Anda di halaman 1dari 34

ANALISIS TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS)

PADA SAMPEL AIR LIMBAH DENGAN METODE GRAFIMETRI


DI LABOLATORIUM DLHK YOGYAKARTA

Diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan mata kuliah Praktik Kerja Lapangan pada
Program Studi Fisika jenjang S1 Universitas Negeri Yogyakarta

DISUSUN OLEH :
ILQHAM FIRMANZYAH
19306144023

FISIKA S1 JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2022
HALAMAN
PENGESAHAN
Kegiatan Pratik Kerja Lapangan yang berjudul :

” Analisis Total Suspended Solid (TSS) Pada Sampel Air Limbah Dengan
Metode Grafimetri di Balai Laboratorium DLHK D.I Yogyakarta”

Telah dilaksanakan dan dinilai oleh dosen pembimbing PKL dan dinyatakan lulus.

Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan

Denny Darmawan, S.Si., M.Sc., Nuzulia Qurniasih, S.Si., M.Sc.

NIP 198406172009022005
NIP 197912022003121002

Yogyakarta, 29 November 2022


Ketua Jurusan Pendidikan Fisika Koordinator PKL

Prof. Dr. Heru Kuswanto, M.Si. Denny Darmawan, S.Si.,M.Sc.

NIP 196111121987021001 NIP 197912022003121002

KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-Nya penulis
dapatmenyelesaikan laporan PKL dengan judul “Analisis Total Suspended Solid
(TSS) pada sampel air limbah dengan metode grafimetri” dengan tepat waktu dan
baik.
Laporan Praktik Kerja Lapangan merupakan laporan petanggungjawaban
pelaksanaan PKL yang dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober 2022 sampai 17
Desember 2022 di Balai Laboratorium DLHK D.I. Yogyakarta. Dalam penulisan
laporan ini tentu saja masih terdapat kekurangan, banyak pihak yang terlibat untuk
menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih
kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. Ariswan, M.Si., selaku Dekan Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta yang sudah
memberikan izin pengesahan Praktik Kerja Lapangan.
2. Bapak Prof. Dr. Heru Kuswanto, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Yogyakarta.
3. Bapak Denny Darmawan, S.Si., M.Sc., selaku Dosen Pembimbing PKL
atas saran, arahan, dan bimbingan dalam melaksanakan kegiatan PKL.
4. Ibu Nuzulia Qurniasih,S.Si, M.Sc selaku Ketua Pengujian Balai
Laboratorium Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
5. Papa dan mama yang selalu memberikan doa dan dukungan berupa moral
dan material sehingga penyusun dapat menyelesaikan Praktik Kerja
Lapangan dengan baik.
6. Teman-teman sesama pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di Balai
Laboratorium Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
7. Semua pihak yang sudah membantu pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
dan penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan.
Akhirnya penyusun menyadari bahwa Laporan Praktik Kerja
Lapangan masih banyak kekurangan, maka penyusun mengharap kritik
dan saran yang bersifat membangun dari pembaca untuk perbaikan
penyusun selanjutnya.
Yogyakarta, 5 Desember 2022

Ilqham Firmanzyah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan PKL
1.6. Manfaat PKL
BAB II Kajian Pusataka
2.1. Visi, Misi, & Moto
2.2. Keibijakan Mutu
2.3. Sarana Prasarana
2.4. Bagan Susunan Organisasi Balai Laboratorium Lingkungan
2.5. Lokasi Instansi, Telphon dan Email
2.6. Air
2.7. Limbah Cair
2.8. Tinjauan Umum Parameter Total Suspended Solid (TSS)
2.9. Gravimetri
BAB III Metode PKL
3.1. Lokasi PKL
3.2. Desain Atau Rancangan PKL
3.3. Objek PKL
3.4. Metode Pengumpulan Data
3.5. Prosedur Kerja
3.6. Alat & Bahan
3.7. Teknik Analisis Data
BAB IV Pembahasan
4.1. Tabel data Sampel
4.2. Perhitungan TSS
4.3. Perhitungan RPD
4.4. Pembahasan
BAB V Kesimpulan Dan Saran
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Baku Mutu TPA Sampah.................................................................
Lampiran 2 Air Limbah Hotel Bintang 5............................................................
Lampiran 3 Air Limbah Domestik......................................................................
Lampiran 4 Air Limbah Untuk Bengkel Cuci Bengkel dan Motor.....................
Lampiran 5 Limbah Industri Pengolahan Susu...................................................
Lampiran 6 Memeriksa Data Sampel yang Masuk.............................................
Lampiran 7 Contoh Sampel Limbah...................................................................
Lampiran 8 Penyaringan Sampel........................................................................
Lampiran 9 Pengovenan Sampel.........................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setiap aktivitas yang dilakukan manusia akan menghasilkan limbah,


limbah ini dalam skala kecil tidak akan menimbulkan masalah karena alam
memiliki kemampuan untuk menguraikan kembali komponen-komponen
yang terkandung dalam limbah. Namun bila terakumulasi dalam skala besar,
akan timbul permasalahan yang dapat menggangu keseimbangan lingkungan
hidup. Permasalahan lingkungan saat ini yang dominan adalah limbah cair
yang berasal dari hasil kegiatan rumah tangga dan industri. Limbah cair yang
tidak dikelola akan menimbulkan dampak pada perairan. Pengelolaan limbah
cair dalam proses produksi dimaksudkan untuk meminimalkan limbah yang
terjadi, serta untuk menghilangkan atau menurunkan kadar bahan pencemar
yang terkandung di dalam perairan.

Air limbah domestik merupakan limbah cair hasil dari pembuangan air
perumahan (rumah tangga), bangunan perdagangan, perkantoran, dan sarana
sejenis. Meningkatnya kegiatan dalam kehidupan mengakibatkan
bertambahnya jumlah limbah cair (Mubin, Binilang, and Halim 2016).
Keadaan tersebut hanya dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan
menimbulkan kerugian bagi manusia dan lingkungan. Kotoran-kotoran itu
merupakan campuran yang rumit dari zat-zat bahan mineral dan organik
dalam banyak bentuk, termasuk partikel-partikel besar dan kecil benda padat,
sisa-sisa bahan-bahan larutan dalam keadaan terapung dan dalam bentuk
koloid dan setengah koloid (Mahida,1993). Pada bahan organik
Pencemaran limbah cair industri sering kali dijumpai dan menjadi
permasalahan lingkungan. Limbah cair yang tidak diolah dan dikelola akan
berdampak buruk terhadap perairan, khususnya sumber daya air. Berdasarkan
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 68 Tahun 2016 tentang Baku
Mutu Air Limbah Domestik. Maka parameter kunci untuk air limbah
domestik adalah pH,  BOD, COD, TSS, Lemak & Minyak, Amonia Total,
dan Total Koliform.Saat hendak melepaskan limbah domestik cair ke
lingkungan khususnya sungai haruslah memenuhu standar baku mutu.
Industri perhotelan, homestay, rumah sakit dan perkantoran harus
memberikan jaminan kelestarian lingkungan untuk masyarakat sekitar.
Industri yang beroperasi Indonesia wajib mengikuti regulasi dari Menteri
Lingkungan Hidup. Tingginya pencemaran air dan derajat kekotoran air di
lingkungan menunjukkan adanya zat padat Total Suspended Solid yang
meningkatkan kepekatan limbah dan air limbah cair tersebut juga
mengandung bahan-bahan pencemar.
Dari uraian diatas penulis ingin mengetahui apakah Sampel air limbah
domestik yang masuk ke balai Labolatorium Dinas Lingkungan Hidup
Yogyakarta dari berbagai tempat telah memenuhi standar baku mutu yang
telah ditetapkan oleh Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Republik Indonesia Nomor P.68 Tahun 2016.

1.2. Identifikasi Masalah :


Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diifentifikasi beberapa masalah
sebagai berikut :
1. Limbah Domestik cair kegiatan industri, perhotelan, perumahan, rumah
sakit dan lain sebagainya haruslah memenuhi standar baku mutu.
2. Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 68 Tahun
2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik salah satu parameter kunci
yaitu pengujian parameter fisika TSS (Total Suspended Solid ) secara
grafinetri.
1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah pada permasalahan kegiatan ini dibatasi untuk menghindari
perluasan masalah, dengan pembatasan sebagai berikut :
1. Sampel yang diuji adalah limbah domestik kegiatan industri, perhotelan,
perumahan, rumah sakit dan lain sebagainya.
2. Parameter yang diuji berupa parameter fisika TSS (Total Suspended Solid )
secara grafimetri.
1.4. Rumusan Masalah :
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1. Bagaimana cara pengujian TSS (Total Suspended Solid) pada sampel air
limbah ?
2. Bagaimana hasil pengujian TSS (Total Suspended Solid) pada sampel air
limbah ?
3. Apakah kadar TSS (Total Suspended Solid) telah memenuhi syarat standar
baku mutu ?
1.5. Tujuan PKL :
Adapun tujuan dari Praktik Kerja Lapangan yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
1. Mengetahui cara pengujian TSS (Total Suspended Solid) pada sampel air
limbah
2. Mengetahui hasil pengujian TSS (Total Suspended Solid) pada sampel air
limbah

1.6. Manfaat PKL :


Manfaat yang diperoleh dari Praktik Kerja Lapangan ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagi mahasiswa
a. Mendapatkan pengalaman bersosialisasi dengan dunia kerja.
b. Mengetahui kebutuhan lapangan kerja, sehingga mahasiswa dapat
mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk memasuki dunia kerja.
2. Bagi program studi atau jurusan di FMIPA
a. Terjalinnya hubungan kerjasama yang saling menguntungkan antara
fakultas/jurusan/program studi di FMIPA UNY dengan instansi.
b. Dapat digunakan sebagai dasar penyusunan kurikulum program studi
atau jurusan di FMIPA UNY dalam rangka menentukan kesesuaian
kurikulmnya dengan keburuhan lapangan kerja.
3. Bagi instansi tempat PKL
a. Mendapatkan masukan, baik saran maupun gagasan dari mahasiswa
atau dosen pembimbing yang dapat bermanfaat pagi pengembang
proses atau produk di instansi tempat PKL.
b. Memantapkan eksistensi instansi di kalangan mahasiswa sebagai calon
tenaga kerja.
c. Terjalinnya hubungan kerjasama yang saling menguntungkan antara
instansi PKL dan mahasiswa, program studi/ jurusan, fakultas di
FMIPA UNY.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Profil Instansi
Laboratorium BLH DIY merupakan laboratorium penguji yang
berada di bawah Sub Bidang Pengembangan Laboratorium Lingkungan,
Bidang Pengembangan Kapasitas, BLH DIY, yang mulai berdiri sejak
tahun 2008. Tugas pokok fungsi Sub Bidang Pengembangan Laboratorium
Lingkungan, Bidang Pengembangan Kapasitas, BLH DIY sebagaimana
diamanatkan dalam Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta
Nomor 75 Tahun 2015, salah satunya berfungsi melaksanakan
pengambilan sampel dan atau pengujian parameter kualitas lingkungan air
dan udara dalam rangka pemantauan, pengawasan, penangananan kusus
dan jasa pelayanan umum.

Laboratorium BLH DIY mulai beroperasi melayani pengambilan


dan penerimaan sampel uji dari pelanggan serta pengujian, sejak akhir
tahun 2014, dan telah menerapkan Sistem Manajemen Laboratorium
sesuai Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 06 tahun 2009
dan SNI ISO/IEC 17025:2008, sejak tanggal 01 Juli 2015. Laboratorium
BLH DIY telah berpredikat sebagai Laboratorium Terakreditasi oleh
Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan Nomer Akreditasi LP-1006-
IDN, sejak tanggal 18 Mei 2016.
2.2. VISI, MISI & MOTTO
2.2.1. VISI
Menjadikan Laboratorium BLH DIY sebagai Laboratorium
Lingkungan yang handal dan terpercaya.
2.2.2. MISI
a) Menerapkan sistem manajemen laboratorium secara konsisten
sesuai ISO/IEC 17025 : 2017, edisi termutakhir.
b) Memberikan pelayanan prima untuk memenuhi kebutuhan dan
kepuasan pelanggan.
c) Meningkatkan kompetensi SDM laboratorium di bidang pengujian
paramater kualitas lingkungan untuk hasil uji yang absah dan
terpercaya.
d) Mengeluarkan data hasil uji yang abash dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum dan ilmiah.

1. Motto
Adapun Motto dari Balai Labolatorium Lingkungan Hidup DIY
adalah:
 Profesional
 Akurat
 Cepat
 Tepat
 Terpercaya

2.3. Kebijakan Mutu


1. Memiliki komitmen yang tinggi dan konsisten dalam meneraokan
Sistem Manajemen Mutu sesuai SNI ISO/IEC 17025:2008 dan PerMen
LH No. 06 Tahun 2009.
2. Memberikan mutu pelayanan dan pengujian yang professional kepada
pelanggan.
3. Seluruh personel laboratorium memahami dokumen Sistem
Manajemen Mutu sesuai SNI ISO/IEC 17025:2008 dan PerMen LH
No. 06 Tahun 2009 serta menerapkannya sesuai dengan tugas dan
tanggung jawab masing- masing personel.
4. Menjamin seluruh personel laboratorium dalam melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya bebas dari tekanan pihak manapun.
5. Mengupayakan perbaikan yang berkesinambungan.
6. Mengelola limbah laboratorium serta mengutamakan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3).
2.4. Sarana Prasarana
Sistem manajemen laboratorium mencakup pekerjaan yang diterapkan
dalam fasilitas permanen dan fasilitas bergerak di laborato- rium. Fasilitas
permanen di dalam Laboratorium yang dimiliki adalah: Ruang Pengujian,
Ruang Timbang; Ruang Spektro- fotometer UV-Vis; Ruang Simpan
Bahan Kimia; Ruang AAS; Ruang Gas; Ruang Sampel; Instalasi Pengolah
Air Limbah (IPAL) Laboratorium; Tempat Penyim- panan Sementara
(TPS) Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3); Ice box. Fasilitas
transportasi di Laboratorium menggunakan mobil dinas.
2.5. Bagan Susunan Organisasi Balai Labolatorium Lingkungan
Kepala
Balai

Jabatan
Fungsional

Seksi Seksi Sub Bagian


Pengendali Pengujian Tata Usaha
Mutu

Staf Staf Sub


Pengendalian Bagian Tata
Mutu Penyelia Analis Petugas Usaha
2.6. Lokasi Instansi, Telephone & Email
1. Lokasi
Jl.Wiyoro Lor No.21, Baturetno, Banguntapan, Bantul 55197
2. Telephone
(0274)2841535
3. Email
lablink.diy@gmail.com
2.7. Air
Air merupakan bahan alam yang diperlukan untuk kehidupan
manusia, hewan dan tanaman yaitu sebagai media pengangkutan zat-zat
makanan, juga merupakan sumber energi serta berbagai keperluan lainnya
(Arsyad, 1989, dalam Sasongko, dll, 2014). Air memiliki suatu baku mutu,
yang merupakan ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau
komponen yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar yang
ditenggang keberadaannya dalam air. Menurut dokter dan ahli kesehatan
manusia wajib minum air putih 8 gelas perhari. Tumbuhan dan binatang
juga mutlak membutuhkan air. Tanpa air keduanya akan mati. Sehingga
dapat dikatakan air merupakan salah satu sumber kehidupan (Robert J,
2010). Menurut peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 82
Tahun 2001 tentang klasifikasi dan kriteria mutu air, dilihat dari kualitas
air yang dinilai masih layak untuk dimanfaatkan bagi peruntukan tertentu,
air diklasifikasikan dalam kelas-kelas sebagai berikut :
a) Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku
air minum, atau yang sejenisnya;
b) Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
sarana/prasarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar,
peternakan, air untuk mengairi pertanaman, atau yang sejenisnya;
c) Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi
pertanaman, atau yang sejenisnya;
d) Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
mengairi pertanaman atau yang sejenisnya
2.8. Limbah Cair
Limbah Cair Air limbah adalah sisa air yang telah digunakan
dalam industri atau domestik yang dapat mengandung TSS. Limbah cair
merupakan gabungan dari air dan bahan pencemar yang terbawa oleh air,
baik dalam keadaaan terlarut maupun tersuspensi yang terbuang dari
sumber domestik (perkantoran, perumahan, dan perdagangan), sumber
industri, dan pada saat tertentu tercampur dengan air tanah, air permukaan
atau air hujan. Secara garis besar karakteristik air limbah dibagi menjadi:
a) Karakteristik fisika antara lain, Total Solid (TS), Total Suspended
Solid (TSS), warna, bau, kekeruhan, temperatur.
b) Karakteristik kimia antara lain, BOD, COD, protein, karbohidrat,
minyak dan lemak, deterjen, pH.
c) Karakteristik biologi antara lain, banyaknya mikroorganisme yang
ada dalam air. (Sianturi 2021)

Secara garis besar limbah domestik dibagi dalam dua kelompok


yaitu limbah organik dan limbah anorganik. Limbah organik bersumber
dari kotoran (tinja), sisa sayuran dan makanan, sedangkan limbah non
organik dapat berupa plastik, kertas, bahan bahan kimia yang diakibatkan
oleh penggunaan deterjen, sampo, sabun dan penggunaan bahan kimia
lainnya. Limbah organik umumnya dapat didegradasi oleh mikroba dalam
lingkungan. Sebaliknya, limbah anorganik lebih sulit didegradasi sehingga
sering menimbulkan pencemaran dilingkungan (E. B. Sasongko dkk,
2014).

Pencemaran air limbah domestik terdiri dari beberapa sumber yaitu:

1. Kegiatan domestik rumah tangga seperti air bekas mandi, mencuci,


limbah cair dapur, (grey water) serta limbah dari septik tank (black
water)
2. Kegiatan komersial seperti air limbah domestik rumah sakit, hotel,
restoran ataupun perkantoran
3. Kegiatan domestik pada aktivitas di industry
4. Kegiatan peternakan seperti air dari rumah potong hewan dan
pencucian kandang hewan

Air limbah domestik menganduk beberapa bahan pencemar dan


padatan tersuspensi. Sekitar 50-80 % air limbah domestik umumnya
berasal dari dapur, kamar mandi, air bekas cucian dan lain-lain. Jumlah
komposisi kimia (kotoran dan bahan kimia beracun) dan kontaminan
biologis pada air limbah domestik berbeda dengan air limbah dari septik
tank (Ukpong and Agunwamba, 2012).

2.9. Tinjauan Umum Parameter Total Suspended Solid (TSS)

TSS adalah endapan dari padatan total yang tertahan oleh saringan
dengan ukuran partikel lebih besar dari ukuran partikel koloid. TSS
digunakan untuk menentukan kepekatan air limbah, efesiensi proses dan
beban unit proses (Patmawati Yulia, 2022).

Penyebab tingginya kadar Total Suspended Solid (TSS)

1. Kandungan senyawa organic yang tinggi pada air limbah


2. Adanya erosi tanah akibat aliran permukaan
3. Masih banyaknya padatan yang belum mengendap

Dampak yang ditimbulkan kadar TSS yang tinggi

1. Menghalangi sinar matahari ke lam air sehingga pertumbuhan


organism terganggu.
2. Menyebabkan kekeruhan sehingga mengurangi kemampuan ikan dan
organisme air lainnya memperoleh makanan.
3. Mengganggu proses fotosintesis tumbuhan air.

Faktor yang mempengaruhi kadar Total Suspended Solid (TSS)

1. Waktu tinggal
Waktu tinggal memberikan waktu untuk padatan/partikel untuk
mengendap secara alami ataupun dengan bantuan bahan kimia. Bahan
padatan/partikel yang telah mengendap akan mengurangi nilai TSS
dalam air limbah.
2. Jenis air limbah
Karakteristik jenis limbah sangat berpengaruh terhadap kadar TSS
dalam air. Limbah/padatan yang berasal dari limbah limbah organic
menyebabkan TSS tinggi.
3. Proses pembusukan tumbuhan dan hewan
Tumbuhan atau hewan yang membusuk melepaskan partikel organic
tersuspensi sehingga berkontribusi pada kadar TSS.Kegiatan
peternakan seperti air dari rumah potong hewan dan pencucian
kandang hewan.

(Arif Mustofa, S.T., M.Si, 2020)


2.10. Gravimetri
Gravimetri merupakan cara pemeriksaan jumlah zat yang paling
tua dan paling sederhana dibandingkan dengan cara pemeriksaan kimia
lainnya. Kesederhanaan itu jelas kelihatan karena dalam gravimetri jumlah
zat ditentukan dengan menimbang langsung massa zat yang dipisahkan
dari zatzat lain. Meskipun gravimetri merupakan cara pemeriksaan kimia
terhitung yang paling tua dan paling jelas urutan kerjanya, namun
pemakaiannya terbatas karena pengerjaannya memakan waktu lama. Nilai
TSS air dapat diketahui menggunakan metode gravimetri. Metode
gravimetri adalah pemeriksaan jumlah zat dengan cara penimbangan hasil
reaksi pengendapan. Langkah pengukuran pada gravimetri adalah
pengukuran berat. Analit secara fisik dipisahkan dari semua komponen
lainnya maupun dengan solvennya. Persyaratan yang harus dipenuhi agar
gravimetri dapat berhasil ialah terdiri dari prosespemisahan yang harus
cukup sempurna sehingga kualitas analit yang tidakmengendap secara
analit tidak ditentukan dan zat yang ditimbang harus mempunyai susunan
tertentu dan harus murni atau mendekati murni (Fatimah dkk,2014)
BAB III

METODE PKL

3.1. Lokasi Praktik Kerja Lapangan


Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan di Balai Laboratorium Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY.Terletak di Jl.Wiyoro Lor
No.21, Baturetno, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul,
Daerah Istimewa Yogyakarta 55197

3.2. Desain / Rancangan PKL


Praktik Kerja Lapangan di Balai Laboratorium Dinas Lingkungan
Hidup dan Kehutanan DIY yaitu dengan melakukan pengujian kualitas
air dan pengujian emisi kendaraan bermotor, Ruang lingkup pengujian
air meliputi : Air Permukaan (AP), Air Limbah (AL),Air Minum dan
Air Bersih (AMAB). Parameter yang digunakan dalam pengujian
dibagi menjadi empat yaitu parameter fisika, kimia, logam dan
mikrobiologi. Kegiatan Praktik Kerja Lapangan dilakukan pada
tanggal 17 Oktober 2022 sampai dengan 17 Desember 2022.
3.3. Objek PKL
Objek PKL di Laboratorium Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
DIY yaitu pengujian kualitas air dan pengujian emisi kendaraan
bermotor, Ruang lingkup pengujian air meliputi : Air Permukaan (AP),
Air Limbah (AL),Air Minum dan Air Bersih (AMAB) dari berbagai
instansi yang dikirim oleh pemohon uji yang selanjutnya dilakukan
pengujian parameter yang sesuai dengan permintaan pemohon uji.
Parameter yang digunakan dalam pengujian dibagi menjadi empat
yaitu parameter fisika, kimia, logam dan mikrobiologi. Untuk
parameter fisika yaitu terdapat pengujian Suhu, Bau, Kekeruhan,
Warna, TDS (Total Dissolved Solid), TSS (Total Suspended Solid),
Rasa, Daya hantar listrik.
3.4. Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam pengumpulan data
untuk menyusun laporan PKL, antara lain:
a) Wawancara praktikan mendapatkan pengetahuan dengan
cara melakukan tanya jawab dengan pembimbing lapangan
PKL
b) Metode praktik kerja praktikan mendapatkan pengetahuan
dan dapat mengumpulkan data dengan cara melakukan
praktik kerja di laboratorium dengan dibimbing oleh
pembimbing laboratorium yangsudah ahli dalam masing-
masing parameter yang dipegang. Kegiatan praktik yang
dilakukan ialah menyiapkan (preparasi) contoh limbah cair
untuk pengujian dan melakukan pengujian parameter itu
sendiri.
c) Metode literatur pada pelaksanaan PKL maupun
pembuatan laporan, praktikan mendapatkan pengetahuan
dan dapat menganalisis data yangdiperoleh berdasarkan
sumber acuan yang diakses dari berbagai
3.5. Prosedur Kerja
Cara Uji Padatan Tersuspensi Total (Total Suspended Solid / TSS)
Secara Gravimetri SNI 6989.3:2019
1. Prosedur Persiapan Media Penyaring :
 Siapakan Alat lalu Letakkan Media Penyaring (Kertas
Whatmaans dg pori 0,47 pm) pada peralatan filtrasi
 Pasang sistem vakum, hidupkan pompa vakum kemudian
builas media penyaring dengan air bebas mineral 20 ml
 Lanjutkan penghisapan hingga tiris. Matikan pompa
 Pindahkan media penyaring ke media penimbang /cawan goch
talu keringkan media penimbang yang berisi media penyaring
kedalam oven pada suhu 103 °C sampai 105 C selama 1 jam
 Setelah 1 Jam dinginkan media penyaring ke dalam Desikator
selama 1 jam lalu timbang dan catat hasil di buku yang sudah
disediakan.
2. Prosedur Pengujian Sampel :
 Lakukan penyaringan sampel dengan penyaring
 Aduk contoh uji hingga diperoleh sampel yang homogen,
koudian ambil sampel secara kuantitatif (menggunakan Labu
Ukur) dengan volume tertentu dan masukkan ke dalam media
penyaring yng telah dipersiapkan.
 Nyalakan sistem vakum (penyaringan membutuhkan waktu 10
menit jika lebih kurangi volume)
 Bilas media penyaring dengan air bebas mineral lalu lanjutkan
penyaringan sampai tiris
 Pindahkan secara hati hati media penyaring kedalam media
penimbang
 Keringkan media penimbang berisi media penyaring dalam
oven selama 1 jam pada suhu 103 °C sampai 105 °C, dinginkan
dalam desikator selama 1 jam dan timbang dan catat hasil
penimbangan
 Ulangi kegitan tersebut sampai sampel habis
 Lalukan pengulangan setiap 10 batch sampel (duplo)
3.6. Alat dan Bahan
1. Sistem Vakum
2. Kertas Saring Whatman 934-AH diameter 47 mm
3. Air Bebas Mineral
4. Pinset stainlestel
5. Oven
6. Desikator
7. Neraca Ohaus

3.7. Tekhnik Analisis Data

Teknik analisis data Total Suspended Solid atau TSS sesuai dengan
Standar Nasional Indonesia yaitu dengan rumus:

(w 1−w 0)× 1000


TSS=
V

Keterangan:
𝑤0 adalah berat media penimbang yang berisi media penyaring awal
(𝑚𝑔)
𝑤1 adalah berat media penimbang yang berisi media dan residu kering
(𝑚𝑔)
𝑉 adalah volume contoh uji (𝑚𝑙)
1000 adalah konversi mililiter ke liter
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Tabel Data Sampel

Sampel Kertas Saring Kosong (mg) Kertas Saring Kosong + Sampel V TSS
AL I II III Konstan I II III Konstan (ml) (mg)
Blanko 116.4 116.2 116.3 116.3 116.5 116.4 116.3 116.3 250 0
818 a 116 116 116.1 116 123.8 123.4 123.1 123.4 50 148
818 b 117.6 117.8 117.8 117.8 128.9 128.3 128 128.3 50 210
821 116.3 116.4 116.4 116.4 116.9 116.9 116.6 116.9 500 1
822 117.4 117.6 117.6 117.6 120.4 120.5 120.5 120.4 300 9
823 115.9 115.8 115.9 115.9 117.9 117.9 117.8 117.9 150 13
824 a 116.3 116.6 116.4 116.4 121.4 121.6 121.5 121.5 175 29
824 b 113.6 113.4 113.5 113.5 114 114.2 114 114 300 2
827 115.5 115.6 115.6 115.6 260.4 258,5 257.5 258.5 25 5716
830 116 116 115.9 116 116.6 116.6 116.7 116.6 300 2
830 115.4 115.2 115.3 115.3 115.9 115.8 115.8 115.8 300 2
4.2. Perhitungan :
(W 1−W 2)×1000
TSS=
V
(116.3−116.3)×1000
1. TSS= =0
250
(123.4−116)× 1000
2. TSS= =148
50
(128.3−117.8)×1000
3. TSS= =210
50
(116.9−116.4) ×1000
4. TSS= =1
500
(120.4−117.6)× 1000
5. TSS= =9
300
(117.9−115.9) ×1000
6. TSS= =13
150
(121.5−116.4) ×1000
7. TSS= =29
175
(114−113.5)×1000
8. TSS= =2
300
(258.5−115.6)×1000
9. TSS= =5716
25
(116.6−116)×1000
10. TSS= =2
300
(115.8−115.3) ×1000
11. TSS= =2
300
4.3. Perhitungan RPD :
simplo+duplo 2.00+2.00
Rata-rata = = =2.00
2 2
Selisih 0
%RPD ,= X 100 = X 100 %=0 %
rata−rata 0

Tabel 2 Buku Kerja Analis


Parameter : TSS Acuan : SNI 6989.3:2019
Tanggal Masuk : 03 & 4 Tanggal Uji :03 & 4 November
November
Syarat Hasil
Presisi Keberhasilan
Kode Contoh Uji 830 % RDP < 5% Masuk Syarat
Konsentrasi 2.00
Simplo (mg/L)
Konsentrasi Duplo 2.00
(mg/L)
Rata-rata 2.00
simplo+duplo
2
%RPD = 0.00
selisih
x 100 %
rata−rata

4.4. Pembahasan
Analisa Total Susupended Solid (TSS) yaitu bahan yang tersisa
setelah air sampel mengalami evaporasi dan pengeringan pada suhu tertentu.
Residu dianggap menjadi sebagai kandungan total bahan terlarut dan
tersuspensi dalam air. Contoh uji limbah cair yang dipreparasi, diuji, dan
dianalisis parameter fisika berjumlah 11 contoh uji termasuk blanko dan
duplo.
Penguji melakukan duplo analisis sebagai kontrol ketelitian
analisis.Perbedaan Persen Relatif (relative percentage difference / RDP)harus
≤ 5%. Presisi merupakan kesesuaian atau kedekatan hasil data pengulangan
pengukuran yang dilakukan dalam kondisi yang sama.Berdasarkan tabel 2
buku kerja analis presisi didapatkan dari relative percentage difference %
RPD sebesar 0.00 % , hal ini menunjukan bahwa pengujian memenuhi syarat
keberterimaan (% RPD < 5% ).
Setelah melakukan pengujian dan hasil hitung mendapatkan hasil
Total Suspended Solid (TSS), yang pertama untuk kode sampel 818 a dan 818
b merupakan air limbah tempat pembuangan akhir. Dalam Perda DIY No 7
Tahun 2016 yang mengatur mengenai Baku mutu air limbah untuk kegiatan
TPA sampah memiliki batas 100 mg/L.Hal tersebut menunjukan bahwa
sampel 181 a dan 181 b tidak memenuhi baku mutu dan tidak aman.
Yang kedua, Kode sampel 821 dan 830 Merupakan air limbah dari
Hotel bintang 5. Dalam Perda DIY No 7 tahun 2016 yang mengatur
mengenai Baku mutu air limbah untuk hotel bintang 5 memiliki batas 50
mg/L. Hal tersebut menunjukan bahwa sampel 821 dan 830 telah memenuhi
standar baku mutu.
Yang ketiga, Kode Sampel 822 merupakan air limbah IPAL . Dalam
Peraturam Menteri Lingkungan Hidup No 8 Tahun 2016 yang mengatur baku
mutu air limbah domestik memiliki batas 30 mg/L. Hal tersebut menunjukan
bahwa kode sampel 822 telah memenuhi standar baku mutu.
Yang keempat Kode Sampel 823, 824 a, dan 824 b merupakan air
limbah bengkel. Dalam Perda DIY No 7 Tahun 2016 yang mengatur baku
mutu air limbah untuk kegiatan bengkel dan / atau cuci mobil / motor
memiliki batas 40 mg/L. Hal tersebut menunjukan bahwa kode sampel 823,
824 a, dan 824 b memenuhi standar baku mutu.
Yang Kelima, Kode Sampel 827 merupakan air limbah industri
pengolahan susu. Dalam Perda Jateng No 5 Tahun 2017 yang mengatur
mengenai baku mutu air limbah untuk kegiatan industri pengolahan susu
memiliki batas 30 mg/L. Hal tersebut menunjukan bahwa kode sampel 827
melebihi batas baku mutu.
Nilai kadar TSS pada limbah harus sedemikian kecil. Hal ini karena
kadar Total Suspended Solid (TSS) secara fisika zat ini sebagai penyebab
kekeruhan pada air. Limbah cair yang mempunyai kandungan zat tersuspensi
tinggi tidak boleh dibuang langsung ke badan air karena disamping dapat
menyebabkan pendangkalan juga dapat menghalangi sinar matahari masuk
kedalam dasar air sehingga proses fotosintesa mikroorganisme tidak dapat
berlangsung. Selain itu, kadar TSS yang tinggi juga menyebabkan penurunan
kejernihan air atau meningkatnya kekeruhan air. Hal ini dapat menyebabkan
kematian pada ikan sebagai akibat terselubunginya rongga perculum dan
lembaran insang ikan oleh partikel-partikel padatan tersuspensi.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
1. Cara Pengujian Total Susupended Solid (TSS)
Lakukan penyaringan sampel dengan penyaring, Aduk contoh uji hingga
diperoleh sampel yang homogen, koudian ambil sampel secara kuantitatif
(menggunakan Labu Ukur) dengan volume tertentu dan masukkan ke
dalam media penyaring yng telah dipersiapkan, Nyalakan sistem vakum
(penyaringan membutuhkan waktu 10 menit jika lebih kurangi volume),
Bilas media penyaring dengan air bebas mineral lalu lanjutkan
penyaringan sampai tiris, Pindahkan secara hati hati media penyaring
kedalam media penimbang, Keringkan media penimbang berisi media
penyaring dalam oven selama 1 jam pada suhu 103 °C sampai 105 °C,
dinginkan dalam desikator selama 1 jam dan timbang dan catat hasil
penimbangan, Ulangi kegitan tersebut sampai sampel habis, Lalukan
pengulangan setiap 10 batch sampel (duplo)
2. Hasil pengujian TSS (Total Suspended Solid)
Hasil pengujian diperoleh hasil 148, 210, 1, 9, 13, 29, 2, 5716, 2
3. Dari 9 Sample yang diuji terdapat 6 sampel yang memenuhi baku mutu,
3 diatanranya tidak memenuhi atau diatas batas baku mutu
5.2. Saran :
Saran yang diperoleh dapat disampaikan dalam PKL ini :
a) Bagi Mahasiswa
Masih perlu bersikap aktif untuk membantu pekerjaan di laboratorium
dan Perlu menumbuhkan kebiasaan disiplin agar kedepannya bisa
lebih baik lagi.
b) Bagi program studi atau jurusan di FMIPA
Menjalin hubungan kerja sama yang saling menguntungkanantara
fakultas/jurusan/program studi di FMIPA UNY dengan dunia kerja.
Mengadakan bimbingan mengenai dunia kerja supaya mahasiswa
memiliki wawasan mengenai dunia kerja.
c) Bagi Intansi tempat PKL (Laboratorium Lingkungan DLH
Yogyakarta)
Menjalin hubungan kerja sama yang saling menguntungkan antara
instansi tempat PKL dan mahasiswa, program studi/jurusan/fakultas
di FMIPA UNY
DAFTAR PUSTAKA

Arif Mustofa, S.T., M.Si, 2020. Pengelolaan Kualitas Air Untuk Akuakultur. Jepara :
UNISNU Press

Fatimah,A.dkk.2014. Perancangan Alat Ukur TSS (Total Suspended Solid) Air


menggunakan Sensor Serat Optik secara Real Time, Jurnal Ilmu Fisika.

Mahida, U.N. 1993. Pencemaran Air dan Pemanfaatan Limbah Industri. Edisi
Keempat.Jakarta.: PT. Rajawali Grafindo

Mubin, F., Binilang, A., dan Halim, F. (2016). Perencanaan sistem pengolahan air limbah
domestik di Kelurahan Istiqlal Kota Manado. JURNAL SIPIL STATIK, 4(3).

Patmawati Yulia, 2022. Bioremediasi Anaerob-Anaerob Limbah Cair Tahu.


Malang : Literasi Nusantara Abadi

Ramadhani, Diah Putri. 2017. "Analisa Kadar Total Padatan Tersuspensi (Tss) Dari
Air Limbah Domestik Menggunakan Metode Gravimetri Di Instalasi Pengolahan Air
Limbah Pdam Tirtanadi Cemara Medan".

Robert J, 2010. Tata Ruang Air. Penerbit Andi. Yogyakarta.


Sasongko Budi Endar, dkk, 2014. Jurnal Ilmu Lingkungan : Kajian Kulaitas Air Dan
penggunaan Sumur Gali Oleh Masyarakat Sekitar Sungai Kaliasa Kabupaten Cilacap

Sianturi, David. 2021. “Universitas Sumatera Utara Poliklinik Universitas Sumatera


Utara.” Jurnal Pembangunan Wilayah & Kota

Ukpong, E.C., Agunwamba, J.C, 2012. Grey Water Reuse For Irrigation.
International Journal Of Applied Science And Technology

LAMPIRAN

Lampiran 10 Baku Mutu TPA Sampah


Lampiran 11 Air Limbah Hotel Bintang 5

Lampiran 12 Air Limbah Domestik


Lampiran 13 Air Limbah Untuk Bengkel Cuci Bengkel dan Motor

Lampiran 14 Limbah Industri Pengolahan Susu


Lampiran 15 Memeriksa Data Sampel yang Masuk

Lampiran 16 Contoh Sampel Limbah


Lampiran 17 Penyaringan Sampel

Lampiran 18 Pengovenan Sampel


Lampiran 19 Penimbangan Sampel

Anda mungkin juga menyukai