Anda di halaman 1dari 5

IV.

Dasar Teori Tambahan

Penurunan titik beku larutan mendiskripsikan bahwa titik beku suatu pelarut murni akan
mengalami penurunan jika kita menambahkan zat terlarut didalamnya. Sebagai contoh air murni
membeku pada suhu 0 C akan tetapi jika kita melarutkan contoh sirup atau gula didalamnya
maka titik bekunya akan menjadi dibawah 0 C. Sebagai contoh larutan garam 10% NaCl akan
memiliki titik beku -6 C dan 20% NaCl akan memiliki titik beku -16 C.
Fenomena penurunan titik beku larutan sangat menarik perhatian para ilmuwan karena hal ini
bersinggungan langsung dengan kehidupan manusia contohnya, penggunaan etilen glikol sebagai
agen antibeku yang dipakai di radiator mobil sehingga air ini tidak beku saat dipakai dimusim
dingin. beberapa ikan didaerah artik mampu melepaskan sejumlah senyawa untuk menghindari
darahnya beku, atau dengan menggunakan teknik penurunan titik beku kita dapat menentukan
massa molar atau menentukan derajat disosiasi suatu zat.

1.
2.

Penurunan titik beku larutan adalah salah satu sifat koligatif larutan. Untuk mengukur besarnya
titik beku larutan kita membutuhkan dua hal berikut:
Konsentrasi molal suatu larutan dalam molalitas.
Konstanta penurunan titik beku pelarut atau Kf.
Di bidang themodinamika konstanta titik beku pelarut, Kf lebih dikenal dengan istilah
Konstanta Krioskopik. Krioskopik berasal dari bahasa Yunani yangartinya mengukur titik
beku.
Faktor Vant Hoff (i) adalah parameter untuk mengukur seberapa besar zat terlarut
berpengaruh terhadap sifat koligatif (penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan
titik beku, dan tekanan osmotik).
Naftalen juga dikenal sebagai nafthalin, tar kapur, tar putih, albokarbon, atau nafthene.
Naftalen mudah menguap dan mudah terbakar. Naftalen merupakan hidrokarbon padat berwarna
putih, yang diperoleh dari penyulingan fraksional batu bara. Sebagian besar naftalen yang
diproduksi digunakan sebagai bahan baku pembuatan resin alkil untuk pembuatan plastik.
Sebagian kecil untuk zat warna dan bahan kimia lain. Penggunaan langsung adalah sebagai
pengusir ngengat.
Larutan mempunyai sifat-sifat yang berbeda dari pelarutnya. Salah satu sifat penting dari
suatu larutan adalah penurunan titik beku. Titik beku adalah temperatur tetap dimana suatu zat
tepat mengalami perubahan wujud dari cair ke padat. Setiap zat yang mengalami pembekuan
memiliki tekanan 1 atm. Penambahan zat terlarut nonvolatil ke dalam suatu pelarut
menyebabkan terjadinya penurunan titik beku. Keberadaan partikel-partikel zat pelarut
mengalami proses pengaturan molekul-molekul dalam pembentukan susunan kristal padat,
sehingga diperlukan suhu yang lebih rendah untuk mencapai susunan kristal padat dari fasa
cairnya.
Hal ini lah yang menyebabkan terjadinya penurunan titik beku suatu larutan yang
keadaannya
ditambahkan
zat
terlarut.
Percobaan penentuan titik beku larutan dilakukan untuk menentukan harga tetapan penurunan
titik beku (Kf) suatu pelarut murni dam menentukan berat molekul zat X. Asam cuka glasial
yang digunakan sebagai pelarut murni akan membeku dan zat terlarut seperti naftalen dan zat X
tidak akan membeku ketika larutan tersebut mengalami pembekuan.

Garam berfungsi sebagai penurun titik beku air, air yang awalnya berupa es akan
memiliki titik beku yang lebih rendah dibandingkan dengan titik beku air murni. Fungsi garam
bukan agar air tetap menjadi es, tetapi es akan mencair namun suhu yang dimiliki lebih rendah.
Naftalen adalah zat non volatil yang berfungsi menurunkan energi bebas dari pelarut
sehingga kemampuan pelarut untuk berubah menjadi fase uapnya akan menurun pula, oleh
karena itu tekanan uap pelarut dalam larutan akan lebih rendah bila dibandingkan dengan
tekanan uap pelarut yang sama dalam keadaan murni. Penurunan tekanan uap sebanding dengan
penurunan titik beku. Jadi jika tekanan uapnya turun maka perubahan titik beku juga akan turun,
begitu pun sebaliknya. Titik beku mengalami penurunan setelah ditambahkan naftalen.
Semakin tinggi kemolalan urea, semakin rendah titik bekunya. Semakin tinggi kemolalan
larutan urea maka semakin besar perbedaan penurunan titik beku karena kemolalan sebanding
dengan penurunan titik beku. Penambahan garam dalam es batu akan mengakibatkan
peningkatan konsentrasi yang mengakibatkan semakin rendah titik bekunya. Makin besar
molalitas larutan, makin tinggi penurunan titik beku larutan.
Penurunan titik beku larutan (Tf) berbanding lurus dengan molalitas larutan. Titik beku
pelarut murni lebih tinggi daripada titik beku larutan. Titik beku larutan elektrolit lebih rendah
daripada larutan non elektrolit pada kemolalan yang sama. Semakin kecil konsentrasi larutan,
jarak antarion semakin besar dan ion ion semakin bebas. Semakin tinggi kemolalan maka
semakin rendah titik bekunya. Semakin tinggi kemolalan maka semakin besar perbedaan
penurunan titik beku.

V.

Keselamatan Kerja
Untuk menjaga keselamatan dalam melakukan percobaan ini gunakan jas lab, sarung
tangan karet, masker dan kacamata.

VI.

Cara Kerja

1. Menentukan berat jenis asam asetat glasial dengan menggunakan piknometer atau aerometer.
2. Mengambil 50 ml pelarut dimasukkan dalam alat sambil didinginkan, mencatat suhunya untuk
setiap 30 detik, hingga suhu konstan, kemudian melihat sudah membeku atau belum.
3. Mencairkan pelarut kembali, kemudian menambahkan zat yang sudah diketahui berat
molekulnya (naftalena 2 gram). Mendinginkan lagi dan mencatat suhunya setiap 30 detik hingga
suhu tetap sampai membeku.
4. Mencatat selisih titik beku percobaan 2 dan 3.
5. Mengulangi percobaan 2 dan 3 dengan mengambil zat terlarut yang akan dicari berat
molekulnya (Zat X).

Asam
anhidrat

T 1

T
T
T
Naftalena T
T
t
T
Zat (x)
t
T
t
T
VII.

VIII.

24
18
3
1
30
18
4
1
38
18
4

10 11 12 13 14 15 16 17

19
19
3
2
30
19
4
2
30
19
3

16
20
3
3
22
20
4
3
24
20
3

13
21
3
4
18
21
4
4
17
21
2

12
22
3
5
15
22
4
5
15
22
2

9
23
3
6
13
23
4
6
15
23
2

6
24
3
7
10
24
3
7
14
24
2

6
25
3
8
10
25
3
8
12
25
2

5
26
3
9
8
26
3
9
11
26
2

5
27
3
10
7
27
3
10
10
27
2

4
28
3
11
6
28
3
11
10
28
2

3
29
3
12
5
29
3
12
8
29
1

3
30
3
13
4
30
3
13
8
30
1

3
31
3
14
4
31
1
14
8
31
1

3
32
3
15
4
32
1
15
8
32
1

3
33
3
16
4
33
1
16
6
33
1

3
34
3
17
4
34
1
17
5
34
1

Data Pengamatan

Perhitungan

A. Mencari nilai Kb suatu pelarut


T2 = 10C, T1 = 30C
Tb = T1 T2
= 30C 10C
= 20C
- Gr = x v = 1,08 gr/l x 0.05 l = 0,054 gr
-

m Naftalena =
x
=
x
= 362,7920 mol/gr
Tb = m x Kb
Kb =
Tb
=
20 C
= 0,0055128 gr0C/mol
M
362,7920 mol/g
B. Menghitung BM zat yang tidak diketahui
T2 = 10C, T1 = 30C
Tb = T1 T2
= 30C 10C
= 20C
Tb = Gr x 1000 gr x Kb
Bm
P
Bm = kb
=

0,0055128 gr C/mol x 2 gr x 1000


Tb x P
20C x 0,054 gr
X = 102,0888 gr/mol (praktek)

gr

1000

Nilai X secara teori = 126, 07 gr/mol


% Kesalahan = Teori Praktek

x 100%

Praktek

= 126,07 gr/mol 102,0888 gr/mol

100%
126,07 gr/mol
= 19,07 %

IX.

Pertanyaan

1. Apa yang dimaksud dengan titik beku suatu zat?


Titik beku suatu zat adalah suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap
padatannya.
2. Apa yang dimaksud penurunan titik beku molal?
Penurunan titik beku adalah suatu sifat khusus pelarut berupa suatu ketetapan yang menunjukkan
penurunan apabila 1 mol zat terlarut dilarutkan dalam 1000 gram pelarut.
3. Apa yang menyebabkan turunnya tekanan uap pada pemberian zat terlarut?
Yang menyebabkan turunnya tekanan uap pada pemberian zat terlarut yakni karena pemberian
zat terlarut menyebabkan gaya tarik-menarik antara partikel-partikel semakin kuat. Larutan
menjadi jenuh dan menyebabkan larutan tersebut sukar menguap sehingga terjadi penurunan
tekanan uap.

X.

Analisa Percobaan
Pada percobaan yang berjudul penurunan titik beku dapat di analisa bahwa pencampuran
antara pelarut atau (anhidrat) dengan zat pelarut (naftalena) menyebabkan penurunan titik beku.
Pencampuran menggunakan naftalena yang merupakan hidrokarbon kristalin aromatic berbentuk
padatan bewarna putih dengan rumus molekul (C10H8) .
Pada saat pelarut ditambahkan dengan zat padat tersebut menghasilkan larutan yang
mengalami kesetimbangan terhadap zat padat tersebut . Dalam menentukan kb suatu pelarut di
mulai dengan mengetahui selisih antara titik didih zat pelarut konstan dan zat larutan konstan
yang di dapat. Berdasarkan praktek suhu pelarut konstan yaitu 3oC dan suhu naftalena 1 oC dan
selisih yang di dapat 2 oC.
Titik beku larutan lebih rendah di bandingkan titik beku pelarut murninya. Peristiwa ini
dikarenakan zat pelarut membeku lebih dulu dari zat terlarutnya . Dalam hal ini titik beku
naftalena dan zat x lebih rendah dari asam anhidrat Karena saat di campurkan ke dalam anhidrat ,
titik beku anhidrat berubah menjadi lebih rendah . Hal ini di akibatkan oleh masukknya suatu zat
terlarut maka cairan tidak murni lagi sehingga titik beku berubah.

XI.

Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah di lakukan , dapat disimpulkan bahwa :


Titik beku larutan tergantung pada sifat koligatif

Harga kb pelarut (asam anhidrat) : 0,0055128 gr oC/ mol


Bm zat x secara praktek = 102,0888 gr/mol
%kesalahan =19,07 %
Titik beku larutan lebih rendah dari pelarut murni

Anda mungkin juga menyukai