Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengetahuan akan fisika dasar sangatlah dibutuhkan dalam
rangka membangun konsep pemahaman terhadap penggunaan fisika
dalam kehidupan sehari-hari. Mengingat fisika sebagai fondasi dari
ilmu alam, maka sudah sewajarnya bila ilmu fisika menjadi ilmu
wajib bagi para ilmuwan, peneliti dan para mahasiswa. Seiring
berjalannya waktu, ilmu fisikapun menjadi semakin kompleks.
Aspek penting dalam pembahasan energi adalah hukum
termodinamika. Termodinamika adalah cabang ilmu yang mempelajari energi
dari satu bentuk energi ke bentuk energi lainnya. Untuk dapat memahami teori
termodinamika dengan lebih baik, diantaranya diperlukan pemahaman tentang
prinsip, sifat dan hukum termodinamika, dan penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Gas dan uap secara alami berkaitan dengan pangan dan sistem
pengolahan pangan. Diantaranya adlah penggunaan uap air (steam) sebagai
media pemanasan, dimana diperlukan pengetahuan tentang sifat-sifat gas
tersebut. Demikian juga dalam proses evaporasi atau penguapan air dari bahan
pangan akan terjadi perubahan fase dari air menjadi uap, dimana sifat-sifat
dari fase cair dan fase uap akan berbeda. Demikian juga, gas yang terlarut
dalam bahan pangan, seperti oksigen dan uap air mempengaruhi umur simpan
produk. Prinsip-prinsip sifat gas ini sangat penting diketahui dalam
perhitungan-perhitungan termokimia
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana aplikasi penggunaan termokimia dalam kehidupan seharihari?
2. Apa maksud dari masing-masing hukum termokimia?
C. Tujuan
Penyusunan makalah yang berjudul Termokimia sehari-hari ini
bertujuan sebagai berikut:
1.Untuk mengetahui konsep dasar termokimia

Pendeskribsian tentang Termodinamika, prinsip dan hukumnya, serta


aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari 1

1. Menjelaskan kegunaan dan aplikasi pemakaian teori termokimia dalam


kehidupan sehari-hari.
2. Mendeskribsikan pengertian dari masing-masing hukum termokimia.
D. Manfaat
Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mempermudah pengenalan terhadap prinsip-prinsip termokimia
dengan menghubungkanya di kehidupan sehari-hari.
2. Memperjelas pengetahuan tentang hukum-hukum termokimia.

BAB II
PEMBAHASAN

Pendeskribsian tentang Termodinamika, prinsip dan hukumnya, serta


aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari 2

A. PENGERTIAN TERMOKIMIA
Termokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara energi
panas dan energi kimia. Sedangkan energi kimia didefinisikan sebagai
energi yang dikandung setiap unsur atau senyawa. Energi kimia yang
terkandung dalam suatu zat adalah semacam energi potensial zat tersebut.
Energi potensial kimia yang terkandung dalam suatu zat disebut panas
dalam atau entalpi dan dinyatakan dengan simbol H. Selisih antara entalpi
reaktan dan entalpi hasil pada suatu reaksi disebut perubahan entalpi
reaksi. Perubahan entalpi reaksi diberi simbol H.
Bagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor atau
panas suatu zat yang menyertai suatu reaksi atau proses kimia dan fisika
disebut termokimia. Secara operasional termokimia berkaitan dengan
pengukuran dan pernafsiran perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia,
perubahan keadaan, dan pembentukan larutan.
Termokimia merupakan pengetahuan dasar yang perlu diberikan
atau yang dapat diperoleh dari reaksi-reaksi kimia, tetapi juga perlu
sebagai pengetahuan dasar untuk pengkajian teori ikatan kimia dan
struktur kimia. Fokus bahasan dalam termokimia adalah tentang jumlah
kalor yang dapat dihasilkan oleh sejumlah tertentu pereaksi serta cara
pengukuran kalor reaksi.
Termokimia merupakan penerapan hukum pertama termodinamika
terhadap peristiwa kimia yang membahas tentang kalor yang menyertai
reaksi kimia.
Termokimia dapat didefinisikan sebagai bagian ilmu kimia yang
mempelajari dinamika atau perubahan reaksi kimia dengan mengamati
panas/termalnya saja. Salah satu terapan ilmu ini dalam kehidupan seharihari ialah reaksi kimia dalam tubuh kita dimana produksi dari energienergi yang dibutuhkan atau dikeluarkan untuk semua tugas yang kita
lakukan. Pembakaran dari bahan bakar seperti minyak dan batu bara
dipakai untuk pembangkit listrik. Bensin yang dibakar dalam mesin mobil
akan menghasilkan kekuatan yang menyebabkan mobil berjalan. Bila kita
mempunyai kompor gas berarti kita membakar gas metan (komponen
utama dari gas alam) yang menghasilkan panas untuk memasak. Dan
melalui urutan reaksi yang disebut metabolisme, makanan yang dimakan
akan menghasilkan energi yang kita perlukan untuk tubuh agar berfungsi.
Hampir semua reaksi kimia selalu ada energi yang diambil atau
dikeluarkan.
Dengan kajian-kajian yang dilakukan mengenai pengaplikasian
termokimia dalam kehidupan sehari-hari. Dan untuk menguraikan
permasalahan tersebut lebih detail lagi, penulis mencoba membuat

Pendeskribsian tentang Termodinamika, prinsip dan hukumnya, serta


aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari 3

makalah yang isinya membahas tentang Aplikasi Termokimia Dalam


Kehidupan Sehari-hari.
I. TERMODINAMIKA
Termodinamika kimia dapat didefenisikan sebagai cabang kimia yang
menangani hubungan kalor, kerja dan bentuk lain energi, dengan
kesetimbangan dalam reaksi kimia dan dalam perubahan keadaan.
Termokimia erat kaitannya dengan termodinamika, karena termokimia
menangani pengukuran dan penafsiran perubahan kalor yang menyertai
reaksi kimia, perubahan keadaan dan pembentukan larutan.
Thermodinamika merupakan ilmu tentang energi, yang secara spesifik
membahas tentang hubungan antara energi panas dengan kerja. Seperti
telah diketahui bahwa energi di dalam alam dapat terwujud dalam berbagai
bentuk, selain energi panas dan kerja, yaitu energi kimia, energi listrik,
energi nuklir, energi gelombang elektromagnit, energi akibat gaya magnit,
dan lain-lain. Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, baik
secara alami maupun hasil rekayasa tehnologi. Selain itu energi di alam
semesta bersifat kekal, tidak dapat dibangkitkan atau dihilangkan, yang
terjadi adalah perubahan energi dari satu bentuk menjadi bentuk lain tanpa
ada pengurangan atau penambahan. Prinsip ini disebut sebagai prinsip
konservasi atau kekekalan energi
Suatu sistem thermodinamika adalah suatu masa atau daerah yang
dipilih untuk dijadikan obyek analisis. Daerah sekitar sistem tersebut
disebut sebagai lingkungan. Batas antara sistem dengan lingkungannya
disebut batas sistem (boundary), seperti terlihat pada Gambar 1.1. Dalam
aplikasinya batas sistem nerupakan bagian dari sistem maupu
lingkungannya, dan dapat tetap atau dapat berubah posisi atau bergerak.
Penerapan hukum termodinamika pertama dalam bidang kimia
merupakan bahan kajian dari termokimia. Energi tidak dapat diciptakan
atau dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang
lain, atau energi alam semesta adalah konstan. hukum termodinamika 1
Perubahan kalor pada tekanan konstan:
DH = DE + PDV
W= PDV
DE = energi dalam
Pada proses siklis (keadaan akhir identik dengan kedaan awal) U1 =U2
U2 - U1 = 0 , karena U adalah fungsi keadaan dan dalam keadaan sama
nilai U juga sama. Pada proses siklis dimungkinkan adanya panas yang

Pendeskribsian tentang Termodinamika, prinsip dan hukumnya, serta


aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari 4

keluar sistem. Sehingga panas netto yg masuk ke dalam sistem seluruhnya


dipakai untuk melakukan usaha
Hukum pertama termodinamika dapat dirumuskan sbg
U = Q W
Dimana :
U
= perubahan tenaga dakhil system
Q
= panas yang masuk/keluar dari system
W
= Usaha yang dilakukan thp system
Tenaga dakhil adalah jumlah tenaga kinetik dan tenaga potensial
molekul-molekulnya (pada gas sempurna molekulnya tidak tarik-menarik).
Perumusan di atas tidak meninjau kemungkinan sistem yg bergerak nisbi
terhadap lingkungan Mekanika Ek = W (tenaga kinetik benda = usaha yg
dilakukan thp sistem) Termodinamika, W-nya (-) Ek = -W
Pada suatu proses, tenaga kinetik maupun tenaga dakhil dapat berubah
yg disebabkan oleh arus panas ataupun usaha. Sehingga hukum pertama
dapat ditulis :
U + Ek = Q Wt
Dimana :
Wt
= Usaha total (usaha sistem sendiri, juga gaya-gaya yg lain).
Usaha tersebut karena gaya konservatif maupun nonkonservatif
Wt = Wk + Wnk
Dengan rumus hukum pertama termodinamika berubah. Menurut
mekanika
besar usaha oleh gaya konservatif, misalnya gaya gravitasi Wk = -Ep,
pada
termodinamika menjadi Wk = Ep
U + Ek + EP = Q Wnk

PRINSIP-PRINSIP TERMODINAMIKA
Sebelum memecahkan masalah-masalah termodinamika, penting

untuk mengetahui istilah-istilah tertentu. Pada gambar menyajikan kotak kaca


yang tertutup rapat yang berisi sebuah bola besi padat. Kita bisa menyebut
bahwa Bagian dalam kotak sebagai sistem yang dipelajari. Oleh sebab itu,
sistem terdiri dari (1) udara yang berada di dalam kotak, dan (2) bola logam
itu sendiri. Daerah di luar sistem, atau di luar kotak dalam contoh ini, disebut
lingkungan sekitar.
Lingkungan sekitar

sistem

Pendeskribsian tentang Termodinamika, prinsip dan hukumnya, serta


aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari 5

Sistem dapat dibagi menjadi tiga berdasarkan jenis pertukaran yang terjadi:
1. sistem terisolasi pada sistem ini tak terjadi pertukaran panas, benda atau kerja
dengan lingkungan. Jika tidak ada energi dalam bentuk kalor yang dapat
masuk atau keluar dari sistem, perubahan energi secara keseluruhan dalam
sistem dan kandungan kalor adalah nol. Contoh dari sistem terisolasi adalah
wadah terisolasi, seperti tabung gas terisolasi.
2. Sistem tertutup pada sistem ini terjadi pertukaran energi (panas dan kerja)
tetapi tidak terjadi pertukaran benda dengan lingkungan. Rumah hijau adalah
contoh dari sistem tertutup di mana terjadi pertukaran panas tetapi tidak terjadi
pertukaran kerja dengan lingkungan. Apakah suatu sistem terjadi pertukaran
panas, kerja atau keduanya biasanya dipertimbangkan sebagai sifat
pembatasnya:
pembatas adiabatik: tidak memperbolehkan pertukaran panas.
pembatas rigid: tidak memperbolehkan pertukaran kerja.
3. Sistem ini terbuka sistem dan lingkungan sekitar menjadi bebas berinteraksi
dan berganti bentuk energi.
Kesetimbangan termodinamika ada jika parameter fisik dari suatu
sistem ( misalnya: suhu, volume dan tekanan) adalah konstan sepanjang
waktu. Kesetimbangan termal ada jika dua sistem berada dalam kontak termal
dan terjadi aliran kalor di antara keduanya ( temperature keduanya adalah
sama ).
Termodinamika dibagi menjadi tiga berdasarkan perubahan dalam
kandungan kalor:
1. Q = 0 Jika tidak terjadi perubahan atau perubahan bersih dalam perubahan
kalor.
2. Q adalah positif (+) Jika suatu sistem memperoleh energi dalam bentuk kalor,
maka kandungan kalor meningkat.
3. Q adalah negatif (-) jika suatu sistem melepaskan kalor.
Pendeskribsian tentang Termodinamika, prinsip dan hukumnya, serta
aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari 6

Maka di dapatlah hubungan :

Q adalah positif (+) jika T akhir

Q= mc

T awal dan negatif (-) jika T akhir

T awal.
Prinsip perubahan fase wujud suatu benda:
Benda terdiri dari 3 wujud yaitu; cair, gas, dan padat. Banyak
substansi mempunyai kemampuan berada dalam 3 status atau fase : padat,
cair, dan gas. Fase suatu substansi pada sembarang waktu (t) berkaitan sematamata dengan status energi pada waktu itu. Pada suatu percobaan dilakukan
suatu penelitian tentang perubahan fase yang dialami oleh air (HO), saat
dipanaskan. HO yang dipakai adalah air murni (distilasi) dan ditempatkan
disuatu ruangan bertekanan 1 atmosfer. Suatu alat pembakar Bunsen
ditempatkan dibawah es balok seberat 5 gram (HO padat) dengan suhu awal
-20C (titik A pada grafik). saat kalor dialirkan pada es batu, energi kinetik
acak rata-rata molekul HO meningkat, dan molekul HO bergerak makin
lama makin cepat.
Es dihangatkan hingga mencapai 0C (titik B), titik lebur tekanan
murni pada 1 atm. Walaupun suhu seluruh es batu meningkat, tidak terjadi
perubahan fase (yakni,es tidak mencair sama sekali), baru pada saat seluruh
bagian es batu mencapai titik lebur 0C maka perubahan fase terjadi.
Selanjutnya, energi yang diberikan hanya melelehkan es batu tanpa adanya
T

selama proses mencair. Baru setelah setiap molekul mengalami

perubahan fase (padat cair) temperature kembali mulai meningkat.


Titik C mewakili air yang baru terbentuk pada 0C. Panas api
kemudian memanaskan air namun tidak terjadi perubahan fase air sampai
setiap bagian air yang mengalir mencapai 100C (titik D), titik didih resmi air
mulai pada tekanan 1 atm. Saat kalor diserap oleh air, tingkat energi molekul
air meningkat menyebabkan terjadinya penguapan.

Pendeskribsian tentang Termodinamika, prinsip dan hukumnya, serta


aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari 7

Grafik ini menunjukan temperatur selalu tetap konstan selama


perubahan fase. Setelah semua molekul telah berubah fase menjadi gas
barulah mulai terjadi perubahan suhu gas.
Dari data diatas dapat diketahui macam-macam perubahan fase:
1. Dari B C adalah mencair atau melebur
2. Dari D E adalah penguapan
3. Dari E D adalah kondensasi
4. Dari C B adalah membeku
5. Dari B E atau E B adalah sublimasi

PERUBAHAN FASE HO
160
140
120
100
80
Suhu ( C )

Column1

60
40
20
0
A
-20

-40

Ahli fisika mendefenisikan kalor peleburan (Hf) suatu zat sebagai


jumlah kalor yang diperlukan untuk mengubah bentuk 1 gram zat dari zat
padat menjadi zat cair. Hf es adalah 80 kal/gr. Kalor penguapan (H ) adalah
jumlah kalor yang diperlukan untuk mengubah 1 gram zat cair menjadi gas. H

Pendeskribsian tentang Termodinamika, prinsip dan hukumnya, serta


aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari 8

air adalah 540 kal/gr. Jelasnya, diperlukan energi yang lebih banyak per gram
zat untuk menguap dari pada untuk mencair.
Qlebur = mHf Qpenguapan = mH
( persamaan kalor antar- fase)

HUKUM-HUKUM TERMODINAMIKA
Terdapat empat Hukum Dasar yang berlaku di dalam sistem

termodinamika, yaitu:

Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika


Hukum ini menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang
dengan sistem ketiga, maka ketiganya dapat saling setimbang satu dengan
lainnya. Hal ini dikarenakan kalor yang terdapat pada sistem berupa partikel
yang bervibrasi, partikel tersebut berpindah dan mengalirkan energinya ke
partikel disebelahnya. Contohnya seperti ini :
anggap terdapat tiga buah benda, A,B dan C. Kondisi awal benda sebelum
bersentuhan diasumsikan tidak sama / belum terjadi kesetimbangan. Dimana
T 1 T 2 T 3 .

setelah

ketiga

kesetimbangan antara benda


dengan benda

benda

bersentuhan,

dimana

terjadi

A=B , maka benda C juga akan setimbang

A/B .

Hukum Pertama Termodinamika


Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini menyatakan
perubahan energi dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama
dengan total dari jumlah energi kalor yang disuplai ke dalam sistem dan kerja
yang dilakukan terhadap sistem.
Hukum pertama ini juga menyatakan bahwa energi suatu sistem yang
terisolasi adalah konstan. Aliran kalor atau kerja (usaha) yang dialami oleh

Pendeskribsian tentang Termodinamika, prinsip dan hukumnya, serta


aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari 9

suatu sistem dapat menyebabkan sistem tersebut memperoleh atau kehilangan


energi, tetapi secara keseluruhan energi itu tidak ada yang hilang, energi
tersebut hanya mengalami perubahan.
Berdasarkan

hukum

kekekalan

energi

tersebut,

hukum

termodinamika dirumuskan sebagai berikut:


Untuk setiap proses, apabila kalor Q diberikan kepada sistem dan sistem
melakukan usaha W, maka selisih energi, Q W, sama dengan perubahan
energi dalam U dari sistem :
U = U2 U1 = Q W atau Q =

Perjanjian tanda untuk Q dan W (Gambar 14.7) adalah sebagai berikut :

Jika sistem melakukan usaha, nilai W bertanda positif,

Jika sistem menerima usaha, nilai W bertanda negatif

Pendeskribsian tentang Termodinamika, prinsip dan hukumnya, serta


aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari10

dan

merupakan fungsi status; nilainya tidak

tergantung dari lintasan spesifik. Fakta penting yaitu dari mana


Q

dan

berasal pada mulanya dan ada dimana sekarang. Istilah-istilah

termodinamika yang umum meliputi:


Isotermal : temperature adalah konstan, U

=0

Adiabatik : tak ada perubahan dalam kandunganm kalor, Q

=0

Isobarik : tekanan tetap konstan, P = 0


Isovolumetrik : volume tetap konstan dan dengan demikian W = 0
Dalam suatu proses isothermal, perubahan dalam kandungan kalor
sama dengan usaha yang dilakukan. Dalam suatu proses adiabatik, perubahan
dalam status energi internal sama dengan usaha yang dilakukan. Dalam suatu
proses isovolumetrik, perubahan dalam energi internal sama dengan usaha
yang dilakukan. Dalam suatu proses isovolumetrik perubahan dalam energi
internal sama dengan perubahan dalam kandungan kalor.

Hukum kedua Termodinamika


Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini
menyatakan bahwa total entropi (S)dari suatu sistem termodinamika terisolasi
cenderung untuk meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati
nilai maksimumnya. Perubahan entropi (perubahan dalam jumlah keadaan
yang tidak teratur) disingkat dengan huruf S .
Ingat entropi dari suatu gas

zat cair

zat padat, atau

keadaan yang kacau dalam kehidupan sehari-hari yang tidak pernah tampak
menurun.
Hukum kedua memungkinkan terjadinya hal sebagai berikut:
1.

S>0 , yang melukiskan proses-proses spontan dan tidak dapat kembali

(irreversible) yang terjadi di alam ( misalnya, bola yang mula-mula


diam,berrgulir menuruni lereng bukit yang curam ke arah pusat grativasi;

Pendeskribsian tentang Termodinamika, prinsip dan hukumnya, serta


aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari11

sekelompok semut menyebar di seluruh tempat; kalor mengalir dari sesuatu


yang lebih panas ke sesuatu yang lebih dingin). Dalam kasus-kasus ini

adalah positif ( + ).
2. S=0 , yang menyatakan bahwa keadaan yang kacau (disorder) tidak
berubah sekarang, tetapi akan berubah dengan segera. Proses-proses seperti ini
dapat kembali (reversible), sebab setiap waktu dapat menjadi spontan dan
irreversible:
(misalnya, sebuah bola yang diam pada puncak gunung yang seterusnya
tinggal diam hingga suatu fenomena alam seperti angin rebut atau gempa
bumi menyebabkan bola bergulir).
Hubungan yang terdapat diantara kandungan kalor (Q), entropi (S),
dan energi gas pada suatu sistem (G) :

spontan

S+

terjadi dalam suatu sistem tertutup ( ( Q=0) , maka

energi bebas dari sistem tersebut


adalah negatif dan

G= QT S . Jika suatu proses

( G)

pasti (-). oleh sebab itu,

adalah positif, jika suatu proses berlangsung secara

spontan.

Hukum ketiga Termodinamika


Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut.
Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol
absolut, semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai
minimum. Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur
kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol.
II. Kalor Reaksi
Perubahan energi dalam reaksi kimia selalu dapat dibuat sebagai
panas, sebab itu lebih tepat bila istilahnya disebut panas reaksi.
Kebanyakan, reaksi kimia tidaklah tertutup dari dunia luar. Bila temperatur
dari campuran reaksi naik dan energi potensial dari zat-zat kimia yang

Pendeskribsian tentang Termodinamika, prinsip dan hukumnya, serta


aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari12

bersangkutan turun, maka disebut sebagai reaksi eksoterm. Namun bila


pada pada suatu reaksi temperatur dari campuran turun dan energi
potensial dari zat-zat yang ikut dalam reaksi naik, maka disebut sebagai
reaksi endoterm.
Ada beberapa macam jenis perubahan pada suatu sistem. Salah
satunya adalah sistim terbuka, yaitu ketika massa, panas, dan kerja, dapat
berubah-ubah. Ada juga sistim tertutup, dimana tidak ada perubahan
massa, tetapi hanya panas dan kerja saja. Sementara, perubahan adiabatis
merupakan suatu keadaan dimana sistim diisolasi dari lingkungan
sehingga tidak ada panas yang dapat mengalir. Kemudian, ada pula
perubahan yang terjadi pada temperature tetap, yang dinamakan perubahan
isotermik.
Pada perubahan suhu, ditandai dengan t (t menunjukkan
temperatur), dihitung dengan cara mengurangi temperatur akhir dengan
temperatur mula-mula.
t = takhir tmula-mula
Demikian juga, perubahan energi potensial;
(E.P) = (E.P)akhir (E.P)mula-mula
Dari definisi ini didapat suatu kesepakatan dalam tanda aljabar
untuk perubahan eksoterm dan endoterm. Dalam perubahan eksotermik,
energi potensial dari hasil reaksi lebih rendah dari energi potensial
pereaksi, berarti EPakhir lebih rendah dari EPmula-mula. Sehingga harga (E.P)
mempunyai harga negatif. Pada reaksi endoterm, terjadi kebalikannya
sehingga harga (E.P) adalah positif.
Pada suatu reaksi, reaksi pembentukannya didefinisikan sebagai
reaksi yang membentuk senyawa tunggal dari unsur-unsur penyusunnya
(contoh: C + O2 + 2H2 CH3OH). Sementara panas pembentukannya
didasarkan pada 1 mol senyawa terbentuk. Panas pembentukan standar
yaitu 298.15 K (Hf298).
Panas standar adalah pada 25C, seperti contoh reaksi

4HCl(g) 2H2(g) + 2Cl2(g) H298 = (4)(92307)

2H2(g) + O2(g) 2H2O(g) H298 = (2)(-241818)

Sementara, panas reaksi pada temperatur tidak standar

DHOT = DH0298 + T298 D Cp Dt

Pendeskribsian tentang Termodinamika, prinsip dan hukumnya, serta


aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari13

Dapat disimpulkan bahwa kalor reaksi (H) adalah kalor yang


diserap (diperlukan) atau dilepaskan (dihasilkan) dalam reaksi, disebut
juga perubahan entalpi. Pada beberapa reaksi kimia jumlah kalor reaksi
dapat diukur melallui suatu percobaan di dalam laboratorium. Pengukuran
kalor reaksi tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang
disebut kalorimeter. Kalorimeter merupakan alat yang digunakan untuk
mengukur jumlah kalor yang diberikan atau diambil dalam suatu proses
tertentu. Sebuah termometer sederhana terdiri dari bejana terisolasi, alat
pengaduk, dan termometer.
Jenis-Jenis Kalor
Setiap sistem atau zat mempunyai energi yang tersimpan didalamnya.
Energi potensial berkaitan dengan wujud zat, volume, dan tekanan. Energi kinetik
ditimbulkan karena atomatom dan molekul-molekul dalam zat bergerak secara
acak. Jumlah total dari semua bentuk energi itu disebut entalpi (H). Sedangkan
kalor adalah bentuk energi yang berpindah dari suhu tinggi ke suhu rendah. Jika
suatu benda menerima / melepaskan kalor maka suhu benda itu akan naik/turun
atau wujud benda berubah.
2.

Kalor Pembentukan Standar


Adalah nama lain dari entalpi yang terjadi pada pembentukan 1 mol
senyawa dariunsur-unsurnya pada suhu dan tekanan standar ( 25 oC, 1 atm ).
Entalpinya bisadilepaskan maupun diserap. Satuannya adalah kJ / mol. Bentuk
standar dari suatu unsur adalah bentuk yang paling stabil dari unsur itu pada
keadaan standar ( 298 K, 1 atm ). Jika perubahan entalpi pembentukan tidak
diukur pada keadaan standar maka dinotasikan dengan DHf.

Catatan :
o DHf unsur bebas = nol
o Dalam entalpi pembentukan, jumlah zat yang dihasilkan adalah 1 mol.
o Dibentuk dari unsur-unsurnya dalam bentuk standar.

3.

Kalor Penguraian Standar


Adalah nama lain dari entalpi yang terjadi pada penguraian 1 mol senyawa
menjadi unsur-unsur penyusunnya pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak
Pendeskribsian tentang Termodinamika, prinsip dan hukumnya, serta
aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari14

dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHd. Satuannya = kJ /


mol. Perubahan entalpi penguraian standar merupakan kebalikan dari perubahan
entalpi pembentukan standar, maka nilainya pun akan berlawanan tanda.
Menurut Marquis de Laplace, jumlah kalor yang dilepaskan pada pembentukan
senyawa dari unsur-unsur penyusunnya = jumlah kalor yang diperlukan pada
penguraian senyawa tersebut menjadi unsur-unsur penyusunnya. Pernyataan ini
disebut Hukum Laplace.

4.

Kalor Pembakaran Standar


Adalah nama lain dari entalpi yang terjadi pada pembakaran 1 mol suatu
zat secara sempurna pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak dilakukan pada
keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHc. Satuannya = kJ / mol.

5.

Kalor Netralisasi Standar


Adalah nama lain dari entalpi yang terjadi pada penetralan 1 mol asam
oleh basa atau 1 mol basa oleh asam pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak
dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHn. Satuannya = kJ /
mol.

6.

Kalor Penguapan Standar


Adalah nama lain dari entalpi yang terjadi pada penguapan 1 mol zat
dalam fase cair menjadi fase gas pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak
dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHvap. Satuannya =
kJ / mol.

7.

Kalor Peleburan Standar


Adalah nama lain dari entalpi yang terjadi pada pencairan / peleburan 1
mol zat dalam fase padat menjadi zat dalam fase cair pada keadaan standar. Jika
pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan
DHfus. Satuannya = kJ / mol.

8.

Kalor Sublimasi Standar


Adalah entalpi yang terjadi pada sublimasi 1 mol zat dalam fase padat
menjadi zat dalam fase gas pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak dilakukan
pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHsub. Satuannya = kJ / mol.

Pendeskribsian tentang Termodinamika, prinsip dan hukumnya, serta


aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari15

9.

Pelarutan Standar
Adalah nama lain dari entalpi yang terjadi ketika 1 mol zat melarut
dalam suatu pelarut ( umumnya air ) pada keadaan standar. Jika pengukuran
tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHsol.
Satuannya = kJ / mol.

III.

Kerja
Istilah kerja merupakan konsep yang telah didefinisikan oleh ilmu
utama mekanika. Dalam termodinamika, kerja secara umum didefinisikan
sebagai gaya kali jarak. Jika perpindahan jarak akibat gaya F adalah
sebesar ds (ds=distance/jarak), maka kerja yang dilakukan.
DW= F ds
Simbol DW digunakan untuk jumlah kecil dari kerja dan merupakan fungsi
yang tidak pasti karena kerja yang dilakukan tergantung pada jalannya
reaksi. Terdapat berbagai jenis kerja yang didefinisikan dengan persamaan:
Kerja mekanik
DW = F ds
Kerja ekspansi
DW = p Dv
Kerja gravitasi
DW = mgdh
Kerja permukaan
DW = dA
Kerja listrik
DW = e dq
Sejumlah kecil tidak terhingga dari kerja, dw, dapat dilakukan oleh
sistem yang bersangkutan pada lingkungannya, atau oleh lingkunganya
pada sistem itu. Rekomendasi I.U.P.A.C. 1970 adalah untuk mengambil
dw positif dalam kasus yang terakhir dan negatif dalam kasus sebelumnya,
yakni kerja positif dilakukan pada sistem. Asal perubahan yang terjadi itu
lambat dan tanpa gesekan, kerja biasanya dapat dinyatakan dalam bentuk
Dw = ydx,
atau sebagai jumlah suku-suku seperti
dw = yidxi
yi dan xi masing-masing adalah gaya dalam bentuk umum dan
perpindahannya. Misalnya, kerja yang dilakukan pada benda dengan
kenaikan yang kecil tidak terhingga dari volumenya, dV, terhadap tekanan
yang melawannya, p, adalah
. Denikian pula kerja yang
dilakukan pada fase homogeny bila ia meningkatkan luas permukaannya
dengan dA adalah + dA, adalah tegangan permukaan terhadap
lingkungan khusus itu. Bila suatu sistem seperti sel galvani mengakibatkan
dQ coulomb listrik mengalir ke dalam kondensor, yang antara pelat-

Pendeskribsian tentang Termodinamika, prinsip dan hukumnya, serta


aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari16

pelatnya terdapat tegangan E volt, kerja yang dilakukan pada sel galvani
adalah EdQ joule. (Bersamaan dengan itu, atmosfer melakukan sejumlah
kerja pdV pada sel, dV adalah perubahan volume sel selama proses kimia
yang bersangkutan). Pernyataan-pernyataan serupa dapat diperoleh bagi
peregangan kawat, kerja magnetisasi, dan sebagainya.
Tanda yang akan digunakan selanjutnya adalah:
a.
Kerja adalah positif jika sistem melakukan kerja terhadap
sekeliling.
b.
Kerja adalah negatif jika kerja dilakukan terhadap sistem oleh
sekeliling.
Kerja total yang dilakukan sistem dapat diperoleh dengan
mengintegrasikan persamaan di atas. Sebagai contoh, kerja ekspansi
diberikan sebagai
Dapat dicatat bahwa semua bentuk kerja dapat saling dipertukarkan
dengan menggunakan sarana mekanik sederhana seperti kerekan tanpa
gesekan, motor listrik, dan sebagainya. Bila istilah kerja dipakai dengan
benar, bentuk apa pun kerja yang kita bahas selalu dapat diubah (karena
saling dipertukarkan) untuk mengangkat sebuah beban. Dalam kebanyakan
sistem kimia, selain sel galvani, kerja perubahan volume adalah satusatunya bentuk kerja yang sebagian besar dapat dirasakan. Tetapi,
kemungkinan bahwa bentuk lain menjadi penting, harus selalu diingat
dalam pendekatan masalah baru. Dalam hal itu mungkin perlu untuk
memperkenalkan variable keadaan tambahan, misalnya luas permukaan
dari sistem atau kuat medan magnetik.
Dalam penggunaan pernyataan dw = ydx biasanya perlu dirincikan
bahwa proses yang bersangkutan adalah lambat, jika tidak, ada kekaburan
tentang nilai gaya y. Misalnya, bila suatu gas mengembang atau
mengempis dengan tiba-tiba, tekanan dalamnya tidak sama dengan gaya
luar per satuan luas, dan memang tekanannya berubah dari satu daerah gas
ke daerah lainnya. Di sini terjadi percepatan, dan kerja dilakukan dalam
menciptakan energi kinetik. Kesulitan ini hilang bilang perubahanperubahannya berlaku lambat sekali dan bila gesekan tidak ada karena
gaya-gaya yang sebaliknya mendekati kesetaraan.
Dalam termokimia ada dua hal yang perlu diperhatikan yang
menyangkut perpindahan energi, yaitu sistem dan lingkungan. Segala
sesuatu yang menjadi pusat perhatian dalam mempelajari perubahan energi
disebut sistem, sedangkan hal-hal yang membatasi sistem dan dapat
mempengaruhi sistem disebut lingkungan.
Berdasarkan interaksinya dengan lingkungan, sistem dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu :
1.
Sistem Terbuka

Pendeskribsian tentang Termodinamika, prinsip dan hukumnya, serta


aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari17

Sistem terbuka adalah suatu sistem yang memungkinkan terjadi


perpindahan energi dan zat (materi) antara lingkungan dengan
sistem.
Pertukaran

materi

artinya

ada

hasil

reaksi

yang

dapat

meninggalkan
sistem (wadah reaksi), misalnya gas, atau ada sesuatu dari
lingkungan
2.

3.

yang dapat memasuki sistem.


Sistem Tertutup
Suatu sistem yang antara sistem dan lingkungan dapat terjadi
perpindahan energi, tetapi tidak dapat terjadi pertukaran materi
disebut sistem tertutup.
Sistem Terisolasi
Sistem terisolasi merupakan sistem yang tidak memungkinkan
terjadinya perpindahan energi dan materi antara sistem dengan
lingkungan.

Energi adalah kapasitas untuk melakukan kerja (w) atau


menghasilkan panas (kalor=q). Pertukaran energi antara sistem dan
lingkungan dapat berupa kalor (q) atau bentuk energi lainnya yang secara
kolektif kita sebut kerja (w). Energi yang dipindahkan dalam bentuk kerja
atau dalam bentuk kalor yang memengaruhi jumlah total energi yang
terdapat dalam sistem disebut energi dalam (internal energy). Kerja adalah
suatu bentuk pertukaran energi antara sistem dan lingkungan di luar kalor.
Salah satu bentuk kerja yang sering menyertai reaksi kimia adalah kerja
tekanan-volum, yaitu kerja yang berkaitan dengan pertambahan atau
pengurangan volum sistem.

IV.

Entalpi

Entalpi (H) adalah jumlah total dari semua bentuk energi. Entalpi (H)
suatu zat ditentukan oleh jumlah energi dan semua bentuk energi yang
dimiliki zat yang jumlahnya tidak dapat diukur dan akan tetap konstan
selama tidak ada energi yang masuk atau keluar dari zat. Energi kinetik
ditimbulkan karena atom atom dan molekul molekul dalam zat bergerak
secara acak. Jumlah total dari semua bentuk energi itu disebut entalpi (H) .
Entalpi akan tetap konstan selama tidak ada energi yang masuk atau keluar
dari zat. Misalnya entalpi untuk air dapat ditulis H H20 (l) dan untuk es
ditulis H H20 (s).
Pendeskribsian tentang Termodinamika, prinsip dan hukumnya, serta
aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari18

Untuk menyatakan kalor reaksi pada tekanan tetap (qp ) digunakan


besaran yang disebut Entalpi ( H ).
H = E + ( P.V )
DH
= DE + ( P. DV )
DH = (q + w ) + ( P. DV )
DH = qp ( P. DV ) + ( P. DV )
DH = qp
Untuk reaksi kimia :
DH = Hp Hr
Hp = entalpi produk
Hr = entalpi reaktan
Reaksi pada tekanan tetap
Reaksi pada volume tetap

: qp = DH ( perubahan entalpi )
: qv = DE ( perubahan energi dalam )

Perubahan kalor atau entalpi yang terjadi selama proses penerimaan atau
pelepasan kalor dinyatakan dengan perubahan entalpi (H) . Harga entalpi
zat sebenarnya tidak dapat ditentukan atau diukur. Tetapi H dapat ditentukan
dengan cara mengukur jumlah kalor yang diserap sistem. Misalnya pada
perubahan es menjadi air, yaitu 89 kalori/gram. Pada perubahan es menjadi air,
H adalah positif, karena entalpi hasil perubahan, entalpi air lebih besar dari pada
entalpi es. Pada perubahan kimia selalu terjadi perubahan entalpi. Besarnya
perubahan entalpi adalah sama besar dengan selisih antara entalpi hasil reaksi dan
jumlah entalpi pereaksi.
Setiap sistem atau zat mempunyai energi yang tersimpan didalamnya.
Energi potensial berkaitan dengan wujud zat, volume, dan tekanan. Energi kinetik
ditimbulkan karena atom atom dan molekul-molekul dalam zat bergerak secara
acak. Jumlah total dari semua bentuk energi itu disebut entalpi (H) . Entalpi akan
tetap konstan selama tidak ada energi yang masuk atau keluar dari zat. . Misalnya
entalpi untuk air dapat ditulis H H20 (l) dan untuk es ditulis H H20 (s).
Entalpi (H) suatu zat ditentukan oleh jumlah energi dan semua bentuk
energi yang dimiliki zat yang jumlahnya tidak dapat diukur. Perubahan kalor atau
entalpi yang terjadi selama proses penerimaan atau pelepasan kalor dinyatakan
dengan perubahan entalpi (H) . Misalnya pada perubahan es menjadi air,
maka dapat ditulis sebagai berikut:
H = H H20 (l) -H H20 (s)
Apabila kita amati reaksi pembakaran bensin di dalam mesin motor.
Sebagian energi kimia yang dikandung bensin, ketika bensin terbakar, diubah

Pendeskribsian tentang Termodinamika, prinsip dan hukumnya, serta


aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari19

menjadi energi panas dan energi mekanik untuk menggerakkan motor. Demikian
juga pada mekanisme kerja sel aki. Pada saat sel aki bekerja, energi kimia diubah
menjadi energi listrik, energi panas yang dipakai untuk membakar bensin dan
reaksi pembakaran bensin menghasilkan gas, menggerakkan piston sehingga
menggerakkan roda motor.
Harga entalpi zat sebenarnya tidak dapat ditentukan atau diukur. Tetapi H
dapat ditentukan dengan cara mengukur jumlah kalor yang diserap sistem.
Misalnya pada perubahan es menjadi air, yaitu 89 kalori/gram. Pada perubahan es
menjadi air, H adalah positif, karena entalpi hasil perubahan, entalpi air lebih
besar dari pada entalpi es.
Termokimia merupakan bagian dari ilmu kimia yang mempelajari
perubahan entalpi yang menyertai suatu reaksi. Pada perubahan kimia selalu
terjadi perubahan entalpi. Besarnya perubahan entalpi adalah sama besar dengan
selisih antara entalpi hasil reaksi dam jumlah entalpi pereaksi.
Pada reaksi endoterm, entalpi sesudah reaksi menjadi lebih besar, sehingga
H positif. Sedangkan pada reaksi eksoterm, entalpi sesudah reaksi menjadi lebih
kecil, sehingga H negatif. Perubahan entalpi pada suatu reaksi disebut kalor
reaksi. Kalor reaksi untuk reaksi-reaksi yang khas disebut dengan nama yang khas
pula, misalnya kalor pembentukan,kalor penguraian, kalor pembakaran, kalor
pelarutan dan sebagainya.
1.

Entalpi Pembentukan Standar (Hf)


Entalpi pembentukan standar suatu senyawa menyatakan jumlah kalor
yang diperlukan atau dibebaskan untuk proses pembentukan 1 mol senyawa dari
unsur-unsurnya yang stabil pada keadaan standar (STP). Entalpi pembentukan
standar diberi simbol (Hf), simbol f berasal dari kata formation yang berarti
pembentukan. Contoh unsur-unsur yang stabil pada keadaan standar, yaitu :
H2,O2,C,N2,Ag,Cl2,Br2,S,Na,Ca, dan Hg.

2.

Entalpi Penguraian Standar (Hd)


Entalpi penguraian standar suatu senyawa menyatakan jumlah kalor yang
diperlukan atau dibebaskan untuk proses penguraian 1 mol senyawa dari unsureunsurnya yang stabil pada keadaan standar (STP). Entalpi penguraian standar
diberi simbol (Hd) simbol d berasal dari kata decomposition yang berarti
penguraian.
Menurut Hukum Laplace, jumlah kalor yang dibebaskan pada
pembentukan senyawa dari unsur-unsurnya sama dengan jumlah kalor yang

Pendeskribsian tentang Termodinamika, prinsip dan hukumnya, serta


aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari20

diperlukan pada penguraian senyawa tersebut menjadi unsur-unsurnya. Jadi,


entalpi penguraian merupakan kebalikan dari entalpi pembentukan senyawa yang
sama. Dengan demikian jumlah kalornya sama tetapi tandanya berlawanan karena
reaksinya berlawanan arah.
3.

Entalpi Pembakaran Standar (Hc)


Entalpi pembakaran standar suatu senyawa menyatakan jumlah kalor yang
diperlukan atau dibebaskan untuk proses pembakaran 1 mol senyawa dari unsurunsurnya yang stabil pada keadaan standar (STP). Entalpi penguraian standar
diberi simbol (Hc) simbol d berasal dari kata combustion yang berarti
pembakaran.Pembakaran
selalu
membebaskan
kalor
sehingga
nilai
entalpipembakaran selallu negatif (eksoterm)

4.

Entalpi Pelarutan Standar (Hs)


Entalpi pelarutan standar menyatakan jumlah kalor yang diperlukan atau
dibebaskan untuk melarutkan 1 mol zat pada keadaan standar (STP). Entalpi
penguraian standar diberi simbol (Hs) simbol s berasal dari kata solvation yang
berarti pelarutan.

5.

Entalpi Netralisasi Standar


Adalah entalpi yang terjadi pada penetralan 1 mol asam oleh basa atau 1
mol basa oleh asam pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak dilakukan pada
keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHn. Satuannya = kJ / mol

6.

Entalpi Penguapan Standar


Adalah entalpi yang terjadi pada penguapan 1 mol zat dalam fase cair
menjadi fase gas pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak dilakukan pada
keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHvap. Satuannya = kJ / mol.

7.

Entalpi Peleburan Standar


Adalah entalpi yang terjadi pada pencairan / peleburan 1 mol zat dalam
fase padat menjadi zat dalam fase cair pada keadaan standar. Jika pengukuran
tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHfus.
Satuannya = kJ / mol.

8.

Entalpi Sublimasi Standar

Pendeskribsian tentang Termodinamika, prinsip dan hukumnya, serta


aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari21

Adalah entalpi yang terjadi pada sublimasi 1 mol zat dalam fase padat
menjadi zat dalam fase gas pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak dilakukan
pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHsub. Satuannya = kJ / mol.

V.

Kalorimeter

Kalorimetri yaitu cara penentuan kalor reaksi dengan menggunakan


kalorimeter.Perubahan entalpi adalah perubahan kalor yang diukur pada tekanan
konstan, untuk menentukan perubahan entalpi dilakukan dengan cara yang sama
dengan penentuan perubahan kalor yang dilakukan pada tekanan
konstan. Perubahan kalor pada suatu reaksi dapat diukur melalui pengukuran
perubahan suhu yang terjadi pada reaksi tersebut. Pengukuran perubahan kalor
dapat dilakukan dengan alat yang disebutkalorimeter.
Kalorimeter adalah suatu sistem terisolasi ( tidak ada perpindahan materi
maupun energi dengan lingkungan di luar kalorimeter ). Kalorimeter terbagi
menjadi dua, yaitu kalorimeter bom dan kalorimeter sederhana. Jika dua buah zat
atau lebih dicampur menjadi satu maka zat yang suhunya tinggi akan melepaskan
kalor sedangkan zat yang suhunya rendah akan menerima kalor, sampai tercapai
kesetimbangan termal.
Menurut azas Black : Kalor yang dilepas = kalor yang diterima
Rumus yang digunakan adalah :

dengan :
q = jumlah kalor ( J )
m = massa zat ( g )
DT = perubahan suhu ( oC atau K )
c = kalor jenis ( J / g.oC ) atau ( J / g. K )
C = kapasitas kalor ( J / oC ) atau ( J / K )

Oleh karena tidak ada kalor yang terbuang ke lingkungan, maka kalor reaksi =
kalor yang diserap / dibebaskan oleh larutan dan kalorimeter, tetapi tandanya
berbeda.
Beberapa jenis kalorimeter :
1.

Kalorimeter bom

Pendeskribsian tentang Termodinamika, prinsip dan hukumnya, serta


aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari22

Kalorimeter bom adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor (nilai
kalori) yang dibebaskan pada pembakaran sempurna (dalam O2 berlebih)
suatu senyawa, bahan makanan, bahan bakar atau khusus digunakan untuk
menentukan kalor dari reaksi-reaksi pembakaran. Kalorimeter ini terdiri dari
sebuah bom (tempat berlangsungnya reaksi pembakaran, terbuat dari
bahan stainless steel dan diisi dengan gas oksigen pada tekanan tinggi ) dan
sejumlah air yang dibatasi dengan wadah yang kedap panas. Sejumlah sampel
ditempatkan pada tabung beroksigen yang tercelup dalam medium penyerap kalor
(kalorimeter), dan sampel akan terbakar oleh api listrikdari kawat logam terpasang
dalam tabung. Reaksi pembakaran yang terjadi di dalam bom, akan menghasilkan
kalor dan diserap oleh air dan bom. Oleh karena tidak ada kalor yang terbuang ke
lingkungan, maka :

Jumlah kalor yang diserap oleh air dapat dihitung dengan rumus :
qair = m x c x DT
dengan :
m = massa air dalam kalorimeter ( g )
c = kalor jenis air dalam kalorimeter (J / g.oC ) atau ( J / g. K )
DT = perubahan suhu ( oC atau K )
Jumlah kalor yang diserap oleh bom dapat dihitung dengan rumus :
qbom = Cbom x DT
dengan :
Cbom = kapasitas kalor bom ( J / oC ) atau ( J / K )
DT

= perubahan suhu ( oC atau K )

Reaksi yang berlangsung pada kalorimeter bom berlangsung pada volume


tetap (DV = nol ). Oleh karena itu, perubahan kalor yang terjadi di dalam sistem =
perubahan energi dalamnya.
DE = q + w dimana w = - P. DV ( jika DV = nol maka w = nol )
maka DE = qv
Pendeskribsian tentang Termodinamika, prinsip dan hukumnya, serta
aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari23

Kalorimeter
makanan
adalah
alat
untuk
menentukan
nilai kalor zat makanankarbohidrat, protein, atau lemak. Alat ini terdiri dari
sebuah tabung kaca yang tingginya kurang lebih 19 cm dan garis menengahnya
kurang lebih 7,5 cm. Bagian dasarnya melengkung ke atas membentuk sebuah
penyungkup. Penyungkup ini disumbat dengan sebuah sumbat karet yang yang
berlubang di bagian tengah. Bagian atas tabung kaca ini ditutup dengan
lempeng ebonit yang bundar. Di dalam tabung kaca itu terdapat sebuah pengaduk,
yang tangkainya menembus tutup ebonit, juga terdapat sebuah
pipa spiraldari tembaga. Ujung bawah pipa spiral itu menembus lubang sumbat
karet pada penyungkup dan ujung atasnya menembus tutup ebonit bagian tengah.
Pada tutup ebonit itu masih terdapat lagi sebuah lubang, tempat untuk
memasukkan sebuah termometer ke dalam tabung kaca. Tabung kaca itu
diletakkan di atas sebuah kepingasbes dan ditahan oleh 3 buah keping. Keping itu
berbentuk bujur sangkar yang sisinya kurang lebih 9,5 cm. Di bawah keping asbes
itu terdapat kabel listrik yang akan dihubungkan dengan sumber listrik bila
digunakan. Di atas keping asbes itu terdapat sebuah cawan aluminium. Di atas
cawan itu tergantung sebuah kawat nikelin yang berhubungan dengan kabel listrik
di bawah keping asbes. Kawat nikelin itulah yang akan menyalakan makanan
dalam cawan bila berpijar oleh arus listrik. Dekat cawan terdapat
pipa logam untuk mengalirkan oksigen.
2.

Kalorimeter Sederhana

Pengukuran kalor reaksi; selain kalor reaksi pembakaran dapat dilakukan


dengan menggunakan kalorimeter pada tekanan tetap yaitu dengan kalorimeter
sederhana yang dibuat dari gelas stirofoam. Kalorimeter ini biasanya dipakai
untuk mengukur kalor reaksi yang reaksinya berlangsung dalam fase larutan
( misalnya reaksi netralisasi asam basa / netralisasi, pelarutan dan
pengendapan ).
Pada kalorimeter ini, kalor reaksi = jumlah kalor yang diserap / dilepaskan
larutan sedangkan kalor yang diserap oleh gelas dan lingkungan; diabaikan.
qreaksi

= - (qlarutan + qkalorimeter )

qkalorimeter

= Ckalorimeter x DT

dengan :
Ckalorimeter = kapasitas kalor kalorimeter ( J / oC ) atau ( J / K )
DT = perubahan suhu ( oC atau K )

Pendeskribsian tentang Termodinamika, prinsip dan hukumnya, serta


aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari24

Jika harga kapasitas kalor kalorimeter sangat kecil; maka dapat diabaikan
sehingga perubahan kalor dapat dianggap hanya berakibat pada kenaikan suhu
larutan dalam kalorimeter.
qreaksi = - qlarutan
qlarutan = m x c x DT
dengan :
m = massa larutan dalam kalorimeter ( g )
c = kalor jenis larutan dalam kalorimeter (J / g. oC ) atau ( J / g. K )
DT = perubahan suhu ( oC atau K )

Pada kalorimeter ini, reaksi berlangsung pada tekanan tetap (DP = nol )
sehingga perubahan kalor yang terjadi dalam sistem = perubahan entalpinya.
DH = qp
Kalorimeter larutan adalah alat yang digunakan untuk mengukur
jumlah kaloryang terlibat pada reaksi kimia dalam sistem larutan. Pada dasarnya,
kalor yang dibebaskan/diserap menyebabkan perubahan suhu pada kalorimeter.
Berdasarkan perubahan suhu per kuantitas pereaksi kemudian dihitung kalor
reaksi dari reaksi sistem larutan tersebut. Kini kalorimeter larutan dengan
ketelitian cukup tinggi dapat diperoleh dipasaran.
Dalam menentukan entalpi berlaku persamaan
Qreaksi = - (Qlarutan + Q kalorimeter )
Q reaksi = - (m.c.T + c.T)
Jika kapasitas kalori dalam kalorimeter diabaikan, maka
Qreaksi = - (m.c.T)
Keterangan :
m = massa zat (kg)
c = kalor jenis (J/kgC)
t = perubahan suhu (Celcius)

Sementara itu, persamaan reaksi yang mengikutsertakan perubahan entalpinya


disebutpersamaan termokimia.
H2 (g) + 1/2 O2 (g) > H2O (l)

H = -286 kJ

Pada reaksi endoterm, sistem menyerap energi. Oleh karena itu, entalpi
sistem akan bertambah. Artinya entalpi produk (Hp) lebih besar daripada entalpi
pereaksi (Hr). Akibatnya, perubahan entalpi, merupakan selisih antara entalpi
produk dengan entalpi pereaksi (Hp -Hr) bertanda positif. Sehingga perubahan
entalpi untuk reaksi endoterm dapat dinyatakan:

Pendeskribsian tentang Termodinamika, prinsip dan hukumnya, serta


aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari25

H = Hp- Hr > 0
Reaksi eksoterm , sistem membebaskan energi, sehingga entalpi sistem
akan berkurang, artinya entalpi produk lebih kecil daripada entalpi pereaksi. Oleh
karena itu , perubahan entalpinya bertanda negatif. Sehingga p dapat dinyatakan
sebagai berikut:
H = Hp- Hr < 0

VI.

Hukum Hess

Pengukuran perubahan entalpi suatu reaksi kadangkala tidak dapat


ditentukan langsung dengan kalorimeter, misalnya penentuan perubahan entalpi
pembentukan standar (DHf o )CO. Reaksi pembakaran karbon tidak mungkin
hanya menghasilkan gas CO saja tanpa disertai terbentuknya gas CO 2. Jadi, bila
dilakukan pengukuran perubahan entalpi dari reaksi tersebut; yang terukur tidak
hanya reaksi pembentukan gas CO saja tetapi juga perubahan entalpi dari reaksi
pembentukan gas CO2.
Untuk mengatasi hal tersebut, Henry Hess melakukan serangkaian
percobaan dan menyimpulkan bahwa perubahan entalpi suatu reaksi
merupakan fungsi keadaan.
Artinya : perubahan entalpi suatu reaksi hanya tergantung pada keadaan awal (
zat-zat pereaksi ) dan keadaan akhir ( zat-zat hasil reaksi ) dari suatu reaksi dan
tidak tergantung pada jalannya reaksi. Pernyataan ini disebut Hukum
Hess, rumus yang dapat dipakai yaitu :
Hreaksi = H1 + H2 +
Menurut hukum Hess, karena entalpi adalah fungsi keadaan, perubahan
entalpi dari suatu reaksi kimia adalah sama, walaupun langkah-langkah yang
digunakan untuk memperoleh produk berbeda. Dengan kata lain, hanya keadaan
awal dan akhir yang berpengaruh terhadap perubahan entalpi, bukan langkahlangkah yang dilakukan untuk mencapainya.
Hal ini menyebabkan perubahan entalpi suatu reaksi dapat dihitung
sekalipun tidak dapat diukur secara langsung. Caranya adalah dengan melakukan
operasi aritmatika pada beberapa persamaan reaksi yang perubahan entalpinya
diketahui. Persamaan-persamaan reaksi tersebut diatur sedemikian rupa sehingga
penjumlahan semua persamaan akan menghasilkan reaksi yang kita inginkan. Jika
Pendeskribsian tentang Termodinamika, prinsip dan hukumnya, serta
aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari26

suatu persamaan reaksi dikalikan (atau dibagi) dengan suatu angka, perubahan
entalpinya juga harus dikali (dibagi). Jika persamaan itu dibalik, maka tanda
perubahan entalpi harus dibalik pula (yaitu menjadi -H). Berdasarkan Hukum
Hess, penentuan DH dapat dilakukan melalui 3 cara yaitu :
1)

Perubahan entalpi ( DH ) suatu reaksi dihitung melalui penjumlahan dari


perubahan entalpi beberapa reaksi yang berhubungan.

2)

Perubahan entalpi ( DH ) suatu reaksi dihitung berdasarkan selisih entalpi


pembentukan ( DHf o ) antara produk dan reaktan.

3)

Perubahan entalpi ( DH ) suatu reaksi dihitung berdasarkan data energi ikatan.


Selain itu, dengan menggunakan hukum Hess, nilai H juga dapat diketahui
dengan pengurangan entalpi pembentukan produk-produk dikurangi entalpi
pembentukan reaktan. Secara matematis untuk reaksi-reaksi lainnya secara umum.
Dengan mengetahui Hf (perubahan entalpi pembentukan) dari reaktan
dan produknya, dapat diramalkan perubahan entalpi reaksi apapun, dengan rumus
H=HfP-H fR
Perubahan entalpi suatu reaksi juga dapat diramalkan dari perubahan
entalpi pembakaran reaktan dan produk, dengan rumus
H=-HcP+HcR
Konsep dari hukum Hess juga dapat diperluas untuk menghitung
perubahan fungsi keadaan lainnya, seperti entropi dan energi bebas. Kedua
aplikasi ini amat berguna karena besaran-besaran tersebut sulit atau tidak bisa
diukur secara langsung, sehingga perhitungan dengan hukum Hess digunakan
sebagai salah satu cara menentukannya.
Untuk perubahan entropi:

So = (Sfoproduk) - (Sforeaktan)

S = (Soproduk) - (Soreaktan).

Untuk perubahan energi bebas:

Go = (Gfoproduk) - (Gforeaktan)

G = (Goproduk) - (Goreaktan)

Pendeskribsian tentang Termodinamika, prinsip dan hukumnya, serta


aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari27

VII. Penentuan H Reaksi


Hukum Hess menyatakan bahwa perubahan entalpi tidak tergantung pada
berapa banyak tahapan reaksi, tetapi tergantung pada keadaan awal dan akhir.
Dengan kata lain, untuk suatu reaksi keseluruhan tertentu, perubahan entalpi
selalu sama, tak peduli apakah reaksi itu dilaksanakan secara langsung ataukah
secara tak langsung dan lewat tahap-tahap yang berlainan.
1.

Penentuan H Reaksi berdasarkan Eksperimen (Kalorimeter)


Penentuan kalor reaksi secara kalorimetris merupakan penentuan yang didasarkan
atau diukur dari perubahan suhu larutan dan kalorimeter dengan prinsip
perpindahan kalor, yaitu jumlah kalor yang diberikan sama dengan jumlah kalor
yang diserap. Kalorimeter adalah suatu sistem terisolasi (tidak ada pertukaran
materi maupun energi dengan lingkungan di luar kalorimeter). Dengan demikian,
semua kalor yang dibebaskan oleh reaksi yang terjadi dalam kalorimeter, kita
dapat menentukan jumlah kalor yang diserap oleh air serta perangkat kalorimeter
berdasarkan rumus:
q.larutan = m c T
q.kalorimeter = C T
dimana :
q = jumlah kalor
m = massa air (larutan) di dalam calorimeter
c = kalor jenis air (larutan) di dalam calorimeter
C = kapasitas kalor dari calorimeter
T = kenaikan suhu larutan (kalorimeter)

Oleh karena tidak ada kalor yang terbuang ke lingkungan, maka kalor
reaksi sama dengan kalor yang diserap oleh larutan dan kalorimeter, tetapi
tandanya berbeda :
Kalorimeter yang sering digunakan adalah kalorimeter bom. Kalorimeter
bom terdiri dari sebuah bom (wadah tempatberlangsungnya reaksi pembakaran,
biasanya terbuat dari berlangsungnya reaksi pembakaran, biasanya terbuat dari
bahan stainless steel) dan sejumlah air yang dibatasi dengan wadah kedap panas.
Jadi kalor reaksi sama dengan kalor yang diserap atau dilepaskan larutan,
sedangkan kalor yang diserap atau dilepaskan larutan, sedangkan kalor yang
diserap oleh gelas dan lingkungan diabaikan.
2.

Penentuan H Reaksi dengan Hukum Hess

Pendeskribsian tentang Termodinamika, prinsip dan hukumnya, serta


aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari28

Hukum Hess : Kalor reaksi yang dilepas atau diserap hanya bergantung pada keadaan
awal dan keadaan akhir. Untuk mengubah zat A menjadi zat B (produk) diperlukan kalor
reaksi sebesar H. Atau cara lain yaitu mengubah zat A menjadi zat B dengan kalor reaksi
H1, zat B diubah menjadi zat C dengan kalor reaksi H2 dan zat C diubah menjadi zat
D dengan kalor reaksi H3 . Sehingga harga perubahan entalpi adalah :
Hreaksi = H1 + H2 + H3 .
Hal tersebut dapat dibuat siklus dan diagram tingkat energinya sebagai
berikut :

Siklus energi pembentukan zat D dari zat A

Diagram tingkat energi pembentukan zat D dari zat A


Contoh Soal :
Diketahui data entalpi reaksi sebagai berikut :
Ca(s) + O2(g) CaO(s) H = - 635,5 kJ
C(s) + O2(g) CO2(g) H = - 393,5 kJ
Ca(s) + C(s) + O2(g) CaCO3(g) H = - 1207,1 kJ
Hitunglah perubahan entalpi reaksi : CaO(s) + CO2(g) CaCO3(s) !
Penyelesaian :
CaO(s) ............................. Ca(s) + O2(g) ....H = + 635,5 kJ
CO2(g)............................ C(s) + O2(g) ............H = + 393,5 kJ
Ca(s) + C(s) + O2(g) CaCO3(s)................. H = - 1207,1 kJ
_________________________________________ _
CaO(s) + CO2(g) ........... CaCO3(s).................. H = - 178,1 kJ

3.

Penentuan H Reaksi Berdasarkan Data Perubahan Entalpi


Pembentukan Standar ( Hof )
Cara lain perhitungan entalpi reaksi yaitu berdasarkan entalpi
pembentukan standar( Hof ) zat-zat yang ada pada reaksi tersebut.
Hreaksi = Hof produk - Hof reaktan
TABEL ENTALPI PEMBENTUKAN BEBERAPA ZAT
Zat
H2(g)
O2(g)
C(s)
H2O(g)
H2O(l)
CO2(g)
CO(g)

DHof ( kJ/mol )
0
0
0
- 241,8
- 285,8
- 393,5
-110,5

Zat
C2H4(g)
CCl4(g)
NH3(g)
NO2(g)
SO2(g)
HCl(g)
NO(g)

DHof ( kJ/mol )
+ 52,5
- 96,0
- 45,9
+ 33,2
- 296,8
- 92,3
+ 90,3

Pendeskribsian tentang Termodinamika, prinsip dan hukumnya, serta


aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari29

Contoh Soal :
Dari tabel entalpi pembentukan diatas, tentukan :
a.

H reaksi pembakaran C2H4 !

b.

Tentukan jumlah kalor yang dibebaskan pada pembakaran 56 g gas C2H4

c.

Reaksi pembakaran C2H4

a.

C2H4(g) + 3 O2(g)2CO2(g) + 2H2O(l)

b.

H reaksi = Hof hasil reaksi - Hof pereaksi


=
=
=
=

c.

( 2. Hof CO2 + 2. .Hof H2O ) ( 1. HofC2H4 + 3. Hof O2)


( 2 . -393,5 + 2. -285,8 ) ( 1. 52,5 + 3. 0 )
-787 571,6 + 52,5
- 1306,1 kJ/mol

Mr C2H4 = (2x12) + (4x1) = 28


Mol C2H4 = 56/28 = 2 mol
H pembakaran 2 mol C2H4 = 2 mol x ( -1306,1 kJ/mol )
= -2612,2 kJ
Jadi pada pembakaran 56 gram gas C2H4 dibebaskan kalor sebesar = 2612,2 Kj

4.

Penentuan H Reaksi Dari Energi Ikatan


Reaksi kimia antarmolekul dapat dianggap berlangsung dalam 2 tahap
yaitu :

I.

Pemutusan ikatan pada pereaksi

II.

Pembentukan ikatan pada produk


Misalnya, pada reaksi antara gas klorin dengan gas hidrogen membentuk gas
hidrogen klorida dapat digambarkan sebagai berikut :
Sesuai dengan hukum Hess, H reaksi total adalah H tahap-I + H tahap-II.
H tahap-I

= Energi ikatan pada pereaksi (yang putus)

Pendeskribsian tentang Termodinamika, prinsip dan hukumnya, serta


aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari30

H tahap-II

= - Energi ikatan pada produk (yang terbentuk).

H reaksi
= Energi ikatan pereaksi yang putus - Energi ikatan produk
yang terbentuk
H reaksi

= Eruas kiri - Eruas kanan

TABEL ENERGI IKATAN


Ikatan
H-H
H-C
H-N
C-C
CC
C-O
C=O
C-Cl
O-H

E (kJ/mol)
436
415
390
345
837
350
741
330
450

Ikatan
O=O
CN
F-F
Cl-Cl
H-Cl
C=C
I-I
N=N
C-F

E (kJ/mol)
498
891
160
243
432
611
150
418
485

Penyelesaian :
H C O-H +1 O=O O=C=O +2H-O-H
H reaksi = Epemutusan -Epembentukan
= { (3.Ec-H)+( 1.EO-H) +(1.EC-O)+ (1 EO=O)} {(2.EC=O) + (4.EO-H)}
= {(3.415)+(1.460)+(1.350)+1 .498)} {(2.741)+(4.460)}
= 2802-3322
= -520 kJ/mol

VIII. Energi Ikatan


Energi ikatan didefinisikan sebagai panas reaksi yang dihubungkan dengan
pemecahan ikatan kimia dari molekul gas menjadi bagian-bagian gas. Terkadang
disebut juga entalpi ikatan, nama yang sesungguhnya lebih tepat.
Energi disosiasi ikatan (B,E) dapat digunakan untuk menghitung panas
reaksi yang dihubungkan dengan
H0= - ni BEi + njBEj
Pendeskribsian tentang Termodinamika, prinsip dan hukumnya, serta
aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari31

dimana BE adalah energi ikatan per mol ikatan, nj dan ni adalah jumlah mol
ikatan yang pecah atau terbentuk dalam hal reaktan dan produk.
Dalam hal yang sama, data panas reaksi dapat juga digunakan untuk
menghitung energi disosiasi ikatan dari setiap ikatan tertentu, asal saja data lain
dalam persamaan diketahui. Satu hal yang harus diingat bahwa lingkungan
sekeliling atom sangat mempengaruhi energy ikatan dari ikatan tertentu; oleh
karena itu harga yang diperoleh dari persamaan adalah harga rata-rata atau harga
kira-kira.
Walaupun energi ikatan adalah untuk molekul dalam fase gas, tetapi harga
kira-kira panas reaksi dapat dihitung dari fase terkondensasi dapat dikoreksi jika
panas penguapan, panas sublimasi dan lain-lain dapat diikutsertakan.
Suatu reaksi yang DHnya ditentukan dengan menggunakan energi ikatan,
maka atom-atom yang terlibat dalam reaksi harus berwujud gas.
Berdasarkan jenis dan letak atom terhadap atom-atom lain dalam molekulnya,
dikenal 3 jenis energi ikatan yaitu :
a. Energi Atomisasi.
Adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan semua ikatan 1 mol
molekul menjadi atom-atom bebas dalam keadaan gas.
Energi atomisasi = jumlah seluruh ikatan atom-atom dalam 1 mol senyawa.
b. Energi Disosiasi Ikatan.
Adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan salah 1 ikatan yang
terdapat pada suatu molekul atau senyawa dalam keadaan gas.
c. Energi Ikatan Rata-Rata.
Adalah energi rerata yang diperlukan untuk memutuskan ikatan atom-atom
pada suatu senyawa ( notasinya = D ). Energi ikatan suatu molekul yang berwujud
gas dapat ditentukan dari data entalpi pembentukan standar (DHf ) dan energi ikat
unsur-unsurnya. Prosesnya melalui 2 tahap yaitu :
o

Penguraian senyawa menjadi unsur-unsurnya.

Pengubahan unsur menjadi atom gas.

Reaksi kimia pada dasarnya terdiri dari 2 proses :


o

Pemutusan ikatan pada pereaksi.

Pendeskribsian tentang Termodinamika, prinsip dan hukumnya, serta


aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari32

1.

Pembentukan ikatan pada produk reaksi.

Pada proses pemutusan ikatan

= memerlukan energi.

Pada proses pembentukan ikatan

= membebaskan energi

Jenis-Jenis Kalor
Setiap sistem atau zat mempunyai energi yang tersimpan didalamnya.
Energi potensial berkaitan dengan wujud zat, volume, dan tekanan. Energi kinetik
ditimbulkan karena atomatom dan molekul-molekul dalam zat bergerak secara
acak. Jumlah total dari semua bentuk energi itu disebut entalpi (H). Sedangkan
kalor adalah bentuk energi yang berpindah dari suhu tinggi ke suhu rendah. Jika
suatu benda menerima / melepaskan kalor maka suhu benda itu akan naik/turun
atau wujud benda berubah.

2.

Kalor Pembentukan Standar


Adalah nama lain dari entalpi yang terjadi pada pembentukan 1 mol
senyawa dariunsur-unsurnya pada suhu dan tekanan standar ( 25 oC, 1 atm ).
Entalpinya bisadilepaskan maupun diserap. Satuannya adalah kJ / mol. Bentuk
standar dari suatu unsur adalah bentuk yang paling stabil dari unsur itu pada
keadaan standar ( 298 K, 1 atm ). Jika perubahan entalpi pembentukan tidak
diukur pada keadaan standar maka dinotasikan dengan DHf.

Catatan :
o DHf unsur bebas = nol
o Dalam entalpi pembentukan, jumlah zat yang dihasilkan adalah 1 mol.
o Dibentuk dari unsur-unsurnya dalam bentuk standar.

3.

Kalor Penguraian Standar


Adalah nama lain dari entalpi yang terjadi pada penguraian 1 mol senyawa
menjadi unsur-unsur penyusunnya pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak
dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHd. Satuannya = kJ /
mol. Perubahan entalpi penguraian standar merupakan kebalikan dari perubahan
entalpi pembentukan standar, maka nilainya pun akan berlawanan tanda.
Pendeskribsian tentang Termodinamika, prinsip dan hukumnya, serta
aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari33

Menurut Marquis de Laplace, jumlah kalor yang dilepaskan pada pembentukan


senyawa dari unsur-unsur penyusunnya = jumlah kalor yang diperlukan pada
penguraian senyawa tersebut menjadi unsur-unsur penyusunnya. Pernyataan ini
disebut Hukum Laplace.

4.

Kalor Pembakaran Standar


Adalah nama lain dari entalpi yang terjadi pada pembakaran 1 mol suatu
zat secara sempurna pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak dilakukan pada
keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHc. Satuannya = kJ / mol.

5.

Kalor Netralisasi Standar


Adalah nama lain dari entalpi yang terjadi pada penetralan 1 mol asam
oleh basa atau 1 mol basa oleh asam pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak
dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHn. Satuannya = kJ /
mol.

6.

Kalor Penguapan Standar


Adalah nama lain dari entalpi yang terjadi pada penguapan 1 mol zat
dalam fase cair menjadi fase gas pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak
dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHvap. Satuannya =
kJ / mol.

7.

Kalor Peleburan Standar


Adalah nama lain dari entalpi yang terjadi pada pencairan / peleburan 1
mol zat dalam fase padat menjadi zat dalam fase cair pada keadaan standar. Jika
pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan
DHfus. Satuannya = kJ / mol.

8.

Kalor Sublimasi Standar


Adalah entalpi yang terjadi pada sublimasi 1 mol zat dalam fase padat
menjadi zat dalam fase gas pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak dilakukan
pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHsub. Satuannya = kJ / mol.

9.

Pelarutan Standar

Pendeskribsian tentang Termodinamika, prinsip dan hukumnya, serta


aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari34

Adalah nama lain dari entalpi yang terjadi ketika 1 mol zat melarut
dalam suatu pelarut ( umumnya air ) pada keadaan standar. Jika pengukuran
tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHsol.
Satuannya = kJ / mol.

J. APLIKASI TERMOKIMIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI


1.Gas Elpiji
Penggunaan elpiji pada kompor gas. Utamanya adalah butana bereaksi
dengan udara.
C4H10 + Udara > CO2 + H20 + N2
Untuk mempermudah udara sepenuhnya bergantung dari oksigen.
C4H10 + (13/2)O2 > 4CO2 + 5H2O
Untuk reaksi sempurna dengan udara,
C4H10 + (O2 + 3,76 N2) > CO2 + H20 + 3,76N2
Penyetaraan,
C4H10 + 13/2(O2 + 3,76 N2) > 4CO2 + 5H2O + (13/2)*3,76N2
Reaksi juga bisa melibatkan bentuk tidak sempurna, misal memerlukan
200% udara.
C4H10 + 13(O2 + 3,76 N2) > 4CO2 + 5H2O + (13/2)O2 + (13/2)*3,76N2
Pembakaran ini pun bisa melibatkan beberapa fraksi, karena elpiji biasanya
tidak murni hanya bahan bakar butana.
2.Thermometer
Termometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur suhu.
Cara kerja thermometer:
Ketika temperature naik, cairan dibola tabung mengembang lebih banyak
daripada gelas yang menutupinya. Hasilnya, benang cairan yang tipis
dipaksa ke atas secara kapiler. Sebaliknya, ketika temperature turun, cairan
mengerut dan cairan yang tipis ditabung bergerak kembali turun. Gerakan
ujung cairan tipis yang dinamakan meniscus dibaca terhadap skala yang
menunjukkan temperature.
Zat untuk thermometer haruslah zat cair dengan sifat termometrik artinya,
Pendeskribsian tentang Termodinamika, prinsip dan hukumnya, serta
aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari35

mengalami perubahan fisis pada saat dipanaskan atau didinginkan,


misalnya raksa dan alkohol. Zat cai tersebut memiliki dua titik tetap (fixed
points), yaitu titik tertinggi dan titik terendah. Misalnya, titik didih air dan
titik lebur es untuk suhu yang tidak terlalu tinggi. Setelah itu, pembagian
dilakukan diantara kedua titik tetap menjadi bagian-bagian yang sama
besar, misalnya thermometer skala celcius dengan 100 bagian yang setiap
bagiannya sebesar 1C.
3.Pembakaran Batu Bara
Batubara banyak dimanfaatkan sebagai sumber bahan bakar, baik dirumah
tangga maupun industri. PLTU menggunakan batubara untuk
menggerakkan turbin sebagai sumber energi arus listrik. Selain itu,
batubara juga dimanfaatkan untuk pembuatan kosmetik dan compac disk
(CD). Kelemahan dari pembakaran batubara adalah dihasilkannya gas SO2.
Untuk menghilangkan gas SO2 dapat diterapkan proses desulfurisasi.
Proses ini menggunakan serbuk kapur (CaCO3) atau spray air kapur
[Ca(OH)2] dalam alat scrubers. Reaksi yang terjadi:
CaCO3(s) + SO2(g) CaSO3(s) + CO2(g)
Ca(OH)2(aq) + SO2(g) CaSO3(s) + H2O( )
Namun, biaya operasional desulfurisasi dan pembuangan deposit padatan
kembali menjadi masalah baru. Untuk meningkatkan nilai dari batubara dan
menghilangkan pencemar SO2, dilakukan rekayasa batubara, seperti
gasifikasi dan reaksi karbon-uap. Pada gasifikasi, molekul-molekul besar
dalam batubara dipecah melalui pemanasan pada suhu tinggi (600C
800C) sehingga dihasilkan bahan bakar berupa gas. Reaksinya adalah
sebagai berikut.
Batubara(s) batubara cair (mudah menguap) CH4(g) + C(s)
Arang yang terbentuk direaksikan dengan uap air menghasilkan campuran
gas CO dan H2, yang disebut gas sintetik. Reaksinya:
C(s) + H2O() CO(g) + H2(g) H = 175 kJ mol1
Untuk meningkatkan nilai gas sintetik, gas CO diubah menjadi bahan bakar
lain. Misalnya, gas CO direaksikan dengan uap air menjadi CO2 dan H2.
Reaksinya:
CO(g) + H2O(g) CO2(g) + H2(g) H = 41 kJ mol1
Gas CO2 yang dihasilkan selanjutnya dipisahkan. Campuran gas CO
dan H2 yang telah diperkaya akan bereaksi membentuk metana dan uap
air. Reaksinya:
CO(g) + 3H2(g) CH4(g) + H2O(g) H = 206 kJ mol1

Pendeskribsian tentang Termodinamika, prinsip dan hukumnya, serta


aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari36

Setelah H2O diuapkan, akan diperoleh CH4 yang disebut gas alam sintetik.
Dengan demikian, batubara dapat diubah menjadi metana melalui proses
pemisahan batubara cair
D.MANFAAT TERMOKIMIA
Manfaat positif dari termokimia, yaitu:
a) Dapat mempelajari suatu bentuk energi yang dibutuhkan oleh manusia
untuk bergerak dalam bentuk energi kinetik dan tambahan-tambahan
dalam melakukan proses fotosintesis yang membutuhkan eergi dari sinar
matahari.
b) Dapat mempelajari suatu sistem atau bagian alam semasta yang menjadi
objek penelitian serta lingkungan atau bagian alam semesta yang
berinteraksi dengan satu sistem.
E.REAKSI EKSOTERM DAN REAKSI ENDOTERM
Berdasarkan perpindahan energinya atau perubahan entalpinya ada dua jenis
reaksi:
1) Reaksi eksoterm yaitu reaksi yang membebaskan kalor, kalor mengalir
dari sistem ke lingkungan (terjadi penurunan entalpi), entalpi produk lebih
kecil daripada entalpi pereaksi. Oleh karena itu, perubahan entalpinya
bertanda negatif. Pada reaksi eksoterm umumnya suhu sistem menjadi
naik, adanya kenaikan suhu inilah yang menyebabkan sistem melepas
kalor ke lingkungan.
Reaksi eksoterm: DH = HP - HR < 0 atau DH = (-)
2) Reaksi Endoterm yaitu reaksi yang memerlukan kalor, kalor mengalir dari
lingkungan ke sistem (terjadi kenaikan entalpi), entalpi produk lebih besar
daripada entalpi pereaksi. Oleh karena itu, perubahan entalpinya bertanda
positif. Pada reaksi endoterm umumnya suhu sistem terjadi penurunan,
adanya penurunan suhu inilah yang menyebabkan sistem menyerap kalor
dari lingkungan.
Reaksi endoterm: DH = HP - HR > 0 atau DH = (+)
Pendeskribsian tentang Termodinamika, prinsip dan hukumnya, serta
aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari37

F. HUKUM DALAM TERMOKIMIA


Dalam mempelajari reaksi kimia dan energi kita perlu memahami
hukum-hukum yang mendasari tentang perubahan dan energi.
a. Hukum kekekalan energy
Dalam perubahan kimia atau fisika energi tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan, energi hanya dapat diubah dari satu bentuk ke bentu
lainnya. Hukum ini merupakan hukum termodinamika pertama dan
menjadi dasar pengembangan hukum tentang energi selanjutnya, seperti
konversi energi.
b. Hukum Laplace
Hukum ini diajukan oleh Marquis de Laplace dan dia menyatakan bahwa
jumlah kalor yang dilepaskan dalam pembentukan sebuah senyawa dari
unsur unsurnya sama dengan jumlah kalor yang dibutuhkan untuk
menguraikan senyawa tersebut menjadi unsur-unsurnya.
Panjabaran dari hukum ini untuk entalphi reaksi H dan kalor reaksi;
C + O2 CO2 H = -94 Kkal
CO2 C + O2 H = +94 Kkal
Sedangkan untuk kalor reaksi,
C + O2 CO2 -94 Kkal
CO2 C + O2 +94 Kkal
Untuk reaksi pertama, unsur C bereaksi dengan gas oksigen menghasilkan
karbondioksida dan kalor sebesar 94 Kkal. Sedangkan reaksi kedua
karbondioksida terurai menjadi unsur C dan gas oksigen dengan
membutuhkan
kalor
sebesar
94
Kkal.
Dari sisi tanda, tampak jelas perbedaan antara entalphi reaksi dengan kalor
reaksi, jika entalphi bernilai positif maka kalor reaksi bernilai negatif,
demikian pula sebaliknya jika entalphi negatif maka kalor reaksi positif.
c. Hukum Hess
Hukum ini diajukan oleh Germain Hess, dia menyatakan bahwa entalphi
reaksi (H) hanya tergantung pada keadaan awal reaksi dan hasil reaksi
dan tidak bergantung pada jalannya reaksi.
Jika suatu reaksi merupakan penjumlahan aljabar dari dua atau lebih
reaksi Jika suatu reaksi merupakan penjumlahan aljabar dari dua atau lebih
reaksi, maka perubahan entalphi (H) atau kalor reaksinya juga
merupakan penjumlahan aljabar dari (H) yang menyertai reaksi. Untuk
lebih mudah memahaminya kita perhatikan Bagan 10.17.
Berdasarkan persamaan reaksi gas karbon dioksida dapat terbentuk
melalui dua tahap, yang pertama pembentukan karbonmonoksida dari
unsur-unsurnya dan dilanjutkan dengan oksidasi dari karbonmonoksida
menjadi karbondioksida.

Pendeskribsian tentang Termodinamika, prinsip dan hukumnya, serta


aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari38

Penjumlahan aljabar Hreaksi dari setiap tahap reaksi juga dilakukan


sesuai dengan tahap reaksi, maka Hreaksi dari pembentukan gas Karbon
dioksida juga dapat dilakukan Berdasarkan berbagai jenis reaksi, maka kita
juga dapat mengembangkan jenis kalor reaksi atau H yang disesuaikan
dengan jenis reaksinya, ada empat jenis kalor reaksi yaitu kalor reaksi
pembentukan, penguraian, pembakaran dan pelarutan. Keempat klasifikasi
tersebut disederhanakan dalam bagan pada Bagan 10.18.
G.ENERGI IKATAN
Pada dasarnya reaksi kimia terdiri dari dua proses, yaitu pemutusan
ikatan antar atom-atom dari senyawa yang bereaksi (proses yang memerlukan
energi) dan penggabungan ikatan kembali dari atom-atom yang terlibat reaksi
sehingga membentuk susunan baru (proses yang membebaskan energi).
Perubahan entalpi reaksi dapat dihitung dengan menggunakan data
energi ikatan. Energi ikatan adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan
ikatan oleh satu molekul gas menjadi atom-atom dalam keadaan gas. Harga
energi ikatan selalu positif, dengan satuan kJ atau kkal, serta diukur pada
kondisi zat-zat berwujud gas.
Entalpi reaksi yang dihitung berdasarkan harga energi ikatan rata-rata
sering berbeda dari entalpi reaksi yang dihitung berdasarkan harga entalpi
pembentukan standar. Perbedaan ini terjadi karena energi ikatan yang terdapat
dalam suatu tabel adalah energi ikatan rata-rata. Energi ikatan C H dalam
contoh di atas bukan ikatan C H dalam CH4, melainkan energi ikatan ratarata C H.
CH4(g) CH3(g) +
H(g) H
= +424 kJ/mol
CH3(g) CH2(g) +
H(g) H
= +480 kJ/mol
CH2(g) CH(g)
+
H(g) H
= +425 kJ/mol
CH(g) C(g)
+
H(g) H
= +335 kJ/mol
Jadi, energi ikatan rata-rata dari ikatan C H adalah 416 kJ/mol. Sedangkan
energy ikatan C-H yang dipakai diatas adalah +413 kj/mol.
Bahan Bakar dan Perubahan Entalpi Reaksi pembakaran adalah reaksi
suatu zat dengan oksigen. Biasanya reaksi semacam ini digunakan untuk
menghasilkan energi. Bahan bakar adalah merupakan suatu senyawa yang bila
dilakukan pembakaran terhadapnya dihasilkan kalor yang dapat dimanfaatkan
untuk berbagai keperluan.
Jenis bahan bakar yang banyak kita kenal adalah bahan bakar fosil.
Bahan bakar fosil berasal dari pelapukan sisa organisme, baik tumbuhan

Pendeskribsian tentang Termodinamika, prinsip dan hukumnya, serta


aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari39

maupun hewan yang memerlukan waktu ribuan sampai jutaan tahun,


contohnya minyak bumi dan batu bara.
Namun selain bahan bakar fosil dewasa ini telah dikembangkan pula
bahan bakar jenis lain, misalnya alkohol dan hydrogen. Hidrogen cair dengan
oksigen cair bersama-sama telah digunakan pada pesawat ulang-alik sebagai
bahan bakar roket pendorongnya. Pembakaran hidrogen tidak memberi
dampak negatif pada lingkungan karena hasil pembakarannya adalah air.
Matahari adalah umber energi terbesar di bumi, tetapi penggunaan
energi surya belum komersial. Dewasa ini penggunaan energi surya yang
komersial adalah untuk pemanas air rumah tangga (solar water heater). Nilai
kalor dari bahan bakar umumnya dinyatakan dalam satuan kJ/gram, yang
menyatakan berapa kJ kalor yang dapat dihasilkan dari pembakaran 1 gram
bahan bakar tersebut.
Contoh : nilai kalor bahan bakar bensin adalah 48 kJ/g, artinya setiap
pembakaran sempurna 1 gram bensin akan dihasilkan kalor sebesar 48 kJ.
Pembakaran bahan bakar dalam mesin kendaraan atau dalam industri
umumnya tidak terbakar sempurna. Pembakaran sempurna senyawa
hidrokarbon (bahan bakar fosil) membentuk karbon dioksida dan uap
air. Sedangkan pembakaran tidak sempurnanya menghasilkan karbon
monoksida dan uap air. Pembakaran tak sempurna mengurangi efisiensi
bahan bakar,kalor yang dihasilkan akan lebih sedikit dibandingkan apabila zat
itu terbakar sempurna. Kerugian lainnya adalah dihasilkannya gas karbon
monoksida (CO) yang bersifat racun.

Pendeskribsian tentang Termodinamika, prinsip dan hukumnya, serta


aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari40

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Termodinamika merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari tentang
energi. Membahas kaitan antara energi panas dan kerja yang dihasilkan dari
energi tersebut.
2. Energi itu dapat berubah menjadi bentuk lain yang terjadi secara alami
ataupun melalui rekayasa teknologi. Selain itu energi juga tidak dapat
diciptakan dan dimusnahkan.
3. Kesetimbangan energi pada suatu sistem didasarkan pada prinsip/hukum.
Kekekalan energi akan berkesinambungan dengan prinsip kesetimbangan
massa, sehingga prinsip perhitungan yang digunakan kesetimbangan energi
mirip dengan kesetimbangan massa, yaitu :
energi yang masuk =energi keluar +akumulasi didalam sistem
B. Saran
1. Meningkatkan penerapan dari teori termodinamika untuk kehidupan seharihari.
2. Memperbanyak pengetahuan tentang termodinamika.

Pendeskribsian tentang Termodinamika, prinsip dan hukumnya, serta


aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari41

Daftar Pustaka
Bresnick, Stephen. 2002. Intisari Fisika. Jakarta. Penerbit Hipokrates
http://id.wikipedia.org/wiki/termodinamika diakses tanggal 8 Desember 2012
http://www.file-edu.com/2011/10/prinsip-dasar-teori-termodinamika-1.html
diakses tanggal 8 Desember 2012
http://atophysics.wordpress.com materi 17 termodinamika diakses tanggal 8
Desember 2012

Pendeskribsian tentang Termodinamika, prinsip dan hukumnya, serta


aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari42

Anda mungkin juga menyukai