Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KELOMPOK

DASAR – DASAR AKUAKULTUR


TENTANG
“FITOPLANKTON”

DISUSUN OLEH : KELOMPOK I


RISWAN : 18 25 16
CHANDRA PUTRA PAHAWANG : 18 25 02
KRISDIANTO : 18 25 09

UNIVERSITS KRISTEN PALANGKARAYA


FAKULTAS PERIKANAN
BUDIDAYA PERAIRAN
A. Pengertian Fitoplankton

Fitoplankton merupakan sekelompok organisme yang memegang peranan sangat


penting dalam ekosistem air, karena hidup fitoplankton terutama pada lapisan perairan yang
mendapat cahaya matahari yang dibutuhkan dan mempunyai kandungan klorofil yang mampu
melakukan proses fotosintesis. Proses fotosintesis pada ekosistem air yang dilakukan oleh
fitoplankton sebagai produsen merupakan sumber energi utama bagi kelompok organisme air
lainnya yang berperan sebagai konsumen, dimulai dengan zooplankton dan di ikuti oleh
organisme air lainnya seperti ikan melalui rantai dan jaring-jaring makanan. Setidaknya
sekitar 90% proses fotosintesis diperairan dilakukan oleh fitoplankton, sedangkan 10%
sisanya berasal dari hasil fotosintesis yang dilakukan oleh mikrofita.

Fitoplankton selain disusun oleh sekelompok bakteri terutama juga tersusun dari
kelompok ganggang (alga) mikroskopik. Ganggang ini ada yang uniseluler, koloni atau
membentuk filamen. Didalam perairan tawar fitoplankton ini hidup bersama dengan
zooplankton dan organisme lainnya. Alga yang hidup di air terbuka seperti didanau dan
sungai yang arusnya tidak terlalu kuat meliputi hampir seluruh sekelompok takson
alga.Populasi ganggang yang berada di perairan danau oligotropik (danau yang memiliki
kandungan nutrisi yang rendah) kurang berlimpah dibandingkan dengan danau eutropik
(danau yang kaya nutrisi). Pembusukan bahan-bahan organik di dalam danau oligotropik
tidak terlalu tinggi sehingga tidak menghabiskan persediaan oksigen. Oleh karena itu,
oksigen tidak menjadi nutrien yang membatasi pertumbuhan fitoplankton.

Ekosistem danau ini mempunyai dua lapisan perairan yaitu lapisan perairan yang
lebih hangat dan lapisan perairan yang dingin. Lapisan perairan yang lebih hangat berada di
lapisan atas (epilimnion) sebaliknya lapisan perairan yang lebih dingin terdapat di dalam
metalimnion dan hipoliranion. Lapisan epilimnion merupakan lapisan yang kaya akan
oksigen sedangkan lapisan hipolimnion merupakan lapisan yang miskin oksigen. Perbedaan
kandungan oksigen pada kedua lapisan tersebut berkaitan dengan jumlah cahaya yang
menjadi energi utama dalam proses fotosintesis. Kelimpahan fitoplankton di daerah
epilimnion lebih tinggi daripada di daerah hipolimnion.
B. Faktor faktor yang Mempengaruhi Kepadatan Fitoplankton

Fitoplanton tumbuh padat didalam danau eutrophik karena daerah eutrophik banyak
memberikan nutrisi yang penting bagi fitoplankton, terutama unsure P dan N. namun,
meskipun populasi fitoplanton tinggi kadar oksigen terlarut tetap rendah, karena cahaya tidak
dapat menembus perairan. Unsure P dan N adalah unsure yang bermanfaat bagi pertumbuhan
fitoplanton.

Fosfat merupakan unsur penting yang terdapat di dalam danau air tawar. Fosfat
merupakan nutrient utama bagi fitoplanton. Di dalam sebuah danau eutrofik, dimana populasi
ganggang berlimpah-limpah, ketika fosfor juga tersedia berlimpah di dalam suatu danau,
nitrogen menjadi terbatas. Pada danau yang seperti ini, ganggang hijau biru jenis tertentu
dapat mempunyai keuntungan dalam berkompetisi dengan ganggang lain dan sering kali
kelimpahannya mendominasi. Di danau Eutrofik tingkat kematian fitoplanton sangat tinggi
akibatnya materi organic busuk dari fitoplanton menumpuk di daerah hipolimnion, hal ini
menyebabkan habisnya oksigen di daerah hipolimnion (Hadi,2010)

Faktor berikutnya yang berpengaruh terhadap kepadatan fitoplanton adalah kecepatan


arus air. Dimana kepadatan fitoplanton akan berkurang drastis pada kecepatan arus yang
lebih besar dari 1 m/detik. Jadi kelimpahan fitoplanton di ekosistem lentik lebih tinggi
dibanding pada ekosistem lotik terutama adalah perifiton. Perifiton merupakan organisme
tumbuhan yang hidupnya melekat pada subtract yang ada diperairan misalnya pada batang,
kayu, batu, cangkang invertebrata,dsb

Selain kecepatan arus air yang berpengaruh antara lain kekeruhan air juga sangat
mempengaruhi keberadaan fitoplanton. Singh (1983) mencatat bahwa kepadatan fitoplanton
di sungai Gangga (India) pada tingkat kekeruhan 45-55 ppm mencapai 2500 individu/L dan
pada saat musim penghujan tingkat kekeruhan meningkat menjadi 600-900 ppm yang
menyebabkan kepadatan fitoplanton menurun sangat drastic hanya 100 individu/L
(Temala,2002)

Selain faktor diatas menurut Goldman dan Hone (1983) pertumbuhan fitoplanton
dipengaruhi oleh faktor abiotik yaitu intensitas cahaya, suhu, pH, oksigen terlarut, materi
organic terlarut dan unsure hara yang terlarut seperti senyawa nitrogeb dan fosfat. Cahaya
mempengaruhi fitoplanton karena cahaya diperlukan dalam fotosintesis fitoplanton. Zat hara
diperlukan fitoplanton untuk pertumbuhannya. Suhu mempenagruhi fitoplanton karena suhu
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan reproduksi fitoplanton.(Hadi,2010)

C. Jenis dan Keanekaragaman Fitoplankton


Fitoplankton terdiri dari berbagai jenis ganggang, yaitu Cyanophyta (ganggang hijau
biru), Cryptophyceae (kriptofita), Dinophyceae (dinoflagelata), Chlorophyta (ganggang
hijau), Euglenophyta (kelompok euglena), Bacillariophyceae (diatom), Chrysophyceae dan
Haptophyceae (ganggang kuning keemasan). Fitoplankton mencukupi kebutuhan energi dan
karbon melalui fotosintesis. Nutrien yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit pada umumnya
adalah vitamin, seperti cyanocobalamin, thiamine, dan biotin. Fitoplankton memerlukan
sekitar 20 unsur-unsur untuk pertumbuhan, tetapi hanya karbon, nitrogen dan fosfor yang
benar-benar diperlukan sehingga ketidakhadiran unsur tersebut dapat mengatasi laju
pertumbuhan fitoplankton. Semua unsur-unsur tersebut terdapat di dalam air pada konsentrasi
lebih rendah dibanding yang diperlukan oleh sel, oleh sebab itu fitoplankton memiliki
mekanisme yang berkaitan dengan enzim untuk memasukkan unsur tersebut ke dalam sel.
1. Cyanophyta (ganggang hijau biru)
Cyanophyta merupakan bakteri dengan struktur sel prokariotik sederhana.
Cyanobacteria berbeda dengan bakteri lainnya karena adanya klorofil a, pigmen
fotosintetik yang dimiliki oleh alga dan tumbuhan tinggi. Cyanobacteria juga mampu
menggunakan air sebagai donor elektron didalam fotosintesis. Jadi Cyanobacteria
mampu melakukan fotosintesis seperti pada tumbuhan tinggi. Bentuk Cyanobacteria ada
yang bersifat unicellular, filamen dan koloni. Kebanyakan dari Cyanobacteria yang
planktonic terdiri dari coccoid yaitu famili Chroococcaceae (Microcystis,
Coelosphareium dan Coccochloris). Jenis yang filamen (Planktothrix, Limnothrix dan
Tychonema), Nostocaceae (Anabena, Aphanizomenon,dan Nodularia) dan Rivulariaceae
(Gletrichia).
Cyanobacteria memiliki sel terdiferensiasi yang disebut heterocysts. Heterocysts
bisa terdapat pada alga bentuk filamen tetapi jarang pada Oscilatoria. Heterocysts
memiliki peran utama dalam proses fiksasi nitrogen. Heterocysts merupakan penyerap
cahaya yang utama pada Cyanobacteria. Heterocysts tidak memiliki fotosistem tetapi
memiliki kemampuan reduksi yang tinggi. Lapisan lilin di dalam Heterocysts mampu
membatasi laju difusi oksigen dari luar, tetapi nitrogen dapat melaluinya untuk
mendukung terjadi proses fiksasi. Lingkungan dalam Heterocysts memungkinkan untuk
terjadinya proses fiksasi nitrogen. Tetapi enzim nitrogenase tidak aktif dengan adanya
oksigen. Karbon organik dari sel disebelahnya ditransfer ke dalam Heterocysts dan
digunakan sebagai suatu sumber energi di dalam proses fiksasi nitrogen.
2. Chlorophyta (ganggang hijau)
Chlorophyta merupakan kelompok alga yang berukuran besar dan memiliki bentuk
bervariasi. Kelompok alga hijau adalah Volvocales dan Chlorococcales. Reproduksi
secara aseksual dilakukan melalui pembelahan sel tetapi tidak untuk kelompok
Chlorococcales dan Siphonales. Pembagian sel didalam koloni mengakibatkan pelebaran
koloni. Koloni tersebut dapat terpecah-pecah dan terbentuklah koloni baru dibentuk dari
fragmentasi koloni induk. Reproduksi seksual didalam alga hijau beragam. Cara yang
sederhana adalah melalui peleburan dua sel gamet melalui apa yang disebut isogami dan
anisogami. Gamet jantan dan betina berflagel, memiliki struktur dan ukuran serupa atau
ada yang gamet betinanya sedikit lebih besar dari jantan. Isogami merupakan peleburan
gamet jantan dan betina yang ukurannya sama, anisogami merupakan peleburan gamet
jantan dan betina yang ukurannya berbeda
3. Alga Kuning-Hijau (Xanthophyceae)
Anggota Xanthophyceae berbentuk unicellular, koloni dan filamen. Xanthophyceae
bercirikan adanya klorofil (pigmen hijau) dan xantofil (pigmen kuning) karena itu
warnanya hijau kekuning-kuningan. Semua sel yang motil mempunyai dua flagela, salah
satu dari lembut dan lebih panjang dibanding yang lainnya. Xanthophyceae ada yang
selnya tidak memiliki dinding, tetapi yang selnya berdinding mengandung pektin dalam
jumlah yang besar. reproduksi aseksual pada umumnya melalui pembelahan dan
pembentukan zoospora. Kebanyakan alaga Xanthophyceae melekat pada substrat dan
epifit pada makrofita. Sebagian besar anggotanya bersifat planktonik dan meliputi genus-
genus umum seperti Chlorobotrys, Gleobotrys dan Gleochloris.
4. Alga Coklat-keemasan
Kromofora Chrysophyceae menghasilkan susunan warna coklat keemasan karena
adanya β-karotene dan xanthophyl khusus yaitu karotenoids dan juga mengandung
khlorofil a. Kebanyakan dari alga Chrysophycean adalah unicellular contohnya
Ochromonas, dan beberapa ada yang berupa koloni contohnya Synura, dan jarang yang
berbentuk filamen. Banyak jenis yang tidak mempunyai dinding sel dan dilemgkapi oleh
membran sitoplasmik, sedangkan beberapa permukaan sel ditutup oleh plat mengandung
zat kapur atau mengandung silika. Reproduksi secara vegetatif dengan pembelahan sel
secara membujur. Jenis yang unicellular dengan flagel tunggal meliputi Chromulina,
Chrysococcus dan Mallomonas. Chrysophyceae yang berbentuk koloni yang besar
misalnya Synura, Chrysophaerella, Uroglena, dan Dinobryon. Beberapa jenis alga
Chrysophyceae dapat melakukan fotosintesis dengan phagotrophy. Alga yang
phagotrophy mendapat nutrisi dan energi dengan mencerna bakteri.
5. Diatoms (Bacillariophyceae)
Diatom banyak ditemukan di dalam air. Karakteristik bacillariophyceae adalah
memiliki dinding sel dan bentuknya dapat berupa koloni dan unicellular. Kelompok ini
dibagi menjadi dua yaitu diatom simetri (central) yang mempunyai simetri radial dan
diatom pinatus atau bertagkai (pennales) yang memiliki simetri bilateral. Dinding sel
atau frustul diatom terdiri atas dua katup yang cocok satu dengan lainnya. Empat
kelompok utama pada diatom bertangkai meliputi, a) Araphidineae (Pseudoraphe,
Asterionella, Diatoma, Fragileria); b) Raphidioidineae (Actinelia, Eunotia); c)
Monoraphidineae (Achnanthes, Cocconeis); dan d) Biraphidineae (Amphora, Cymbella,
Gomphonema, Navicula). Dinding sel tersusun atas dua belahan yaitu kotak (hipoteca)
dan tutup (epiteca). Reproduksi secara vegetatif dengan sel adalah dengan cara
membelah diri. Reproduksi seksual terjadi hanya ketika sel merespon kondisi-kondisi
lingkungan, misalnya cahaya, temperatur, nutrien, faktor pertumbuhan dan lain-lain.
6. Cryptophyceae (kriptofita)
Kebanyakan dari alga crytophyceae adalah unicellular dan motil. Anggota plankton
Cryptomonadineae misalnya Cryptomonas, Rhodomonas dan Chroomonas.
Crytophyceae melakukan reproduksi melalui pembelahan sel secara membujur.
Ganggang crytophyceae hampir ada pada semua danau, dengan mengabaikan status yang
trophiknya. Kerakteristik crytophyceae meliputi, dan mampu bereproduksi pada cahaya
yang berintesitas rendah.
7. Dinophyceae (dinoflagellata)
Dinoflagellata merupakan alga satu sel berflagel sehingga banyak yang motile.
Mayoritas tidak mempunyai diding sel (Gymnodinium). Permukaan sel mempunyai garis
melintang dan kerut membujur yang saling berhubungan dan berisi flagel. Dinoflagellata
bereproduksi secara seksual, tetapi yang dominan adalah reproduksi aseksual melalui
pembentukan aplanospora.
8. Euglenophyta (kelompok euglena)
Ganggang euglenoid (Euglenophyceae) ukurannya relatif lebih besar dan merupakan
fitoplankton yang sesungguhnya. Hampir semua euglenoids adalah unicellular, tidak
mempunyai suatu dinding sel dan mempunyai flagella yang berasal dari invaginasi
membran sel. Reproduksi terjadi dengan pembelahan sel secara longitudinal. Euglenoid
mendapatkan nutrisi melalui fotosintesis, tetapi sebagian ada yang bersifat fagotrofik.
Amoniak dan campuran nitrogen organik adalah sumber nitrogen yang penting bagi
kebanyakan ganggang euglenoid.
9. Alga Coklat dan Merah
Alga coklat (Phaoephyta) kebanyakan berbentuk filamen atau ganggang bertalus.
Sebagian besar hidup di air laut, yang hidup di air tawar hidupnya melekat pada substrat.
Ganggang merah (Rhodophyta) juga sangat jarang yang tersebar pada perairan tawar.
Jenis yang bertalus (Batrachospermum) hidup terbatas pada air yang berarus dan
teroksigenasi dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai