Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KIMIA ANALISA 1
JENIS DAN TEKNIK PIPET

Disusun Oleh :

Astri Indah Yanti (201010950011)

Vhannesa Nur Rahma (201010950006)

Wulan Permata Sari (201010950016)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA S-1

FAKULITAS TEKNIK

UNIVERSITAS PAMULANG

KOTA TANGERANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayah-Nya, sehingga makalah Kimia Analisa 1 dengan judul “JENIS DAN
TEKNIK PIPET” ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini
disusun guna memenuhi menyelesaikan tugas kelompok.
Ucapan terimakasih kita hanturkan kepada Bapak Muryanto S.T.,M.T. selaku
dosen mata kuliah Kimia Analisa 1 yang telah memberikan ilmu, arahan dan juga
panutan bagi mahasiswa/i.
Penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman. Oleh karena itu, kita sangat berharap kritik dan saran
yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Tangerang, 13 Juni 2022

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................1


1.2 Tujuan..........................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3

2.1 Pengertian Pipet dan Fungsinya...................................................................3


2.2 Jenis-jenis Pipet............................................................................................3
2.3 Prinsip Kerja Pipet.....................................................................................10
2.4 Cara Menggunakan Pipet...........................................................................10
2.5 Cara Merawat Pipet....................................................................................13

BAB III PENUTUP................................................................................................15

3.1 Kesimpulan................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. x

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pipet biasa digunakan dalam pengujian-pengujian biologi molekular, kimia
analitik, juga kedokteran. Pipet dibuat dalam berbagai macam jenis untuk tujuan
yang berbeda-beda dengan tingkat ketelitian dan ketepatan yang berbeda-beda
pula, mulai dari pipet beling tunggal sampai ke pipet yang dapat ditala secara
kompleks, atau juga pipet elektronik. Banyak jenis pipet bekerja dengan membuat
ruang hampa sebagian di atas ruang tampung cairan dan secara selektif
melepaskan ruang hampa ini untuk menghentikan dan melepaskan cairan.
Pipet yang melepaskan 1 sampai 1000 μl cairan diistilahkan sebagai
mikropipet, sedangkan makropipet melepaskan volume cairan yang lebih banyak.
Dua jenis mikropipet yang umum digunakan: pipet pemindahan udara dan pipet
pemindahan positif. Secara khusus, pipet pemindahan udara berbantuan piston
adalah mikropipet yang melepaskan volume cairan terukur dari sebuah ujung yang
sekali pakai. Badan pipet memiliki sebuah penyelam, yang menyediakan alat isap
untuk menarik cairan ke ujung ketika piston ditekan dan dilepaskan. Perpindahan
maksimum penyelam ini diatur oleh alat tekan di atas badan pipet, memungkinkan
volume kiriman dapat diubah-ubah. Pipet tabung berdaya tampung lebih besar,
seperti volumetrik atau pipet graduat, digunakan secara sementara dengan
menyertakan sebuah dispenser pipet.
Pipet jarum suntik biasanya menangani volume cairan antara 0,5 ml sampai 25
ml, untuk transfer alikuot dan pelepasan tambahan pada proses titrasi, dengan
suatu metode operasi pemindahan positif. Tidak ada kiat atau bantuan pemipetan
sekali pakai yang diperlukan pada pipet jarum suntik.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian pipet dan fungsinya.
2. Mengetahui jenis-jenis dari pipet.

1
3. Mengetahui prinsip kerja pipet.
4. Mengetahui cara menggunakan pipet.
5. Mengetahui cara perawatan pipet.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pipet dan Fungsinya


Pipet atau alat penetes cairan kimia adalah alat laboratorium yang digunakan
untuk memindahkan volume. Pipet adalah alat kimia yang terbuat dari kaca atau
plastik dengan ujung meruncing dan pada bagian pangkalnya terdapat karet. Pada
bagian kaca berbentuk silindris dengan ujung bawah meruncing dan memiliki
lubang kecil. Sedangkan bagian atas berupa ujung silinder yang terbuka. Karet
akan di tempatkan pada bagian ujung silinder untuk membantu dalam
memberikan tekanan pada bagian kaca. Dengan demikian, zat cair dapat masuk
atau keluar melalui bagian kaca silinder.
Bagian ujung kaca dibuat berbentuk runcing dengan tujuan agar terbentuk
tetesan yang sempurna dan memungkinkan untuk menetes dalam jumlah sedikit.
Didalam proses penelitian, peneliti kadang diharuskan memindahkan cairan yang
volumenya tidak terlalu besar. Untuk memindahkan cairan tersebut dari satu
wadah ke wadah lainnya, maka peneliti membutuhkan pipet. Pemindahan cairan
dengan menggunakan pipet tetes memang memerlukan waktu yang lama, karena
volume cairan yang dipindahkan tidak dapat lebih dari 5 ml.

2.2 Jenis-jenis Pipet


Jika dilihat dari fungsinya, pipet dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Berikut
ini beberapa jenis pipet tersebut :
1. Pipet Tetes
Pipet tetes adalah pipet yang berfungsi untuk memindahkan cairan dalam
ukuran sangat kecil, tetesan demi tetesan. Biasanya, pipet ini tebuat dari kaca
atau plastik dengan ujung bawah runcing dan ujung atas karet
menggelembung. Secara umum, fungsi pipet tetes adalah sebagai media
penampung cairan dalam skala kecil untuk dipindahkan ke media lainnya.
Dengan demikian, jika akan memindahkan cairan dalam jumlah besar, tidak
dianjurkan menggunakan pipet tetes ini. Didalam praktik laboratorium, pipet
tetes biasanya digunakan jika ingin melakukan pengenceran larutan. Pipet

3
tetes juga berfungsi untuk menjaga kualitas dan sterilisasi cairan, sehingga
tidak tekontaminasi oleh suhu ruangan. Lubang pada pipet tetes dapat
menutup secara otomatis dan hanya bisa terbuka serta mengeluarkan cairan
ketika pipet tersebut ditekan.

2. Pipet Ukur
Pipet ukur mempunyai fungsi yang sama, yaitu memindahkan atau
mengambil cairan dari satu wadah ke wadah lainnya. Hanya saja, biasanya
cairan yang diambil berupa zat kimia. Dalam pengambilan cairan ini,
biasanya digunakan alat bantu lain berupa pipet filter.

4
Pada pipet tetes ini juga terdapat skala untuk mengetahhui berapa banyak
cairan yang akan diambil. Menurut ukurannya, pipet ini dibedakan menjadi
beberapa jenis dengan kode warnanya, yaitu :

 Pipet ukuran 1 ml dengan skala minimal 0,01 ml mempunyai kode warna


kuning.
 Sedangkan untuk pipet ukuran 2 ml dengan skala minimal 0,02 ml
mempunyai kode warna hitam.
 Serta pipet ukuran 5 ml dengan skala minimal 0,05 ml mempunyai kode
warna merah.
 Kemudian ukuran 10 ml dengan skala minimal 0,1 ml mempunyai kode
warna orange.
 Dan untuk ukuran 25 ml dengan skala minimal 0,1 ml mempunyai kode
warna putih.

3. Pipet Volume
Dilihat dari bentuknya, pipet jenis ini sangat berbeda dengan pipet jenis
lainnya. Sebab, pada bagian tengahnya terdapat gelembung. Keakuratan
volumenya pun lebih tinggi pipet jenis ini. Biasanya, pipet volume digunakan
untuk peengambilan cairan bersifat kuantitatif.

5
4. Pipet Buret
Pipet buret ini pada dasarnya sama saja dengan pipet lainnya, baik bentuk,
fungsi, maupun cara menggunakannya. Hanya saja, pipet ini lebih
dikhususkan untuk mengambil cairan hasil titrasi dengan ukuran tertentu.

Berdasarkan jenisnya, buret sendiri terbagi kedalam dua bagian, yaitu


buret schellbach (buret dinding yang pada bagian belakangnya dilengkapi
garis biru, dan diatas dasar putih), dan yang kedua adalah buret yang tidak
meempunyai alat bantu (polos). Sedangkan berdasarkan ukurannya, buret
terbagi kedalam tiga macam yaitu :
 Buret semimakro, yang memiliki volume 25ml. Skala terkecil yang bisa
dibaca hingga 0,050ml.
 Buret makro yang memiliki kapasitas 50 ml. Skala terkecil yang bisa
dibaca hingga 0,10ml.
 Buret makro yang memiliki volume 10 ml. Untuk skala terkecilnya adalah
0,020ml.

Berdasarkan peruntukkannya, buret dibagi menjadi 4 macam yaitu :

 Buret asam (dengan cerat kaca) digunakan untuk larutan yang bersifat
asam (HNO3, HCL), netral (Tiosulfat), dan larutan pengoksid (KcrO4).

6
 Buret basa digunakan untuk larutan yang bersifat basa seperti NaOH,
KOH, dll. Memiliki ujung cerat karet dengan bola kaca yang berfungsi
mirip seperti keran.
 Buret amberglas adalah buret yang terbuat dari bahan kaca yang berwarna
cokelat atau gelap. Buret ini berfungsi untuk larutan yang mudah
teroksidasi oleh cahaya matahari seperti larutan Kalium permanganat atau
iodium.
 Buret universal yaitu buret yang dapat digunakan semua jenis larutan baik
yang bersifat asam maupun basa, cerat ujungnya terbuat dari teflon.

Cara kalibrasi volumetrik pada Buret

Untuk mendapatkan hasil titrasi yang baik maka perlu dilakukan


pengecekan dan pengaturan akurasi dari buret yang sering disebut dengan
kalibrasi volumetrik. Kalibrasi volumetrik dilakukan di laboratorium dengan
pengkondisian suhu 20oC (27oC bila pada daerah tropis). Prinsip dari kalibrasi
volumetrik ini adalah dengan mengkonversikan massa air suling yang
menempati alat yang dikalibrasi (misal : labu ukur, pipet, ataupun buret)
menjadi volume alat ukur. Salah satu contoh dari cara kalibrasi volumetrik-
buret adalah sebagai berikut :

- Klem buret secara vertikal pada sebuah support stand, klem juga sebuah
glass tube didekat buret tersebut.
- Isi buret dengan air suling hingga tanda 0 atau zero mark.
- Kucurkan, dan rekam delivery time dari zeero mark hingga graduasi
terendah.
- Isi kembali buret kira-kira 10m diatas zero mark, isi juga test tube dan
catat suhu air suling yang ada di test tube tersebut.
- Set minikus pada zero mark, dengan menggunakan buret keran turunkan
level liquid.
- Timbang botol kosong.
- Buka keran hingga air sedikit diatas garis yang sites, dan alirkan dengan
pelan sehingga mendapatkan setting yang akurat.
- Jika setting sudah lengkap, cek lagi setting yang ada.

7
5. Mikropipet
Mikropipet adalah alat yang digunakan untuk memindahkan cairan atau
reagen tertentu dalam skala kecil atau memiliki akurasi yang jauh tinggi
dibandingkan dengan pipet biasa. Untuk menguji ketelitian dari alat ini maka
dapat dilakukan kalibrasi terlebih dahulu.
Berdasarkan jurnal mikropipet dan penggunaanya, jenis atau variasinya
dibedakan atas mikropipet P20, P200, dan P1000. Selain itu adanya
perbedaan volume pada mikropupet ini sehingga mikropipet tersebut juga
memilki variasi tip. Tip adalah alat yang digunakan pada mikropipet ketika
proses pipeting akan dimulai. Pipet yang memiliki skala 2 samapi 20
mikroliter tip berwarna putih atau transparan. Pipet dengan skala 20 sampai
200 mikroliter berwarna kuning dan pipet yang berskala 100 sampai 1000
mikroliter berwarna biru. Selain itu, ada juga jenis mikropipet yang memilki
banyak pipet dalam satu mikropipet.
Fungsi mikropipet yaitu hampir sama dengan pipet biasa hanya saja
mikropipet memindahkan sejumlah volume larutan sangat kecil dan memiliki
akurasi alat yang sangat tinggi. Selain itu, alat ini bisa disetting sedemikian
rupa unruk mendapatkan volume larutan yang diinginkan. Satuan dari alat ini
adalah mikroliter.
Setelah mengetahui fungsi dari mikropipet sangat penting bagi kita untuk
mengetahui bagian-bagian dari mikropipet. Mikropipet memiliki 6 bagian
utama beserta fungsinya masing-masing, yaitu :

8
 Pada bagian A adalah plubger button atau tombol penekan, yang
berfungsi untuk mengambil volume cairan dengan cara menekan bagian
atas lalu menariknya hingga cairan berada pada tip.
 Pada bagian B adalah tip ejector button, yang merupakan bagian lat yang
berfungsi untuk melepaskan tip setelah digunakan.
 Pada bagian C adalah scale volume, merupakan bagian yang
menunjukkan angka atau volume cairan yang akan diambil.
 Pada bagian D adalah cincin pengatur volume, merupakan bagian yang
diatur untuk mendapatkan skala pengambilan volume cairan yang
diinginkan.
 Pada bagian E adalah self atau ujung batang, merupakan bagian untuk
memasang tip.
 Pada bagian F adalah tip, merupakan bagian yang terpisah dari
mikropipet berfungsi untuk menampung cairan atau reagen yang dipipet.
Penggunaan tip ini harus diperhatikan pasangan warna dengan
mikropipetnya.

Mengatur volume pipet

Pada proses pengaturan volume pipet dapat dilakukan dengan


menggunakan cincin pengatur skala bagian ini diputar untuk mendapatkan
skala volume pengambilan larutan yang diinginkan. Pada scale volume atau
batang volume dilengkapi 3 angka yang akan muncul ketika disetting atau
diatur. Hal ini terjadi agar memudahkan tenaga laboratorium untuk memipet
sejumlah larutan yang diinginkan.

Cara kalibrasi mikropipet

Untuk mengetahui berfungsi dengan baik atau tidaknya mikropipet ini


maka dapat dilakukan proses pengkalibrasian dengan melakukan beberapa
tahapan. Yakni :

9
 Melakukan persiapan bahan-bahan pengkalibrasian yang diperlukan
seperti pipet, tip, air suling. Air suling yang digunakan ini diukur suhunya
dengan termometer dan dicatat suhunya.
 Alat yang harus dipersiapkan selanjutnya adalah gelas kimia, termometer,
neraca, dan cawan timbang. Neraca yang digunakan harus berskala
mikrogram untuk mengkalibrasi mikropipet dengan nilai maksimal 1
mikroliter. Kemudian menekan tombol ter untuk melanjutkan proses
perhitungan setelah angka nol muncul pada layar neraca.
 Setelah itu melakukan proses kalibrasi dengan mikropipet. Namun,
sebelumnya mikropipet dilap dengan menggunakan etanol dan memeriksa
apakah tidak ada bagian yang tersumbat oleh kotoran lalu memasang tip
pada alat.
 Apabila telah selesai tentukan sejumlah volume larutan yang akan diambil.
 Sebelum proses kalibrasi maka perlu membasuh tip pipet dengan air
suling, lalu meletakkan larutan yang telah dipipet ke cawan neraca analitik.
 Selanjutnya mencatat hasil yang ditampilkan oleh layar.
 Kemudian menghitung hasil kalibrasi dengan menggunakan rumus tertentu
yaitu V=WxZ. Dimana W adalah berat air, Z adalah faktor konversi
berdasarkan densitas air, dan V adlaah volume banyak air yang
dikeluarkan.

2.3 Prinsip Kerja Pipet


Prinsip pipet adalah penerapan tekanan udara dalam tabung yang besarnya
diatur dari seberapa kuat kita memencet bagian ujung pipet. Cairan bisa masuk
kedalam tabung pipet dengan cara memperkecil tekanan didalam badan pipet.

2.4 Cara Menggunakan Pipet


Berikut cara menggunakan pipet berdasarkan jenis pipet :
1. Pipet Tetes
 Tekan bagian ujung atas pipet tetes dan dimasukkan bagian ujung bawah
pipet tetes kedalam cairan atau larutan yang ingin diambil.

10
 Untuk menarik cairan atau larutan yang ada didalam wadah, lepaskan
bagian ujung atas yang ditekan tadi secara perlahan-lahan.
 Untuk mengeluarkan cairan yang berada didalam pipet, tekan bagian ujung
atas secara perlahan-lahan

2. Pipet ukur
Hampir sama dengan cara menggunakan pipet tetes, penggunaan pipet
ukur ini juga relatif sederhana. Berikut ini adalah tahapannya :
 Pasang pipet controller atau rubber bulb pada bagian ujung atas pipet ukur
 Sedot cairan atau larutan yang dibutuhkan dengan dibantu filler hingga
memiliki volume yang diinginkan
 Keluarkan cairan dengan mengikuti skala yang tersedia
 Samakan tekanan filler dengan udara sekitar
3. Pipet Volume
 Mulailah dengan membilas pipet volume menggunakan cairan yang akan
dipindahkan. Caranya adalah dengan memasukkan sedikit cairan yang
akan dipindahkan kedalam tabung kemudian posisikan secara horizontal.
Lalu putar sedemikian rupa agar cairan menyentuh semua permukaan
dalam pipet. Buang cairan tersebut ke tempat pembuangan.
 Pasang bulb atau penyedot karet pada bagian ujung atas pipet, jangan
terlalu kencang memasangnya karena nanti akan sulit untuk dilepas.
 Tekan bulb kemudian masukkan ujung bawah pipet volume dibawah
permukaan cairan yang akan dimasukkan lalu perlahan lepaskan tekanan
bulb higga cairan masuk di atas batas garis.
 Cara menggunakan pipet volume selanjutnya adalah copot bulb dengan
cepat kemudian segera tutup ujung atas pipet menggunakan jari anda agar
cairan yang sudah masuk tidak keluar lagi.
 Dengan perlahan, buang kelebihan cairan dengan cara membuka jari
hingga cairan keluar sedikit-sedikit sampai mencapi batas volumenya.
 Jika ada sisa cairan yang menempel pada bagian luar pipet, sentuhkan pada
wadah cairannya. Lalu masukkan cairan di dalam pipet kedalam wadah
lain dengan cara membuka jari anda sepenuhnya. Kebanyakan pipet

11
volume didesain sudah memperhitungkan sisa sedikit cairan yang
tertinggal dibagian bawah ujung pipet. Jadi jangan khawatir volume cairan
diwadah baru berkurang.
 Setelah menggunakan pipet volume segera bersihkan dengan pencuci dan
bilas dengan air.
4. Pipet Buret
 Cuci buret hingga bersih, bebas lemak maupun debu.
 Buret diklem pada tiang buret dalam posisi tegak lurus dengan datar air.
 Periksa kran buret, kran harus mudah diputar dan tidak bocor. Bila kran
sukar diputar atau bocor, lepaskan kran tersebut dan olesilah
permukaannya dengan vaselin.
 Bilaslah buret dengan larutan yang akan dipakai untuk titrasi, kemudian isi
buret dengan larutan yang sama sampai diatas titik nol.
 Alirkan larutan dengan membuka kran dan usahakan klim pipa dibawah
kran terisi larutan (tidak terdapat gelembung udara).
 Atur tinggi cairan dampai meniskusnya tepat pada angka nol atau angka
lain dan catatlah angka mula-mula ini.
 Mulailah titrasi, tangan kiri memegang kran sambil memutarnya dan
tangan kanan memegang labu erlenmeyer yang berisi cairan yang akan
dititrasi. Selama titrasi labu erlenmeyer digoyang-goyang dengan gerakan
berputar agar larutan yang menetes dari buret segera bercampur. Demikian
seterusnya sampai titik akhir dicapai (ditandai dengan adanya perubahan
warna).

5. Mikropipet
 Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
 Memegang mikropipet dengan cara seperti ingin meninju kemudian ibu
jari berada pada bagian pengatur volume.
 Memasangkan tip yang sesuai dengan mikropipet.
 Kemudian untuk mengambil larutan maka dapat dilakukan dengan
menekan tombol plunger button lalu menahannya agar larutan tidak keluar
ke sembarang area.

12
 Memasukkan larutan yang telah diambil ke wadah yang baru dengan
melepaskan tekanan secara perlahan dari plunger button.
 Setelah proses pengambilan larutan telah selesai kemudian melepaskan tip
dengan menekan tip ejector maka tip akan otomatis akan terlepas.
 Terakhir apabila tip menyentuh barang-barang lain sebelum menyentuh
larutan yang dimaksud maka tip bisa diganti dengan tip baru.

2.5 Cara Merawat Pipet


Agar tidak sampai terjadi kesalahan atau bahkan kontaminasi pada tubuh.
Maka sangat penting untuk mengetahui bagaimana cara melakukan perawatan
yang tepat terhadap pipet tetes yang digunakan. Perawatan yang tepat selain
menjaga kualitasnya tetap baik untuk waktu yang lebih lama. Juga benar-benar
membersihkan setiap bagiannya agar tidak sampai menimbulkan kontaminasi
setelah digunakan kembali nantinya.
Berikut beberapa tips untuk merawat pipet yang akan digunakan agar
kualitasnya tetap terjaga yaitu :
1. Pipet tetes
 Buanglah larutan yang mungkin tersisa didalamnya sampai benar-benar
bersih. Namun berhati-hati agar tidak sampai terkontaminasi pada bahan
yang digunakan.
 Kemudian dilakukan pencucian biasa tanpa sabun. Namun pastikan tidak
menyentuh secara langsung berbagai bahan yang ada didalam pipet
sebelumnya. Sehingga akan lebih bersih dan aman untuk diaplikasikan
kembali pada jenis larutan lainnya.
 Bersihkan menggunakan cairan sabun sampai benar-benar bersih. Namun
setelahnya harus mencuci tangan dengan benar dan memastikan tidak ada
larutan yang terkena tangan secra langsung.
 Bisa dikeringkan dengan tisu atau lap khusus sehingga bisa langsung
digunakan kembali atau disimpan dalam keadaan terbalik agar airnya bisa
turun dan cepat kering setelah dicuci.

13
2. Pipet ukur
 Tidak menggoyangkan pipet untuk mengeluarkan sisa larutan yang
tertinggal pada pipet, tetapi sebaiknya ditiup atau menggoreskan ujung
pipet pada dinding dalam dari wadah sebanyak 3x.
 Menggunakan ball pipet saat memipet larutan berbahaya dan beracun.
 Penghisapan larutan menggunakan pipet melalui mulut usahakan pipet
berada pada dasar wadah, agar tidak ada gelembung yang masuk saat
memipet.

3. Pipet volume
 Tidak menggoyangkan pipet untuk mengeluarkan sisa larutan yang
tertinggal pada pipet, tetapi sebaiknya ditiup atau menggoreskan ujung
pipet pada dinding dalam dari wadah sebanyak 3x.
 Menggunakan ball pipet saat memipet larutan berbahaya dan beracun.
 Penghisapan larutan menggunakan pipet melalui mulut usahakan pipet
berada pada dasar wadah, agar tidak ada gelembung yang masuk saat
memipet.

4. Pipet buret
 Cucilah terlebih dahulu buret dengan air bersih
 Lalu tambahkan sabun pada proses pencuciannya
 Selanjutnya bilaslah kembali menggunakan air bersih
 Jika sudah dilakukan, maka bilas dengan aquades
 Ceklah apakah kran buret tersebut bocor atau tidak
 Keringkan buret dengan dibalut, lalu disumbat dengan menggunakan tisu
 Lakukan kalibrasi terhadap buret setahun sekali

5. Mikropipet
 Memeriksa secara rutin kondisi pipet. Perhatikan apakah ada bagian yang
rusak, retak, atau komponen yang hilang.

14
 Membersihkan pipet setiap sebelum dan sesudah pemakaian dengan
alkohol atau cairan khusus pembersih pipet.
 Mensterilkan komponen-komponen pipet yang dapat disterilkan. Baik
dengan autoclave atau penyinaran UV.
 Pastikan kehati-hatian selama menggunakan mikropipet.

BAB III
PENNUTUP

3.1 Kesimpulan
Pipet atau alat penetes cairan kimia adalah alat laboratorium yang digunakan
untuk memindahkan volume.Pipet adalah alat kimia yang terbuat dari kaca atau
plastik dengan ujung meruncing dan pada bagian pangkalnya terdapat
karet.Pemindahan cairan dengan menggunakan pipet tetes memang memerlukan
waktu yang lama, karena volume cairan yang dipindahkan tidak dapat lebih dari 5
ml. Pipet tetes adalah pipet yang berfungsi untuk memindahkan cairan dalam
ukuran sangat kecil, tetesan demi tetesan. Pipet ukur mempunyai fungsi yang
sama, yaitu memindahkan atau mengambil cairan dari satu wadah ke wadah
lainnya. Pipet Volume Dilihat dari bentuknya, pipet jenis ini sangat berbeda
dengan pipet jenis lainnya. Pipet buret pada dasarnya sama saja dengan pipet
lainnya, baik bentuk, fungsi, maupun cara menggunakannya. Berdasarkan
jenisnya, buret sendiri terbagi kedalam dua bagian, yaitu buret schellbach (buret
dinding yang pada bagian belakangnya dilengkapi garis biru, dan diatas dasar
putih), dan yang kedua adalah buret yang tidak meempunyai alat bantu (polos).
Cara kalibrasi volumetrik pada Buret Untuk mendapatkan hasil titrasi yang baik
maka perllu dilakukan pengecekan dan pengaturan akurasi dari buret yang serung
disebut dengan kalibrasi volumetrik. Prinsip dari kalibrasi volumetrik ini adalah
dengan mengkonversikan massa air suling yang menempati alat yang dikalibrasi
(misal : labu ukur, pipet, ataupun buret) menjadi volume alat ukur. Mikropipet
adalah alat yang digunakan untuk memindahkan cairan atau reagen tertentu dalam
skala kecil atau memiliki akurasi yang jauh tinggi dibandingkan dengan pipet
biasa. Pipet dengan skala 20 sampai 200 mikroliter berwarna kuning dan pipet
yang berskala 100 sampai 1000 mikroliter berwarna biru. Fungsi mikropipet yaitu

15
hampir sama dengan pipet biasa hanya saja mikropipet memindahkan sejumlah
volume larutan sangat kecil dan memiliki akurasi alat yang sangat tinggi. Prinsip
mikropipet adalah penerapan tekanan udara dalam tabung yang besarnya diatur
dari seberapa kuat kita memencet bagian ujung pipet.

Tanya jawab antar kelompok

1. Kelompok :3
Nama : Linda Indriyani
Pertanyaan : Cara penyimpanan buret assam dan basa, kenapa harus dipisah ?
Jawaban : Karena bahan kimia yang ada di laboratorium jumlahnya relatif
banyak seperti halnya jumlah peralatan. Disamping jumlahnya cukup banyak
juga bahan kimia dapat menimbulkan resiko bahaya cukup tinggi, oleh karena
itu dalam pengelolaan laboratorium aspek penyimpanan, penataan, dan
pemeliharaan bahan kimia merupakan bagian penting yang harus diperhatikan.
Hal umum yang harus menjadi perhatian di dalam penyimpanan dan penataan
bahan kimia diantaranya meliputi aspek pemisahan (segregation), tingkat resiko
bahaya (multiple hazards), pelabelan (labeling), fasilitas penyimpanan (storage
facilities), wadah sekunder (secondary containment), bahan kadaluarsa (outdate
chemicals), inventarisasi (inventory), dan informasi resiko bahaya (hazard
information).

2. Kelompok :3
Nama : Destiyani
Pertanyaan : Cara mengatasi penyimpangan buret ?
Jawaban : Jika cara penyimpanan dan perawatan pada buret sudah benar itu
akan meminimalisir penyimpangan buret.

16
DAFTAR PUSTAKA

https://ibs.co.id/apa-itu-pipet/
https://id.wikipedia.org/wiki/Pipet
https://id.wikipedia.org/wiki/Pipet#:~:text=Pipet%2C%20atau%20alat%20penetes
%20cairan,untuk%20memindahkan%20volume%20cairan%20terukur
https://www.sentrakalibrasiindustri.com/cara-penggunaan-pipet-ukur-pipet-volume-
dan-pipet-tetes/
https://envilife.co.id/cara-menggunakan-pipet-volume-yang-benar/
https://ibs.co.id/cara-menggunakan-pipet-volume-yang-baik-dan-benar/#:~:text=Cara
%20yang%20Benar&text=Caranya%20adalah%20dengan%20memasukkan
%20sedikit,cairan%20tersebut%20ke%20tempat%20pembuangan
https://ibs.co.id/cara-menggunakan-buret/
https://academia.co.id/alat-kimia-buret/
https://www.lemariasam.id/mikropipet/
https://glasswareindonesia.wordpress.com/2020/06/22/26-alat-gelas-laboratorium/

Anda mungkin juga menyukai