INSTITUT
TEKNOLOGI
SUMATERA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat /Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul PEMBUATAN
METIL ESTER SULFONAT DARI MINYAK KELAPA SAWIT PADA PROSES
PEMBUATAN PRODUKSI DETERJEN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas akhir mata
kuliah pengantar program studi teknik kimia.Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang perancangan pabrik bagi para pembaca dan juga penulis.
Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Jabosar Rongur HP selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada kami dalam
menyelesaikan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat
dan menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Namun terlepas dari semua itu, kami memahami bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna, maka dari itu kami berharap atas kritik dan saran yang bersifat membangun dari
seluruh pihak senantiasa kami harapkan agar kedepannya lebih baik .
Penyusun
1.1 PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang
Kebutuhan surfaktan anionik di Indonesia rata-rata masih dipenuhi dengan bahan- bahan
impor. Sejalan dengan makin meningkat kebutuhan manusia akan bahan pembersih, maka
kebutuhan bahan kimia ini juga akan meningkat.Metil Ester Surfonat(MES) adalah salah satu
surfaktan anionik,yang banyak digunakan untuk produk-produk pembersih seperti
sabun,shampo,deterjen,dll dapat berperan sebagai pengganti anionik sufaktan LABS dan
BABS yang terbuat dari petrokimia.
Banyak penelitian saat ini yang bertujuan dalam pengembangan surfaktan dari minyak
bumi karena mempunyai keunggulan tersendiri seperti bahan baku utama yang
terbarukan,dan teknologi pembuatannya ramah lingkungan terhadap masyarakat
dibandingkan dengan surfaktan yang menggunakan bahan petrokimia ,dimana bahan
petrokimia adalah salah satu sektor yang berkontribusi besar pada tingginya impor dan defisit
neraca berjalan.
Surfaktan mempunyai kemampuan menggabungkan dua fasa yang berbeda seperti udara
dengan air, ataupun fasa yang memiliki derajat polaritas yang berbeda seperti minyak dengan
air. Hal ini dikarenakan surfaktan memiliki struktur ampifilik yang berarti dalam satu
molekul surfaktan mengandung gugus hidrofilik yang bersifat polar dan gugus hidrofobik
yang bersifat nonpolar. beberapa contoh bahan baku dari alam yang dapat diproduksi dalam
pembuatan surfaktan diantaranya adalah minyak sawit, minyak kelapa,minyak kacang
kedelai,dan minyak lemak sapi.
Dari beberapa contoh diatas Salah satu jenis minyak nabati yang dapat digunakan sebagai
bahan baku pembuatan MES adalah minyak kelapa. Minyak kelapa diolah terlebih dahulu
menjadi metil ester, yang kemudian menjadi bahan baku untuk pembuatan surfaktan MES
melalui proses pengolahan sulfonasi.Proses produksi pengolahan metil ester yang kompleks
menyebabkan surfaktan MES jarang digunakan sebagai surfaktan dalam pembuatan deterjen
khususnya di Indonesia.
Oleh karena itu, meskipun memiliki proses yang lebih kompleks, surfaktan MES
memiliki keunggulan yaitu: sumber minyak yang terbarukan, kemampuan deterjensi yang
baik pada air, memiliki kesamaan dengan surfaktan turunan minyak bumi, dan mudah terurai
oleh alam. Selain memiliki kemampuan dibandingkan surfaktan yang dibuat dari produk
turunan minyak bumi, biaya produksi MES lebih terjangkau oleh masyarakat dibandingkan
surfaktan yang dibuat dari produk turunan minyak bumi.
1.1.1 Sifat Bahan Baku Utama dan Produk
Metil Ester (ME) dan sulfur trioksida(SO3) merupakan bahan utama dalam pembuatan
surfaktan MES. Metil ester yang dipakai merupakan metil ester hasil dari fraksinasi dan sulfur
trioksida diperoleh dari pembakaran sulfur dengan udara berlebih(sisa). Beberapa bahan lainnya
seperti metanol, hydrogen peroksida, dan natrium hidroksida digunakan sebagai bahan pendukung
dalam pembuatan surfaktan MES. Berikut sifat bahan baku utama dan produk.
1.1.1.1 Metil Ester
Metil ester (ME) merupakan salah satu bahan baku utama dari produk yang
dihasilkan reaksi minyak kelapa dengan methanol melalui reaksi transesterifikasi.Reaksi
menyaingi surfaktan anionic lainnya,seperti Linier Alkil Sulfonat (LAS), linier alkil benzene
(LAB), alkil benzene sulfonat (ABS), dll yang berbahan dasar minyak bumi.
Tabel I. 5 Sifat dari Metil Ester Sulfonat
Sifat Fisik Spesifikasi
Penampakan pada 25oC Kekuningan
Aroma Baukhas
Kelarutan dalam petroleum eter 4,0 maks
Garam disodium (%) 10 maks
Ph 4,5 – 7,0
2010 238518,8
2011 241990,7
2012 245425,2
2013 248818,1
2014 252164,8
2015 255461,7
2016 258705
2017 261890,9
2018 265015,3
2019 268074,6
Data BPS 2010-2019
Pemilihan lokasi adalah hal yang penting dalam perancangan pabrik, karena hal ini
berhubungan langsung dengan nilai ekonomis pabrik yang akan didirikan.Berdasarkan
beberapa pertimbangan maka pabrik metal ester sulfonat(MES) akan dibangun didaerah jalan
Medan-Pematang siantar kecematan Perbaungan kabupaten Serdang begadai provinsi
Sumatera utara. Hal tersebut dikarenakan beberapa aspek yang mendukung akan sukses dan
mendapat untung yang sebesar-besarnya.
Pada tahap ini percampuran metil ester dengan campuran SO3. Percampuran tersebut
terjadi didalam falling film reator. Gas dan organic mengalir di dalam tube secara co-
current dari bagian atas reaktor pada temperatur 45oC dan keluar reaktor pada temperature
sekitar 30oC. Proses pendinginan dilakukan dengan air pendingin yang berasal dari cooling
tower. Air pendingin ini mengalir pada bagian shell dari reaktor. Hal ini bertujuan untuk
menjaga kestabilan temperatur reaksi aki batre aksi eksoterm yang berlangsung di dalam
reaktor.
Agar campuran tersebut mencapai waktu yang tepat dalam proses reaksi sulfonikasi
yang sempurna, maka asam metil ester sulfonat harus melewati digester yang mana memiliki
temperatur yag konstan yaitu 80 ° C selama kurang lebih satu jam. Efek samping dari MESA
digestion adalah pengendapan warna campuran asam sulfonat secara signifikan, sementara itu
gas gas yang meninggalkan reaktor menuju sistem pembersihan gas buangan (waste gas
cleanning system)
Katalisator diisi lebih dari satu tumpuk katalisator, fixed bed dengan katalisator
lebih dari satu tumpuk banyak dipakai dalam proses adiabatik. Jika reaksi yang terjadi
sangat eksotermis pada konversi yang masih kecil suhu gas sudah naik sampai lebih
tinggi dari suhu maksimum yang diperbolehkan untuk katalisator, maka gas harus di
dinginkan terlebih dahulu kedalam alat penukar panas diluar reaktor untuk di dinginkan
dan selanjutnya dialirkan kembali ke reaktor melalui tumpukan katalisator kedua, jika
konversi gas yang keluar dari tumpukan kedua belum mencapai yang direncanakan,
tetapi suhu gas sudah lebih tinggi dari yang diperbolehkan maka dilakukan pendinginan
lagi dengan mengalirkan gas ke alat penukar panas kedua kemudian di kembalikan ke
reaktor yang masuk melalui tumpukan katalisator ketiga dan seterusnya sampai
diperoleh konversi yang diinginkan. Jika reaksi bersifat endotermis maka penukar
panas diluar reactor dapat digunakan untuk pemanas gas reaksi.
Cyclone
Cyclone merupakan salah satu alat penghilang debu umum yang digunakan untuk sumber
pencemar yang statis.
Komponen Cyclone
Cyclone atau centrifugal separator adalah dust collector yang prinsipnya terdiri
dari:Silinder vertikal dengan bagian bawah berbentuk corong (conical),Pipa outlet pada
bagian bawah untuk mengeluarkan partikulat,Pipa outlet gas pada bagian atas.
Prinsip kerja Cyclone
Gas atau aliran fluida diinjeksikan melalui pipa input.Bentuk kerucut cyclone
menginduksikan aliran gas atau fluida untuk berputar, menciptakan vortex.Partikel dengan
ukuran atau kerapatan yang lebih besar didorong ke arah luar vortex Gaya gravitasi
menyebabkan partikel-partikel tersebut jatuh ke sisi kerucut menuju tempat.Partikel dengan
ukuran atau kerapatan yang lebih kecil keluar melalui bagian atas dari cyclone melalui pusat
yang bertekanan rendah.
Cyclone membuat gaya sentrifugal yang berfungsi untuk memisahkan partikulat dari
udara kotor .Gaya sentrifugal timbul saat partikulat di dalam udara masuk ke puncak kolektor
silindris pada suatu sudut dan diputar dengan cepat mengarah ke bawah seperti pusaran
air.Aliran udara mengalir secara melingkar dan partikulat yang lebih berat mengarah ke
bawah setelah menabrak ke arah dinding cyclone dan meluncur ke bawah.
Kelebihan dan Kekurangan Cyclone
Kelebihan :
Biaya kapital cukup rendah,Dapat difungsikan pada temperatur tinggi ,Biaya perawatan
rendah, karena tidak ada bagian-bagian yang bergerak.
Kerugian :
Efisien rendah khususnya untuk partikel diameter kecil Biaya operasi cukup tinggi,
sehubungan dengan tingginya pressure drop.
HEATER
Heater banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, baik di dalam rumah tangga
ataupun peralatan dan mesin industri. Bentuk dan type dari Heater ini bermacam macam
disesuaikan dengan fungsi, tempat pemasangan dan media yang akan di panaskan. Panas
yang dihasilkan oleh pemanas listrik ini bersumber dari kawat ataupun pita bertahanan listrik
tinggi .Biasanya bahan yang digunakan adalah niklin yang dialiri arus listrik pada kedua
ujungnya dan dilapisi oleh isolator listrik yang mampu meneruskan panas dengan baik hingga
aman jika digunakan.
Fungsi :Digunakan sebagai alat pemanas
Jenis Bahan :Stainless steel
3.3 Transportasi Fluida
PUMP
Pump (Pompa) adalah salah satu jenis mesin fluida untuk memindahkan jenis fluida melalui pipa
dari suatu tempat ke tempat yang lainnya.
Fungsi: 1.mengalirkan atau memompa umpan air maupun bahan lainnya
2. memindahkan suatu cairan (Fluida) dari suatu tempat ke tempat
lain dengan menaikkan tekanan pada cairan tersebut.
3. mensirkulasi cairan(Fluida) sekitar sistem.
Jenis : Centrifugal Pump Multi Stage
Tipe : Radial Flow Impeller
Bahan : Stainless Steel
3.4 Sistem Utilitas
1. Persediaan Air
Air merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu industri kimia. Dalam hal ini
air digunakan untuk sanitasi, pencegahan bahaya kebakaran, media pendingin, steam serta
untuk air proses. Selama pabrik beroperasi, kebutuhan air relatif cukup banyak, maka untuk
memenuhi kebutuhan air tersebut diambil air sungai atau laut yang letaknya tidak jauh dari
lokasi pabrik dengan melakukan pengolahan terlebih dahulu.
digunakan untuk menghilangkan arsenik, kromium, kelebihan fluorida, nitrat, radium, dan
uranium.
▪ Proses Penyerapan (Absorption)
Proses ini bertujuan untuk menyerap / menghilangkan zat pencemar organik, senyawa
penyebab rasa, bau dan warna. Biasanya dengan membubuhkan bubuk karbon aktif ke dalam
air tersebut.
▪ Proses Disinfeksi (Disinfection)
Sebelum masuk ke unit Penampungan Akhir, air melalui Proses Disinfeksi dahulu.
Yaitu proses pembubuhan bahan kimia Chlorineyang bertujuan untuk membunuh bakteri atau
mikroorganisme berbahaya yang terkandung di dalam air tersebut.
3. Unit Penampung Akhir (Reservoir)
Setelah masuk ke tahap ini berarti air sudah siap untuk digunakan.
2. Persediaan Steam
Steam di hasilkan dengan menggunakan alat yang disebut boiler. Secara umum air yang
digunakan sebagai umpan boiler adalah air yang tidak mengandung unsur yang dapat
menyebabkan terjadinya endapan yang dapat membentuk kerak pada boiler, air yang tidak
mengandung unsur yang menyebabkan korosi terhadap boiler dan system penunjangnya dan
juga tidak mengandung unsur yang dapat menyebabkan terjadinya pembusaan terhadap air
boiler.Steam yang kami gunakan yaitu jenis steam basah (wet steam).
3. Persediaan Listrik
Kebutuhan tenaga listrik disuplai dari tenaga disel , PLN Keramasan dan generator.
Generator tersebut digerakkan oleh turbin uap, dimana menggunakan steam yang dihasilkan
dari boiler. Generator yang digunakan adalah generator bolak balik atas dasar pertimbangan
sebagai berikut :
o Tenaga listrik yang dihasilkan lebih besar
o Tegangan dapat dinaikkan atau diturunkan sesuai dengan kebutuhan dengan
menggunakan transformator.
4. Persediaan Bahan bakar
Jenis bahan bakar yang digunakan dalam proses system di boiler adalah bahan bakar
minyak (Oil Fuel). Prinsip Kerja Oil Fuel: Pemanasan yang bersumber dari hasil pembakaran
antara campuran bahan bakar cair (kerosen, solar, residu) dengan oksigen dan sumber panas.
Kelebihan: Memiliki sisa pembakaran yang sedikit sehingga mudah dibersihkan dan
bahan baku yang mudah didapatkan.
Kekurangan: Memiliki harga bahan baku yang mahal serta memiliki kontruksi yang
mahal.Sumber dari Perusahaan Gas Negara ( PGN).
Manufacturing Cost adalah jumlah Direc, Indirect, dan Fixed Manufacturing Cost, yang
bersangkutan dalam pembuatan produk. Yang dimana meliputi(Aries R.S., dan Newton,
1995):
Rp. 409.016.734.000,00,-
= 84,45%
Rp. 409.016.734.000,00,-
= 42,22%
Besar kecilnya ROI bervariasi tergantung pada kemungkinan kegagalan yang terjadi.
Kategori low risk,minimum acceptable ROI before tax adalah sebesar 11%.
= Rp. 409.016.734.000,00,-
Rp. 370.901.690.000,00,-
=1,1 tahun
= Rp. 409.016.734.000,00,-
Rp. 172.713.845.000,00,-
= 2,4 tahun
Perencanaan pabrik Metil Ester Sulfonat ini diharapkan mampu memproduksi dengan
kapasitas 100.000 ton/tahun dalam bentuk bubuk. Pabrik beroperasi secara continuitas selama
330 hari dalam setahun. Lokasi pabrik terletak pada titik koordinat Medan pematang siantar
kecamatan perbaungan kabupaten deli serdang provinsi Sumatera Utara.
Pembuatan metil ester sulfonat dilakukan melalui beberapa tahapan proses. Tahapan
pertama sintesis SO3 dengan membakar sulfur dan menghasilkan gas SO2. Kemudian gas SO2
dikirim ke vanadium pentaoksida katalis konverter untuk diubh menjadi SO3. Selanjutnya
tahapan sulfonasi, Metil ester dicampur dengan campuran SO3/udara dalam falling film
reaktor. Gas organik yang dihasilkan kemudian akan mengalir dari bagian kanan yang
bersuhu 45oC dan keluar dari reaktor dengan suhu 30oC.Proses pendinginan dilakukan dengan
menggunakan air pendingin dari cooling tower. Kemudian Asam metil ester harus melewati
digester selama 1 jam untuk mennyamakan suhunya menjadi sekitar 80oC. Efek samping dari
proses ini adalah pengendapan warna yang terjadi pada campuran asam sulfanat.
Tahapan selanjutnya bertujuan untuk mengurangi warna yang terjadi pada proses
pendinginan sampai sesuai dengan spesifikasi yang di inginkan. MES harus diukur didalam
sistem kontinu acid bleaching, dimana dicampurkan dengan lajuair metanol yang terkontrol
dan hidrogen peroksida (H2O2) sesudahnya. Reaksi bleaching lalu di lanjutkan dengan
mencampurkan metanol reflux (RtOH) dan pengontrolan temperatur yang presisi.
Asam ester yang terbentuk dalam proses sulfoinasi bersifat tidak stabil dan mudah
terhidrolisis. Oleh karena itu, pencampuran yang sempurna antara asam sulfonat dan aliran
basa dibutuhkan dalam proses netralisasiuntuk mencegah lokaliasasi kenaikan pH dan
temperatur yang dapat mengakibatkan reaksi hidrolisis yang berlebih. Neutralizer beroprasi
secara kontinu, mempertahankan koomposisi dan pH dari pasta secara otomatis.
Selanjutnya, pasta etral MES dilewatkan kedalam sistem TurboTubeTM Dryer dimana
metanol dan air proses yang berlebih dipisahkan untuk menghasilkan padat terkonsentrasi
atau produk granula kering MES, dimana produk ini tergantung pada berat molekul MES dan
terget aplikasi produk.