Anda di halaman 1dari 16

TERMOKIMIA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kimia Dasar

Dosen Pengampu:
Vindhy Dian Indah Pratika, M.Pd

Oleh:
Rieska Rahmawati (22184206019)

KELAS 2A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS SOSIAL DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS BHINEKA PGRI TULUNGAGUNG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada ibu Vindhy Dian Indah Pratika,
M.Pd sebagai dosen pengampu mata kuliah Kimia Dasar yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Tulungagung, 10 April 2023

Rieska Rahmawati
DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… iii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………… 1
1.4 Tujuan Penulisan ………………………………………………….......... 1
BAB II: PEMBAHASAN 2
2.1 Mendeskripsikan Pengertian Termokimia ……………………………... 2
2.2 Mendeskripsikan Hukum-hukum Yang Ada Pada Termokimia ……….. 4
2.3 Mendeskripsikan Reaksi Eksoterm dan Endoterm …………………….. 4
2.4 Mendeskripsikan Pengertian Sistem dan Lingkungan …………………. 6
2.5 Mendeskripsikan Entalpi Serta Bagian-bagiannya ……………….......... 6
BAB III: PENUTUP 11
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………... 11
3.2 Saran……………………………………………………………………. 11
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 12

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Termokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara energi panas dan
kimia. Sedangkan energi kimia didefinisikan sebagai energi yang dikandung setiap
unsur atau senyawa. Energi kimia yang terkandung dalam suatu zat adalah semacam
energi potensial zat tersebut. Energi potensial kimia yang terkandung dalam suatu zat
disebut panas dalam atau entalpi dan dinyatakan dengan simbol H. Selisih antara
entalpi reaktan dan entalpi hasil pada suatu reaksi disebut perubahan entalpi reaksi,
perubahan entalpi reaksi diberi simbol ΔH.
Bagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor atau panas suatu
zat yang menyertai suatu reaksi atau proses kimia dan fisika disebut termokimia.
Secara operasional termokimia berkaitan dengan pengukuran dan penafsiran
perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia, perubahan keadaan, dan pembentukan
larutan.
Termokimia merupakan pengetahuan dasar yang perlu diberikan atau yang
dapat diperoleh dari reaksi-reaksi kimia, tetapi juga perlu sebagai pengetahuan dasar
untuk pengkajian teori ikatan kimia dan struktur kimia. Fokus pembahasan dalam
termokimia adalah tentang jumlah kalor yang dapat dihasilkan oleh sejumlah tertentu
pereaksi serta cara pengukuran kalor reaksi. Termokimia merupakan penerapan
hukum pertama termodinamika terhadap peristiwa kimia yang membahas tentang
kalor yang menyertai reaksi kimia.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apakah yang dimaksud dengan termokimia?
b. Apa saja hukum-hukum yang ada pada termokimia?
c. Bagaimanakah reaksi eksoterm dan endoterm?
d. Apakah pengertian sistem dan lingkungan?
e. Jelaskan tentang entalpi serta bagian-bagiannya?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Untuk mengetahui pengertian termokimia.
b. Untuk mengetahui apa saja hukum-hukum yang ada pada termokimia.
c. Untuk mengetahui bagimana reaksi eksoterm dan endoterm.
d. Untuk memahami pengertian sistem dan lingkungan.
e. Untuk mengetahui bagaimana entalpi serta bagian-bagiannya.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Termokimia


Termokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara energi panas
dengan reaksi kimia atau proses yang berhubungan dengan reaksi kimia, termasuk
di dalamnya perubahan panas dan entalpi. Termokimia juga mempelajari tentang
hukum-hukum termodinamika yang berkaitan dengan perubahan energi dalam
reaksi kimia. Dalam termokimia, energi yang dilepaskan atau diserap dalam suatu
reaksi kimia diukur dalam satuan energi seperti joule atau kalori.

2.2 Hukum Dalam Termokimia


Dalam mempelajari reaksi kimia dan energi kita perlu memahami hukum-
hukum yang mendasari tentang perubahan dan energi. Berikut beberapa hukum-
hukum yang ada pada termokimia:
1. Hukum Kekekalan Energi
Dalam perubahan kimia atau fisika energi tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan, energi hanya dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya.
Hukum ini merupakan hukum termodinamika pertama dan menjadi dasar
pengembangan hukum tentang energi selanjutnya, seperti konversi energi.
2. Hukum Laplace
Hukum ini diajukan oleh Marquis de Laplace dan dia menyatakan
bahwa jumlah kalor yang dilepaskan dalam pembentukan sebuah senyawa
dari unsur-unsurnya sama dengan jumlah kalor yang dibutuhkan untuk
menguraikan senyawa tersebut menjadi unsur-unsurnya.
Penjabaran dari hukum ini untuk entalpi reaksi ΔH dan kalor reaksi; C
+ O2 → CO2 ΔH = -94 Kkal (CO2 → C + O2 ΔH = +94 Kkal) Sedangkan
untuk kalor reaksi, C + O2 → CO2 -94 Kkal CO2 → C + O2 +94 Kkal. Untuk
reaksi pertama, unsur C bereaksi dengan gas oksigen menghasilkan
karbondioksida dan kalor sebesar 94 Kkal. Sedangkan reaksi kedua
karbondioksida terurai menjadi unsur C dan gas oksigen dengan
membutuhkan kalor sebesar 94 Kkal. Dari sisi tanda, tampak jelas perbedaan
antara entalpi reaksi dengan kalor reaksi, jika entalpi bernilai positif maka
kalor reaksi bernilai negative, demikian pula sebaliknya jika entalpi negative
maka kalor reaksi positif.
3. Hukum Hess
Hukum ini diajukan oleh Germain Hess, dia menyatakan bahwa
entalpi reaksi (ΔH) hanya tergantung pada keadaan awal reaksi dan hasil
reaksi dan tidak bergantung pada jalannya reaksi. Jadi suatu reaksi merupakan
penjumlahan aljabar dari dua atau lebih reaksi, maka perubahan entalpi (ΔH)
atau kalor reaksinya juga merupakan penjumlahan aljabar dari (ΔH) yang
menyertai reaksi.

2.3 Reaksi Eksoterm dan Reaksi Endoterm


Berdasarkan perpindahan energinya atau perubahan entalpinya ada dua jenis
reaksi yaitu reaksi eksoterm dan reaksi endoterm.
1. Reaksi eksoterm yaitu reaksi yang membebaskan kalor, kalor mengalir dari
sistem ke lingkungan (terjadi penurunan entalpi), entalpi produk lebih kecil
daripada entalpi pereaksi. Oleh karena itu, perubahan entalpinya bertanda
negatif. Pada reaksi eksoterm umumnya suhu sistem menjadi naik, adanya
kenaikan suhu inilah yang menyebabkan sistem melepas kalor ke lingkungan.
Reaksi eksoterm: DH = HP – HR < 0 atau DH = (-) dimana DH (entalpi
reaksi), HP (entalpi panas), dan HR (entalpi sistem awal). Dalam
kesimpulannya, reaksi eksoterm mempunyai nilai DH negatif dan HP lebih
kecil dari HR.
2. Reaksi endoterm yaitu reaksi yang memerlukan kalor, kalor mengalir dari
lingkungan ke sistem (terjadi kenaikan entalpi), entalpi produk lebih besar
daripada entalpi pereaksi. Oleh karena itu, perubahan entalpinya bertanda
positif. Pada reaksi endoterm umumnya suhu sistem terjadi penurunan, adanya
penurunan suhu inilah yang menyebabkan sistem menyerap kalor dari
lingkungan.

2.4 Sistem dan Lingkungan


Dalam termokimia ada dua hal yang perlu diperhatikan yang menyangkut
perpindahan energi, yaitu sistem dan lingkungan. Segala sesuatu yang menjadi
pusat perhatian dalam mempelajari perubahan energi disebut sistem, sedangkan
hal-hal yang membatasi sistem dan dapat mempengaruhi sistem disebut
lingkungan. Berdasarkan interaksinya dengan lingkungan, sistem dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu:
a. Sistem Terbuka
Sistem terbuka adalah suatu sistem yang memungkinkan terjadi perpindahan
energi dan zat (materi) antara lingkungan dengan sistem. Pertukaran materi
artinya ada hasil reaksi yang dapat meninggalkan sistem (wadah reaksi),
misalnya gas atau ada sesuatu dari lingkungan yang dapat memasuki sistem.
b. Sistem Tertutup
Sistem tertutup mengacu pada sistem dimana tidak ada pertukaran zat (materi)
antara sistem dan lingkungannya, tetapi ada pertukaran energi dalam bentuk
panas. Dalam hal ini, sistem tidak menerima atau melepaskan zat (materi) ke
lingkungannya, sehingga jumlah zat di dalam sistem tetap konstan. Misalnya,
tabung yang tertutup rapat ketika reaksi terjadi energi dilepaskan atau diserap
dalam bentuk panas tetapi tidak ada zat yang keluar atau masuk dari sistem.
Oleh karena itu, massa zat dan jumlah partikel di dalam sistem tetap konstan
dan sistem dianggap sebagai sistem tertutup.
c. Sistem Terisolasi
Sistem terisolasi merupakan sistem yang tidak memungkinkan terjadinya
perpindahan energi dan zat (materi) antara sistem dengan lingkungan.
Misalnya, tabung yang tertutup rapat lalu ditempatkan dalam baskom isolasi
termal. Dalam sistem ini, tidak ada zat atau energi yang keluar atau masuk
dari sistem dan sistem dianggap sebagai sistem terisolasi.

Energi adalah kapasitas untuk melakukan kerja (w) atau menghasilkan


panas (kalor = q). Pertukaran energi antara sistem dan lingkungan dapat
berupa kalor (q) atau bentuk energi lainnya yang secara kolektif kita sebut
kerja (w). Energi yang dipindahkan dalam bentuk kerja atau dalam bentuk
kalor mempengaruhi jumlah total energi yang terdapat dalam sistem disebut
energi dalam (internal energi). Kerja adalah suatu bentuk pertukaran energi
antara sistem dan lingkungan di luar kalor. Salah satu bentuk kerja yang
sering menyertai reaksi kimia adalah kerja tekanan-volum, yaitu kerja yang
berkaitan dengan pertambahan atau pengurangan volum sistem.
2.5 Entalpi Beserta Bagiannya
Setiap sistem atau zat mempunyai energi yang tersimpan di dalamnya. Energi
potensial berkaitan dengan wujud zat, volume dan tekanan. Energi kinetic
ditimbulkan karena atom-atom dan molekul-molekul dalam zat bergerak secara
acak, jumlah total dari semua bentuk energi itu disebut entalpi (H) dan diukur
dalam satuan Joule (J) atau kJ/mol. Entalpi akan tetap konstan selama tidak ada
energi yang masuk atau keluar dari zat. Entalpi (H) suatu zat ditentukan oleh
jumlah energi dan semua bentuk energi yang dimiliki zat yang jumlahnya tidak
dapat diukur. Perubahan kalor atau entalpi yang terjadi selama proses penerimaan
atau pelepasan kalor dinyatakan dengan “perubahan entalpi (ΔH)”.
a. Entalpi Pembentukan Standar (ΔH∘f)
Entalpi pembentukan standar suatu senyawa menyatakan jumlah kalor
yang diperlukan atau dibebaskan untuk proses pembentukan 1 mol
senyawa dari unsur-unsurnya yang stabil pada keadaan standar (STP).
Entalpi pembentukan standar diberi simbol (ΔH∘f), simbol f berasal dari
kata formation yang berarti pembentukan. Contoh unsur-unsur yang stabil
pada keadaan standar, yaitu: H2,O2,C, N2,Ag, Cl2, Br2, S, Na, Ca dan
Hg.
b. Entalpi Penguraian Standar (ΔH∘d)
Menurut Hukum Laplace, jumlah kalor yang dibebaskan pada
pembentukan senyawa dari unsur-unsurnya sama dengan jumlah kalor
yang diperlukan pada penguraian senyawa tersebut menjadi unsur-
unsurnya. Jadi, entalpi penguraian merupakan kebalikan dari entalpi
pembentukan senyawa yang sama. Dengan demikian jumlah kalornya
sama tetapi tandanya berlawanan karena reaksinya berlawanan arah.
c. Entalpi Pembakaran Standar (ΔH∘c)
Entalpi pembakaran standar suatu senyawa menyatakan jumlah kalor yang
diperlukan atau dibebaskan untuk proses pembakaran 1 mol senyawa dari
unsur-unsurnya yang stabil pada keadaan standar (STP). Entalpi
penguraian standar diberi simbol (ΔH∘c) simbol c berasal dari kota
combustion yang berarti pembakaran. Pembakaran selalu membebaskan
kalor sehingga nilai entalpi pembakaran selalu negatif (eksoterm).
d. Entalpi Pelarutan Standar (ΔH∘s)
Entalpi pelarutan standar adalah jumlah panas yang diserap atau
dilepaskan ketika 1 mol zat dilarutkan dalam air atau pelarut lainnya pada
kondisi standar (tekanan 1 atm dan suhu 25℃). Jika ΔH ∘s positif, maka
pelarutan adalah endotermik (memerlukan energi untuk terjadi) dan jika
ΔH∘s negatif, maka pelarutan adalah eksotermik (melepaskan energi saat
terjadi). Entalpi pelarutan standar digunakan sebagai indicator kestabilan
termal dan termodinamika suatu senyawa dalam larutan.

Contoh Soal
1. Sepotong logam magnesium direaksikan dengan asam klorida encer pada
sistem terbuka dengan reaksi:
Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g)
Pada reaksi tersebut sistem melepas kalor sebesar 200 kJ dan menghasilkan
gas yang akan menyebabkan terjadinya perubahan volume. Sistem juga
melakukan kerja sebesar 50 kJ. Tentukan perubahan energi dalam (ΔE) dalam
proses tersebut!
Penyelesaian:
Diketahui: q = -200 kJ (karena sistem melepas kalor, maka q bertanda negatif)
w = -50 kj (bertanda negatif karena w sistem melakukan kerja)
Ditanya: ΔE = …?
Jawab:
ΔE = q + w
ΔE = -200 + (-50)
ΔE = -250 kJ

2. Diketahui ΔHC℃ = -393,5 kJ/mol. Berapa kalor yang terjadi pada


pembakaran 1 kg arah jika dianggap bahwa arang mengandung 48% karbon
dan Ar C = 12?
Penyelesaian:
Diketahui: ΔHC℃ = -393,5 kJ/mol
Massa C = (48/100) x 1000 gram = 480 gram
Jumlah mol = gr/Ar = 480/12 = 40 mol
Ditanya: q = …?
Jawab:
q = ΔH x Q/n
q = -393,5 kJ/mol x 40 mol
q = -15.740 kJ
3. Diketahui kalor pembakaran 4 mol gas butana (C4H10) adalah -2.440 kJ. Kalor
pembakaran 17,4 gram butana adalah ….(Ar C = 12, H = 1)
Penyelesaian:
Diketahui: n = 4
ΔH = -2.440 kJ
Ar C = 12
Ar H = 1
Ditanya: Q untuk 17,4 gr butana =…?
Jawab:
Mula-mula harus mencari jumlah mol 17,4 gr butana.

Lalu, tentukan kalor pembakaran 0,3 mol butana.

Jadi, kalor pembakaran 17,4 gram butana adalah -183 Kj.


1. Pada suhu 30˚C sebuah
2
pelat besi luasnya 10 m .
Apabila suhunya
dinaikkan menjadi
2. 90˚C dan koefesien
muai panjang besi
sebesar 0,000012 / ˚C,
maka tentukan luas
3. pelat besi tersebut:
4. Penyelesaian :
5. Diketahui :
2
6. Ao = 10 m
7. To = 30˚C
8. T = 90˚C
9. ∆T = T-To = 90-30 =
60˚C
10. α = 0,000012/ ˚C
11. β = 2α
12. = 2 x 0,000012/ ˚C
= 0,000024 / ˚C
13. Ditanya : A…?
14. Jawab :
15. A = Ao ( 1 + β . ∆T )
16. A = 10 ( 1 +
0,000024 x 60 )
17. A = 10 ( 1 + 0,00144
)
18. A = 10 x 1,00144
19. A = 10, 0144 m
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari materi pembelajaran pada
termokimia ini merupakan materi dasar yang wajib untuk dipelajari dan dipahami
secara mendalam. Materi yang secara umum mencakup pengertian dari termokimia,
hukum dalam termokimia, reaksi eksoterm dan reaksi endoterm, sistem dan
lingkungan, entalpi beserta bagiannya merupakan materi-materi dasar dalam
pelajaran kimia yang berguna untuk mempelajari ilmu selanjutnya yang tentu saja
lebih rumit. Dalam makalah ini materi diuraikan secara singkat agar para pembaca
lebih mudah memahaminya.

3.2 Saran
Dengan adanya makalah sederhana ini, penyusun mengharapkan agar para
pembaca dapat memahami materi termokimia ini dengan mudah. Saran dari penyusun
agar para pembaca dapat menguasai materi singkat dalam makalah ini dengan baik,
kemudian untuk menyempurnakan makalah ini penyusun mengharapkan kritik dan
saran yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

Chang, R. (2010). Kimia Dasar. Konsep-Konsep Inti Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga.
Kleinfelter, Wood. 1989.Kimia Untuk Universitas Jilid 1.ed.6.Jakarta :Erlangga
Michel Purba. 2007. Kimia. Jakarta: Departemen Pendidikan
Sandri Justiana.2009.Kimia 2. Yudistira. Jakarta Timur
Sri Rahayu Ningsih.2007.Sains Kimia 2.Bumi Aksara.jakarta
Widjajanti, E. TERMOKIMIA Oleh Endang Widjajanti.

Anda mungkin juga menyukai