tumbuhan yang belum mempunyai akar, batang dan daun yang sebenarnya, tetapi
sudah memiliki klorofil sehingga bersifat autotrof. Alga yang hidup melayang-layang
di permukaan air disebut neuston, sedangkan yang hidup di dasar perairan disebut
bersifat bentik. Tubuhnya terdiri atas satu sel (uniseluler) dan ada pula yang banyak
sel (multi seluler). Yang Uniseluler umumnya sebagai Fitoplankton sedang yang
multiseluler dapat hidup sebagai Nekton, Bentos atau Perifiton.
dapat mendukung pertumbuhan Alga. Beberapa spesies alga hidup pada salju dan es
di daerah-daerah kutub dan puncak-puncak gunung. Beberapa ganggang hidup dalam
sumber air panas dan suhu setinggi 70 C. beberapa alga beradaptasi pada tanah
lembab, pepagan pohon, dan bahkan permukaan batuan.
Ganggang memiliki pigmen hijau daun yang disebut klorofil sehingga dapat
melakukan fotosintesis. Selain itu juga memiliki pigmen – pigmen tambahan lain yang
dominan. Ganggang memiliki ukuran yang beraneka ragam ada yang mikroskopis, bersel
satu, berbentuk benang atau pita , atau bersel banyak berbentuk lembaran. Dalam
perairan ganggang merupakan penyusun vitoplankton yang biasanya melayang – layang
didalam air, tetapi juga dapat hidup melekat didasar perairan disebut neustonik.
Ganggang ini hidup di laut, bentuk tubuh seperti rumput sehingga disebut dengan
rumput laut. Tubuh bersel banyak bentuk seperti lembaran. Warna merah karena
mengandung pigmen fikoeritrin. Reproduksi seksual dengan peleburan antara
spermatozoid dan ovum menghasilkan zigot. Zigot tumbuh menjadi ganggang merah.
Contoh gangganng merah adalah Euchema spinosum, Gelidium, Rhodymenia dan
Scinata. Euchemma spinosum merupakan penghasil agar-agar di daerah dingin.
Ganggang merah mempunyai pigmen yang disebut fikobilin yang terdiri dari fokoeritrin
(merah) dan fikosianin (biru). Hal ini memungkinkan ganggang yang hidup di bawah
permukaan laut menyerap gelombang cahaya yang tidak dapat diserap oleh klorofil.
Kemudian pigmen ganggang ini menyampaikan energi matahari ke molekul klorofil.
C. FASE FOTOSINTESIS
Proses fotosintesis tidak dapat berlangsung pada setiap sel, tetapi hanya pada sel
yang mengandung pigmen fotosintetik. Sel yang tidak mempunyai pigmen fotosintetik ini
tidak mampu melakukan proses fotosintesis. Pada percobaan Jan Ingenhousz, dapat
diketahui bahwa intensitas cahaya memengaruhi laju fotosintesis pada tumbuhan. Hal ini
dapat terjadi karena perbedaan energi yang dihasilkan oleh setiap spektrum cahaya. Di
samping adanya perbedaan energi tersebut, faktor lain yang menjadi pembeda adalah
kemampuan daun dalam menyerap berbagai spektrum cahaya yang berbeda tersebut.
Perbedaan kemampuan daun dalam menyerap berbagai spektrum cahaya tersebut
disebabkan adanya perbedaan jenis pigmen yang terkandung pada jaringan daun.
Di dalam daun terdapat mesofil yang terdiri atas jaringan bunga karang dan
jaringan pagar. Pada kedua jaringan ini, terdapat kloroplas yang mengandung pigmen
hijau klorofil. Pigmen ini merupakan salah satu dari pigmen fotosintesis yang berperan
penting dalam menyerap energi matahari.
Dari semua radiasi Matahari yang dipancarkan, hanya panjang gelombang tertentu
yang dimanfaatkan tumbuhan untuk proses fotosintesis, yaitu panjang gelombang yang
berada pada kisaran cahaya tampak (380-700 nm). Cahaya tampak terbagi atas cahaya
merah (610 - 700 nm), hijau kuning (510 - 600 nm), biru (410 - 500 nm), dan violet (<
400 nm).
Kloroplas terdapat pada semua bagian tumbuhan yang berwarna hijau, termasuk
batang dan buah yang belum matang. Di dalam kloroplas terdapat pigmen klorofil yang
berperan dalam proses fotosintesis. Kloroplas mempunyai bentuk seperti cakram dengan
ruang yang disebut stroma. Stroma ini dibungkus oleh dua lapisan membran. Membran
stroma ini disebut tilakoid, yang di dalamnya terdapat ruang-ruang antar membran yang
disebut lokuli.
Secara keseluruhan, stroma berisi protein, enzim, DNA, RNA, gula fosfat,
ribosom, vitamin-vitamin, dan juga ion-ion logam seperti mangan (Mn), besi (Fe),
maupun tembaga (Cu). Pigmen fotosintetik terdapat pada membran tilakoid. Sedangkan,
pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia berlangsung dalam tilakoid dengan
produk akhir berupa glukosa yang dibentuk di dalam stroma. Klorofil sendiri sebenarnya
hanya merupakan sebagian dari perangkat dalam fotosintesis yang dikenal sebagai
fotosistem.
2) Habitat
Alga cokelat umumnya hidup di air laut, terutama laut yang bersuhu agak dingin dan
sedang. Hanya ada beberapa jenis alga cokelat yang hidup di air tawar.
Di daerah subtropis, alga cokelat hidup di daerah intertidal, yaitu daerah literal sampai
sublitoral. Di daerah tropis, alga cokelat biasanya hidup di kedalaman 220 meter pada air
yang jernih.
3) Cara hidup
Alga cokelat bersifat autotrof. Foto-sintesis terjadi di helaian yang menyerupai daun.
Gula yang dihasilkan ditransportasikan ke tangkai yang menyerupai batang.
Proses oogami adalah sebagai berikut. Ujung lembaran talus yang fertil
membentuk reseptakel, yaitu badan yang mengandung alat pembiak. Di dalam reseptakel
terdapat konseptakel yang mengandung anteridium yang menghasilkan sel kelamin jantan
(spermatozoid) dan oogonium yang menghasilkan sel telur dan benang-benang mandul
(parafisis).
Anteridium berupa sel-sel berbentuk jorong yang terletak rapat satu sama lain
pada filamen pendek bercabang-cabang yang muncul dari dasar dan tepi konseptakel.
Tiap anteridium menghasilkan 64 spermatozoid.
Oogonium berupa badan yang duduk di atas tangkai. Oogonium jumlahnya sangat
banyak dan tiap oogonium mengandung 8 sel telur. Akan tetapi, hanya 40% dari sel telur
yang dapat dibuahi dan hanya 1 atau 2 dari setiap 100.000 spermatozoid dapat membuahi
sel telur. Zigot lalu membentuk dinding selulosa dan pektin, kemudian melekat pada
suatu substrat dan tumbuh menjadi individu baru yang diploid.
Poin kunci
Phaeophyta memiliki pigmen dominan fukosantin, bertalus terbesar di antara alga yang
ada, dan memilliki pirenoid untuk menyimpan laminari di ruang antarsel.
Berikut ini akan kita bahas salah satu jenis alga cokelat, yaitu Sargassum.
Sargassum merupakan genus dengan anggota lebih dari 150 spesies. Alga ini banyak
terdapat di perairan tropis dan subtropis, misalnya lautan Atlantik sebelah barat, yaitu laut
Sargasso.
Sargassum muticum adalah salah satu contoh gulma laut yang berasal dari Jepang.
Saat ini, alga tersebut sudah tersebar di pantai barat Amerika Utara dan Inggris.
Ciri-ciri Sargassum :
a) bentuk talus seperti pohon
b) batang utama pipih, mempunyai bagian seperti daun di sisi samping
c) kantong udara berbentuk bulat
d) reseptakel mempunyai modifikasi cabang yang berbentuk bulat
2) Cara hidup
Alga merah umumnya bersifat autotrof. Akan tetapi ada pula yang heterotrof, yaitu yang
tidak memiliki kromatofora dan biasanya bersifat parasit pada alga lain.
3) Habitat
Alga merah umumnya hidup di laut yang dalam, lebih dalam daripada tempat hidup alga
cokelat. Sepertiga dari 2500 spesies yang telah diketahui, hidup di perairan tawar dan ada
juga yang hidup di tanah. Biasanya organisme ini merupakan penyusun terumbu karang
laut dalam.
Alga merah berperan penting dalam pembentukan endapan berkapur, baik di lautan
maupun di perairan tawar.
4) Reproduksi
Alga merah dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi seksual terjadi
melalui pembentukan dua anteridium pada ujung-ujung cabang talus. Anteridium
menghasilkan gamet jantan yang disebut spermatium. Gametangium betina
disebut karpogonium yang terdapat pada ujung cabang lain.
Karpogonium terdiri dari satu sel panjang. Bagian karpogonium bawah membesar seperti
botol, sedangkan bagian atasnya membentuk gada atau benang dan dinamakan trikogen.
Inti sel telur terdapat di bagian bawah yang membesar seperti botol.
Spermatium mencapai trikogen karena terbawa air (pergerakan secara pasif). Spermatium
kemudian melekat pada trikogen. Setelah dinding perlekatan terlarut, seluruh
protoplasma spermatium masuk dalam karpogonium. Setelah terjadi pembuahan,
terbentuklah sumbat di bagian bawah. karpogonium. Sumbat itu memisahkan
karpogonium dan trikogen. Zigot hasil pembuahan akan membentuk benang-benang
sporogen. Dalam sel-sel di ujung benang sporogen itu, terbentuk spora yang masing-
masing memiliki satu inti dan satu plastida; spora tersebut dinamakan karpospora.
Karpospora akhirnya keluar dari sel-sel ujung benang sporogen sebagai protoplasma
telanjang berbulu cambuk. Karpospora ini mula-mula berkecambah menjadi protalium
yang akhirnya tumbuh menjadi individu baru lengkap dengan alat-alat generatifnya.
Reproduksi aseksual terjadi dengan membentuk tetraspora. Tetraspora akan menjadi
gametangium jantan dan gametangium betina. Gametangium jantan dan betina akan
bersatu membentuk karposporofit. Karposporofit kemudian menghasilkan tetraspora,
Contoh anggota-anggota Rhodophyta antara lain: Corrallina, Palmaira, Batrachospermum
moniliforme, Gelidium, Gracilaria, Eucheuma, dan Scicania furcellata.
Poin kunci
Rhodophyta berpigmen dominan fikoeritrin, mempunyai pirenoid untuk menyimpan
tepung fluorid dan fluoridosid. Alga merah tidak menghasilkan sel yang motil.
2) Habitat
Habitatnya di air tawar atau air laut, serta tempat-tempat yang basah.
3) Cara hidup
Alga keemasan hidup secara autotrof. Artinya dapat mensintesis makanan sendiri karena
memiliki klorofil untuk berfoto-sintesis. Klorofil yang dimilikinya antara lain klorofil a,
klorofil c, dan karotenoid, termasuk juga fukbsantin.
4) Reproduksi
Reproduksi pada alga keemasan dapat terjadi secara aseksual dan seksual. Reproduksi
aseksual dengan cara membelah diri menghasilkan spora motil berflagela, yang disebut
zoospora. Reproduksi seksual dengan cara membentuk sel khusus yang disebut
auksospora. Auksospora adalah zigot yang dilindungi oleh suatu dinding sel yang
berbeda dengan dinding sel pada umumnya.
2) Habitat
Hidup di air tawar, laut, dan daratan yang lembab sebagai plankton atau bentos.
3) Cara hidup
Diatom termasuk organisme autotrof karena memiliki pigmen-pigmen fotosintesis.
Pigmen fotosintensisnya adalah klorofil a, klorofil c, karoten, fukosantin, diatoksantin,
dan diadi-noksantin.
4) Reproduksi
Reproduksi diatom terjadi secara seksual dan aseksual. Pada saat diatom bereproduksi
secara aseksual melalui mitosis, hipoteka dan epiteka memisah. Setiap bagian akan
membentuk bagian baru di dalam bagian yang lama. Artinya, hipoteka sel lama menjadi
epiteka sel baru dan epiteka sel lama tetap menjadi epiteka sel baru. Jadi, salah satu sel
anakan berukuran tetap, sedangkan satu sel anakan lainnya berukuran lebih kecil daripada
sel induknya. Pembelahan mitosis terus berlangsung sampai terbentuk sel anakan yang
berukuran sekitar 30% dari besar sel aslinya. Setelah mencapai ukuran minimum
tersebut, diatom kemudian bereproduksi secara seksual. Sel diatom menghasilkan sperma
dan telur. Sperma kemudian bergabung dengan telur membentuk zigot. Zigot akan
tumbuh dan berkembang menjadi berukuran normal seperti aslinya. Setelah diatom
mencapai ukuran normal, diatom akan kembali melakukan reproduksi aseksual melalui
pembelahan mitosis.
2) Habitat
Habitat alga ini di air tawar, air laut, dan tanah-tanah yang basah. Ada pula yang hidup di
tempat yang kering.
3) Cara hidup
Alga hijau hidup secara autotrof. Alga ini berwarna hijau karena adanya klorofil a, b,
beta-karoten, dan santofil. Ada pula yang bersimbiosis dengan jamur membentuk lumut
kerak.
4) Reproduksi
Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan zoospora, yaitu spora yang dapat
bergerak atau berpindah tempat. Zoospora berbentuk seperti buah pir yang memiliki dua
sampai empat bulu cambuk, vakuola kontraktil, dan satu bintik mata berwarna merah
(stigma).
Reproduksi seksual berlangsung dengan konjugasi, yaitu bersatunya zigospora. Zigospora
tidak mempunyai alat gerak.
b) Ulva
Koloni Ulva membentuk suatu lembaran setebal dua sel, lebarnya beberapa cm dan
panjang 30 cm atau lebih. Ulva ditemukan pada air asin dan air payau, menempel pada
kayu-kayuan atau batu-batu karang sepanjang pantai.
Reproduksi aseksualnya dengan zoospora berflagela empat. Reproduksi seksualnya
terjadi dengan bersatunya sel kelamin jantan dan sel kelamin betina yang masing-masing
berbentuk seperti zoospora biasa. Akan tetapi, kedua jenis kelamin itu berukuran lebih
kecil daripada zoospora biasa dan masing-masing berflagela dua.
c) Chlorella
Chlorella hidup di air tawar, air laut, dan tempat yang basah. Bentuk Chlorella seperti
bola dengan kloroplas berbentuk seperti mangkuk.
Chlorella berpotensi menjadi sumber makanan baru karena beberapa hal berikut.
(1) Dalam lingkungan yang baik, perkembangbiakan berlangsung cepat. Suhu ideal
untuk fotosintesisnya ialah sekitar 25 °C.
(2) Jika dalam kulturnya dimasukkan zat organik sederhana, yaitu karbon dioksida dan
cahaya, alga ini akan berfotosintesis dan menghasilkan karbohidrat, protein, serta lemak.