ATIKA R GALLE(G20010019)
NUR HALIMA(G20010003)
HALAMAN PENGESAHAN
Disahkan di palu
Tanggal 8 Februari 2023
Mengetahui :
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat allah SWT,karena atas berkat rahmat dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapang(Pkl)yang
berjudul”Teknik pemijahan ikan lele masamo(Clarias gariepinus) Di Balai Benih Ikan
Tatanga Kota Palu(BBI)”
Tersusunya Laporan Praktek Kerja Lapang ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan
berbagai pihak,maka pada kesempatan ini,penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.Kedua orang tua,yang telah memberikan dukungan moral dan material kepada penulis.
2.selaku kepala balai benih ikan(BBI)tatanga kota palu
3.Bapak Andi Adli,S.Pi.,M.P, Selaku Dekan Fakultas Perikanan Universitas Madako ToliToli.
4.Dwi Utami Putri,S.Pi.,M.P, Selaku Ketua Prodi Program Studi Budidaya Perairan
Universitas Madako Tolitoli.
5.Abd Halet S.Pi Selaku Pembimbing lapangan yang telah memberikan arahan dalam
melesaikan Laporan Praktek Kerja Lapang.
6.Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Perikanan Program Studi Buidaya Perairan,Universitas
Madako Tolitoli,yang telah memberi petunjuk,saran,arahan,bimbingan dan motifasi kepada
penulis.
7.
8.Dan seluruh Rekan-rekan Praktek Kerja Lapang,baik yang sama dalam satu devisi atau
teman-teman dari devisi lain yang ada dalam lingkup Balai Benih Ikan(BBI).
Penulis menyadari dalam penulisan laporan prektek kerja lapang ini masih terdapat
kekurangan,oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi
kesempurnaanya.akhirnya penulis berharap Laporan Praktek Kerja Lapang ini dapat
bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkan informasi tentang Teknik Pemijahan Ikan
Lele Masamo(Clarias gariepinus) Di Balai Benih Ikan Tatanga(BBI)kota palu.
penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL............................................................................ i
HALAMAN JUDUL................................................................................ ii
HA LAMAN PENGESAHAN................................................................ iii
UCAPAN TERIMA KASIH................................................................... v
DAFTAR ISI............................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................ xi
BAB 1. PENDAHULUAN
4.1 Simpulan............................................................................... 15
4.2 Saran..................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2-1 Alat yang digunakan dalam PKL...................................................... 3
Tabel 2-2 Bahan yang digunakan dalam PKL……........................................... 4
Tabel 3-1 Bangunan dan ruangan………………………..…………………… 7
Tabel 3-2 Peralatan yang digunakan …………................................................. 8
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3-1 Letak geografis BBI Tatanga......................................................... 5
Gambar 3-2 Seleksi induk matang gonad.......................................................... 9
Gambar 3-3 Persiapan bak pemijahan.............................................................. 10
Gambar 3-4 Pemasangan hapa dan kakaban..................................................... 11
Gambar 3-5 Bobot induk lele masamo …….................................................... 12
Gambar 3-6 Penetasan telur ….……................................................................ 13
Gambar 3-7 Pemeliharaan larva ikan lele masamo ......................................... 13
Gambar 3-8 Pendederan ……………….......................................................... 14
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi kegiatan PKL ……………………………………. 19
Lampiran 2. Laporan kegiatan harian (Logbook)............................................. 24
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Budidaya ikan air tawar memiliki potensi cukup besar untuk dilakukan pengembangan
perikanan (Anugraheni, 2016). Usaha perikanan budidaya air tawar mampu memenuhi
permintaan pasar yang terus meningkat khususnya ikan lele. Ikan ini sangat potensial untuk
dibudidayakan secara komersial karena permintaan ikan lele menunjukan peningkatan setiap
tahunnya. Menurut data statistik Kemenetrian Kelautan dan Perikanan (KKP), tahun 2010
permintaan terhadap ikan lele sebesar 270.600 ton dan pada tahun 2014 permintaan terhadap
Hal inilah yang mendorong para pembudidaya di Sulawesi Tengah, khususnya Kota Palu
untuk membudidayakan ikan lele sehingga permintaan akan benih ikan lele dapat terpenuhi.
Salah satu spesies ikan lele yang saat ini dibudidayakan adalah lele masamo (Clarias
gariepinus.). Ikan lele Masamo (Matahari Sakti Mojokerto) merupakan produk ikan dari PT.
Matahari Sakti (MS). Ikan lele masamo merupakan hasil pengumpulan sifat dari berbagai
plasma nutfah dari beberapa negara, antara lain ikan lele asli Afrika yang diadaptasi di Asia,
Clarias macrocephalus atau bighead catfish yang merupakan ikan lele Afrika dan di
kohabitasidi Thailand dan lele dumbo (Brown catfish) (Matahari Sakti, 2011).
dapat dilakukan dengan dua metode yaitu secara alami dan secara buatan. Pemijahan secara
alami yaitu pemijahan yang menggunakan aerasi di beberapa titik dan dilakukan pergantian
masamo (Clarias gariepinus) di Balai Benih Ikan (BBI) Lokal Tatanga Kelurahan Tavanjuka
Kecamatan Tatanga Kota Palu. Kegunaanya sebagai sumber pengetahuan bagi penulis secara
khusus dan mahasiswa perikanan secara umum mengenai teknik pemijahan ikan lele masamo
(Clarias gariepinus).
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANG
2.1 Waktu dan Tempat
Kegiatan praktek kerja lapang dilaksanakan di Balai Benih Ikan (BBI) Lokal Tatanga
Kelurahan Tavanjuka Kecamatan Tatanga Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah mulai pada
Metode pelaksanaan praktek kerja lapang meliputi pengambilan data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung melalui partisipasi aktif
dalam kegiatan pemijahan ikan lele masamo (Clarias gariepinus) dan wawancara langsung
dengan teknisi dan pembimbing lapangan. Sedangkan data sekunder adalah data yang
diperoleh melalui studi pustaka berupa gambaran umum lokasi praktek serta hasil kajian lain
yang menunjang substansi aspek teknis pemijahan ikan lele masamo (Clarias gariepinus).
Teknik pemijahan ikan lele masamo (Clarias gariepinus) di Balai Benih Ikan (BBI)
Lokal Tatanga meliputi seleksi induk, persiapan bak pemijahan, pemasangan hapa dan
kakaban, proses pemijahan, proses penetasan telur, manajemen pemeliharaan larva pakan
Teknik pemijahan ikan lele masamo (Clarias gariepinus) di Balai Benih Ikan (BBI)
Lokal Tatanga meliputi seleksi induk, persiapan bak pemijahan, pemasangan hapa dan
kakaban, proses pemijahan, proses penetasan telur, manajemen pemeliharaan larva pakan
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI
3.1 Sejarah dan Perkembangan
Sebelum menjadi Balai Benih Ikan (BBI) Lokal Tatanga, saat itu terbentuk kelompok
usaha pertanian bernama Kelompok Tani Bungi Tatanga yang beranggotakan petani sawah
dengan masa menanam padi dan petani kolam dengan usaha pemeliharaan ikan mas.
Pada tahun 2006 kelompok tani bungi tatanga tersebut bubar, tetapi berprofesi sebagai
petani ikan menghimpun diri dalam suatu wadah badan usaha kelompok bernama Unit
Pembenihan Rakyat (UPR). Bungi Tatanga yang usahanya memproduksi benih ikan air tawar
jenis ikan mas. Kelompok ini beranggotakan 7 orang dengan struktur keanggotaan terdiri
dari ketua, sekretaris, bendahara dan anggota. Sejak tahun 2006 hingga tahun 2012, UPR
tetap eksis dengan usaha pembenihan ikan air tawar dan mengalami perkembangan jenis ikan
yaitu ikan mas, ikan lele dan ikan nila dengan pemasaran dibawah bimbingan Dinas Pertanian
Pada tahun 2013 Pemerintah Kota Palu membebaskan lahan dan sekaligus membangun
prasarana dan sarana Balai Benih Ikan (BBI) Lokal hingga tahun 2016 dalam rangka
Indonesia sebagai penghasil produk terbesar” kala itu Balai Benih Ikan (BBI) lokal dibawahi
langsung bidang Kelautan dan Perikanan pada Dinas Pertanian Kehutanan dan Kelautan Kota
Palu.
Lokasi unit Balai Benih Ikan (BBI) Lokal Tatanga terletak di sebelah utara Kota Palu dengan
Secara administratif Balai Benih Ikan (BBI) Lokal Tatanga berbatasan dengan wilayah
sebagai berikut:
Gambar 3-1. Letak geografis Balai Benih Ikan Tatanga. Kota Palu
Akses jalan raya yang cukup baik disertai dengan pemukiman penduduk di sekitar Balai
Benih Ikan (BBI) Lokal Tatanga memberikan dampak positif terhadap kelancaran
transportasi dan pemasaran ikan yang ada di Balai Benih Ikan Lele (BBI) Lokal Tatanga.
Jaringan telepon juga terdapat di lokasi pembenihan tersebut sehingga komunikasi dapat
Sarana dan prasarana yang terdapat di Balai Benih Ikan (BBI) Lokal adalah seluruh
sarana berupa bangunan, ruangan dan peralatan. Sarana dan prasarana tersebut digunakan
Sarana bangunan dan ruangan yang terdapat di Balai Benih Ikan (BBI) Lokal Tatanga.
Tabel 1. Sarana Bangunan dan Ruangan Balai Benih Ikan (BBI) Lokal Tatanga
Nomor Nama Ruangan/Bangunan Jumlah/ Unit
1. Musholla 1
2. Bak Pemijahan 3
3. Kolam Bak Pendederan 9
4. Kolam Induk/Calon Induk 8
5. Kolam Pembesaran 1
6. Kantor 1
7. Rumah Dinas 1
8. Gudang 2
9. Gedung Pertemuan 1
10. Bangsal Pembenihan 1
11. Laboratorium Kering 1
12. Laboratorium Basah 1
13. Gedung Produksi Pakan 1
14. Garasi 1
15. Wadah/Tempat Penjemuran Pakan 1
Sumber : Balai Benih Ikan (BBI) Lokal Tatanga
Data : Praktek kerja lapang
4.3 Peralatan
Peralatan yang terdapat di Balai Benih Ikan (BBI) Lokal Tatanga
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan yang dilakukan di Balai Benih Ikan (BBI) Tatanga adalah pemijahan ikan lele
masamo dengan teknik pemijahan secara alami. Pemijahan secara alami dilakukan dengan
cara memilih induk jantan dan betina yang benar-benar matang gonad kemudian dipijahkan
secara alami di bak atau wadah pemijahan dengan pemberian kakaban. Kegiatan pemijahan
tersebut dimulai dari seleksi induk, persiapan kolam pemijahan, pemasangan hapa dan
kakaban, pemijahan, penetasan telur, dan pemeliharaan larva dan pendederan (Darseno,
2010).
Induk ikan lele masamo yang akan dipijahkan diseleksi terlebih dahulu, yaitu dengan
memilih induk-induk betina dan jantan yang sudah matang gonad atau siap memiijah.
Menurut Andrianto dan Indarto (2005), seleksi induk dilakukan dengan cara pengurutan pada
perut induk jantan dan betina dengan melihat alat kelamin yang sudah berwarna kemerahan
(Gambar 3-2). Induk betina yang sudah siap untuk dipijahkan memiliki perut yang membesar,
lembek, dengan alat kelamin yang berwarna kemerahan dan tampak besar. Bila perut diurut
ke arah lubang genital, maka akan keluar telur berwarna kekuningan dengan ukuran yang
relatif besar. Pada indukan jantan, memiliki perut yang lebih ramping dibandingkan dengan
indukan betina, dengan alat kelamin yang nampak jelas dan runcing. Induk jantan dan induk
betina yang sudah siap dipijahkan diletakkan dalam bak atau kolam penampungan tersendiri
Bak Pemijahan yang terdapat di Balai Benih Ikan (BBI) Lokal Tatanga Kelurahan
terbuat dari beton, atapnya dibuat dari atap seng aluminium sehingga pada saat penetasan
telur tidak terpengaruh oleh kondisi atau cuaca alam yang tidak baik. Sebelum proses
pemijahan dilakukan, terlebih dahulu bak pemijahan dibersihkan (Gambar 3-3) setelah itu
bak disemprot mengunakan selang yang di aliri. Bak pemijahan kemudian diisi air bersih
Tahap selanjutnya, dilakukan pemasangan hapa dan kakaban (Gambar 3-4). Fungsi dari
hapa adalah mempermudah melakukan panen larva. Hapa terbuat dari waring, dengan ukuran
4 x 2 x 1 m3. Sedangkan fungsi kakaban adalah sebagai tempat menempelnya sel telur.
Kakaban tersebut terbuat dari ijuk aren dengan panjang dan lebar 1 x 0,4 m 2. Tahap
a. Tiap-tiap sudut atas hapa, diikat dengan menggunakan tali nylon pada balok agar
b. Disetiap sudut bawah hapa diberi pemberat dengan menggunakan batu sebagai penahan
b. Kakaban dipasang alat pemberat menggunakan batu setiap ujungnya agar tidak mudah
a b c
Gambar 3-4. Pemasangan hapa dan kakaban
a. pemasangan hapa b. peletakan kakaban
5.5 Pemijahan
Kegiatan pemijahan yang dilakukan di Balai Benih Ikan (BBI) Tatanga yaitu induk
jantan dan betina dimasukkan ke dalam bak pemijahan dengan perbandingan 1:1 yakni 1 ekor
induk betina dan 1 ekor jantan dengan bobot induk betina 1,8 kg dan induk jantan 1,5 kg/ekor
(Gambar 3-5). Pelepasan induk betina dan jantan dilakukan pada pukul 16.00 wita. Setelah
induk jantan dan betina dimasukkan ke dalam bak pemijahan maka ruangan harus dalam
keadaan tertutup dan semua lampu dimatikan untuk mempertahankan suhu ruangan tetap
stabil. Sehingga pada pukul 02.00 pagi induk betina mulai mengeluarkan sel telur kemudian
akan dibuahi sel sperma oleh jantan. Telur ikan sudah dibuahi akan menempel pada kakaban.
Pagi harinya sekitar pukul 07.00 wita proses pemijahan telah selesai dan induk harus
a b
Gambar 3-5. Bobot induk lele masamo
a. betina b. jantan
Penetasan telur dilakukan di kolam pemijahan dengan dipasang aerasi 2 titik untuk
menyuplai oksigen agar penetasan telur sempurna. Pada bak penetasan diusahakan adanya
sirkulasi air yang berjalan dengan baik, yaitu adanya air masuk dan keluar. Suhu pada wadah
penetasan sebesar 26-27,5 ºC. Telur menetas dalam waktu 30-36 jam setelah pembuahan.
Menurut Khairuman dan Amri (2002), telur akan menetas tergantung dari suhu perairan dan
suhu udara, jika suhu semakin panas (tinggi) telur akan semakin cepat menetas, begitu pula
sebaliknya jika suhu turun atau rendah maka telur akan lama menetasnya. Kisaran suhu yang
Setelah penetasan telur, maka dilakukan pengangkatan kakaban dari hapa, tiga hari
setelah penetasan larva belum diberikan makanan tambahan karna masih ada cadangan
makanan berupa kantung telur (yolk sack) yang akan diserap sebagai sumber makanan bagi
larva, sehingga tidak perlu diberi pakan. Penetasan telur dan penyerapan yolk sack akan lebih
cepat terjadi pada suhu yang lebih tinggi (Sunarma, 2004). Pada umur larva 5 hingga 8 hari,
larva diberikan makanan berupa fengli PF-O secara ad-libitium. Untuk mempercepat
pertumbuhan larva ikan lele maka pakan harus mempunyai kadar protein di atas 25%
a b c
Gambar 3-7. Proses pemeliharaan larva ikan lele
a. proses pemeliharaan larva ikan lele b. larva ikan lele c. fengli PF-O
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
1. Tahapan kegiatan pada pemijahan ikan lele masamo (Clarias gariepinus) meliputi seleksi
induk, persiapan bak pemijahan, pemasangan hapa dan kakaban, proses pemjahan, proses
2. Pemijahan dilakukan secara alami dengan perbandingan 2 : 3 yaitu 2 ekor induk jantan
dengan bobot 1,60 kg dan 3 ekor induk ikan betina dengan bobot 2,2 kg.
6.2 Saran
1. Saran yang dikemukakan, yaitu sebaiknya Balai Benih Ikan (BBI) Lokal Tatanga
2. Lebih meningkatkan keamanan lokasi Balai Benih Ikan (BBI) Tatanga agar terhindar
dari hama. Keamanan yang dimaksud adalah memperhatikan pengamanan kolam berupa
pagar.