PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kandungan energi suatu sistem, yang dilihat adalah suatu kuantitas yang
bergantung pada banyak suhu yang harus diubah, kuantitas zat dan sifat zat (jenis
dihasilkan dari banyak pengalaman perilaku zat, seperti banyak bidang ilmu
berhubungan dengan sifat-sifat makroskopik yang ada pada dasar yang dapat
diukur. Tujuan ilmu ini adalah memprediksi jenis-jenis proses kimia dan fisika
yang mungkin dan dalam kondisi yang bagaimana serta menghitung secara
adalah insulator kalor yang baik sehingga sangat sedikit terjadi transfer kalor
antara cangkir dan udara sekeliling. Perlakukan system ini – cangkir dan isinya –
termokimia ini.
1
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Percobaan
TINJAUAN PUSTAKA
perubahan) adalah fisika energi, panas, kerja, entropi dan kespontanan proses.
tentang ilmu kimia dan fisika. Hukum pertama termodinamika didasarkan pada
suatu atau suatu sponatnitas. Prinsip yang memprediksi kespontanan ini yaitu
pertama dan kedua dirumuskan pada abad ke-19 oleh para ilmuan mengenai
peningkatan efesiensi mesin uap. Hukum ini merupakan dasar seperti hukum
3
4
fisika yang membatasi efesiensi amuba atau ikan paus, membatasi efesiensi mobil
diciptakan dan dimusnahkan tetapi hanya dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk
yang lain. Hukum pertama dapat dinyatakan secara sederhana selama interaksi
antara sistem dan lingkungan, jumlah energi yang diperoleh system harus sama
mungkin menggunakan proses siklis untuk memindahkan panas dari benda panas
Energi adalah kapasitas untuk melakukan kerja. Kerja dilakukan jika gaya bekerja
melewati suatu jarak. Objek yang bergerak melakukan kerja ketika objek itu
melambat atau dihentikan. Jika suatu bola billiar menghantam bola lainnya dan
berhenti bergerak, maka kerja telah dilakukan (Petrucci, dkk, 2008: 222).
Suatu bentuk kerja dalam ilmu kimia adalah kerja ekspansi (disebut juga
kerja volume) yaitu kerja yang berkaitan dengan perubahan volume sistem secara
matematik kerja. Kerja, w atau W adalah setiap bentuk energi yang bukan kalor
yang dipertukarkan antara sistem dan lingkungan. Perjanjian nilai kerja yang
Dalam beberapa reaksi, kerja juga terlibat artinya sistem dapat melakukan
wadah tidak bergerak pada tekanan oksigen O2 (g) yang memuai, tetapi piston
(g) melebihi tekanan atmosfer dan piston terangkat, artinya sistem melakukan
disebut kerja tekanan volume (pressure volume work). Kerja tekanan volume atau
P-V adalah jenis kerja yang dilakukan oleh bahan peledak dan gas yang terbentuk
percepatan akibat gravitasi. Tanda negative muncul sebab gaya bekerja pada arah
Sistem (system) adalah bagian dari semesta yang dipilih untuk dikaji dan
sistem dapat sebesar samudra di Bumi atau sekecil isi gelas piala. Sebagian besar
sistem yang akan dikaji adalah yang kecil dan kita akan melihat, terutama pada
transfer energi (sebagai kalor dan kerja) dan transfer materi antara sistem dan
Sistem kimia dapat didefenisikan sebagai sesuatu atau sejumlah zat atau
campuran zat-zat yang dibatasi oleh sifat-sifat fisik yang sifat-sifatnya dapat
lingkungan. Antara system dengan lingkungan dapat terjadi interaksi, yaitu berupa
1. Sistem terbuka, pada system ini baik energy maupun materi dapat terjadi
materi.
3. Sistem tersekat atau terisolasi, tidak terjadi pertukaran baik energy maupun
Kalor (heat) adalah energi yang ditransfer antara suatu system dan
sekelilingnya sebagai akibat dari perbedaan suhu. Energi, sebagai kalor bergerak
dari benda yang lebih hangat (dengan suhu lebih tinggi) ke benda yang lebih
lebih dingin. Energi termal di transfer atau “kalor mengalir”, sampai energi
kinetik rerata molekul diantara kedua benda menjadi sama, sampai suhu menjadi
bentuk energi yang dapat dipertukarkan oleh sistem dan lingkungan karena
Transfer kalor tidak saja dapat mengubah suhu tetapi dalam beberapa hal,
juga dapat mengubah wujud materi. Contohnya, ketika suatu padatan dipanaskan,
molekul, atom atau ion dalam padatan bergerak dengan kekuatan lebih besar dan
akhirnya terbebas dari tetangganya dengan mengatasi gaya tarik diantara molekul,
atom atau ion tersebut. Energy diperlukan untuk mengatasi gaya tarik ini. Selama
7
proses pelelehan, suhu tetap konstan karena transfer energi termal (kalor)
yang terjadi pada suhu konstan disebut sebagai isotermal. Setelah padatan meleleh
sempurna, kalor yang masih mengalir akan menaikkan suhu cairan yang
reaksi adalah jumlah total perubahan entalpi untuk setiap tahapnya dengan kata
lain kalor reaksi itu hanya bergantung pada keadaan awal (pereaksi) dan pada
Setiap zat memiliki kandungan kalor atau panas yang disebut entalpi
dengan notasi H. Entalpi (H) yang dimiliki oleh suatu zat tidak dapat diukur, yang
dapat diukur adalah perubahan entalpi (ΔH) dalam suatu reaksi kimia:
yang diukur pada keadaan standar (250 C, 1 atm) disebut perubahan entalpi
ΔHf. disepakati bahwa perubahan entalpi semua zat yang diukur pada suhu
entalpi standar unsur dalam bentuknya yang paling stabil pada 298 K dan 1 atm
sama dengan nol. Misalnya unsur-unsur gas mulia, Srombik, Pputih, Cgrafit dan banyak
8
kristal logam yang memiliki perubahan entalpi standar nol. Selain itu, senyawa-
senyawa dari atom seperti O2, H2, Cl2 dan sebagainya, umumnya juga memiliki
mudah. Fungsi demikian yang paling sederhana yaitu entalpi H, yang secara
energi, H juga memiliki satuan energy. Lebih dari itu, karena U, P, dan V
merupakan sifat-sifat sistem, maka H juga sebuah sifat sistem (Michael &
Kalorimeter adalah alat untuk mengukur kalor reaksi suatu zat. Asas
mengukur kalor yang timbul dalam reaksi pembakaran (Petrucci, 1985: 183).
menggunakan persamaan:
METODE PENELITIAN
1. Alat
Alat yang diguanakan dalam percobaan ini adalah neraca analitik, hot
plate, kalorimeter, pipet skala 25 mL dan 10 mL, termometer 500 C dan 1000 C,
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah aquades (H2O), asam
C. Prosedur Kerja
kimia hingga 100C diatas temperatur air dingin, lalu mencampurkan dan
9
10
dengan selang waktu setengah menit. Menimbang 3,1008 gram serbuk seng
menit.
A. Hasil Pengamatan
berikut:
a. Tetapan Kalorimeter 1
0-1 34
1-2 34
2-3 34
3-4 34
4-5 34
5-6 34
6-7 34
7-8 34
8-9 34
9-10 34
b. Tetapan Kalorimeter 2
1-2 31
2-3 31
3-4 31
4-5 31
5-6 31
6-7 31
7-8 31
8-9 31
9-10 31
0-30 30
30-60 30,5
60-90 30,5
90-120 31
13
b. Setelah Pencampuran
0-1 60
1-2 58
2-3 55
3-4 52
4-5 51
5-6 49
6-7 48
7-8 47
8-9 45
9-10 44,5
0-30 33
30-60 33
60-90 33
90-120 33
120-150 33
150-180 33
180-210 33
14
210-240 33
240-270 33
270-300 33
a. Sebelum Pencampuran
0-30 29
30-60 29,5
60-90 29,5
90-120 30
b. Sesudah Pencampuran
0-30 31,5
30-60 31,5
60-90 31
90-120 31
120-150 31
150-180 31
180-210 31
210-240 31
15
B. Reaksi
C. Analisis Data
a. Tetapan Kalorimeter 1
Diketahui :
Volume larutan = 20 mL
= 20 mL 1 gr/cm3
= 20 gr
Suhu awal = 30 oC
Ditanyakan : Q1 = …?
Q2= …?
Q3 = …?
K = …?
Penyelesaian :
= 4oC
= 273 + 4 = 278oK
= 6oC
= 23.352 Joule.
= 23.436 Joule.
Q3 = Q2 − Q1
= 84 Joule.
Tetapan kalorimeter
K = Q3/ T
= 84 Joule/3070K
= 0,273 J.K-1
b. Tetapan Kalorimeter 2
Diketahui :
Volume larutan = 20 mL
= 20 mL 1 gr/cm3
= 20 gr
Suhu awal = 28 oC
Ditanyakan : Q1 = …?
Q2= …?
Q3 = …?
K = …?
Penyelesaian :
= 31oC 28oC
= 3oC
= 273 + 3 = 276oK
= 7oC
= 23.184 Joule.
= 25.200 Joule.
18
Q3 = Q2 − Q1
= 2016 Joule.
Tetapan kalorimeter
K = Q3/ T
= 2016 Joule/3040K
= 6,631 J.K-1
Diketahui:
Mr Zn = 64,5 gr/mol
Mol = gram/Mr
= 0,048 mol.
Ditanyakan : Q4 = …?
Q5 = …?
Q6 = …?
∆𝐻 = …?
Penyelesaian :
Q4 = K × ∆𝑇1
= 1830,156 Joule.
= 42696,192 Joule.
Q6 = Q4 + Q5
= 44526,348 Joule.
Entalpi reaksi(∆H)
H = Q6/Mr
= 44526,348 J
4 x 10-2 mol
= 1113158,7 J/mol
Volume larutan = 40 mL
= 40 mL 1,03 gr/cm3
= 41,2 gram
Ditanyakan: Q7 = …?
Q8 = …?
Q9 = …?
Hn = …?
Penyelesaian :
20
= 33oC 33oC
= 0oC
= 273 K
= 44540,496 Joule
Q8 = K × T
= 1810,263 Joule.
Q9 = Q7 Q8
= 44540,496 J 1810,263 J
= 46350,759 Joule.
Hn = Q9/Mr
= 46350,759 J
4 x 10-2 mol
= 1158768,975 J/mol.
4. Penentuan Kalor Pelarutan Etanol Dalam air
Ditanyakan: Q10 = …?
Q11 = …?
Q12 = …?
Q13 = …?
Hn= …?
21
Penyelesaian:
T2 = Trata-rata Tawal
= 31,125 oC 29oC
= 2,125 oC
= 275,125 K
= 5067,8025 Joule.
= 12149,52 Joule.
Q12 = K × T2
= 588,7675 Joule.
= 17806,08975 Joule.
H1 = Q13/5 x 10-1
= 17806,08975 J
5 x 10-1 mol
= 35612,1794 J/mol
22
D. Grafik
1. Tetapan Kalorimeter
a. Kalorimeter 1
b. Kalorimeter 2
23
E. Pembahasan
kalorimeter, tetapan kalor reaksi, tetapan kalor penetralan dan kalor pelarutan.
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah aquades (H2O), serbuk seng
(Zn), larutan asam klorida (HCl), larutan natrium hidroksida (NaOH) dan larutan
memiliki temperatur yang berbeda-beda. Sebab, dalam pengocokan ada yang tidak
stabil dan pada saat pengkocokan larutan keluar-keluar dari kalorimeter sehingga
mengidentifakasi adanya energi panas pada suatu benda cair dan untuk melihat
perubahan suhu dalam setiap menitnya. Nilai kalorimeter 1 adalah 0,273 J.K-1,
dan nilai kalorimeter 2 adalah 6,631 J.K-1. Jika ditinjau dari ΔH yang terjadi pada
pencampuran bubuk zink (Zn) dengan tembaga sulfat (CuSO4) temperature tidak
energi dan mengukur suhu. Adapun beberapa bahan yang digunakan untuk
CuSO4, etanol, dan larutan HCl. Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui
entalpi yang terjadi adalah 1113158,7 J/mol dan jika ditinjau dari perubahan
entalpinya reaksi yang terjadi dalam penentuan kalor reaksi adalah reaksi
endoterm.
26
lemah, karena asam atau basa lemah terlibat dalam disosiasi asam menjadi ion-ion
H+ dan anion atau basa menjadi ion-ion OH- dan kation. Perubahan entalpi yang
terjadi adalah 1158768,975 J/mol dan jika ditinjau dari perubahan entalpinya
reaksi yang terjadi dalam penentuan kalor penetralan adalah reaksi endoterm.
aquades untuk mengetahui perbandingan mol air terhadap mol etanol. Perubahan
entalpi yang terjadi adalah 35612,1794 J/mol dan jika ditinjau dari perubahan
entalpinya dalam percobaan penentuan kalor pelarutan etanol dalam air rekasi
PENUTUP
A. Kesimpulan
∆𝐻 1113158,7 J/mol.
1158768,975 J/mol.
35612,1794 J/mol.
B. Saran
pelarutannya dalam air sehingga percobaan ini dapat dipahami dengan baik lagi.
27
DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin, Maswati dkk. Kimia Dasar. Makassar: UIN Alauddin press, 2013.