Oleh: Kelompok I
Rohmat Syaivudin M. S. NIM. 201310260311069
Vivi Vitriani NIM. 201310260311027
M. Faisal Alfadin NIM. 201310260311053
Danial Arif NIM. 201310260311060
Rezky Dinda Ayu NIM. 201310260311063
Milzam Kazaruni R. NIM. 201310260311076
M. Vicky R. NIM. 201310260312044
Salim Amrullah NIM. 201310260311070
Elvia Arianti NIM. 201310260311048
M. Irfan Zaki NIM. 201310260311078
Salamak Riadi NIM. 201310260311017
Rizal Fauji NIM. 201310260311057
LABORATORIUM PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
Ikan lele (Clarias sp.) merupakan salah satu jenis ikan ekonomis penting
di Indonesia. Terlihat dari data hasil sensus pertanian tahun 2013, tercatat
sebanyak 233.566 rumah tangga yang mempunyai usaha budidaya ikan lele. Salah
satu permasalahan yang umum dijumpai dalam budidaya ikan adalah turunnya
mutu air yang menjadi lingkungan budidaya disebabkan oleh akumulasi limbah
bahan organik dalam waktu lama. Menurut Effendi (2003) dalam Setiawati et al
(2013) kualitas air ialah sifat air dan kandungan mahluk hidup, zat energi, atau
komponen lain di dalam air. Kualitas air penting diperhatikan dalam budidaya.
Mutu air yang kurang baik dapat menyebabkan ikan mudah terserang penyakit
(Gusrina, 2008).
Berbagai metode budidaya yang digunakan untuk menjaga kualitas air
telah diterapkan misalnya dengan sistem filter, bioflok dan bioremediasi melalui
penggunaan probiotik, serta yang sedang booming ialah metode Natural Water
System atau NWS. Penggunaan probiotik menjadi solusi untuk menghasilkan
pertumbuhan dan efisiensi pakan yang optimal, mengurangi biaya produksi dan
pada akhirnya dapat mengurangi beban lingkungan karena akumulasi limbah di
perairan (Iribarren et al, 2012). Melalui penerapan Natural Water System (NWS),
diharapkan peranan probiotik dan ragi akan lebih signifikan dalam
mengoptimalkan pakan dan menghambat penurunan kualitas air.
Sistem NWS saat ini banyak dipakai untuk budidaya ikan lele. Oleh
karena itu diperlukan sekali studi mengenai sistem NWS oleh mahasiswa
perikanan agar nantinya mahasiswa mempunyai pengetahuan dan skill dalam
budidaya ikan Lele dengan NWS sehingga dapat meningkatkan produksi ikan
menjadi optimal, sehingga keuntungan maksimal.
1) Apa kelebihan dan kekurangan budidaya ikan lele dengan metode NWS?
2) Mengapa budidaya metode NWS menggunakan ragi jenis tertentu?
3) Bagaimana teknik budidaya ikan Lele metode NWS yang baik dan benar?
1.3 Tujuan
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Oseriophsysi
Famili : Clariidae
Genus : Clarias
Spesies : Clarias sp.
Berat rata-rata =
4.1 HASIL
4.1.1 Tabel Tahapan Budidaya
N Gambar Tahapan Keterangan
o
1. Molase yang telah ditakar
4. Pengambilan probiotik
5. Proses pencampuran seluruh bahan
Biomassa Ikan
15000
10000
5000
0 Biomassa Ikan
minngu Minggu Minggu Minggu Minggu
0 1 2 3 4
4.1.3 Hasil Pengukuran Panjang
1) Tabel Panjang Rata-Rata
Panjang rata-rata
14
12
10
8
6
4 Panjang rata-rata
2
0
Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu
0 (Nol) 1 (Satu) 2 (Dua) 3 (Tiga) 4
(Empat)
GR= Wt-W0/t
GR= 292.3
= 5.4-4.0217x100%
= 19.7%
= 9,082-5,4x100% = 52.6%
SGR Minggu 3 = inWt-InW0 /t x 100%
= 8,21-9,082x100%
= -12.5%
=22-8,21x100%
= 197%
200
150
50
0
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
-50 (Satu) (Dua) (Tiga) (Empat)
SGR: ln Wt – ln W0 x
t
100%
Pada hasil pengamatan didapatkan SGR pada minggu pertama sebesar
19,7 %, minggu ke-2 52,6 %, minggu ke-3 -12,5 %, dan minggu ke-4 naik sebesar
197 %. Pada minggu pertama pertumbuhan harian ikan lele cukup rendah,
mungkin dikarenakan benih ikan lele yang ditebar masih beradaptasi dengan
kondisi lingkungan kolam, akan tetapi pertumbuhan harian pada minggu ke-2
cukup tinggi mencapai 50% lebih. Menurut Effendie (2002) menyatakan bahwa
pertumbuhan dari fase awal hidup ikan mula-mula berjalan dengan lambat untuk
sementara tetapi kemudian pertumbuhan berjalan dengan cepat dan diikuti dengan
pertumbuhan yang lambat lagi pada umur tua.
Pada minggu ke-3 SGR ikan lele turun bahkan sampai minus kemudian
naik dengan pesat pada minggu ke-4. Penurunan pertumbuhan harian ikan lele
pada minggu ke-3 disebabkan karena cuaca buruk, sering terjadi hujan sementara
kolam terpal tidak ditutup membuat air kolam terkontaminasi. Air kolam
terkontaminasi membuat ikan tidak nafsu makan, stress, dan berat badan
menurun. Menurut Fitriah (2004), pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu jenis ikan, sifat genetis, kemampuan mencerna makanan, ketahanan
terhadap penyakit serta faktor lingkungan seperti pakan alami, ruang gerak, padat
penebaran, dan kualitas air.
4.1.5 Data Kualitas Air
5.1 Kesimpulan
1) Kelebihan dalam budidaya dengan sistem NWS adalah ikan lele yang
dihasilkan dari budidaya tersebut aman karena tidak menggunakan bahan-
bahan kimia dan bahan pakan yang kurang sesuai, sedangkan
kekurangannya adalah lebih rumit karena perlu bahan tambahan yang lebih
banyak dibanding budidaya secara konvensional.
2) Ragi digunakan untuk menciptakan kondisi lingkungan mikroskopis yang
seperti kondisi natural sehingga dengan bersinergi dengan bakteri
probiotik dapat menekan populasi bakteri patogen dalam air budidaya.
3) Budidaya lele sistem NWS pertama kali adalah persiapan media air
dengan perlakuan ragi, molase dan probiotik, kemudian ditambah air dan
aerasi lalu benih dapat ditebar. Ikan lele diberi pakan sesuai persentase
dari biomassa setiap pagi dan sore sembari diukur kualitas airnya.
Sampling dilakukan setiap Minggu untuk mengetahui perubahan
biomassa.
5.2 Saran
1) Diharapkan praktikum budidaya tawar tidak terlalu pagi./
2) Diharapkan peralatan untuk budidaya ditambah seperti serok ikan, jaring,
selang dan lain sebagainya.
Daftar Pustaka
Boyd, C.E., 1979. Water Quality in Warmwater Fish Ponds. Auburn University,
Albama, USA.
Herry, 2008. Pengenalan Bahan Baku Pakan Ikan. Balai Besar Pengembangan
Budidaya Air Tawar Sukabumi (BBPBAT Sukabumi). Jawa Barat.
Mahasri, G., A.S. Mubarak, dan M. A. Alamsjah. 2009. Bahan Ajar Manajemen
Kualitas Air. Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga.
Surabaya.
Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Bina Cipta. Jakarta.
Setiawati, Jariyah Endang. Tarsim, Y.T. Adiputra Siti Hudaidah. 2013. Pengaruh
Penambahan Probiotik pada Pakan dengan Dosis Berbeda Terhadap
Pertumbuhan, Kelulushidupan, Efisiensi Pakan dan Retensi Protein Ikan
Patin (Pangasius Hypophthalmus). e-Jurnal Rekayasa dan Teknologi
Budidaya Perairan Volume I No 2 ISSN: 2302-3600