Anda di halaman 1dari 22

2020

INSTITUT
TEKNOLOGI
SUMATERA

PEMBUATAN METIL ESTER SULFONAT DARI


MINYAK KELAPA SAWIT PADA PROSES
PEMBUATAN PRODUKSI DETERJEN
PENGANTAR PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
TAHUN AJARAN 2020/2021
OLEH
KELOMPOK 15
PABRIK SURFAKTAN
1. AHMAD MUNFARID (120280057)
2. ANDAR TITO ARITONANG (120280108)
3. SYALSA FADHILA (120280071)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2020

Perencangan Pabrik Surfakktan


Perencanaan Pabrik Surfaktan

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat /Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul PEMBUATAN
METIL ESTER SULFONAT DARI MINYAK KELAPA SAWIT PADA PROSES
PEMBUATAN PRODUKSI DETERJEN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas akhir mata
kuliah pengantar program studi teknik kimia.Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang perancangan pabrik bagi para pembaca dan juga penulis.
Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Jabosar Rongur HP selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada kami dalam
menyelesaikan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat
dan menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Namun terlepas dari semua itu, kami memahami bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna, maka dari itu kami berharap atas kritik dan saran yang bersifat membangun dari
seluruh pihak senantiasa kami harapkan agar kedepannya lebih baik .

Lampung Selatan, 7 Desember 2020

Penyusun

PABRIK SURFAKTAN Page 1


Perencanaan Pabrik Surfaktan

1.1 PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang
Kebutuhan surfaktan anionik di Indonesia rata-rata masih dipenuhi dengan bahan- bahan
impor. Sejalan dengan makin meningkat kebutuhan manusia akan bahan pembersih, maka
kebutuhan bahan kimia ini juga akan meningkat.Metil Ester Surfonat(MES) adalah salah satu
surfaktan anionik,yang banyak digunakan untuk produk-produk pembersih seperti
sabun,shampo,deterjen,dll dapat berperan sebagai pengganti anionik sufaktan LABS dan
BABS yang terbuat dari petrokimia.
Banyak penelitian saat ini yang bertujuan dalam pengembangan surfaktan dari minyak
bumi karena mempunyai keunggulan tersendiri seperti bahan baku utama yang
terbarukan,dan teknologi pembuatannya ramah lingkungan terhadap masyarakat
dibandingkan dengan surfaktan yang menggunakan bahan petrokimia ,dimana bahan
petrokimia adalah salah satu sektor yang berkontribusi besar pada tingginya impor dan defisit
neraca berjalan.
Surfaktan mempunyai kemampuan menggabungkan dua fasa yang berbeda seperti udara
dengan air, ataupun fasa yang memiliki derajat polaritas yang berbeda seperti minyak dengan
air. Hal ini dikarenakan surfaktan memiliki struktur ampifilik yang berarti dalam satu
molekul surfaktan mengandung gugus hidrofilik yang bersifat polar dan gugus hidrofobik
yang bersifat nonpolar. beberapa contoh bahan baku dari alam yang dapat diproduksi dalam
pembuatan surfaktan diantaranya adalah minyak sawit, minyak kelapa,minyak kacang
kedelai,dan minyak lemak sapi.
Dari beberapa contoh diatas Salah satu jenis minyak nabati yang dapat digunakan sebagai
bahan baku pembuatan MES adalah minyak kelapa. Minyak kelapa diolah terlebih dahulu
menjadi metil ester, yang kemudian menjadi bahan baku untuk pembuatan surfaktan MES
melalui proses pengolahan sulfonasi.Proses produksi pengolahan metil ester yang kompleks
menyebabkan surfaktan MES jarang digunakan sebagai surfaktan dalam pembuatan deterjen
khususnya di Indonesia.
Oleh karena itu, meskipun memiliki proses yang lebih kompleks, surfaktan MES
memiliki keunggulan yaitu: sumber minyak yang terbarukan, kemampuan deterjensi yang
baik pada air, memiliki kesamaan dengan surfaktan turunan minyak bumi, dan mudah terurai
oleh alam. Selain memiliki kemampuan dibandingkan surfaktan yang dibuat dari produk
turunan minyak bumi, biaya produksi MES lebih terjangkau oleh masyarakat dibandingkan
surfaktan yang dibuat dari produk turunan minyak bumi.
1.1.1 Sifat Bahan Baku Utama dan Produk
Metil Ester (ME) dan sulfur trioksida(SO3) merupakan bahan utama dalam pembuatan
surfaktan MES. Metil ester yang dipakai merupakan metil ester hasil dari fraksinasi dan sulfur
trioksida diperoleh dari pembakaran sulfur dengan udara berlebih(sisa). Beberapa bahan lainnya
seperti metanol, hydrogen peroksida, dan natrium hidroksida digunakan sebagai bahan pendukung
dalam pembuatan surfaktan MES. Berikut sifat bahan baku utama dan produk.
1.1.1.1 Metil Ester
Metil ester (ME) merupakan salah satu bahan baku utama dari produk yang
dihasilkan reaksi minyak kelapa dengan methanol melalui reaksi transesterifikasi.Reaksi

PABRIK SURFAKTAN Page 2


Perencanaan Pabrik Surfaktan

transesterifikasi terjadi secara endotermis,sehingga diperlukan katalis untuk menurunkan


energy aktivasi(EA) sehingga, diperoleh yield yang tinggi.Karakteristik dari metil ester
ditunjukkan oleh tabel berikut.
Tabel I. 1 Sifat dan Karakteristik Metil Ester
Sifat Fisik
Bilangan Asam (mg KOH/g) 1 maks.
Bilangan Saponifikasi (mg KOH/g) 185-195
Bilangan Iodin (gI/100g) 56-74
Komposisi (%-berat)
C16 20-35
C18 65-80
Kadar Air 0,1 maks.
Titik didih (oC) 204
Massa jenis pada 25 C (g/cm )
o 3
0.86
Viskositas pada 35oC (mPa.s) 7
 Mudah terbakar;
 Uap dekomposisi menyebab kaniritasi;
 Bukan bahan yang reaktif terhadap sendirinya;
 Tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungan.
(“Oleochemicals (brosur),” 2014)
1.1.1.2 Sulfur
Sulfur merupakan senyawa padatan berwarna kekuningan yang sering dijumpai di
gunung berapi aktif dan digunakan dalam industry pabrik asam sulfat. Pada perancangan
pabrik MES, sulfur direaksikan dengan udara berlebih untuk membentuk senyawa sulfonat
sebelum direaksikan dengan ME. Karakteristik sulfur ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel I. 2 Sifat dan Karakteristik Sulfur
SifatFisik Spesifikasi
Rumus Molekul S
Berat Molekul 32,006
Titik Lebur (oC) 95,3
Titik Didih (oC) 444,6
Densitas (gr/cm )3
2,7
 Mudah terbakar
 Menyebab kaniritasi
 Dapat bereaksi membentuk gas hydrogen sulfide
(“Material Safety Data Sheet Sulfur Precipitated,” 2007)
1.1.1.3 Vanadium Pentaoksida (V2O5)
Vanadium pentaoksida merupakan oksida logam yang sering digunakan sebagai
katalis pada reaksi pembentukan sulfur trioksida dan berbentuk butiran atau bubuk berwarna
jingga kekuningan. Katalis vanadium sering ditemukan dengan berbagai macam
seperti:titanium dioksida(TiO2),alumunium trioksida(Al2O3),silikondi oksida(SiO2) dan
senyawa oksida lainnya.Selain digunakan sebagai katalis pada konversi SO2 menjadi SO3,
vanadium juga memiliki sebagai pewarna dalam pembuatan keramik. Karakteristik

PABRIK SURFAKTAN Page 3


Perencanaan Pabrik Surfaktan

vanadium pentoksida ditunjukkan pada table berikut.


Tabel I. 3 Sifat dan Karakteristik Vanadium Pentoksida
Sifat Fisik Spesifikasi
Rumus Molekul V2O5
Berat Molekul 181,9
Titik Lebur ( C)
o
690
Titik Didih (oC) 1750
Densitas (gr/cm )3
3,357
 Menyebab kaniritasi
 Menyebabkan masalah kesehatan yang serius seperti bronchitiskronik,
faringitis,dll.
(“Material Safety Data Sheet Vanadium pentoxide MSDS,” 2013)
1.1.1.4 Metanol
Metanol merupakan salah satu jenis alkohol yang berwujud cairan bening, mudah
menguap,berbau khas,dan sangat mudah terbakar.Metanol merupakan bahan yang digunakan
dalam berbagai macam reaksi kimia karena tingkat reaktifitas yang meningkat seperti pada
pembentukan formalin,pewarna,resin,hingga bahan bakar.Pada pembuatanMES, metanol
yang ditambahkan pada proses bleaching akan bereaksi dengan SO3 membentuk asam metal
sulfonat yang ditunjukkan pada reaksi berikut.

Karakteristik methanol ditunjukkan oleh tabel berikut.


Tabel I. 4 Sifat dan Karakteristik Metanol
Sifat Fisik Spesifikasi
RumusMolekul CH3OH
BeratMolekul 32,042
Titikdidih (oC) 64,70
Massa Jenis pada 25 C (g/mL)
o
0,7866
Viskositascairan pada 25oC (cP) 0,541
 Mudah terbakar;
 Sangat reaktif;
 Menghasilkan api yang tak kasat mata ketika dibakar.
(“Material Safety Data Sheet - Methyl Alcohol,” 2009)

1.1.1.5 Metil Ester Sulfonat(MES)


Metil Ester Sulfonat (MES) merupakan surfaktan yang terbuat dari bahan-bahan
organic yaitu asam lemak metil ester yang direaksikan dengan cara sulfonasi membentuk
asam lemak Metil Ester Sulfonat atau MES. Metil ester tersebut tersusun atas berbagai
macam asam lemak baik rantai pendek maupun rantai panjang. Dari segi proses produksi,
MES dinilai lebih mudah dan kompleks dibandingkan pembuatan surfaktan
lainnya.Namun,MES memiliki kemampuan deterjensi yang baik, terutama C16-C18, toleransi
terhadap kalsium yang baik dan biodegradable. Kemampuannya tersebut dinilai dapat

PABRIK SURFAKTAN Page 4


Perencanaan Pabrik Surfaktan

menyaingi surfaktan anionic lainnya,seperti Linier Alkil Sulfonat (LAS), linier alkil benzene
(LAB), alkil benzene sulfonat (ABS), dll yang berbahan dasar minyak bumi.
Tabel I. 5 Sifat dari Metil Ester Sulfonat
Sifat Fisik Spesifikasi
Penampakan pada 25oC Kekuningan
Aroma Baukhas
Kelarutan dalam petroleum eter 4,0 maks
Garam disodium (%) 10 maks
Ph 4,5 – 7,0

(“Methyl ester sulphonate (Brosur),” 2013)


KETERSEDIAAN BAHAN BAKU
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan Metil Ester Sulfonat ini adalah metil
ester, sulfur, methanol dan juga vanadium pentaoksida (V2O2). Metil estetr disintesis dari
minyak kelapa sawit diperoleh dari Pabrik Kelapa Sawit Andolina, sedangkan sulfur,
methanol dan juga vanadium pentaoksida (V2O2) diperoleh dari PT. Wahana Chemindo Jaya.
Kedua sumber bahan baku tersebut terletak di daerah Sumatera Utara. Dengan demikian
ketersediaan bahan baku tidak menjadi permasalahan karena cukup tersedia dan mudah
diperoleh.

ANALISIS PASAR DAN PENENTUAN KAPASITAS


1. Harga Bahan Baku dan Produk
Berikut ini adalah harga dari bahan baku yang digunakan dalam pembuatan metil
ester sulfonat dan harga metil ester sulfonat dalam beberapa tahun terakhir.
No Bahan Harga (Rupiah/Kg)
1. Metil Ester Rp. 7.170
2. Sulfur Rp. 3.500
3. Methanol Rp. 5.384
4. Vanadium Pentaoksida Rp. 14.439
5. Metil Ester Sulfonat Rp. 11.792

2. Data impor surfaktan (metil ester sulfonat)

PABRIK SURFAKTAN Page 5


Perencanaan Pabrik Surfaktan

3. Data pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia x1000tahun 2010-2019

Tahun Jumlah Jiwa

2010 238518,8

2011 241990,7

2012 245425,2

2013 248818,1

2014 252164,8

2015 255461,7

2016 258705

2017 261890,9

2018 265015,3

2019 268074,6
Data BPS 2010-2019

Pertumbuhan Penduduk Indonesia x1000


280000
jumlah jiwa
Jumlah Jiwa

260000 f(x) = 3287.63939393939 x − 6369343.04909091


Linear (jumlah jiwa)
240000 R² = 0.999603640213337
220000
2008 2010 2012 2014 2016 2018 2020
tahun

Didapatkan persamaan Y = 3287,6 X – 6E+06 dimana X adalah tahun dan Y adalah


jumlah jiwa. Sehingga dapat diprediksikan pada tahun 2024, pertumbuhan penduduk di
Indonesia mencapai 284.838.287 jiwa. Jika diasumsikan per-satu jiwa manusia di Indonesia
membutuhkan 1 gram/hari (317 gram/tahun) metil ester sulfonat, maka kebutuhan akan metil
ester sulfonat di Indonesia pada tahun 2024 adalah sebanyak 93.996 ton/tahun.
Penentuan kapasitas pabrik metil ester sulfonat ditentukan sesuai dengan kebutuhan
dalam negeri seiring dengan pertambahan jumlah penduduk Indonesia sampai tahun 2024 dan
impor. Berdasarkan data yang telah dipaparkan diatas diduukung oleh data dari
www.lipi.gp.idkebutuhan akan surfaktan setiap tahunnya mencapai angka 95.000 ton
sedangkan 45.500 ton masih mengandalkan dari sektor impor. Maka kapasitas pabrik
dirancang sebesar 100.000 ton per tahun.

PABRIK SURFAKTAN Page 6


Perencanaan Pabrik Surfaktan

1.3 Lokasi Pabrik

Medan-Pematang siantar kecematan Perbaungan kabupaten Serdang begadai provinsi


Sumatera Utara.

Pemilihan lokasi adalah hal yang penting dalam perancangan pabrik, karena hal ini
berhubungan langsung dengan nilai ekonomis pabrik yang akan didirikan.Berdasarkan
beberapa pertimbangan maka pabrik metal ester sulfonat(MES) akan dibangun didaerah jalan
Medan-Pematang siantar kecematan Perbaungan kabupaten Serdang begadai provinsi
Sumatera utara. Hal tersebut dikarenakan beberapa aspek yang mendukung akan sukses dan
mendapat untung yang sebesar-besarnya.

PABRIK SURFAKTAN Page 7


Perencanaan Pabrik Surfaktan

 Ketersediaan bahan baku dan kemudahan bahan baku


Dari aspek ketersediaan dan kemudahan bahan baku yaitu minyak kelapa sawit yang
sangat banyak tumbuh di daerah tersebut yang sangat banyak sekali terdapat kebun kelapa
sawit yang menjadi bahan dasar dari produk metil ester surfonat tersebut.
 Ketersediaan tenaga kerja
Untuk tenaga kerja sangat mudah karena banyak terdapat perguruan tinggi yang ada
di pulau sumatera tersebut.Sebagai kawasan industri,daerah ini merupakan salah satu tujuan para
pencari kerja.Tenaga kerja ini merupakan tenaga kerja yang produktif dari berbagai tingkatan baik
yang terdidik maupun yang belum terdidik.
 Kemudahan Transportasi
Di lokasi tersebut juga sangat dekat dengan jalur tranportasi baik jalur darat, laut,
maupun udara. Pada jalur darat lokasi pabrik tersebut dekat dengan jalan tol lintas sumatera
yang memudahkan untuk pengiriman produk melalui jalur darat, pada jalur laut lokasi pabrik
juga sangat dekat dengan pelabuhan internasional yang berada di belawan yang berjarak
kurang lebih 1 jam dari lokasi pabrik, bukan hanya itu lokasi pabrik juga sangat dekat dengan
tranportasi udara yaitu bandara internasional kualanamu dan bandara silangit yang sangat
memudahkan dalam pengiriman produk ke para konsumen, yang mana itu sangat
menguntungkan untuk perusahaan supaya memperoleh keuntungan yang sangat banyak.
 Ketersediaan fasilitas utilitas(air atau listrik)
Untuk ketersediaan ulititas, pabrik tersebut berada dekat dengan aliran air yang
mengarah kelaut lepas dan hal tersebut sangat menguntungkan untuk kita dalam pengolahan
produk, dalam hal pasokan listik bersumber dari tenaga disel dan juga PLN yang mana
tempat tersebut sangat dekat dengan gardu utama milik PLN. Dengan beberapa aspek yang
ada dapat di simpulkan tempat tersebut harus dipertimbangkan untuk lokasi pabrik mengingat
lokasi tersebut sangat strategis dan sangat tepat.

PABRIK SURFAKTAN Page 8


Perencanaan Pabrik Surfaktan

BAB II PENJELASAN DISKRIPSI


PROSES
2 . Proses pembuatan metil ester surfonat
Dalam proses pembuatan metil ester surfonat (MES) melalui beberapa tahapan yaitu
tahap sulfonasi, dilanjutkan dengan tahap pemucatan atau Bleaching, tahap selanjutnya yaitu
netralisasi metil ester untuk kemudian masuk ke tahap akhir yaitu tahap pengeringan.

2.1 Tahap sulfonasi

Pada tahap ini percampuran metil ester dengan campuran SO3. Percampuran tersebut
terjadi didalam falling film reator. Gas dan organic mengalir di dalam tube secara co-
current dari bagian atas reaktor pada temperatur 45oC dan keluar reaktor pada temperature
sekitar 30oC. Proses pendinginan dilakukan dengan air pendingin yang berasal dari cooling
tower. Air pendingin ini mengalir pada bagian shell dari reaktor. Hal ini bertujuan untuk
menjaga kestabilan temperatur reaksi aki batre aksi eksoterm yang berlangsung di dalam
reaktor.
Agar campuran tersebut mencapai waktu yang tepat dalam proses reaksi sulfonikasi
yang sempurna, maka asam metil ester sulfonat harus melewati digester yang mana memiliki
temperatur yag konstan yaitu 80 ° C selama kurang lebih satu jam. Efek samping dari MESA
digestion adalah pengendapan warna campuran asam sulfonat secara signifikan, sementara itu
gas gas yang meninggalkan reaktor menuju sistem pembersihan gas buangan (waste gas
cleanning system)

PABRIK SURFAKTAN Page 9


Flow Diagram Tahap Surfonasi
2.2 Tahap Pemucatan (Bleaching)
Dalam proses ini bertujuan untuk mengurangi warna yang terjadi pada proses sebelumnya
sampai sesuai dengan spesifikasi yang di inginkan. MESA harus diukur di dalam sistem
kontinu acid bleaching, dimana dicampurkan dengan laju air metanol yang terkontrol dan
hidrogen peroksida (H2O2) sesudahnya. Reaksi bleaching lalu di lanjutkan dengan
mencampurkan metanol reflux (RtOH) dan pengontrolan temperatur yang presisi.
2.3 Tahap Netralisasi
Asam ester yang terbentuk dalam proses sulfoinasi bersifat tidak stabil dan mudah
terhidrolisis. Oleh karena itu, pencampuran yang sempurna antara asam sulfonat dan aliran
basa dibutuhkan dalam proses netralisasi untuk mencegah lokaliasasi kenaikan pH dan
temperatur yang dapat mengakibatkan reaksi hidrolisis yang berlebih. Neutralizer beroperasi
secara kontinu, mempertahankan komposisi dan pH dari pasta secara otomatis.

Flow Diagram TahapNetralisasi


2.4 Tahap Pengeringan
Selanjutnya, pasta etral MES dilewatkan kedalam sistem TurboTubeTM Dryer dimana
metanol dan air proses yang berlebih dipisahkan untuk menghasilkan padatan terkonsentrasi
atau produk granula kering MES, dimana produk ini tergantung pada berat molekul MES dan
target apliksi produk.

Perencangan Pabrik Surfakktan


Perencanaan Pabrik Surfaktan

Bab III Peralatan Proses


3.1 Reaktor
Hal utama dalam proses pembuatan produksi surfaktan adalah reaktor.
Reaktor yang dipakai adalah batch, cascade, atau tipe falling –film. Rata – rata
industri menggunakan reaktor tipe falling –film karena reaksi dapat terkontrol
dan lebih efisien. Reaktor Falling-film terdiri dari multitube, monotube, atau
annular.

Multi tube film reactor

Katalisator diisi lebih dari satu tumpuk katalisator, fixed bed dengan katalisator
lebih dari satu tumpuk banyak dipakai dalam proses adiabatik. Jika reaksi yang terjadi
sangat eksotermis pada konversi yang masih kecil suhu gas sudah naik sampai lebih
tinggi dari suhu maksimum yang diperbolehkan untuk katalisator, maka gas harus di
dinginkan terlebih dahulu kedalam alat penukar panas diluar reaktor untuk di dinginkan
dan selanjutnya dialirkan kembali ke reaktor melalui tumpukan katalisator kedua, jika
konversi gas yang keluar dari tumpukan kedua belum mencapai yang direncanakan,
tetapi suhu gas sudah lebih tinggi dari yang diperbolehkan maka dilakukan pendinginan
lagi dengan mengalirkan gas ke alat penukar panas kedua kemudian di kembalikan ke
reaktor yang masuk melalui tumpukan katalisator ketiga dan seterusnya sampai
diperoleh konversi yang diinginkan. Jika reaksi bersifat endotermis maka penukar
panas diluar reactor dapat digunakan untuk pemanas gas reaksi.

PABRIK SURFAKTAN Page 1


Perencanaan Pabrik Surfaktan
3.2 Unit Pemisahan

 Cyclone

Cyclone merupakan salah satu alat penghilang debu umum yang digunakan untuk sumber
pencemar yang statis.
Komponen Cyclone
Cyclone atau centrifugal separator adalah dust collector yang prinsipnya terdiri
dari:Silinder vertikal dengan bagian bawah berbentuk corong (conical),Pipa outlet pada
bagian bawah untuk mengeluarkan partikulat,Pipa outlet gas pada bagian atas.
Prinsip kerja Cyclone
Gas atau aliran fluida diinjeksikan melalui pipa input.Bentuk kerucut cyclone
menginduksikan aliran gas atau fluida untuk berputar, menciptakan vortex.Partikel dengan
ukuran atau kerapatan yang lebih besar didorong ke arah luar vortex Gaya gravitasi
menyebabkan partikel-partikel tersebut jatuh ke sisi kerucut menuju tempat.Partikel dengan
ukuran atau kerapatan yang lebih kecil keluar melalui bagian atas dari cyclone melalui pusat
yang bertekanan rendah.
Cyclone membuat gaya sentrifugal yang berfungsi untuk memisahkan partikulat dari
udara kotor .Gaya sentrifugal timbul saat partikulat di dalam udara masuk ke puncak kolektor
silindris pada suatu sudut dan diputar dengan cepat mengarah ke bawah seperti pusaran
air.Aliran udara mengalir secara melingkar dan partikulat yang lebih berat mengarah ke
bawah setelah menabrak ke arah dinding cyclone dan meluncur ke bawah.
Kelebihan dan Kekurangan Cyclone
Kelebihan :
Biaya kapital cukup rendah,Dapat difungsikan pada temperatur tinggi ,Biaya perawatan
rendah, karena tidak ada bagian-bagian yang bergerak.
Kerugian :
Efisien rendah khususnya untuk partikel diameter kecil Biaya operasi cukup tinggi,
sehubungan dengan tingginya pressure drop.

PABRIK SURFAKTAN Page 2


Perencanaan Pabrik Surfaktan

 HEATER

Heater banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, baik di dalam rumah tangga
ataupun peralatan dan mesin industri. Bentuk dan type dari Heater ini bermacam macam
disesuaikan dengan fungsi, tempat pemasangan dan media yang akan di panaskan. Panas
yang dihasilkan oleh pemanas listrik ini bersumber dari kawat ataupun pita bertahanan listrik
tinggi .Biasanya bahan yang digunakan adalah niklin yang dialiri arus listrik pada kedua
ujungnya dan dilapisi oleh isolator listrik yang mampu meneruskan panas dengan baik hingga
aman jika digunakan.
Fungsi :Digunakan sebagai alat pemanas
Jenis Bahan :Stainless steel
3.3 Transportasi Fluida
 PUMP

Pump (Pompa) adalah salah satu jenis mesin fluida untuk memindahkan jenis fluida melalui pipa
dari suatu tempat ke tempat yang lainnya.
Fungsi: 1.mengalirkan atau memompa umpan air maupun bahan lainnya
2. memindahkan suatu cairan (Fluida) dari suatu tempat ke tempat
lain dengan menaikkan tekanan pada cairan tersebut.
3. mensirkulasi cairan(Fluida) sekitar sistem.
Jenis : Centrifugal Pump Multi Stage
Tipe : Radial Flow Impeller
Bahan : Stainless Steel
3.4 Sistem Utilitas
1. Persediaan Air
Air merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu industri kimia. Dalam hal ini
air digunakan untuk sanitasi, pencegahan bahaya kebakaran, media pendingin, steam serta
untuk air proses. Selama pabrik beroperasi, kebutuhan air relatif cukup banyak, maka untuk
memenuhi kebutuhan air tersebut diambil air sungai atau laut yang letaknya tidak jauh dari
lokasi pabrik dengan melakukan pengolahan terlebih dahulu.

PABRIK SURFAKTAN Page 3


Perencanaan Pabrik Surfaktan

 Proses pengolahan air


Secara umum proses pengolahan air dibagi dalam 3 unit, yaitu:
1. Unit Penampungan Awal (Intake)
Unit ini dikenal dengan istilah unit Sadap Air (Intake). Unit ini berfungsi sebagai
tempat penampungan air dari sumber airnya. Selain itu unit ini dilengkapi dengan Bar Sceen
yang berfungsi sebagai penyaring awal dari benda-benda yang ikut tergenang dalam air
seperti sampah daun, kayu dan benda2 lainnya.
2. Unit Pengolahan (Water Treatment)
Pada unit ini, air dari unit penampungan awal diproses melalui beberapa tahapan:
o Tahap Koagulasi (Coagulation)
Pada tahap ini, air yang berasal dari penampungan awal diproses dengan
menambahkan zat kimia Tawas (alum) atau zat sejenis seperti zat garam besi (Salts Iron)
atau dengan menggunakan sistem pengadukan cepat (Rapid Mixing). Air yang kotor atau
keruh umumnya karena mengandung berbagai partikel koloid yang tidak terpengaruh gaya
gravitasi sehingga tidak bisa mengendap dengan sendirinya. Tujuan dari tahap ini adalah
untuk menghancurkan partikel koloid (yang menyebabkan air keruh) tadi sehingga terbentuk
partikel-partikel kecil namun masih sulit untuk mengendap dengan sendirinya.
o Tahap Flokulasi (Flocculation)
Proses Flokulasi adalah proses penyisihan kekeruhan air dengan cara penggumpalan
partikel untuk dijadikan partikel yang lebih besar (partikel Flok). Pada tahap ini, partikel-
partikel kecil yang terkandung dalam air digumpalkan menjadi partikelpartikel yang
berukuran lebih besar (Flok) sehingga dapat mengendap dengan sendirinya (karena gravitasi)
pada proses berikutnya. Di proses Flokulasi ini dilakukan dengan cara pengadukan lambat
(Slow Mixing).
o Tahap Pengendapan (Sedimentation)
Pada tahap ini partikel-patikel flok tersebut mengendap secara alami di dasar
penampungan karena massa jenisnya lebih besar dari unsur air. Kemudian air di alirkan
masuk ke tahap penyaringan di Unit Filtrasi.
o Tahap Penyaringan (Filtration)
Pada tahap ini air disaring melewati media penyaring yang disusun dari bahan-bahan
biasanya berupa pasir dan kerikil silica. Proses ini ditujukan untuk menghilangkan bahan-
bahan terlarut dan tak terlarut. Secara umum setelah melalui proses penyaringan ini air
langsung masuk ke unit Penampungan Akhir. Namun untuk meningkatkan qualitas air
kadang diperlukan proses tambahan, seperti:
▪ Proses Pertukaran Ion (Ion Exchange)
Proses pertukaran ion bertujuan untuk menghilangkan zat pencemar anorganik yang
tidak dapat dihilangkan oleh proses filtrasi atau sedimentasi. Proses pertukaran ion juga
PABRIK SURFAKTAN Page 4
Perencanaan Pabrik Surfaktan

digunakan untuk menghilangkan arsenik, kromium, kelebihan fluorida, nitrat, radium, dan
uranium.
▪ Proses Penyerapan (Absorption)
Proses ini bertujuan untuk menyerap / menghilangkan zat pencemar organik, senyawa
penyebab rasa, bau dan warna. Biasanya dengan membubuhkan bubuk karbon aktif ke dalam
air tersebut.
▪ Proses Disinfeksi (Disinfection)
Sebelum masuk ke unit Penampungan Akhir, air melalui Proses Disinfeksi dahulu.
Yaitu proses pembubuhan bahan kimia Chlorineyang bertujuan untuk membunuh bakteri atau
mikroorganisme berbahaya yang terkandung di dalam air tersebut.
3. Unit Penampung Akhir (Reservoir)
Setelah masuk ke tahap ini berarti air sudah siap untuk digunakan.
2. Persediaan Steam
Steam di hasilkan dengan menggunakan alat yang disebut boiler. Secara umum air yang
digunakan sebagai umpan boiler adalah air yang tidak mengandung unsur yang dapat
menyebabkan terjadinya endapan yang dapat membentuk kerak pada boiler, air yang tidak
mengandung unsur yang menyebabkan korosi terhadap boiler dan system penunjangnya dan
juga tidak mengandung unsur yang dapat menyebabkan terjadinya pembusaan terhadap air
boiler.Steam yang kami gunakan yaitu jenis steam basah (wet steam).
3. Persediaan Listrik
Kebutuhan tenaga listrik disuplai dari tenaga disel , PLN Keramasan dan generator.
Generator tersebut digerakkan oleh turbin uap, dimana menggunakan steam yang dihasilkan
dari boiler. Generator yang digunakan adalah generator bolak balik atas dasar pertimbangan
sebagai berikut :
o Tenaga listrik yang dihasilkan lebih besar
o Tegangan dapat dinaikkan atau diturunkan sesuai dengan kebutuhan dengan
menggunakan transformator.
4. Persediaan Bahan bakar
Jenis bahan bakar yang digunakan dalam proses system di boiler adalah bahan bakar
minyak (Oil Fuel). Prinsip Kerja Oil Fuel: Pemanasan yang bersumber dari hasil pembakaran
antara campuran bahan bakar cair (kerosen, solar, residu) dengan oksigen dan sumber panas.
Kelebihan: Memiliki sisa pembakaran yang sedikit sehingga mudah dibersihkan dan
bahan baku yang mudah didapatkan.
Kekurangan: Memiliki harga bahan baku yang mahal serta memiliki kontruksi yang
mahal.Sumber dari Perusahaan Gas Negara ( PGN).

PABRIK SURFAKTAN Page 5


Perencanaan Pabrik Surfaktan

BAB IV PENGENDALIAN PROSES


4.1 P&ID PUMP

4.2 Penjelasan sistem kendali


Pompa sentrifugal dapat digunakan untuk mentransfer cairan dalam volume besar
antar bejana dalam proses industri. Fluida di alirkan melalui pipa menuju pompa yang di
gerakan motor yang mana telah disesuaikan RPM nya sehingga torsi semakin cepat yang
mana terjadi perubahan tekanan yang membuat fluida naik memasuki pompa melalui pipa
yang selanjutnya keluar di bagian pipa lain pada pompa menuju sensor laju fluida yang
terkoneksi dengan kendali pusat yang mengatur semua mekanisme proses pompa tersebut.

PABRIK SURFAKTAN Page 6


Perencanaan Pabrik Surfaktan

BAB V EVALUASI EKONOMI


Dalam praperancangan pabrik diperlukan Analisa ekonomi untuk mendapatkan
perkiraan (estimation) tentang kelayakan investasi modal dalam suatu kegiatan produksi
dari suatu pabrik, dengan meninjau kebutuhan modal investasi, besarnya keuntungan
yang diperoleh, lamanya modal investasi dapat dikembalikan dan terjadinya titik impas
dimana total biaya produksi sama dengan keuntungan yang diperoleh. Selain itu Analisa
ekonomi dimaksudkan untuk mengetahui apakah pabrik yang akan didirikan dapat
menguntungkan dan layak atau tidak didirikan. Perhitungan evaluasi ekonomi meliputi:
5.1 Penaksiran Harga Peralatan
Peralatan Proses Harga
Reaktor batch Rp. 255.852.000
Reaktor cascade Rp. 90.639.000
Reaktor falling-film Rp. 208.370.000
Cyclone Rp. 105.284.000
Unit pompa Rp. 284.208.930
Cooler Rp. 355.350.000
Kompresor Rp. 95.284.000
Separator Rp. 83.963.000
Air cooler Rp. 20.056.800
Turbo tube dryer Rp. 104.668.140
Heater Rp. 144.401.400
Tank Rp. 150.177.456
Total Rp. 1.898.254.730,00,-
Sumber: Alibaba.com
5.2 Dasar Perhitungan

1.Kapasitas Produksi = 100.000 ton/tahun


2.Satu tahun karyawan beroperasi = 330 hari
3.Pabrik didirikan = 2024
4,Kurs mata uang = 1 U$$ (Rp.14.214,00,-)
5.3 Perhitungan Biaya
5.3.1 Investasi Modal/Capital Investment(CI)
Capital Investment merupakan banyaknya pengeluaran yang digunakan untuk mendirikan
fasilitas-fasilitas pabrik dan untuk mengoperasikannya.

PABRIK SURFAKTAN Page 7


Perencanaan Pabrik Surfaktan

5.3.2 Biaya Produksi/Manufacturing Cost

Manufacturing Cost adalah jumlah Direc, Indirect, dan Fixed Manufacturing Cost, yang
bersangkutan dalam pembuatan produk. Yang dimana meliputi(Aries R.S., dan Newton,
1995):

2.1 Biaya Produksi langsung/Direct Manufacturing Cost yaitu pengeluaran yang


berkaitan langsung dengan pembuatan produk
2.2 Biaya Produksi Tidak Langsung/Indirect Manufacturing Cost yaitu pengeluaran
sebagai akibat tidak langsung dari operasi pabrik.
2.3 Biaya Produksi Tetap/Fixed Manufacturing Cost yaitu biaya yang selalu dikeluarkan
baik pada saat pabrik beroperasi ataupun pengeluaran yang bersifat tetap tidak
bergantung pada waktu dan tingkat produksi.
Tabel 4.1 biaya produksi/ Manufacturing Cost

Biaya Operasional Jumlah


Harga bahan baku Rp. 500.000.000.000,00,-
Gaji pegawai Rp. 1.308.500.000,00,-
Supervision Rp. 130.850.000,00,,-
Pemeliharaan (maintenance) Rp. 7.368.549.000,00,-
Utilitas Rp.126.754. 182.000,00,-
Royalti dan paten Rp. 39.087.949.000,00,-
Pengemasan dan pengiriman Rp. 116.265.873.000,00,-
Depresiasi Rp. 25.474.000.000,00,-
Pajak Rp. 2.601.128.782,00,-
Insurance Rp. 2.601.128.782,00,-
Laboratorium Rp. 110.150.000,00,-
Total Rp.833.772.310.000,-
5.4 Analisa Kelayakan
5.4.1 Return On Investment (ROI)
Return On Investment adalah tingkat keuntungan yang dapat dihasilkan dari tingkat
investasi yang dikeluarkan.
ROI sebelum pajak = Profit x 100%

Fixed Capital Investment


Obj100

= Rp. 345.427.690.000,00,- x 100%

Rp. 409.016.734.000,00,-

= 84,45%

PABRIK SURFAKTAN Page 8


Perencanaan Pabrik Surfaktan

ROI setelah pajak = Profit x 100%

Fixed Capital Investment

= Rp. 172.713.845.000,00,- x 100%

Rp. 409.016.734.000,00,-

= 42,22%

Besar kecilnya ROI bervariasi tergantung pada kemungkinan kegagalan yang terjadi.
Kategori low risk,minimum acceptable ROI before tax adalah sebesar 11%.

5.4.2 Pay Out Time (POT)


Pay Out Time (POT) adalah jangka waktu untuk mengembalikan investasi (modal)
berdasarkan keuntungan yang diperoleh perusahaan dengan mempertimbangkan depresiasi.
POT before tax adalah 5 tahun (Aries and Newton, 1955)
POT sebelum pajak = Fixed Capital Investment

Keuntungan Tahunan + Depresiasi

= Rp. 409.016.734.000,00,-

Rp. 370.901.690.000,00,-

=1,1 tahun

POT setelah pajak = Fixed Capital Investment

Keuntungan Tahunan + Depresiasi

= Rp. 409.016.734.000,00,-

Rp. 172.713.845.000,00,-

= 2,4 tahun

5.5 Analisa Keuntungan


1.Harga jual produk Metil Ester Sulfonat = Rp. 11.792,00,-/kg
2.Annual Sales (Sa) = Rp. 1.179.200.000.000,00,-
3.Total Biaya Produksi =Rp. 833.772.310.000,00,-
4.Keuntungan Sebelum Pajak =Rp. 345.427.690.000,00,-
5.Pajak Pendapatan = 50 %
6.Keuntungan Setelah Pajak =Rp. 172.713.845.000,00,-

PABRIK SURFAKTAN Page 9


Perencanaan Pabrik Surfaktan
BAB VI KESIMPULAN

Perencanaan pabrik Metil Ester Sulfonat ini diharapkan mampu memproduksi dengan
kapasitas 100.000 ton/tahun dalam bentuk bubuk. Pabrik beroperasi secara continuitas selama
330 hari dalam setahun. Lokasi pabrik terletak pada titik koordinat Medan pematang siantar
kecamatan perbaungan kabupaten deli serdang provinsi Sumatera Utara.
Pembuatan metil ester sulfonat dilakukan melalui beberapa tahapan proses. Tahapan
pertama sintesis SO3 dengan membakar sulfur dan menghasilkan gas SO2. Kemudian gas SO2
dikirim ke vanadium pentaoksida katalis konverter untuk diubh menjadi SO3. Selanjutnya
tahapan sulfonasi, Metil ester dicampur dengan campuran SO3/udara dalam falling film
reaktor. Gas organik yang dihasilkan kemudian akan mengalir dari bagian kanan yang
bersuhu 45oC dan keluar dari reaktor dengan suhu 30oC.Proses pendinginan dilakukan dengan
menggunakan air pendingin dari cooling tower. Kemudian Asam metil ester harus melewati
digester selama 1 jam untuk mennyamakan suhunya menjadi sekitar 80oC. Efek samping dari
proses ini adalah pengendapan warna yang terjadi pada campuran asam sulfanat.
Tahapan selanjutnya bertujuan untuk mengurangi warna yang terjadi pada proses
pendinginan sampai sesuai dengan spesifikasi yang di inginkan. MES harus diukur didalam
sistem kontinu acid bleaching, dimana dicampurkan dengan lajuair metanol yang terkontrol
dan hidrogen peroksida (H2O2) sesudahnya. Reaksi bleaching lalu di lanjutkan dengan
mencampurkan metanol reflux (RtOH) dan pengontrolan temperatur yang presisi.
Asam ester yang terbentuk dalam proses sulfoinasi bersifat tidak stabil dan mudah
terhidrolisis. Oleh karena itu, pencampuran yang sempurna antara asam sulfonat dan aliran
basa dibutuhkan dalam proses netralisasiuntuk mencegah lokaliasasi kenaikan pH dan
temperatur yang dapat mengakibatkan reaksi hidrolisis yang berlebih. Neutralizer beroprasi
secara kontinu, mempertahankan koomposisi dan pH dari pasta secara otomatis.
Selanjutnya, pasta etral MES dilewatkan kedalam sistem TurboTubeTM Dryer dimana
metanol dan air proses yang berlebih dipisahkan untuk menghasilkan padat terkonsentrasi
atau produk granula kering MES, dimana produk ini tergantung pada berat molekul MES dan
terget aplikasi produk.

PABRIK SURFAKTAN Page 10


Perencanaan Pabrik Surfaktan
LAMPIRAN
PEMBAGIAN GAJI KARYAWAN

No Bagian Jabatan Jumlah Gaji Total


1. shift Operating labor 17 Rp. 7.500.000 Rp. 127.500.000
2. Laboratoriumm 20 Rp. 7.500.000 Rp. 150.000.000
3. Utilitas 17 Rp. 7.500.000 Rp.127.500.000
4. Limbah 20 Rp. 7.500.000 Rp. 150.000.000
5. Gudang 30 Rp.4.000.000 Rp.120.000.000
6. Satpam 15 Rp. 3.000.000 Rp. 45.000.000
7. Non- Direktur utama 1 Rp. 40.000.000 Rp.40.000.000
8. shift Direktur umum dan 1 Rp. 28.000.000 Rp. 28.000.000
keuangan
9. Direktur teknik dan 1 Rp.28.000.000 Rp. 28.000.000
produksi
10. Staf ahli 10 Rp.16. 000.000 Rp. 160.000.000
11. Karyawan pemasaran 15 Rp. 5.000.000 Rp. 75.000.000
12. Karyawan 20 Rp. 5.000.000 Rp. 100.000.000
administrasi
13. Karyawan personalian 10 Rp. 5.000.000 Rp. 50.000.000
14. Supir 20 Rp. 3.500.000 Rp. 70.000.000
15. Office boy 15 Rp. 2.500.000 Rp.37.500.000
TOTAL 212 Rp. 1.308.500.000

PABRIK SURFAKTAN Page 11

Anda mungkin juga menyukai