TINJAUAN PUSTAKA
Kinetika reaksi adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari laju reaksi
kimia secara kuantitatif dan juga mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi
laju reaksi tersebut. Kinetika kimia merupakan pengkajian laju dan mekanisme
reaksi kimia. Besi lebih cepat berkarat dalam udara lembab daripada udara kering.
Makanan lebih cepat membusuk bila tidak didinginkan. Hal ini merupakan contoh
yang sangat lazim dari perubahan kimia yang kompleks dengan laju yang
beraneka menurut kondisi reaksi (Keenan,1984)
2.2.1 Konsentrasi
Bila konsentrasi bertambah maka laju reaksi akan bertambah. Sehingga
suatu konsentrasi berbanding lurus dengan laju reaksi seperti contoh:
2SO2 + O2 → 2SO3…………………………………(2.2)
Karena semakin besar konsentrasi SO2 dan O2 maka tumbukan antar molekul
untuk membentuk SO3 juga semakin cepat.
2.2.2 Temperatur
Laju reaksi bertambah dengan naiknya temperatur. Biasanya kenaikan
sebesar 10°C akan melipatkan dua atau tiga laju reaksi antar molekul-molekulnya.
Kenaikan laju reaksi ini dapat diterangkan sebagai lebih cepatnya molekul-
molekul bergerak kian kemari pada temperatur yang lebih tinggi dan karenanay
telah bertabrakan satu sama lain lebih sering. Tetapi ini belum menjelaskan
seluruhnya kecuali bila energi pengaktifan praktis nol. Dengan naiknya
temperatur, bukan hanya molekul-molekul lebih sering bertabrakan, tetapi juga
mereka bertabrakan dengan dampak (benturan) yang lebih besar karena mereka
bergerak lebih cepat. Pada temperatur yang ditinggikan, presentase tabrakan yang
mengakibatkan reaksi kimia akan lebih besar, karena makin banyak molekul yang
memiliki kecepatan lebih besar dan karenanya memiliki energi cukup untuk
bereaksi (Keenan, 1984).
Sehingga , persamaannya ditulis sebagai berikut :
V2 = 2T2-T1/10(V1)……………………………………(2.3)
Dimana:
V1 = Laju mula-mula
V2 = Laju akhir
T1 = Temperatur mula-mula
T2 = Temperatur akhir
Selama perubahan kimia, perlulah bagi molekul-molekul yang bereaksi
ketika mereka bergerak kian kemari secara acak. Tetapi untuk banyak reaksi
eksotermal dan serta merta pada temperatur kamar kebanyakan dari molekul
sekedar terpental setelah bertabrakan tanpa reaksi Tetapi, itu tidak akan terjadi
kecuali jika energynya dinaikkan dulu secukupnya untuk membentuk dalam
keadaan transisi
2.2.3 Katalis
Katalis adalah zat yang dapat mempengaruhi kecepatan reaksi dan setelah
reaksi selesai zat tersebut akan terbentuk kembali. Katalis dapat memperkecil
energi aktivasi, sehingga banyak partikel yang mempunyai energi kinetik di atas
energi aktivasi, maka akan semakin cepat reaksi berlangsung. Energi aktivasi
adalah energi minimal yang harus dimiliki partikel agar tumbukannya
menghasilkan reaksi. Katalis dapat dibagi berdasarkan dua tipe dasar, yaitu reaksi
heterogen dan homogen. Di dalam reaksi heterogen, katalis berada dalam fase
yang berbeda dengan reaktan. Sedangkan pada reaksi homogen, katalis berada
dalam fase yang sama dengan reaksi.