MAKALAH PRAKTIKUM
AQUACULTURE ENGINEERING
MAKALAH PRAKTIKUM
AQUACULTURE ENGINEERING
Kelompok
Nama NIM
Nama NIM
Nama NIM
Nama NIM
Nama NIM
Nama NIM
Nama NIM
Nama NIM
Nama NIM
Nama NIM
Asisten:
ii
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
Penulis sangat berharap Buku Panduan ini dapat berguna bagi pembaca
BBRBLPP Gondol. Bali. Selain itu, penulis menyadari bahwa di dalam buku
panduan ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, penulis berharap adanya kritik serta saran demi perbaikan tulisan yang
akan dibuat di masa yang akan datang. Demikian penulis sampaikan terima
kasih.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi
BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................1
iv
4.4.1 Kakap Putih (Lates calcalifer).......................................................22
4.4.2 Abalon (Haliotis squamata)..........................................................24
5.1 Kesimpulan...........................................................................................26
5.2 Saran....................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................27
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
vi
BAB I. PENDAHULUAN
meningkat. Berdasarkan data FAO (2014), produksi di dunia pada tahun 2010
untuk sektor budidaya yaitu 59 juta ton dan mengalami kenaikan pada tahun
2011 yaitu mencapai 62 juta ton sedangkan tahun 2012 yaitu 66,6 juta ton.
Indonesia (KBBI), sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat
kegiatan on- farm, yakni mulai dari proses produksi hingga panen, dan off-farm,
budidaya perikanan tidak hanya proses produksi hingga panen saja, tetapi
1
pemanfaatan sumberdaya alam yang lebih efisien. Kegiatan rekayasa akuakultur
ini tidak hanya terbatas pada konstruksi media budidaya tetapi juga aspek-aspek
pendukung lainnya.
terdapat pada tempat praktikum secara baik dan benar serta dapat mengetahui
pengelolaannya.
Maret 2021 secara daring melalui google meet dengan mengundang pemateri
dari Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan (BBRBLPP)
2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
buatan manusia yang memiliki ciri ekologis menyerupai danau. Kolam dibuat
berasal dari sungai atau waduk dialirkan melalui saluran irigasi yang secara
pemeliharaan ikan karena sangat mudah untuk dirawat dan dibersihkan serta
Kolam terdapat 3 macam yaitu kolam tradisional, kolam semi intensif, dan
mudah dibuat, suhu kolam lebih stabil dibandingkan kolam semen (Rosalina,
2014).
2.1.2 Tambak
sarana budidaya perairan yang sumber airnya berasal dari laut atau payau.
Menurut Dede, et al. (2014), menyatakan bahwa tambak udang merupakan salah
satu usaha yang banyak dikembangkan dan dikelola oleh masyarakat karena
menurunkan kualitas air pada kemudian hari jika pengelolaan tambak tidak
tambak. Pemilihan lokasi tambak harus berada minimal 100 m dari pantai yang
3
diperuntukan untuk penanaman mangrove sesuai dengan UU No. 26 Tahun
2007. Tekstur tanah yang baik digunakan yaitu liat berpasir dengan fraksi liat
minimal 20% agar tanah tidak porous (dapat menahan air) (WWF, 2014).
dibersihkan. Jaring harus selalu dibersihkan dari kotoran, lumut, maupun hewan
yang menempel setiap 3-4 minggu untuk menjaga proses pergantian air agar
hampir sama, namun bentuk dan ukurannya saja yang berbeda karena
disesuaikan dengan kebutuhan. Ada beberapa tipe atau jenis keramba jaring
apung yang saat ini digunakan oleh para pembudidaya, yaitu keramba jaring
Keramba jaring kotak, keramba jenis ini banyak digunakan di media air tawar,
4
keramba. Keramba jaring oktagonal, memberikan volume budidaya ikan yang
perenang cepat.
dan area yang luas. Keramba berukuran 20 meter ke atas dirancang khusus
untuk budidaya berskala besar. Jenis ikan yang biasa dipelihara pada keramba
ukuran ini seperti ikan kakap putih atau barramundi, kerapu, dan berbagai jenis
ikan tuna. Adapula keramba jaring apung bulat dengan diameter berkisar 8-15
meter, yang dirancang untuk budidaya industri kecil dan menengah, digunakan
untuk budidaya ikan laut seperti ikan kakap putih dan ikan bawal bintang.
5
6
b. KJA Kotak
dalam satu blok keramba. Seperti ikan nila, ikan mas, ikan lele, ikan bandeng,
dam jenis lainnya (Kusliansyah, et al., 2019). Keramba jenis ini banyak
digunakan di media air tawar, misalnya danau atau waduk. Bentuknya yang
Jenis ikan yang dibudidaya dalam keramba ini seperti ikan nila, ikan mas,
ikan lele, ikan bandeng, dan jenis lainnya. Tidak menutup kemungkinan
penggunaan keramba jenis ini di laut. Budidaya ikan keramba jaring apung
merupakan salah satu cara budidaya pembesaran ikan yang efisien dan efektif.
Model sistem budidaya ini telah terbukti lebih efisien, baik secara teknis maupun
ekonomis. Pembudidaya dapat melipat gandakan hasil panen ikan tanpa harus
menambah biaya meskipun dengan luasan media yang sempit. Pola yang di
7
c. KJA Oktagonal
jauh lebih besar dibanding keramba jaring apung bulat dan kotak, sehingga
bandeng, ikan bawal bintang, dan kakap putih. KJA jenis ini didesain kuat dan
dari bahan Prime Grade Polythylene (PE) dengan anti-UV yang ramah
lingkungan, menggunakan sistem Completely Knock Down, terdiri dari alat apung
dan komponen-komponen yang dapat dirangkai menjadi keramba yang utuh dan
memerlukan air yang cukup, serta air yang digunakan harus berkualitas baik.
Menurut Santosa dan Dhimas (2013), sumber air berasal dari sekitar perairan
yang masuk pada saat pasang air laut tinggi berlangsung ataupun melalui alat
8
bantu berupa pompa air. Pompa air merupakan alat yang digunakan untuk
sistem yang nantinya akan mengambil air dari tambak kemudian disedot
Sumber air yang baik ditandai dengan kualitas air yang sesuai menjadi
atau kolam. Kondisi dan perubahan terhadap kualitas air di lingkungan dan di
dalam tambak menjadi sangat perlu untuk diketahui. Kualitas air sangat
dalam suatu usaha budidaya ikan. Oleh karena itu air menjadi sangat penting
karena bila tidak ada air, ikan bisa mengalami kematian. Sumber air yang baik
adalah tersedia dalam jumlah banyak, mengandung unsur hara yang dibutuhkan
ikan, serta terbebas dari bahan tercemar atau bahan pengganggu lainnya.
Sumber air bersih yang dapat digunakan untuk menunjang hasil budidaya ikan
antara lain dapat berasal dari air sungai atau danau, air sumber dan air PDAM.
9
Pembudidaya harus memanfaatkan sumber air yang digunakan seoptimal
mungkin.
dalam tambak biasa disebut dengan tandon. Menurut Suitha dan Suhaeri
(2008), kolam tandon biasanya berupa tanah galian berisi air. Selain berfungsi
posisinya lebih tinggi dari kolam pemeliharaan. Tujuan posisinya lebih tinggi
dari kolam pemeliharaan adalah agar air dapat mengalir ke tambak tanpa
tempat filtrasi air yang digunakan sebelum dialirkan ke dalam tambak. Tandon
Model tandon dapat bervariasi dengan bahan yang bervariasi juga. Ada
tandon yang terbuat dari bahan PVC (Polyvinyl Chloride) seperti yang terdapat
di lingkungan pemukiman, tetapi banyak juga tandon yang terbuat dari semen.
10
Gambar 7. Tambak dengan Menggunakan Reservoir (WWF, 2014)
Menurut Zamzami dan Sunarmi (2013), pada suatu kolam budidaya pasti
terdapat inlet dan outlet. Inlet adalah pintu air masuk dan outlet adalah pintu
keluar. Saluran air masuk (inlet) dan saluran air keluar (outlet) harus ditata secara
rapi. Debit air yang masuk maupun keluar kolam dapat diatur dengan cara
memasang penyumbat pada pintu pengeluaran dan pintu pemasukan air. Pintu air
tersebut (inlet dan outlet) dapat dijumpai menggunakan ijuk untuk memperkecil
debit air yang masuk maupun yang keluar. Kolam yang baik harus memiliki pintu
pemasukan dan pengeluaran air secara terpisah. Inlet sebaiknya dibuat di tempat
benih, dan pemanenan. Pemasukan dan pengeluaran air dari bak kolam atau
tambak berupa pipa paralon yang disusun sebagai sistem pipa goyang atau
sistem sipon. Sistem ini akan mempermudah dalam penggantian air dan
tersebut terbuat dari paralon (PVC) dengan diameter 2 inci. Pemasangan PVC
11
dibuat rata dengan dasar kemalir dan rata dengan tanah di luar kolam. Ujung
PVC yang terdapat di dalam petakan kolam perlu dibungkus dengan kawat
kasa sebagai saringan. Dasar kolam dibuat miring yaitu antara 3 – 5% ke arah
Misalkan dalam tambak udang intensif dengan luas 4.000 m2, padat tebar 30
ekor/ m2, pakan yang diberikan sebanyak 2 ton dengan kadar protein 35-50%,
limbah organik yang dihasilkan sebanyak 900 kg. Limbah tersebut akan
akan sangat berbahaya, terutama bagi tambak lain yang berada di kawasan
tambak dapat dilakukan secara fisik dengan pengendapan atau bisa juga
12
juga dapat dilakukan dengan membuat konstruksi tambak sedemikian rupa
serta lumpur dapat diangkat tanpa harus melakukan pergantian air. Limbah
2.6 Biosecurity
pencegahan yang dapat dilakukan terhadap hama dan penyakit antara lain
dilakukan dengan cara menempatkan bak cuci kaki dan bak cuci tangan pada
setiap pintu masuk tambak. Selain itu dapat juga dilakukan sterilisasi ruangan
13
Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah
jasad hidup.
2.7 Komoditas
2.7.1 Kakap Putih (Lates calcalifer)
Menurut Farchan dan Mulyono (2011), klasifikasi ikan kakap putih adalah
sebagai berikut:
Phylum : Chordata
Class : Pisces
Ordo : Percomorph
14
Family : Centropomidae
Genus : Lates
sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Class : Gastropoda
Subclass : Vetigastropoda
Order : Lepetellida
Superfamily : Haliotoidea
Family : Haliotidae
Genus : Haliotis
15
Gambar 12. Abalon (H. squamata) (Kusuwardhani, 2012)
menjadi salah satu platform untuk menyikapi situasi bagi seseorang yang bekerja
secara online, mobile dan jam kerja yang sangat padat. Seseorang dapat
melakukan pertemuan (meeting) tatap muka akan tetapi para pesertanya berada
workshop atau seminar yang dilakukan melalui interface web. Hal ini didukung
oleh pernyataan Mansyur, et al. (2019), bahwa webinar adalah suatu seminar,
muka secara online yang disampaikan melalui media internet dan dapat dihadiri
oleh banyak orang yang berada di lokasi berbeda-beda, pada kegiatan webinar
teks (chat).
16
yang digunakan pada kegiatan praktikum ini yaitu melalui wawancara dan jurnal
adalah data yang diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami
melalui media lain yang bersumber dari literatur, buku-buku serta dokumen. Data
sekunder dikumpulkan dari tangan kedua atau dari sumber-sumber lain yang
telah tersedia. Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, tetapi melihat orang lain atau dengan
dokumen. Hal ini didukung oleh pernyataan Hakim (2013) yang menyatakan
17
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
dan pendederan ikan di Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan
terletak di garis pantai Bali utara. Contohnya, untuk keramba jaring apung (KJA)
Kecamatan Gerokgak. Bak hatchery juga terletak tidak jauh dari keramba jaring
apung (KJA). Sumber air yang digunakan BBRBLPP Gondol berasal dari pantai
Bali utara.
menggunakan paralon. Basic, et al. (2019), air kolam yang telah diisi air akan
bersirkulasi melalui tangki fiberglass dengan ukuran (0,2 m3). Pipa tangki air
berisi serpihan batu yang melalui pompa air mancur. Serpihan batu didalam pipa
berfungsi untuk memfiltrasi mikroba. Pompa air mancur pada tambak memiliki
tekanan 2500 dengan debut aliran maksimum 2400 L. Selanjutnya air dibuang
kembali ke kolam melalui pipa. Setiap pergantian air yang terbuang akan disaring
Kembali. Setiap kolam dilapisi dengan plastik dan ditutup dengan papan kayu
yang tingginya sekitar 30 cm di atas tanah dan dilengkapi dengan jarring untuk
menghalau burung.
18
Hidayat dan Hanggono (2013) menyatakan bahwa pengambilan air laut
dengan motor listrik dengan daya dan kinerja tertentu. Spesifikasi pompa
sentrifugal ini yaitu memiliki 3 fase dengan power sebesar 5Hp. Pompa tersebut
juga memiliki kecepatan 1440 rpm dan Ebara pump capacity sebesar 16,67 L/s.
Pompa air laut tersebut memiliki pipa saluran inlet berdiameter 4 inchi dengan
panjang ± 200 m dari garis pantai ke tengah laut. Setelah air laut dipompa
dengan pompa tersebut air dialirkan melalui pipa outlet ke bak filter. Bak filter
berfungsi menyaring makro dan mikro partikel yang terdapat pada air laut
tersebut.
pantai yang sudah dibuatkan saluran pembuangan yang dapat mengalirkan air
buangan ke bibir pantai. Salah satu treatment yang dapat dilakukan dalam
tempat hidup ikan dengan dilakukan pengolahan menggunakan media filter dan
media filter dan sinar UV yang bertujuan untuk mengurangi konsentrasi amonia,
fosfat, nitrit dan beberapa bakteri yang berlebih pada air buangan. Penggunaan
sinar UV di awal perlakuan tidak efektif pada air keruh karena daya
19
Hidayat dan Hanggono (2013) menyatakan bahwa bak tandon reservoir
terbuat dari beton dengan ukuran 16 m x 5,5 m x 2 m yang berkapasitas 300 ton.
Pada bak ini dilengkapi dengan saluran inlet yang terbuat dari pipa paralon
berdiameter 6 inchi sebanyak 2 buah. Pada bagian atas bak ini dilengkapi
dengan penutup / atap yang terbuat dari asbes dan plastik bergelombang. Pada
bagian outlet terbuat dari pipa paralon berdiameter 4 inchi yang terpasang
didasar bak, di bagian atas pipa terdapat filter sebagai penyaring air. Pipa-pipa
outlet dihubungkan dengan pompa agar air dapat dinaikkan ke tower. Tower
berjumlah 2 unit yang terdiri dari tower air laut dan tower air tawar. Tower ini
digunakan pipa paralon berdimeter 4 inchi yang terhubung dengan pompa untuk
saluran outlet digunakan pipa paralon berdiameter 3 inchi yang dialirkan secara
pengadaan air laut diperoleh dengan cara mengambil langsung dari laut.
tersebut digerakkan dengan motor listrik dengan daya dan kinerja tertentu.
4.2.2 Ukuran
Menurut Cao, et al. (2020) ukuran bak tandon pada budidaya di keramba
meter. Lokasi tandon memiiliki penempatan yang baik karena terletak di dekat
sumber air. Tandon tersebut lebih tinggi dari kolam pemeliharaan, sehingga tidak
membutuhkan pompa untuk mengalirkan air ke dalam keramba jaring apung. Bak
penampungan atau tandon digunakan untuk mengolah air dari luar yang
20
4.2.3 Treatment
berupa unit penampungan air. Sumber air yang akan digunakan, baik air tawar
maupun air laut, ditampung terlebih dahulu di dalam tandon. Salah satu sumber
air yang dapat digunakan berasal dari air laut yang berjarak sekitar 50 m dari
bibir pantai yang dipompa menggunakan pompa submersible 10 inchi. Air yang
digunakan adalah model tracking dengan batu kali dan pasir batu kali dan pasir,
sedangkan tandon 2 dapat ditebari ikan seperti bandeng, kerapu dan rumput
dialirkan ke petakan kolam melalui saluran pembagi air. Pergantian air dilakukan
bergantung pada kondisi kualitas air tambak dengan cara membuang air tambak
secara manual melalui paralon yang terhubung dengan central drainase dan
saluran pembagi air. Upaya manual yang dapat dilakukan untuk membuang
endapan lumpur dan kotoran dari dasar tambak adalah dengan penyipanan
komoditas yang sedang di budidayakan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan
21
untuk meminimalisir beban limbah budidaya adalah dengan penerapan instalasi
pengolahan air limbah (IPAL) agar buangan air limbah ke lingkungan dapat
memenuhi baku mutu yang ditetapkan dan budidaya udang dapat beroperasi
secara berkelanjutan. Bukti bahwa air IPAL dapat memperbaiki kualitas air
air limbah buangan tambak yang telah diolah di IPAL. Perancangan instalasi
pengolahan air limbah (IPAL) pada umumnya terdiri dari rangkaian; bak
ekualisasi, bak pengendapan awal, bak biofilter anaerobik, bak biofilter aerobik
4.3.2 Ukuran
buangan tambak, jumlah petak tambak yang beroperasi, dan perkiraan volume
air buangan yang dikeluarkan setiap hari, serta waktu tinggal air buangan dalam
IPAL. Kinerja IPAL ditentukan oleh seberapa jauh unit pengolahan dapat
yang ditentukan. Total luas dan volume tampung bangunan IPAL masing-masing
adalah 5.451 m2 atau 6.987 m3. Berdasarkan standar pedoman teknis untuk
standar teknis yang terkait dengan persyaratan dari segi keamanan dan
tampung IPAL minimal 30% dari total volume air tambak budidaya (Syah et al.,
2017).
4.3.3 Treatment
22
Perawatan keramba jaring apung laut (KJAL) menurut Rochmad dan
Mukti (2020) dilakukan selama satu bulan sekali. Perawatan dapat berupa
mencuci jaring atau membersihkan jaring dari teritip dan kerang hijau yang
jaring berlubang dan menghambat sirkulasi air pada jaring. Jaring yang
4.4 Komoditas
4.4.1 Kakap Putih (Lates calcalifer)
a. Inlet
Saluran masuk atau inlet dan diperbaiki menggunakana jaring baja guna
tempat penampungan air selama sedang air surut di dalam kolam. Hal ini terjadi
saat air pasang masuk ke dalam kolam melalui saluran masuk (inlet). Cara ini
pun digunakan untuk kolam terbuka yang sudah dijemur. Ketinggian air dijaga
b. Outlet
Ebeling dan Timmons (2012), adalah outlet tangki kira-kira harus 10% dari
diameter tangki. Hal ini dikarenakan jika kita mengikuti rekomendasi rasio D / d,
maka padatan harus mengendap di lantai sekitar 5% (dari diameter tangki) dari
saluran tengah tangki dan dibuang. Misalnya, jika sebuah tangki berdiameter
penggunaan pelat datar yang sedikit ditinggikan di atas lantai tangki. Hasil dari
23
saluran tersebut yaitu padatan akan mengendap dalam jarak 0,5m dari titik
tengah dan lantai tangki, sehingga padatan ini akan ditarik ke saluran tengah
dengan kecepatan tinggi yang diciptakan oleh aliran ke luar dari saluran pusat.
Ada cara lain yang lebih inovatif untuk mencapai hal ini selain membuat saluran
keluar yang besar misalnya, pelat datar pada pipa tegak tengah diberi jarak
dengan benar dari lantai tangki untuk menciptakan kecepatan tangkap yang
pengendapan. Outlet ikan kakap putih pada Balai Besar Riset Budidaya Laut dan
biasa. Pipa berukuran 3-4inch tersebut memiliki panjang kurang lebih 150 m dari
c. Tempat Budidaya
ikan kakap putih. Permana, et al., (2019) menyatakan bahwa bahan yang
diperlukan dalam sistem ini adalah bak yang terbuat dari fiber. Ukuran yang
dapat digunakan adalah bak dengan volume 1 m yang disertai filter mekanik dan
3
biofilter. Air yang berasal dari bak penampungan di pompa menuju bak bak
penampungan filter yang terdiri dari filter biologi dan fisik, kemudian pipa input
pemeliharaan 2 dan seterusnya yang disusun secara seri menuju kepada bak
d. Biosecurity
lingkungan sekitar. Keberhasilan upaya budidaya ikan kakap putih dapat diukur
24
(2015), budidaya ikan kakap dapat dilakukan penerapan biosecurity dengan
menuju kolam. Hal ini dilakukan guna meminimalkan dan menghindari terjadinya
dapat dilakukan dengan memasang pagar keliling. Hal ini dilakukan guna
a. Inlet
Pemeliharaan abalon biasa dilakukan dalam kolam beton. Susanti, et al. (2017),
beton seluas 1 x 6 m dan tinggi 90 cm. Bak pemeliharaan ini memiliki air yang
menggunakan air laut dengan pipa PVC. Dilakukan pemasangan pompa untuk
b. Outlet
keluar air ditempatkan di tengah bawah. Saluran keluar air terbuat dari pipa PVC
berdiameter 200 mm dengan beberapa lubang. Diameter tangki di titik masuk air
adalah 60 mm. Air yang keluar dari tangki dibuang dengan bantuan gravitasi ke
debit air berdasarkan hasil pengukuran berkisar mulai dari 0,01 hingga 0,1 m /
dtk.
c. Tempat Budidaya
25
Budidaya sistem indoor dalam budidaya abalon dilakukan untuk menjaga
suhu tetap stabil. Loekman, et al. (2017), melaporkan bahwa abalon yang
ditempatkan pada kondisi yang gelap atau sedikit cahaya akan menyebabkan
pergerakan abalon menjadi aktif dan konsumsi pakan akan meningkat. Budidaya
dilakukan dengan menggunakan kolam beton dengan ukuran 2×3 meter dengan
tinggi 1,5 meter. Setiap kolam berisikan 28-30 buah keranjang dengan ukuran
20×15 cm dengan tinggi 10 cm. Selain itu, sistem sirkulasi diterapkan di setiap
kolam untuk menjaga kualitas air. Hal tersebut dilakukan agar kandungan
ammonia dalam kolom air cepat terbuang sehingga terdapat saluran pipa
pembuangan dan masuknya air serta dilengkapi dengan enam aerasi untuk
d. Biosecurity
resirkulasi untuk menjaga kualitas air agar kandungan amoniak dan sisa pakan
tidak menumpuk. Selain resirkulasi aerasi, pada setiap kolam juga harus
diperhatikan agar suplai oksigen tercukupi. Pakan yang digunakan untuk pakan
kerang abalon yaitu rumput laut, dalam pemberiannya pakan akan dicuci terlebih
dahulu dengan menggunakan air laut yang mengalir hingga bersih kemudian
dibilas dengan air tawar selama 0,5 sampai 1 menit yang berfungsi untuk
melepaskan parasit yang berasal dari laut atau tambak. Dilakukan pembersihan
26
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
27
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, E. (2016). Budidaya Ikan Nila dengan Sistem Karamba Jaring Apung
dan Kolam yang Lebih Bertanggung Jawab. (Fisheries Online Media
Administrator WWF Indonesia). https://www.wwf.or.id/?46722/Budidaya-
Arsyad, M.N., 198. “Piara Ikan dalam Kurungan Trubus No.126”
Badrudin., Slamet, B., Keast, T., Dikrurahman., Kurniawan, K. B., Mulyono, S.,
Sarwono., Setiawan., Purnama, R. S., & Widiada, K. (2015). Budidaya
ikan kakap putih (Lates calcarifer, bloch., 1790) di karamba jaring
apung dan tambak. Jakarta: WWF-Indonesia. 52 hlm.
Banun, S., Arthana, W., & Suarna, W. (2012). Kajian ekologis pengelolaan
tambak udang di Dusun Dangin Marga Desa Delodbrawah Kecamatan
Mendoyo Kabupaten Jembrana Bali. ECOTROPHIC: Jurnal Ilmu
Lingkungan (Journal of Environmental Science), 3(1), 10-15.
Cao, S., D. Xiong, W. Luo, J. Tang, F. Qu, Y. Zhou, Z. He, S. Xie and Z. Liu.
(2020). Effects of dietary soy isoflavones on growth, antioxidant status,
immune response and resistance of juvenile grass carp
(Ctenopharyngodon idella) to Aeromonas hydrophila challenge.
Aquaculture Research.,1(1), 1-11.
Cornish, A. and Kiwi, L.K. (Grouper & Wrasse Specialist Group). (2004).
Plectropomus leopardus. The IUCN Red List of Threatened Species
2004:T44684A10924940.http://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.2004.RLTS.T4
4684A10924940.en. Diakses pada 21 Februari 2021.
Dede, H., Aryawati, R., & Diansyah, G. (2014). Evaluasi tingkat kesesuaian
kualitas air tambak udang berdasarkan produktivitas primer PT. Tirta Bumi
Nirbaya Teluk Hurun Lampung Selatan (Studi Kasus). Maspari
Journal, 6(1), 32-38.
Farchan, M., & Mulyono, M. (2011). Dasar-Dasar Budidaya. Jakarta: STP Press.
16 hlm
28
Hakim, L. N. (2013). Ulasan metodologi kualitatif: wawancara terhadap
elit. Aspirasi: Jurnal Masalah-Masalah Sosial, 4(2), 165-172.
Hamel, J.-F., Mercier, A., Conand, C., Purcell, S., Toral-Granda, T.G., &
Gamboa, R. (2013). Holothuria scabra. The IUCN Red List of Threatened
Species 2013. http://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.2013- Diakses pada 21
Februari 2021.
Hendarajat, E. A., Mangampa, M., & Suryanto, H. (2007). Budi daya udang
vannamei (Litopenaeus vannamei) pola tradisional plus di Kabupaten
Maros, Sulawesi Selatan. Media Akuakultur, 2(2), 67-70.
Herviani, V., & Febriansyah, A. (2016). Tinjauan atas proses penyusunan laporan
keuangan pada young enterpreneur academy Indonesia Bandung. Jurnal
Riset Akuntansi, 8(2), 19-27.
Kim, T., Yoon, H., Shin, S., Oh, M., Kwon, I., Lee, J., Choi, S., & Jeong, K.
(2015). Physical and biological evaluation of co-culture cage systems for
grow-out of juvenile abalone, Haliotis discus hannai, with juvenile
sea cucumber, Apostichopus japonicus (Selenka), with CFD analysis and
indoor seawater tanks. Aquaculture, 447, 86-101.
Loekman, N. A., Manan, A., Arie, M., & Prayogo. (2017). Teknik pendederan
kerang abalon (Haliotis squamata) di Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Budidaya Laut Gondol-Bali. Journal of Aquaculture and
Fish Health, 7(2), 78-83.
29
Mollusca Base. (2018). Haliotis squamata Reeve, 1846. Accessed through:
World Register of Marine Species at:
http://www.marinespecies.org/aphia.php? p=taxdetails&id=44532. Diakses
pada 21 Februari 2021.
Ningsih, F., Rahman, M., & Rahman, A. (2013). Analisis kesesuaian kualitas air
kolam berdasarkan parameter pH, DO, amoniak, karbondioksida dan
alkalinitas di Balai Benih dan Induk Ikan Air Tawar (BBI-AT) Kecamatan
Karang Intan Kabupaten Banjar. Fish Scientiae, 3(2), 102-113.
Permana, G. N., Pujiastuti, Z., Fakhrudin., Muzaki, A., Mahardika, K., & Adiyana,
K. (2019). Aplikasi sistem resirkulasi pada pendederan ikan kakap putih,
Lates calcarifer kepadatan tinggi. Jurnal Riset Akuakultur, 14(3), 173-182.
Prabowo, A. R., Byeon, J. H., Cho, H. J., Sohn, J. M., Bae, D. M., & Cho, J. H.
(2018). Impact phenomena assessment: Part I–Structural performance of a
tanker subjected to ship grounding at the Arctic. In MATEC Web of
Conferences,159.
Rochmad, A. N., & Mukti, A. T. (2020). Teknik pembesaran ikan kerapu hibrida
cantang (Epinephelus fuscoguttatus x Epinephelus lanceolatus) pada
karamba jaring apung. Jurnal Biosains Pascasarjana, 22(1), 29-36.
Romadhona, B., Yulianto, B., & Sudarno. (2016). Fluktuasi kandungan amonia
dan beban cemaran lingkungan tambak udang vaname intensif
dengan teknik panen parsial dan panen total. Jurnal Saintek Perikanan,
11(2), 84-93.
Rosalina, D. (2014). Analisis kelayakan usaha budidaya ikan lele di kolam terpal
di Desa Namang Kabupaten Bangka Tengah. Maspari Journal, 6(1), 20-24.
Saparinto, C. 2009. Budi Daya Ikan di Kolam Terpal. Jakarta: Penebar Swadaya.
97 hlm
30
Setiawati, K. M., Kusumawati, D., Asih, Y. N., & Slamet, B. 2020. Pertumbuhan
dan kandungan nutrisi ikan kerapu sunu Plectropomus leopardus pada
pemeliharaan di karamba jaring apung, tambak dan bak. Jurnal Ilmu dan
Teknologi Kelautan Tropis, 12(1), 247-256.
Setyono, D. E. D., Gimin, R., Permana, I. G. N., Purianta, K., & Setyabudi, H.
(2015). Budidaya abalon (Haliotis sp.) sistem karamba apung. Jakarta:
WWF-Indonesia. 38 hlm.
Suitha, I. M., & A. Suhaeri. (2008). Budi Daya Sidat. Jakarta: Agromedia Pustaka.
44 hlm.
Supii, A. I., Aprilia, T. I., Sulianto, A. A., & Lusiana, N. (2020). Uji pemanfaatan air
buangan hatchery budidaya ikan laut untuk pendederan ikan kerapu hibrid
cantang. Ecotrophic: Jurnal Ilmu Lingkungan (Journal of Environmental
Science), 14(1), 49-61.
Susanti., Rahman, A., & Balubi, A. M. (2017). Studi konsumsi pakan jenis rumput
laut Gracillaria arcuata dan Ulva fasciata terhadap pertumbuhan juvenil
abalon Haliotis asinina yang dipelihara pada sistem raceway. Jurnal
Media Akuatika, 2(3), 439-445.
Syah, R., Fahrur, M., Suwoyo, H. S., & Makmur. (2017). Performansi instalasi
pengolahan air limbah tambak super intensif. Media Akuakultur, 12(2), 95-
103.
Ugroseno, W., Bisri, M., Fidari, J. S., & Lufira, R. D. (2019). Studi rancangan
instalasi pengolahan air limbah tambak intensif udang vannamei Kota
Probolinggo. Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan, 3(1), 37.
Zamzami, I., & Sunarmi, P. (2013). Manajemen pembenihan kan mas (Cyprinus
carpio) di unit pelaksana teknis (UPT) pengembangan budidaya air tawar
Umbulan. Jurnal Ilmu Perikanan, 4(1), 30 – 34.
31