Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI FARMASI

MORFOLOGI DAUN

Disusun oleh:
Kelompok 5 (Gelombang 2)
Iis Maesaroh (211FF03074)
Rika Kusumawati (211FF03077)
Maghdalena Putriati Angellika (211FF03082)
Nazahah Hifzatun Nisa (211FF03084)
Rima Yusliana (211FF03085)
Vierly Stephany Putri Wahyudi (211FF03087)
Salma Rachil Nurmanzilani (211FF03090)
Vina Restu Fauzi (211FF03092)

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Tujuan
A.1 Kompetensi yang Dicapai
Mampu menjelaskan perincian dan identifikasi tumbuhan obat berdasarkan
morfologi daun

A.2 Tujuan Praktikum


1. Mengetahui dan mengenal morfologi daun tumbuhan
2. Mengetahui dan mengenal jenis-jenis daun tumbuhan

B. Prinsip
Mendeskripsikan organ daun

C. Dasar Teori
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang,
umumnya berwarna hijau dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya
matahari melalui fotosintesis.
Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan
hidupnya, karena tumbuhan adalah organisme autotroph obligat, ia harus memasok
kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia.
Daun sebagai organum nutritivum mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Memungkinkan terjadinya asimilasi
2. Memungkinkan terjadinya respirasi
3. Memungkinkan berlangsungnya transpirasi

Kelengkapan daun bisa terlihat dengan adanya bagian-bagian seperti vagina


(pelepah), petioles (tangkai daun), dan lamina (lembaran daun). Akan tetapi sebagian
besar tumbuhan hanya mempunyai dua bagian saja.

Keadaan daun dapat dilihat dari mengenai faktor identifikasi daun, yaitu
circuscriptio (bentuk daun), apex (ujung daun), basis (pangkal duan), nervus (tulang
daun), margo (pinggiran daun), dan intervenium (daging daun). Lebih detailnya bisa
dilihat dari daftar lampiran gambar.

Tumbuhan bisa ditinjau dari keadaan foliumnya, ada yang mempunyai daun
tunggal (folium simplex), dan daun bersusun atau majemuk (folium compositum).
Perbedaannya adalah sebagai berikut:
1. Waktu tumbuh
- Foliolum pada setangkai daun majemuk tumbuhnya bersamaan
- Daun-daun tunggal pada sebuah ranting pertumbuhannya pada waktu yang
berlainan
2. Waktu gugur
- Foliolum pada daun majemuk gugurnya pada waktu yang relatif bersamaan,
kalaupun yang gugurnya secara selembar demi selembar, maka petioles
communisnya atau tangkai daunnya bersamaan akan gugur pula.
- Daun tunggal pada suatu ranting berguguran pada waktu yang berlainan, sampai
ranting itu gundul sekalipun, ranting tersebut akan tetap melekat pada cabang
atau batang tumbuhannya.
3. Ada tidaknya kuncup ketiak (gemma axilaria)
- Pada anak daun F. compositum pada axilanya (ketiaknya) tidal terdapat kuncup
ketiak
- Pada daun tunggal, pada axilanya terdapat kuncup letiak
4. Ada tidaknya kuncup akhir (gemma terminalia)
- Pada F. compositum di bagian ujungnya tidak terdapat kuncup akhir
- Pada F. simplex di bagian ujung rantingnya kuncup akhir dapat tumbuh
BAB II
METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


A.1 Alat
a. Baki plastik
b. Loupe

A.1 Bahan
1. Colocasia esculenta (talas)
2. Impatiens balsamina (pacar air)
3. Marsilea crenata (semanggi)
4. Hibiscus tiliaceus (waru)
5. Zea mays (jagung)
6. Pinus merkusi (pinus)
7. Canca papaya (papaya)
8. Imperata cylindrical (ilalang)
9. Averrhoa balimbi (belimbing kecil)
10. Bauhinia purpurea (daun kupu-kupu)
11. Manihot esculenta (daun ketela pohon)
12. Caesalpinia pulcherima (kembang merak)

B. Prosedur Kerja
Gambar dan beri keterangan yang meliputi:
- Folium completum dan incompletum
- Folium simplex dan folium compositum
- Faktor identifikasi daun

C. Bagan Kerja

Siapkan alat dan bahan


D.

E. dan karakteristik daun


Amati sampel
dari setiap tanaman

Catat serta gambar hasil pengamatan


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
1. Talas (Colocasia esculenta)

Keterangan:
- Daun talas tergolong daun tunggal (folium simplex)
- Daun talas merupakan daun lengkap, karena terdiri dari pelepah daun (vagina),
tangkai daun (petioles), dan helaian daun (lamina)
- Helaian daunnya lebar dengan bentuk daun perisai (peltate) serta bagian tepi
yang rata
- Ujung daunnya runcing, pertemuan kedua tepinya jauh lebih tinggi, dan tampak
sempit panjang (meruncing)
- Memiliki susunan tulang daun menirip, karena ibu tulang bercabang-cabang ke
arah samping
- Talas termasuk tumbuhan monokotil

Klasifikasi:
- Kingdom : Plantae
- Sub Kingdom : Viridiplantae
- Super Divisi : Embryophyta
- Divisi : Tracheophyta
- Sub Divisi : Spermatophyta
- Kelas : Magnoliopsida
- Super Ordo : Lilianae
- Ordo : Alismatales
- Famili : Araceae
- Genus : Colocasia Schott
- Spesies : Colocasia esculenta L. schott
2. Pacar Air (Impatiens balsamina)

Keterangan:
- Daun pacar air tergolong daun tunggal (folium simplex)
- Daun pacar air merupakan daun tidak lengkap, karena hanya terdiri dari tangkai
daun (petioles) dan helaian daun (lamina) saja
- Helaian daun berbetuk lanset (lanceolate), di mana bentuk daun jorong
memanjang dan bagian terlebarnya berada di tengah-tengah
- Ujung daunnya runcing dengan pinggiran bergerigi
- Memiliki susunan tulang daun menyirip
- Pacar air termasuk tumbuhan dikotil

Klasifikasi:
- Kingdom : Plantae
- Sub-kingdom : Tracheobionta
- Divisi : Spermathophyta
- Sub-divisi : Angiospermae
- Kelas : Dicotylodenae
- Sub-kelas : Dialypetalae
- Ordo : Balsaminales
- Famili : Balsaminaceae
- Genus : Impatiens
- Spesies : Impatiens balsamina L.
3. Semanggi (Marsilea crenata)

Keterangan:
- Daun semanggi tergolong daun majemuk beranak daun tiga (trifoliate)
- Daun semanggi merupakan daun tidak lengkap, karena hanya terdiri dari tangkai
daun (petioles) dan helaian daun (lamina) saja
- Helaian daun berbentuk seperti jantung (cordatus) di mana pangkal daun
memperlihatkan suatu lekukan
- Ujung daunnya terbelah (returus)
- Memiliki susunan tulang daun menjari dengan urat daun rapat berbentuk kipas
- Semanggi termasuk tumbuhan dikotil

Klasifikasi:
- Kingdom : Plantae
- Sub-kingdom : Tracheobionta
- Super divisi : Pteriodophyta
- Divisi : Spermatophyta
- Kelas : Pteriodopsida
- Ordo : Salvinales
- Famili : Marsileaceae
- Genus : Marsilea
- Spesies : Marsilea crenata
4. Waru (Hibiscus tiliaceus)

Keterangan:
- Daun waru tergolong daun tunggal (folium simplex)
- Daun waru merupakan daun tidak lengkap, karena hanya terdiri dari tangkai
daun (petioles) dan helaian daun (lamina) saja
- Helaian daun berbentuk seperti jantung (cordatus), dan lingkaran lebar dengan
pangkal bertoreh
- Ujung daunnya meruncing tetapi pertemuan kedua tepinya jauh lebih tinggi dan
tampak sempit dan panjang
- Memiliki susunan tulang daun menjari, karena sebagian dari tulang daun utama
dengan kelenjar berbentuk celah pada sisi bawah dan sisi pangkal
- Waru termasuk tumbuhan dikotil

Klasifikasi:
- Kingdom : Plantae
- Sub-kingdom : Viridiplantae
- Divisi : Spermatophyta
- Sub-divisi : Angiospermae
- Kelas : Dycotyledoneae
- Ordo : Malvales
- Famili : Malvaleceae
- Genus : Hibiscus
- Spesies : Hibiscus tiliaceus
5. Jagung (Zea mays)

Keterangan:
- Daun jagung tergolong daun tunggal (folium simplex)
- Daun jagung merupakan daun tidak lengkap, karena hanya terdiri dari pelepah
daun (vagina) dan helaian daun (lamina) saja
- Helaian daunnya berbentuk seperti pita (linearis)
- Bnetuk ujung daun berbeda-beda, ada yang runcing, runcing agak bulat, bulat,
bulat agak tumbul, dan tumpul.
- Memiliki susunan tulang daun sejajar, di mana bentuknya seperti garis-garis
sejajar dan tiap ujung tulang daunnya menyatu
- Jagung termasuk tumbuhan monokotil

Klasifikasi:
- Kingdom : Plantae
- Sub-kingdom : Tracheobionta
- Divisi : Spermatophyta
- Sub-divisi : Angiospermae
- Kelas : Monocotyledoneae
- Ordo : Poales
- Famili : Polaceae
- Genus : Zea
- Spesies : Zea mays L.
6. Pinus (Pinus merkusi)

Keterangan:
- Daun pinus tergolong daun majemuk beranak dua dengan kedudukan daun folia
sparsa
- Daun pinus merupakan daun tidak lengkap, karena hanya terdiri dari tangkai
daun (petioles) dan helaian daun (lamina) saja
- Helaian daun berbentuk seperti jarum, yaitu berupa bangun paku, lebih kecil dan
meruncing panjang dengan jumlah dua helai
- Daunnya tidak ada bagian terlebar atau dari pangkal sampai ujuang hamper
sama lebar
- Tangkai daunnya silinder dan pada pangkal berkas dikelilingi oleh sarung titik
berupa selaput tipis
- Sistem pertulangan daunnya tidak banyak beragam atau tidak memiliki susunan
tulang daun
- Pinus termasuk tumbuhan gymnospermae (bukan mokotil maupun dikotil)

Klasifikasi:
- Kingdom : Plantae
- Sub-kingdom : Tracheobionta
- Divisi : Spermatophyta
- Sub-divisi : Angiospermae
- Kelas : Dycotyledoneae
- Ordo : Malvales
- Famili : Malvaleceae
- Genus : Hibiscus
- Spesies : Hibiscus tiliaceus
7. Pepaya (Canca papaya)

Keterangan:
- Daun pepaya tergolong daun tunggal (folium simplex)
- Daun pepaya merupakan daun lengkap, karena terdiri dari pelepah daun
(vagina), tangkai daun (petioles), dan helaian daun (lamina)
- Helaian daunnya berbentuk bulat dan pada ujung tangkai daunnya keluar
beberapa tulang dan memperlihatkan seperti jari-jari tangan
- Tulang daun yang berada di tengah adalah tulang yang paling besar
- Tangkai daun berbentuk bulat dan massif tetapi bagian dalamnya berongga
seperti pipa
- Memiliki susunan tulang daun menjari
- Pepaya termasuk tumbuhan dikotil

Klasifikasi:
- Kingdom : Plantae
- Sub-kingdom : Tracheobionta
- Super divisi : Spermatophyta
- Divisi : Magnoliophtya
- Kelas : Magnoliopsida
- Ordo : Violales
- Famili : Caricaceae
- Genus : Carica
- Spesies : Carica papaya L.
8. Ilalang (Imperata cylindrical)

Keterangan:
- Daun ilalang tergolong daun tunggal (folium simplex)
- Daun ilalang merupakan daun tidak lengkap, karena hanya terdiri dari tangkai
daun (petioles) dan helaian daun (lamina) saja
- Helaian daunnya ada yang berbentuk garis memanjang, seperti pita, lanset, dan
berujung runcing
- Pangkal daunnya berambut panjang dan menyempit berbentuk talang
- Tepi daunnya sangat kasar dan tajam
- Tulang daunnya lebar dan memiliki susunan sejajar serta pucat di bagian
tengahnya
- Ilalang termasuk tumbuhan monokotil

Klasifikasi:
- Kingdom : Plantae
- Sub-kingdom : Viridiplantae
- Divisi : Spermatophyta
- Sub-divisi : Angiospermae
- Kelas : Monotyledoneae
- Ordo : Poales
- Famili : Gramineae
- Genus : Imperata
- Spesies : Imperata cylindrica
9. Belimbimng (Averrhoa bilimbi)

Keterangan:
- Daun belimbing tergolong daun majemuk (folium compositum)
- Daun belimbing merupakan daun tidak lengkap, karena hanya terdiri dari
tangkai daun (petioles) dan helaian daun (lamina) saja
- Ujung daun meruncing dan pangkal daun membulat
- Permukaan daun mengkilat dan tekstur daun agak kasar namun tidak terlalu
tebal
- Memiliki susunan tulang daun menyirip
- Belimbing termasuk tumbuhan dikotil

Klasifikasi:
- Kingdom : Plantae
- Sub-kingdom : Tracheobionta
- Super divisi : Spermatophyta
- Divisi : Magnoliophyta
- Kelas : Magnoliopsida
- Ordo : Geraniales
- Famili : Oxalidaceae
- Genus : Averrhoa
- Spesies : Averrhoa carambola L.
10. Kupu-kupu (Bauhinia purpurea)

Keterangan:
- Daun kupu-kupu tergolong daun majemuk (folium compositum)
- Daun kupu-kupu merupakan daun tidak lengkap, karena hanya terdiri dari
tangkai daun (petioles) dan helaian daun (lamina) saja
- Helaian daunnya berbentuk bulat atau bundar (orbicularis)
- Ujung daunnya terbelah (returus)
- Tepi daunnya rata (integer) karena tepi daun pada pangal hingga ke ujung
bertepi rata
- Pangkal daun berlekuk
- Memiliki susunan tulang daun menjari (palminervis)
- Kupu-kupu termasuk tumbuhan dikotil

Klasifikasi:
- Kingdom : Plantae
- Sub-kingdom : Tracheobionta
- Super divisi : Spermatophyta
- Divisi : Magnoliophyta
- Kelas : Magnoliopsida
- Ordo : Fabales
- Famili : Fabaceae
- Genus : Bauhinia
- Spesies : Bauhinia purpurea L.
11. Ketela Pohon (Manihot esculenta)

Keterangan:
- Daun ketela pohon tergolong daun majemuk (folium compositum)
- Daun ketela pohon merupakan daun tidak lengkap, karena hanya terdiri dari
tangkai daun (petioles) dan helaian daun (lamina) saja
- Helaian daunnya menyerupai telapak tangan dan lonjong
- Tepi daun rata dan ujung daun terlihat tajam
- Memiliki tangkai yang cukup panjang dan tiap tangkai terdiri dari 3-8 lembar
daun
- Memiliki susunan tulang daun menjari (palminervis) dan beberapa di antaranya
bercabang
- Ketela pohon termasuk tumbuhan dikotil

Klasifikasi:
- Kingdom : Plantae
- Sub-kingdom : Tracheobionta
- Super divisi : Spermatophyta
- Divisi : Magnoliophyta
- Kelas : Magnoliopsida
- Ordo : Euphorbiales
- Famili : Euphorbiaceae
- Genus : Manihot
- Spesies : Manihot utilissima Pohl
12. Kembang Merak (Caesalpinia pulcherima)

Keterangan:
- Daun kembang merak tergolong daun majemuk (folium compositum)
- Daun kembang merak merupakan daun tidak lengkap, karena hanya terdiri dari
tangkai daun (petioles) dan helaian daun (lamina) saja
- Helaian daunnya berbentuk bulat
- Pangkal daun dan ujung daun membulat dengan tepi daun rata
- Memiliki susunan tulang daun menyirip
- Kembang merak termasuk tumbuhan dikotil

Klasifikasi:
- Kingdom : Plantae
- Sub-kingdom : Tracheobionta
- Divisi : Magnoliophyta
- Sub-divisi : Spermatophyta
- Kelas : Magnoliopsida
- Ordo : Fabales
- Famili : Caesalpiniaceae
- Genus : Caesalpinia
- Spesies : Caesalpinia pulcherrima
B. Pembahasan
1. Talas (Colocasia esculenta)
Daun talas tergolong daun tunggal (folium simplex), karena dalam satu tangkai
hanya mempunyai satu daun saja. Daun talas merupakan daun lengkap, karena
terdiri dari pelepah daun (vagina), tangkai daun (petioles), dan helaian daun
(lamina). Helaian daunnya lebar dengan bentuk daun perisai (peltate) serta bagian
tepi yang rata. Ujung daunnya runcing, pertemuan kedua tepinya jauh lebih tinggi,
dan tampak sempit panjang (meruncing). Daun talas memiliki susunan tulang daun
menirip, karena ibu tulang bercabang-cabang ke arah samping.
2. Pacar Air (Impatiens balsamina)
Daun pacar air tergolong daun tunggal (folium simplex), karena dalam satu tangkai
hanya mempunyai satu daun saja.. Daun pacar air merupakan daun tidak lengkap,
karena hanya terdiri dari tangkai daun (petioles) dan helaian daun (lamina) saja.
Helaian daun berbetuk lanset (lanceolate), di mana bentuk daun jorong memanjang
dan bagian terlebarnya berada di tengah-tengah. Ujung daunnya runcing dengan
pinggiran bergerigi. Daun pacar air memiliki susunan tulang daun menyirip,
sehinggan pacar air termasuk tumbuhan dikotil.
3. Semanggi (Marsilea crenata)
Daun semanggi tergolong daun majemuk beranak daun tiga (trifoliate). Daun
semanggi merupakan daun tidak lengkap, karena hanya terdiri dari tangkai daun
(petioles) dan helaian daun (lamina) saja. Helaian daun berbentuk seperti jantung
(cordatus) di mana pangkal daun memperlihatkan suatu lekukan, ujung daunnya
terbelah (returus). Memiliki susunan tulang daun menjari dengan urat daun rapat
berbentuk kipas, sehingga semanggi termasuk tumbuhan dikotil.
4. Waru (Hibiscus tiliaceus)
Daun waru tergolong daun tunggal (folium simplex), karena dalam satu tangkai
hanya mempunyai satu daun saja. Daun waru merupakan daun tidak lengkap,
karena hanya terdiri dari tangkai daun (petioles) dan helaian daun (lamina) saja.
Helaian daun berbentuk seperti jantung (cordatus), dan lingkaran lebar dengan
pangkal bertoreh. Ujung daunnya meruncing tetapi pertemuan kedua tepinya jauh
lebih tinggi dan tampak sempit dan panjang. Daun waru memiliki susunan tulang
daun menjari, karena sebagian dari tulang daun utama dengan kelenjar berbentuk
celah pada sisi bawah dan sisi pangkal, sehingga waru termasuk tumbuhan dikotil.

5. Jagung (Zea mays)


Daun jagung tergolong daun tunggal (folium simplex), karena dalam satu tangkai
hanya mempunyai satu daun saja. Daun talas merupakan daun tidak lengkap, karena
hanya terdiri dari pelepah daun (vagina) dan helaian daun (lamina) saja. Helaian
daunnya berbentuk seperti pita (linearis). Bentuk ujung daun jagung berbeda-beda,
yaitu runcing, rincing agak bulat, bulat, bulat agak tumpul, dan tumpul. Daun
jagung memiliki susunan tulang daun sejajar, di mana bentuknya seperti garis-garis
sejajar dan tiap ujung tulang daunnya menyatu, sehingga jagung termasuk
tumbuhan monokotil.
6. Pinus (Pinus merkusi)
Daun pinus tergolong daun majemuk beranak dua dengan kedudukan daun folia
sparsa. Daun pinus merupakan daun tidak lengkap, karena hanya terdiri dari tangkai
daun (petioles) dan helaian daun (lamina) saja. Helaian daun berbentuk seperti
jarum, yaitu berupa bangun paku, lebih kecil dan meruncing panjang dengan jumlah
dua helai. Daunnya tidak ada bagian terlebar atau dari pangkal sampai ujuang
hamper sama lebar, tangkai daunnya silinder dan pada pangkal berkas dikelilingi
oleh sarung titik berupa selaput tipis. Sistem pertulangan daunnya tidak banyak
beragam atau tidak memiliki susunan tulang daun, sehingga pinus termasuk
tumbuhan gymnospermae (bukan mokotil maupun dikotil).
7. Pepaya (Canca papaya)
Daun pepaya tergolong daun tunggal (folium simplex), karena dalam satu tangkai
hanya mempunyai satu daun saja. Daun pepaya merupakan daun lengkap, karena
terdiri dari pelepah daun (vagina), tangkai daun (petioles), dan helaian daun
(lamina). Helaian daunnya berbentuk bulat dan pada ujung tangkai daunnya keluar
beberapa tulang dan memperlihatkan seperti jari-jari tangan, tulang daun yang
berada di tengah adalah tulang yang paling besar. Tangkai daun berbentuk bulat dan
massif tetapi bagian dalamnya berongga seperti pipa. Daun papaya memiliki
susunan tulang daun menjari, sehingga pepaya termasuk tumbuhan dikotil.

8. Ilalang (Imperata cylindrical)


Daun ilalang tergolong daun tunggal (folium simplex), karena dalam satu tangkai
hanya mempunyai satu daun saja. Daun ilalang merupakan daun tidak lengkap,
karena hanya terdiri dari tangkai daun (petioles) dan helaian daun (lamina) saja.
Helaian daunnya ada yang berbentuk garis memanjang, seperti pita, lanset, dan
berujung runcing. Pangkal daunnya berambut panjang dan menyempit berbentuk
talang, sedangkan tepi daunnya sangat kasar dan tajam. Tulang daun daun ilalang
lebar dan memiliki susunan sejajar serta pucat di bagian tengahnya, sehingga ilalang
termasuk tumbuhan monokotil.

9. Belimbing (Avverhoa bilimbi)


Daun belimbing tergolong daun majemuk (folium compositum). Daun belimbing
merupakan daun tidak lengkap, karena hanya terdiri dari tangkai daun (petioles) dan
helaian daun (lamina) saja. Ujung daun meruncing dan pangkal daun membulat,
permukaan daun mengkilat dan tekstur daun agak kasar namun tidak terlalu tebal.
Daun belimbing memiliki susunan tulang daun menyirip, sehingga belimbing
termasuk tumbuhan dikotil.
10. Kupu-kupu (Bauhinia purpurea)
Daun kupu-kupu tergolong daun majemuk (folium compositum). Daun kupu-kupu
merupakan daun tidak lengkap, karena hanya terdiri dari tangkai daun (petioles) dan
helaian daun (lamina) saja. Helaian daunnya berbentuk bulat atau bundar
(orbicularis), ujung daunnya terbelah (returus). Tepi daun rata (integer) karena tepi
daun pada pangal hingga ke ujung bertepi rata, dan pangkal daun berlekuk. Daun
kupu-kupu memiliki susunan tulang daun menjari (palminervis), sehingga kupu-
kupu termasuk tumbuhan dikotil.

11. Ketela Pohon (Manihot esculenta)


Daun ketela pohon tergolong daun majemuk (folium compositum). Daun ketela
pohon merupakan daun tidak lengkap, karena hanya terdiri dari tangkai daun
(petioles) dan helaian daun (lamina) saja. Helaian daunnya menyerupai telapak
tangan dan lonjong. Tepi daun rata dan ujung daun terlihat tajam serta memiliki
tangkai yang cukup panjang dan tiap tangkai terdiri dari 3-8 lembar daun. Daun
ketela pohon memiliki susunan tulang daun menjari (palminervis) dan beberapa di
antaranya bercabang, sehingga ketela pohon termasuk tumbuhan dikotil.

12. Kembang Merak (Caesalpinia pulcherima)


Daun kembang merak tergolong daun majemuk (folium compositum). Daun
kembang merak merupakan daun tidak lengkap, karena hanya terdiri dari tangkai
daun (petioles) dan helaian daun (lamina) saja. Helaian daunnya berbentuk bulat,
pangkal daun dan ujung daun membulat dengan tepi daun rata. Daun kembang
merak memiliki susunan tulang daun menyirip, sehingga kembang merak termasuk
tumbuhan dikotil.
BAB IV
KESIMPULAN

a) Daun adalah salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang. Secara umum, daun
berfungsi untuk menopang keberlangsungan hidup tanaman. Berikut ini adalah fungsi
daun secara lengkap, yaitu:
- Alat pernapasan tumbuhan
- Alat bantu reproduksi vegetatif
- Membantu pembentukan tanaman
- Membantu proses perpindahan makanan
- Tempat terjadinya gutasi
- Proses fotosintesis
- Penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis
b) Kelengkapan daun bisa terlihat dengan adanya bagian-bagian daun, seperti:
- Helai daun (lamina)
- Tangkai daun (petioles)
- Pelepah daun (vagina)

c) Daun yang memiliki ketiga bagian daun tersebut sekaligus disebut daun lengkap,
contohnya daun talas yang memiliki helai daun, tangkai daun, dan pelepah daun.
Sedangkan daun yang tidak memiliki salah satu bagian daun disebut daun tidak
lengkap. Contohnya daun jagung, daun jagung tidak bertangkai, pelepahnya langsung
berhubungan dengan helai daun.

d) Dilihat dari keadaan foliumnya, tumbuhan ada yang mempunyai daun tunggal (folium
simplex), dan daun majemuk (folium compositum). Daun tunggal merupakan daun
yang helaiannya hanya terdiri dari satu helai tanpa adanya persendian di bagian dasar
helaian tersebut, sedangkan daun majemuk adalah daun dimana helaiannya disusun
oleh sejumlah bagian-bagian terpisah yang berbentuk seperti daun dan disebut
anak daun (leaflet).

e) Keadaan daun dapat dilihat dari mengenai faktor identifikasi daun, yaitu circuscriptio
(bentuk daun), apex (ujung daun), basis (pangkal duan), nervus (tulang daun), margo
(pinggiran daun), dan intervenium (daging daun). Lebih detailnya bisa dilihat dari
daftar lampiran gambar.

f) Bentuk-bentuk helaian daun:


- Bangun garis (acicular) - Bundar telur (ovate)
- Bangun pita (linearis - Bundar telur sungsang (obvate)
- Bulat panjang (oblong) - Bentuk oval (ovale)
- Bentuk lanset (lanceolate) - Lonjong (oblong)
- Bentuk lanset sungsang (oblongceolate)
g) Bentuk-bentuk tepi daun:
- Bergerigi (serratus) - Beringgit (crenatus)
- Bergerigi ganda atau rangkap (biserattus) - Berombak (repandus)
- Bergigi (dentatus)

h) Bentuk-bentuk pangkal daun:


- Runcing (acutus) - Membulat (rotundatus)
- Meruncing (acuminatus) - Rompang atau rata (truncates)
- Tumpul (obtusus) - Berlekuk (emarginatus)
i) Bentuk-bentuk ujung daun:
- Runcing (acutus) - Rompang (truncatus)
- Meruncing (acuminatus) - Terbelah (retusus)
- Tumpul (obtusus) - Berduri (mucronatus)
- Membulat (rotundatus)

j) Bentuk-bentuk tulang daun:


- Tulang daun menyirip (penninervis)
- Tulang daun menjari (palminervis)
- Tulang daun sejajar (rectinervis)
- Tulang daun melengkung (cervinervis)
BAB V
DAFTAR PUSTAKA

1. Essau, Chaterine. 1979. Anatomy of Seed Plants Second Editions. John Wiley and Sons,
Inc. New York.
2. Hidayat, Estiti. B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : ITB
3. Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta : Kanisius
4. Gembong Tjitrosoepomo. 2003. Taksonomi Tumbuhan. UGM Press. Yogyakarta.
5. Gembong Tjitrosoepomo. 1990. Morfologi Tumbuhan. UGM Press. Yogyakarta.
6. Salisbury and W. C. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Bandung : ITB Press
7. Taxonomy of Vascular Plants Laurence
8. C. G. G. J. Van Steenis, dkk. 2008. Flora untuk Sekolah di Indonesia. Jakarta : PT.
Pradnya Paramita
9. Dasuki, U. A. 1991. Sistematika Tumbuhan Tinggi. Pusat antar Universitas Bidang Ilmu
Hayati.
10. P. Nathania. 2019. Morfologi Tanaman Talas. E-Journal. Serviens in Lumine Veritatis
: UAJ Yogyakarta.
11. Desi Saraswati. 2015. Mengenal Bagian dan Bentuk Daun. Universitas
Muhammadiyah Purwekerto. Diakses pada 17 Oktober 2021, melalui
https://desisaraswati69.wordpress.com/2015/06/18/laporan-praktikum-botani-
mengenal-bagian-dan-bentuk-daun-dan-mengenal-ujung-dan-tulang-daun/
12. Dendrologi. 2013. Helaian Daun. Diakses pada 17 Oktober 2021, melalui
http://dendrologi.blogspot.com/2013/10/helaian-daun.html
13. Warung Belajar Biologi. 2014. Deskripsi Tumbuhan Pacar Air. Diakses pada 19
Oktober 2021, melalui http://warungbelajarbiologi.blogspot.com/2014/04/diskripsi-
tumbuhan-pacar-air-impatiens.html
14. Agrotek. 2020. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Ilalang. Diakses pada 19 Oktober
2021, melalui https://agrotek.id/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-ilalang/
15. Agrotek. 2020. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Belimbing. Diakses pada 19
Oktober 2021, melalui https://agrotek.id/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-
belimbing/
16. Botanical Clearing House. 2013. Daun Kupu-Kupu. Universitas Negeri Surabaya.
Diakses pada 19 Oktober 2021, melalui http://bch.unesa.ac.id/hayati/daun-kupukupu
17. Agrotek. 2020. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Singkong. Diakses pada 19 Oktober
2021, melalui https://agrotek.id/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-singkong/
18. Botanical Clearing House. 2013. Kembang Merak. Universitas Negeri Surabaya.
Diakses pada 19 Oktober 2021, melalui http://bch.unesa.ac.id/hayati/kembang-merak
19. Nur Aini. 2021. 4 Jenis Tulang Daun Beserta Contohnya. Halo Edukasi. Diakses pada
20 Oktober 2021, melalui https://haloedukasi.com/jenis-tulang-daun
20. Wikipedia. 2021. Morfologi Daun. Diakses pada 20 Oktober 2021, melalui
https://id.wikipedia.org/wiki/Morfologi_daun

Anda mungkin juga menyukai