Anda di halaman 1dari 25

Suatu daun yang pada tangkainya bercabang-cabang, dan pada

tangkai ini baru terdapat helaian sehingga pada satu tangkai terdapat
lebih dari satu helaian daun dinamakan daun majemuk. Pada daun majemuk
dapat dibedakan menjadi ibu tangkai daun (petioles communis), tangkai
anak daun (petiololus) dan anak daun (foliolum).

Berdasarkan susunan anak daun pada ibu tangkainya, daun


majemuk dapat dibedakan dalam empat golongan, yaitu:

A. Daun majemuk menyirip ( pinnatus )

Daun majemuk menyirip adalah daun majemuk yang anak daunnya


terdapat di kanan kiri ibu tangkai daun sehingga tersusun seperti sirip
pada ikan. Daun majemuk menyirip dapat dibedakan beberapa macam, yaitu:

1) Daun majemuk menyirip beranak satu (unifoliatus)

2) Daun majemuk menyirip genap (abrupte pinnatus)

3) Daun majemuk menyirip gasal (imparipinnatus)

B. Daun majemuk menjari ( palmatus )

Daun majemuk menjari adalah daun majemuk yang semua anak daunnya
tersusun memencar pada ujung ibu tangkai seperti letaknya jari-jari pada
tangan. Berdasarkan jumlah anak daunnya, daun majemuk menjari dapat
dibedakan sebagai berikut:

1) Beranak daun satu (bifoliolatus)

2) Beranak daun tiga (trifoliolatus)

3) Beranak daun lima (quinquefoliolatus)

4) Beranak daun tujuh (septemfoliolatus)


C. Daun majemuk bangun kaki ( pedatus )

Daun ini memiliki susunan seperti daun majemuk menjari, tetapi


dua anak daun yang paling pinggir tidak duduk pada ibu tangkai,
melainkan pada tangkai anak daun yang ada di sampingnya.

D. Daun majemuk campuran ( digitato pinnatus )

Daun majemuk campuran adalah suatu daun majemuk ganda yang mempunyai
cabang-cabang ibu tangkai memencar seperti jari dan terdapat pada
ujung ibu tangkai daun, tetapi pada cabang cabang ibu tangkai ini
terdapat anak-anak daun ayang tersususn menyirip. Jadi daun majemuk
campuran adalah campuran .1 Daun Majemuk (Folium Compositum)

Daun merupakan bagian pokok yang dimiliki oleh tumbuhan. Jika


diperhatikan, daun pada berbagai jenis tumbuhan akan terlihat (Tjitrosoepomo,
2009:49) :

· Pada tangkai daunnya hanya terdapat satu helaian daun saja. Daun yang
demikian dinamakan daun tunggal (folium simplex).

· Tangkainya bercabang-cabang dan pada cabang tangkai ini terdapat helaian


daun, sehingga pada satu tangkai terdapat lebih dari datu helaian daun. Daun
dengan susunan yang demikian disebut daun majemuk (folium compositum).

Menentukan perbedaan daun tunggal dan daun majemuk dilihat dari


kedudukannya pada batang. Jika pada tangkai daunnya hanya terdapat satu helaian
daun saja, maka daun tersebut dinamakan daun tunggal. Sedangkan jika tangkai
daunnya bercabang-cabang, maka daun tersebut dinamakan daun majemuk. Daun
majemuk secara keseluruhan merupakan struktur tunggal secara utuh yang terdiri dari
satu helaian daun (lamina) dan satu tangkai daun (petiolus). Struktur tunggal tersebut
termodifikasi menjadi beberapa helai daun disebut sebagai anak daun
(Rosanti.2013:37).
Bila dilihat sekilas, satu tangkai daun majemuk terlihat sebagai beberapa
tangkai daun yang berukuran kecil. Perbedaan antara daun tunggal dan majemuk
dapat dilihat pada gambar 1 dan 2 (Rosanti.2013:37).

(a) (b)

Gambar 1. (a) Daun Majemuk Menyirip dan (b) Daun tunggal yang duduk
pada tangkai

(a) (b)

(a) (b)

Gambar 2. (a) Daun tunggal bertulang menjari dan (b) Daun majemuk menjari
Gambar 1 memperlihatkan posisi daun pada batang suatu tumbuhan. Terlihat
dengan jelas posisi satu tangkai daun yang duduk pada batang. Perbedaan terletak
pada jumlah daun dalam satu tangkai daun. Pada gambar (a) terlihat dalam satu
tangkai daun terdapat beberapa anak daun, sedangkan pada gambar (b) terlihat dalam
satu tangkai daun hanya mendukung satu helai daun, hanya letaknya pada buku
batang berpasangan, seolah-olah seperti daun majemuk (Rosanti.2013:38).

Gambar 2 memperlihatkan suatu tangkai daun. Perbedaan terletak pada


jumlah daun dalam satu tangkai daun. Pada gambar (a) terlihat dalam satu tangkai
daun hanya mendukung satu helai daun tunggal yang bertulang menjari, sedangkan
pada gambar (b) terlihat dalam satu tangkai daun terdiri dari banyak daun-daun kecil
yang tersusun secara menjari. Daun daun kecil inilah yang disebut sebagai anak-anak
daun. Setiap helaian anak daun didukung oleh satu tangkai anak daun
(Rosanti.2013:38).

Banyak daun yang berukuran sangat besar merupakan daun majemuk atau
majemuk ganda. Adaptasi struktural ini memungkinkan daun yang besar untuk
menahan embusan angin yang kuat agar tidak mengalami terlalu banyak sobekan. Hal
itu mungkin juga dimaksudkan agar beberapa patogen (organisme dan virus penyebab
penyakit) yang menyerang daun hanya menyebar pada satu anak daun, bukan
keseluruh bagian daun (Campbell, 2008:318).

Pada suatu daun majemuk dapat dibedakan bagian-bagian berikut


(Tjitrosoepomo, 2009:50) :

1. Ibu tangkai daun (potiolus communis), yaitu bagian daun majemuk yang
menjadi tempat duduknya helaian-helaian daunnya, masing-masing
dinamakan anak daun (foliolum). Ibu tangkai daun ini dapat dipandang
merupakan penjelmaan tangkai daun tunggal ditambah dengan ibu tulangnya,
oleh karena itu kuncup ketiak pada tumbuhan yang memiliki daun majemuk,
letaknya juga di atas pangkal ibu tangkai pada batang.

2. Tangkai anak daun (petiololus), yaitu cabang-cabang ibu tangkai yang


mendukung anak daun. Bagian ini dapat dianggap sebagai penjelmaan
pangkal suatu tulang cabang pada daun tunggal, oleh sebab itu di dalam
ketiaknya tak pernah terdapat suatu kuncup.

3. Anak daun (foliolum). Bagian ini sesungguhnya adalah bagian-bagian


helaian daun yang karena dalam dan besarnya toreh menjadi terpisah-pisah.
Anak daun pada suatu daun majemuk lazimnya mempunyai tangkai yang
pendek saja atau hampir duduk pada ibu tangkai, misalnya pada daun seledri
(Apium graveolens L.). Ada kalanya anak daun mempunyai tangkai yang
cukup panjang dan jelas kelihatan, misalnya pada daun mangkokan
(Nothoponax scutellarium Merr.)

Karena suatu daun majemuk dapat dipandang berasal dari suatu daun
tunggal, maka dapat ditemukan bagian-bagian lain seperti upih daun(vagina), seperti
daun pinang (Areca catechu L.) dan dapat pula ditemukan sepasang daun penumpu,
misalnya pada daun mawar (Rosa sp.) dan daun kacang kapri (Pisum sativum L.)
(Tjitrosoepomo, 2009:51).

Sebagai tambahan dapat juga dikemukakan (Tjitrosoepomo, 2009:51):

a. Pada satu daun majemuk semua anak daun terjadi bersama-sama dan
biasanya pun rontok bersama-sama pula.

b. Pada suatu daun majemuk terjadi pertumbuhan yang terbatas, artinya idak
bertambah panjang lagi dan ujungnya tidak mempunyai kuncup. Suatu
cabang biasnya selalu bertambah panjang dan mempunyi sebuah kuncup di
ujungnya.
Gambar 3. Struktur daun majemuk

Gambar 4.
Struktur daun
majemuk menyirip
Gambar 5. Struktur daun majemuk menjari

Ibu tangkai daun (petiolus communis), merupakan tempat melekatnya anak


daun dan tangkainya. Anak daun (foliolum), yang terdiri dari lebih dari satu helai,
yang didukung oleh tangkai anak daun. Kadang-kadang anak daun tidak memiliki
tangkai. Tangkai anak daun (petiololus), merupakan tempat melekatnya anak daun,
umumnya berukuran pendek, hampir tidak terlihat (Rosanti.2013:39).

Walaupun demikian selalu ada hal-hal yang jika kurang seksama


pemeriksaanya dapat menyesatkan, misalnya (Tjitrosoepomo, 2009:52):

a) Pada pohon cerme (Phyllanthus acidus Skeels) dan


belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.). Kedua pohon ini
memiliki daun majemuk, tetapi daun majemuk ini sampai
agak lama masih memperlihatkan pertumbuhan memanjang,
sehingga anak daunnya mempunyai umur yang berbeda,
maka tidak luruh berbarengan. Sering dilihat anak daun pada pangkal ibu tangkai sudah
runtuh, sedang pada ujungnya masih ada anak daun yang kelihatan segar (masih hijau).

Gambar 6. Cerme (Phyllanthus acidus Skeels)

b) Pada tumbuhan meniran (Phyllanthus niruri L. ) dan katu (Sauropus androgynus Merr.)
terdapat cabang-cabang dengan daun tunggal yang berseling, yang tumbuh mendatar dari
batang pokok dan terbatas pertumbuhannya (tidak bertambah panjang lagi). Cabang-
cabang berdaun ini akan dikira daun majemuk, tetapi dugaan itu keliru karena dari ketiak
daunnya pada waktu tertentu akan keluar bunga yang kemudian jadi buah juga. Jika itu
daun majemuk, maka tidak mungkin ditemukan daun dan buah.

Gambar 7. Meniran (Phyllanthus niruri L.)

Menentukan jenis daun majemuk, yang harus diperlihatkan adalah posisi


anak-anak daun terhadap ibu tangkai daunnya (Rosanti.2013:40). Menurut susunan
anak daun pada ibu tangkainya, daun majemuk dapat dibedakan dalam beberaa
golongan (Tjitrosoepomo, 2009:52) :

1. Daun majemuk menyirip (pinnatus).

2. Daun majemuk menjari (palmatus).

3. Daun majemuk bangun kaki (pedatus).

4. Daun majemuk campuran (digitato pinnatus).


Gambar 8. Macam-macam daun majemuk

2.2 Daun Majemuk Menyirip (Pinnatus)


Sesuai dengan konsep
’menyirip’, daun majemuk
menyirip memiliki anak-anak
daun yang tersusun di kiri dan
kanan ibu tangkai daun (petiolus
communis). Biasanya daun-daun
majemuk menyirip memiliki
ukuran anak daun yang kecil (Gambar 9.) (Rosanti.2013:40).

Gambar 9. Daun majemuk menyirip pada meniran (kiri) dan asam (kanan)

Bila diperhatikan secara terperinci, berdasarkan kedudukan anak daun pada


tangkainya, daun majemuk menyirip dibedakan menjadi beberapa kategori, yaitu
daun majemuk menyirip beranak daun satu (unifoliolatus), daun majemuk menyirip
genap (abrupte pinnatus) dan daun majemuk menyirip ganjil (imparipinnatus)
(Rosanti.2013:40).

1. Daun Menyirip Beranak Daun Satu (Unifoliolatus)


Tanpa penyelidikan yang teliti daun majemuk menyirip beranak daun satu
tentu akan disebut sebagai daun tunggal, tetapi disini tangkai daun memperlihatkan
suatu persendian (articulation), jadi helaian daun tidak langsung terdapat pada ibu
tangkai. Sesungguhnya pada daun ini juga terdapat lebih dari satu helaian daun,
hanya saja yang lainnya telah tereduksi , sehingga tinggal satu anak daun saja. Daun
yang demikian ini biasanya kita dapati pada berbagai jenis pohon jeruk ,a.i . jeruk
besar (Citrus maxima Merr.) , jeruk nipis (Citrus aurantifolia Sw.) (Tjitrosoepomo,
2009:55).

Gambar 10. Daun majemuk


menyirip beranak daun satu pada daun
jeruk

2. Daun Majemuk Menyirip Genap


(Abrupte Pinnatus)

Pada daun majemuk menyirip genap, anak-anak daun tersusun dalam jumlah
genap dikiri-kanan ibu tangkai daun, sehingga tersusun secara berpasangan. Ciri lain
untuk daun majemuk yang memiliki jumlah anak daun sangat banyak dapat dilihat
pada ibu tangkai daun. Bila pada ujung ibu tangkai daun terputus, maka dapat
dipastikan bahwa daun tersebut merupan daun majemuk menyirip genap. Contohnya
dapat dilihat pada daun asam (Tamarindus indica), ketepeng (Casia tora), lamtoro
(Leucaena glauca) (Rosanti.2013:41).
Gambar 11. Daun majemuk menyirip genap pada daun lamtoro

3. Daun Majemuk Menyirip Ganjil(Imparipinnatus)

Pada daun majemuk menyirip ganjil, anak-anak daun tersusun dalam jumlah
ganjil di kiri kanan ibu tangkai daun, sehingga tersusun tidak berpasangan. Ciri lain
untuk jumlah anak-anak daun sangat banyak dan tidak bisa dihitung dapat dilihat
pada ujung ibu tangkai daun. Bila pada ujung ibu tangkai daun tidak terputus dan
ditemukan satu anak daun, maka dapat dipastikan bahwa daun tersebut merupakan
daun majemuk menyirip ganjil. Contohnya dapat dilihat pada daun belimbing
(Averrhoa belimbi), mawar (Rosa sp.), katuk (Saoropus androgynus), angsana
(Pterocarpus indicus), cermai (Phyllanthus acidus) dan sebagainya (Rosanti.2013:41).

Gambar
12. Daun
majemuk
menyirip ganjil

Selain itu daun majemuk menyirip dapat dibedakan menurut duduknya


anak-anak daun pada ibu tangkai dan menurut besar kecilnya anak-anak daun pada
satu ibu tangkai. Sehingga dapat dikelompokkan menjadi (Tjitrosoepomo, 2009:56) :
a. Daun majemuk menyirip dengan anak daun yang berpasang-pasangan,
yaitu jika duduknya anak daun pada ibu tangkai berhadap-hadapan.

Gambar 13. Daun majemuk menyirip gasal dengan jumlah anak daun yang gasal
pada Rosa sp.

b. Menyirip berseling, yaitu jika anak daun pada ibu tagkai duduknya
berseling.
Gambar 14. Daun majemuk menyirip gasal dengan jumlah anak daun yang genap pada
Litchi chinensis Sonn.

c. Menyirip berselang-seling (interrupte pinnatus), yaitu anak-anak daun pada


ibu tangkai berselang-seling pasangan anak daun yang lebar dengan
passangan anak daun yang sempit, misalnya pada anak daun tomat (Solanum
lycopersicumL.).

Gambar 15. Daun tomat (Solanum lycopersicumL.)


Pada suatu daun majemuk dapat dilihat, bahwa anak daun tidak langsung
duduk pada ibu tangkainya, melainkan pada cabang ibu tangkai. Dalam hal yang
demikian daun majemuk dinamakan daun majemuk rangkap atau daun majemuk
ganda. Biasanya hanya daun menyiriplah yang dapat mempunyai sifat tersebut.
(Tjitrosoepomo, 2009:58)

Daun majemuk menyirip ganda dapat dibedakan menjadi daun majemuk


menyirip ganda dua (bipinnatus), daun majemuk menyirip ganda tiga (tripinnatus),
dan daun menyirip ganda empat (quadrapinnatus) (Rosanti.2013:42).

Pada daun majemuk menyirip ganda dua (bipinnatus), anak-anak daun duduk
pada cabang tingkat pertama dari ibu tangkai daun. Contohnya adalah daun asam
(Tamarindus indica), lamtoro (Leucaena glauca), dan sebagainya (Rosanti.2013:42).

Gambar 16. Gambar detail daun majemuk menyirip ganda dua


Gambar 17. Daun majemuk menyirip ganda dua pada daun asam (Tamarindus
indica)

Pada daun majemuk menyirip ganda tiga (tripinnatus) yang sketsanya


diperlihatkan pada Gambar 18, anak-anak daun berada pada cabang tingkat kedua
dari ibu tangkai daun. Contoh tanaman dengan daun majemuk menyirip ganda tiga
adalah sangitan (Sambucus javanica) (Rosanti.2013:42).

Gambar 18. Sketsa daun majemuk menyirip ganda tiga

Pada daun majemuk menyirip ganda empat (quadrapinnatus), anak-anak daun


berada pada cabang tingkat ketiga dari ibu tangkai daun. Contohnya dapat dilihat
pada daun kelor (Moringa oleifera) yang ditunjukkan pada gambar 1.13
(Rosanti.2013:43).

Gambar 19. Daun majemuk menyirip ganda empat pada Moringa oleifera.

Pada umunya jarang ditemukan daun yang menyirip ganda lebih dari tiga. Daun yang
menyirip ganda dibedakan lagi dalam (Tjitrosoepomo, 2009:59):

a. Menyirip ganda dengan sempurna, yaitu jika tidak ada satu anak daun pun
yang duduk pada ibu tangkai. Biasanya yang termasuk kelompok ini adalah
daun majemuk yang menyirip genap. Contoh dari daun majemuk menyirip
genap ganda dua dengan sempurna adalah bunga merak (Caesalpinia
pulcherrima Sw.) dan daun lamtoro (Leucaena glauca Benth).
Gambar 20. Daun Bunga Merak (Caesalpinia pulcherrima Sw.)

b. Menyirip ganda tidak


sempurna, jika masih ada
anak daun yang duduk
langsung pada ibu tangkainya.
Kelompok daun ini biasanya
hanya daun majemuk yang
menyirip gasal saja. Contoh dari daun majemuk meyirip gasal ganda dua
tidak sempurna yaitu daun kirinyu (Sambucus javanicaBl.) dan daun
majemuk menyirip gasal rangkap tiga tidak sempurna contohnya daun kelor
(Moringa oleiferaLamk.)
(a) (b)

Gambar 21. (a) Daun kirinyu (Sambucus javanicaBl.) dan (b) Daun kelor
(Moringa oleiferaLamk.)

2.3 Daun Majemuk Menjari (Palmatus atau Digitatus)

Cara untuk menentukan apakah suatu daun memiliki struktur daun majemuk
menjari, hampir sama dengan menentukan sistem tulang daun menjari. Pada daun
majemuk menjari, yang harus diperhatikan adalah susunan ana-anak daun yang
berpencar dari ujung ibu tangkai daun, seperti pada jari-jari tangan (Rosanti.2013:43).

Daun majemuk menjari dapat dibedakan berdasarkan jumlah anak-anak


daunnya. Jika anak daun berjumlah dua, maka daun majemuk seperti ini dinamakan
daun majemuk menjari beranak daun dua (bifolialatus), di mana pada ujung ibu
tangkai daun terdapat dua anak daun, misalnya daun nam-nam (Cynometra cauliflora
L.) (Rosanti.2013:43).
Gambar 22. Daun majemuk menjari beranak daun dua pada Cynometra caulifloraL.

Jika anak daun berjumlah tiga, maka daun majemuk seperti ini dinamakan
daun majemuk menjari beranak daun tiga (trifoliolatus), di mana pada ujung ibu
tangkai terdapat tiga anak daun, misalnya karet (Hevea brasiliensis L.)
(Rosanti.2013:43).

Gambar 23. Daun majemuk menjari beranak daun tiga pada Hevea brasiliensis

Jika anak daun berjumlah lima, maka daun majemuk seperti ini dinamakan
daun majemuk menjari beranak daun lima (quinquefoliolatus), di mana pada ujung
ibu tangkai terdapat lima anak daun, misalnya daun maman (Gynandropsis
pentaphylla D.C.) (Rosanti.2013:44).

Gambar 24. Daun majemuk menjari beranak daun lima

Jika anak daun berjumlah tujuh, maka daun majemuk seperti ini dinamakan
daun majemuk menjari beranak daun tujuh (septemfoliolatus), di mana ada tujuh anak
daun pada ujung ibu tangkainya, misalnya daun kapuk (Ceiba petandra Gaertn.)
(Rosanti.2013:44).
Gambar 25. Daun majemuk menjari beranak daun tujuh

Jika daun majemuk menjari mempunyai tujuh anak daun atau lebih, maka
dapat dikatakan saja beraanak daun banyak (polyfoliolatus), tidak usah lagi dihitung
jumlah anak daun yang tepat, seperti misalnya pada daun randu (Ceiba
pentandraGaerthn.) dan daun walisongo (Schefflera grandiflora) (Tjitrosoepomo,
2009:62).

Gambar 26. Daun majemuk menjari beranak daun banyak pada daun walisongo

Seperti halnya dengan daun majemuk


menyirip yang menyiripnya dapat bersifat
ganda, maka dapat pula terjadi daun majemuk
menjari yang bersifat ganda, misalnya daun
majemuk menjari beranak daun tiga ganda dua (biternatus)yaitu Aegopodiumdan
Aquilegia vulgaris(Tjitrosoepomo, 2009:63)

(a)

(b)

Gambar 27. (a) Daun Aegopodium dan (b)


Daun Aquilegia vulgaris

2.4 Daun Majemuk Bangun Kaki (Pedatus)

Susunan daun majemuk bangun kaki hampir sama dengan susunan daun
majemuk menjari. Perbedaan dapat dilihat pada dua anak daun terakhir, yang
biasanya terletak di dekat ibu tangkai daun, tidak duduk pada ibu tangkai, melainkan
pada tangkai anak daun disampingnya, sehingga seolah-olah memiliki kaki yang
menunjang daun di sampingnya. Daun majemuk bangun kaki biasanya terdapat pada
tumbuh-tumbuhan dari familia Araceae, seperti daun raspberi (Rubus sp.), arisema
(Arisaema filiforme) (Rosanti.2013:45).

Gambar 28. Struktur daun majemuk bangun kaki pada Arisaema sp.
Gambar 29. Daun majemuk bangun kaki pada raspberi (Rubus sp.)

2.5 Daun Majemuk Campuran (Digitatopinnatus)

Struktur daun majemuk ini merupakan perpaduan dari daun majemuk menjari
dan daun majemuk menyirip. Pada ujung ibu tangkai daun tersusun cabang-cabang
yang terpencar seperti jari. Pada cabang-cabang tersebut duduk anak-anak daun yang
tersusun menyirip. Karena itulah daun majemuk seperti ini disebut sebagai daun
majemuk campuran. Contoh tumbuhan yang memiliki daun majemuk seperti ini
adalah daun putri malu (Mimosa pudica) (Rosanti.2013:46).
Gambar 30. Daun majemuk campuran pada daun putri malu (Mimosa pudica)

Jika diteliti benar, ternyata daun sikejut tidak merupakan daun majemuk
campuran sejati, tetapi adalah daun majemuk menyirip genap ganda dua yang
sempurna. Hanya saja pada daun diletak kedua pasang cabang ibu tangkainya tadi
sedemikian dekat satu ama lain, hingga seakan-akan terdapat empat cabang tangkai
pada ujung ibu tangkai daunnya (Tjitrosoepomo, 2009:63).

susunan yang menjari dan menyirip.

Anda mungkin juga menyukai