Oleh
Arbi Fadjri Pratama
1314111006
I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Banyak daerah di laut dangkal yang diliputi oleh tumbuhan rumput air
yang lebat, yang secara umum disebut rumput-rumputan laut (lamun).
Lamun merupakan tumbuhan berbunga yang beradaptasi untuk hidup
terendam
di
dalam airlaut.
Lamun (sea grass), atau disebut juga ilalang laut merupakan satu-satunya
kelompok tumbuh-tumbuhan berbunga yang terdapat di lingkungan laut.
Tumbuh-tumbuhan ini hidup di habitat perairan pantai yang dangkal.
Seperti halnya rumput didarat, mereka mempunyai tunas berdaun tegak
dan tangkai-tangkai yang merayap yang efektif untuk berkembang biak.
Berbeda dengan tumbuh-tumbuhan laut yang lainnya (alga dan rumput
laut), lamun berbunga, berbuah, dan menghasilkan biji. Mereka juga
mempunyai akar dan sistem internal untuk menghangkut gas dan zat-zat
hara.
Banyak daerah di dasar laut-dangkal yang diliputi oleh tumbuhan
rumput air yang lebat, yang secara umum disebut rumput laut. Rumput
laut merupakan tumbuhan berbunga yang beradaptasi untuk hidup
terendam
didalam
air
laut.
feeding
ground,
dan
spawning
ground.
hara
Terdapat
hal
ciri-ciri
1.
Toleransi
2.
Tumbuh
3.
terhadap
lamun
pada
kadar
perairan
yang
garam
selamanya
lingkungan.
terendam.
arus.
(Nybaken,1988)
acoroides,
Halophila
ovalis,
Cymodoceae
serulata,
dan
dan
Kepulaun
Aru.
lain.
habitat
dan
yang
berair
tenang
di
bawahnya.
pita
yang
mempunyai
saluran-saluran
air,
serta
bentuk
perumputan
(grazing)
atau
pemanfaatan
detritus.
Lamun biasanya terdapat dalam julah yang melimpah dan sring membentk
padang lamun yang lebat dan luas di perairan tropik. Sifat-sifa llingkungan
pantai,
terutama
dekat
estuari,
cocok
untuk
pertumbuhan
dan
faal.
di periran yang sering terkena pemanasan yang intensif sehingga suhu air
meninggi
lebih
banyak
berupa
varietas
yang
berdaun
kecil.
(Romimohtarto,2001)
Penyesuaian faal atau perilaku ditunjukkan oleh tiga jenis lamun, lamun
tropika, benang, bergigi, dan lamun sendok kecil. Masing-masing jenis
mempunyai
dua
varietas
yakni:
sang,
pasut,
curah
hujan,
dan
suhu.
diatas.
juga dapat memperlambat gerakan air yang disebabkan oleh arus dan
gelombang (sebagai peredam gelombang) sehingga perairan di sekitarnya
tenang. Hal ini menyebabkan substrat di bawah padang lamun menjadi
lebih stabil. Oleh karena itu, padang lamun disukai oleh organismeorganisme yang lain karena digunakan sebagai tempat berlindung bagi
larva-larva yang baru menetas dari arus maupun berlindung dari sinar
matahari.
Ada 58 jenis lamun di dunia dan 12 jenis diantaranya telah ditemukan di
Indonesia, yaitu Sryngodium isoetifolium, Halophila ovalis, Halophila
spinulosa, Halophila minor, Halophila decipiens, Halodule pinifolia,
Halodule uninervis, Thalasodendron ciliatum, Cymodocea serrulata,
Cymodocea rotundata, Thalassia hemprichii dan Enhalus acoroides.
Ada tiga marga yang paling banyak dijumpai di perairan pantai, yaitu
Halophila ovalis, yang terdapat di pantai pasir, di paparan terumbu, dan di
dasar perairan lumpuran dari paras pasut rata-rata pada pasut purnama,
memberikan lingkungan yang cocok bagi pelekatan alga. Di perairan laut
mereka membentuk tajuk (canopy). Sedangkan bunganya berkelamin
tunggal
dan
soliter. (Romimohtarto,2001)
sejumlah besar bahan bahan organik sebagai substrat untuk algae, epifit,
mikro flora
dan
fauna.
Apabila air sedang surut rendah sekali atau surut purnama, sebagian
padang lamun akan tersembul keluar dari air terutama bila komponen
utamanya adalah Enhalus acoroides, sehingga burung-burung berdatangan
mencari
makan di
biomasanya. (Nontji,1987)
Thalassia
hemprichi.(Nontji,1987)
ikan yang berassosiasi dengan padang lamun. Selain ikan, sapi laut dan
penyu serta banyak hewan invertebrata yang berassosiasi dengan padang
lamun, seperti: Pinna sp, beberapa Gastropoda, Lambis, Strombus,
teripang, bintang laut, beberapa jenis cacing laut dan udang (Peneus
doratum) yang ditemukan di Florida selatan (Nybakken, 1988),Apabila air
sedang surut rendah sekali atau surut purnama, sebagian padang lamun
akan tersembul keluar dari air terutama bila komponen utamanya adalah
Enhalus acoroides, sehingga burung-burung berdatangan mencari makann
di
III. ISI
3.1
didefinisikan
sebagai
satu-satunya
tumbuhan
berbunga
2. Pada batas terendah daerah pasang surut dekat hutan bakau atau di dataran
terumbu karang
3. Mampu hidup sampai kedalaman 30 meter, di perairan tenang dan
terlindung
4. Sangat tergantung pada cahaya matahari yang masuk ke perairan.
5. Mampu melakukan proses metabolisme secara optimal jika keseluruhan
tubuhnya terbenam air termasuk daur generatif
6. Mampu hidup di media air asin
7. Mempunyai sistem perakaran yang berkembang baik.
Padang lamun adalah ekosistem pesisir yang ditumbuhi oleh lamun sebagai
vegetasi yang dominan. Lamun (seagrass) adalah kelompok tumbuhan berbiji
tertutup (Angiospermae) dan berkeping tunggal (Monokotil) yang mampu
hidup secara permanen di bawah permukaan air laut. Komunitas lamun berada
di antara batas terendah daerah pasangsurut sampai kedalaman tertentu dimana
cahaya matahari masih dapat mencapai dasar laut.
3.2
Klasifikasi Lamun
Tanaman lamun memiliki bunga, berpolinasi, menghasilkan buah dan
menyebarkan bibit seperti banyak tumbuhan darat. Klasifikasi lamun
adalah berdasarkan karakter tumbuh-tumbuhan. Selain itu, genera di
daerah tropis memiliki morfologi yang berbeda sehingga pembedaan
spesies dapat dilakukan dengan dasar gambaran morfologi dan anatomi.
Lamun merupakan tumbuhan laut monokotil yang secara utuh memiliki
perkembangan sistem perakaran dan rhizoma yang baik. Pada sistem
klasifikasi, lamun berada pada Sub kelas Monocotyledoneae, kelas
Angiospermae. Dari 4 famili lamun yang diketahui, 2 berada di perairan
Indonesia
yaitu
Hydrocharitaceae
dan
Cymodoceae.
Famili
Ciri-ciri Lamun
Tumbuhan lamun memiliki ciri ciri sebagai berikut :
1. Toleransi terhadap kadar garam lingkungan
3.4
C. Salinitas
Aktivitas tumbuhan dalam berfotosintesis dipengaruhi oleh salinitas air.
Laju fotosintesis berkurang hingga mendekati nol pada air destilasi dan air
dengan salinitas dua kali salinitas air laut. Faktor utama yang
mempengaruhi tingkat salinitas di wilayah estuari adalah suplai air tawar
dari muara-muara sungai. pengaruh salinitas bersifat positif bagi
pertumbuhan daun lamun muda dimana pertambahan panjang daun
meningkat seiring meningkatnya salinitas. Padang lamun di Cairns
Harbour Australia dapat hidup pada kisaran salinitas 20-50 (Dahuri,
2001).
D. Nutrien
Senyawa organik yang penting bagi lamun diantaranya tersusun oleh
unsur-unsur karbon, nitrogen, fosfor. Sumber utama karbon bagi lamun
berasal dari sedimen yang diserap oleh akar. Dua puluh lima persen dari
karbon yang diserap oleh akar ditransfer ke daun sedangkan sisanya tetap
berada di perakaran lamun. Nitrogen merupakan salah satu faktor
pembatas pertumbuhan lamun, diperoleh melalui akar setelah mengalami
fiksasi oleh bakteri. Nitrogen yang dihasilkan dari akar mampu mensuplai
20-50 % nitrogen yang dibutuhkan suatu padang lamun. Fosfor dengan
konsentrasi tertinggi ditemukan di wilayah perakaran lamun dibandingkan
dengan di substrat pada kedalaman yang lebih dalam maupun substrat
yang tidak ditumbuhi lamun ( Mellors, 1993 ).
E. Substrat dasar
Karakteristik meliputi jenis substrat dan kandungan nutrien dalam sedimen
mampengaruhi bentukakar lamun. Di padang lamun terdapat interaksi
antara lamun dengan sedimen dan air, dimana tumbuhan ini berpengaruh
terhadap karakteristik kimia serta mikrobiologi sedimen dari produksi
detritus, aliran oksigen dari akar dan rimpangnya (Moriaty,1989).
3.5
Morfologi Lamun
Secara morfologis lamun terdiri dari akar, daun dan rhizoma. Akar pada
lamun tumbuh pada buku-buku rhizoma. Rhizoma adalah batang yang
terbenam dan merayap secara mendatar (Nonjti,1993). Ditambahkan lagi
oleh Nybakken (1992), kebanyakan spesies lamun secara morfologis
hampir serupa yaitu, mempunyai daun-daun panjang yang tipis dan
mempunyai saluran air (kutikula).
A. Akar
Akarnya muncul dari permukaan yang lebih rendah daripada rhizoma dan
menunjukkan sejumlah adaptasi tertentu pada lingkungan perairan.
Struktur perakarannya memiliki perbedaan antara satu dan lainnya. Pada
beberapa spesies memiliki akar yang lemah, berambut dan memiliki
struktur diameter yang kecil. Sedangkan pada spesies lainnya akarnya ada
yang kuat dan berkayu.
Fungsi akar lamun adalah untuk mengabsorbsi nutrien dari kolom air dan
bertindak sebagai penyimpanan untuk fotosintesa (Tomascik, 1997)
B. Rhizoma dan batang
Struktur rhizoma dan batangnya sangat bervariasi di antara jenis-jenis
lamun, sebagai susunan ikatan pembuluh pada stele. Rhizoma bersamasama dengan akar, menancapkan lamun pada substrat. Rhizoma biasanya
terkubur di bawah sedimen dan membentuk jaringan luar (Tomascik,
1997)
C. Daun
Seperti pada monokotil lainnya, daun-daunnya diproduksi dari meristem
dasar yang terletak di bagian atas rhizoma dan pada rantingnya. Hal yang
unik pada daun lamun adalah dengan tidak adanya stomata dan terlihatnya
kutikula yang tipis. Kutikula berfungsi untuk menyerap zat hara, walaupun
jumlahnya lebih sedikit dari yang diserap oleh akar dan batangnya
(Tomascik,1997).
IV. KESIMPULAN
1. Lamun adalah satu-satunya tumbuhan berbungan yang ada di laut diang
sangat berbeda dengan dengan tumbuhan lain nya,misalnya Alga.karna
lamun memiliki akar buah dan daun.
2. Lamun merupakan suatu ekosistem yang sangat penting
keberadaannya,Karena dia memiliki manfaat yang sangat banyak baik
untuk organisme laut maupun manusia,misalnya
:
Sebagai tempat berlindung dan tempat menjari makan bagi beberapa
organisme laut.
Sebagai tempat pemijahan bagi giota tertentu
Memperlambar arus dan omba
Memperkecil sedementasi yang menuju ke ekosistem trumbu karang
Sebagai tempat berekreasi
Sebagai tempat penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Bengen,D.G. 2001. Sinopsis ekosistem dan sumberdaya alam pesisir. Pusat Kajian
Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Instititut Pertanian Bogor.
Nontji, Anugrah. 1993. Laut Nusantara. Jakarta Djambatan
Nybaken,J.W. 1988. Biologi Laut suatu pendekatan ekologis. Gramedia, Jakarta.
Romimohtarto Kasijan-Sri Juwana. 2001. Biologi Laut-Ilmu Pengetahuan
Tentang Biota Laut. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi-LIPI.
Jakarta.
Dahuri, Rokhim, Dr. Ir. H. M.S, dkk. 2001. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah
Pesisir Dan Lautan Secara Terpadu. Jakarta : PT.Pradnya Pramita.
Mellor J. E., HMrsh, and R. G 1993. Intra-annual Changes in Seagrass standing
Crops Grenn Island Northern Quensland, Sidney : J. Mar Freshwater. 44
pp.
Moriaty, D. J W. and P. I. Boon. 1989. Interactive of Seagrasses with Sediment
and Water in Larkum. A W. D, A. J McComb and S. A. Sepherd (eds).
Biologi of Seagrasses. Elsevier. Amsterdam p500-535.
Nontji,A.1993. Laut Nusantara. Jakarta : Djambatan.
Nybakken,J.W.1992. Biologi Laut : Suatu Pendekatan Ekologis. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Tomascik,et.al.1997. The Ecology of the Indonesian Sea part 2. Singapore :
Peripilus Edition