Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN LENGKAP KIMIA FISIKA TENTANG TERMODINAMIKA

LAPORAN LENGKAP
KIMIA FISIKA
“TERMODINAMIKA”

OLEH :

KELOMPOK : II (DUA)
KELAS : STIFA A 2017

ASISTEN : Ferdy Winardy, S.Farm

LABORATORIUM KIMIA FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI
MAKASSAR
2018
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Termodinamika memainkan peran penting dalam analisis sistem dan piranti yang ada
didalamnya terjadi perpindahan formasi energi. Implikasi termodinamika bercakupan jauh,
dan penerapannya membentang keseluruh kegiatan manusia. Bersamaan dengan sejarah
teknologi kita, perkembangan sains telah memperkaya kemampuan kita untuk memanfaatkan
energi dan menggunakan energi tersebut untuk kebutuhan masyarakat. Kebanyakan kegiatan
kita melibatkan perpindahan energi dan perubahan energi.
Termodinamika merupakan ilmu tentang energi, yang secara spesifik membahas tentang
hubungan antara energi panas dengan kerja. Seperti telah diketahui bahwa energi didalam
alam dapat terwujud dalam berbagai bentuk, selain energi panas dan kerja, yaitu energi kimia,
energi listrik, energi nuklir, energi gelombang elektromagnetik, energi akibat gaya magnet
dan lain-lain. Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, baik secara alamiah
maupun hasil rekayasa teknologi. Selain itu energi dialam semesta bersifat kekal. Tidak dapat
dibangkitkan atau dihilangkan, yang terjadi adalah perubahan energindari satunbentuk
menjadi bentuk lain tanpa ada pengurangan atau penambahan. Prinsip ini disebut sebagai
prinsip konservasi atau kekebalan energi.
Ilmu termodinamika merupakan ilmu yang berupaya untuk memprediksi perpindahan energi
yang mungkin terjadi antara material atau benda sebagai akibat dari perbedaan suhu. Ilmu
termodinamika mengajarkan bahwa transfer energi yang dimaksud didefinisikan sebagai
panas. Ilmu perpindahan panas tidak hanya menjelaskan bagaimana energi panas dapat
ditransfer, akan tetapi juga untuk memprediksi tingkat dimana pertukaran berlangsung di
bawah kondisi tertentu. Menurut jenis perambatannya, perpindahan panas digolongkan
menjadi tiga yaitu perpindahan panas secara konduksi, konveksi dan radiasi.
Secara umum termodinamika mempelajari tentang reaksi. Reaksi yang menyerap panas atau
kalor dari lingkungan ke sistem disebut reaksi eksoterm sedangkan reaksi yang melepaskan
panas atau kalor dari sistem ke lingkungan disebut reaksi eksoterm.
Penerapan hukum termodinamika dalam bidang farmasi adalah penggunaan energi panas
dalam pengobatan, misalnya diagnostik termografi (mendeteksi temperatur permukaan kulit),
pembuatan emulsi dengan bantuan emulgator, dan termometer bimetal mekanik keping
bimetal memiliki dua buah keping logam. Kepingan ini dapatmelengkung jika terjadi
perubahan suhu.
I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
I.2.1 Maksud Percobaan
Adapun maksud dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui dan memahami peristiwa
termodinamika dan untuk membuktikan hukum-hukum termodinamika.
I.2.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu :
1. Untuk mengetahui bagaimana panas pelarut (endoterm) pada sampel C6H8O7 (asam
sitrat) dengan penambahan H2O.
2. Untuk mengetahui bagaimana panas reaksi (eksoterm) pada sampel CaCO3 (kalium
karbonat) dengan peanambahan HCl.
I.2.3 Prinsip Percobaan
I.2.3.1 prinsip percobaan eksoterm
Terjadi perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan yang menghasilkan suhu panas. Dalam
penentuan suhu dilakukan pengamatan terhadap perubahan temperatur menggunakan
termometer dengan waktu tertentu.
I.2.3.2 Prinsip Percobaan Endoterm
Terjadi perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem yang membutuhkan suhu panas. Dalam
penentuan suhu dilakukan pengamatan terhadap perubahan temperatur menggunakan
termometer dengan waktu tertentu.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum


Termodinamika mempelajari hubungan bermacam-macam bentuk tenaga dalam suatu
sistem. Seperti diketahui tenaga ada bermacam-macam, misalnya tenaga listrik, tenaga kimia,
tenaga radiasi, tenaga cahaya, tenaga panas dan sebagainya (Suhardjo, 1997).
Termodinamika berasal dari dua kata, yaitu thermal (yang berkenaan dengan panas)
dan dinamika (yang berkenaan dengan pergerakan). Jadi termodinamika adalah ilmu
mengenai fenomena tentang energi yang berubah-ubah karena pengaliran panas dan usaha
yang dilakukan (Hani, 2010).
Tenaga yang satu dapat diubah menjadi bentuk tenaga yang lain, misal tenaga kimia
menjadi tenaga listrik atau panas dan sebaliknya. Termodinamika hanya mempelajari
hubungan antara tenaga awal dan akhir dari sistem tersebut. Tenaga dari sistem ialah jumlah
tenaga potensial dan tenaga kinetiknya. Tenaga potensial yaitu tenaga yang dimiliki oleh
sistem karena kedudukannya (struktur sistem atau kedudukan terhadap sistem lain)
(Suhardjo, 1997).

Gambar 1. Kalorimeter
Sistem adalah bagian dari suatu proses yang menjadi pusat perhatian atau sesuatu yang ingin
dipelajari. Sistem dapat berupa sebuah benda bebas yang sederhana atau sebuah kilang bahan
pengolahan bahan kimia yang kompleks. Sedangkan segala sesuatu yang berada di luar
sistem dikategorikan sebagai bagian dari lingkungan (surroundings) sistem (Moran, 2003).
Jika kita mempelajari termodinamika maka kita menyorot suatu bagian tertentu dari
alam semesta yang disebut sistem. Segala sesuatu yang berada di sekitar atau di luar sistem
disebut lingkungan. Sistem dan lingkungannya dipisahkan oleh batas-batas tertentu yang
dapat nyata atau tidak nyata. Pertukaran energi dan materi/massa dapat terjadi antara sistem
dan lingkungannya. Karena adanya pertukaran ini, sistem dapat dibagi atas tiga kelompok
yaitu (Kasim, 2011) :
a. Sistem tersekat
Sistem tersekat adalah apabila sistem dan lingkungan tidak terjadi pertukaran energy
dan/atau pertukaran materi misalnya termos air yang ideal (isolator berfungsi dengan
sempurna).
Contoh sistem semacam itu adalah termos tempat menyimpan es, dengan dinding berupa dua
kaca berlapis perak di bagian dalam dan bagian luar, dan diantara keduanya adalah ruang
vakum yang berperan sebagai penyekat.
b. Sistem tertutup
Sistem tertutup adalah jika pertukaran energy antara sistem dan lingkungan dapat terjadi
tetapi tidak terjadi pertukaran materi antara keduanya. Contoh, sejumlah gas dalam silinder
yang dilengkapi dengan pengisap.
c. Sistem terbuka
Sistem terbuka adalah jika pertukaran energy dan pertukaran materi dapat terjadi,
misalnya zat atau campuran dalam gelas kimia terbuka. Contoh sederhana adalah sebutir
telur, yang dindingnya dapat tembus energi maupun zat, seperti oksigen untuk pernapasan
dan garam-garam yang berlangsung saat mengasinkan.
Terdapat beberapa hukum yang menjelaskan tentang termodinamika, yaitu (Kasim, 2011) :
1. Hukum ke nol termodinamika
Jika ada dua sistem, masing-masing setimbang dengan suatu sistem ketiga, maka kedua
sistem harus setimbang satu dengan yang lain.
2. Hukum pertama termodinamika
Jika sebongkah batu dijatuhkan, energi potensialnya diubah menjadi energy kinetik.
Sebaliknya “barbel” diangkat mak energi kinetiknya diubah menjadi energi potensial. Secara
umum, energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain. Energi tidak dapat diciptakan
atau dimusnahkan. Energi total yang hilang oleh suatu sistem sama denagn energi total yang
diberikan oleh lingkungannya. Demikian juga, energi total yang diberikan oleh sistem sama
dengan energi yang hilang oleh lingkungan. Pernyataan penting ini juga biasa disebut dengan
hukum kekekalan energi.
3. Hukum kedua termodinamika
Hubungan antara entropi dan kespontanan reaksi dinytakan oleh hukum kedua
termodinamika : entropi dari alam semesta bertambah dalam proses spontan dan tidak
berubah pada proses kesetimbangan. Karena alam semesta terdiri atas sistem dan lingkungan,
perubahan entropi dalam alam semesta untuk setiap proses merupakan jumlah perubahan
entropi sistem (∆Ssis) dan perubahan entropi sistem (∆Slingk).
Proses spontan (∆Stotal) = (∆Ssis) + (∆Slingk) >0
Proses kesetimbangan (∆Stotal) = (∆Ssis) + (∆Slingk) = 0
Untuk proses spontan hukum ini menyatakan bahwa (∆Stotal) harus lebih besar dari nol,
tetapi tidak menjelaskan tentang (∆Ssis) atau (∆Slingk) akan negatif.
4. Hukum ketiga termodinamika
Hukum ketiga termodinamika berhubungan dengan penentuan nilai entropi. Susunan
yang paling teratur dari setiap zat dengan gerakan bebas atom atau molekul yang paling kecil
adalah Kristal sempurna pada nol mutlak (0 K). Menurut hukum ketiga termodinamika,
entropi zat kristal sempurna adalah nol pada suhu nol mutlak. Dengan naiknya suhu, gerakan
bebas juga naik. Jadi entropi setiap zat pada suhu di atas 0 K lebih besar nol. Perlu diketahui
bahwa jika kristal tidak murni maka entropi lebih besar daripada nol.
Hal penting dari hukum ketiga termodinamika adalah bahwa entropi mutlak dari zat
dapat ditentukan dengan hukum ini. Dengan pengetahuan bahwa entropi zat kristal murni
adalah nol pada suhu nol mutlak, kita dapat mengukur kenaikan entropi zat jika dipanaskan.
Perubahan entropi diberikan oleh :
∆S = Sakhir - Sawal
∆S = Sakhir – 0, jadi ∆S = Sakhir (karena Sakhir = 0)
Termodinamika melibatkan reaksi eksoterm dan edoterm, eksoterm adalah sistem yang
melepaskan kalor ke lingkungan (∆H=-) sedangkan endoterm adalah sistem yang menyerap
kalor dari lingkungan (∆H =+).
Termodinamika melibatkan reaksi eksoterm dan endoterm, eksoterm adalah sistem yang
melepaskan kalor ke lingkungan (∆H=-) contoh reaksi :
C(s) + O2(g) CO2(g) +393,5 kJ ; ∆H = -393,5 kJ.
sedangkan endoterm adalah sistem yang menyerap kalor dari lingkungan (∆H =+) contoh
reaksi :
CaCo3(s) CaO(s) + CO2(g) -178 kJ ; ∆H = +178,5 kJ

Tabel perbedaan antara Eksoterm dan Endoterm


No Eksoterm Endoterm
1 Perubahan entalpi = ∆H < 0 Perubahan entalpi = ∆H > 0
2 Terjadi penurunan entalpi Terjadi kenaikan entalpi
3 Reaksinya melepas kalor dan Reaksinya menyerap kalor dan
umumnya berlangsung spontan umumnya tidak berlangsung
spontan
4 Energi panas/kalor pindah dari Energi panas/kalor pindah dari
sistem ke lingkungan (ditandai lingkungan ke system (ditandai
dengan suhu lingkungan naik) dengan suhu lingkungan turun)
Contoh reaksi eksoterm dalam kehidupan sehari-hari yaitu, pembuatan es batu,
kondensasi hujan dari uap air, lilin menyala, besi berkarat, pembakaran bensin dalam ruang
bakar kendaraan sedangkan contoh endoterm yaitu mencairnya es batu, penguapan air,
pemanggangan roti, memasak roti dan lain-lain.
II.2 Uraian Bahan
1. Aquadest (Dirjen POM,1979,P.96)
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Air suling
BM/RM : 18,02/H2O
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
tidak mempunyai rasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai sampel
2. Asam Klorida (Dirjen POM,1979,P.53)
Nama Resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Nama Lain : Asam klorida
RM/BM : HCl/36.5
Pemerian : Cairan, tidak berwarna, berasap, bau
merangsang. Jika diencerkan dengan dua
bagian air asap dan bau hilang
Kelarutan : Larut dalam air tercampur penuh
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai sampel
3. Asam Sitrat (Dirjen POM,2014,P.164)
Nama Resmi : CITRIC ACID
Nama Lain : Asam sitrat
RM/BM : C6H8O7/210
Pemerian : Hablur bening, tidak berwarna atau serbuk
hablur granul sampai halus, putih, tidak
berbau atau praktis tidak berbau, rasa sangat
asam. Bentuk hidrat dalam udara kering
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, mudah larut
dalam etanol, agak sukar larut dalam eter
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai sampel
4. Kalsium Karbonat (Dirjen POM,1979,P.120)
Nama Resmi : CALCII CARBONAS
Nama Lain : Kalsium Karbonat
RM/BM : CaCO3/68,09
Pemerian : Serbuk hablur, putih, tidak berbau, tidak
Berasa
Kelarutan : Praktis, tidak larut dalam air, sangat sukar
larut dalam air yang mengandung
Karbondioksida
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
Kegunaan : Sebagai sampel
5. Kalium Bromat (Dirjen POM,1979,P.687)
Nama Resmi : POTASSIUM BROMIDE
Nama Lain : Kalium Bromat
RM/BM : KBrO3/119.002
Pemerian : Serbuk hablur, putih
Kelarutan : Pada suhu 15,5°C larut dalam 12,5 bagian
air, dalam 2 bagian air mendidih ; sangat
sukar dalam etanol (95%) P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
Kegunaan : Sebagai sampel

BAB III
METODE KERJA
III.1 Alat dan Bahan
III.1.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu batang pengaduk, gelas beaker,
kertas perkamen, neraca analitik, pipet skala, sendok tanduk, thermometer.
III.1.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu aquadest (H2O), asam klorida
(HCl), asam sitrat (C6H8O7) dan kalsium karbonat (CaCO3).
III.2 Cara Kerja
III.2.1 Panas Pelarutan (Endoterm)
a. Panas pelarut dengan penambahan variasi (H2O) air suling
1. Ditimbang asam sitrat (C6H8O7) yang setara dengan 0,001 mol (0,21 g).
2. Dimasukkan asam sitrat (C6H8O7) ke dalam gelas beaker.
3. Ditambahkan H2O sebanyak 0,5 ml (0,027 mol), 1 ml (0,055 mol) dan 2 ml (0,11 mol)
ke dalam gelas beaker.
4. Diukur suhu panas pelarut dengan termmometer.
b. Panas pelarut dengan penambahan variasi (C6H8O7) asam sitrat
1. Ditimbang asam sitrat (C6H8O7) yang setara dengan 0,001 mol (0,21 g), 0,002 mol
(0,42 g) dan 0,003 mol (0,63 g).
2. Dimasukkan asam sitrat (C6H8O7) ke dalam gelas beaker.
3. Ditambahkan H2O sebanyak 1 ml (0,055 mol) ke dalam gelas beaker.
4. Diukur suhu panas pelarut dengan thermometer.

III.2.1 Panas Reaksi (Eksoterm)


1. Ditimbang kalsium karbonat (CaCO3) yang setara dengan 0,01 (0,68 g) dan 0,02 mol
(1,36 g).
2. Dimasukkan kalsium karbonat (CaCO3) ke dalam gelas beaker.
3. Ditambahkan HCl sebanyak 1 ml (0,055 mol) ke dalam gelas beaker.
4. Diukur suhu panas reaksi dengan termometer.

BAB IV
HASIL
IV.1 Data Pengamatan
a. Endoterm
Tabel panas pelarut dengan variasi penambahan H2O
mol asam sitrat H2O (Mol) Suhu (oC)
0,001 0,5 mL (0,027 mol) 32oC
0,001 1 mL (0,055 mol) 31oC`
0,001 2 mL (0,11 mol) 29oC

Suhu (°C)
Mol

Gambar 2. Grafik panas pelarut dengan variasi penambahan H2O


b. Endoterm
Tabel panas pelarut dengan variasi penambahan Asam sitrat
Mol Asam Sitrat H2O (mol) Suhu (oC)
0,001 1 mL (0,055 mol) 31oC
0,002 1 mL (0,055 mol) 30oC
0,003 1 mL (0,055 mol) 26oC

Suhu (°C)

Mol
Gambar 3.
Grafik panas Mol CaCO3 HCl Suhu (oC)
pelarut dengan 0,01 mol 1 mL (0,03 mol) 39oC
variasi 0,02 mol 1 mL (0,03 mol) 410C
penambahan
asam sitrat
c. Reaksi eksoterm
Tabel panas pelarut dengan variasi penambahan Asam sitrat

Suhu (°C)

Mol
Gambar 4. Grafik panas reaksi dengan variasi penambahan kalsium karbonat (CaCO3)

IV.2 Perhitungan
1. Perhitungan variasi penambahan H2O
Untuk memperoleh asam sitrat (C6H8O7) 0,001 mol terlebih dahulu dihitung berapa
banyak asam sitrat yang dibutuhkan. Dengan rumus :

Diketahui : BM asam sitrat (C6H8O7) = 210


Mol = 0,001
Ditanyakan : g = …. ?
Penyeleasaian :

Untuk mendapatkan berapa mol dalam tiap ml H2O dapat digunakan rumus :

Diketahui : BE H2O = 18 g
BJ H2O = 1
Ditanyakan : Mol H2O 0,5 ml = …. ?
Mol H2O 1 ml = …. ?
Mol H2O 2 ml = …. ?
Penyelesaian :
a. H2O 0,5 ml
b. H2O 1 ml
c. H2O 2 ml
2. Perhitungan variasi penambahan Asam sitrat (C6H8O7)
Untuk memperoleh asam sitrat (C6H8O7) 0,001 mol, 0,002 mol dan 0,003 mol
terlebih dahulu dihitung berapa banyak asam sitrat yang dibutuhkan. Dengan rumus :

Diketahui : BM asam sitrat = 210


Mol = 0,001, 0,002 dan 0,003
Ditanyakan : g = …. ?
Penyeleasaian :
a. C6H8O7 0,001 mol

b. C6H8O7 0,002 mol


c. C6H8O7 0,003 mol
Untuk mendapatkan berapa mol dalam tiap ml H2O dapat digunakan rumus :

Diketahui : BE H2O = 18 g
BJ H2O = 1
Ditanyakan : Mol H2O 1 ml = …. ?
Penyelesaian :

3. Perhitungan panas pelarut


Untuk memperoleh kalsium karbonat (CaCO3) 0,01 mol dan 0,02 mol terlebih dahulu
dihitung berapa banyak asam sitrat yang dibutuhkan. Denga rumus :

Diketahui : BM kalsium karbonat (CaCO3)= 68,09


Mol = 0,01 dan 0,02
Ditanyakan : g = …. ?
Penyeleasaian :
a. CaCO3 0,01 mol
gram kalium karbonat
b. CaCO3 0,002 mol
gram kalium karbonat

Untuk mendapatkan berapa mol dalam tiap ml HCl dapat digunakan rumus :

Diketahui : BE HCl = 36,5 g


BJ HCl = 1,18
Ditanyakan : Mol HCl 1 ml = …. ?
Penyelesaian :
IV.3 Hasil Reaksi
CaCO3 + 2HCl → CaCl2 + H2O + CO2

BAB V
PEMBAHASAN
Termodinamika adalah ilmu yang mempengaruhi perpindahan atau perubahan kalor.
Dalam termodinamika dikenal dengan adanya sistem dan lingkungan yang terdapat pada
reaksi eksoterm dan endoterm. Pada percobaan kali ini dilakukan pengamatan terhadap reaksi
eksoterm dan endoterm. Endoterm ditandai dengan penurunan suhu suatu reaksi sedangkan
eksoterm ditandai dengan kenaikan suhu suatu reaksi.
Pada endoterm digunakan sampel asam sitrat ditambahkan H2O. Asam sitrat 0,001 mol
(0,21 g) ditimbang terlebih dahulu, lalu dimasukkan kedalam gelas beaker. Setelah itu,
dimasukan H2O sebanyak 0,5 ml (0,027 mol), 1 ml (0,055 mol) dan 2 ml (0,11 mol) kedalam
gelas beaker. Kemudian, diukur suhunya pada penambahan 0,5 ml (0,027 mol) H2O
diperoleh suhu 32oC, pada penambahan H2O 1 ml (0,055 mol) diperoleh suhu 31oC dan
pada penambahan H2O 2 ml (0,11 mol) diperoleh suhu 29°C. Pada variasi penambahan H2O
0,001 mol (0,21 g) ditimbang terlebih dahulu, lalu dimasukkan kedalam gelas beaker. Setelah
itu, ditambahkan H2O sebanyak 1 ml (0,027 mol) dan diperoleh suhu 31°C, hal yang sama
juga dilakukan pada penambahan asam sitrat 0,002 mol (o,42 g) diperoleh suhu 30°C dan
pada penambahan asam sitrat 0,003 mol (0,63 g) diperoleh suhu 26°C.
Adapun faktor yang dapat mempengaruhi eksoterm dan endoterm ialah konsentrasi
suatu larutan dan keadaan lingkungan sekitarnya.
Sebelum melakukan percobaan, gelas beaker terlebih dahulu dibungun dengan
steroform. Hal tersebut dilakukan agar lingkungan dan sistem tidak terpengaruh oleh keadaan
maupun panas dari luar.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
1. Pada percobaan panas pelarut (endoterm) didapatkan hasil bahwa semakin banyak
penambahan mol H2O maka suhu semakin menurun.
2. Pada percobaan panas reaksi (eksoterm) didapatkan hasil bahwa semakin banyak
penambahan mol HCl maka suhu akan semakin meningkat.
V.2 Saran
Sebaiknya metode pada percobaan praktikum juga dilakukan percobaan fisika bukan cuma
percobaan kimia agar kita dapat membandingkan percobaan dari segi fisika maupun kimia.
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia : Jakarta.
Hani, A.R dan Handoko Riwidikko. 2007. Fisika Kesehatan. Nuha Medika :
Yogyakarta
Moran, M.J dan Howard N. S. 2003. Termodinamika Teknik Edisi ke-4.
Erlangga : Jakarta.
Kasim, S. 2011. Kimia Dasar. Universitas Hasanuddin : Makassar.
Rokhmad. 2005. Kimia. Penerbit Andi : Yogyakarta.
Suhardjo. 1997. Kimia Fisika. Penerbit Renike Cipta : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai