Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Senyawa-senyawa di alam dapat mengalami suatu proses kimia seperti proses ionisasi
sehingga senyawa-senyawa di alam dapat mengalami ionisasi menjadi kation.Suatu jenis
kation sangat sulit dibedakan secara langsung tanpa suatu proses analisis.Secara garis
besarnya analisis suatu senyawa kimia dapat dibedakan atas dua macam , yaitu analisis
kualitatif dan analisis kuantitatif.
Dua langkah utama dalam analisis adalah identifikasi dan estimisi komponen-komponen
suatu senyawa. Langkah identifikasi dikenal sebagai analisis kualitatif sedangkan langkah
estimasinya adalah analisis kualitatif. Analisis kualitatif berkaitan dengan penetapan berapa
banyak suatu zat tertentu yang terkandung dalam satu sampel. Berdasarkan hal tersebut maka
percobaan dilakukan identifikasi kation dan anion ini. Analisis kuantitatif biasanya digunakan
dalam identifikasi kation dan anion dengan melakukan uji spesifik.
Identifikasi kation banyak dilakukan terutama terhadap sampel yang berupa bahan
garam yang mengandung banyak logam-logam, misalnya pasir besi danlain-lain. Dengan uji
ini, bahan-bahan galian tersebut dapat segera ditentukan tanpa memerlukan waktu yang terlalu
lama.
Reaksi identifikasi adalah suatu cara untuk mengenal ion-ion, baik kation maupun anion
dalam larutan dengan menggunakan pereaksi-peraksi tertentu. Setiap ion akan memberikan
hasil reaksi tertentu yang dapat membedakan dengan ion-ion yang lain.
Dengan adanya pemisahan suatu unsur berguna untuk memisahkan bahan galian yang
tercampur. Selain itu juga dapat digunakan untuk kasus-kasus keracunan logam berat seperti
Hg dan Pb. Identifikasi anion dan kation banyak dilakukan mengungat keduanya merupakan
bagian bahan obat, bahan baku dan sediaan obat. Namun keduanya dapat juga sebagai
pencemar yang perlu diketahui keberadaannya agar dapat diantisipasi bila membahayakan.
1.2 Maksud Praktikum
Adapun maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan memahami analisis
anion serta karakteristik satu sampel.
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengidentifikasi jenis anion yang
ada didalam sampel.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum


Dalam kimia analisis kualitatif dikenal suatu cara untuk menentukan ion
(kation/anion) tertentu dengan menggunakan pereaksi selektif dan spesifik. Pereaksi
selektif adalah pereaksi yang memberikan reaksi tertentu untuk satu jenis kation/anion
tertentu. Dengan menggunakan pereaksi-pereaksi ini maka akan terlihat adanya
perubahan-perubahan kimia yang terjadi, misalnya terbentuk endapan, terjadinya
perubahan warna, bau dan timbulnya gas (G. Svehla: 1985).

Reaksi identifikasi yang lebih sederhana dikenal sebagai reaksi spesifik untuk
golongan tertentu. Reaksi golongan untuk anion golongan III adalah

AgNO3 yang hasilnya adalah endapan coklat merah bata (Ismail Besari: 1982).

Pada anion, istilah yang perlu dipakai adalah gugus lain yang terikat pada ion
logam, yang dikelompokkan sebagai berikut:

1. Anion sederhana seperti O2, F2, CN-

2. Anion okso diskret seperti NO3- dan SO42-

3. Anion polimer okso seperti silikat atau fosfat kondensi

Anion kompleks halida seperti anion kompleks berbasa banyak seperti oksalat misalnya
(CO(C2O4)3)3- dan anion oksa dari oksigen (Ismail Besari:1982). Klorat, Bromat dan iodat

merupakan ion yang bipiramidal yang terutama dijumpai pada garam lokal alkali. Anion okso
logam transisi jarang digunakan, yang paling dikenal adalah kalium permanganat (KMnO4) dan

kromat (CrO4) atau dikenal sebagai pengoksida (Ismail Besari: 1982).

Kimia analisis dapat dibagi dalam 2 bidang, yaitu analisis kualitatif dan analisis
kuantitatif. Analisis kualitatif membahas tentang identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur
atau senyawa apa yang terdapat dalam suatu sampel. Sedangkan analisis kuantitatif berurusan
dengan penetapan banyaknya satu zat tertentu yang ada dalam sampel (A.L. Underwood:
1993).
Anion berinti banyak dijumpai pada anion okso yang berinti 2, 3 atau 4 atom
oksigen yang terikat pada atom inti dan menghasilkan atom deskret. Namun
demikian, mungkin hanya terdiri dari 2 atom oksigen dan menghasilkan ion dengan
jembatan oksigen seperti ion bikarbonat yang terbentuk dari CrO4 yang diasamkan
(Ismail Besari: 1982).

Metode untuk mendeteksi anion tidaklah sistematik seperti pada metode


untuk mendeteksi kation. Sampai saat ini belum pernah dikemukakan suatu skema
yang benar-benar memuaskan, yang memungkinkan pemisahan anion-anion yang
umum ke dalam golongan utama, dan dari masing-masing golongan menjadi
anggota golongan tersebut yang berdiri sendiri. Pemisahan anion-anion ke dalam
golongan utama tergantung pada kelarutan garam pelarutnya. Garam kalsium,
garam barium, dan garam zink ini hanya boleh dianggap berguna untuk memberi
indikasi dari keterbatasan-keterbatasan metode ini. Skema identifikasi anion
bukanlah skema yang kaku, karena satu anion termasuk dalam lebih dari satu sub
golongan (G. Svehla: 1985).

Untuk memudahkan menganalisa anion, diusahakan dulu dalam bentuk


senyawa yang mudah larut dalam air. Umumnya garam-garam natrium mudah larut
dalam garam karbonat dari logam-logam berat sukar larut dalam air, sehingga
apabila zat yang akan dianalisa berupa zat yang sukar larut atau memberi endapan
dengan Na2CO3, maka dibuat dahulu berupa ekstrak soda, kemudian dipisahkan
dari endapan yang mengganggu tersebut (Anonim: 2011).

Anion merupakan ion yang muatan totalnya negatif akibat adanya kenaikan
jumlah elektron. Misalnya: atom klorin (Cl) dapat memperoleh tambahan satu
elektron untuk mendapat ion klorida (Cl-). Natrium klorida (NaCl), yang dikenal
sebagai garam dapur, disebut senyawa ionik (ionik compound) karena dibentuk dari
kation dan anion. Atom dapat kehilangan atau memperoleh lebih dari satu elektron.
Contoh ion-ion yang terbentuk dengan kehilangan atau memperoleh lebih dari satu
elektron adalah Mg2+, Fe3+, S22-, dan N3-, Na+ dan Cl- Ion-ion ini disebut ion
monoatomik karena ion-ion ini mengandung hanya satu atom.

Pengujian anion dilakukan setelah uji kation. Pengujian terhadap anion relatif
lebih sederhana karena gangguan-gangguan dari ion-ion lain yang ada dalam
larutan minimal (dapat diabaikan). Pada umumnya anion-anion dapat digolongkan
sebagai berikut:

1. Golongan sulfat:

SO42-, SO32-, PO43-, Cr2O42-, BO33- -, Cr2O42-, AsO43-,AsO33-. Anion-


anion ini mengendap dengan Ba2+ dalam suasana basa.
2. Golongan halida:
Cl-, Br-, I, S2-

Anion golongan ini mengendap dengan Ag+ dalam larutan asam (HNO3).

3. Golongan nitrat:

NO3-, NO2-, C2H3O2-.

Semua garam dari golongan ini larut. NO3-, NO2-, CH3OO-.

Analisis anion tidak jauh berbeda dengan analisis kation, hanya saja pada
analisis anion tidak memiliki metode yang sistematis seperti analisis kation. Uji
analisis anion juga berdasarkan pada sifat fisika seperti warna, bau, terbentuknya
gas, dan kelarutannya.
BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 WAKTU DAN TEMPAT

Hari /Tanggal : Kamis, 24 Januari 2019

Pukul : 17.30-21.20 WIB

Tempat : Laboratorium kimia AKFAR YPF

3.2 ALAT DAN BAHAN

A. Alat
1. 10 tabung reaksi 5. Kapas 9. Korek api
2. Rak tabung 6. Cawan uap 10. Label
3. Penjepit tabung 7. Pipet tetes 11. Batang pengaduk
4. Gelas ukur 8. Pembakar bunses
B. Bahan
1. Larutan 11. Larutan HNO3 22. Larutan CH3COOH
CH3COONa 12. Larutan Na2S 23. Larutan KCL
2. Larutan H2SO4 13. Larutan Pb(NO3)2 24. Larutan KBr
3. Padatan KHSO4 14. Larutan AgNO3 25. Larutan KI
4. Etanol 15. Larutan Na2S2O3 26. Larutan NH4OH
5. Larutan H3BO3 16. Larutan FeCl3 27. Larutan KMnO4
6. Methanol 17. Larutan I2 28. Larutan Amilum
7. Larutan Na2SO4 18. Larutan KSCN 29. Larutan Kloroform
8. Larutan Na2CO3 19. Larutan CuSO4 30. Padatan FeSO4
9. Larutan NaNO3 20. Larutan K2CrO4 31. Larutan Na2HPO4
10. Larutan BaCl2 21. Larutan Ba(NO3)2 32. Larutan Mg Mixtura

5
3.3 Prosedur Kerja dan Hasil Pengamatan
1. Reaksi ion CH3COO- (Asetat)
a. Sampel ion CH3COONa dimasukan ke dalam plat tetes, ditambahkan
KHSO4 padat, lalu diaduk dengan batang pengaduk. Bau yang timbul
dicium.
b. Reaksi Esterifikasi
Sampel ion CH3COONa dimasukan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan
etanol dan H2SO4 pekat. Mulut tabung ditutup dengan kapas basa. Lalu
tebung tersebut dipanaskan. Wangi yang timbul dicium.
 Tabel pengamatan
No Zat yang Perubahan yang Hasil
Diperiksa Terjadi Pengamatan
1. CH3COONa + Berbau kecut dan
KHSO4 padat, menyengat seperti cuka
digerus

2. CH3COONa + Berbau lemah seperti


etanol + H2SO4 balon
pekat

6
 Persamaan reaksi:

1. CH3COONa + KHSO4 

H2SO4
2. CH3COONa + C2H5OH 

2. Reaksi ion BO33- (Borat)


Sampel H3BO3 dimasukan kedalam cawan uap, kemudian diuapkan hingga
memperoleh kristal boratnya, ditambahkan 3 tetes H2SO4 pekat dan methanol,
kemudian dibakar, dan nyala api diamati
 Tabel pengamatan
No. Zat yang Perubahan Hasil Pengamatan
Diperiksa yang Terjadi
1. H3BO3 + Muncul api
Metanol + berwarna hijau
H2SO4 pekat

 Persamaan Reaksi:

H3BO3 + 3CH3OH 
H2SO4 pekat

3. Reaksi ion SO42- (Sulfat) dan CO32- (Karbonat)


Tersedia 2 tabung reaksi
1. Tabung no.1 diisi dengan larutan SO42- (Na2SO4)
2. Tabung no.2 diisi dengan larutan CO32- (Na2CO3)
Ke dalam tiap tabung tambahkan BaCl2, perubahan yang terjadi diamati.
Kemudian masing-masing tabung dipanaskan. Amati perubahan yang

7
terjadi. Lalu ditambahkan larutan HNO3 encer ke dalam tiap tabung,
perubahan yang terjadi diamati.
 Tabel Pengamatan
No. Zat Perubahan yang Terjadi
+BaCl2 + HNO3 encer
1. Na2SO4 Timbul endapan putih Tetap timbul endapan
putih (tidak terjadi
perubahan)
Hasil Pengamatan

2. Na2CO3 Timbul endapan putih Warna larutan kembali


jernih tak berwarna

Hasil Pengataman

 Persamaan reaksi

1. Na2SO4 + BaCl2 
Endapan sukar larut dalam asam kuat encer
2. Na2CO3 + BaCl2 
Endapan sukar larut dalam asam kuat encer

8
4. Reaksi Ion S2- (Sulfida)
Sebanyak 3 tabung reaksi disiapkan, lalu dimasukan larutan Na2S ke dalam tiap
tabung, lalu:
1. Tabung no.1 ditambah larutan Pb(NO3)2. Perubahan yang terjadi diamati
2. Tabung no.2 ditambah larutan HNO3. Bau yang timbul dicium.
3. Tabung no.3 ditambah larutan AgNO3. Perubahan yang terjadi diamati.
 Tabel pengamatan
Pereaksi Perubahan
No. Zat Hasil Pengamatan
yang Terjadi
1. Na2S Pb(NO3)2 Timbul endapan
hitam, warna
larutan menjadi
ke abu-an

2. Na2S HNO3 Berbau belerang

3. Na2S AgNO3 Timbul butiran


hitam yang
mengapung
diatas larutan,
warna larutan
agak kuning
kecoklatan

9
 Persamaan reaksi

1. Na2S + Pb(NO3)2 
2. Na2S + HNO3 
3. Na2S + AgNO3 

4. Reaksi Ion S2O32- (Tiosulfat)


Sebanyak 4 tabung reaksi disediakan, untuk tabung no 1,2 dan 3 masing-masing
diisi dengan larutan Na2S2O3) sedangkan tabung no 4 dimasukan larutan I2 encer.
Kemudian kedalamnya:
a. Tabung no.1 ditambahkan larutan HCl encer, perubahan yang
terjadi diamati.
b. Tabung no.2 ditambahkan FeCl3, perubahan yang terjadi diamati,
lalu di diamkan dan perubahan yang terjadi diamati kembali,
c. Tabung no.3 ditambahkan AgNO3, kemudian dipanaskan.
Perubahan yang terjadi diamati.
d. Tabung no.4 ditambahkan dengan larutan Na2S2O3, perubahan yang
terjadi diamati.
 Tabel pengamatan
No Zat Pereaksi Perubahan yang Hasil pengamatan
Terjadi
1. Na2S2O3 HCl Terdapat butiran
encer merah

10
2. Na2S2O3 FeCl3 Warna larutan
coklat tua, setelah
didiamkan
menjadi kuning
keemasan

3. Na2S2O3 AgNO3 Terdapat butiran


hitam, warna
larutan menjadi
keruh keabuan

4. I2 Na2S2O3 Warna menjadi


kuning kemerahan

 Persamaan reaksi

1. Na2S2O3 + 2HCl 
2. Na2S2O3 + FeCl3 ↔
Na [Fe(S2O3)2] + NaCl + FeCl3 

3. Na2S2O3 + AgNO3 
Ag2S2O3 + H2O dipanaskan 
4. I2 + Na2S2O3 
Warna I2 dilunturkan oleh Na2S2O3

11
5. Reaksi Ion SCN- (tiosianat)
Sebanyak 3 tabung reaksi disediakan. Kemudian ke dalam tiap tabung dimasukan
larutan KSCN, lalu pada:
 Tabung no.1 ditambahkan larutan HNO3 encer dan larutan AgNO3.
 Tabung no.2 ditambahkan larutan HNO3 encer dan larutan FeCl3.
 Tabung no.3 ditambahkan larutan CuSO4
Perubahan yang terjadi diamati pada masing-masing tabung.
 Tabel pengamatan
No. Zat Pereaksi Perubahan Hasil Pengamatan
yang Terjadi
1. KSCN HNO3 + AgNO3 Terdapat
endapan putih

2. KSCN HNO3 + FeCl3 Terjadi


encer perubahan
warna
menjadi
merah pekat

12
3. KSCN CuSO4 Warna larutan
hijau bening,
terdapat
endapan abu

 Persamaan reaksi

1. KSCN + AgNO3 
Endapan tidak larut dalam asam nitrat (HNO3) encer

2. 3KSCN + FeCl3 ↔

3. 2KSCN + CuSO4 ↔
Pada awal reaksi terjadi pewarnaan hiaju, lalu terbentuk endapan
hitam

6. Reaksi Ion CrO42- (kromat)


Sebanyak 3 tabung reaksi disediakan. Kemudian ke dalam tiap tabung dimasukan
larutan yang mengandung K2CrO4, lalu pada:
1. Tabung no.1 ditambahkan larutan AgNO3, lalu ditambahkan CH3COOH
2. Tabung no.2 ditambahkan larutan Pb(NO3)2, lalu ditambahkan
CH3COOH
3. Tabung no.3 ditambahkan larutan Ba(NO3)2, lalu ditambahkan
CH3COOH.
Perubahan yang terjadi diamati.

13
 Tabel pengamatan

Warna larutan K2CrO4 : Kuning

No. Zat Pereaksi Perubahan yang + CH3COOH


Terjadi
1. K2CrO4 AgNO3 Terbentuk endapan Larutan menjadi kuning,
berwarna merah mata terbentuk endapan berwarna
merah bata

2. K2CrO4 Pb(NO3)2 Warna larutan kuning warna larutan menjadi kuning


terang, terbentuk gelap, tetap terbentuk endapan
endapan

14
3. K2CrO4 Ba(NO3)2

 Persamaan reaksi

1. K2CrO4 + AgNO3 
2. K2CrO4 + Pb(NO3)2 
3. K2CrO4 + Ba(NO3)2 
Endapan-endapan yang terbentuk mudah larut dalam asam kuat encer

7. Reaksi Ion Cl-, Br-, I- (Klorida, Bromida, Iodida)


1. Sebanyak 3 tabung reaksi disediakan, tiap tabung:
1. Tabung no.1 diisi larutan KCl
2. Tabung no.2 diisi larutan KBr
3. Tabung no.3 diisi larutan KI
Kemudian kedalam tiap tabung ditambahkan larutan HNO3 dan larutan AgNO3,
perubahan yang terjadi diamati, lalu ditambahkan larutan NH4OH berlebih, dan
kembali diamati.

15
 Tabel pengamatan

No. Zat + HNO3 + AgNO3 + NH4OH

1. KCl Warna larutan menjadi putih, dan Tidak terjadi perubahan


terbentuk endapan putih
2. KBr Warna larutan menjadi putih susu, Tidak terjadi perubahan
dan terbentuk endapan berwarna
putih kehijauan
3. KI Warna larutan menjadi putih Tidak terjadi perubahan
kekuningan

Hasil
Pengamatan

Sebelum di + HNO3 + AgNO3 Sesudah + HNO3 + AgNO3

sesudah + NH4OH

16
 Persamaan reaksi

1. KCl + AgNO3 
Endapan sukar larut dalam HNO3 encer, mudah larut dalam NH4OH encer
2. KBr + AgNO3 
Endapan sukar larut dalam HNO3 encer dan dalam NH4OH encer
3. KI + AgNO3 
Endapan sukar larut dalam HNO3 encer dan dalam NH4OH encer

2. Sebanyak 3 tabung reaksi disiapkan, tiap tabung:


 Tabung no.1 diisi larutan KCl
 Tabung no.2 diisi larutan KBr
 Tabung no.3 diisi larutan KI
Kemudian masing-masing tabung ditambahkan larutan H2SO4 encer dan larutan
KMnO4, lalu ditambahkan amilum dan di kocok. Perubahan yang terjadi diamati.

No. Zat + H2SO4 + KMnO4 + + H2SO4 + KMnO4 +


amilum Kloroform
1. KCl Warna larutan menjadi Terbentuk 2 fase, dimana
ungu jernih lapisan bawah berwarna
silver

17
2. KBr Warna larutan menjadi Terbentuk 2 fase, dimana
kuning jernih lapisan bawah berwarna
silver

3. KI Warna larutan menjadi Terbentuk 2 fase, dimana


biru tua lapisan bawah berwarna
kuning

 Persamaan Reaksi
1. KCl + KMnO4 + H2SO4 
Gas Cl2 dapat dikenal dari baunya, dari warna hijau-kuning, atau dengan
kertas KI-amilum warna kertas jadi biru

18
2. KBr + KMnO4 + H2SO4 
Uap Br2 dapat dikenal dari warna dan baunya
Dengan amilum terbentuk warna merah-jingga
Dengan CHCl3 terbentuk lapisan berwarna jingga/kuning emas pada
lapisan bawah
3. KI + KMnO4 + H2SO4 
Uap I2 dapat dikenal dengan amilum terbentuk warna biru tua
Dengan CHCl3 terbentuk lapisan berwarna ungu pada lapisan bawah

8. Reaksi Ion NO3- (Nitrat)


Sebuah tabung reaksi diisi larutan NaNO3, kemudian ditambahkan larutan
H2SO4 encer dan FeSO4 padat, lalu dikocok. Tabung reaksi diamati, kemudian
ditambahkan H2SO4 pekat melalui dinding tabung secara perlahan-lahan (tanpa
goncangan dan tabung dengan posisi miring)
 Tabel pengamatan

No. Zat H2SO4 encer + FeSO4 H2SO4 pekat


padat Pelan, tanpa
goncangan
1. NaNO3 Warna larutan menjadi Cairan bening kuning
bening berwarna hijau ada gelembung cincin,
bau menyengat.

19
 Persamaan reaksi

NaNO3 + H2SO4 + FeSO4 


FeSO4 + NO  
Cincin coklat oleh nitrat terbentuk setelah menggunakan H2SO4 pekat

9. Reaksi Ion PO43- (Fosfat)/Ortofosfat


Sebanyak 3 tabung reaksi disediakan kemdudian diisi larutan Na2HPO4,
kemudian pada:
1. Tabung no.1 ditambahkan larutan AgNO3, perubahan yang terjadi
diamati.
2. Tabung no.2 ditambahkan larutan BaCl2, perubahan yang terjadi diamati.
3. Tabung no.3 ditambahkan larutan Magnesium Mixtura, perubahan yang
terjadi diamati.
 Tabel pengamatan

No. Zat Pereaksi Perubahan Hasil Pengamatan


yang Terjadi
1. + AgNO3

Na2HPO4

20
2. + BaCl2

3. + Magnesium
Mixtura

 Persamaan reaksi
1. Na2HPO4 + AgNO3 
2. Na2HPO4 + BaCl2 
3. Na2HPO4 + MgCl2 + NH3 

3.4 PEMBAHASAN
3.5 KESIMPULAN

21
3.6 SARAN
1. Untuk Laboratorium
Agar alat-alat yang ada akan digunakan bisa terjaga mutu dan kualitasnya agar
dapat dilakukan oleh para praktikan.
2. Untuk Asisten
Janganlah bosan dalam mengawasi jalannya praktikum yang dilakukan
praktikan dalam laboratorium diharapkan agar dapat lebih baik untuk
mengurangi faktor kesalahan pada praktikum.

22
DAFTAR SUMBER

Cokrosarjiwanto. 1997. Kimia Analitik Kualitatif I. Yogyakarta : UNY Press.


Keenan, dkk. 1984. Kimia Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga.
Masrelon, W.L. 1990. Analisa Kualitatif. http : //www.Chemistry.co.id.Pdf.
Didownload pada tanggal 18 Januari 2019.
Vogel. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro.
Jakarta : PT. Kalman Pusaka

23
LAMPIRAN

24
LAPORAN TAMBAHAN MODUL III
ANALISA KATION

1. Ion Ni2+ (Nikel)


Sebuah tabung reaksi diisi larutan NiSO4 kemudian ditambahkan larutan
NH4OH. Lalu ditambahkan beberapa tetes larutan Dimetilglioksim (DMG).
Perubahan yang terjadi di amati.
 Tabel pengamatan

Warna larutan NiSO4 : Jernih kehijauan

No. Zat Pereaksi Perubahan Hasil Pengamatan


yang Terjadi
1. NiSO4 NH4OH + Terdapat
DMG endapan merah,
warna larutan
berubah

menjadi jernih
merah muda

25

 Persamaan reaksi

26

Anda mungkin juga menyukai