Anda di halaman 1dari 8

JURNAL INKUIRI

ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 1, 2016 (hal 37-44)


http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains

PENGEMBANGAN HANDOUT BERBASIS TEAM ASSISTED


INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN
PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI
PEMBUATAN ETANOL SKALA
LABORATORIUM SMK
KIMIA INDUSTRI
Dina Ika Muliawati1, Sulistyo Saputro2 dan Sentot Budi Raharjo3
1 Program Studi Magister Pendidikan Sains Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 57126, Indonesia
lusiadinaika@gmail.com
2 Program Studi Magister Pendidikan Sains Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 57126, Indonesia
sulistyo68@yahoo.com
3 Program Studi Magister Pendidikan Sains Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 57126, Indonesia
sentotbr@yahoo.com

Abstrak

Tujuan penelitian dan pengembangan ini adalah 1) Mengembangkan Handout Kimia berbasis Team Assisted
Individualization (TAI), 2) Mengetahui kelayakan Handout Kimia berbasis TAI berdasarkan validasi ahli, 3)
Mengetahui efektivitas Handout Kimia berbasis TAI untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Penelitian dan
pengembangan handout menggunakan model prosedur Borg & Gall yang telah direduksi menjadi sembilan
tahapan. Hasil penelitian dan pengembangan menunjukkan: (1) hasil setiap langkah pengembangan handout
kimia berbasis TAI berdasarankan saran dari para ahli dan telah diujicobakan kepada calon pengguna, (2)
Kelayakan handout berbasis TAI pada materi Pembuatan Etanol Skala Laboratorium menurut para ahli
berkualifikasi baik, praktisi pendidikan diperoleh CV 0,87 yang menunjukkan handout layak digunakan; rata-
rata angket respon siswa dan guru diperoleh penilaian dengan kategori sangat baik (3) Handout kimia berbasis
TAI efektif meningkatkan hasil belajar pengetahuan dan sikap siswa.

Kata Kunci : Handout kimia, Team Assisted Individualization, Pembuatan Etanol Skala Laboratorium, hasil belajar
siswa

Pendahuluan Indonesia agar memiliki kemampuan hidup


sebagai pribadi dan warga negara yang
Pendidikan di Indonesia dibandingkan beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan
negara lain di sekitarnya masih memiliki afektif serta mampu berkontribusi pada
kualitas yang kurang. Salah satu usaha untuk kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia bernegara, dan peradaban dunia. Dalam
adalah dengan terus melakukan perbaikan kurikulum ini, guru berperan sebagai fasilitator
sistem pendidikan, yaitu dengan adanya pembelajaran, pelatih, kolaborator, navigator
perombakan dan pembaharuan kurikulum yang pengetahuan, mitra belajar, pembimbing dan
berkesinambungan mulai dari kurikulum 1968 konselor. Guru lebih banyak memberikan
sampai pada kurikulum 2013. Kurikulum 2013 alternatif dan tanggung jawab kepada setiap
bertujuan untuk mempersiapkan manusia siswa dalam proses pembelajaran.

37
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 1, 2016 (hal 37-44)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang relatif dari kalangan menengah ke bawah,
sebagai bentuk satuan pendidikan kejuruan sehingga informasi atau materi pembelajaran
merupakan pendidikan menengah yang hanya dapat diperoleh siswa di sekolah. Selain
mempersiapkan peserta didik untuk bekerja beberapa faktor diatas yang mempengaruhi
dalam bidang tertentu. Salah satu tujuannya proses pembelajaran di sekolah adalah
adalah membekali peserta didik agar memiliki ketidaktersediaannya buku teks pegangan baik
sikap ulet, tangguh dan professional sesuai bagi siswa atau guru yang belum cukup
bidang yang diminatinya. Tujuan tersebut memadai, menyebabkan materi pembelajaran
diimplementasikan dalam bentuk standar tidak dapat ditata secara terstruktur. Guru
kurikulum khusus SMK, disamping penerapan belum mempunyai patokan materi yang jelas,
konsep pendidikan yang ditanamkan di sekolah sehingga pengembangan materi tidak terarah.
mengenai kecakapan afektif, kognitif, dan Dari hasil wawancara dengan guru
psikomotorik. pada tanggal 8 Oktober 2013 diperoleh hasil
Materi kompetensi kejuruan pada bahwa dalam pembelajaran materi Kimia
kurikulum 2013 banyak mengalami perubahan Organik di SMK Negeri 2 Sukoharjo
dari kurikulum sebelumnya. Perbedaan materi mempunyai nilai rata-rata relatif rendah. Hal
ini terletak pada penambahan Kompetensi Inti ini terlihat pada nilai mata pelajaran kimia
dan Kompetensi Dasar. Kompetensi Inti organik sebesar 60,61 dengan presentase
mengintegralkan spiritual, sosial, pengetahuan ketuntasan 30%. Hal ini terjadi karena materi
dan ketrampilan. Materi yang ada diharapkan kurang dapat tersampaikan pada siswa secara
bersifat esensial dan relevan dengan menyeluruh mengingat batasan jam
kompetensi yang dibutuhkan serta sesuai pembelajaran yang ada. Selain itu siswa harus
dengan perkembangan peserta didik. mengetahui pengetahuan yang cukup luas
Selain mendapat mata pelajaran dalam memahami pembuatan bioetanol. Dalam
adaptif, SMK juga mempunyai mata pelajaran praktikumnya, kimia organik diperlukan
lain yaitu kompetensi kejuruan atau lebih instruksi-instruksi khusus agar pembuatan
dikenal dengan mata pelajaran produktif. Mata bioetanol mempunyai rendemen yang kecil.
pelajaran produktif adalah mata pelajaran yang Untuk meningkatkan prestasi belajar
khusus mempelajari masing-masing bidang siswa diperlukan pembelajaran yang
keahlian sesuai jurusan yang seharusnya lebih mengedepankan pengalaman personal melalui
menonjolkan ketrampilan siswa. Namun pada observasi (menyimak, melihat, membaca,
kenyataannya, mata pelajaran produktif masih mendengar), asosiasi, bertanya,
didominasi oleh teori. Padahal dalam menyimpulkan, mengkomunikasikan, dan lain-
pembelajaran kimia produktif sangat lain. Instruksi Team assisted individualization
memperhitungkan aspek psikomotorik atau (TAI) telah ditemukan efektif dalam
ketrampilan siswa. memfasilitasi pembelajaran matematika
Kualitas sekolah dapat dilihat dari (Slavin, 2008). TAI mengkombinasikan
pemenuhan Analisis Tingkat Pemenuhan 8 pembelajaran kooperatif dengan instruksi
SNP (Standar Nasional Pendidikan) yang telah program individu. Pembelajaran kooperatif
ditetapkan pemerintah berdasarkan PP No. 19 berarti belajar bersama di grup kecil yang
tahun 2005 tentang Standarisasi Pendidikan mempengaruhi tanggung jawab individu dan
Nasional. Namun masih banyak SMK yang tujuan umum grup. Di instruksi individu,
belum memenuhi 8 Standar tersebut. Dilihat bahan yang dipelajari disusun dan
dari pofil pemenuhan Standar Nasional dipresentasikan di unit kecil yang disebut
Pendidikan di SMK Negeri 2 Sukoharjo frames yang menyebabkan seseorang yang
diperoleh gap paling besar adalah standar semula tidak tahu menjadi tahu, dari konsep
sarana prasarana, standar proses dan standar simpel ke kompleks dalam area yang sama
kelulusan. Kekurang aktifan siswa dengan siswaa yang lain, membuat tanggapan
menyebabkan pembelajaran bersifat satu arah. yangbaik sehingga segera menerima informasi
Faktor lainnya adalah taraf ekonomi dari siswa (feed back) atau tanggapan yang cukup

38
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 1, 2016 (hal 37-44)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains

(Awofala, dkk). Salah satu solusi untuk Metode Penelitian


menciptakan pembelajaran bermakna adalah
dengan pemberian handout sebelum Model pengembangan yang digunakan
dimulainya proses pembelajaran. dalam pengembangan handout kimia berbasis
Handout biasanya dibuat untuk tujuan TAI ini adalah research and development atau
instruksional. Handout menjadikan penelitian pengembangan. Produk yang
pembelajaran portable dan enduring (mudah dikembangkan berupa handout kimia berbasis
dibawa kemana-mana dan abadi) dan dapat TAI pada materi pembuatan etanol skala
memuat kembali informasi yang telah didapat laboratorium.
siswa dan mengembangkan test bagi siswa. Langkah-langkah pada penelitian ini
Handout pada awalnya dibuat dengan tulisan merupakan reduksi dari sepuluh langkah
tangan. Guru menggunakan handout sebagai penelitian dan pengembangan yang
bahan diskusi untuk mendampingi ceramah dikembangkan oleh Borg & Gall (2007).
dan sebagai informasi tambahan yang tidak ada Kesepuluh langkah tersebut adalah: 1)
dalam ceramah (Mohammed Nazrul Islam, Penelitian dan pengumpulan data (research
2005). and information collecting), 2) Perencanaan
Dasar penyusunan handout yang (planning), 3) Pengembangan draf awal
dilengkapi LKS Terpadu materi unsur Kimia (develop preliminary from product), 4) Uji
Organik karena buku khusus materi kimia coba lapangan awal (preliminary field testing),
organik untuk kompetensi keahlian Kimia 5) Revisi hasil uji coba (main product
Industri belum ada di pasaran, Oleh karena itu revision), 6) Uji coba lapangan utama (main
perlu disusun dan dikembangkan handout field testing), 7) Penyempurnaan produk hasil
materi kimia organik yang berkualitas dan uji coba lapangan (operating product revision),
sesuai dengan kriteria penyusunan handout 8) Uji lapangan operasional (operational field
yang baik. Selain itu, pembahasan materi kimia testing), 9) Penyempurnaan dan produk akhir
organik dalam buku teks pelajaran di SMK (final product revision), 10) Desiminasi dan
masih terbatas. Hal ini menimbulkan kesulitan implementasi (dissemination and
bagi peserta didik/pembaca yang ingin implementation). Dalam penelitian dan
mempelajari kimia materi organik lebih pengembangan handout kimia berbasis TAI ini
mendalam. Dengan disusunnya handout yang hanya sampai langkah ke sembilan dari
untuk pembelajaran kimia materi kimia langkah penelitian dan pengembangan Borg
organik sebagai sumber belajar mandiri peserta dan Gall yaitu pada langkah penyempurnaan
didik kelas X SMK Kimia Industri, diharapkan dan produk akhir. Langkah ke sepuluh tidak
peserta didik/pembaca dapat memperoleh dilakukan karena pada langkah ini
pengetahuan yang lebih banyak mengenai membutuhkan waktu yang lama dan biaya
materi kimia organik. yang cukup besar.
Untuk meningkatkan prestasi belajar Sampel pada penelitian ini adalah siswa
siswa, maka diperlukan adanya Handout yang kelas X SMKN 1 Trucuk Klaten, SMKN 2
dilengkapi LKS terpadu sebagai bahan ajar Sukoharjo dan SMKN 1 Mojosongo Boyolali.
untuk media pembelajaran. Maka disusunlah Pada uji coba lapangan awal, produk diuji
penelitian pengembangan dengan judul cobakan pada 10 siswa yang berasal dari 5
Pengembangan Handout Berbasis Team orang siswa kelas XI SMKN 1 Trucuk Klaten
Assisted Individualization (TAI) untuk dan 5 orang dari SMKN 2 Sukoharjo. Pada uji
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada coba lapangan utama diuji cobakan pada 70
Materi Pembuatan Etanol Skala Laboratorium siswa yang berasal dari kelas X SMKN 1
SMK Kimia Industri. Trucuk Klaten dan kelas X SMKN 2
Sukoharjo. Pada uji lapangan operasional
diujicobakan pada 90 siswa yang berasal dari
kelas X SMKN 1 Trucuk Klaten, SMKN 2
Sukoharjo dan SMKN 1 Mojosongo Boyolali.

39
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 1, 2016 (hal 37-44)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains

Instrumen yang digunakan dalam Kelayakan ini juga memperjelas bahwa


penelitian pengembangan ini yaitu angket, soal handout yang dikembangkan telah sesuai
tes, lembar validasi, dan lembar observasi. dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar
Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan yang digunakan pada SMK jurusan kimia
dengan menggunakan analisis deskriptif, industri dengan mengacu pada kurikulum 2013
meliputi analisis kelayakan dan analisis data untuk materi pembuatan etanol skala
hasil tes belajar. Metode pengumpulan data laboratorium.
dalam penelitian ini adalah dengan teknik Hasil angket penilaian dan kelayakan
angket untuk mengetahui kelayakan handout handout kimia berbasis TAI yang diperoleh
dari ahli materi dan ahli media serta respon saat uji lapangan awal, uji lapangan utama, dan
siswa dan guru, teknik observasi untuk uji lapangan operasional oleh responden guru
mengetahui keterlaksanaan tahapan TAI, sebagaimana tertera dalam tabel. Hasil angket
penilaian hasil belajar keterampilan dan sikap, kelayakan handout pada uji lapangan awal, uji
dan teknik tes untuk penilaian hasil belajar lapangan utama dan uji lapangan operasional
pengetahuan oleh responden siswa dan guru sebagaimana
Pada tahap pengembangan draf awal tertera dalam Tabel 1 dan Tabel 2.
handout diperbaiki/direvisi berdasarkan
saran/masukan dari para ahli. Sebelum Tabel 1. Hasil Penilaian Kelayakan Handout Kimia
berbasis TAI Oleh Guru pada Semua Uji Lapangan
diujicobakan handout yang dikembangkan
divalidasi oleh ahli materi, ahli media, ahli No. Uji Responden Rata- Kategori
bahasa, ahli pembelajaran, dan praktisi Lapangan rata
skor
pendidikan dengan menggunakan formula 1. Awal 2 50,5 Baik
Aiken. Kriteria yang digunakan adalah jika 2. Utama 4 52,5 Baik
CV0,87 maka handout valid dan dapat 3. Operasional 6 58 Sangat
Baik
dilanjutkan analisisnya.
Keterangan : Rentang skor adalah 1-64

Hasil Penelitian dan Pembahasan Tabel 2. Hasil Penilaian Kelayakan Handout Kimia
berbasis TAI Oleh Siswa pada Semua Uji Lapangan
Handout kimia berbasis TAI yang telah No. Uji Responden Rata- Kategori
dikembangkan kemudian divalidasi oleh ahli Lapangan rata
materi, ahli media, ahli pembelajaran dan skor
1. Awal 10 49 Baik
praktisi pendidikan berdasarkan kriteria 2. Utama 60 52,14 Baik
kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan 3. Operasional 90 56,33 Sangat
Baik
kegrafisan.
Keterangan : rentang skor adalah 1-76
Data hasil penilaian validator ahli dan
validator praktisi pendidikan terhadap kelayakan
Berdasarkan Tabel 1 dan Tabel 2
handout berbasis TAI sebagaimana terdapat
diketahui bahwa rata-rata skor penilaian
dalam Lampiran 4 dapat disimpulkan bahwa
kelayakan handout berbasis TAI mengalami
semua aspek dalam handout tersebut telah
peningkatan pada setiap uji coba baik oleh
dinyatakan valid atau telah layak digunakan
siswa maupun oleh guru. Berkaitan dengan hal
dengan revisi.
tersebut, kategori penilaian handout juga
Validasi yang digunakan adalah menurut
mengalami peningkatan dari Baik pada tahap
Aiken (1984). Dengan jumlah raters 5 dan 4
uji coba terbatas menjadi Sangat Baik pada
kategori, masing-masing aspek dikatakan valid
uji lapangan operasional.
jika mempunyai koefisien validitas sama
Siswa maupun guru menerima handout
dengan atau lebih dari 0,87. Seluruh aspek
kimia berbasis TAI dengan respon yang baik.
pada handout tersebut mempunyai nilai sama
Siswa merasa senang dengan adanya handout
dengan atau lebih dari 0,87 dengan melalui
karena selama ini siswa belum mempunyai
tahapan revisi yang diberikan ahli media,
buku pegangan kimia produktif, khususnya
materi, bahasa, dan praktisi pendidikan.
kimia organik dengan materi Pembuatan

40
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 1, 2016 (hal 37-44)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains

Etanol Skala Laboratorium. Handout ini Tabel 4. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada Uji
menarik bagi siswa karena materi yang Lapangan Utama
diberikan dapat menjadi bekal bagi siswa Nilai rata-rata
Sekolah
karena turut menunjang jiwa kewirausahaan. Pengetahuan Ketrampilan Sikap
Selain itu, bahan baku yang digunakan juga SMK N 2 Sukoharjo
a. Kelas kontrol 3,03 3,28 3,31
mudah diperoleh dan dapat divariasi sesuai b. Kelas eksperimen 3,46 3,34 3,46
dengan kreatifitas setiap siswa.. SMK N 1 Trucuk
Data hasil rata-rata pretest dan posttest a. Kelas kontrol 3,01 3,29 3,30
b. Kelas eksperimen 3,51 3,35 3,45
dan N-gain score diperoleh dalam Tabel 3. Keterangan: Rentang skor 1-4
Tabel 3. Rerata hasil pretest, posttest, dan N-gain score Untuk mengetahui apakah perbedaan rata-rata
pada uji lapangan utama skor hasil belajar pengetahuan, ketrampilan
No Sekolah Rerata Rerata N-
dan sikap dari kelas control dan kelas
Pretest Postest gain eksperimen berbeda secara signifikan, maka
score dilakukan uji statistik yaitu independent
1. SMK N 2 sample t test. Penggunaan uji t ini memerlukan
Sukoharjo
a. Kelas 26,83 75,64 0,67 uji prasyarat yang harus dipenuhi yaitu uji
control normalitas dan homogenitas.
b. Kelas 29,11 86,42 0,81 Hasil uji statistik tersebut
eksperimen
2. SMK N 1 menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil
Trucuk belajar pengetahuan, ketrampilan dan sikap
Klaten
a. Kelas 26,56 75,15 0,66
antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.
control Hasil Uji t ditnjukkan pada Tabel 5.
b. Kelas 27,5 87,79 0,83
eksperimen Tabel 5. Hasil uji t nilai hasil belajar kelas kontrol dan
kelas eskperimen
Berdasarkan kriteria Hake (1998),
kenaikan hasil belajar pada kelas kontrol pada Hasil Belajar Jenis Uji Nilai Sig. (2-tailed)
SMK N 2 SMK N 1
uji lapangan baik di SMK N 2 Sukoharjo dan Sukoharjo Trucuk
SMK N 1 Trucuk Klaten mempunyai kategori Pengetahuan Independent 0,000 0,000
sedang. Sedangkan kenaikan hasil belajar Ketrampilan
sample t
Independent
H0 ditolak
0,074
H0 ditolak
0,052
pada kelas eksperimen di dua sekolah tersebut sample t H0 diterima H0 diterima
mempunyai kategori tinggi. Perbedaan n- Sikap Independent 0,008 0,016
sample t H0 ditolak H0 ditolak
gain kelas kontrol dan eksperimen tersebut
menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran
menggunakan handout kimia berbasis TAI Pembelajaran menggunakan handout
pada materi Pembuatan Etanol Skala kimia berbasis TAI memberikan dampak
Laboratorium mampu meningkatkan prestasi positif terhadap hasil belajar siswa ditinjau dari
hasil belajar pengetahuan. 2 aspek, yaitu pengetahuan dan sikap. Hal ini
Kenaikan prestasi hasil belajar dapat dilihat dari peningkatan rata-rata hasil
ditunjukkan pada aspek sikap dan belajar siswa dengan nilai sig < 0,05. Hal ini
pengetahuan. Sedang pada ketrampilan tidak membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang
menunjukkan perbedaan yang signifikan signifikan antara kelas kontrol dan kelas
seperti diperlihatkan pada Tabel 4. eksperimen. Pada aspek ketrampilan tidak
menunjukkan perbedaan karena siswa di kedua
sekolah sudah terlatih untuk melakukan
kegiatan praktikum.
Kenaikan hasil belajar tersebut karena
penggunaan model Team Assisted
Individualization (TAI) yang terintegrasi
dalam handout ini. Model ini

41
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 1, 2016 (hal 37-44)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains

mengkombinasikan antara keunggulan (2012) bahwa instruksi TAI ditemukan lebih


pembelajaran kooperatif dan pembelajaran efektif dibandingkan dengan metode tradisional
individual. Pengelompokan dalam TAI dalam penelitian ini karena siswa memiliki
dilakukan secara heterogen sehingga dapat kesempatan untuk bekerja sama dalam tim,
membantu kesulitan belajar siswa secara berbagi pandangan dan pendapat, dan terlibat
individual. dalam brainstorming masalah yang dibantu
Ciri khas pada tipe TAI ini adalah sikap mereka terhadap pelajaran.
setiap siswa secara individual belajar materi
yang telah disiapkan oleh guru. Menurut
Prastowo (2011), handout merupakan bahan Kesimpulan dan Rekomendasi
ajar yang bersumber dari beberapa literatur
Berdasarkan hasil analisis data dan
yang relevan terhadap kompetensi dasar dan
pembahasan yang telah dilakukan dapat
materi pokok yang diajarkan kepada peserta
disimpulkan:
didik. Bahan ajar ini diberikan kepada peserta
1. Hasil setiap langkah pengembangan
didik guna memudahkan mereka saat
Handout kimia berbasis Team Assisted
mengikuti proses pembelajaran. Handout dapat
Individualization (TAI) telah dibuat
berisi penjelasan suatu materi, menjelaskan
berdasarkan penilaian, saran, masukan,
kaitan antar topik, memberi pertanyaan dan
dan konsultasi dari konsultan ahli media
kegiatan kepada pembacanya, dan juga dapat
pembelajaran dan validator serta telah
memberikan umpan balik dan langkah tindak
diujicobakan kepada calon pengguna
lanjut (Belawati, dkk, 2007).
handout pada uji lapangan skala kecil,
Dalam uji lapangan utama ini
skala menengah, dan skala besar.
keterlaksanaan sintaks TAI diamati oleh
2. Kelayakan handout berbasis TAI menurut
seorang guru sebagai observer pembelajaran.
para ahli berkualifikasi baik, praktisi
Guru tersebut mengisi lembar observasi
pendidikan diperoleh CV 0,87 yang
pembelajaran dengan hasil tertera pada Tabel
menunjukkan handout layak digunakan;
6.
rata-rata angket respon siswa dan guru
Tabel 6. Hasil observasi Keterlaksanaan Sintaks TAI
diperoleh penilaian dengan kategori
dalam Pembelajaran menggunakan handout kimia sangat baik
berbasis TAI 3. Handout kimia berbasis TAI pada materi
Pembuatan Etanol Skala Laboratorium
Pertemuan Ke-
No. Sekolah
1 2 3
efektif meningkatkan hasil belajar siswa
1. SMK N 2 Sukoharjo 26 27 29 baik pengetahuan maupun sikap siswa
2. SMK N 1 Trucuk 24 27 28 yang menggunakan handout kimia
berbasis TAI dibandingkan siswa yang
Hasil observasi menunjukkan bahwa tidak menggunakan handout dalam
keterlaksanan sintaks pada pertemuan pembelajarannya.
pertama lebih rendah dibanding pertemuan
selanjutnya. Hal ini disebabkan kekurang
Kepada guru: 1) Sebelum menerapakan
siapan guru dan siswa dalam melaksanakan
handout kimia berbasis TAI dalam
pembelajaran dengan model TAI. Siswa belum
pembelajaran hendaknya guru memahami
terbiasa untuk mengeluarkan ide secara individu
karakteristik siswa dan membuat pembelajaran
dan kemudian didiskusikan bersama.
lebih kondusif agar proses pembelajaran
Keterlaksanaan sintaks TAI menunjukkan
berjalan dengan lebih efektif.
peningkatan pada hari ke dua dan ke tiga. TAI
memberikan motivasi yang tinggi bagi siswa Kepada peneliti lain: 1) Uji efektifitas
untuk saling membantu sehingga menghasilkan hendaknya juga dilakukan di SMK swasta
kinerja tim yang memuaskan. dengan karakteristik siswa yang berbeda
Hal ini sejalan dengan penelitian yang sehingga efektivitas handout akan lebih teruji.
dilakukan oleh Awofala, Fatade & Ola-Oluwa

42
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 1, 2016 (hal 37-44)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains

2) Prosedur penelitian dan pengembangan Educational Environment. International


dilanjutkan pada langkah terkahir Borg dan Journal of Education and Research. 1(12)
Gall yaitu diseminasi dan implementasi. 3) Firman, H. 2000. Penilaian Hasil Belajar dalam
Perlu ada penelitian dan pengembangan Pengajaran Kimia. Bandung: Jurusan
Pendidikan Kimia FMIPA UPI.
handout berbasis TAI pada materi kimia
Hake, R.R. 1998. Interactive-Engagement Versus
produktif yang berbeda. Traditional Methods: A Six-Thousand-
Student Survey of Mechanics Test Data for
Introductory Physics Couses. American
Daftar Pustaka
Journal of Physics, 66: 64-74.
Adeneye O. A. Awofala, Abayomi A. Arigbabu.
2013. Effects of Framing and Team Islam, M. N., Md. Majumder, A. A. 2005. Students
Assisted Individualized Instructional Perceptions of Technology-Based
Strategies on Senior Secondary School Lecture Handouts. Malaysian Journal of
Students Attitudes toward Mathematics. Medical Sciences, 12(1), 26-28
Acta Didactica Napocensia, 6(1), 1-22 Janis, M. 2009. The Use of Classroom Handouts.
Aiken, L. 1985. Three Coefficient for Analyzing New York: United States Military
The Reliability and Validity of Ratings. Academy.
Educational and Psychological Kinchin, I. 2006. Developing PowerPoint Handouts
Measurement, 4(5), 131-142 to Support Meaningful Learning. British
Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian Journal of Educational Technology, 37(4),
Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: 647-650
Penerbit Rineka Cipta. Muhibbin, Syah. 2000. Psikologi Pendidikan
Atik, Winarti, 2007, Untuk Mengatasi dengan Suatu Pendekatan Baru. Bandung :
Heterogenitas Kemampuan Siswa di Kelas PT. Remaja Rosdakarya
X SMA N 2 Banjarmasin, Varia Nana Syaodih Sukmadinata. 2012. Metode
Pendidikan, 19(2) Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.
Bambang Subali dan Paidi. 2009. Evaluasi dan Remaja Rosdakarya.
Remidiasi dalam Pembelajaran Biologi. Noppe. I. C. 2007. PowerPoint Presentation
Yogyakarta: FMIPA UNY Handouts and College Student Learning
Baroroh, Anna. M. 2013, Efektivitas Model Outcomes. International Journal for the
Pembelajaran tipe Team Assisted Scholarship of Teaching and Learning,
Individualization dengan Media LKS untuk 1(1), 1-13
meningkatkan Minat dan Kemampuan Paul Suparno. 2007. Metodologi Pembelajaran
Pemecahan Masalah Aljabar SMP. Fisika. Yogyakarta: Universitas Sanata
Yogyakarta: UIN Dharma.
Belawati, T. 2007. Pengembangan Bahan Ajar. Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat
Jakarta: Universitas Terbuka Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: DIVA
Bilesanmi-Awoderu Jumoke Bukunola dan Oludipe press
Daniel Idowu. 2012. Effectiveness of Purwodarminto, WJS. 2003, Kamus Umum Bahasa
Cooperative Learning Strategies on Indonesia, Jakarta: Lembaga Pusat Bahasa
Nigerian Junior Secondary Students Departemen Pendidikan Nasional, Balai
Academic Achievement in Basic Science, Pustaka.
British Journal of Education, Society & Setiawan, Denny. 2009. Pengembangan Bahan Ajar.
Behavioural Science, 2(3): 307-325 Jakarta: Universitas Terbuka
Budiyono. 2000. Statistika Dasar untuk Penelitian. Slavin, R. E. 2008. Cooperative Learning
Surakarta: UNS Press. (terjemahan). Bandung : Nusa Media
Dahar, R.W. (1996). Teori- teori Belajar. Jakarta: Sudijono, Anas. 2006. Pengantar Statistik
Erlangga Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Persada.
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Suparni. 2008. Kimia Indstri Jilid 2. Jakarta: BSE
Farnaz Zahedi Avval, Lida Jarahi. 2013. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif dan
Distribution of Handouts in Undergraduate R and D. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Class to Create More Effective Winarti, A. 2007. Meningkatkan Hasil Belajar
Kimia Melalui Penerapan Model

43
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 1, 2016 (hal 37-44)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains

Kooperatif Tipe TAI untuk Mengatasi


Heterogenitas Kemampuan Siswa di Kelas
X SMA N 2 Banjarmasin. Varia
Pendidikan, 19(2),75-87
Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta :
Grasindo

44

Anda mungkin juga menyukai