ACARA 8
“AMILUM PADA DAUN KERSEN (Muntingia calabura)”
LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI TERAPAN
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
2020
ACARA 8
A. Tujuan
B. Tinjauan Pustaka
1. Karbohidrat
Karbohidrat adalah Polihidroksi aldehida dan Polihidroksi keton atau
zatzat yang bila dihidrolisis akan menghasilkan derivat senyawa-senyawa
tersebut. Suatu kharbohidrat tergolong aldehida ( CHO ), jika oksigen
karbonil berikantan dengan suatu atom karbon terminal dan suatu keton ( C =
O ) jika oksigen karbonil berikatan dengan suatu karbon internal. Pada
umumnya karbohidrat merupakan zat padat berwarna putih, yang sukar larut
dalam pelarut organik, tetapi larut dalam air ( kecuali beberapa sakarida ).
Sebagian besar karbohidrat dengan berat melekul yang rendah, manis
rasanya. Karena itu, juga digunakan istilah gula untuk zat-zat yang tergolong
karbohidrat (Amstrong, 1995).
Terdapat tiga golongan karbohidrat yang utama yaitu : monosakarida,
oligosakarida dan polisakharida. Kata sakarida diturunkan dari bahasa
Yunani yang berarti gula. Monosakarida atau gula sederhana, terdiri dari
hanya satu unit polisakharida aldehida atau keton. D-glukosa adalah
monosakarida yang paling banyak dijumpai di alam. Oligosakarida (bahasa
Yunani oligos yang artinya sedikit ) terdiri dari rantai pendek unit
monosakarida yang digabungkan bersamasama oleh ikatan kovalen.
Diantaranya yang paling dikenal adalah disakarida yang mempunyai dua unit
monosakarida. Teristimewa adalah sukrosa (gula tebu) yang terdiri gula D-
glukosa dan D-fruktosa yang digabungkan oleh ikatan kovalen. Kebanyakan
oligo sakarida yang mempunyai tiga atau lebih unit monosakarida tidak
terdapat secara bebas, tetapi digabungkan sebagai rantai samping polipeptida
pada proteoglikan. Polisakharida terdiri dari rantai panjang yang mempunyai
ratusan atau ribuan unit monosakarida. Beberapa polisakharida seperti
selulosa, mempunyai rantai lenier, sedangkan yang lain seperti amilum (pati)
dan glikogen mempunyai rantai yang bercabang.Polisakharida yang paling
banyak dijumpai pada dunia tanaman yaitu pati dan selulosa . Nama semua
monosakarida dan disakarida berakhiran –Osa (Lehninger, 1988).
2. Amilum
Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam
air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan
utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa
(sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang. Pati adalah suatu
polisakarida yang mengandung amilosa dan amilopektin. Amilosa merupakan
polisakarida berantai lurus bagian dari butir-butir pati yang terdiri atas
molekul-molekul glukosa -1,4-glikosidik. Amilosa merupakan bagian dari
pati yang larut dalam air, yang mempunyai berat molekul antara 50.000 -
200.000, dan bila ditambah dengan iodium akan memberikan warna biru. Pati
tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin, dalam
komposisi yang berbeda-beda. Amilosa memberikan sifat keras (pera)
sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket. Amilosa memberikan
warna ungu pekat pada tes iodin sedangkan amilopektin tidak bereaksi.
Penjelasan untuk gejala ini belum pernah bisa tuntas dijelaskan. Amilum
terdiri dari 20% bagian yang larut air (amilosa) dan 80% bagian yang tidak
larut air (amilopektin). Hidrolisis amilum oleh asam mineral menghasikan
glukosa sebagai produk akhir secara hampir kuantitatif (Astuti, 2009).
Amilopektin merupakan polisakarida bercabang bagian dari pati,
terdiri atas molekul-molekul glukosa yang terikat satu sama lain melalui
ikatan 1,4-glikosidik dengan percabangan melalui ikatan 1,6-glikosidik pada
setiap 20 - 25 unit molekul glukosa. Amilopektin merupakan bagian dari pati
yang tidak larut dalam air dan mempunyai berat molekul antara 70.000
sampai satu juta. Amilopektin dengan iodium memberikan warna ungu hingga
merah (Lehninger, 1988). atau asam dilakukan oleh asam atau enzim. Jika pati
dipanaskan dengan asam akan terurai menjadi molekul-molekul yang lebih
kecil secara berurutan dan hasilnya adalah glukosa. Perbedaannya adalah jika
pada hidrolisa amilum dengan menggunakan enzim menghasilkan maltosa,
sedangkan pada hidrolisa amilum dengan menggunakan asam dapat langsung
menghasilkan glukosa. Maltosa merupakan hasil antara dalam proses
hidrolisis amilum dengan asam maupun dengan enzim. Maltosa mudah larut
dalam air dan mempunyai rasa lebih manis daripada laktosa, tetapi kurang
manis daripada sukrosa. Pati Dextri Maltosa Glukosa Ada beberapa tingkatan
dalam reaksi di atas. Molekul-molekul pati mula-mula pecah menjadi unit-
unit rantaian glukosa yang lebih pendek yang disebut dextrin. Dekstrin adalah
karbohidat yang dibentuk selama hidrolisis pati menjadi gula oleh panas, asam
atau enzim. Dekstrin ini dipecah lebih jauh menjadi maltosa (dua unit
glukosa) dan akhirnya maltosa pecah menjadi glukosa (Poedjadi, 1994).
3. Fotosintesis
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis
yang berarti menyusun. Jadi fotosintesis dapat diartikan sebagai suatu
penyusunan senyawa kimia kompleks yang memerlukan energi cahaya.
Sumber energi cahaya alami adalah matahari. Proses ini dapat berlangsung
karena adanya suatu pigmen tertentu dengan bahan CO 2 dan H2O (Lakitan,
2007).
Fotosintesis merupakan suatu proses biologi yang kompleks, proses ini
menggunakan energi dan cahaya matahari yang dimanfaatkan oleh klorofil
yang terdapat dalam kloroplas. Seperti halnya mitokondria, kloroplas
mempunyai membran luar dan membran dalam. Membran dalam mengelilingi
suatu stroma yang mengandung enzim-enzim yang larut dalam struktur
membran yang disebut tilakoid. Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain: air (H2O), konsentrasi CO2, suhu, umur daun, translokasi
karbohidrat dan cahaya. Tetapi yang menjadi faktor utama fotosintesis agar
dapat berlangsung adalah cahaya, air, dan karbondioksida (Salisbury dan
Ross, 1992).
6. Alkohol
Alkohol merupakan senyawa seperti air yang satu hidrogennya diganti
oleh rantai atau cincin hidrokarbon. Sifat fisis alkohol, alkohol mempunyai
titik didih yang tinggi dibandingkan alkana-alkana yang jumlah atom C-nya
sama. Hal ini disebabkan antara molekul alkohol membentuk ikatan hidrogen.
Rumus umum molekul R – OH, dengan R adalah suatu alkil baik alifatis
maupun siklik. Dalam alkohol, semakin banyak cabang semakin rendah titik
didihnya. Sedangkan dalam air, metanol, etanol, propanol mudah larut dan
hanya butanol yang sedikit larut. Alkohol dapat berupa cairan encer dan
mudah bercampur dengan air dalam segala perbandingan (Brady, 1999).
Berdasarkan jenisnya, alkohol ditentukan oleh posisi atau letak gugus
OH pada rantai karbon utama karbon. Ada tiga jenis alkohol, antara lain:
alkohol primer, alkohol sekunder dan alkohol tersier. Alkohol primer yaitu
alkohol yang gugus –OHnya terletak pada C primer yang terikat langsung
pada satu atom karbon yang lain contohnya: CH3CH2CH2OH (C3H7O).
Alkohol sekunder yaitu alkohol yang gugus –OHnya terletak pada atom C
sekunder yang terikat pada dua atom C yang lain. Alkohol tersier adalah
alkohol yang gugus –OHnya terletak pada atom C tersier yang terikat
langsung pada tiga atom C yang lain (Fessenden dan Fessenden, 1997).
7. Indikator JKJ
Proses fotosintesis terbentuk karbohidrat amilum. Terbentuknya
amilum dapat dideteksi dengan larutan JKJ (Jodium Kalium Kolida) (Kimball,
1998). Adanya amilum dapat dibuktikan dengan pengujian yodium. Amilum
hanya terdapat pada bagian-bagian daun yang hijau dan terkena sinar. Warna
biru kehitaman pada daun saat daun ditetesi larutan JKJ menandakan adanya
amilum (Saktiyono, 2004). JKJ berfungsi sebagai indikator atau petunjuk
untuk mengetahui adanya larutan amilum atau glukosa. JKJ dapat bekerja
apabila adanya kandungan zat amilum (Campbell dkk, 2002).
C. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah Alumunium foil,
kater, penjepit tabung reaksi, korek api, spatula, pipet tetes, gelas beaker,
gelas kimia, kaki tiga, kawat kasa, Bunsen.
D. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah
Aquades, etanol 95%, larutan lugol, daun kersen (Muntingia calabura)
E. Cara Kerja
Adapun langkah kerja dari praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Daun kersen sebanyak 2 lembar di rebus sampai daun layu dan air
berubah warna
2. Kedua daun kemudian di masukan pada larutan alkohol yang sudah
mendidih sampai daun berwarna putih yang menandakan klorofil telah larut.
3. Daun kersen yang sudah di masukan kedalam alcohol yang mendidih
kemudian di cuci dengan air bersih
4. Daun yang sudah bersih kemudian 1 daun ditetesi dengan larutan JKJ
dan 1 daun di bungkus dengan alumunium foil.
5. Terakhir diamati perubahan warna pada daun dengan 2 perlakuan
F. Hasil dan Pembahasan
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis
yang berarti penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat
organik H2O dan CO2 menjadi senyawa organik yang kompleks yang
memerlukan cahaya. Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang
mempunyai klorofil, yaitu pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi
cahaya matahari[ CITATION Kim02 \l 1033 ]
Amilum adalah bentuk lain dari glukosa yang merupakan hasil dari
fotosintesis yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan
menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan
energi cahaya matahari. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi
yang dihasilkan dalam fotosintesis, sehingga menjadi sangat penting bagi
kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar
oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi
melalui fotosintesis disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah
satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO 2
diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain
yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui
kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang[ CITATION
Dar83 \l 1033 ].
Warna Daun
No Pengamatan Tidak
Ditutup
ditutup
Sebelum perlakuan Hijau tua Hijau tua
1
Setelah direbus dengan Hijau Hijau
2 alkohol kekuningan kekuningan
Amstrong, F. B. 1995. Buku Ajar Biokimia. Edisi ketiga alih bahasa dr.
R.F. Maulany, MSc. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Andrews N R. 2008. The effect and interaction of enhanced nitrogen deposition
and reduced light on the growth of woodland ground flora.
Lehninger, A. L. 1988. Dasar-Dasar Biokimia Jilid I Alih Bahasa Dr. Ir. Maggy
Thenawidjaja. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Poedjadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : Universitas Indonesia.
Saktiyono. 2004. Sains Biologi SMP Untuk Kelas VIII. Jakarta: Esis.
Salisbury, F. B. dan C. W. Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3 Edisi
Keempat. Bandung: ITB.
Setyanti, Y. H., Anwar, S., dan Slamet, W. 2013. “Karakteristik Fotosintetik dan
Serapan Fosfor Hijauan Alfalfa (Medicago sativa) pada Tinggi
Pemotongan dan Pemupukan Nitrogen yang Berbeda”. Animal
Agriculture Journal. Vol 2 No 1.