Anda di halaman 1dari 23

TEKNIK PEMIJAHAN IKAN LELE MASAMO (Clarias

gariepinus) DI BALAI BENIH IKAN TATANGA KOTA PALU

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG

ATIKA R GALLE(G20010019)
NUR HALIMA(G20010003)

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN
UNIVERSITAS MADAKO
TOLITOLI
2023

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Teknik pemijahan ikan lele masamo (clarias gariepenus)


Di balai beni ikan(BBI) tatanga kota palu
Nama : Atika R Galle
Nur Halima
Stambuk : G 2001 0019
G 2001 0003

Laporan telah diperiksa


dan disetujui oleh :

Disahkan di palu
Tanggal 8 Februari 2023

Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan

Suardi Laheng, S.Pi.,M.Si Abd.Halet S.Pi


NIDN. 0925039201

Mengetahui :

Wakil Dekan Ketua Program Studi


Budidaya Perairan

Aliyas, S.Pi.,MP Dwi Utami Putri, S.Pi.,MP


NIDN.0915128201 NIDN. 0925039201

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat allah SWT,karena atas berkat rahmat dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapang(Pkl)yang
berjudul”Teknik pemijahan ikan lele masamo(Clarias gariepinus) Di Balai Benih Ikan
Tatanga Kota Palu(BBI)”
Tersusunya Laporan Praktek Kerja Lapang ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan
berbagai pihak,maka pada kesempatan ini,penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.Kedua orang tua,yang telah memberikan dukungan moral dan material kepada penulis.
2.selaku kepala balai benih ikan(BBI)tatanga kota palu
3.Bapak Andi Adli,S.Pi.,M.P, Selaku Dekan Fakultas Perikanan Universitas Madako ToliToli.
4.Dwi Utami Putri,S.Pi.,M.P, Selaku Ketua Prodi Program Studi Budidaya Perairan
Universitas Madako Tolitoli.
5.Abd Halet S.Pi Selaku Pembimbing lapangan yang telah memberikan arahan dalam
melesaikan Laporan Praktek Kerja Lapang.
6.Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Perikanan Program Studi Buidaya Perairan,Universitas
Madako Tolitoli,yang telah memberi petunjuk,saran,arahan,bimbingan dan motifasi kepada
penulis.
7.
8.Dan seluruh Rekan-rekan Praktek Kerja Lapang,baik yang sama dalam satu devisi atau
teman-teman dari devisi lain yang ada dalam lingkup Balai Benih Ikan(BBI).

Penulis menyadari dalam penulisan laporan prektek kerja lapang ini masih terdapat
kekurangan,oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi
kesempurnaanya.akhirnya penulis berharap Laporan Praktek Kerja Lapang ini dapat
bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkan informasi tentang Teknik Pemijahan Ikan
Lele Masamo(Clarias gariepinus) Di Balai Benih Ikan Tatanga(BBI)kota palu.

Palu,8 Februari 2023

penulis
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL............................................................................ i
HALAMAN JUDUL................................................................................ ii
HA LAMAN PENGESAHAN................................................................ iii
UCAPAN TERIMA KASIH................................................................... v
DAFTAR ISI............................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................ xi

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1


1.2 Tujuan dan Kegunaan............................................................... 2

BAB II. METODE PRAKTEK KERJA LAPANG

2.1 Waktu dan Tempat ................................................................... 2


2.2 Alat dan Bahan ......................................................................... 2
2.3 Metode Pelaksanaan ................................................................. 3
2.4 Pelaksanaan Kegiatan................................................................ 3

BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Sejarah dan Perkembangan BBI Tatanga..................................


3.2 Tata letak dan Lokasi BBI Tatanga……………………………
3.3 Struktur Organisasi.....................................................................
BAB IV SARANA PRASARANA
4.1 Sarana dan Prasarana……………………………………………
4.2 Bangunan dan Ruangan…………………………………………
4.3 Peralatan…………………………………………………………
4.4 Alat dan Bahan………………………………………………….

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN


5.1 Kegiatan Pemijahan Ikan Lele
5.2 Seleksi Induk
5.3Persiapan Bak Pemijahan .
5..4 Pemasangan hapa dan kakaban..…………….…........ ………..
5.5 Pemijahan.
5.6 Penetasan Telur.
5.7 Pengamatan Telur dan Larva …………………………………..
5.8 Pakan Larva………………………………………
5.9 Kualitas Air
5.10 Pemeliharaan Larva .

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan............................................................................... 15
4.2 Saran..................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL
Tabel 2-1 Alat yang digunakan dalam PKL...................................................... 3
Tabel 2-2 Bahan yang digunakan dalam PKL……........................................... 4
Tabel 3-1 Bangunan dan ruangan………………………..…………………… 7
Tabel 3-2 Peralatan yang digunakan …………................................................. 8

DAFTAR GAMBAR
Gambar 3-1 Letak geografis BBI Tatanga......................................................... 5
Gambar 3-2 Seleksi induk matang gonad.......................................................... 9
Gambar 3-3 Persiapan bak pemijahan.............................................................. 10
Gambar 3-4 Pemasangan hapa dan kakaban..................................................... 11
Gambar 3-5 Bobot induk lele masamo …….................................................... 12
Gambar 3-6 Penetasan telur ….……................................................................ 13
Gambar 3-7 Pemeliharaan larva ikan lele masamo ......................................... 13
Gambar 3-8 Pendederan ……………….......................................................... 14

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi kegiatan PKL ……………………………………. 19
Lampiran 2. Laporan kegiatan harian (Logbook)............................................. 24

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Budidaya ikan air tawar memiliki potensi cukup besar untuk dilakukan pengembangan

yang diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat dari sektor

perikanan (Anugraheni, 2016). Usaha perikanan budidaya air tawar mampu memenuhi

permintaan pasar yang terus meningkat khususnya ikan lele. Ikan ini sangat potensial untuk

dibudidayakan secara komersial karena permintaan ikan lele menunjukan peningkatan setiap

tahunnya. Menurut data statistik Kemenetrian Kelautan dan Perikanan (KKP), tahun 2010

permintaan terhadap ikan lele sebesar 270.600 ton dan pada tahun 2014 permintaan terhadap

ikan lele diperkirakan mencapai 840.000 ton (Anonim, 2013).

Hal inilah yang mendorong para pembudidaya di Sulawesi Tengah, khususnya Kota Palu

untuk membudidayakan ikan lele sehingga permintaan akan benih ikan lele dapat terpenuhi.

Salah satu spesies ikan lele yang saat ini dibudidayakan adalah lele masamo (Clarias

gariepinus.). Ikan lele Masamo (Matahari Sakti Mojokerto) merupakan produk ikan dari PT.

Matahari Sakti (MS). Ikan lele masamo merupakan hasil pengumpulan sifat dari berbagai

plasma nutfah dari beberapa negara, antara lain ikan lele asli Afrika yang diadaptasi di Asia,

Clarias macrocephalus atau bighead catfish yang merupakan ikan lele Afrika dan di

kohabitasidi Thailand dan lele dumbo (Brown catfish) (Matahari Sakti, 2011).

Pemijahan merupakan kegiatan terpenting dalam proses budidaya. Kegiatan pemijahan

dapat dilakukan dengan dua metode yaitu secara alami dan secara buatan.  Pemijahan secara

alami yaitu pemijahan yang menggunakan aerasi di beberapa titik dan dilakukan pergantian

air secara teratur. (Dahlan dkk., 2014).

1.2 Tujuan dan Kegunaan


Tujuan Praktek kerja Lapang adalah untuk mengetahui teknik pemijahan ikan lele

masamo (Clarias gariepinus) di Balai Benih Ikan (BBI) Lokal Tatanga Kelurahan Tavanjuka

Kecamatan Tatanga Kota Palu. Kegunaanya sebagai sumber pengetahuan bagi penulis secara

khusus dan mahasiswa perikanan secara umum mengenai teknik pemijahan ikan lele masamo

(Clarias gariepinus).

BAB II
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANG
2.1 Waktu dan Tempat

Kegiatan praktek kerja lapang dilaksanakan di Balai Benih Ikan (BBI) Lokal Tatanga

Kelurahan Tavanjuka Kecamatan Tatanga Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah mulai pada

tanggal 23 januari s/d 3 maret 2023.

2.2 Metode kegiatan

Metode pelaksanaan praktek kerja lapang meliputi pengambilan data primer dan data

sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung melalui partisipasi aktif

dalam kegiatan pemijahan ikan lele masamo (Clarias gariepinus) dan wawancara langsung

dengan teknisi dan pembimbing lapangan. Sedangkan data sekunder adalah data yang

diperoleh melalui studi pustaka berupa gambaran umum lokasi praktek serta hasil kajian lain

yang menunjang substansi aspek teknis pemijahan ikan lele masamo (Clarias gariepinus).

2.3 Kegiatan yang di laksanakan

Teknik pemijahan ikan lele masamo (Clarias gariepinus) di Balai Benih Ikan (BBI)

Lokal Tatanga meliputi seleksi induk, persiapan bak pemijahan, pemasangan hapa dan

kakaban, proses pemijahan, proses penetasan telur, manajemen pemeliharaan larva pakan

larva dan kualitas air.

2.4 Pelaksanaan Kegiatan

Teknik pemijahan ikan lele masamo (Clarias gariepinus) di Balai Benih Ikan (BBI)

Lokal Tatanga meliputi seleksi induk, persiapan bak pemijahan, pemasangan hapa dan

kakaban, proses pemijahan, proses penetasan telur, manajemen pemeliharaan larva pakan

larva dan kualitas air.

BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI
3.1 Sejarah dan Perkembangan
Sebelum menjadi Balai Benih Ikan (BBI) Lokal Tatanga, saat itu terbentuk kelompok

usaha pertanian bernama Kelompok Tani Bungi Tatanga yang beranggotakan petani sawah

dengan masa menanam padi dan petani kolam dengan usaha pemeliharaan ikan mas.

Kelompok terbentuk pada tahun 2002 beranggotakan 15 orang.

Pada tahun 2006 kelompok tani bungi tatanga tersebut bubar, tetapi berprofesi sebagai

petani ikan menghimpun diri dalam suatu wadah badan usaha kelompok bernama Unit

Pembenihan Rakyat (UPR). Bungi Tatanga yang usahanya memproduksi benih ikan air tawar

jenis ikan mas. Kelompok ini beranggotakan 7 orang dengan struktur keanggotaan terdiri

dari ketua, sekretaris, bendahara dan anggota. Sejak tahun 2006 hingga tahun 2012, UPR

tetap eksis dengan usaha pembenihan ikan air tawar dan mengalami perkembangan jenis ikan

yaitu ikan mas, ikan lele dan ikan nila dengan pemasaran dibawah bimbingan Dinas Pertanian

Kehutanan dan Kelautan Kota Palu.

Pada tahun 2013 Pemerintah Kota Palu membebaskan lahan dan sekaligus membangun

prasarana dan sarana Balai Benih Ikan (BBI) Lokal hingga tahun 2016 dalam rangka

mendukung visi Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia “menjadikan

Indonesia sebagai penghasil produk terbesar” kala itu Balai Benih Ikan (BBI) lokal dibawahi

langsung bidang Kelautan dan Perikanan pada Dinas Pertanian Kehutanan dan Kelautan Kota

Palu.

3.2 Tata Letak dan Lokasi BBI Tatanga


Lokasi unit Balai Benih Ikan (BBI) Lokal Tatanga, Kota Palu Propinsi Sulawesi Tengah.

Lokasi unit Balai Benih Ikan (BBI) Lokal Tatanga terletak di sebelah utara Kota Palu dengan

jarak menuju lokasi ± 5 km (Gambar 3-1).

Secara administratif Balai Benih Ikan (BBI) Lokal Tatanga berbatasan dengan wilayah

sebagai berikut:

Sebelah Utara : Nunu - Sungai

Sebelah Selatan : Palupi - Tinggede

Sebelah Timur : Sungai Palu

Sebelah Barat : Nunu – Pengawu

Gambar 3-1. Letak geografis Balai Benih Ikan Tatanga. Kota Palu

Akses jalan raya yang cukup baik disertai dengan pemukiman penduduk di sekitar Balai

Benih Ikan (BBI) Lokal Tatanga memberikan dampak positif terhadap kelancaran

transportasi dan pemasaran ikan yang ada di Balai Benih Ikan Lele (BBI) Lokal Tatanga.

Jaringan telepon juga terdapat di lokasi pembenihan tersebut sehingga komunikasi dapat

dilakukan dengan mudah.

5.1 Struktur Organisasi


BAB IV
SARANA PRASARANA

4.1 Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang terdapat di Balai Benih Ikan (BBI) Lokal adalah seluruh

sarana berupa bangunan, ruangan dan peralatan. Sarana dan prasarana tersebut digunakan

untuk pengoperasian secara efisien dan efektif.

4.2 Bangunan dan Ruangan

Sarana bangunan dan ruangan yang terdapat di Balai Benih Ikan (BBI) Lokal Tatanga.

Tabel 1. Sarana Bangunan dan Ruangan Balai Benih Ikan (BBI) Lokal Tatanga
Nomor Nama Ruangan/Bangunan Jumlah/ Unit
1. Musholla 1
2. Bak Pemijahan 3
3. Kolam Bak Pendederan 9
4. Kolam Induk/Calon Induk 8
5. Kolam Pembesaran 1
6. Kantor 1
7. Rumah Dinas 1
8. Gudang 2
9. Gedung Pertemuan 1
10. Bangsal Pembenihan 1
11. Laboratorium Kering 1
12. Laboratorium Basah 1
13. Gedung Produksi Pakan 1
14. Garasi 1
15. Wadah/Tempat Penjemuran Pakan 1
Sumber : Balai Benih Ikan (BBI) Lokal Tatanga
Data : Praktek kerja lapang

4.3 Peralatan
Peralatan yang terdapat di Balai Benih Ikan (BBI) Lokal Tatanga

Tabel 2. Peralatan di Balai Benih Ikan (BBI) Lokal Tatanga


Nomor Nama Peralatan Kegunaan
1. Timbangan Menimbang induk ikan
2. Alat Pancing Menangkap ikan
3. Kakaban Tempat menempelnya telur
4. Waring Alat pancing penjarangan
5. Ember Mengangkut benih
6. Cangkul Meratakan dasar kolam
7. Kantong Plastik Tempat benih ikan dikemas
8. Serok Menangkap benih
9. Parang Membersihkan pematang
10. Tabung Oksigen Memberikan oksigen pada ikan yang
dikemas
11. Sekop Membuat kemalir
12. Kendaraan Roda 2 Menyiapkan alat dan bahan
14. Mesin Potong Rumput Memotong rumput
15. Hand Tractor Mengolah tanah dasar kolam
16. Bak Fiber Tempat karantina ikan yang sakit
Sumber : Balai Benih Ikan (BBI) Lokal Tatanga
Data : Praktek kerja lapang

4.4 Alat dan Bahan


Tabel 3. Alat yang digunakan dalam praktek kerja lapang
Nomo
Alat Jumlah Kegunaan
r
1 Bak Pemijahan 2 kolam Wadah memijah ikan
Waring /Hapa 2 buah Memudahkan proses pemanenan
2
larva
3 Kakaban 6 buah Tempat menempelnya telur
4 Tali - Mengikat hapa
5 Bambu - Penahan kakapan
6 Batu - Pemberat kakaban
Selang Air 2 buah Membersikan dan memasukan air
7
ke dalam bak pemijahan
Styrofoam 2 buah Penampungan benih ikan Lele
8
masamo

9 Sikat 3 buah Membersikan bak pemijahan


Pipa air 3 buah Tempat masuk dan keluarnya air
10
dalam kolam pemijahan
Selang oksigen 4 buah Mengalirkan oksigen kedalam
11
bak pemijahan
12 Blower 1 buah Pasokan oksigen
13 Timbangan 1 buah Menimbang induk
Alat tulis 1 set Mencatat data yang diperoleh
14
dari hasil praktek lapang
15 Kamera 1 buah Pengambilan gambar praktek

Tabel 4. Bahan yang digunakan praktek kerja lapang


Nomor Bahan Kegunaan
1. Air Tawar Media hidup ikan
2. Ikan Lele Masamo Indukan sebagai bahan pengamatan
3. Pellet berbentuk serbuk Pakan larva dan benih ikan
4. Pellet Pakan indukan

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Kegiatan Pemijahan Ikan Lele Masamo (Clarias gariepinus)

Kegiatan yang dilakukan di Balai Benih Ikan (BBI) Tatanga adalah pemijahan ikan lele

masamo dengan teknik pemijahan secara alami. Pemijahan secara alami dilakukan dengan

cara memilih induk jantan dan betina yang benar-benar matang gonad kemudian dipijahkan

secara alami di bak atau wadah pemijahan dengan pemberian kakaban. Kegiatan pemijahan

tersebut dimulai dari seleksi induk, persiapan kolam pemijahan, pemasangan hapa dan

kakaban, pemijahan, penetasan telur, dan pemeliharaan larva dan pendederan (Darseno,

2010).

5.2 Seleksi Induk

Induk ikan lele masamo yang akan dipijahkan diseleksi terlebih dahulu, yaitu dengan

memilih induk-induk betina dan jantan yang sudah matang gonad atau siap memiijah.

Menurut Andrianto dan Indarto (2005), seleksi induk dilakukan dengan cara pengurutan pada

perut induk jantan dan betina dengan melihat alat kelamin yang sudah berwarna kemerahan

(Gambar 3-2). Induk betina yang sudah siap untuk dipijahkan memiliki perut yang membesar,

lembek, dengan alat kelamin yang berwarna kemerahan dan tampak besar. Bila perut diurut

ke arah lubang genital, maka akan keluar telur berwarna kekuningan dengan ukuran yang

relatif besar. Pada indukan jantan, memiliki perut yang lebih ramping dibandingkan dengan

indukan betina, dengan alat kelamin yang nampak jelas dan runcing. Induk jantan dan induk

betina yang sudah siap dipijahkan diletakkan dalam bak atau kolam penampungan tersendiri

yang selanjutnya indukan tersebut di pindahkan ke kolam pemijahan.


a b c
Gambar 3-2. Induk ikan lele masamo
a. betina b. jamtan c. bak penampungan induk sebelum di pijahkan

5.3 Persiapan Bak Pemijahan.

Bak Pemijahan yang terdapat di Balai Benih Ikan (BBI) Lokal Tatanga Kelurahan

Tavanjuka Kecamatan Tatanga mempunyai ukuran 3 x 2 x 1 m3 yang dasar dan dindingnya

terbuat dari beton, atapnya dibuat dari atap seng aluminium sehingga pada saat penetasan

telur tidak terpengaruh oleh kondisi atau cuaca alam yang tidak baik. Sebelum proses

pemijahan dilakukan, terlebih dahulu bak pemijahan dibersihkan (Gambar 3-3) setelah itu

bak disemprot mengunakan selang yang di aliri. Bak pemijahan kemudian diisi air bersih

dengan ketinggian 30 cm.

Gambar 3-3. Persiapan bak pemijahan

5.4 Pemasangan Hapa dan Kakaban

Tahap selanjutnya, dilakukan pemasangan hapa dan kakaban (Gambar 3-4). Fungsi dari

hapa adalah mempermudah melakukan panen larva. Hapa terbuat dari waring, dengan ukuran

4 x 2 x 1 m3. Sedangkan fungsi kakaban adalah sebagai tempat menempelnya sel telur.
Kakaban tersebut terbuat dari ijuk aren dengan panjang dan lebar 1 x 0,4 m 2. Tahap

pemasangan hapa sebagai berikut:

a. Tiap-tiap sudut atas hapa, diikat dengan menggunakan tali nylon pada balok agar

kedudukannya tetap lurus.

b. Disetiap sudut bawah hapa diberi pemberat dengan menggunakan batu sebagai penahan

hapa agar tidak mudah terapung pada permukaan air.

Tahapan pemasangan kakaban sebagai berikut:

a. Kakaban diletakan di dalam hapa.

b. Kakaban dipasang alat pemberat menggunakan batu setiap ujungnya agar tidak mudah

terapung pada saat bak sudah terisi dengan air.

c. Jumlah kakaban yang digunakan sebanyak 5 buah dalam satu bak.

a b c
Gambar 3-4. Pemasangan hapa dan kakaban
a. pemasangan hapa b. peletakan kakaban
5.5 Pemijahan

Kegiatan pemijahan yang dilakukan di Balai Benih Ikan (BBI) Tatanga yaitu induk

jantan dan betina dimasukkan ke dalam bak pemijahan dengan perbandingan 1:1 yakni 1 ekor

induk betina dan 1 ekor jantan dengan bobot induk betina 1,8 kg dan induk jantan 1,5 kg/ekor

(Gambar 3-5). Pelepasan induk betina dan jantan dilakukan pada pukul 16.00 wita. Setelah

induk jantan dan betina dimasukkan ke dalam bak pemijahan maka ruangan harus dalam

keadaan tertutup dan semua lampu dimatikan untuk mempertahankan suhu ruangan tetap

stabil. Sehingga pada pukul 02.00 pagi induk betina mulai mengeluarkan sel telur kemudian

akan dibuahi sel sperma oleh jantan. Telur ikan sudah dibuahi akan menempel pada kakaban.
Pagi harinya sekitar pukul 07.00 wita proses pemijahan telah selesai dan induk harus

dipindahkan ke bak penampungan. Indukan betina mampu mengeluarkan 10.000 telur.

a b
Gambar 3-5. Bobot induk lele masamo
a. betina b. jantan

5.6 Penetasan Telur

Penetasan telur dilakukan di kolam pemijahan dengan dipasang aerasi 2 titik untuk

menyuplai oksigen agar penetasan telur sempurna. Pada bak penetasan diusahakan adanya

sirkulasi air yang berjalan dengan baik, yaitu adanya air masuk dan keluar. Suhu pada wadah

penetasan sebesar 26-27,5 ºC. Telur menetas dalam waktu 30-36 jam setelah pembuahan.

Menurut Khairuman dan Amri (2002), telur akan menetas tergantung dari suhu perairan dan

suhu udara, jika suhu semakin panas (tinggi) telur akan semakin cepat menetas, begitu pula

sebaliknya jika suhu turun atau rendah maka telur akan lama menetasnya. Kisaran suhu yang

baik untuk penetasan telur adalah 27-30 ºC.

Gambar 3-6. Proses penetasan telur

5.7 Pengamatan Telur dan Larva


5.8 Pakan Larva

5.9 Kualitas Air

5.10 Pemeliharaan Larva

Setelah penetasan telur, maka dilakukan pengangkatan kakaban dari hapa, tiga hari

setelah penetasan larva belum diberikan makanan tambahan karna masih ada cadangan

makanan berupa kantung telur (yolk sack) yang akan diserap sebagai sumber makanan bagi

larva, sehingga tidak perlu diberi pakan. Penetasan telur dan penyerapan yolk sack akan lebih

cepat terjadi pada suhu yang lebih tinggi (Sunarma, 2004). Pada umur larva 5 hingga 8 hari,

larva diberikan makanan berupa fengli PF-O secara ad-libitium. Untuk mempercepat

pertumbuhan larva ikan lele maka pakan harus mempunyai kadar protein di atas 25%

(Suyanto, 2006). Proses peeliharaan larva tertera pada Gambar 3-6

a b c
Gambar 3-7. Proses pemeliharaan larva ikan lele
a. proses pemeliharaan larva ikan lele b. larva ikan lele c. fengli PF-O

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan

1. Tahapan kegiatan pada pemijahan ikan lele masamo (Clarias gariepinus) meliputi seleksi

induk, persiapan bak pemijahan, pemasangan hapa dan kakaban, proses pemjahan, proses

pengamatan telur dan larva pakan larva, kualitas air.

2. Pemijahan dilakukan secara alami dengan perbandingan 2 : 3 yaitu 2 ekor induk jantan

dengan bobot 1,60 kg dan 3 ekor induk ikan betina dengan bobot 2,2 kg.

6.2 Saran

1. Saran yang dikemukakan, yaitu sebaiknya Balai Benih Ikan (BBI) Lokal Tatanga

mempunyai alat untuk menghitung jumlah larva.

2. Lebih meningkatkan keamanan lokasi Balai Benih Ikan (BBI) Tatanga agar terhindar

dari hama. Keamanan yang dimaksud adalah memperhatikan pengamanan kolam berupa

pagar.

Anda mungkin juga menyukai