Anda di halaman 1dari 11

BAB II.

PENGENALAN ALAT-ALAT GELAS

A. Pendahuluan
Alat-alat gelas merupakan peralatan utama yang diperlukan
selama bekerja di laboratorium, sehingga pengenalan jenis dan
fungsi alat-alat gelas di laboratorium merupakan salah satu langkah
awal yang penting diperlukan agar mahasiswa dapat bekerja di
laboratorium dengan benar. Hal ini juga diperlukan agar mahasiswa
diberi pengalaman untuk menerapkan GLP dengan benar,
khususnya terkait dengan penanganan alat-alat gelas. Selain
mengenal jenis dan fungsinya, mahasiswa juga perlu mengetahui
bagaimana cara membersihkan alat-alat gelas dengan benar agar
alat-alat gelas tersebut dapat digunakan kembali.
Pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan alat-alat
gelas di laboratorium, terutama laboratorium kimia dan
mikrobiologi, sangat mempengaruhi hasil percobaan atau penelitian
yang dilakukan. Dalam bab ini, mahasiswa juga diberi pengalaman
untuk memahami “presisi” dan “akurasi” dengan melakukan
beberapa pengukuran menggunakan alat yang berbeda.

B. Tujuan
1. Mahasiswa mengenal beberapa macam alat gelas yang
digunakan di laboratorium
2. Mahasiswa mengetahui fungsi setiap alat gelas yang
digunakan di laboratorium.
3. Mahasiswa dapat menggunakan alat-alat gelas di
laboratorium dengan benar sesuai dengan fungsinya

Buku Panduan Praktikum MIPA PS THP Universitas Jambi 1


4. Mahasiswa dapat membersihkan dan menyimpan alat gelas
dengan benar

C. Latar Belakang Teori


Di dalam laboratorium ada berbagai macam alat gelas dengan
fungsi yang umum atau spesifik. Berikut ini adalah alat-alat gelas
yang umum dipakai di laboratorium kimia dan mikrobiologi:
1. Tabung reaksi
Tabung reaksi umumnya terbuat dari kaca walaupun ada
juga yang terbuat dari plastik. Tabung reaksi kaca dapat
dipanaskan. Alat gelas ini dipakai sebagai tempat untuk
mereaksikan zat-zat kimia dalam jumlah sedikit. Tabung
reaksi umumnya tidak memiliki tutup, namun untuk
keperluan tertentu seperti pada pekerjaan di laboratorium
mikrobiologi untuk mencegah kontaminasi dari luar tabung,
maka tabung reaksi dibuat dengan tutup berulir.
2. Pengaduk gelas
Pengaduk gelas berbentuk silinder dengan ujung memipih.
Sesuai namanya, pengaduk gelas dipakai untuk mengaduk
suatu campuran atau larutan pada waktu melakukan reaksi-
reaksi kimia. Pengaduk gelas juga digunakan untuk
membantu proses penuangan/dekantasi cairan dalam proses
penyaringan dan pemisahan
3. Corong
Seperti umumnya, corong berbentuk kerucut bersudut 60º.
Corong di laboratorium biasanya terbuat dari gelas kaca.
Corong dipakai sebagai alat bantu untuk memasukkan cairan
kedalam suatu tempat yang mulutnya sempit seperti botol,
labu ukur, buret dan sebagainya. Dalam proses penyaringan,

Buku Panduan Praktikum MIPA PS THP Universitas Jambi 2


corong digunakan setelah bagian dalamnya dilapisi dengan
kertas saring. Selain sebagai alat bantu dalam pemindahan
cairan, corong dengan diameter tangkai yang besar juga dapat
juga digunakan untuk memindahkan padatan berupa bubuk
atau serbuk halus kedalam bejana bermulut kecil.
4. Gelas Arloji
Gelas arloji merupakan alat bantu dalam proses penimbangan
zat berbentuk serbuk. Alat gelas ini memiliki diameter
berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan. Gelas arloji juga bisa
digunakan sebagai tutup gelas beaker yang berisi larutan
selama pemanasan atau untuk menguapkan cairan.
5. Gelas Ukur
Alat gelas ini dipakai untuk mengukur volume zat dalam
bentuk cairan. Gelas ukur mempunyai skala dengan ukuran
bervariasi dari 5 ml hingga 1 L. Gelas ukur merupakan alat
pengukur yang kasar sehingga tidak digunakan untuk
mengukur cairan dengan teliti seperti untuk kegiatan titrasi.
Gelas Beaker
Gelas beaker bukan merupakan alat pengukur. Tanda volume
yang ada merupakan perkiraan volume kasar. Alat ini tersedia
dalam berbagai ukuran dan digunakan untuk wadah
sementara larutan/reagent, untuk memanaskan larutan, dan
untuk menguapkan pelarut atau memekatkan
6. Erlenmeyer
Sama seperti gelas beaker, erlenmeyer juga bukan alat
pengukur. Erlenmeyer biasa digunakan dalam analisis
volumetri, yaitu sebagai wadah suatu larutan. Kadang-kadang
erlenmeyer juga dipakai untuk memanaskan larutan. Sama

Buku Panduan Praktikum MIPA PS THP Universitas Jambi 3


seperti tabung reaksi, erlenmeyer ada juga yang dibuat dengan
tutup.
7. Labu ukur
Labu ukur merupakan suatu bejana dengan dasar datar, leher
panjang dan sempit dengan ukuran volume tertentu mulai dari
25 ml hingga 1 L. Labu ukur dilengkapi dengan tanda batas
volume dan digunakan untuk membuat larutan standar atau
pengenceran larutan. Sering juga dipakai untuk pengenceran
sampai volume tertentu. Namun hindari penggunaan larutan
dengan reaksi eksothermik karena panas yang dihasilkan
dapat membuat labu ukur memuai sehingga ukuran volume
labu ukur berubah.
8. Pipet Volumetri
Ciri khas pipet volumetri adalah adanya bagian yang membesar
di bagian tengah dari pipet (gondok), sehingga sering juga
disebut pipet gondok. Pipet volumetri memiliki ujung yang
runcing dan pada bagian atas terdapat tanda goresan
melingkar. Tepat sampai tanda tersebut, volume larutan di
dalam pipet sama dengan angka yang tertera pada pipet. Pipet
volumetri dipakai untuk mengambil dan memindahkan
larutan secara tepat p a d a volume tertentu sesuai kapasitas
pipet. Pipet volumetri merupakan alat ukur yang lebih teliti
dari gelas ukur karena memiliki penampang yang lebih kecil.
9. Pipet Ukur
Pipet ukur merupakan tabung gelas yang agak panjang
dengan ujung runcing serta memiliki skala sehingga dapat
digunakan untuk memindahkan volume sebagian atau
seperlunya saja. Tingkat ketelitian pipet ukur sebenarnya
sama dengan pipet volumetri bila cairan dituangkan

Buku Panduan Praktikum MIPA PS THP Universitas Jambi 4


semuanya. Bila tidak. perlu diingat bahwa pada saat
menuangkan hanya sebagian cairan, maka diperlukan
ketelitian dalam membaca skala berikutnya.
10. Pipet Tetes
Pipet tetes tidak mempunyai skala atau volume tertentu.
Pipet tetes digunakan untuk memindahkan sedikit cairan
tanpa ukuran volume tertentu.
11. Buret
Buret merupakan tabung gelas panjang dilengkapi dengan
skala. Ujung bawah buret dilengkapi dengan kran untuk
mengalirkan cairan yang ada didalamnya. Buret digunakan
untuk titrasi / mengukur volume titran yang dipakai.
Berdasarkan pembagian skalanya, buret ada 2 jenis yaitu
buret makro dan buret mikro. Makro buret memiliki
pembagian skala 0,10 – 0,05 ml sementara buret mikro
memiliki pembagian skala 0,01 ml.

Selain alat-alat gelas diatas, ada juga alat-alat non gelas yang
perannya juga penting yaitu:
1. Rak Tabung Reaksi
Terbuat dari kayu atau logam, dipakai untuk menaruh tabung
reaksi.
2. Penjepit
Terbuat dari kayu atau logam, dipakai untuk memegang
tabung reaksi, misalnya waktu pemanasan atau mereaksikan
zat-zat yang merusak kulit dan sebagainya.
3. Suction Bulb (bola hisap)
Suction bulb atau bola hisap merupakan alat bantu saat
bekerja denga pipet volumetri atau pipet ukur. Bola hisap

Buku Panduan Praktikum MIPA PS THP Universitas Jambi 5


memiliki ujung pendek diatas dan ujung bawah agak panjang
dan mempunyai cabang ke samping. Sebelum dipakai untuk
mengambil cairan, bola dikosongkan dari udara dengan
menekan bola dan bagian ujung atas. Masukkan pipet
volumetri atau pipet ukur kedalam lobang ujung bawah bola
hisap tetapi jangan melewati pipa cabang. Tekan bagian ujung
bawah maka cairan akan terhisap masung kedalam pipet.
Kalau tekanan dilepas maka hisapan akan terhenti. Cairan
dapat dikeluarkan dengan menekan bagian pipa cabang.
Setelah digunakan, pipet dilepas dari bola hisap dan udara
dibiarkan masuk kedalam bola sehingga bola menggelembung
kembali seperti semula.
4. Botol Semprot
Botol semprot biasa terbuat dari plastik dan dipakai untuk
menyimpan air destilata. Botol semprot digunakan untuk
mencukupkan volume pada labu ukur, pencuci endapan, atau
untuk membersihkan dinding bejana dari sisa-sisa endapan.
Botol semprot juga sering digunakan untuk membilas alat-alat
yang telah dicuci. Cairan keluar dari botol semprot dengan
menekan badan botol.
5. Cawan Porselen
Fungsi cawan porselen yaitu sebagai wadah pengabuan atau
wadah untuk memijarkan endapan. Cawan porselen yang baik
tahan panas suhu tinggi hingga suhu diatas 1000oC. Berhati-
hati saat mengeluarkan cawan dari incinerator karena
perubahan suhu mendadak dapat membuat cawan pecah.
Dengan alasan yang sama, cawan yang masih panas juga tidak
boleh ditempatkan dalam air dingin.

Buku Panduan Praktikum MIPA PS THP Universitas Jambi 6


6. Pinggan Porselen
Fungsi pinggan porselen sama dengan kaca arloji yaitu
digunakan untuk menguapkan larutan sehingga menjadi lebih
pekat atau menjadi kering atau menjadi kristal. Namun
pinggan porselen jarang digunakan untuk menimbang.
7. Piring tetes
Piring tetes atau plat tetes merupakan plat biasa terbuat dari
porselen dengan beberapa lekukan (lobang) diatasnya.
Lekukan ini adalah tempat zat yang akan direaksikan dengan
reagent-reagent tertentu. Alat ini tidak boleh dipanaskan.
8. Lumpang dan alu
Sama seperti lumpang alat dapur, lumpang di laboratorium
digunakan untuk menggerus/menghaluskan zat. Lumpang
dan alu di laboratorium biasa terbuat dari porselen, walaupun
ada juga yang dibuat dari bahan lain.

D. Kegiatan 1. Menggunakan Alat Gelas Sesuai Fungsinya


Prosedur
Pilih alat gelas yang sesuai untuk :
1. Menimbang 10 gram NaCl dan 10 gram NaOH
2. Melarutkan 10 gram NaCl dengan air hingga volume 100 ml
3. Melarutkan 10 gram NaOH dengan air hingga volume 100
ml
4. Menempatkan 50 ml larutan A dalam buret
5. Mentitrasi larutan B dengan larutan A
6. Menyaring larutan
7. Memindahkan cairan sebanyak 2 ml kedalam tabung reaksi
8. Memindahkan cairan sebanyak 50 ml kedalam gelas beaker

Buku Panduan Praktikum MIPA PS THP Universitas Jambi 7


E. Kegiatan 2. Memanaskan Cairan
Prosedur:
1. Tabung reaksi dipegang pada bagian atasnya, miringkan
sedikit kemudian isi dengan larutan yang akan dipanaskan.
2. Pegang tabung reaksi dengan penjepit tabung dan lakukan
pemanasan diatas api bunsen pada bagian bawah tabung
reaksi. Mulut tabung harus diarahkan menjauh dari wajah.
3. Tabung reaksi yang masih panas tidak boleh didinginkan secara
mendadak karena bisa berakibat pecah
4. Tuang cairan ditempat yang telah disediakan

F. Kegiatan 3. Membersihkan Buret


Prosedur
1. Masukkan air destilata kedalam buret yang telah kosong
dalam keadaan keran tertutup.
2. Keluarkan air melalui keran secara perlahan
3. Ulangi hingga minimal 2 kali
4. Keringkan diatas rak pengering atau tempatkan didalam oven
pengering pada suhu 40oC
5. Jangan biarkan cairan berada didalam buret terlalu lama

G. Kegiatan 4. Membersihkan Erlenmeyer


Prosedur
1. Masukkan sabun cuci cair kedalam erlenmeyer kemudian
tambahkan air keran. Kocok hingga erlenmeyer bersih. Bila
kotoran masih menempel, rendam erlenmeyer dalam air sabun
selama semalam.
2. Gunakan sikat bila diperlukan.

Buku Panduan Praktikum MIPA PS THP Universitas Jambi 8


3. Bilas erlenmeyer menggunakan air keran hingga bersih dari
sabun, lakukan hingga 3 kali
4. Bilas dengan air suling.
5. Keringkan diatas rak pengering atau tempatkan didalam oven
pengering pada suhu 40oC

H. Kegiatan 5. Latihan Menggunakan Pipa Hisap


Prosedur
1. Tempatkan pipet ukur pada bola hisap yang telah kempes
2. Masukkan ujung pipet kedalam cairan yang akan dihisap
3. Tekan bagian bawah bola untuk memasukkan cairan
kedalam pipet secara perlahan
4. Pastikan berhenti menekan bola hisap bila volume yang
diinginkan telah tercapai (misal 10 ml)
5. Angkat pipet tegak lurus.
6. Keluarkan cairan dalam pipet ukur sebanyak 2ml dan
tempatkan kedalam tabung reaksi dengan cara menekan
bagian cabang bola. Pastikan cairan sampai miniskus bawah
tepat pada garis tanda (batas volume yang diinginkan).
7. Lakukan hingga semua cairan didalam pipet ukur habis
8. Terakhir akan tersisa sedikit cairan pada ujung pipet ukur.
Biarkan sisa ini dan “jangan ditiup” atau dipaksa keluar
dengan menekan bola hisap kembali. Cairan yang tersisa ini
tidak termasuk volume yang diukur.
9. Lepaskan bola hisap dari pipet ukur
10. Bila ingin menyimpan pipet ukur setelah dipakai, pastikan
cairan yang tersisa sedikit tadi telah dibuang dengan cara
meniup pipet atau memberikan tekanan dari bola hisap

Buku Panduan Praktikum MIPA PS THP Universitas Jambi 9


I. Kegiatan 6. Membandingkan Ketelitian Alat Ukur Volume
Prosedur :
1. Siapkan gelas beaker 100 ml, erlenmeyer 100 ml, labu ukur
100 ml, gelas ukur 50 ml, gelas ukur 100 ml, pipet volumetri
25 ml dan pipet volumetri 25 ml
2. Isi gelas beaker, erlenmeyer, labu ukur dan gelas ukur dengan
air destillata
3. Ukur volume cairan dalam gelas beaker, erlenmeyer, labu ukur
dan gelas ukur menggunakan pipet volumetri dan pipet ukur.
4. Catat volume air pada alat-alat gelas tersebut setelah diukur
menggunakan pipet volumetri dan pipet ukur
5. Lakukan pengulangan hingga 3 kali

Pengamatan :
Tabel 2.1. Pengukuran Volume Zat Cair Pada Beberapa Alat Gelas
Alat ukur Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Rata-rata
Menggunakan Pipet Volumetri
Gelas Beaker
Erlenmeyer
Labu Ukur
Gelas Ukur 50 ml
Gelas Ukur 100 ml
Menggunakan Pipet Ukur
Gelas Beaker
Erlenmeyer
Labu Ukur
Gelas Ukur 50 ml
Gelas Ukur 100 ml

Buku Panduan Praktikum MIPA PS THP Universitas Jambi 10


Kesimpulan :
..........................................................................................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
.........................................................................................................

Buku Panduan Praktikum MIPA PS THP Universitas Jambi 11

Anda mungkin juga menyukai