1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk dapat mengetahui dan memahami
serta menjelaskan mengenai spirulina yang digunakan menjadi pakan alami
budidaya ikan dan udang.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.3.1. Nutrien
Kandungan nutrisi Spirulina sp. yang lengkap terutama protein yang tinggi
menyebabkan Spirulina sp. memiliki potensi yang besar untuk dimanfaatkan
sebagai sumber protein. Spirulina sp. memiliki protein 60-71%, lemak 8%,
karbohidrat 16%, dan vitamin serta 1,6% Chlorophyll-a, 18% Phycocyanin, 17%
β- Carotene, dan 20-30% γ-linoleaic acid dari total asam lemak (Jongkon, et al.,
2008 dalam Amanatin, et al., 2013). Spirulina sp. juga telah digunakan sebagai
suplemen atau makanan pelengkap oleh penduduk Afrika sebagai sumber
makanan tradisional (Susanna, et al., 2007 dalam Amanatin, et al., 2013).
2.3.5. Suhu
Suhu merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi
pertumbuhan fitoplankton. Perubahan suhu berpengaruh terhadap proses kimia,
biologi dan fisika, peningkatan suhu dapat menurunkan suatu kelarutan bahan dan
dapat menyebabkan peningkatan kecepatan metabolisme dan respirasi
fitoplankton diperairan. Secara umum suhu optimal dalam kultur fitoplnkton
berkisar antara 20-24oC. Suhu dalam kultur diatur sedemikian rupa bergantung
pada medium yang digunakan. Suhu di bawah 16oC dapat menyebabkan
kecepatan pertumbuhan turun, sedangkan suhu diatas 36oC dapat menyebabkan
kematian.Beberapa fitoplankton tidak tahan terhadap suhu yang tinggi.
Pengaturan suhu dalam kultur fitoplankton dapat dilakukan dengan mengalirkan
air dingin ke botol kultur atau dengan menggunakan alat pengatur suhu udara
(Taw, 1990).
2.3.6. Pengadukan
Aerasi dalam kultur mikroalga diguanakan untuk proses pengadukan
medium kultur. Pengadukan sangat penting dilakukan yang bertujuan untuk
mencegah terjadinya pengendapan sel, nutrien dapat tersebar sehingga mikroalga
dalam kultur mendapatkan nutrien yang sama, mencegah sratifikasi suhu, dan
meningkatkan pertukaran gas dari udara ke medium. (Coutteau, 1996 suatu
fitoplankton untuk membelah dari satu sel menjadi beberapa sel dalam
pertumbuhan.
3.2.2. Bahan
No. Alat Jumlah
1 Garam krosok 20 gram
2 Pupuk f/2 1 ml
3 Air vit 800 ml
4 Soda kue 8 gram
Bahan yang digunakan pada praktikum ini, terletak pada Tabel 3.2.2. yaitu:
3.3. Metode
Metode kerja pada praktikum kali ini ialah sebagai berikut :
1. Siapkan alat dan juga bahan bahan yang digunakan untuk praktikum kali
ini.
2. Air vit diukur sebanyak 800ml, kemudian pupuk f/2 yang digunakan
sebanyak 1 ml.
3. Lalu Timbang garam krosok sebanyak 20 ppt atau 200 gram/liter, dan
juga timbang soda kue sebanyak 8 gram dengan menggunakan
aluminium foil
4. Setelah itu Campurkan semua bahan tadi, aduk hingga rata dan juga
homogen.
5. Lalu masukkan cairan kedalam botol air vit.
4.1. Hasil
Adapun hasil dari praktikum budidaya pakan alami ini yaitu:
4.2. Pembahasan
Pada praktikum ini dapat diketahui bahwa Pertumbuhan Spirulina sp.
menunjukan pola pertumbuha pada fase lag yang dimana pada hari ke-0 sampai
hari ke-1, dimana pada fase ini Spirulina sp. mengalami proses penyesuaian
terhadap lingkungan baru dan terlihat peningkatan pertumbuhan sel.
Kemudian Pada hari ke-2 sampai hari ke-4 kepadatan Spirulina sp. terus
mengalami peningkatan. Fase ini disebut dengan fase eksponensial.
Perbedaan biomassa Spirulina sp. dikarenakan perbedaan pada media yang
digunakan. Untuk analisa biomassa Spirulina sp. adalah pengaruh
penggunaan limbah air budidaya ikan sebagai media pertumbuhan Spirulina
sp. Perbedaan berat biomassa tersebut dikarnakan adanya perbedaan
kepadatan. Tingginya Biomassa akan berkorelasi dengan tingginya laju
pertumbuhan mikroalga. Penambahan biomassa yang tertinggi terjadi pada
perlakuan dari kelompok 6 dimana terjadi penambahan biomassa sebesar
0,0495 g bobot kering dari pengambilan 1 ml media sedangkan biomassa
panen terendah ada pada perlakuan kelompok 1 yakni seberat 0,0153 g bobot
kering dari pengambilan 1 ml media. Dimana perlakuan pada kelompok 6 ini
menggunakan media limbah budidaya lele. Sedangkan pada penambahan
biomassa terendah terjadi pada perlakuan kelompok 1 dimana terjadi
penambahan hanya sebesar 0,0153 g bobot kering dari pengambilan 1 ml
media. Dimana perlakuan pada kelompok 1 ini menggunakan perlakuan
teknis yang mana ditambahkan berbagai macam bahan. Dari hal ini dapat
diketahui bahwa penggunaan media limbah budidaya lele cukup baik untuk
digunakan sebagai media pada kultur Spirulina sp.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini yaitu:
2. Hasil Biomassa panen tertinggi Spirulina ada pada perlakuan kelompok ke-6
yakni sebesar 0,0495 g bobot kering dari pengambilan 1 ml media dengan
menggunakan media kultur limbah budidaya lele.
5. Pertumbuhan Spirulina sp terjadi dalam 4 fase yaitu fase lag (adaptasi), fase
logaritmik, fase stasioner dan fase deklinasi (kematian).
5.2. Saran
Sebaiknya pada saat praktikum juga menggunakan room metting agar yang
online bisa juga ikut praktikum, kemudian pada saat praktikum juga diberi
penjelasan agar praktikan memahami materi yang dipraktikumkan.
DAFTAR PUSTAKA