Keberhasilan suatu pembenihan sangat ditentukan pada ketersedian induk yang
cukup baik, jumlah, kualitas dan keseragaman.Induk yang baik untuk pemijahan memiliki umur untuk induk betina 3-4 tahun dan jantan 2-3 tahun, sehat dan tidak cacat.Induk dan produksi telur merupakan unsur dasar (basic element) dalam usaha mencapai keberhasilan memproduksi benih. Usaha itu manajemen pemeliharaan induk yang baik adalah kunci untuk mendapatkan telur yang bermutu baik secara kualitas dan kuantitas serta berkelanjutan Pembenihan ikan adalah ilmu yang mempelajari mengenai kegiatan mengembangbiakkan/memperbanyak/membenihkan ikan secara alami, semi buatan dan buatan.Produksi pembenihan ikan berperan dalam keberhasilan kegiatan pembesaran ikan.Kualitas benih ikan berpengaruh terhadap perkembangan ikan pada saat pembesaran ikan. Selain itu, kegiatan pembenihan ikan akan berperan terhadap rekayasa genetik ikan sehingga dapat menghasilkan strain ikan yang baru. Pengelolaan pembenihan ikan dapat dilakukan secara tradisional, semi intensif dan intensif.Pengelolaan pembenihan ikan secara tradisional merupakan kegiatan pembenihan yang dilakukan secara turun temurun.Umumnya pengelolaan pembenihan ikan secara tradisional belum menggunakan teknologi.Pengelolaan pembenihan ikan secara semi intensif merupakan modifikasi dan perbaikan pembenihan ikan secara tradisional.Sedangkan pembenihan ikan secara intensif merupakan kegiatan pembenihan yang efektif dan efisien dengan mengoptimalkan sumberdaya untuk meningkatkan produksi benih ikan. Tahapan-tahapan dalam pembenihan ikan air laut meliputi kegiatan sebagai berikut : 1. Penyediaan benih ikan Dalam pembenihan, induk sangat menentukan kuantitas dan kualitas benih yang diproduksi.Pengadaan benih ikan berasal dari dua sumber, yaitu unit usaha pembenihan dan penangkapan/pengumpulan dari alam.Beberapa jenis ikan yang semula hanya dapat diperoleh dari usaha penangkapan di laut sampai saat ini sudah banyak yang dapat dibenihkan secara teknis terutama yang mempunyai nilai ekonomis tinggi.Pengadaan benih alam dilakukan oleh nelayan penangkap benih, kemudian dikumpulkan oleh pedagang pengumpul dan didistribusikan oleh pedagang perantara. Benih ikan air laut yang berasal dari alam antara lain adalah jenis-jenis benih ikan laut, sepertikerapu (Cromileptes, Plectropomus, Epinephelus), kakap (Lates, Psammoperca, Lutjanus), dan baronang (Siganus sp).Hal ini disebabkan untuk mencapai ukuran dewasa, ikan kerapu dan ikan kakap membutuhkan waktu cukup lama.Untuk mencapai waktu dewasa, ikan kakap membutuhkan waktu lebih dari satu tahun. Kakap jenaha (Lutjanus johnii) berkelamin jantan mencapai kematangan gonad setelah mencapai umur 2-3 tahun dengan berat 2,5-3,0 kg, sedangkan ikan betina mencapai pada ukuran bobot 3,5-4,5 kg dengan umur 3-4 tahun. Pada ikan kerapu lumpur (E. tauvina) transisi dari betina ke jantan terjadi setelah ikan mencapai ukuran panjang badan 660-7,200 mm. Sedangkan kerapu bebek (Cromileptes altivelis) transisi dari betina ke jantan terjadi setelah mencapai umur 2,0-2,5 tahun. Ikan baronang (Siganus sp) jantan mulai matang gonad setelah mencapai ukuran antara 110-140 mm, sedangkan betina mencapai ukuran 130-210 mm (Kordi, 2008) Pembenihan biota budidaya dilakukan secara alami dan secara buatan. Pembenihan secara alami dilakukan dengan meniru kebiasan biota tersebut memijah di alam, sedangkan pemijahan buatan dilakukan dengan cara kawin suntik atau dengan pemijatan (stripping). Namun, teknik-teknik pemijahan ini bias digabungkan, misalnya induk disuntik dengan hormone, kemudian memijah sendiri secara alami.Penyuntikan dimaksudkan untuk merangsang induk dapat memijah. 2. Sarana pembenihan ikan Pembenihan biota budidaya perairan secara terkontrol biasanya dilakukan di unit- unit pembenihan atau hatchery.Hatchery didirikan untuk pembenihan biota tertentu, misalnya hatchery khusus bandeng atau hatchery udang, terutama hatchery skala kecil.Namun, hatchery skala besar dapat memproduksi beberapa jenis biota.Hatchery untuk produksi biota laut (ikan dan non ikan) biasanya dibangun di dekat pantai sehingga memudahkan pengambilan air laut. Kelancaran pembenihan biota budidaya pada skala kecil maupun skala besar dilengkapi dengan berbagai fasilitas. Beberapafasilitas yang dibutuhkan antara lain wadah pemeliharaan induk, wadah memeliharaan larva, wadah pemeliharaan benih, wadah pemeliharaan pakan, wadah pemijahan, sarana suplai air laut, wadah penampungan air, sarana aerasi, sumber energy listrik, laboratorium, dan berbagai perlengkapan kerja sesuai kebutuhan Air laut yang bersih harus tersedia sepanjang waktu dengan jumlah yang cukup.Sehubungan dengan itu, diperlukan bak sedimentasi, bak filter, dan bak penampungan air (bak reservoir) laut yang siap pakai.Air laut dapat diambil langsung dari laut atau dari sumber air laut buatan.Apabila sumber air laut relatif bersih, air laut tersebut dapat dipompakan langsung ke bak filter dan disimpan dalam bak penampungan air.Apabila air keruh dan banyak mengandung bahan suspensi (endapan), air tersebut lebih dahulu harus dipompa ke dalam bak pengendapan kemudian bahan-bahan suspensi tersebut dibiarkan mengendap.Hanya air bagian atas yang jernih yang dipompakan ke bak filter. Kejernihan suatu perairan belum tentu memberikan jaminan kualitas air, namun setidaknya cukup untuk menduga baik tidaknya kondisi air tersebut. Untuk memastikan kualitas air, perlu dilakukan pemeriksaan parameter kimia, fisika, dan biologi dari suatu sumber air. Beberapa parameter kimia air meliputi oksigen terlarut (DO), salinitas, derajat keasaman (pH), BOD (biological oxygen demand, yaitu konsumsi oksigen yang diukur secara biologi), COD (chemical oxygen demand, yaitu konsumsi oksigen yang diukur secara kimia), amoniak, nitrit, nitrat, logam berat, serta bahan-bahan polutan. Beberapa parameter fisika air adalah kecerahan, kekeruhan, suhu, warna, bau, benda terapung, dan padatan tersuspensi. Sementara parameter biologi air adalah kesuburan perairan (kelimpahan, keragaman fitoplankton, dan zooplankton) serta keberadaan mikroorganisme patogen dan biota lain di perairan. Selama proses produksi di tempat pembenihan hampir selalu dilakukan penggantian air setiap hari. Dengan demikian, drainase harus dipasang untuk menyalurkan sisa-sisa air dengan cepat dan lancar. Penyediaan air tawar selain digunakan untuk menurunkan salinitas air laut sesuai dengan kebutuhan dalam pembenihan digunakan juga sebagai pembersih peralatan.Sistem penyediaan suplai air tawar terdiri atas bak sedimentasi dan bak penampungan. Proses produksi benih terdiri atas kegiatan pemijahan alami dalam bak-bak yang dikendalikan keadaan lingkungannya. Kegiatan selanjutnya adalah pemeliharaan larva. Untuk kegiatan tersebut diperlukan: a. bak pemijahan (bak induk), b. bak penetasan telur, c. bak pemeliharaan larva, dan d. bak alga/pakan alami.Jenis wadah berupa bak yang dapat digunakan untuk pembenihan ikan bermacam-macam, dapat terbuat dari beton, fiberglass, bak kayu dilapisi plastik atau akuarium.Sedangakn bentuk bak untuk pembenihan ikan dapat berupa empat persegi panjang, bujursangkar atau bulat (silinder). 3. Pemeliharaan larva ikan Telur ikan yang baru menetas dinamakan larva, tubuhnya belum sempurna baik organ luar maupun organ dalamnya. Larva akan terus berkembang untuk menyempurnakan bentuk dan fungsi dari masing-masing organ. Perkembangan larva secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu : prolarva dan post larva. Siklus larva merupakan siklus yang paling kritis, terutama sangat rentan terhadap serangan penyakit dan perubahan lingkungan.Untuk menghindari terjangkitnya penyakit, maka wadah pemeliharaan larva harus dibersihkan dan disanitasi terlebih dahulu. Sanitasi wadah dilakukan dengan tujuan untuk menghindari terjangkitnya penyakit selama pemeliharaan, karena wadah pemeliharaan yang sebelumnya telah digunakan untuk proses pemeliharaan larva merupakan sarana utama masuknya penyakit pada wadah pemeliharaan. Dengan sanitasi maka hama dan penyakit yang menempel pada permukaan dan dinding bak akan mati dan hilang sehingga kemungkinan terjangkitnya penyakit akan lebih kecil. Padat penebaran larva pada saat pemeliharaan, sangat tergantung pada daya dukung kolam. Daya dukung kolam meliputi kualitas air dan ketersediaan pakan. Dengan demikian padat penebaran pada setiap lokasi akan berbeda. Pakan pertama larva hendaknya disesuaikan dengan sifat larva yang masih sangat lemah, sehingga perlu diusahakan pakan yang sesuai dengan bukaan mulut larva dan kemampuan larva dalam memanfaatkan pakan pertama.Larva memerlukan banyak energi dalam usahanya mencari makan pertamanya, karena kemampuan berenangnya yang masih terbatas, sehingga ada baiknya pemberian pakan pertama larva yang dibudidayakan mengandung energi yang cukup untuk kebutuhan perkembangan larva. Jenis pakan yang diberikan ukuran larva sebaiknya pakan alami.Karena pakan alami memiliki kandungan protein yang tinggi dan lengkap.Persyaratan pakan yang diberikan pada larva ikan adalah memiliki kandungan protein yang tinggi, ukuran lebih kecil dari bukaan mulut larva, mudah dicerna, gerakan lambat dan mudah didapat.Beberapa larva ikan memiliki ukuran dan umur pertama sekali makan berbeda, sehingga jenis pakan yang diberikan juga berbeda juga. 4. Pendederan benih ikan Prinsip pendederan benih ikan adalah upaya membuat larva benih ikan hidup nyaman sehingga memiliki pertumbuhan lebih optimal.Agar benih ikan hidup nyaman, maka lingkungan kolam harus dibuat sesuai dengan kebutuhan benih ikan. Lingkungan benih ikan terdiri dari kualitas air yang baik, pakan benih, bebas dari hama penyakit. Pemeliharaan benih ikan merupakan kelanjutan kegiatan pemeliharaan larva.Pemeliharaan benih ikan secara intensif dapat dilakukan di bak pemeliharaan. Pendederan ikan di bak umumnya lebih intensif dibandingkan pendederan benih ikan di kolam. Pendederan benih ikan di bak lebih terkontrol baik kualitas air, hama dan penyakit, pertumbuhan, pakan dan sebagainya. Penentuan wadah pendederan benih ikan sangat tergantung pada sifat dan karakter jenis benih ikan. Faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses penebaran adalah aklimatisasi. Aklimatisasi merupakan proses adaptasi benih terhadap lingkungan yang baru, khususnya adalah penyesuaian suhu dan pH dari lingkungan yang lama dengan lingkungan yang baru. Apabila benih didatangkan dari lokasi yang cukup jauh dan dikemas dengan menggunakan kantong plastik, maka proses aklimatisasi dilakukan dengan cara memasukkan kantong pengangkutan benih tersebut di permukaan air dalam kolam. Setelah didiamkan selama 5 – 10 menit, maka pada kantong tersebut dapat ditambah air yang diambil dari kolam/bak pemeliharaan benih yang baru sedikit demi sedikit, hingga kondisi suhu air di dalam kantong plastik sama dengan suhu air yang ada di dalam kolam/bak. 5. Pemanenan benih ikan Ukuran ikan yang akan dipanen sangat beragam, dari ukuran larva sampai ikan yang siap dikonsumsi bisa dipanen tergantung pada permintaan pasar atau pembeli. Setiap daerah memiliki ukuran yang berbeda dalam pemasaran ikan baik ikan konsumsi maupun benih ikan.Ada tiga katagori pemanenan dalam budidaya ikan, yaitu memanen pada larva, memanen pada benih, dan memanen pada ikan ukuran konsumsi. Dalam memanen larva dan benih, wadah yang digunakan untuk menampung hasil panen harus memiliki kualitas air yang sama dari wadah penetasan atau pendederan. Hal ini bertujuan untuk menekan serendah mungkin stress yang diakibatkan dari kegiatan pemanenan. Demikian juga dengan peralatan, wadah dan bahan yang akan digunakan dalam memanen ikan harus sesuai dengan ukuran ikan yang akan dipanen, apakah ikan masih dalam bentuk larva, benih atau ukuran ikan konsumsi. Peralatan, wadah dan bahan yang dipergunakan ini berfungsi untuk mempermudah dalam pekerjaan pemanenan. Untuk menambah wawasan tentang pembenihan ikan air laut, salah satu contoh komoditas pembenihan ikan air laut dapat dilihat pada link :http://library.enaca.org/Grouper/Publications/bahasa-grouper-hatchery-guide08.pdf http://aciar.gov.au/files/node/15420/mn149a_hatchery_management_of_tiger_grouper_e pin_11814.pdfhttp://aciar.gov.au/files/node/15422/mn150a_nursery_management_of_group er_a_best_prac_10851.pdf