Maka, otomatis cahaya yang masuk kedalam perairannya akan setidaknya sama
seperti apa yang di dapat pada daratannya.

3. Floranya didominasi oleh ganggang


Melihat flora yang tumbuh pada setiap ekosistem pastilah bermacam-macam. Mulai dari tumbuhan
yang dapat hidup lama sampai tumbuhan yang hanya dapat bertahan beberapa hari. banyak juga
tumbuhan yang bermanfaat bagi manusia yang hidup pada ekosistem ini. pun kita akan menjumpai
berbagai jenis plankton yang ada. Dalam ekosistem rawa juga demikian, ada beberapa tumbuhan yang
dapat hidup pada ekosistem ini.

Namun, biasanya pada ekosistem ini, tumbuhan akan didominasi oleh tumbuhan ganggang atau juga
sejenisnya. Tumbuhan ganggang yan biasanya hidup pada ekosistem ini memiliki ciri-ciri seperti:

 Memiliki dinding yang cukup kuat

 Merupakan pengolompokan tumbuhan tingkat tinggi dan memiliki akar sulur

 Tumbuhan yang memiliki jangkar pada akarnya dan bersel satu

 Air akan selalu masuk pada tumbuhan tersebut secara maksimal hingga sel

Jenis-jenis Ekosistem Rawa

Tidak seperti ekosistem yang lain yang hanya ada satu jenis, pada ekosistem ini kita bisa menjumpai
beberapa jenis ekosistem rawa. Namun, kebanyakan kita akan menjumpai tiga jenis ekosistem rawa
yang biasanya paling sering kita lihat.

Tiga ekosistem ini masih termasuk dalam kategori ekosistem rawa. di dalam ekosistem rawa ini juga
merupakan tempat terjadinya rantai makanan yang bersifat kesinambungan. Meskipun, jenis-jenisnya
ini dirasa berbeda, tapi sejatinya ketiga jenis ekosistem rawa ini masih dalam garis yang sama, dan
memiliki definisi atau unsur-unsur terkait yang sama saja. (Baca: cara melestarikan terumbu karang di
Indonesia)

Untuk lebih jelasnya mengenai beberapa jenis ekosistem ini, mari kita simak tulisan di bawah ini;

1. Rawa air asin

Ekosistem rawa ternyata sangatlah berbeda debgan ekosistem danau atau sejenisnya. Meskipun sama-
sama berada pada ekosistem perairan, namun ekosistem yang ada pada danau kebanyakan berupa air
tawar; sedang di sini kita bisa melihat ekosistem rawa yang mempuanyai air asin. pada ekosistem ini
pula banyak terdapat organisme uniselular.

Ekosistem rawa yang memliki air asin disini biasanya akan mudah kita jumpai di pantai yang biasanya
terkena pengaruh pasang atau surut air pantai. Sehingga, air asin yang ada pada pantai inilah yang
membuat air di ekosistem rawa itu menjadi asin.

2. Rawa air payau

Definisi dari air payau adalah percampuran yang sama rata antara air asin dengan air tawar. Dan disini,
ekosistem rawa juga memilikinya. pada ekosistem ini kita juga akan menjumpai fauna-fauna seperti
hewan vertebrata dan invertebrata yang ada pada rawa ini. Ekosistem rawa yang berisi air payau ini
akan mudah kita jumpai di sekitar muara sungai, dan biasanya juga dipengaruhi oleh air dari pantai yang
akan mengkontaminasi air yang sudah ada terlebih dahulu di rawa tersebut.
3. Rawa air tawar

Terakhir adalah rawa air tawar. Sama seperti ekosistem danau dan sejenisnya, ekosistem rawa ini juga
memiliki air yang tawar dan ciri-ciri ekosistem air tawar yang sama. Air tawar yang ada pada ekosistem
ini tidaklah bercampur atau terkontamnasi dengan air-air dari sumber lain.

Ekosistem air tawar ini tidaklah mengalami pergantian air dan tidak pula bertambah atau berkurang
karna pengaruh air dari sumber lain. di ekosistem ini pula kita dengan mudah akan mendapatkan hewan
amfibi pada sekitar rawa-rawa. Ekosistem ini akan mudah kita jumpai pada aliran-aliran sungai besar
yang biasanya terdapat pada hutan-hutan yang masih jarang dijamah oleh manusia.

Komponen pada Ekosistem Rawa

Pada ekosistem ini, akan ada banyak sekali komponen pendukung yang ada. Karna, ekosistem ini yang
berada di dua unsur yang sama-sama besar, maka juga komponennya akan beragam pula. Komponen
yang ada pada ekosistem ini tidak akan bergantung pada satu unsur, tetapi percampuran antara kedua
unsur tersebut.

Berbagai komponene yang ada pada ekosistem ini yang tidak bergantung pada satu unsur itu lah, yang
menjadikan ekosistem ini menjadi ekosistem yang didiami berbagai variasi komponen. Meskipun,
komponen-komponen yang ada tidaklah berbeda jauh denan yang lainnya. sebagai manusia, kita juga
perlu menjaga lingkungan dengan melakukan upaya pelestarian lingkungan hidup seperti menjaga rawa-
rawa asli ini.

Komponen yang ada pada ekosistem ini sama juga seperti yang ada pada ekosistem yang lainnya.
Bergantung pada dua poin besar komponen, yakni komponen abiotik dan juga komponen biotik.
Komponen abiotik adalah komponen yang tidak hidup atau benda mati, sedangkan untuk komponen
biotik adalah komponen yang merupakan mahluk hidup.

Komponen abiotik pada ekosistem ini juga sama seperti yang ada pada ekosistem lainnya. Terdiri atas
suhu, udara, cahaya, tanah, batu dan hal-hal lainnya yang tidak bernafas. Sedang untuk komponen
biotiknya menyangkut seperti ganggang, eceng gondok, katak, belalang, dan segala mahluk hidup yang
mendiami rawa tersebut.

DAMPAK YANG TERJADI AKIBAT KERUSAKAN EKOSISTEM RAW

Dampaknya antara lain, dapat mengakibatkan kekeringan, dapat mengakibatkan intrusi air laut lebih
jauh ke daratan, hilangnya fauna dan flora di dalamnya, dan akan menjadi sangat berbahaya apabila
mengalami kepunahan yang total pada sebagian besar kawasan di Indonesia, sumber mata pencaharian
penduduk setempat berkurang, dan akibat yang lebih parah lagi yaitu akan mengakibatkan banjir.
Usaha dan Cara Menjaga Kelestarian Rawa

Rawa merupakan salah satu sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan dan
kebutuhan hidup sehari-hari sudah selayaknya dilakukan berbagai upaya untuk menjaga kelestarian dan
kealamiannya. Rawa yang melewati sebagaian besar kota-kota besar di Indonesia kondisinya sangat
memperihatinkan.

Tengok saja rawa atau kali ciliwung yang melintasi daerah ibukota DKI Jakarta yang air rawanya sudah
hitam legam, berbau tidak sedap dan tidak layak konsumsi. Namun ironisnya masih banyak warga kumuh
berpenghasilan rendah di sekitar bantaran kali ciliwung yang masih tetap menggunakan air rawa tersebut
untuk mandi, mencuci, dan buang air. Tentu saja hal itu tidak boleh didiamkan begitu saja. Mesti ada
tindak lanjut pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta seluruh warga masyarakat harus melakukan
beberapa upaya untuk melestarikan rawa sebagai berikut :

1. Melestarikan Hutan di Hulu Rawa

Agar tidak menimbulkan erosi tanah di sekitar hulu rawa sebaiknya pohon-pohon atau pepohonan tidak
digunduli atau ditebang atau merubahnya menjadi areal pemukiman penduduk. Dengan adanya erosi
otomatis akan mambawa tanah, pasir, dan sebagainya ke aliran rawa dari hulu ke hilir yang sehingga
menyebabkan pendangkalan rawa.

2. Tidak Buang Air di Rawa atau Kali


Buang air kecil dan air besar sembarangan adalah perbuatan yang salah. Kesan pertama dari tinja atau
urin yang dibuang sembarangan adalah bau dan menjijikkan. Ekskresi juga merupakan salah satu medium
yang paling baik untuk perkembangan bibit penyakit dari mulai penyakit ringan sampai ke penyakit yang
berat dan kronis. Oleh sebab itu janganlah boker dan beser di sembarang tempat.

3. Tidak Membuang Sampah Ke Rawa

Sampah yang dibuang secara sembarangan ke kali akan menyebabkan aliran air menjadi mampet. Selain
itu sampah juga menyebabkan rawa cepat dangkal dan akhirnya memicu terjadinya banjir di musim
penghujan. Sampah juga membuat rawa tampak kotor, tidak terawat, terkontaminasi, dan lain
sebagainya.

4. Tidak Membuang Limbah Rumah Tangga dan Industri

Tempat yang paling mudah untuk membuang limbah industri yang berupa limbah cair adalah dengan
membuangnya ke rawa. Namun apakah limbah itu aman dan layak untuk dibuang ke rawa? Hal itu
membutuhkan penelitian dan proses perubahan secara kimia yang tentu saja akan menambah biaya
operasional perusahaan. Pemerintah melalui kementrian lingkungan hidup telah membuat tata cara serta
aturan untuk pembuangan limbah yang benar-benar ketat. Limbah yang dibuang secara asal-asalan tentu
saja bisa menimbulkan berbagai gangguan masyarakat mulai dari bau yang tidak sedap, pencemaran
terhadap air tanah, gangguan kulit, serta masih banyak lagi gangguan kesehatan lain yang merugikan.

Anda mungkin juga menyukai