Anda di halaman 1dari 30

N

Nama
ikan

Nama latin

Habitat, Feeding
Habbit, Morfologi

Pari

Himantura signifer

Habitat :
Kelompok ikan ini
dapat hidup pada
berbagai habitat baik di
laut, muara sungai atau
di perairan tawar.
Hidup di dasar perairan
tawar dengan substrat
dasar yang lunak dan
arus sungai yang tidak
kencang, mulai dari
daerah hulu hingga
pertengahan sungai
Feeding Habbit :
Pari dikenal sebagai
salah satu ikan yang
memakan plankton
(filter feeder). Ia
makan dengan cara
membuka mulutnya
sambil berenang
sehingga plankton
yang berada dalam air
masuk ke dalam
mulutnya. Ia juga bisa
menggunakan
sepasang sirip
kepalanya yang mirip
tanduk itu untuk
mengarahkan plankton
agar masuk ke
mulutnya. Dengan cara
ini ia dianggap berburu
secara pasif karena ia

Gambar

tidak mengejar
mangsanya untuk
makan. Pari juga
diketahui memakan
hewan-hewan kecil
seperti udang dan anak
ikan

Morfologi :
Ikan pari (rays)
termasuk dalam ikan
bertulang rawan dan
grup Cartilaginous.
Ikan pari mempunyai
bentuk tubuh gepeng
melebar (depressed)
dimana sepasang sirip
dada (pectoral, fins)nya melebar dan
menyatu dengan sisi
kiri-kanan kepalanya,
sehingga tampak atas
atau tampak bawahnya
terlihat bundar atau
oval. Ikan pari
umumnya mempunyai
ekor yang sangat
berkembang
(memanjang)
menyerupai cemeti.
Pada beberapa spesies,
ekor ikan pari
dilengkapi duri
penyengat sehingga
disebut sting-rays,
mata ikan pari
umumnya terletak di
kepala bagian samping.

Posisi dan bentuk


mulutnya adalah
terminal (terminal
mouth) dan umumnya
bersifat predator. Ikan
ini bernapas melalui
celah insang (gill
openings atau gill slits)
yang berjumlah 5-6
pasang. Posisi celah
insang adalah dekat
mulut di bagian bawah
(ventral). Ikan pari
jantan dilengkapi
sepasang alat kelamin
yang disebut clasper
letaknya di pangkal
ekor.
(Last and
Stevens,1994)
2
3

Arwana
Belida
Jawa

Sclerophagus fanmousus
Chitala chitala

Habitat :
Ikan-ikan ini hidup di
air tawar serta air
payau sungai tulang
bawang lampung. Ikan
ini menyenangi
perairan sungai yang
banyak terdapat pohon
kayu yang tumbang
dan di rawa banjiran
yang berhutan, karena
diduga batang kayu
baik yang masih hidup
maupun yang sudah
mati merupakan
rumpon bagi ikan kecil
dan berfungsi sebagai
media bagi udangdan

serangga air, selain


menjadi makanan bagi
ikan belida juga
menjadi substrat
tempat menempel telur
yang dibuahi
(Adjie dkk., 1999)
Feeding Habbit :
Merupakan ikan air
tawar yang bersifat
predator atau
pemangsa dan
nokturnal (aktif pada
malam hari). Pada
siang hari biasanya
bersembunyi diantara
vegetasi. Makanannya
berupa anak-anak ikan
dan udang. Tak jarang
mangsanya berukuran
lebih besar.
Morfologi :
Bentuk tubuh pipih
memanjang, mulut
subterminal, berukuran
lebar dan agak bisa
disembulkan, sudut
mulut sampai bagian
belakang mata, rahang
tulang mata banyak
bergerigi, bibir halus
dan bibir atas ditutupi
kulit lipatan hidung.
Bagian perut di depan
sirip perut memipih
membentuk geligir

tajam, sirip punggung


terletak di pertengahan
badan, posisi sirip
perut subabdominal
dan sirip perut
rudimeter. Bentuk
kepala dekat punggung
cekung, rahang
semakin panjang sesuai
meningkatnya umur
sampai jauh
melampaui batas
belakang, sisik
preoperculum lebih
dari sepuluh baris, 117127 jari-jari pada sirip
dubur, 43-49 pasang
duri kecil di sepanjang
perut, dapat dikenali
melalui sirip dubur
yang panjang dan
berawal tepat di
belakang sirip perut
dan dihubungkan sisiksisik kecil dengan sirip
ekor, termasuk ikan
predator dan nocturnal,
banyak dijumpai di
sungai-sungai,
memijah pada musim
hujan sampai musim
kemarau, ikan jantan
membuat sarang dari
ranting dan daun serta
menjaga telur dan
anak-anaknya, dan
sebagai ikan konsumsi
dengan panjang standar
1500 mm.

Belida
Potat

Chitala lopis

Habitat :
Sungai-sungai besar
dan daerah yang sering
tergenang banjir. Di
daerah dataran rendah
tidak lebih dari 30 m
dpl. Di daerah lampung
ditemukan di Sungai
tulang bawang
lampung
Feeding Habbit :
Ikan air tawar,
pemangsa ikan kecil
dan krustasea.
Merupakan predator.
Ikan belida termasuk
ikan karnivora
(Welcomme, 1979)
Morfologi :
Ciri khas ikan
berpunggung pisau:
punggungnya
meninggi sehingga
bagian perut tampak
lebar dan pipih. Lopis
dicirikan melalui sirip
duburnya yang
menyambung dengan
sirip ekor berawal tepat
di belakang sirip perut
yang dihubungkan
dengan sisik-sisik
kecil. Bentuk kepala
dekat punggung
cekung dan rahangnya
semakin panjang sesuai

5
6

Juwau
Ulu Batu

Barbichthys laevis

dengan meningkatnya
umur sampai jauh
melampaui batas
bagian belakang mata
pada ikan yang sudah
besar.
Betina memiliki sirip
perut relatif pendek
dan tidak menutup
bagian urogenital, alat
kelamin berbentuk
bulat. Ketika birahi
(matang gonad),
bagian perut membesar
dan kelamin memerah.
Jantan memiliki sirip
perut lebih panjang dan
menutup bagian
urogenital, alat
kelamin berbentuk
tabung, ukuran lebih
kecil daripada betina.
Jika jantan siap pijah
alat kelamin memerah
dan mengeluarkan
cairan putih (cairan
sperma) jika
ditekan/diurut.
(Arifudin R. 1983)
Habitat :
Merupakan jenis ikan
air tawarbenthopelagis
yang hidup di perairan
tropis dengan suhu
perairan antara 23
26C. perairan Way
Tulang Bawang,
Kecamatan Menggala,
Kabupaten Tulang

Bawang
Feeding habbit :
Tipe makan ikan ini
herbivore. Makanan
nya adalah jenis-jenis
algae
Morfologi :
Secara morfologis,
ikan ini memiliki
tulang suborbital yang
meluas menempati
sebagian besarpipi,
masing-masing sirip
ekor dilengkapi dengan
strip hitam. Strip
memanjang melintang
bagiandorsal. Ikan ini
dapat mencapai ukuran
maksimum (SL) 30
cm.

Lais
Janggut

Kr yp topt erus li mp ok

(Noor, Y.R., W. Giesen,


E. W. Hanafia, dan M.
J. Silvius. 1994
Habitat :
Ikan ini termasuk ikan
benthopelagis air
tawar. Ditemukandi
sungai-sungai.
Feeding Habbit :
Makanannya adalah
ikan-ikan kecil, udang
dan larva serangga.
Ikan ini termasuk
dalam ikan karnivora

(pemakan daging) dan


relung makanan ikan
lais janggut tergolong
kategori besar sehingga
diduga ikan lais
janggut cendrung
menkonsumsi jenis
makanan yang
beragam dibuktikan
adanya lebih dari enam
jenis makanan yang
dimakannya
Morfologi :
Memiliki sungut
rahang atas dan sungut
rahang bawah. Sungut
rahang atas hampir
mencapai sirip dubur,
sungut rahang bawah
hampir mencapai sirip
dada. Panjang sungut
rahang atas 11,5
cm ; 60,5% dari
panjang seluruhnya,
dan panjang sungut
rahang
bawah 4 cm ; 21,1%
dari panjang
seluruhnya. Memiliki
diameter
mata 0,8 cm ; 26,7%
dari panjang kepala,
panjang kepala 3 cm ;
81,1% dari tinggi
badan, tinggi badan 3,7
cm ; 19,5% dari
panjang seluruhnya,
memiliki tinggi kepala

2,2 cm ; 59,5% dari


tinggi badan. Memiliki
warna badan yang
tidak transparan, badan
berwarna hitam
kekuning-kuningan,
memiliki sirip yang
transparan.
(Nastiti, A. S., H,
satria., D. W. H,
Tjahjo., K,
Purnomo., A,
nurfiarini., A, Warsa.,
A,
Suryandari., Y,
Sugianti., N,
Widarmanto. 2007)
8

Daun
bambu/
ikan sili

Macrognathus
aculeatus

Habitat :
Ikan ini merupakan
jenis ikan bentopelagis
yang hidup di airtawar
dan payau dengan pH
sekitar 6,5-7,5 dan
suhu perairan antara
23-28C.
Habitatnyaadalah di
sungai besar, juga
dapat dijumpai di lahan
basah di dataran
rendah dan rawarawagambut. Ikan ini
bersifat potamodromus
Feeding habbit :
Merupakan ikan
predator yang melacak
makanannya pada

malam hari. Kerap kali


tidak mempunyai
toleransi dengan ikan
lain dan suka
menyendiri. Ikan ini
hanya dapat diberi
makanan hidup,seperti
tubifex, bloodworm,
jentik nyamuk, ikan
kecil,serta udang
Morfologi :
Tilan memiliki corak
warna merah/oranye
terang di atas dasar
hitam, dan pita merah
di kepala. Jari-jari sirip
ekor berjumlah 14-15
dan bersambung
dengan sirip punggung
dan sirip dubur. Tilan
ukuran dewasa
mencapai ukuran 1 m.
Walaupun bergerak
tenang, ikan ini mampu
untuk meloncat keluar
dari akuarium.

Keperas

Cycloch eilichth ys
apogon

(Eti Nurhayati dan


Safran Makmur.2008)
Habitat :
Ikan air tawar yang
hidup di sungai
kecil,danau, waduk,
dan perairan umum
lainnya yang berarus
tenang. hidup pada
daerah tropis dengan
suhu perairan antara

24-26C
Feeding Habbit :
Biasanya ditemukan di
sekitar permukaan air,
dimana terdapat
tanaman untuk mencari
makan yang berupa
plankton dan krustase
kecil.
Keperas bersifat
omnivora, dengan
sumber pakan utama
dari tumbuh-tumbuhan
(54,98%), ditambah
dengan detritus
(19,05%), cacing
(9,3%), fitoplankton
(8,22%), serangga
(4,89%), dan sesekali
juga zooplankton
(3,57%)
Morfologi :
Menurut Saanin
(1984), ikan ini
memiliki ukuran
kepala 3,3 4,5 kali
lebar mata, dan tinggi
batang ekornya sama
dengan panjangnya dan
1/ - 1/ kepala.
3
2
Panjang maksimalnya
bisa mencapai 20 cm.
Ikan ini memiliki gurat
sisik diatas gurat sisi,
dan terdapat 12 buah
sisik di sekeliling
batang ekor.

Ikan ini berwarna


bervariasi, dari abuabu keperakan sampai
abu-abu kehijauan,
agak gelap/kehitaman
pada bagian punggung,
terdapat tanda bintik
atau pita pada tubuh
anaknya yang akan
menghilang saat ikan
dewasa atau ukurannya
besar, kecuali bintik
pada pangkal ekor.
Roberts,R.J (1978),
10
11

Selusur
Katang
Sebayau

Hampala
macrolepidota

Habitat :
Umumnya ikan ini
hidup di sungai jernih
dengan air yang
mengalir dan dasar
berpasir
atauberlumpur.
Dijumpai hampir di
semua badan air,
kecuali creek kecil,
aliran air yang deras,
danrawa dangkal
dengan suhu perairan
berkisar antara 2225C
Feeding Habbit :
Ikan hampala
merupakan predator air
tawar yang menyukai
makanan seperti udang
dan serangga. Jenis

ikan ini termasuk


spesies ikanyang
bermigrasi dan sering
memasuki hutan
berawa dan merupakan
jenis ikan predator
(piscivorous), terutama
yang dewasa. Namun
dapat juga memakan
serangga.
Morfologi :
Ikan karper berukuran
sedang hingga besar,
panjang standar (SL,
standard length)
mencapai 700 mm.
Profil badannya
memanjang, dengan
sisik-sisik yang relatif
berukuran besar.
Tinggi tubuh 3-3,7
kalinya sebanding
dengan panjang
standar; sementara
panjang kepalanya 3
kalinya sebanding
dengan panjang
standar. Sepasang
sungut terdapat di
sudut mulut di rahang
atas, sekira hampir
sama panjang dengan
diameter mata.
(WEBER, M. AND L.F.
DE BEAUFORT. 1916)
Sirip dorsal
(punggung) dengan IV
jari-jari keras (duri)

dan 8 jari-jari lunak;


sirip anal (dubur) III,
5; sirip pektoral (dada)
14-16; dan sirip ventral
(perut) 9. Sisik-sisik
dengan gurat sisi
berjumlah 27-29. Awal
sirip dorsal kira-kira
sejajar dengan gurat
sisi ke-8 atau 9. Batang
ekor dikelilingi oleh 12
sisik. Sirip kaudal
(ekor) berbelah dalam.
Punggungnya
kehijauan, menjadi
hijau zaitun gelap ke
arah kepala dan
moncong; sisi
sampingnya keperakan
hingga putih di bagian
perut; sisik-sisik di
badan dengan pangkal
bentuk bulan sabit
berwarna gelap,
keunguan atau
kehitaman. Suatu
belang, sering samar
pada individu
berukuran besar,
kehitaman, melintang
di antara sirip dorsal
dan sirip ventral. Siripsirip berwarna jingga,
merah, hingga merah
jambu; bagian muka
sirip dorsal dan tepi
atas serta tepi bawah
sirip kaudal dengan
pita ungu kehitaman
(DOI, A. & Y. TAKI.

1994)
12

Ikan
Hitam

Labeo
chr ysophekadion

Habitat :
Tulang Bawang.
Habitat hidupnya di
sungai,kanal, sungai
kecil, dan dataran
banjir
Feeding habbit :
Melakukan migrasi
mengikuti musim
banjir dan mencari
makan algae,
periphyton, dan
detritus. Ikan hitam
adalah omnivora
dengan nafsu makan
yang besar. Makanan
standar seperti cacing
tanah krustasea, ikan
dan makan tanaman,
ikan hitam dapat
melompat untuk
memakan tanaman
Morfologi :
Ikan Hitam memiliki
warna hitam di sekujur
tubuh dan siripnya,
pada saat kecil ikan ini
cukup indah untuk
menjadi ikan hias
karena memiliki siripsirip yang lebar dan
panjang dan juga
memiliki sirip
punggung yang
meninggi seperti sirip

ikan hiu hanya sirip


ikan hitam lebih
memanjang sehingga
ikan ini dinamai black
shark atau black
beauty, ikan hitam
yang saya jumpai di
perairan tulang bawang
pada bagian mulutnya
tidak terdapat cabang
sebagaimana yang
ditemukan di daerah
laos, ikan hitam juga
toleran terhadap
jenisnya atau yang
mirip tetapi akan
agresif terhadap jenis
lain, setelah dewasa
panjang ikan hitam
dapat mencapai ukuran
90 Cm sehingga tidak
ideal untuk aquarium
kecil di rumah.umur
ikan hitam dapat
mencapai 20 tahun.
13
14
15

Ketutung
Sengkiri
k
Jelabat

Balantiocheilos
melanopterus

Leptobarbus hoeveni

Habitat :
Di sekitar rawa-rawa di
DAS Tulang Bawang.
ikan ini secara periodik
beruaya dari rawa ke
sungai atau sebaliknya.
Pada waktu air sungai
meluap menggenangi
rawa di sekitarnya,
beberapa jenis ikan

melakukan migrasi ke
rawa tersebut dan
memijah di lokasi
tersebut. Ikan jelawat
banyak ditemui di
sungai dan daerah
genangan kawasan
tengah hingga hilir.
Bahkan di bagian
muara sungai. Habitat
yang disukainya adalah
anak-anak sungai yang
berlubuk dan berhutan
dibagian pinggirnya.
Anak jelawat banyak
di jumpai di daerah
genangan dari Daerah
Aliran Sungai (DAS).
Disaat air menyusut,
anakan dari ikan
jelawat secara
bergerombol beruaya
ke arah bagian hulu
sungai. Ikan jelawat
dapat hidup pada pH 57, oksigen terlarut 5-7
ppm, dan suhu 25-37o
C serta diperairan yang
kurang subur hingga
sedang.

Feeding habbit :
Secara umum ikan
jelawat bersifat
omnivora atau
pemakan segala.
Namun sebenarnya
ikan jelawat cenderung

herbivora.Sachlan dan
Wiraatmaja dalam
Harjamulia (1992),
menyebutkan di dalam
usus ikan ditemukan
biji-bijian, buahbuahan dan tumbuhan
air. Sedangkan di
dalam usus benih ikan
jelawat ditemukan
berbagai jenis
plankton, algae dan
larva serangga air.
Morfologi :
Dilihat dari segi
morfologi bentuk
tubuh ikan jelabat yang
agak bulat dan
memanjang,
mencerminkan bahwa
ikan ini termasuk
perenang cepat. Kepala
sebelah atas agak
mendatar, mulut
berukuran sedang,
garis literal tidak
terputus, bagian
punggung berwarna
perak kehijauan dan
bagian perut putih
keperakan. Pada sirip
dada dan perut terdapat
warna merah, gurat sisi
melengkung agak ke
bawah dan berakhir
pada bagian ekor
bawah yang berwarna
kemerah-merahan serta

mempunyai 2 pasang
sungut. Di alam ikan
jelawat dapat mencapai
berat 15 kg atau lebih
perekornya.

16
17
18

Lamau
Keparan
g
Wader

(Hardjamulia, Atmaja.
1992)
-

Osteochilus enneaporus

Habitat :
Ikan wader adalah
jenis ikan air tawar
yang paling gampang
ditemukan di kolam
kolam dan waduk
ataupun sungai yang
airnya jernih
Feeding Habbit :
Ikan wader di alam liar
memakan semua
makanan yang ada di
alam alias omnivora. Ia
makan berbagai jenis
makanan seperti telur
ikan lain, lumut dan
berbagai jenis serangga
air. Ikan ini termasuk
ikan yang rakus
bahkan besifat
karnivora karena ia
juga makan telur ikan
wader lainnya yang
ada di perairan
Morfologi :

Ikan wader mempunyai


bentuk tubuh pipih,
mulut dapat
disembulkan. Posisi
mulut terletak diujung
hidung (terminal).
Posisi sirip perut
terletak di belakang
sirip dada (abdominal).
Ikan nilem tergolong
bersisik lingkaran
(sikloid). Rahang atas
sama panjang atau
lebih panjang dari
diameter mata,
sedangkan sungut
moncong lebih pendek
daripada panjang
kepala. Permulaan sirip
punggung berhadapan
dengan sisik garis
rusuk ke-8 sampai ke10. Bentuk sirip dubur
agak tegak, permulaan
sirip dubur berhadapan
dengan sisik garis
rusuk ke-22 atau ke-23
di belakang jari-jari
sirip punggung
terakhir. Sirip perut
dan sirip dada hampir
sama panjang.
Permulaan sirip perut
dipisahkan oleh 4 4
1/2 sisik dari sisik garis
rusuk ke-10 sampai ke12. Sirip perut tidak
mencapai dubur. Sirip
ekor bercagak. Tinggi
batang ekor hampir

sama dengan panjang


batang ekor dan
dikelilingi oleh 16 sisik
(Weber dan de
Beaufort 1916 dalam
Nuryanto 2001)
19

Palau

Osteochilus
hasseltii

Habitat :
Ikan ini mendiami
berbagai tipe habitat,
tetapi biasanya
berasosiasi dengan
anak sungai yanglebar
berarus tenang dan
bersubstrat pasing atau
lumpur. Perairan yang
cocok untuk
hidupnyaadalah
perarian dengan
kondisi pH sekitar 6.57, dH sekitar: 5-8,
kedalaman mencapai 5
m,serta suhu antara 2225C
Feeding Habbit :
Ikan palau
(Osteochilus hasselti)
merupakan ikan
herbivore, yaitu
memakan makanan
yang berupa makanan
nabati, antara lain yaitu
alga filamen dan
plankton lainnya.
Kebiasaan makanan
ikan (food habits)
adalah kuantitas dan

kualitas makanan yang


dimakan oleh ikan,
sedangkan kebiasaan
cara memakan (feeding
habits) adalah waktu,
tempat dan caranya
makanan itu
didapatkan oleh ikan.
Kebiasaan makanan
dan cara memakan
ikan secara alami
bergantung pada
lingkungan tempat ikan
itu hidup. Tujuan
mempelajari kebiasaan
makanan (food habits)
ikan dimaksudkan
untuk mengetahui
pakan yang dimakan
oleh setiap jenis ikan..
Kebiasaan makanan
ikan palau
(Osteochilus hasselti)
merupakan ikan
pemakan fitoplankton
dan detritus. Makanan
alami lainnya biasanya
berupa plankton, baik
fitoplankton atau
zooplankton, kelompok
cacing, tumbuhan air,
organisme bentos dan
ikan maupun
organisme lain yang
berukuran lebih kecil
daripada organisme
yang dipelihara.
Pencernaan makanan
pada ikan adalah suatu
proses tentang pakan

yang dicerna kemudian


dihaluskan menjadi
molekul-molekul atau
butiran-butiran mikro
(lemak) yang sesuai
untuk diabsorpsi
melalui dinding
gastrointestinal ke
dalam aliran darah
(Zonneveld dkk. 1991).
Morfologi :
Ikan palau
(Osteochilus hasselti)
merupakan ikan
endemik (asli)
Indonesia yang hidup
di sungai sungai dan
rawa rawa. Ciri ciri
ikan palau hampir
serupa dengan ikan
mas. Ciri cirinya
yaitu pada sudut
sudut mulutnya
terdapat dua pasang
sungut sungut
peraba. Sirip punggung
disokong oleh tiga jari
jari keras dan 12 18
jari jari lunak. Sirip
ekor berjagak dua,
bentuknya simetris.
Sirip dubur disokong
oleh 3 jari jari keras
dan 5 jari jari lunak.
Sirip perut disokong
oleh 1 jari jari keras
dan 13 15 jari jari

lunak. Jumlah sisik


sisik gurat sisi ada 33
36 keping, bentuk
tubuh ikan palau agak
memenjang dan piph,
ujung mulut runcing
dengan moncong
(rostral) terlipat, serta
bintim hitam besar
pada ekornya
merupakan ciri utama
ikan palau.
(Djuhanda, 1985).
20

Upadi

Osteochilus
melanopleurus

Habitat :
Habitat ikan ini
terdapat di perairan
bagian dasar hingga
pertengahan, baik di
sungai, kanal,sungai
kecil, maupun rawarawa. Ikan ini biasanya
hidup pada perairan
dengan kisaran pH:
6.5;dH: 5-8, serta suhu
perairan 22-26C
Feeding Habbit :
Ikan upadi merupakan
jenis benthopelagis air
tawar yang bersifat
potamodromous. Pada
saat musim banjir, ikan
ini bergerak ke daerah
genangan air yang
menyediakan sejumlah
makanan, terutama
periphyton, daun-daun

tumbuhan air (akuatik


makrophyta) dan
tumbuhan darat yang
terendam. Ikan ini juga
memakan plankton,
alga filamentous, dan
alga bentik
Morfologi :

badan
ikan
mas
berbentuk memanjang
dan sedikit pipih ke
samping (Compresed)
dan mulutnya terletak
di
ujung
tengah
(terminal), dan dapat di
sembulka, di bagian
mulut di hiasi dua
pasang sungut, yang
kadang-kadang
satu
pasang di antaranya
kurang sempurna dan
warna badan sangat
beragam
(Rochdianto, A. 2007).
Bentuk tubuh ikan mas
agak memanjang dan
memipih
tegak
(comprossed).
Mulutnya terletak di
bagian tengah ujung
kepala (terminal) dan
dapat
disembulkan
(protaktil). Di bagian
anterior mulut terdapat
dua pasang sungut. Di

ujung dalam mulut


terdapat
gigi
kerongkongan
(pharyngeal
teeth)
yang terbentuk atas
tiga baris gigi geraham
(Khairuman dan Amri,
2008).

21

Ikan
buntal

tetraodon lineatus

Habitat :
Habitat yang dihuni
oleh buntal ini adalah
perairan air tawar
sungai dan dataran
banjir hingga ke pesisir
muara yang berair
payau.Di habitatnya
ikan ini sering
ditemukan sendiri atau
dalam kelompok kecil
Feeding habbit :
Ikan karnivora
sehingga buntel ini
membutuhkan pakan
hidup.Hal yang perlu
diingat adalah ikan ini
berukuran kecil
sehingga pakan yang
diberikan juga
berukuran kecil.Pakan
yang dapat diberikan
antara lain brine
shrimp,cacing
darah,siput
kecil.Biasanya buntel

ini juga sering


dimanfaatkan sebagai
pemakan siput dalam
aquascaping.Pemberia
n siput sebagai pakan
harian berguna untuk
mengikis pertumbuhan
gigi mereka yang terus
memanjang.Gigi
mereka bila tidak
dikikis akan tumbuh
terlalu panjang.Buntel
ini biasanya tidak mau
memakan pakan
serpih.Karena ikan
buntal tidak memiliki
penutup
insang,biasanya
mereka dianggap lebih
rentan terhadap
penyakit serta
perubahan kondisi
air.Pakan yang
diberikan pada mereka
biasanya tidak
dihabiskan
semua.Sehingga,buntel
ini membutuhkan
filtrasi yang optimal
serta memerlukan
pergantian air yang
lebih sering dan
pemeliharaan yang
lebih baik daripada
umumnya
Morfologi :
Tubuh ikan buntal
dapat mengembang

seperti balon dan


mengeluarkan duri
tajam, hal ini dilakukan
untuk melindungi diri
dari mangsa yang akan
mengganggunya.
Selain itu, ikan buntal
ini juga memiliki racun
yang terkandung di
dalam tubuhnya.
Spesies ini umumnya
dapat tumbuh hingga
memiliki panjang 8-14
inci (20-35 cm),
mencapai maksimum
20 inci (50 cm) dan
penyebaran ikan ini
adalah di perairan
tropis seluruh dunia.
(Anonim, 2010)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010 http://buntalspot.blogspot.com/ (diakses pada januari 2010, pukul 00:18)


Adjie dkk,1999. Proposal Pkl Ikan Belida. Uncategorized. (Diakses 27 September 2011)
Last, P.R. & J.D. Stevens. 1994. Sharks and Rays of Australia. Australian Natural History. 24
Welcomme, R.L. 1979. Fisheries Ecology of Floodplain Rivers. Longman Inc. New York.
Noor, Y.R., W. Giesen, E. W. Hanafia, dan M. J. Silvius. 1994. Reconnaissance survey of
thewestern Tulang Bawang swamps, Lampung, Sumatera. Directorate General of
ForestProtection and Nature Conservation and Asian Wetland Bureau Indonesia. Jakarta

Nastiti, A. S., H, satria., D. W. H, Tjahjo., K, Purnomo., A, nurfiarini., A, Warsa., A, Suryandari.,


Y, Sugianti., N,Widarmanto. 2007. Rehabilitasi Populasi Ikan di Danau Teluk (Jambi) dan
Waduk Kota Panjang (Riau). Departemen Kelautan dan Perikanan.Jambi.
Eti Nurhayati dan Safran Makmur.2008. BADAN RISET KELAUTAN DAN PERIKANAN.
PALEMBANG
Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan 1. Penerbit
Binacipta.Bogor. 1 hal
Roberts, R.J. 1978. Fish Pathology. Bailliere Tindall. University Press Abberden.London. 10 pp
WEBER, M. AND L.F. DE BEAUFORT. 1916. The Fishes of The Indo-Australian Archipelago III:
143-45. E.J. Brill. Leiden.
DOI, A. & Y. TAKI. 1994. A new cyprinid fish, Hampala salweenensis, from the Mae Pai River
system, Salween basin, Thailand. Japan. J. Ichthyol. 40(4): 405-12.
Hardjamulia, Atmaja. 1992. Informasi Teknologi Budidaya Ikan Jelawat (Leptobarbus hoeveni
Blkr). Balai Penelitian Perikanan Air Tawar. Bogor.
Djuhanda dan Tatang. 1981. Dunia Ikan. Armico, Bandung.
Rochdianto, A. 2007. Kiat Budidaya Ikan Mas di Lahan Kritis. Penebar Swadaya. Jakarta. 72-80
hal
Amri, K., dan Khairuman. 2008. Buku Pintar Budidaya 15 Ikan Konsumsi. Agro Media. Pustaka.
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai