Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN HASIL

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

PERCOBAAN II

PENGENALAN GUGUS FUNGSI SENYAWA KIMIA

I. TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari dan mengenal


gugus fungsi pada senyawa organik.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Umumnya kimia organik melibatkan substituen yang menempel pada


rantai hidrokarbon. Substituen ini yang biasanya mengandung oksigen,
nitrogen, sulfur atau fosfor dinamakan gugus fungsi, yakni bagian suatu
molekul yang berfungsi secara kimia. Dengan mengetahui faktor ini,
kimiawan organik menggolongkan senyawa organik menjadi beberapa
kategori sesuai dengan gugus fungsinya. Lambang R digunakan untuk
menggambarkan rantai atau cincin karbon yang membawa gugus fungsi.
Ikatan ganda dua pada alkena dan ganda tiga pada alkuna reaktif secara kimia
dan dipandang sebagai gugus fungsi (Wilbraham, 1992).

Gugus fungsi merupakan bagian molekul yang mempunyai


kereaktivan kimia. Senyawa yang mempunyai gugus fungsi sama akan
mengalami reaksi kimia yang sama. Untuk senyawa dengan gugus fungsi
sama maka akan lebih mudah menggunakan rumus umum untuk senyawa-
senyawa tersebut. Sebagai contoh: etana merupakan senyawa alkana
mempunyai rumus molekul CH3-CH3 pada senyawa ini hanya mempunyai
ikatan C-H. Rumus umum untuk alkana dituliskan sebagai R-H, dimana R
menyatakan gugus alkil (Wardiyah, 2016).Gugus fungsi mengacu pada atom
tertentu yang terikat dalam susunan tertentu yang memberikan sifat fisik dan
kimia tertentu pada suatu senyawa. Gugus fungsi adalah sekelompok atom
yang bertanggung jawab untuk reaksi karekteristik senyawa. Gugus fungsi

NAMA : RAHMATANNOR HIDAYATI


NIM : 1911013320006
KELOMPOK : 8
LAPORAN HASIL
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

memainkan peran penting dalam mengarahkan dan mengendalikan reaksi


organik (Saraswati, 2016).
Kitin jenis koloidal sering digunakan oleh para peneliti dalam uji
aktivitas kitinase karena mempunyai aktivitas yang tinggi dibanding dengan
kitin dalam bentuk serbuk. Sebagai studi lebih lanjut perlu dilakukan
modifikasi substrat kitin yang bertujuan untuk mengetahui bentuk kitin lain
yang memiliki aktivitas yang tinggi. Hasil modifikasi susbtrat kitin akan
dikarakterisasi gugus fungsinya menggunakan spektroskopi FT-IR. Ini
bertujuan untuk melihat adakah perbedaan kitin hasil modifikasi dan kitin
dalam bentuk serbuk. Selanjutnya substrat kitin diuji aktivitasnya terhadap
enzim kitinase bakteri Pseudomonas sp. TNH-54. Substrat yang telah
didegradasi diuji kembali menggunakan spektroskopi FT-IR untuk melihat
gugus fungsi yang mungkin hilang selama proses degradasi enzim kitinase
terhadap susbtratnya. Setelah diinteraksikan selama 24 jam, substrat kitin
diuji kembali menggunakan spketroskopi FT-IR dan menunjukkan penurunan
trasmitansi (%T) pada beberapa gugus fungsi kitin, seperti pada gugus –OH,
gugus –NH, gugus C-O. Pada kitin koloidal juga mengalami penuruna
intensitas yaitu pada spektra gugus –OH, gugus –NH, gugus C-O, dan gugus
C=O. Hal yang berbeda ditunjukkan spektra IR kitin superfine yang
mengalami kenaikan intensitas (%T) pada beberapa gugus fungsi yaitu pada
gugus –OH, gugus –NH, C-O, dan C=O. (Tamimi&Herdyastuti, 2013)

III. ALAT DAN BAHAN

A. Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah: tabung reaksi


+ rak, pipet tetes, termometer, penangas air, gelas piala.

NAMA : RAHMATANNOR HIDAYATI


NIM : 1911013320006
KELOMPOK : 8
LAPORAN HASIL
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

B. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah: Etanol,


NaOH 6M, 2-propanol, Reagen fehling A dan B, T-butanol , Asetaldehida,
Aseton, Asam asetat, Heksana, CCl4, Benzena, I2 dalam KI, Kloroform,
H2SO4 pekat, KMnO4 0,5%, Akuades.

IV. PROSEDUR KERJA

A. Uji Kelarutan
1. Disiapkan 8 buah tabung reaksi yang telah berisi 2 mL air lalu
menambahkan masing-masing 5 tetes senyawa yang diuji, yaitu
etanol, 2- propanol, aseton, asam asetat, heksana, benzena, t-butanol,
dan asetaldehida.
2. Dikocok dan mengamati kelarutannya.
3. Diulangi hal yag sama dengan pelarut CCl4
B. Uji Bau
1. Dibuka tutup botol larutan uji, dan mengkibas-kibaskan uapnya.
2. Dicium bagaimana bau masing-masing senyawa tersebut.
C. Uji Fehling
1. Dicampurkan 1 mL Fehling A dan 1 mL Fehling B, lalu
menambahkan 1 mL etanol.
2. Dipanaskanya selama 5 menit. mengamati perubahan warna
dan endapan yang terjadi.
3. Diulangi dengan senyawa uji lainnya.
D. Uji KMnO4
1. Dimasukkan 1 mL senyawa uji diuji ke dalam tabung reaksi
dan ditambahkan 2 tetes asam sulfat pekat dan KMnO 4 tetes demi
tetes sambil dikocok.
2. Ditempatkannya dalam penangas air bersuhu 70o - 80oC
sampai terbentuk reaksi.

NAMA : RAHMATANNOR HIDAYATI


NIM : 1911013320006
KELOMPOK : 8
LAPORAN HASIL
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

3. Diamati perubahan yang terjadi.


E. Uji Iodoform (I2 dalam KI )
1. Disiapkan 1 mL senyawa uji dalam tabung reaksi.,
ditambahkan 1 mL larutan iodin dan NaOH tetes demi tetes sampai
warna iodin berubah menjadi kuning muda.
2. Didiamkan, lalu dipanaskan dalam penangas air 60o bila
dalam 15 menit belum terbentuk endapan.
3. Diamati perubahan yang terjadi.
F. Reaksi dengan alkohol (etanol)
1. Disiapkan 1 mL senyawa uji dalam tabung reaksi,
ditambahkan 1 mL etanol dan beberapa tetes H2SO4 pekat. dikocok
dan dipanaskan dalam penangas air selama 10 menit.
2. Dituang isinya ke dalam gelas piala yang berisi air.
3. Diamati bau yang terjadi.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Uji Kelarutan
Pelarut
Senyawa Uji
Air CCl4
Etanol Larut Larut, larutan menjadi agak
keruh dan berwarna cokelat
kekuningan.
2-propanol Larut Larut, larutan menjadi agak
keruh.
T- butanol Larut Tidak terlalu larut dan
terbentuk endapan.
Aseton Larut Larut, larutan menjadi agak

NAMA : RAHMATANNOR HIDAYATI


NIM : 1911013320006
KELOMPOK : 8
LAPORAN HASIL
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

keruh.
Asam asetat Larut Larut, terdapat jel di dinding
tabung
Heksana Larut Larut
Asetaldehida Larut Larut
Benzena Larut Larut

2. Uji Bau
Senyawa Uji Bau
Etanol Tidak menyengat
2-propanol Tidak menyengat
t-butanol Tidak menyengat
Aseton Menyengat
Asam asetat Menyengat
Heksana Tidak menyengat
Asetaldehida Menyengat
Benzena Tidak menyengat

3. Uji 3. Uji fehling


Warna (sebelum Warna
Senyawa Uji Keterangan
dipanaskan) (dipanaskan)
Etanol Biru Biru Larut, Tidak
mengendap
2-propanol Terdapat dua Terdapat dua Tidak
lapisan warna lapisan warna Mengendap
(biru muda pada (biru tua pada

NAMA : RAHMATANNOR HIDAYATI


NIM : 1911013320006
KELOMPOK : 8
LAPORAN HASIL
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

lapisan bawah lapisan bawah dan


dan bening pada bening pada
lapisan atas) lapisan atas)
T-butanol Terdapat dua Terdapat dua Tidak
lapisan warna lapisan warna mengendap
(biru tua pada (biru tua pada
lapisan bawah lapisan bawah dan
dan bening pada bening pada
lapisan atas) lapisan atas)
Aseton Terdapat dua Terdapat dua Tidak
lapisan warna lapisan warna mengendap
(biru tua pada (biru tua pada
lapisan bawah lapisan bawah dan
dan bening pada biru muda pada
lapisan atas) lapisan atas)
Asam asetat Biru toska Biru muda Mengendap
(endapan
berwarna
kuning)
Heksana Terdapat dua Terdapat dua Tidak
lapisan warna lapisan warna mengendap
(biru tua pada (biru tua pada
lapisan bawah lapisan bawah dan
dan bening pada bening pada
lapisan atas) lapisan atas)
Asetaldehid Terdapat dua Terdapat dua Tidak
a lapisan warna lapisan warna mengendap,
(orange pada (orange pada tabung reaksi
lapisan atas dan lapisan atas, hijau terasa panas
hijau lumut pada lumut muda pada
lapisan bawah) lapisan tengah dan
hijau tua pada

NAMA : RAHMATANNOR HIDAYATI


NIM : 1911013320006
KELOMPOK : 8
LAPORAN HASIL
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

lapisan bawah)
Benzena Terdapat dua Terdapat dua Tidak
lapisan warna lapisan warna menendap
(biru tua pada (biru tua pada
lapisan bawah lapisan bawah dan
dan bening pada bening pada
lapisan atas) lapisan atas)

4. Uji KMnO4
Senyawa Uji Awal + H2SO4 pekat + KMnO4 Setelah
(2 tetes) dipanas
kan
Etanol Bening Bening Ungu terang Ungu pekat
2-propanol Bening Bening Benung Bening
t-butanol Bening Bening Ungu pekat Ungu pekat
Aseton Bening Bening Ungu keruh Bening
Asam Asetat Bening Bening Cokelat Cokelat
Heksana Bening Bening Ungu Atas ungu
bawah
putih
Asetaldehid Bening Bening Bening Bening
a
Benzena Bening Bening Cokelat Cokelat

5. Uji Iodoform
Senyawa Uji Hasil
Etanol Sedikit kekuningan, tidak ada endapan
2-propanol Bening, tidak ada endapan
t-butanol Bening, sedikit ada endapan
Aseton Kuning muda, tidak mengendap
Asam Asetat Kuning muda, tidak mengendap
Heksana bening, tidak mengendap
Asetaldehida Kuning keruh, mengendap

NAMA : RAHMATANNOR HIDAYATI


NIM : 1911013320006
KELOMPOK : 8
LAPORAN HASIL
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

6. Reaksi dengan Alkohol (etanol)


Warna
Senyawa Uji Perubahan Bau
Awal Akhir

Etanol Bening Bening Menyengat


2-propanol Kuning Kuning Tidak menyengat
Putih Bening
Aseton kekuningan Tidak menyengat
Asam Asetat Putih Bening Menyengat
Heksana Bening Bening Menyengat
Asetaldehida Putih Cokelat Menyengat
Benzena Putih Di atas Tidak menyengat
bening di
bawah keruh
T- butanol Bening Bening Tidak menyengat

B. Pembahasan
1. Uji Kelarutan
Percobaan uji kelarutan ini menyiapkan 8 buah tabung reaksi
yang diisi masing-masing tabung dengan 2 ml air. Kemudian
ditambahkan masing-masing senyawa uji sebanyak 5 tetes, kemudian
dikocok dan diamati kelarutannya. Uji kelarutan ini dilakukan untuk
mengetahui suatu perubahan pada senyawa-senyawa uji seperti t-butanol,
2-propanol, etanol, aseton, asam asetat, heksana, benzena, dan
asetaldehid. Bahan yang menggunakan pelarut air, semua senyawa uji
dapat larut. Etanol, 2-propanol dan t-butanol merupakan senyawa dengan
gugus fungsi hidroksil (-OH). Gugus hidroksil merupakan turunan dari

NAMA : RAHMATANNOR HIDAYATI


NIM : 1911013320006
KELOMPOK : 8
LAPORAN HASIL
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

air (H2O) dimana salah satu atom hidrogennya digantikan oleh gugus
alkil. Senyawa dengan gugus fungsi hidroksil (-OH) bersifat polar, sama
seperti air. Karena kemiripan sifat inilah, maka senyawa dengan gugus
hidroksil akan larut di dalam air. Aseton merupakan salah satu senyawa
dengan gugus fungsi karbonil (-CO). Gugus karboksil menyebabkan
aseton bersifat polar, sehingga dapat larut dalam air. Begitu pula asam
asetat (CH3COOH) dengan gugus fungsi karboksil (-COOH) yang
merupakan senyawa polar, sehingga dapat larut dalam air. Heksana
(C6H14), meskipun merupakan senyawa rantai lurus (alifatik) yang
bersifat nonpolar ternyata dapat larut dalam air. Hal ini sedikit
menyimpang dari teori yang mengatakan bahwa senyawa polar hanya
dapat larut dalam pelarut polar. Penyimpangan ini kemungkinan
disebabkan karena warna heksana dan air adalah sama (bening), sehingga
pengamat tidak dapat dengan jelas membedakan yang mana heksana dan
yang mana air.

Pelarut kedua yakni CCl4 merupakan pelarut nonpolar yang secara


teoritis hanya dapat melarutkan senyawa-senyawa nonpolar pula. Hasil
percobaan kali ini tidak sesuai dengan teori pelarutan karena senyawa
polar seperti etanol, 2-propanol, 2-butanol, dan asam asetat dapat larut
dalam air. Hal ini kemungkinan besar karena kesalahan pada saat
pengamatan, seperti pencucian tabung reaksi yang belum bersih benar
maupun pemakaian alat (seperti pipet tetes) yang masih mengandung
senyawa lain dan menyebabkan hasil percobaan kurang akurat dengan
literatur yang ada. Saat seyawa uji di tambahkan CCl4 mendapatkan hasil
untuk etanol larutan berubah menjadi keruh, berwarna sedikit
kekuningan. Untuk 2- propanol larutan menjadi keruh. T-butanol saat
ditetesi CCl4 dan terdapat sedikit endapan. Benzena, asetaldehida, dan
heksana saat di tetesi CCl4 larutan tetap bening dan larut. Saat asam
asetat ditambahkan CCl4 terdapat jel di dinding tabung reaksi.

2. Uji Bau

NAMA : RAHMATANNOR HIDAYATI


NIM : 1911013320006
KELOMPOK : 8
LAPORAN HASIL
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Pengujian yang kedua adalah uji bau yang dilakukan dengan


mengibas-ngibaskan uap senyawa uji (tidak dihirup secara langsung),
karena beberapa senyawa uji bersifat toksik bila terhirup oleh manusia.
Senyawa uji seperti 2-propanol, t-butanol, dan aseton berbau menyengat.
Pengujian ini sangat sulit dilakukan karena hanya mengandalkan
kepekaan indra penciuman yang sudah tentu sangat bergantung pada
situasi dan kondisi baik lingkungan maupun pengamat sendiri.

3. Uji Fehling
Uji fehling bertujuan untuk mengetahui apakah suatu senyawa
mudah dioksidasi atau tidak. Pereaksi Fehling yang digunakan adalah
larutan Fehling A dan Fehling B. Fehling A berwarna biru yang
mengandung CuSO4 akan teroksidasi menjadi ion Cu2+, sedangkan
Fehling B adalah pemberi suasana alkalis dengan adanya suatu larutan
alkali dari garam tartrat. Pada pengamatan, semua senyawa uji tidak
terjadi perubahan warna baik sebelum maupun sesudah pencampuran dan
pemanasan. Tetapi t-butanol menunjukkan perubahan yang yakni
terbentuk endapan yang berwarna hijau dan terpisah menjadi dua lapisan
dimana lapisan atas bening. Hal ini disebabkan karena t-butanol
merupakan alkohol.Adapun reaksi masing-masing senyawa sebagai
berikut:

 Fehling A + Fehling B + Asetaldehida


CH3CHO + 2Cu2+ + 4OH- → 2Ag + CH3COOH + Cu2O +2H2O
 Etanol + Fehling A + Fehling B
CH3CH2OH + Cu2+ + OH- → tidak bereaksi
 2-propanol+ Fehling A + Fehling B
(CH3)2CHOH + Cu2+ + OH- → tidak bereaksi
 t-butanol+ Fehling A + Fehling B
(CH3)3COH + Cu2+ + OH- → tidak bereaksi

NAMA : RAHMATANNOR HIDAYATI


NIM : 1911013320006
KELOMPOK : 8
LAPORAN HASIL
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

 aseton+ Fehling A + Fehling B


CH3COCH3 + Cu2+ + OH- → tidak bereaksi
 asam asetat+ Fehling A + Fehling B
CH3COOH + Cu2+ + OH- → tidak bereaksi
 Benzena + Fehling A + Fehling B
C6H6 + Cu2+ + OH- → tidak bereaksi
 heksana + Fehling A + Fehling B
CH3CH2CH2CH2CH2CH + Cu2+ + OH- → tidak bereaksi

4. Uji KMnO4
Selanjutnya adalah uji KMnO4, yang digunakan untuk mengetahui
reaksi oksidasi suatu senyawa dan reaksi pembentukan asam
karboksilat.Uji KMnO4 dilakukan untuk mengetahui perubahan warna
yang terjadi pada setiap senyawa uji, pertama-tama yaitu 1 ml senyawa
uji dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 2 tetes asam
sulfat pekat dan KMnO4 tetes demi tetes sambil dikocok sehingga warna
campuran menjadi berubah tergantung dari jenis senyawa ujinya
misalkan sebelum dipanaskan pada etanol, 2-propanol, dan t-butanol,
warna awalnya coklat dan terdapat endapan namun setelah dipanaskan
yang ditempatkan dalam penangas air, endapan dalamsenyawa uji
tersebut hilang. Rangkaian reaksi-reaksi sebagai berikut :

 CH3COOH + KMnO4 →tidak bereaksi


Asam asetat
 (CH3)3COH + KMnO4 → tidak bereaksi
T-butanol
 CH3CH2OH + KMnO4 → C2H5 + KOH + MnO4
Etanol
 CH3CHCH3OH + 2KMnO4 → CH3COCH3 + 2KOH + 2MnO4
 2-propanol

NAMA : RAHMATANNOR HIDAYATI


NIM : 1911013320006
KELOMPOK : 8
LAPORAN HASIL
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

 CH3COCH3 + KMnO4 → tidak bereaksi


Aseton
 CH3(CH2)4CH3 + KMnO4 → tidak bereaksi
Heksana
 C6H6 + KMnO4 + H2SO4 → tidak bereaksi
Benzena
 CH3CHO + KMnO4 → tidak bereaksi
Asetaldehida

5. Uji Iodoform
Uji Iodoform dimaksudkan untuk mengetahui bisa tidaknya
aldehid atau keton diionisasi. Syarat suatu senyawa untuk diionisasi atau
menunjukkan uji positif terhadap uji iodoform memiliki gugus metil
keton dan ditandai dengan terbentuknya warna atau endapan kuning.
Setiap 1 ml senyawa uji dimasukkan dalam tabung reaksi dicampurkan
dengan 1 ml iodin dan NaOH tetes demi tetes sampai warna iodin
berubah menjadi kuning muda. Kemudian didiamkan, bila dalam 15
menit belum terbentuk endapan maka larutan dipanaskan dalam penangas
air. Setelah larutan dipanaskan maka akan terjadi perubahan. Pada
percobaan uji iodoform ini hasil yang didapatkan adalah etanol(sedikit
kekuningan, tidak ada endapan), 2-propanol (bening, tidak ada endapan),
t-butanol (bening, tidak ada endapan), aseton (kuning muda, tidak ada
endapan), asam asetat (kuning muda, tidak ada endapan), heksana
(bening, tidak ada endapan). Reaksi pembentukan iodoform sebagai
berikut :

(CH3)2CHOH + I2 + 2NaOH → CH3COCH3 + 2NaI + 2H2O

2- propanol

CH3COCH3 + 3I2 + 4NaOH → CHI3 + CH3COONa + 3NaI + 3H2O

NAMA : RAHMATANNOR HIDAYATI


NIM : 1911013320006
KELOMPOK : 8
LAPORAN HASIL
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Aseton

6. Reaksi dengan Alkohol (Etanol)


Percobaan yang keenam adalah reaksi dengan alkohol (etanol).
Siapkan 1 ml Senyawa uji dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 1 ml
etanol dan beberapa tetes H2SO4cair. Dikocok dan dipanaskan dalam
penangas air selama 10 menit (jangan sampai larutan mendidih).
Dituangkan isinya dalam gelas piala yang berisi air. Dan dari hasil
pengamatan semua larutan senyawa uji yaitu asam asetat sedikit
menyengat, aseton tidak menyengat, dan heksana tidak menyengat
(seperti bau lem).

Reaksi dengan alkohol perbedaannya hanya asam asetat semula


(putih menjadi bening kekuningan), asetaldehida semula putih menjadi
cokelat, dan t-butanol semula putih menjadi diatas bening dibawah keruh.
Adapun reaksinya sebagai berikut:
CH3CH2OH + CH3CH2OH → CH3CH2OCH2CH3 + H2O
Etanol Dietil eter

NAMA : RAHMATANNOR HIDAYATI


NIM : 1911013320006
KELOMPOK : 8
LAPORAN HASIL
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

VI. KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan :

1. Senyawa polar cenderung larut pada pelarut polar, sebaliknya senyawa


nonpolar cenderung larut pada pelarut nonpolar.
2. Uji kelarutan, semua senyawa uji terlarut sempurna pada air dan CCl4
kecuali aseton tidal larut dalam CCl4.
3. Uji fehling dilakukan untuk mengetahui kekuatan atau bisa tidaknya
suatu aldehid dan keton untuk dioksidasi.
4. Uji KMnO4 yang mengendap setelah dipanaskan adalah aseton, asam
asetat dan heksana. Sedangkan etanol, 2-propanol dan t-butanol endapan
hilang setelah dipanaskan.
5. Uji Iodoform, 2-propanol dan aseton berwarna kuning sedangkan
senyawa uji yang lain berwarna bening.
6. Reaksi dengan alkohol (etanol), semua senyawa uji baunya menyengat.

NAMA : RAHMATANNOR HIDAYATI


NIM : 1911013320006
KELOMPOK : 8
LAPORAN HASIL
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

DAFTAR PUSTAKA

Saraswati,I. 2016. Panduan Praktikum Kimia. Deepublish, Yogyakarta.

Tamimi, M., & Herdyastuti, N. 2013 . Analisis gugus fungsi dengan

menggunakan spektroskopi FT-IR dari variasi kitin sebagai substrat

kitinase bakteri Pseudomonas sp. TNH-54 analysis functional groups

using FT-IR spectroscopy of chitin variation as Pseudomonas sp.

TNH. UNESA Journal of Chemistry, 2(2): 47-51.

Wardiyah. 2016. Kimia Organik. Pusdik SDM kesehatan, Jakarta.

Wilbraham, C.M & Matta, M.S. 1992. Kimia Organik dan Hayati. ITB, Bandung.

NAMA : RAHMATANNOR HIDAYATI


NIM : 1911013320006
KELOMPOK : 8
LAPORAN HASIL
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

NAMA : RAHMATANNOR HIDAYATI


NIM : 1911013320006
KELOMPOK : 8

Anda mungkin juga menyukai