PERCOBAAN II
I. TUJUAN PERCOBAAN
A. Alat
B. Bahan
A. Uji Kelarutan
1. Disiapkan 8 buah tabung reaksi yang telah berisi 2 mL air lalu
menambahkan masing-masing 5 tetes senyawa yang diuji, yaitu
etanol, 2- propanol, aseton, asam asetat, heksana, benzena, t-butanol,
dan asetaldehida.
2. Dikocok dan mengamati kelarutannya.
3. Diulangi hal yag sama dengan pelarut CCl4
B. Uji Bau
1. Dibuka tutup botol larutan uji, dan mengkibas-kibaskan uapnya.
2. Dicium bagaimana bau masing-masing senyawa tersebut.
C. Uji Fehling
1. Dicampurkan 1 mL Fehling A dan 1 mL Fehling B, lalu
menambahkan 1 mL etanol.
2. Dipanaskanya selama 5 menit. mengamati perubahan warna
dan endapan yang terjadi.
3. Diulangi dengan senyawa uji lainnya.
D. Uji KMnO4
1. Dimasukkan 1 mL senyawa uji diuji ke dalam tabung reaksi
dan ditambahkan 2 tetes asam sulfat pekat dan KMnO 4 tetes demi
tetes sambil dikocok.
2. Ditempatkannya dalam penangas air bersuhu 70o - 80oC
sampai terbentuk reaksi.
A. Hasil
1. Uji Kelarutan
Pelarut
Senyawa Uji
Air CCl4
Etanol Larut Larut, larutan menjadi agak
keruh dan berwarna cokelat
kekuningan.
2-propanol Larut Larut, larutan menjadi agak
keruh.
T- butanol Larut Tidak terlalu larut dan
terbentuk endapan.
Aseton Larut Larut, larutan menjadi agak
keruh.
Asam asetat Larut Larut, terdapat jel di dinding
tabung
Heksana Larut Larut
Asetaldehida Larut Larut
Benzena Larut Larut
2. Uji Bau
Senyawa Uji Bau
Etanol Tidak menyengat
2-propanol Tidak menyengat
t-butanol Tidak menyengat
Aseton Menyengat
Asam asetat Menyengat
Heksana Tidak menyengat
Asetaldehida Menyengat
Benzena Tidak menyengat
lapisan bawah)
Benzena Terdapat dua Terdapat dua Tidak
lapisan warna lapisan warna menendap
(biru tua pada (biru tua pada
lapisan bawah lapisan bawah dan
dan bening pada bening pada
lapisan atas) lapisan atas)
4. Uji KMnO4
Senyawa Uji Awal + H2SO4 pekat + KMnO4 Setelah
(2 tetes) dipanas
kan
Etanol Bening Bening Ungu terang Ungu pekat
2-propanol Bening Bening Benung Bening
t-butanol Bening Bening Ungu pekat Ungu pekat
Aseton Bening Bening Ungu keruh Bening
Asam Asetat Bening Bening Cokelat Cokelat
Heksana Bening Bening Ungu Atas ungu
bawah
putih
Asetaldehid Bening Bening Bening Bening
a
Benzena Bening Bening Cokelat Cokelat
5. Uji Iodoform
Senyawa Uji Hasil
Etanol Sedikit kekuningan, tidak ada endapan
2-propanol Bening, tidak ada endapan
t-butanol Bening, sedikit ada endapan
Aseton Kuning muda, tidak mengendap
Asam Asetat Kuning muda, tidak mengendap
Heksana bening, tidak mengendap
Asetaldehida Kuning keruh, mengendap
B. Pembahasan
1. Uji Kelarutan
Percobaan uji kelarutan ini menyiapkan 8 buah tabung reaksi
yang diisi masing-masing tabung dengan 2 ml air. Kemudian
ditambahkan masing-masing senyawa uji sebanyak 5 tetes, kemudian
dikocok dan diamati kelarutannya. Uji kelarutan ini dilakukan untuk
mengetahui suatu perubahan pada senyawa-senyawa uji seperti t-butanol,
2-propanol, etanol, aseton, asam asetat, heksana, benzena, dan
asetaldehid. Bahan yang menggunakan pelarut air, semua senyawa uji
dapat larut. Etanol, 2-propanol dan t-butanol merupakan senyawa dengan
gugus fungsi hidroksil (-OH). Gugus hidroksil merupakan turunan dari
air (H2O) dimana salah satu atom hidrogennya digantikan oleh gugus
alkil. Senyawa dengan gugus fungsi hidroksil (-OH) bersifat polar, sama
seperti air. Karena kemiripan sifat inilah, maka senyawa dengan gugus
hidroksil akan larut di dalam air. Aseton merupakan salah satu senyawa
dengan gugus fungsi karbonil (-CO). Gugus karboksil menyebabkan
aseton bersifat polar, sehingga dapat larut dalam air. Begitu pula asam
asetat (CH3COOH) dengan gugus fungsi karboksil (-COOH) yang
merupakan senyawa polar, sehingga dapat larut dalam air. Heksana
(C6H14), meskipun merupakan senyawa rantai lurus (alifatik) yang
bersifat nonpolar ternyata dapat larut dalam air. Hal ini sedikit
menyimpang dari teori yang mengatakan bahwa senyawa polar hanya
dapat larut dalam pelarut polar. Penyimpangan ini kemungkinan
disebabkan karena warna heksana dan air adalah sama (bening), sehingga
pengamat tidak dapat dengan jelas membedakan yang mana heksana dan
yang mana air.
2. Uji Bau
3. Uji Fehling
Uji fehling bertujuan untuk mengetahui apakah suatu senyawa
mudah dioksidasi atau tidak. Pereaksi Fehling yang digunakan adalah
larutan Fehling A dan Fehling B. Fehling A berwarna biru yang
mengandung CuSO4 akan teroksidasi menjadi ion Cu2+, sedangkan
Fehling B adalah pemberi suasana alkalis dengan adanya suatu larutan
alkali dari garam tartrat. Pada pengamatan, semua senyawa uji tidak
terjadi perubahan warna baik sebelum maupun sesudah pencampuran dan
pemanasan. Tetapi t-butanol menunjukkan perubahan yang yakni
terbentuk endapan yang berwarna hijau dan terpisah menjadi dua lapisan
dimana lapisan atas bening. Hal ini disebabkan karena t-butanol
merupakan alkohol.Adapun reaksi masing-masing senyawa sebagai
berikut:
4. Uji KMnO4
Selanjutnya adalah uji KMnO4, yang digunakan untuk mengetahui
reaksi oksidasi suatu senyawa dan reaksi pembentukan asam
karboksilat.Uji KMnO4 dilakukan untuk mengetahui perubahan warna
yang terjadi pada setiap senyawa uji, pertama-tama yaitu 1 ml senyawa
uji dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 2 tetes asam
sulfat pekat dan KMnO4 tetes demi tetes sambil dikocok sehingga warna
campuran menjadi berubah tergantung dari jenis senyawa ujinya
misalkan sebelum dipanaskan pada etanol, 2-propanol, dan t-butanol,
warna awalnya coklat dan terdapat endapan namun setelah dipanaskan
yang ditempatkan dalam penangas air, endapan dalamsenyawa uji
tersebut hilang. Rangkaian reaksi-reaksi sebagai berikut :
5. Uji Iodoform
Uji Iodoform dimaksudkan untuk mengetahui bisa tidaknya
aldehid atau keton diionisasi. Syarat suatu senyawa untuk diionisasi atau
menunjukkan uji positif terhadap uji iodoform memiliki gugus metil
keton dan ditandai dengan terbentuknya warna atau endapan kuning.
Setiap 1 ml senyawa uji dimasukkan dalam tabung reaksi dicampurkan
dengan 1 ml iodin dan NaOH tetes demi tetes sampai warna iodin
berubah menjadi kuning muda. Kemudian didiamkan, bila dalam 15
menit belum terbentuk endapan maka larutan dipanaskan dalam penangas
air. Setelah larutan dipanaskan maka akan terjadi perubahan. Pada
percobaan uji iodoform ini hasil yang didapatkan adalah etanol(sedikit
kekuningan, tidak ada endapan), 2-propanol (bening, tidak ada endapan),
t-butanol (bening, tidak ada endapan), aseton (kuning muda, tidak ada
endapan), asam asetat (kuning muda, tidak ada endapan), heksana
(bening, tidak ada endapan). Reaksi pembentukan iodoform sebagai
berikut :
2- propanol
Aseton
VI. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Wilbraham, C.M & Matta, M.S. 1992. Kimia Organik dan Hayati. ITB, Bandung.