Abstrak
Tujuan penelitian dan pengembangan ini adalah 1) Mengembangkan Handout Kimia berbasis Team Assisted
Individualization (TAI), 2) Mengetahui kelayakan Handout Kimia berbasis TAI berdasarkan validasi ahli, 3)
Mengetahui efektivitas Handout Kimia berbasis TAI untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Penelitian dan
pengembangan handout menggunakan model prosedur Borg & Gall yang telah direduksi menjadi sembilan
tahapan. Hasil penelitian dan pengembangan menunjukkan: (1) hasil setiap langkah pengembangan handout
kimia berbasis TAI berdasarankan saran dari para ahli dan telah diujicobakan kepada calon pengguna, (2)
Kelayakan handout berbasis TAI pada materi Pembuatan Etanol Skala Laboratorium menurut para ahli
berkualifikasi baik, praktisi pendidikan diperoleh CV 0,87 yang menunjukkan handout layak digunakan; rata-
rata angket respon siswa dan guru diperoleh penilaian dengan kategori sangat baik (3) Handout kimia berbasis
TAI efektif meningkatkan hasil belajar pengetahuan dan sikap siswa.
Kata Kunci : Handout kimia, Team Assisted Individualization, Pembuatan Etanol Skala Laboratorium, hasil belajar
siswa
37
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 1, 2016 (hal 37-44)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang relatif dari kalangan menengah ke bawah,
sebagai bentuk satuan pendidikan kejuruan sehingga informasi atau materi pembelajaran
merupakan pendidikan menengah yang hanya dapat diperoleh siswa di sekolah. Selain
mempersiapkan peserta didik untuk bekerja beberapa faktor diatas yang mempengaruhi
dalam bidang tertentu. Salah satu tujuannya proses pembelajaran di sekolah adalah
adalah membekali peserta didik agar memiliki ketidaktersediaannya buku teks pegangan baik
sikap ulet, tangguh dan professional sesuai bagi siswa atau guru yang belum cukup
bidang yang diminatinya. Tujuan tersebut memadai, menyebabkan materi pembelajaran
diimplementasikan dalam bentuk standar tidak dapat ditata secara terstruktur. Guru
kurikulum khusus SMK, disamping penerapan belum mempunyai patokan materi yang jelas,
konsep pendidikan yang ditanamkan di sekolah sehingga pengembangan materi tidak terarah.
mengenai kecakapan afektif, kognitif, dan Dari hasil wawancara dengan guru
psikomotorik. pada tanggal 8 Oktober 2013 diperoleh hasil
Materi kompetensi kejuruan pada bahwa dalam pembelajaran materi Kimia
kurikulum 2013 banyak mengalami perubahan Organik di SMK Negeri 2 Sukoharjo
dari kurikulum sebelumnya. Perbedaan materi mempunyai nilai rata-rata relatif rendah. Hal
ini terletak pada penambahan Kompetensi Inti ini terlihat pada nilai mata pelajaran kimia
dan Kompetensi Dasar. Kompetensi Inti organik sebesar 60,61 dengan presentase
mengintegralkan spiritual, sosial, pengetahuan ketuntasan 30%. Hal ini terjadi karena materi
dan ketrampilan. Materi yang ada diharapkan kurang dapat tersampaikan pada siswa secara
bersifat esensial dan relevan dengan menyeluruh mengingat batasan jam
kompetensi yang dibutuhkan serta sesuai pembelajaran yang ada. Selain itu siswa harus
dengan perkembangan peserta didik. mengetahui pengetahuan yang cukup luas
Selain mendapat mata pelajaran dalam memahami pembuatan bioetanol. Dalam
adaptif, SMK juga mempunyai mata pelajaran praktikumnya, kimia organik diperlukan
lain yaitu kompetensi kejuruan atau lebih instruksi-instruksi khusus agar pembuatan
dikenal dengan mata pelajaran produktif. Mata bioetanol mempunyai rendemen yang kecil.
pelajaran produktif adalah mata pelajaran yang Untuk meningkatkan prestasi belajar
khusus mempelajari masing-masing bidang siswa diperlukan pembelajaran yang
keahlian sesuai jurusan yang seharusnya lebih mengedepankan pengalaman personal melalui
menonjolkan ketrampilan siswa. Namun pada observasi (menyimak, melihat, membaca,
kenyataannya, mata pelajaran produktif masih mendengar), asosiasi, bertanya,
didominasi oleh teori. Padahal dalam menyimpulkan, mengkomunikasikan, dan lain-
pembelajaran kimia produktif sangat lain. Instruksi Team assisted individualization
memperhitungkan aspek psikomotorik atau (TAI) telah ditemukan efektif dalam
ketrampilan siswa. memfasilitasi pembelajaran matematika
Kualitas sekolah dapat dilihat dari (Slavin, 2008). TAI mengkombinasikan
pemenuhan Analisis Tingkat Pemenuhan 8 pembelajaran kooperatif dengan instruksi
SNP (Standar Nasional Pendidikan) yang telah program individu. Pembelajaran kooperatif
ditetapkan pemerintah berdasarkan PP No. 19 berarti belajar bersama di grup kecil yang
tahun 2005 tentang Standarisasi Pendidikan mempengaruhi tanggung jawab individu dan
Nasional. Namun masih banyak SMK yang tujuan umum grup. Di instruksi individu,
belum memenuhi 8 Standar tersebut. Dilihat bahan yang dipelajari disusun dan
dari pofil pemenuhan Standar Nasional dipresentasikan di unit kecil yang disebut
Pendidikan di SMK Negeri 2 Sukoharjo frames yang menyebabkan seseorang yang
diperoleh gap paling besar adalah standar semula tidak tahu menjadi tahu, dari konsep
sarana prasarana, standar proses dan standar simpel ke kompleks dalam area yang sama
kelulusan. Kekurang aktifan siswa dengan siswaa yang lain, membuat tanggapan
menyebabkan pembelajaran bersifat satu arah. yangbaik sehingga segera menerima informasi
Faktor lainnya adalah taraf ekonomi dari siswa (feed back) atau tanggapan yang cukup
38
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 1, 2016 (hal 37-44)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
39
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 1, 2016 (hal 37-44)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
Hasil Penelitian dan Pembahasan Tabel 2. Hasil Penilaian Kelayakan Handout Kimia
berbasis TAI Oleh Siswa pada Semua Uji Lapangan
Handout kimia berbasis TAI yang telah No. Uji Responden Rata- Kategori
dikembangkan kemudian divalidasi oleh ahli Lapangan rata
materi, ahli media, ahli pembelajaran dan skor
1. Awal 10 49 Baik
praktisi pendidikan berdasarkan kriteria 2. Utama 60 52,14 Baik
kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan 3. Operasional 90 56,33 Sangat
Baik
kegrafisan.
Keterangan : rentang skor adalah 1-76
Data hasil penilaian validator ahli dan
validator praktisi pendidikan terhadap kelayakan
Berdasarkan Tabel 1 dan Tabel 2
handout berbasis TAI sebagaimana terdapat
diketahui bahwa rata-rata skor penilaian
dalam Lampiran 4 dapat disimpulkan bahwa
kelayakan handout berbasis TAI mengalami
semua aspek dalam handout tersebut telah
peningkatan pada setiap uji coba baik oleh
dinyatakan valid atau telah layak digunakan
siswa maupun oleh guru. Berkaitan dengan hal
dengan revisi.
tersebut, kategori penilaian handout juga
Validasi yang digunakan adalah menurut
mengalami peningkatan dari Baik pada tahap
Aiken (1984). Dengan jumlah raters 5 dan 4
uji coba terbatas menjadi Sangat Baik pada
kategori, masing-masing aspek dikatakan valid
uji lapangan operasional.
jika mempunyai koefisien validitas sama
Siswa maupun guru menerima handout
dengan atau lebih dari 0,87. Seluruh aspek
kimia berbasis TAI dengan respon yang baik.
pada handout tersebut mempunyai nilai sama
Siswa merasa senang dengan adanya handout
dengan atau lebih dari 0,87 dengan melalui
karena selama ini siswa belum mempunyai
tahapan revisi yang diberikan ahli media,
buku pegangan kimia produktif, khususnya
materi, bahasa, dan praktisi pendidikan.
kimia organik dengan materi Pembuatan
40
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 1, 2016 (hal 37-44)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
Etanol Skala Laboratorium. Handout ini Tabel 4. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada Uji
menarik bagi siswa karena materi yang Lapangan Utama
diberikan dapat menjadi bekal bagi siswa Nilai rata-rata
Sekolah
karena turut menunjang jiwa kewirausahaan. Pengetahuan Ketrampilan Sikap
Selain itu, bahan baku yang digunakan juga SMK N 2 Sukoharjo
a. Kelas kontrol 3,03 3,28 3,31
mudah diperoleh dan dapat divariasi sesuai b. Kelas eksperimen 3,46 3,34 3,46
dengan kreatifitas setiap siswa.. SMK N 1 Trucuk
Data hasil rata-rata pretest dan posttest a. Kelas kontrol 3,01 3,29 3,30
b. Kelas eksperimen 3,51 3,35 3,45
dan N-gain score diperoleh dalam Tabel 3. Keterangan: Rentang skor 1-4
Tabel 3. Rerata hasil pretest, posttest, dan N-gain score Untuk mengetahui apakah perbedaan rata-rata
pada uji lapangan utama skor hasil belajar pengetahuan, ketrampilan
No Sekolah Rerata Rerata N-
dan sikap dari kelas control dan kelas
Pretest Postest gain eksperimen berbeda secara signifikan, maka
score dilakukan uji statistik yaitu independent
1. SMK N 2 sample t test. Penggunaan uji t ini memerlukan
Sukoharjo
a. Kelas 26,83 75,64 0,67 uji prasyarat yang harus dipenuhi yaitu uji
control normalitas dan homogenitas.
b. Kelas 29,11 86,42 0,81 Hasil uji statistik tersebut
eksperimen
2. SMK N 1 menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil
Trucuk belajar pengetahuan, ketrampilan dan sikap
Klaten
a. Kelas 26,56 75,15 0,66
antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.
control Hasil Uji t ditnjukkan pada Tabel 5.
b. Kelas 27,5 87,79 0,83
eksperimen Tabel 5. Hasil uji t nilai hasil belajar kelas kontrol dan
kelas eskperimen
Berdasarkan kriteria Hake (1998),
kenaikan hasil belajar pada kelas kontrol pada Hasil Belajar Jenis Uji Nilai Sig. (2-tailed)
SMK N 2 SMK N 1
uji lapangan baik di SMK N 2 Sukoharjo dan Sukoharjo Trucuk
SMK N 1 Trucuk Klaten mempunyai kategori Pengetahuan Independent 0,000 0,000
sedang. Sedangkan kenaikan hasil belajar Ketrampilan
sample t
Independent
H0 ditolak
0,074
H0 ditolak
0,052
pada kelas eksperimen di dua sekolah tersebut sample t H0 diterima H0 diterima
mempunyai kategori tinggi. Perbedaan n- Sikap Independent 0,008 0,016
sample t H0 ditolak H0 ditolak
gain kelas kontrol dan eksperimen tersebut
menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran
menggunakan handout kimia berbasis TAI Pembelajaran menggunakan handout
pada materi Pembuatan Etanol Skala kimia berbasis TAI memberikan dampak
Laboratorium mampu meningkatkan prestasi positif terhadap hasil belajar siswa ditinjau dari
hasil belajar pengetahuan. 2 aspek, yaitu pengetahuan dan sikap. Hal ini
Kenaikan prestasi hasil belajar dapat dilihat dari peningkatan rata-rata hasil
ditunjukkan pada aspek sikap dan belajar siswa dengan nilai sig < 0,05. Hal ini
pengetahuan. Sedang pada ketrampilan tidak membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang
menunjukkan perbedaan yang signifikan signifikan antara kelas kontrol dan kelas
seperti diperlihatkan pada Tabel 4. eksperimen. Pada aspek ketrampilan tidak
menunjukkan perbedaan karena siswa di kedua
sekolah sudah terlatih untuk melakukan
kegiatan praktikum.
Kenaikan hasil belajar tersebut karena
penggunaan model Team Assisted
Individualization (TAI) yang terintegrasi
dalam handout ini. Model ini
41
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 1, 2016 (hal 37-44)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
42
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 1, 2016 (hal 37-44)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
43
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 1, 2016 (hal 37-44)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
44