Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

TERMO KIMIA
Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Kimia
Dosen Pengampuh :Rohimatus Shofiyah s, si,. Msi

Di Susun Oleh
M. KUN ABDUR ROHMAN (2310641003)
DANY DWYKI CHANDRA (2310641011)
RENDRA DWI ANGKI RAMADHAN (2310641006)

FAKULTAS TEKNIK
PRODI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMMADIYAH JEMBER
2023

1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat ALLAH SWT yang telahMemberikan
rahmat dan hidayah NYA sehaingga saya dapat menyeleseikan makalahYang berjudul
“Syirik Dan Bahayanya Bagi Manusia”. Penyeleseian makalah iniUntuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah KIMIA Kami berharap dapatMenambah wawasan dan
pengetahuan.Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
OlehKarena itu saya sangat mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca
untukMelengkapi segala kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini.

Jember,5 Desember 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Termokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara energi panas dan energi kimia.
Sedangkan energi kimia didefinisikan sebagai energi yang dikandung setiap unsur atau
senyawa. Energi kimia yang terkandung dalam suatu zat adalah semacam energi potensial zat
tersebut. Energi potensial kimia yang terkandung dalam suatu zat disebut panas dalam atau
entalpi dan dinyatakan dengan simbol H. Selisih antara entalpi reaktan dan entalpi hasil pada
suatu reaksi disebut perubahan entalpi reaksi. Perubahan entalpi reaksi diberi simbol ΔH.

Bagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor atau panas suatu zat yang
menyertai suatu reaksi atau proses kimia dan fisika disebut termokimia. Secara operasional
termokimia berkaitan dengan pengukuran dan pernafsiran perubahan kalor yang menyertai
reaksi kimia, perubahan keadaan, dan pembentukan larutan.

Bagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor atau panas suatu zat yang
menyertai suatu reaksi atau proses kimia dan fisika disebut termokimia. Secara operasional
termokimia berkaitan dengan pengukuran dan pernafsiran perubahan kalor yang menyertai
reaksi kimia, perubahan keadaan, dan pembentukan larutan.

Termokimia merupakan penerapan hukum pertama termodinamika terhadap peristiwa kimia


yang membahas tentang kalor yang menyertai reaksi kimia.

Termokimia dapat didefinisikan sebagai bagian ilmu kimia yang mempelajari dinamika atau
perubahan reaksi kimia dengan mengamati panas/termalnya saja. Salah satu terapan ilmu ini
dalam kehidupan sehari-hari ialah reaksi kimia dalam tubuh kita dimana produksi dari energi-
energi yang dibutuhkan atau dikeluarkan untuk semua tugas yang kita lakukan. Pembakaran
dari bahan bakar seperti minyak dan batu bara dipakai untuk pembangkit listrik. Bensin yang

4
dibakar dalam mesin mobil akan menghasilkan kekuatan yang menyebabkan mobil berjalan.
Bila kita mempunyai kompor gas berarti kita membakar gas metan (komponen utama dari gas
alam) yang menghasilkan panas untuk memasak. Dan melalui urutan reaksi yang disebut
metabolisme, makanan yang dimakan akan menghasilkan energi yang kita perlukan untuk
tubuh agar berfungsi. Hampir semua reaksi kimia selalu ada energi yang diambil atau
dikeluarkan.

B. Rumusan Masalah

a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan termokimia?

b. Proses Termokimia

c. Percobaan penentuan reaksi reaksi eksoterm dan indoterm?

d. Jelaskan apa saja hukum-hukum yang ada pada termokimia

e. Energi dan entalpi?

f. Penentuan Perubahan Entalpi

g.Apa saja aplikasi termokimia dalam kehidupan sehari-hari?

C. Tujuan

a.Menjelaskan maksud dari termokimia.

b. Menjelaskan proses termokimia

b. Menjelaskan percobaan penentuan reaksi eksoterm dan indoterm

c. Menjelaskan hukum hukum pada termokimia

d. Menjelaskan energi dan entalpi

e. Menjelaskan perubahan entalpi

f. Mengetahui aplikasi termokimia dalam kehidupan sehari-hari.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Termokimia

Termokimia merupakan bagian dari Termodinamika Kimia yangMempelajari efek panas


yang terjadi dalam suatu proses fisika maupun reaksiKimia. Sedangkan Termodinamika
kimia mempelajari perubahan energi yang terjadiPada suatu proses kimia.

Dalam termodinamika dikenal beberapa istilah, yaitu sistem dan lingkungan.Segala sesuatu
yang kita pelajari atau kita amati kita sebut dengan sistem, sedangkanSemua yang berada di
luar sistem kita sebut dengan lingkungan. Antara sistemdanLingkungan dapat terjadi
pertukaran energi maupun pertukaran materi. BerdasarkanKemampuan untuk melakukan
pertukaran, maka sistem dikelompokkan menjadi tigaYaitu:

1.Sitem terbuka, pada sistem ini energi maupun materi dapat dipertukarkanSecara bebas
dengan lingkungannya. Dalam kehidupan nyata / sehari- hariSistem ini banyak sekali
dijumpai, misalnya kita meletakkan kapur barus(naftalena) di antara buku atau baju- baju,
kapur barus akan menguap, jadiAda materi yang dipertukarkan yaitu antara uap naftalena dan
udara. AtauBotol yang berisi cuka atau alkohol. Di laboratorium semua reaksi kimiaYang
dilakukan umumnya dilakukan dengan sistem terbuka.

2.Sistem tertutup, sistem ini memungkinkan terjadinya pertukaran energi,Tetapi tidak


memungkinkan terjadi pertukaranmateri dengan lingkungannya.Dalam bahasa sehari- hari
dapat dikatakan sistem berada dalam suatu tempatYang ditutup rapat, tetapi kita masih
dapatmengamati perubahan suhu dariDinding sistem. Contoh botol- botol zat kimia yang
masih disegel, susuKaleng, makanan kaleng.

3.Sistem terisolasi. Sistem ini sama sekali tidak memungkinkan melakukanPertukaran baik
energi maupun materi dengan lingkungannya. Contoh dalamKehidupan sehari- hari adalah
termos. Di laboratorium ada yang dikenalSebagai termostat, kalorimeter, maupun instrumen
untuk reaksi- reaksi in-situMenggunakan sistem terisolasi.

6
Menurut panas atau kalor atau energi yang dihasilkan, suatu reaksi kimiaDibedakan menjadi
reaksi eksoterm dan reaksi endoterm. Reaksi dikatakan eksotermBila proses reaksi tersebut
menghasilkan panas atau kalor. Sedangkan suatu reaksiDikatakan endoterm bila menyerap
kalor atau panas atau energi dari lingkungannya. Untuk proses reaksi tersebut.

Contoh reaksi eksoterm

Reaksi pembakaran karbon  C (s) + O2 (g)  CO2 (g)

Reaksi penetralan NaOH (aq) + HCl (aq)  NaCl (aq) + H2O (aq)

Reaksi pelarutan NaOH (s) + H2O (l )  NaOH (aq) + H2O (l)

Contoh reaksi endotermReaksi pelarutan urea  CO (NH2)2 (s) + H2O (l )  CO


(NH2)2(aq) + H2O (l )

Dalam reaksi kimia terjadi perubahan kalor atau panas atau energi, karenaAdanya
perbedaan energi antara daya adhesi di antara partikel pereaksi dengan dayaAdanKohesi
sesama partikel pereaksi yang sejenis. Apabila daya adhesi antara partikelPereaksi yang tidak
sejenis lebih kuat daripada daya kohesi, maka reaksi akanMengeluarkan panas atau kalor atau
energi dan dikatakan sebagai reaksi eksoterm.Sedangkan bila daya kohesi lebih kuat dari
pada daya adhesinya, maka reaksi akanMembutuhkan atau meyerap kalor atau panasa dari
lingkungannya dan termasukReaksi endoterm.

Perhatikan Gambar berikut ini:

7
Gambar Skema penyerapan dan pelepasan kalor

Kalor merupakan energi panas yang mengalami perpindahan dari Suhu yang lebih tinggi
ke suhu yang lebih rendah(Idawati Supu,dkk:2016).Kalor dalam keadaan standar akan
mencari titik kesetimbangan agar dapat Mecapai suhu kamar atau suhu standar (Suhu standar
dibumi adalah 20-25°C). Perpindahan kalor antara benda satu ke benda lainnya dapat
berupaHantaran (konduksi), penyinaran (radiasi), dan aliran (konveksi). Dalam Kehidupan
sehari-hari dapat kita lihat saat memasak air atau pendinginan Air di dalam kulkas

2.2 Proses Termokimia

Proses termokimia (thermochemical processes) dikenal sebagai proses untuk recovery


bahan Bernilai tinggi sekaligus menghilangkan kandungan bahan berbahaya yang tidak
diinginkan melalui Intervensi penggunaan panas dan reaksi kimia, sehingga selain mampu
mendapatkan bahan baku Yang ditargetkan juga dapat mengurangi bahan berbahaya seperti
logam berat dan bahan beradiasi Berbahaya (Stemann, Peplinski and Adam, 2015).

Selain penggunaan sumber panas, proses termokimia menggunakan aplikasi reaksi kimia
Untuk menurunkan kandungan logam berat. Target komponen yang akan direcovery adalah
Komponen yang memiliki urgensi penting dalam satu sektor penting, misalkan fosfor (P)
sebagai Komponen utama (primary component) yang dapat digunakan pada industri pupuk
dan bahan mineral Berguna lainnya (secondary components) seperti SiO2, CaO, Al2O3,
Fe2O3, MgO and K2O. Unit Operasi yang lazim digunakan pada proses termokimia adalah
tanur putar (rotary kiln). Umumnya, Reaksi kimia dilakukan dengan supply chlor-donor
seperti MgCl2 dan CaCl2 dan suplai udara yang Dialirkan berlawan arah (counter current).

8
Gambar 1 memberikan ilustrasi konsep umum dalam proses termokimia untuk proses
Termokimia mengolah SSA yang menggunakan tanur putar seperti yang telah digunakan
pada Penelitian sebelumnya (Bundesanstalt fuer Materialforschung und -pruefung (BAM),
2008; Adam et Al., 2009; Stemann, Peplinski and Adam, 2015). SSA dimasukkan bersama
chlor-donor pada tanur Putar dengan suhu sekitar 850 – 100°C. Logam berat yang dikandung
dalam SSA (gambar 1A) akan Bereaksi dengan chlor dengan aliran udara yang cukup dan
membentuk material fase gas (gambar 1B) yang mengalir pada pipa gas buang. Produk yang
dihasilkan adalah SSA yang sudah diolah Dengan kadar logam berat yanglebih rendah dan
sesuai standar baku peraturan lingkungan (gambar 1C.)

2.3 Percobaan Penentuan Reaksi Eksoterm atau Endoterm

Setiap reaksi yang dilakukan akan melibatkan kalor yang akan Diikuti dengan perubahan
entalpi. Jika entalpi tersebut bertanda positif(+) Berarti reaksi tersebut menyerap kalor,
sedangkan jika reaksi tersebut Bertanda negatif(-) maka rekasi tersebut melepaskan kalor.
Perubahan Entalpi bertanda positif menunjukkan pertambahan entalpi terhadap materi
Tersebut, sebalikya jika perubahan entalpi bertanda negatif menandakan Pengurangan entalpi
terhadap materi tersebut.

9
Gambaran mengenai perbedaan reaksi eksoterm dan reaksi endoterm Dapat dilihat pada
diagram entalpi berikut.

Gambar 1.reaksi eksoterm Gambar 2.reaksi indoterm

Gambar 1.Merupakan reaksi eksoterm dtandai dengan entalpi reaktan Lebih besar dari entalpi
produk kemudian selama proses reaksi reaktan Melepaskan energi untuk dapat menghasilkan
produk. Jumlah entalpi total Yang berada di produk akan lebih kecil daripada entalpi reaktan
pada saat Sebelum reaksi karena terjadi pelepasan energi. Gambar 2.Merupakan reaksi
endoterm karena untuk menghasilkan Produk memerlukan sejumlah energi. Reaktan akan
menyerap sejumlah Energi sehingga jumlah entalpi pada produk akan bertambah. Harga
entalpi Produk akan lebih besar daripada entalpi reaktan, hal itu merupakan salah Satu ciri
reaksi endoterm.

Tujuan percobaan ini adalah mengamati proses kimia yang menghasilkanAtau menyerap
panas atau kalor serta mengelompokkan dalam jenis- jenis reaksiYang terjadi secara relatif.

Alat :

 Gelas piala 7 buah

 Pipet tetes

 Sendok

 Pengaduk

 termometer

Bahan :

10
1. Akuades
2. Asam sulfat pekat
3. Natrium hidroksida kristal
4. Kalsium oksida serbuk
5. Amonium klorida kristal
6. Natrium klorida kristal
7. Urea
8. Barium hidroksida kristal

Cara kerja :

1. Susunlah 6 gelas piala berjejer, tuangkan masing- masing 10 mLAkuades


2. Ukur suhu masing- masing akuades dalam gelas piala dan catatlah.
UntukPerbandingan rabalah bagian luar gelas dengan tangan, rasakanPanasnya.
3. Masukan pada gelas 1 beberapa butir (2-4 butir ) kristal natrium Hidroksida, aduklah,
sambil diaduk perlahan, rabalah bagian luar gelasDan rasakan panasnya. Setelah
semua larut, ukurlah suhunya denganTermometer dan catatlah
4. Ulangilah langkah 3 dengan senyawa yang lain.
5. Pada gelas piala ke 7, tambahkan 1 sendok kecil barium hidroksida dan
Tambahkan kristal amonium klorida dan sedikit akuades sambil diaduk sehingga
semua padatan larut, amati perubahan panas yang terjadi,baik menggunakan
termometer maupun menggunakan tangan

Percobaan ini sangat sederhana baik ditinjau dari alat maupun bahan. ApabilaBahan-
bahan yang tertulis tersebut tidak terdapat di laboratorium anda, anda dapatMenggantinya
bahan lain yang kira- kira mempunyai efek panas yang relatif sama.Misalnya natrium
hidroksida dengan kalium hidroksida, kalsium oksida denganGamping

11
2.4 Hukum-hukum dalam Termokimia

Dalam mempelajari reaksi kimia dan energi kita perlu memahami hukum-hukum yang
mendasari tentang perubahan dan energi.

a.Hukum kekekalan energi

Dalam perubahan kimia atau fisika energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, energi
hanya dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Hukum ini merupakan hukum
termodinamika pertama dan menjadi dasar pengembangan hukum tentang energi selanjutnya,
seperti konversi energi.

b. Hukum Laplace

Hukum ini diajukan oleh Marquis de Laplace dan dia menyatakan bahwa jumlah kalor
yang dilepaskan dalam pembentukan sebuah senyawa dari unsur-unsurnya sama dengan
jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menguraikan senyawa tersebut menjadi unsur-unsurnya.

Panjabaran dari hukum ini untuk entalphi reaksi ΔH dan kalor reaksi;

C + O2 → CO2 ΔH = -94 Kkal

CO2 → C + O2 ΔH = +94 Kkal

Sedangkan untuk kalor reaksi,

C + O2 → CO2 = -94 Kkal

CO2 → C + O2 = +94 Kkal

Untuk reaksi pertama, unsur C bereaksi dengan gas oksigen menghasilkan karbondioksida
dan kalor sebesar 94 Kkal. Sedangkan reaksi kedua karbondioksida terurai menjadi unsur C
dan gas oksigen dengan membutuhkan kalor sebesar 94 Kkal.

12
Dari sisi tanda, tampak jelas perbedaan antara entalphi reaksi dengan kalor reaksi, jika
entalphi bernilai positif maka kalor reaksi bernilai negatif, demikian pula sebaliknya jika
entalphi negatif maka kalor reaksi positif.

2.5 Energi danEntalpi

1.Sistem dan Lingkungan

Dalam termokimia ada dua hal yang harus di perhatikan menyangkut perpindahan energi,
yaitu sistem dan lingkungan. Segala sesuatu yang berhubungan dengan perubahan energi
disebut sistem, sedangkan hal – hal yang berada di luar sistem yang membatasi sistem dan
dapat mempengaruhi sistem di sebut lingkungan.

Berdasarkan interaksinya dengan lingkungan , sistem di bedakan menjadi tiga macam yaitu
sistem terbuka, sistem tertutup dan sistem terisolasi.

a.Sistem terbuka.

Sistem terbuka adalah suatu sistem yang memungkinkan terjadinya perpindahan kalor dan
zat (materi) antara lingkungan dan sistem.

b. Sistem tertutup

Sistem tertutup adalah suatu sistem dimana antara sistem dan lingkungan dapat terjadi
perpindahan kalor tetapi tidak dapat terjadi pertukaran materi

c.Sistem terisolasi

Sistem terisolasi merupakan suatu sistem, di mana tidak memungkinkan terjadinya


perpindahan kalor dan materi antara sistem dengan lingkungan.

13
2.Energi dan Entalpi

Jika suatu sistem mengalami perubahan dan dalam perubahan tersebut terjadi penyerapan
kalor, sebagai energi kalor yang diserap di gunakan untuk melakukan kerja (w). Misalnya
pada pemuaian gas, kerja tersebut digunakan untuk melawan tekanan udara di sekitarnya.
Sebagian lain dari energi tersebut di simpan dalam sistem, yang digunakan untuk gerakan
gerakan atom atom atau molekul molekul serta interaksi antarmolekul tersebut. Bagian energi
yang disimpan ini disebut dengan energi dalam (u).

Eergi dalam (u) adalah total dari energi kinetik (Ek) dan energi potensial (Ep) yang ada di
dalam sistem, oleh karena itu energi dalam bisa di rumuskan dengan persamaan

U = Ek + Ep

Besar energi kinetik dan energi potensial pada sebuah sistem tidak dapat diukur sehingga
besar energi dalam dari suatu sistem juga tidak dapat ditentukan, yang dapat ditentukan
adalah besar perubahan energi dalam suatu sistem.

Perubahan energi dalam dapat diketahui dengan mengukur kalor (q) dan kerja (w) , yang
akan timbul jika suatu sistem bereaksi. Oleh karena itu, perubahan energi dalam di rumuskan
dengan persamaan :

∆U = q + w

Jika sistem menyerap kalor, q bernilai positif, sedangkan jika sistem mengeluarkan kalor, q
bernilai negatif. Jika sistem melakukan kerja maka w pada rumus akan bernilai negatif,
sedangkan jika sistem dikenai kerja oleh lingkungan, w bernilaian positif.

14
Besarnya kalor suatu sistem dapat diukur dari perubahan suhu (∆T) dan kapasitas
kalorsistem tersebut.

Q = C ∆T

Kerja pada suatu sistem merupakan perkalian antara tekanan (P) dengan perubahan volume
(∆V).

Jika reaksi kimia tidak melibatkan perubahan volume, karena tidak melibatkan jumlah gas
atau jumlah mol gas tetap, ∆V = 0 sehingga

∆U = qv

Subscript v menunjukkan bahwa proses terjadinya pada volume tetap.

Pada kenyataannya, reaksi kimia lebih sering dilakukan pada tekanan tetap. Oleh karena
itu perubahan volume bisa berakibat sistem menekan lingkungan (melakukan kerja) sehingga
berlaku :

∆U = q + w

∆U = qp – P∆U

Subscript v menunjukkan bahwa proses berlangsung pada tekanan tetap.

Kalor sebenarnya bukan merupakan fungsi keadaan sehingga nilai kalor akan selalu positif.
Akan tetapi apabila di perhatikan pada persamaan, terlihat bahwa perubahan kalor pada
tekanan tetap (qp) merupakan hasil dari perubahan energi dalam (∆U), P dan V yang ketiga-
tiganya merupakan fungsi keadaan, dimana (U + PV) hanya tergantung pada keadaan awal
dan keadaan akhir dari sistem. Dengan demikian perubahan kalor pada tekanan tetap yang
merupakan fungsi keadaan kemudian didefinisikan sebagai fungsi baru yang disebut entalpi
dan dilambangkan dengan huruf “H” ( dari kata

H = U + PV

Konsep entalpi secara lebih sederhana dapat disebut potensi kalor suatu sistem atau
kandungan kalor dari suatu zat.

Jika reaksi berlangsung pada tekanan tetap, perubahan entalpinya sama dengan kalor yang
harus dipindahkan dari sistem ke lingkungan atau sebaliknya agar suhu sistem kembali
kekeadaan semula.

15
∆H = qp

Entalpi merupakan fungsi keadaan. Oleh karena itu nilai perubahan entalpi tergantung pada
keadaan akhir dan awalnya saja, dan tidak tergantung pada bagaimana proses perubahan itu
terjadi atau jalannya reaksi. Nilai perubahan entalpi (∆H) suatu sistem dinyatakan sebagai
selisih besarnya entalpi sistem sebelum perubahan dilakukan, pada tekanan tetap.

∆H = Hakhir – Hawal

Perubahan entalpi yang menyertai suatu rekasi dipengaruhi oleh jumlah zat, keadaan fisis
dari zat tersebut, suhu, dan tekanan.

5.Persamaan termokimia dan diagram energi

Diagram energi menggambarkan besarnya entalpi zat zat sebelum reaksi yang di sertai
informasi tentang jumlah mol zat pereaksi dan hasil reaksi (ditunjukkan oleh koefisien
persamaan reaksi), dan perubahan entalpi (∆H) yang menyertai reaksi tersebut.

Diagram energi menggambarkan besarnya entalpi zat zat sebelum reaksi dan entalpi zat-zat
hasil reaksi, serta besarnya perubahan entalpi (∆H) yang menyertai reaksi tersebut. Reaksi
pembentukan air dari gas hidrogen dan gas oksigen merupakan reaksi eksoterm dimana
sistem melepas kalor. Hal ini berarti bahwa entalpi gas hidrogen dan gas oksigen lebih besar
dari pada entalpi air.

Nilai entalpi gas hidrogen dan oksigen lebih besar dari pada entalpi air sehingga letaknya
di atas entalpi air. Diagram energinya dapat di simak dalam gambar di bawah ini

16
6.Perubahan entalpi standar (∆H0)

Entalpi merupakan besaran fisis yang nilainya di pengaruhi oleh jumlah dan wujud zat,
serta di pengaruhi oleh lingkungan (suhu dan tekanan). Pengukuran entalpi pada suhu dna
tekanan yang berbeda akan menghasilkan nilai entalpi yang berbeda. Oleh karena itu,
disepakati suatu keadaan standar , yaitu suhu 298K dan tekanan 1 atm. Jadi, perubahan
entalpi standar adalah perubahan entalpi yang diukur pada 298 K dan tekanan 1 atm.
Perubahan entalpi standar di bedakan berdasarkan jenis reaksi atau prosesnya.

a.Perubahan entalpi pembentukan standar (∆Hf0)

Perubahan entalpi pembentukan standar (standart enthalpy of formation) merupakan


perubahan yang terjadi pada pembentukan 1 mol suatu senyawa dari unsur unsurnya yang
paling stabil pada keadaan standar. Satuan perubahan entalpi pembentukan standar menurut
sistem interbasional (SI) adalah kilojoule per mol (kJ mol-1 ).

17
b. Perubahan entalpi perurauan standar (∆Hd0)

Perubahan entalpi peruraian standar ( standard enthalpy of decomposition) adalah


perubahan entalpi yang terjadi pada peruraian 1 mol suatu senyawa menjadi unsur unsurnya
yang paling stabil pada keadaan standar.

c.Perubahan entalpi pembakaran standar (∆Hc0)

Perubahan entalpi pembakaran standar (standard enthakpy combustion ) adalah perubahan


entalpi yang terjadi pada pembakaran 1 mol suatu zat secara sempurna.

2.5 Penentuan Perubahan Entalapi

1.Kalorimeter

Perubahan entalpi dapat diukur menggunakan kalorimeter sederhana dan kalorimeter bom.
Kalorimeter sederhana dapat dibuat dari gelas atau wadah yang bersifat isolator, misalnya
gelas Styrofoam atau plastik yang bersifat isolator. Dengan demikian, selama reaksi
berlangsung dianggap tidak ada kalor yang diserap maupun dilepaskan oleh sistem ke
lingkungan, sehingga:

Qreaksi+qkalorimeter+qlarutan= qsistem

Qreaksi+qkalorimeter+qlarutan = 0

Atau

Qreaksi = -( qkalorimeter + qlarutan )

Jika nilai kapasitas kalor kalorimeter sangat kecil, kalor kalorimeter dapat diabaikan sehingga
perubahan kalor dapat diabaikan sehingga perubahan kalor dapat dianggap hanya berakibat
pada kenaikan suhu larutan dalam kalorimeter.

Qreaksi = - qlarutan

Qlarutan =-m x c x T

Keterangan :

Q =kalor reaksi (J atau kJ )

M= massa (g atau kg)

C = kalro jenis (J/go C atau J/kg K)

18
= perubahan suhu (oC atau K)

Alat yang lebih teliti untuk mengukur perubahan kalor adalah kalorimeter bom, yaitu suatu
kalorimeter yang dirancang khusus sehingga sistem benar-benar dalam keadaan terisolasi.
Umumnya digunakan untuk menetukan perubahan entalpi dari reaksi-reaksi pembakaran
yang melibatkan gas. Di dalam kalorimeter bom terdapat ruang khusus tempat
berlangsungnya reaksi yang di sekitarnya diselubungi air sebagai penyerap kalor.

Sistem reaksi di dalam kalorimeter diusahakan benar-benar terisoalsi sehingga kenaikan


atau penurunan suhu yang terjadi benar-benar hanya digunakan untuk menaikkan suhu air
didalam kalorimeter bom. Kalor yang diserap atau dilepas oleh kalorimeter disebut dengan
kapasitas kalor kalorimeter (Ckalorimeter).

19
Sehingga keseluruhan dirumuskan :

Qreaksi+qkalorimeter+qlarutan= qsistem

Qreaksi+qkalorimeter+qlarutan = 0

Qreaksi = -( qkalorimeter + qlarutan )

Qkalorimeter = Ckalorimeter x

Keterangan : Ckalorimeter = kapasitas kalor kalorimeter (J oC-1 atau J K-1 )

Delta T = perubahan suhu (oC atau K )

2. Hukum Hess

Pengukuran perubahan entalpi suatu reaksi kadangkala tidak dapat ditentukan langsung
denga kalorimeter, misalnya penentuan perubahan entalpi pemebntukan standar ( Hfo) CO.

C(s) + O2(g) CO(g)

Reaksi pembakaran karbon tidak mungkin hanya menghasilkan gas CO saja tanpa disertai
terbentuknya gas CO2 . Jadi, bila dilakukan pengukuran perubahan entalpi dari reaksi
tersebut yang terukur tidak hanya reaksi pembentukan gas CO saja, tetapi juga terukur pada
perubahan entalpi dari reaksi :

C(s) + O2(g) CO2(g)

Untuk mengatasi persoalan tersebut, Henry Germain Hess (1840) melakukan serangkaian
percobaan dan diperoleh kesimpulan yang dikenal dengan hokum hess, yaitu perubahan
entalpi suatu reaksi hanya tergantung pada keadaan awal (zat-zat hasil reaksi) dari suatu
reaksi dan tidak tergantung bagaimana jalannya reaksi.

20
Siklus Hesr

2.5 Aplikasi Termokimia dalam Kehidupan Sehari-hari

a.Gas Elpiji

Penggunaan elpiji pada kompor gas. Utamanya adalah butana bereaksi dengan udara.

C4H10 + Udara –> CO2 + H20 + N2

Untuk mempermudah udara sepenuhnya bergantung dari oksigen.

C4H10 + O2 –> 4 CO2 + 5 H2O

Untuk reaksi sempurna dengan udara,

C4H10 + (O2 + 3,76 N2) –> CO2 + H20 + 3,76 N2

Penyetaraan,

C4H10 + (O2 + 3,76 N2) –> 4CO2 + 5H2O + *3,76N2

Reaksi juga bisa melibatkan bentuk tidak sempurna, misal memerlukan 200% udara.

C4H10 + 13 (O2 + 3,76 N2) –> 4CO2 + 5H2O + O2 + ()*3,76N2

Pembakaran ini pun bisa melibatkan beberapa fraksi, karena elpiji biasanya tidak murni
hanya bahan bakar butana.

b. Termometer

Termometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur suhu.

Cara kerja thermometer:

Ketika temperature naik, cairan dibola tabung mengembang lebih banyak daripada gelas
yang menutupinya. Hasilnya, benang cairan yang tipis dipaksa ke atas secara kapiler.
Sebaliknya, ketika temperature turun, cairan mengerut dan cairan yang tipis ditabung
bergerak kembali turun. Gerakan ujung cairan tipis yang dinamakan meniscus dibaca
terhadap skala yang menunjukkan temperature.

Zat untuk thermometer haruslah zat cair dengan sifat termometrik artinya, mengalami
perubahan fisis pada saat dipanaskan atau didinginkan, misalnya raksa dan alkohol. Zat cai
tersebut memiliki dua titik tetap (fixed points), yaitu titik tertinggi dan titik terendah.
Misalnya, titik didih air dan titik lebur es untuk suhu yang tidak terlalu tinggi. Setelah itu,

21
pembagian dilakukan diantara kedua titik tetap menjadi bagian-bagian yang sama besar,
misalnya thermometer skala celcius dengan 100 bagian yang setiap bagiannya sebesar 1C.

c. Pembakaran Batu Bara

Batubara banyak dimanfaatkan sebagai sumber bahan bakar, baik dirumah tangga maupun
industri. PLTU menggunakan batubara untuk menggerakkan turbin sebagai sumber energi
arus listrik. Selain itu, batubara juga dimanfaatkan untuk pembuatan kosmetik dan compac
disk (CD). Kelemahan dari pembakaran batubara adalah dihasilkannya gas SO2. Untuk
menghilangkan gas SO2 dapat diterapkan proses desulfurisasi. Proses ini menggunakan
serbuk kapur (CaCO3) atau spray air kapur [Ca(OH)2] dalam alat scrubers. Reaksi yang
terjadi:

CaCO3(s) + SO2(g) → CaSO3(s) + CO2(g)

Ca(OH)2(aq) + SO2(g) → CaSO3(s) + H2O( l)

Namun, biaya operasional desulfurisasi dan pembuangan deposit padatan kembali menjadi
masalah baru. Untuk meningkatkan nilai dari batubara dan menghilangkan pencemar SO2,
dilakukan rekayasa batubara, seperti gasifikasi dan reaksi karbon-uap. Pada gasifikasi,
molekul-molekul besar dalam batubara dipecah melalui pemanasan pada suhu tinggi (600°C
– 800°C) sehingga dihasilkan bahan bakar berupa gas. Reaksinya adalah sebagai berikut.

Batubara(s) batubara cair (mudah menguap) CH4(g) + C(s)

Arang yang terbentuk direaksikan dengan uap air menghasilkan campuran gas CO dan H2,
yang disebut gas sintetik. Reaksinya:

C(s) + H2O(l) CO(g) + H2(g) ΔH = 175 kJ mol–1

Untuk meningkatkan nilai gas sintetik, gas CO diubah menjadi bahan bakar lain. Misalnya,
gas CO direaksikan dengan uap air menjadi CO2 dan H2. Reaksinya:

CO(g) + H2O(g) CO2(g) + H2(g) ΔH = –41 kJ mol–1

Gas CO2 yang dihasilkan selanjutnya dipisahkan. Campuran gas CO dan H2 yang telah
diperkaya akan bereaksi membentuk metana dan uap air. Reaksinya:

CO(g) + 3H2(g) CH4(g) + H2O(g) ΔH = –206 kJ mol–1

Setelah H2O diuapkan, akan diperoleh CH4 yang disebut gas alam sintetik. Dengan
demikian, batubara dapat diubah menjadi metana melalui proses pemisahan batubara cair.
22
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Singkatnya, materi pembelajaran pada termokimia ini merupakan materi dasar yang wajib
untuk dipelajari dan dipahami secara mendalam. Materi yang secara umum mencakup Reaksi
endoterm, Hukum dalam termokimia, Energi ikatan, dan arah proses merupakan materi-
materi dasar dalam pelajaran kimia yang berguna untuk mempelajari materi selanjutnya yang
tentu saja lebih rumit. Dalam makalah ini materi duraikan secara singkat agar para pembaca
lebih mudah memahaminya.

Didalam termokimia ada istilah sistem dan lingkungan. Sistem yang dimaksud adalah
bagian dari alam yang dipelajari atau yang manjadi pokok perhatian dalam termokimia yang
dipelajari, yaitu perubahan energinya. Sedangkan lingkungan yang dimaksud adalah segala
sesuatu di luar sistem, dengan apa sistem melakukan dan mengadakan pertukaran energi.

Energi adalah kapasitas atau kemampuan untuk melakukan kerja atau usaha. Energi hanya
dapat diubah bentuknya dari bentuk yang satu dengan yang lainnya. Misalnya pada
pembangkit tenaga uap, perubahan energi dimulai dari energi panas yang terbentuk di boiler
berubah menjadi energi mekanik pada turbin, dan energi mekanik diubah menjadi energi
listrik pada generator.

3.2 Saran

Dengan adanya makalah sederhana ini, penyusun mengharapkan agar para pembaca dapat
memahami materi termokimia ini dengan mudah. Saran dari penyusun agar para pembaca
dapat menguasai materi singkat dalam makalah ini dengan baik, kemudian dilanjutkan
dengan pelatihan soal sesuai materi yang berhubungan agar semakin menguasai materi.

23
DAFTAR PUSTAKA

Brady, J.E.1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur Jilid Satu.Binarupa


Aksara:Jakarta

https://journal.ubpkarawang.ac.id/index.php/JTMMX

Yulien Arniansyah113020065 Noviani Eka Mustikasari

Endang Widjajanti

24
25
26

Anda mungkin juga menyukai