Fitoplankton selain disusun oleh sekelompok bakteri terutama juga tersusun dari
kelompok ganggang (alga) mikroskopik. Ganggang ini ada yang uniseluler, koloni atau
membentuk filamen. Didalam perairan tawar fitoplankton ini hidup bersama dengan
zooplankton dan organisme lainnya. Alga yang hidup di air terbuka seperti didanau dan
sungai yang arusnya tidak terlalu kuat meliputi hampir seluruh sekelompok takson
alga.Populasi ganggang yang berada di perairan danau oligotropik (danau yang memiliki
kandungan nutrisi yang rendah) kurang berlimpah dibandingkan dengan danau eutropik
(danau yang kaya nutrisi). Pembusukan bahan-bahan organik di dalam danau oligotropik
tidak terlalu tinggi sehingga tidak menghabiskan persediaan oksigen. Oleh karena itu,
oksigen tidak menjadi nutrien yang membatasi pertumbuhan fitoplankton.
Ekosistem danau ini mempunyai dua lapisan perairan yaitu lapisan perairan yang
lebih hangat dan lapisan perairan yang dingin. Lapisan perairan yang lebih hangat berada di
lapisan atas (epilimnion) sebaliknya lapisan perairan yang lebih dingin terdapat di dalam
metalimnion dan hipoliranion. Lapisan epilimnion merupakan lapisan yang kaya akan
oksigen sedangkan lapisan hipolimnion merupakan lapisan yang miskin oksigen. Perbedaan
kandungan oksigen pada kedua lapisan tersebut berkaitan dengan jumlah cahaya yang
menjadi energi utama dalam proses fotosintesis. Kelimpahan fitoplankton di daerah
epilimnion lebih tinggi daripada di daerah hipolimnion.
B. Faktor faktor yang Mempengaruhi Kepadatan Fitoplankton
Fitoplanton tumbuh padat didalam danau eutrophik karena daerah eutrophik banyak
memberikan nutrisi yang penting bagi fitoplankton, terutama unsure P dan N. namun,
meskipun populasi fitoplanton tinggi kadar oksigen terlarut tetap rendah, karena cahaya tidak
dapat menembus perairan. Unsure P dan N adalah unsure yang bermanfaat bagi pertumbuhan
fitoplanton.
Fosfat merupakan unsur penting yang terdapat di dalam danau air tawar. Fosfat
merupakan nutrient utama bagi fitoplanton. Di dalam sebuah danau eutrofik, dimana populasi
ganggang berlimpah-limpah, ketika fosfor juga tersedia berlimpah di dalam suatu danau,
nitrogen menjadi terbatas. Pada danau yang seperti ini, ganggang hijau biru jenis tertentu
dapat mempunyai keuntungan dalam berkompetisi dengan ganggang lain dan sering kali
kelimpahannya mendominasi. Di danau Eutrofik tingkat kematian fitoplanton sangat tinggi
akibatnya materi organic busuk dari fitoplanton menumpuk di daerah hipolimnion, hal ini
menyebabkan habisnya oksigen di daerah hipolimnion (Hadi,2010)
Selain kecepatan arus air yang berpengaruh antara lain kekeruhan air juga sangat
mempengaruhi keberadaan fitoplanton. Singh (1983) mencatat bahwa kepadatan fitoplanton
di sungai Gangga (India) pada tingkat kekeruhan 45-55 ppm mencapai 2500 individu/L dan
pada saat musim penghujan tingkat kekeruhan meningkat menjadi 600-900 ppm yang
menyebabkan kepadatan fitoplanton menurun sangat drastic hanya 100 individu/L
(Temala,2002)
Selain faktor diatas menurut Goldman dan Hone (1983) pertumbuhan fitoplanton
dipengaruhi oleh faktor abiotik yaitu intensitas cahaya, suhu, pH, oksigen terlarut, materi
organic terlarut dan unsure hara yang terlarut seperti senyawa nitrogeb dan fosfat. Cahaya
mempengaruhi fitoplanton karena cahaya diperlukan dalam fotosintesis fitoplanton. Zat hara
diperlukan fitoplanton untuk pertumbuhannya. Suhu mempenagruhi fitoplanton karena suhu
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan reproduksi fitoplanton.(Hadi,2010)