OLEH:
NORA SAULINA
OLEH:
NORA SAULINA
2004113000
Disetujui Oleh:
Ikan bawal bintang (Trachinotus blochii) merupakan salah satu ikan laut yang
berpotensi tinggi untuk dibudidayakan karena mempunyai keunggulan seperti
pertumbuhan yang cepat, memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan relatif tahan
terhadap penyakit. Salah satu kegiatan dalam budidaya ikan bawal bintang adalah
pendederan. Melihat potensi budidaya bawal bintang yang baik maka diperlukan
teknik pengelolaan kualitas air pada pendederan ikan bawal bintang. Dengan
adanya praktek magang maka dapat mengetahui tata cara pengelolaan kualitas air
pada pendederan ikan bawal bintang.
Praktek magang ini dilaksanakan pada tanggal 15 Januari – 15 Februari 2023,
bertempat di Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam, Kepulauan Riau.
Praktek magang ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan soft skill berupa
pengetahuan secara teori dan hard skill berupa praktek langsung dilapangan
dibidang pengelolaan kualitas air pada pendederan ikan bawal bintang. Adapun
manfaat dari praktek magang ini untuk mendapatkan informasi tentang teknik
pengelolaan kualitas air pada pendederan ikan bawal bintang, menambah
kemampuan, pengetahuan dan keterampilan dalam bidang kualitas air.
Metode yang digunakan dalam praktek magang ini adalah metode mentorial
yaitu pemberian materi dan informasi dari pembimbing lapangan dan melakukan
diskusi dengan pembimbing lapangan. Metode selanjutnya yaitu metode praktek
langsung dengan melakukan kegiatan magang langsung di lapangan yang sesuai
arahan pembimbing lapangan.
Pengelolaan kualitas air yang dilakukan pada pendederan ikan bawal bintang
(Trachinotus blochii) di BPBL Batam ini diawali dengan persiapan bak yaitu
sterillisasi bak dan pemasangan aerasi. Selanjutnya penyiponan untuk
membersihkan sisa-sisa pakan dan feses yang berada di dasar bak pendederan.
Sistem air yang digunakan yaitu sistem resirkulasi air. Sistem resirkulasi air
merupakan sistem yang memanfaatkan ulang air yang telah digunakan dengan
mensirkulasi kembali melewati sebuah filter. Sumber air yang digunakan dari air
laut yang dipompa, kemudian disaring melewati sand filter dan air tersebut
ditampung pada bak tandon lalu dialirkan ke bak penampungan (Reservoir) dan
masuk ke bak pemeliharaan. Sehingga air yang digunakan benar-benar dalam
kondisi baik dan dapat dialirkan ke setiap bak pendederan ikan bawal bintang.
Untuk memastikan kualitas air pada bak pendederan dilakukan pengukuran
kualitas air secara periode yang meliputi parameter yaitu suhu, pH, salinitas,
oksigen terlarut, amonia, nitrit dan fosfat. Adapun alat yang digunakan meliputi
DO meter, pH meter, salinometer, dan spektrofotometer. Hasil pengukuran
kualitas air pada pendederan ikan bawal bintang (Trachinotus blochii) sesuai
dengan baku mutu kualitas air sehingga pertumbuhan ikan bawal bintang
berlangsung baik dikarenakan pengelolaan kualitas air pada pendederan ikan
bawal bintang berjalan secara optimal dan disiplin.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat karunia-Nya, penulis masih memiliki kesempatan untuk
menyelesaikan laporan praktek magang dengan judul “Teknik Pengelolaan
Kualitas Air Pada Pendederan Ikan Bawal Bintang (Trachinotus blochii) di
Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam, Kepulauan Riau”.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Ir.
Adriman, M.Si yang telah memberi bimbingan kepada penulis sehingga laporan
hasil praktek magang ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Disamping itu
penulis juga berterima kasih kepada orang tua yang selalu mendukung dalam
proses pembuatan usulan praktek magang ini serta pihak lain yang mendukung.
Penulis juga mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan kearah yang lebih baik. Harapan penulis semoga hasil praktek
magang ini dapat memberi manfaat khususnya kepada penulis. Akhir kata, penulis
mengucapkan terima kasih.
Nora Saulina
DAFTAR ISI
Isi Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................ ii
DAFTAR TABEL.................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR............................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................ v
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang............................................................................... 1
I.2 Tujuan Praktek Magang................................................................. 2
I.3 Manfaat Praktek Magang............................................................... 2
Gambar Halaman
1. Ikan Bawal Bintang (Trachinotus blochii)........................................... 4
2. Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam................................... 14
3. Struktur Organisasi BPBL Batam......................................................... 17
4. Sumber Air............................................................................................ 23
5. Persiapan Bak........................................................................................ 24
6. Penyiponan ........................................................................................... 25
7. Pengukuran Suhu.................................................................................. 25
8. Pengukuran pH...................................................................................... 26
9. Pengukuran Salinitas............................................................................. 26
10. Pengukuran Oksigen Terlarut............................................................. 27
11. Pengukuran Amonia........................................................................... 27
12. Pengukuran Nitrit............................................................................... 28
13. Pengukuran Fosfat.............................................................................. 28
14. Grafik Pengamatan Suhu.................................................................... 29
15. Grafik Pengamatan pH....................................................................... 29
16. Grafik Pengamatan Salinitas.............................................................. 30
17. Grafik Pengamatan Oksigen Terlarut................................................. 30
18. Grafik Pengamatan Amonia............................................................... 31
19. Grafik Pengamatan Nitrit.................................................................... 31
20. Grafik Pengamatan Fosfat.................................................................. 32
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Jadwal Kegiatan Magang...................................................................... 13
2. Sarana dan Prasarana BPBL Batam...................................................... 19
3. Kegiatan Magang.................................................................................. 19
4. Alat yang digunakan Dalam Pengelolaan Kualitas Air Pada Pendederan
Ikan Bawal Bintang................................................................................ 21
5. Bahan yang digunakan Dalam Pengelolaan Kualitas Air Pada Pendederan
Ikan Bawal Bintang................................................................................. 21
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
berwarna orange gelap, pinggiran depan sirip dubur dengan warna kecoklatan;
sirip ekor gelap sampai orange kotor (Juniyanto, 2008).
2.1.1. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Bawal Bintang
Klasifikasi dari ikan bawal bintang (Trachinotus blochii) berdasarkan
taksonomi menurut Saanin (1986) adalah sebagai berikut : Kingdom Animalia,
Filum Chordata, Sub Filum Vertebrata, Kelas Actinopterygii, Ordo Perciformes,
Famili Carangidae, Genus Trachinotus, Spesies Trachinotus blochii.
Morfologi dari ikan bawal bintang adalah badan dengan bentuk pipih
melebar, lubang hidung terletak di depan mata, posisi mulut subterminal,
memiliki gigi halus, warna kulit keperak-perakan dengan punggung berwarna
hitam. Sirip punggung diawali jari-jari keras sebanyak 7-9 dan di puncak
punggung terdapat jari-jari lemah yang memanjang hampir menyentuh ekor
sebanyak 19-21. Sirip perut ada sepasang dan tepat berada di bawah sirip dada.
Sirip dubur dimulai dengan 2-3 jari-jari keras tepat di belakang urogenetalia dan
disambung dengan 16-18 jari-jari lemah yang memanjang hingga pangkal ekor.
Sirip ekor bawal bintang bercabang (Hidayat, 2017).
terdapat di Laut Merah, Afrika Barat sampai ke pulau Marshall dan Samoa, Utara
Jepang bagian selatan dan selatan Australia (Amri et al., 2008).
Bawal bintang menghabiskan seluruh hidupnya di air laut murni. Bawal
bintang memijah sepanjang tahun dan biasanya mengikuti fase bulan terutama
bulan purnama. Pemijahan berlangsung malam hari bersamaan dengan datangnya
air pasang. Telur bersifat planktonis, dapat terbawa arus dan menetas di padang
lamun atau celah-celah akar bakau sebelum akhirnya kembali ke laut lepas atau
dewasa di rerimbunan bunga karang.
Menurut Huet (1971), mengatakan bahwa bawal bintang banyak hidup di
daerah laut, sedikit di daerah pantai terutama Atlantik, India dan Samudera
Pasifik. Habitat bawal bintang adalah pada masa juvenile di dasar perairan
berpasir dangkal atau perairan dekat mulut sungai yang lumpur berpasir. Pada saat
dewasa akan bergerak kearah terumbu karang. Cara hidupnya bergerombol saat
juvenile dan soliter saat dewasa.
2.1.3. Pakan dan Kebiasaan Makan Ikan Bawal Bintang
Bawal bintang termasuk ikan pemakan segala (omnivora) mulai dari
plankton, alga cacing merah, jentik nyamuk, maupun jenis udang-udangan kecil.
Pada ikan dewasa dapat diberikan pakan rucah segar yang telah dicincang serta
dapat juga diberikan pellet ikan (Anonim, 2012).
Pakan merupakan aspek penunjang dalam kegiatan budidaya yang harus
diperhatikan dalam usaha budidaya karena pakan adalah kebutuhan dasar yang
harus di penuhi untuk pertumbuhan, perkembangbiakan dan kelangsungan hidup
ikan. Pakan buatan adalah makanan ikan yang di buat dengan menggunakan
beberapa bahan baku yang sudah di tentukan baik kualitas maupun kuantitas dan
mengandung gizi penting untuk ikan, mudah di cerna dan memiliki rasa yang
disukai oleh ikan (Miati, 2019).
Ezraneti et al., (2019) menyatakan ikan bawal bintang cenderung bersifat
omnivora, dimana berbagai jenis pakan akan dimangsa, namun yang paling baik
adalah pemberian pakan buatan. Pakan yang diberikan berupa pellet yang
ukurannya disesuaikan dengan bukaan mulut ikan.
Pemberian pakan tambahan berupa pellet pada pendederan dan
penggelondongan merupakan hal yang sangat penting pada budidaya ikan secara
6
intensif. Kandungan asam lemak esensial dalam pakan sangat penting, apabila
kekurangan akan menyebabkan pertumbuhan ikan lambat, menurunnya kualitas
pakan dan dalam beberapa hal akan menyebabkan kematian benih ikan
(Kompyang dan Ilyas dalam Setiadharma et al., 2014).
2.1.4. Pengendalian Hama dan Penyakit
Budidaya ikan bawal bintang (T. blochii) mengalami berbagai macam
kendala. Salah satu masalah yang timbul dalam budidaya bawal bintang adalah
terserang penyakit salah satunya infeksi bakteri. Jenis bakteri yang sering
menyerang bawal bintang adalah Vibrio sp (Novriadi, 2014).
Secara umum, jenis penyakit pada budidaya ikan laut dapat dibedakan
menjadi 2 kelompok, yakni penyakit infeksius dan non-infeksius. Penyakit
infeksius disebabkan oleh organisme patogen dan mampu menyebar melalui
pergerakan inang yang telah terinfeksi. Secara rinci, kelompok penyakit ini dapat
dibedakan menjadi 4 golongan, yaitu penyakit parasitik, bacterial, viral dan
mikotik. Sementara penyakit non-infeksius umumnya disebabkan oleh kondisi
lingkungan, defisiensi nutrient, genetik, pengelolaan aktivitas budidaya yang
buruk dan kontaminasi dari senyawa yang bersifat toksik. Disamping hal tersebut,
organisme yang ada di lingkungan budidaya dan digolongkan sebagai hama
budidaya ikan laut juga dapat digolongkan sebagai penyebab penyakit non-
infeksius (Subasinghe, 2009).
Penanganan penyakit jenis bakteri dapat diatasi dengan antibiotik, namun
penggunaan antibiotik dapat menyebabkan resistensi pada bakteri dan residunya
berbahaya untuk manusia. Salah satu alternatif yang dapat di manfaatkan untuk
meningkatkan sistem imun ikan adalah dengan pemberian probiotik dari golongan
Bacillus sp. yang telah banyak diaplikasikan untuk kepentingan bioteknologi
termasuk jenis enzyme dan asam amino yang dihasilkan serta produksi antibiotik
yang berguna untuk mengendalikan pathogen (Sorokulova et al., 2007).
2.2. Pendederan Ikan Bawal Bintang (Trachinotus blochii)
Pendederan adalah kegiatan pemeliharaan ikan untuk menghasilkan benih
yang siap untuk ditebar diunit produksi pembesaran atau benih yang siap dijual.
Pendederan diawali dengan kegiatan penebaran. Penebaran benih dilakukan pada
pagi atau sore hari guna menghindari stress pada benih ikan karena kondisi
7
fisik, kimiawi maupun biologis harus memenuhi syarat untuk kehidupan ikan
bawal bintang. Air untuk pendederan ikan bawal bintang yang dipompa dari laut
sebaiknya disaring terlebih dahulu melewati sand filter, kemudian air tersebut
ditampung pada bak tandon dan dialirkan ke bak penampungan kemudian masuk
ke bak pemeliharaan dan siap digunakan sebagai media untuk pendederan ikan.
Pada bak pemeliharaan ini sebaiknya dilakukan aerasi secara terus menerus, agar
oksigen terlarut dalam air dapat terpenuhi sesuai dengan kebutuhan ikan dan
untuk melepaskan bahan-bahan beracun (Sumantadinata, 2013).
Penambahan air dilakukan hanya untuk mengganti air yang terbuang
akibat penyiponan. Agar kualitas air tetap terjaga dilakukan monitoring setiap
minggunya. Dengan memperhatikan parameter kualitas air seperti suhu, pH,
salinitas, oksigen terlarut, amonia, fosfat, dan nitrit.
2.3.1. Parameter Pengukuran Kualitas Air
Dalam budidaya perikanan harus memahami pengukuran parameter
kualitas air yang sangat menentukan keberhasilan suatu budidaya ikan yaitu,
parameter fisika, parameter kimia.
2.3.1.1. Parameter Fisika
A. Suhu
Suhu perairan merupakan salah satu faktor lingkungan penting yang dapat
mempengaruhi produksi dalam usaha budidaya perikanan. Dilakukan dengan alat
DO meter yang dinyatakan dalam derajat celcius. Tanthowi et al., (2014)
menyatakan bahwa organisme perairan dapat hidup dengan baik pada kisaran
o o
suhu 25 C–35 C sedangkan ( Ashari et al., 2014) suhu optimal yang diperlukan
o o
dalam mendukung laju pertumbuhan ikan bawal bintang yaitu 28 C – 32 C.
2.3.1.2. Parameter Kimia
A. Salinitas
Salinitas adalah kadar garam terlarut dalam air dan merupakan salah satu
parameter lingkungan yang mempengaruhi proses biologi dan secara langsung
akan mempengaruhi kehidupan organisme antara lain yaitu mempengaruhi laju
pertumbuhan, jumlah makanan yang dikonsumsi, nilai konversi makanan, dan
daya kelangsungan hidup. Menurut SNI 7901.4:2013 pertumbuhan ikan bawal
bintang berlangsung baik pada salinitas minimal 28 ppt.
9
D. Nitrit (NO2)
Nitrit adalah senyawa nitrogen organik yang dapat mempengaruhi pada
kualitas air. Permasalahan utama yang muncul jika nitrit berada dalam kadar
tinggi adalah senyawa nitrit akan secara aktif ditranspor melewati insang dan
menuju aliran darah yang bisa mengoksidasi hemoglobin normal menjadi
methemoglobin. Menurut SNI 7901.4:2013 pertumbuhan ikan bawal bintang
berlangsung baik pada nitrit maksimal 1 mg/l.
E. Fosfat (PO4)
Fosfat adalah senyawa kimia dalam ion yang dapat menurunkan kualitas
air dan membahayakan kehidupan makhluk hidup. Menurut SNI 7901.4:2013 ikan
bawal bintang berlangsung baik pada fosfat maksimal 1 mg/l.
III. METODE PRAKTEK MAGANG
4. Dokumentasi √ √ √ √ Setiap kegiatan berlangsung
kegiatan praktek dilakukan dokumentasi
magang
Kelompok Jabatan
Fungsional
Ipong Adi Guna,S.ST.Pi
Gambar 3. Struktur Organisasi BPBL Batam
Berdasarkan SK. Menteri Eksplorasi Laut dan Perikanan No. 64 Tahun
2000 Tanggal 31 Juli 2000 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Budidaya
Laut Batam yang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal
Perikanan Budidaya BBL Batam, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Direktur Jendral Perikanan Budidaya. Sesuai SK Menteri Eksplorasi Laut dan
Perikanan No. 64 Tahun 2000 tersebut didalam struktur organisasi terdapat
kelompok jabatan fungsional yang mempunyai tugas melaksanakan kegiatan
perekayasaan, pengujian, penerapan dan bimbingan penerapan standar teknik alat
dan mesin, serta sertifikasi pembenihan dan pembudidayaan, pengendalian hama
dan penyakit ikan, pengawasan benih budidaya, penyuluhan dan kegiatan lain
yang sesuai dengan tugas masing-masing jabatan fugsional berdasarkan peraturan
18
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 4. Sumber Air (a) Pompa air laut, (b) sand filter, (c) Tandon, (d) Bak
pemeliharaan
4.5.2. Persiapan Bak
Pada pendederan ikan bawal bintang digunakan bak yang terbuat dari
fiberglass dengan volume bak yaitu 5 ton. Proses awal dari pengelolaan kualitas
air pada pendederan ikan bawal bintang adalah persiapan bak. Dalam proses
persiapan bak dimulai dengan pembersihan bak pemeliharaan dengan cara
menyikat bak dengan spons dan menggunakan air laut yang dicampur dengan
larutan chlorine 100 ppm untuk membersihkan bak. Kemudian dibilas dengan air
tawar sampai efek chlorine (bau) tidak berada dipermukaan bak. Setelah
pembersihan bak dilakukan, selanjutnya bak diisi dengan air laut yang bersih. Air
laut dibersihkan melalui treatment disaring dengan sand filter.
Pada setiap bak diberi aerasi sebanyak 5-6 unit hal ini bertujuan untuk
menambah oksigen di dalam air. Setiap selang aerasi dilengkapi dengan batu
aerasi dan pemberat. Saat pengisian air pada bak dilakukan pengisian air sebanyak
24
80% dari volume bak. Hal ini bertujuan agar ikan tidak keluar dari dalam bak.
Persiapan bak dapat dilihat pada Gambar 5.
(a) (b)
Gambar 5. Persiapan Bak (a) pencucian bak, (b) pemasangan aerasi
4.5.3. Resirkulasi Air
Sistem resirkulasi air merupakan sistem yang memanfaatkan ulang air
yang telah digunakan dengan mensirkulasi kembali melewati sebuah filter.
Saluran pembuangan air terletak pada dasar bagian pinggir bak dilengkapi dengan
pipa berfungsi sebagai pembuangan kotoran dan pengeringan bak. Sehingga
terjadi pertukaran air yang bertujuan untuk menyuplai oksigen terlarut (DO),
mempertahankan suhu air dan mengurangi kadar amonia. Sistem air mengalir
dilakukan pada proses pemeliharaan yaitu air masuk dan keluar secara terus
menerus sehingga kualitas air pada bak pendederan ikan bawal bintang dapat
terjaga, ikan dapat sehat dan tumbuh dengan maksimal.
4.5.4. Penyiponan
Penyiponan dalam pendederan ikan bawal bintang bertujuan untuk
membersihkan sisa-sisa pakan dan feses yang berada di dasar bak pendederan.
Proses penyiponan dengan cara menyedot (menghisap) kotoran yang terdapat di
dasar bak pendederan. Penyiponan dilakukan secara perlahan agar pakan dan feses
yang berada di dasar bak tidak teraduk. Peyiponan dilakukan apabila terdapat
kotoran akibat sisa pakan dan feses. Pada saat akan melakukan proses penyiponan
maka aerasi dimatikan dan aerasi dihidupkan kembali apabila sudah melakukan
penyiponan. Penyiponan dapat dilihat pada Gambar 6.
25
Gambar 6. Penyiponan
4.6. Teknik Pengukuran Kualitas Air
4.6.1. Prosedur Pengukuran Kualitas Air
Pengukuran kualitas air yang dilakukan selama praktek magang pada
pendederan ikan bawal bintang di BPBLBatam dilakukan pada pagi hari setiap
hari rabu dan jumat. Adapun parameter kualitas air yang diukur selama magang
adalah suhu, DO, pH, salinitas, nitrit, amonia, dan fosfat. Adapun prosedur
pengukuran yang dilakukan selama praktek magang sebagai berikut ini:
1. Suhu
Pengukuran suhu pada bak pendederan ikan bawal bintang dilakukan pada
pagi hari setiap hari jumat. Alat ukur yang digunakan yaitu DO meter. Sebelum
digunakan untuk mengukur suhu sebaiknya alat dikalibrasi terlebih dahulu
menggunakan aquades. Penggunaannya dengan menekan tombol power kemudian
ditunggu sampai angka pada layar stabil. Selanjutnya mencelupkan ujung probe
ke bak dan tunggu kembali angka pada layar stabil. Setelah angka pada layar
stabil lalu dicatat hasilnya. Kemudian ujung probe dibilas dengan aquades dan
dilap dengan tisu. Pengukuran suhu dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Pengukuran Suhu
26
Gambar 8. Pengukuran pH
3. Salinitas
Pengukuran salinitas dilakukan untuk mengetahui kadar garam pada bak
pendederan ikan bawal bintang sesuai atau tidak setiap minggunya. Alat yang
digunakan yaitu salinometer. Penggunaannya dengan menekan tombol power
kemudian ditunggu sampai angka pada layar stabil. Selanjutnya mencelupkan
ujung probe ke bak dan tunggu kembali angka di layar stabil. Setelah angka pada
layar stabil lalu dicatat hasilnya. Kemudian ujung probe dibilas dengan aquades
dan dilap dengan tisu. Pengukuran salinitas dapat dilihat pada Gambar 9.
6. Nitrit (NO2)
Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui senyawa nitrogen organik yang
terkandung di dalam air bak pendederan ikan bawal bintang agar kualitas bak
selalu terjaga. Untuk mengukur nitrit menggunakan spektrofotometer yaitu
dengan cara air sampel diambil sebanyak 25 ml dimasukkan kedalam erlenmeyer
lalu ditambahkan 1 ml larutan pewarna dan dihomogenkan. Diamkan selama 10
menit lalu dimasukkan kedalam kuvet dibaca pada λ (panjang gelombang) 543 nm
di spektrofotometer. Pengukuran nitrit dapat dilihat pada Gambar 12.
Suhu
28.7
28.7
28.5 28.4
Nilai (oC)
28.3
28.3 28.2
28.1
27.9
Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke
1 2 3 4
Gambar 14. Grafik pengamatan suhu
Pengukuran dilakukan pada hari rabu dalam waktu sekali seminggu. Data
diambil pada pagi hari dengan suhu rata-rata yang didapatkan berkisar antara 28,2
- 28,7oC yang berarti bahwa pada kisaran suhu tersebut masih berada dalam
kondisi baik dan layak dalam budidaya dan masih dalam batas baku mutu. Hal ini
sesuai dengan SNI 7901.4:2013 tentang produksi benih ikan bawal bintang
berlangsung baik pada suhu berkisar antara 28-32oC. Pada bak pendederan ikan
bawal bintang tidak terjadi fluktuasi suhu yang signifikan hal ini dikarenakan
pada area bak pendederan diberi pengatapan dan dilengkapi dinding bangunan.
4.7.2. pH
Pengukuran pH dilakukan dilaboratorium menggunakan pH meter. Grafik
pengukuran dapat dilihat pada gambar 15.
pH
8.16
8.15 8.09
8.05
7.95 7.93
Nilai
7.89
7.85
7.75
Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke
1 2 3 4
Gambar 15. Grafik pengamatan pH
Pengukuran pH dilakukan sekali dalam seminggu yaitu pada hari rabu. Data
diambil pada pagi hari dengan pH rata-rata yang didapatkan berkisar antara 7,89 –
30
8,16. Menurut SNI 7901.4:2013 tentang produksi benih ikan bawal bintang
berlangsung baik pada pH berkisar antara 7 – 8,5. Dari hasil pengukuran
menunjukkan pH pada bak pendederan ikan bawal bintang masih sesuai untuk
kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan bawal bintang.
4.7.3. Salinitas
Pengukuran salinitas yang dilakukan pada bak pendederan ikan bawal
bintang menggunakan alat ukur yaitu salinometer. Pengukuran dilakukan pada
pagi hari setiap hari rabu. Grafik pengukuran salinitas dapat dilihat pada gambar
16.
Salinitas
31 31 31
31
30.6
Nilai (ppt)
30.2 30
29.8
29.4
Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke
1 2 3 4
Gambar 16. Grafik pengamatan salinitas
DO
7 6.9
6.8
Nilai (mg/L)
6.8
6.6
6.6 6.5
6.4
6.2
Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke
1 2 3 4
Gambar 17. Grafik pengamatan oksigen terlarut (DO)
31
Amonia
0.7 0.573
0.6 0.482
Nilai (mg/L)
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1 0.009 0.028
0
Minggu Minggu Minggu Minggu
ke 1 ke 2 ke 3 ke 4
Gambar 18. Grafik pengamatan amonia
Berdasarkan hasil pengukuran amonia dilaboratorium nilai rata-rata yang
didapatkan berkisar antara 0,009 – 0,573 mg/L. Hal ini menunjukkan kondisi bak
pendederan ikan bawal bintang layak untuk kehidupan ikan bawal bintang. Hal ini
sesuai dengan SNI 7901.4:2013 tentang produksi benih ikan bawal bintang
berlangsung baik pada amonia maksimal 1 mg/L.
4.7.6. Nitrit (NO2)
Pengukuran nitrit dilakukan di laboratorium menggunakan
spektrofotometer. Pengukuran nitrit dilakukan setiap hari jumat pada pagi hari.
Adapun hasil dari pengukuran nitrit dapat dilihat pada gambar 19.
Nitrit
0.06 0.05
0.05
Nilai (mg/L)
0.04 0.028
0.03 0.021
0.02
0.01 0.002
0
Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke
1 2 3 4
Gambar 19. Grafik pengamatan nitrit
32
Fosfat
0.45 0.395 0.402
0.4
0.35
Nilai (mg/L)
0.3
0.25
0.2
0.15 0.124
0.1
0.05 0.014
0
Minggu ke 1 Minggu ke 2 Minggu ke 3 Minggu ke 4
Gambar 20. Grafik pengamatan fosfat
Berdasarkan hasil pengukuran fosfat dilaboratorium nilai rata-rata yang
didapatkan berkisar antara 0,014 – 0,402 mg/L. Hal ini menunjukkan kondisi bak
pendederan ikan bawal bintang layak untuk kehidupan ikan bawal bintang. Hal ini
sesuai dengan SNI 7901.4:2013 tentang produksi benih ikan bawal bintang
berlangsung baik pada fosfat maksimal 1 mg/L.
33
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan magang yang dilakukan selama praktek magang
dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kualitas air pada pendederan ikan bawal
bintang dilakukan dengan mengelola air mulai dari sumber air yang berasal dari
air laut sekitar Pulau Setoko yang diambil menggunakan pompa yang dialiri
melalui pipa. Air yang masuk kemudian disaring menggunakan sand filter dan
ditampung di tandon utama, air yang telah mengalami pengendapan partikel
terlarut dialirkan pada bak penampungan (Reservoir). Air laut tersebut di
distribusikan menggunakan pompa dan disaring kembali dengan sand filter,
kemudian dialirkan ke bak pemeliharaan yang sudah dilengkapi dengan aerasi.
Dalam proses persiapan bak dimulai dengan pembersihan bak pemeliharaan
dengan cara menyikat bak dengan spons dan menggunakan air laut yang dicampur
dengan larutan chlorine 100 ppm untuk membersihkan bak. Kemudian dibilas
dengan air tawar sampai efek chlorine (bau) tidak berada dipermukaan bak.
Setelah pembersihan bak dilakukan, selanjutnya bak diisi dengan air laut yang
bersih. Air laut dibersihkan melalui treatment disaring dengan sand filter. Untuk
menjaga kualitas air dilakukan penyiponan bertujuan untuk membersihkan sisa-
sisa pakan dan feses yang berada di dasar bak. Penyiponan dilakukan apabila
terdapat kotoran akibat sisa pakan dan feses. Hasil pengukuran kualitas air dengan
rata-rata Suhu berkisar 28,2 – 28,7oC, pH berkisar 7,89 – 8,16, Salinitas berkisar
30 – 31 ppt, DO berkisar 6,5 – 6,9 mg/L, Amonia berkisar 0,009 – 0,573 mg/L,
Nitrit berkisar 0,002 – 0,05 mg/L dan Fosfat berkisar 0,014 – 0,402 mg/L. Nilai
pengukuran parameter kualitas air tersebut sesuai dengan SNI 7901.4:2013
tentang produksi benih ikan bawal bintang dan menunjukkan hasil yang baik
untuk mendukung kehidupan ikan bawal bintang.
5.2. Saran
Sebaiknya waktu praktek magang ditambah sehingga ilmu yang diperoleh
lebih banyak dan kegiatan magang menjadi efektif untuk meningkatkan
pengetahuan mahasiswa. Serta diharapkan mahasiswa aktif bertanya dan aktif
mengikuti kegiatan magang secara langsung di lapangan.
34
DAFTAR PUSTAKA
Ashari, S., Rusliadi, A., & Putra, I. (2014). Pertumbuhan dan kelulushidupan ikan
bawal bintang (Trachinotus Blochii, Lacepede) dengan padat tebar berbeda
yang dipelihara di keramba jaring apung. Makalah Skripsi. Fakultas
Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau. Pekanbaru.
Ezraneti, R., Adhar, S., & Alura, A. M. (2019). Pengaruh salinitas terhadap
kondisi fisiologi pada benih ikan bawal bintang (Trachinotus blochii). Acta
Aquatica: Aquatic Sciences Journal, 6(2), 52–57.
Gurning PS, WK. Putra dan S. Miranti. Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Bawal
Bintang (Trachinotus blochii) dengan Penambahan Tepung sargassum sp.
yang Berbeda Pada Pakan. Intek Akuakultur. 2019. 34-44.
Hidayat, R, S. 2019. Teknik Pendederan dan Pembesaran Ikan Kakap Putih (Lates
calcarifer, Bloch) di Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan
Perikanan, Banjar Dinas Gondol Gerogak, Kabupaten Buleleng, Bali.
Laporan Praktik Kerja Lapangan Program Diploma. Universitas Hang Tuah.
Surabaya.
Huet, M. 1971. Text Book of Fish Culture Breeding and Cultivation of Fish.
Fishing New (Book) Ltd London. 436 pp.
Indonesia, S. N., & Nasional, B. S. (2013). Bagian 4 : Produksi benih. Sni Ikan
Bawal Bintang (Trachinotus Blochii,Lacepede).
Ismi S., Sutarmat T., NA Giri, Rimmer MA, Knuckey RMJ, Berding AC dan
Sugama K. 2013. Pengelolaan Pendederan Ikan Kerapu: Suatu Panduan
Praktik Terbaik. Monograf ACIAR No. 150a. Australia Centre for
International Agricultural Research: Canberra. 44 hal
Jayakumar, R. Purba, dan P.I Imanto. 2013. “Pemilihan Lokasi untuk Usaha
Budidaya Ikan Laut” dalam Sudrajat, A. W. Ismail. Prosiding Temu Usaha
Pemasyarakatan Teknologi Keramba Jaring Apung bagi Budidaya Laut,
Jakarta.
Putra, W. K. A., R. Handrianto dan T.S. Raza’i. 2017. Maturasi Gonad Bawal
Bintang Trachinotus blochii dengan Induksi Hormon Human Chorionic
Gonadotropin (HCG) dan Pregnant Mare Serum Gonadotropin (PMSG).
Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada, 19(2): 75-78.
Radiarta, I. N., & Erlania, E. (2015). Indeks kualitas air dan sebaran nutrien
sekitar budidaya laut terintegrasi di perairan Teluk Ekas, Nusa Tenggara
Barat: Aspek penting budidaya rumput laut. Jurnal Riset Akuakultur, 10(1),
141–152.
36
[SNI] Standar Nasional Indonesia. 2013. Bagian 4 : Produksi benih. Sni Ikan
Bawal Bintang (Trachinotus Blochii,Lacepede).
Sorokulova, I. B., I.V. Pinchuk, M. Denayrolles, I.G. Osipova, J.M. Huang, S.M.
Cutting, M.C. Urdaci. 2007. The safety of two Bacillus probitic Strain For
Human Use. Dig. Dis. Sci. 53: 954-963.
Suseno, A., 2013. Budidaya Laut. Batam Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
Departemen Kelautan dan Perikanan. Batam.
Tanthowi, M. I., Tang, U. M., & Putra, I. (2014). Effect of Thyroxine Hormone
(T4) Addition in Feed to the Growth Rate Trachinotus Blochii, Lacepede.
Riau University.
37
LAMPIRAN
38
2. Dosen Pembimbing
Nama Lengkap : Dr. Ir. Adriman, M.Si
Nomor Induk Pegawai : 196401011991031009
Pekerjaan : Dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Riau
40
2. Biaya Pelaksanaan
a) Transportasi (pulang pergi) Rp.1.000.000
b) Sewa kamar selama magang Rp.600.000
c) Konsumsi Rp.1.000.000
d) Paket data Rp.75.000
e) Biaya tidak terduga Rp.500.000
Terbilang: “Tiga juta tujuh ratus tiga puluh lima ribu rupiah”
41
Air laut buatan nitrit Air laut buatan fosfat Air laut buatan amonia
Penyerahan plakat