Anda di halaman 1dari 16

1.

Gelas Ukur

Fungsi gelas ukur adalah sebagai alat untuk mengukur volume larutan, mulai dari volume
10mL hingga 2L. Gelas ukur Umumnya berbentuk pipa dan umumnya terbuat dari bahan
plastik yang dilengkapi dengan bagian bawah yang lebar, sebagai kaki untuk menjaga
kestabilan gelas ukur.

2. Tabung Reaksi

Adapun fungsi tabung reaksi adalah untuk mencampur, menampung dan memanaskan bahan-
bahan kimia cair atau padat, utamanya untuk uji kualitatif. Selain berukuran kecil ada juga
Tabung reaksi yang memiliki ukuran besar. Alat tersebut dinamakan “Labu didih”.

3. Labu Ukur

Labu ukur (Volumetric Flask) atau labu takar adalah alat kimia, yang digunakan untuk
mengencerkan larutan hingga mencapai volume tertentu. Alat yang terbuat dari kaca
berbentuk labu ini juga bisa digunakan untuk menyisakan larutan kimia analitik dengan
konsentrasi dan jumlah yang berakurasi tinggi.

4. Labu Erlenmeyer
Fungsi labu erlenmeyer adalah untuk mencampur, mengukur dan menyimpan cairan.
Umumnya erlenmeyer terbuat dari kaca borosilikat sehingga tahan ketika dipanaskan. Ukuran
labu erlenmeyer bervariasi mulai dari 50 – 500 ml. Dalam laboratorium mikrobiologi alat lab
ini digunakan untuk membantu proses pembiakan mikroba.

5. Gelas Beaker atau Gelas Piala

Gelas yang sering disebut gelas piala dan gelas kimia ini adalah alat laboratorium yang
berfungsi sebagai penampung. Alat berbentuk silinder dengan alas datar ini, biasa digunakan
untuk bahan kimia dengan sifat korosif yang terbuat dari PPTE. Dan untuk mencegah
terjadinya kontaminasi atau hilangnya cairan, gelas ini biasa dipasangkan dengan gelas arloji
sebagai penutup.

6. Pipet Tetes

Pipet digunakan untuk memindahkan volume cairan yang telah terukur. Alat ini terdiri dari
beberapa jenis dengan bentuk, fungsi, dan tingkat ketelitian yang berbeda. Macam-macam
pipet diantaranya yaitu; Pipet tetes, pipet ukur dan pipet volume:
Pipet tetes Sesuai dengan namanya, pipet yang satu ini mampu memindahkan cairan dalam
jumlah yang sangat kecil yaitu berupa tetesan. Hal ini dikarenakan bentuk dari pipet ini yang
berupa pipa kecil yang ditutupi dengan karet di bagian atasnya. Lebih lanjut mengenai pipet
tetes dapat kalian baca disini.

7. Pipet Ukur

Fungsi Pipet ukur adalah untuk memindahkan larutan secara terukur sesuai dengan volume.
Pada pipet ini juga terdapat skala yang menunjukan volume tersebut. Ukuran volume terbesat
pipet ukur sendiri adalah 50 ml.

8. Pipet Volume atau Pipet Gondok

Pipet gondok atau pipet volume. Berbeda dengan pipet tetes, pipet volume memiliki ukuran
yang lebih besar sehingga mampu memindahkan cairan dari wadah ke wadah. Peralatan
laboratorium ini merupakan alat ukur kuantitatif dengan tingkat ketelitian tinggi.

Pipet volume memiliki bagian menggelembung ditengahnya. Fungsinya adalah untuk


mengambil larutan dengan volume yang tepat dan sesuai dengan label yang tertera pada
bagian yang menggelembung tersebut.

9. Kaki Tiga
Kaki tiga dalam alat laboratorium adalah besi yang mempunyai 3 kaki yang memiliki fungsi
sebagai penyangga ring. Fungsi kaki tiga adalah sebagai penahan kawat kasa dan penyangga
ketika proses pemanasan.

10. Rak Tabung Reaksi

Rak tabung reaksi adalah alat yang umumnya terbuat dari kayu. Ia mempunyai 12 lubang
dengan 12 cekungan dibawahnya untuk menyimpan tabung reaksi. Ukuran rak ini sekitar 20
x 10 cm. Pada bagian lainnya, terdapat 6 batang kayu yang berfungsi sebagai tempat tabung
reaksi dikeringkan.

Secara ringkas. Fungsi tabung reaksi adalah sebagai tempat menyimpan tabung reaksi,
mengeringkan dan menjaga tabung reaksi agar tidak berjamur.

11. Penjepit Tabung Reaksi

Penjepit tabung reaksi terbuat dari kayu dan digunakan untuk menjepit tabung reaksi disaat
proses pemanasan. Atau bisa juga digunakan untuk mengambil kertas saring dan benda-benda
lab lain disaat kondisi alat tersebut panas.
12. Plat Tetes

Fungsi Plat tetes adalah sebagai penguji keasaman suatu larutan atau mereaksikan larutan .
Plat tetes terbuat dari bahan porselen dan umumnya tersedia dalam jumlan 6, 12 dan 16
lubang tetes.

13. Mortar dan Alue (Pestle)

Mortar dan Pestle atau dalam bahasa Indonesia dinamai Lesung dan Alu. Fungsi alat
laboratorium ini adalah untuk menghancurkan atau menghaluskan suatu bahan atau zat yang
masih bersifat padat atau kristal.

Dalam laboratorium biologi mortar dan alu ini juga digunakan untuk menghancurkan atau
menghaluskan bahan – bahan praktek seperti daun, biji-bijian, akar, protein, DNA, RNA dll.

Perlu diketahui juga, Mortal (lesung) adalah bagian wadah sedangkan pestle (alu) adalah
bagian batang yang kita pegang.

14. Kawat Kasa

Fungsi kawat kasa adalah untuk menahan beaker atau labu ketika proses pemanasan
menggunakan pemanas bunsen atau pemanas spiritus. Kawat kasa juga ditopang alat kaki tiga
pada bagian bawahnya untuk membuat proses pemanasan berjalan maksimal.
15. Kawat Nikrom

Fungsi kawat krom adalah untuk mengidentifikasi zat dengan cara uji nyala.

16. Corong Pisah

Peralatan laboratorium berbentuk kerucut dengan tutup setengah bola ini biasanya
digunakan dalam proses ekstraksi cair. Yaitu proses memisahkankomponen-komponen fase
pelarut dengan densitas yang berbeda.

Corong pisah atau corong pemisah memiliki bagian penyumbat di atasnya dan keran
dibawahnya. Alat lab kimia ini dibuat dari kaca borosilikat. Sedangkan kerannya terbuat dari
teflon ataupun kaca.

17. Batang Pengaduk

Batang pengaduk digunakan untuk mencampur cairan dengan bahan kimia untuk keperluan
praktek di laboratorium. Batang pengaduk umumnya terbuat dari kaca pejal,
borosilikat (pyrex). Ukurannya hampir sama dengan sedotan minuman. Namun sedikit
pandang dengan ujung membulat.
Selain untuk mencampur larutan. Fungsi batang pengaduk juga adalah untuk membantu
dekantasi larutan, menginduksi kristalisasi dan memecahkan emulsi pada suatu ekstraksi.

18. Gelas Kaca atau Gelas Arloji

Gelas berbentuk bundar dengan beragam diameter ini memiliki beberapa fungsi, di antaranya:

1. Penutup gelas kimia ketika tengah proses pemanasan sampel (penguapan).


2. Sebagai tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator.
3. Sebagai tempat benda yang tengah berada dalam proses pengamatan dan Sebagai
tempat untuk menyimpan bahan yang akan ditimbang.

19. Labu Destilasi

Fungsi destilasi atau penyulingan adalah memisahkan suatu larutan ke dalam masing masing
komponennya. Bisa juga didefinisikan sebagai suatu metode pemisahan bahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan dan volatilitas atau kemudahan menguap.

Labu destilas digunakan untuk menampung zat-zat, utamanya zat yang memiliki titik lebih
tinggi ketika proses destilasi. Alat yang ada di laboratorium kimia ini mempunyai pipa yang
mengarah kesisi. Pipa tersebut nantinya disambungkan pada gelas pendingin pada saat
digunakan untuk destilasi.

20. Kondensor
Condesor adalah alat laboratorium yang memiliki fungsi untuk mendinginkan cairan panas
dan mengembunkan uap. Alat ini memiliki beragam jenis bentuk, dengan di antaranya adalah
condesor graham, Vigreux kolom, condesor dimroth (spiral), condesor Liebig (lurus), dan
condesor Allihn (bulat).

21. Spatula Plastik dan Logam

Kedua jenis spatula ini digunakan untuk mengambil bahan kimia bentuk padatan atau kristal.
Untuk mengambil zat zat yang memiliki reaksi pada logam maka digunakan spatula plastik.
Sebaliknya. Zat-zat yang tidak memiliki reaksi pada logam, maka digunakan spatula logam.

22. Buret

Buret, Alat dengan bentuk silindris memanjang ini biasanya digunakan untuk titrasi dengan
presisi tinggi, atau bisa juga untuk mengukur volume suatu larutan. Alat yang dilengkapi
dengan skala pada sisi luarnya ini memang dirancang dengan ketelitian yang sangat tinggi,
sehingga cocok digunakan untuk keperluan analisis volumetrik kuantitatif.

Kini, meski dalam perkembangannya telah banyak ditemukan alat titrasi berbasis teknologi,
buret masih menjadi alat laboratorium yang selalu digunakan.

23. Filler
Filler adalah alat yang digunakan untuk menyedot larutan, yang biasanya dipasang pada
pangkal pipet. Alat laboratorium ini dilengkapi dengan karet yang resistan terhadap bahan
kimia, sehingga dijamin aman dan tidak mudah rusak.

24. Pembakar Bunsen

Pembakar bunsen diambil dari nama Robert Bunsen. Fungsi pembakar bunsen adalah untuk
pemanasan, pembakaran dan sterilisasi jarum osi atau lainnya.

Pembakar bunsen menghasilkan nyala api gas tunggal terbuka. dan secara maan membakar
gas yang mudah terbakar seperti gas alam dan bahan bakar gas cair semisal, propana dan
butana atau campuran keduanya.

25. Pembakar Sipiritus

Fungsi pembakar sipiritus adalah untuk memanasi larutan atau membakar zat proses
percobaan kimia.

26. Desikator
Desikator adalah alat kimia yang berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan sampel bebas
air. Alat ini berbentuk layaknya panci dua susun dengan bagian penutup yang dilapisi
vaseline, sehingga akan sulit dibuka dalam keadaan dingin.

Di bagian bawahnya diisi dengan bahan pengering berupa silika gel. Ada dua jenis desikator
yang bisa digunakan dalam laboratorium, yaitu desikator biasa dan desikator vakum.
Bedanya, pada desikator vakum tersedia katup yang bisa dibuka tutup, serta dihubungkan
oleh selang.

27. Penyulingan di Laboratorium (Alat Destilasi)

Alat Destilasi

Dalam laboratorium juga biasanya terdapat satu set alat penyulingan atau destilasi lengkap.
Seperti pada rangkaian gambar alat laboratorium diatas. Beberapa dari alat-alat tersebut telah
dijelaskan pada poin-poin sebelumnya.

1. Kran air
2. Pipa penghubung
3. Erlenmeyer
4. Termometer
5. Statif dan Klem
6. Labu alas bulat
7. Tempat air keluar dari kondensor
8. Tempat air masuk pada kondensor
9. Pemanas
10. Kondensor

Destilasi sendiri adalah proses pemisahan zat-zat berdasarkan perbedaan titik didihnya.
komponen zat yang mempunyai titik didik rendah akan menguap terlebih dahulu. Sementara
yang memiliki titik didih lebih tinggi akan tetap tertampung dalam labu destilasi.

28. Termometer

Termometer digunakan untuk kebutuhan penelitian di laboratorium. Fungsi termometer


laboratorium biasanya digunakan untuk mengukur suhu saat riset, percobaan, praktikum atau
penelitian. Contoh Penggunaannya seperti mengukur titik didih dan beku pelarut, titik bawah
dan titik atas zat, mengukur kalor reaksi, mengukur perpindahan panas larutan sebelum dan
sesudah, mengukur suhu asam-basa, dan lain-lainnya. Lebih lengkap mengenai Termometer
dapat anda
Alat Alat Laboratorium Biologi
Langsung saja, yang kedua kita bahas alat-alat laboratorium pada disiplin ilmu Biologi. Jika
kalian pernah melakukan praktikum, maka agar dalam proses pelaksanaan sebuah
praktikum/eksperimen bisa berjalan dengan lancar dan terkendali, maka dibutuhkan alat-alat
laboratorium yang lengkap dan berstandar. alat alat laboratorium ini mempunyai fungsi yang
berbeda satu dengan lainnya.

Terkadang Ilmu Biologi juga menggunakan alat Laboratorium kimia, karna memang
keduanya hampir sama-sama mengamati pristiwa dan reaksi-rekasi senyawa. tetapi berikut
ini tambahan alat Laboratorium untuk displin ilmu biologi, diantarnya adalah sebagai berikut:

1. Autoklaf

Autoklaf adalah sebuah alat yang digunakan untuk melakukan sterilisasi dengan
memanfaatkan panas uap air di bawah tekanan. Temperatur panas uap air pada tekanan
atmosfer hanya mencapai 100 °C. Akan tetapi, temperatur akan meningkat dengan adanya
tekanan, misalnya pada tekanan 1 bar (kira-kira 15 lb/in2) temperatur menjadi 121°C. Bakteri
akan dibunuh pada temperatur tersebut kurang lebih selama 15-20 menit (Collins & Lyne,
2004; Black, 2008). Autoklaf dapat digunakan untuk sterilisasi kultur media, jarum suntik,
dan larutan yang termostabil (Cappuccino & Sherman, 2001).

Sterilisasi dengan menggunakan autoklaf memiliki kisaran tekanan, waktu dan temperatur,
tergantung material yang akan disterilisasi. Tekanan yang dipakai pada alat autoklaf berkisar
antara 15-20 lb, temperatur yang diizinkan berkisar antara 121-125 °C (250-256 °F), dan
waktu yang dibutuhkan berkisar antara 15-45 menit, tergantung bahan atau material yang
akan dimuat (Morello dkk., 2003). Udara juga merupakan faktor penting yang memengaruhi
keefektifan alat autoklaf. Kehadiran udara pada muatan autoklaf akan memberi pengaruh
kurang baik terhadap penetrasi panas uap air ke kultur media (Collins & Lyne, 2004).

Sementara itu, untuk mengecek alat autoklaf masih bekerja baik atau tidak, diperlukan
pengetesan menggunakan indikator biologi. Indikator biologi yang lazim digunakan adalah
endospora Bacillus stearothermophilus. Spora bakteri tersebut dipakai karena sporanya dapat
resistan terhadap panas. Apabila setelah sterilisasi masih ditemukan spora bakteri tersebut,
berarti alat autoklaf sedang bermasalah. Cara pengecekan dimulai dengan menaruh strip yang
mengandung spora bakteri dengan material yang disterilisasi pada autoklaf. Setelah proses
sterilisasi selesai, tiap strip ditempatkan di dalam medium cair. Apabila terjadi perubahan
warna pH indikator pada medium cair, berarti proses sterilisasi tidak berjalan sukses (Morello
dkk., 2003).
2. Oven

Oven adalah alat yang digunakan pula dalam melakukan sterilisasi. Berbeda dengan autoklaf,
oven tidak memanfaatkan panas uap air untuk melakukan sterilisasi. Oven dapat mensterilkan
barang-barang dengan memanfaatkan aliran udara panas. Aliran udara panas tersebut
didapatkan secara elektrik. Barang-barang yang disterilkan oleh oven antara lain cawan petri,
labu erlenmeyer, pipet, dan objek metal (Collins & Lyne, 2004: 45). Barang pecah belah
tersebut akan tergores dan rusak apabila diberikan panas uap air (Harley & Prescott, 2002).

Kelemahan sterilisasi menggunakan oven adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan
sterilisasi cukup lama, yaitu sekitar dua jam. Temperatur yang diizinkan untuk melakukan
sterilisasi pada oven, berkisar antara 160-170 °C. Apabila lebih dari 180 °C, barang yang
disterilisasi akan menjadi gosong (Harley & Prescott, 2002).

3. Spektrofotometer

Spektrofotometer adalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kekeruhan suatu
sampel kultur. Pengukuran tingkat kekeruhan bertujuan untuk menghitung jumlah konsentrasi
sel bakteri yang berada pada suatu sampel (Benson 2001; Nester dkk. 2003). Prinsip kerja
yang digunakan adalah dengan mengkonversi jumlah cahaya yang diserap oleh sampel
(absorban/densitas optik, O.D.) menjadi jumlah konsentrasi sel bakteri. Sebelumnya, jumlah
cahaya yang diteruskan (%T) oleh sampel harus diketahui dengan cara melihat jarum
galvanometer yang tertera pada alat spektrofotometer. Jumlah cahaya yang diteruskan (%T)
tadi, kemudian dimasukkan ke dalam rumus densitas optik (O.D.) sebagai berikut:O.D. = 2 –
log . (%T)Angka O.D. yang telah didapatkan kemudian dikonversi dengan menggunakan
tabel logaritma atau kalkulator, sehingga jumlah konsentrasi sel bakteri pada sampel tersebut
dapat diketahui (Benson, 2001).

4. Sentrifugator
Sentrifugator adalah alat yang digunakan untuk mempelajari struktur dan fungsi suatu
komponen sel. Prinsip kerjanya adalah dengan memisahkan atau memfraksionasi setiap
komponen sel berdasarkan berat jenis dari tiap komponen sel. Alat tersebut memberikan
gaya sentrifugal sehingga substansi yang lebih berat akan mengendap dan substansi yang
lebih ringan akan berada di atas. Jika kecepatan sentrifugator semakin meningkat, komponen
yang lebih ringan akan mengendap di dasar. Komponen sel yang mengendap disebut pellet,
dan komponen sel yang tersuspensi di atasnya disebut supernatan. Pellet yang berhasil
didapatkan nantinya akan dipelajari lebih lanjut untuk diketahui fungsinya (Campbell
& Reece, 2009).

5. Inkubator

Inkubator adalah alat yang digunakan untuk menginkubasi atau mengerami suatu
biakan. Inkubator menyediakan kondisi temperatur yang optimum untuk mikroorganisme
bisa melakukan pertumbuhan. Inkubator memiliki alat pengatur suhu, sehingga temperatur
dapat diatur sesuai biakan yang akan diinkubasi. Inkubator memanfaatkan panas-kering
seperti oven. Pada beberapa jenis inkubator, kelembapan disediakan dengan memberikan air
di dalam inkubator selama periode pertumbuhan mikroba. Lingkungan yang basah
memperlambat dehidrasi pada medium sehingga menghindari kondisi lingkungan yang bias
(Cappuccino & Sherman, 2001).

Inkubator memiliki banyak tipe, misalnya inkubator statis, inkubator kocok, dan inkubator
waterbath shaker. Inkubator statis adalah jenis inkubator yang digunakan untuk mengerami
mikroba pada medium padat. Sementara itu, inkubator kocok dan inkubator waterbath shaker
digunakan untuk mengerami mikroba pada medium cair. Pengocokan pada inkubator kocok
dilakukan untuk memberikan pengaruh terhadap temperatur dan beberapa aspek metabolisme
mikroba (Patching & Rose, 1970). Adanya prosedur pengocokan pada proses inkubasi
mikroba sangat bermanfaat pada mikroba yang dikultur di medium cair, seperti meningkatkan
kontak antara mikroba dan medium.
Penggunaan inkubator waterbath shaker memiliki keuntungan dibandingkan dengan jenis
inkubator yang lain. Keuntungannya adalah penghantaran panas lebih cepat dan merata
kepada kultur mikroba, karena penghantaran panas melalui air. Agitasi atau pergolakan air
juga akan meningkatkan aerasi. Namun, inkubator waterbath shaker juga memiliki
kekurangan, yaitu hanya dapat menginkubasi mikroba pada medium cair (Cappuccino &
Sherman, 2001).

Selanjutnya, timbul masalah khusus mengenai inkubasi terhadap bakteri anaerob. Hal
tersebut disebabkan bakteri anaerob akan terbunuh jika terpapar dengan oksigen. Inkubasi
bakteri anaerob dapat dilakukan pada alat khusus yang mencegah kondisi lingkungan yang
kaya oksigen, yaitu alat yang disebut anaerobic jar. Anaerobic jar mempunyai banyak tipe,
salah satunya adalah yang memanfaatkan teknik GasPak system (Cappuccino & Sherman,
2001).

Prinsip kerja dari alat anaerobic jar yang menggunakan teknik GasPak system adalah dengan
mengeluarkan oksigen dari botol yang tertutup dengan bantuan GasPak Generator dan
katalis. Sistem tersebut menggunakan bungkus kimia (GasPak Generator) yang terdiri dari
sodium bikarbonat dan sodium borohidrit, yang nantinya akan bereaksi dengan air sehingga
menghasilkan karbon dioksida dan hidrogen. Proses penambahan air dilakukan sebelum botol
ditutup, dengan cara dipipet ke dalamnya. Setelah itu, paladium, yang terletak di tutup botol,
mengkatalisis pembentukan air yang berasal dari hidrogen dan oksigen residu. Akhirnya,
kandungan oksigen semakin berkurang dan kandungan karbon dioksida semakin meningkat,
sehingga menciptakan kondisi lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan bakteri anaerob
(Cappuccino & Sherman, 2001; Morello dkk., 2003; Tortora dkk., 2010).

Untuk mengecek alat anaerobic jar masih bekerja dengan baik atau tidak, dapat
menggunakan indikator biologi dan kimia. Indikator biologi yang dapat digunakan
seperti Pseudomonas aeruginosa dan Clostridium welchii. Indikator biologi dapat digunakan
untuk melihat kecukupan prosedur anaerob yang terjadi pada alat anaerob jar. Namun,
pengecekan dengan indikator biologi memerlukan waktu yang lama (harus menunggu tahap
inkubasi sampai selesai) dan hasilnya bergantung juga pada medium yang digunakan (Watt
dkk., 1976). Sementara itu, indikator kimia yang sering digunakan adalah metilen biru.
Metilen biru akan menjadi berkurang warnanya pada kondisi yang kehilangan oksigen
(Cappuccino & Sherman, 2001; Morello dkk., 2003; Tortora dkk., 2010).

6. Desikator

Desikator adalah alat yang menjaga suatu material dalam kondisi kering dan menjauhkannya
dari uap air. Desikator disebut juga kotak pengering karena segala sesuatu yang disimpan di
dalamnya akan menjadi kering. Hal tersebut karena adanya suatu desiccant, yaitu suatu agen
yang dapat mengabsorpsi semua uap air yang ada di udara pada lingkungan desikator yang
tertutup. Salah satu desiccant yang sering digunakan adalah silika gel. Silika gel akan
berubah warna setelah mengabsorpsi uap air. Perubahan warna pada silika gel karena reaksi
kimia yang terjadi antara silika gel dengan air yang telah diabsorpsi.

7. Microbiological Safety Cabinet (MSC)

Microbiological safety cabinet (MSC) adalah suatu tempat atau ruangan yang didesain untuk
memproteksi suatu pekerjaan dari kontaminasi, contohnya adalah transfer box atau laminar
flow. Selain itu, MSC berguna untuk menciptakan keadaan yang aseptis pada saat pembuatan
medium atau manipulasi objek mikroorganisme. Alat MSC mempunyai berbagai tipe
sirkulasi udara, setidaknya ada tiga tipe. Salah satu tipenya, udara yang telah terfiltrasi
dialirkan ke seluruh MSC agar tercipta sirkulasi udara yang baik, kemudian dikeluarkan
melalui suatu exhaust air. Sirkulasi udara bersih tersebut dapat mencegah kontaminasi pada
saat melakukan kegiatan pembuatan medium atau manipulasi objek mikroorganisme (Collins
& Lyne, 2004).

8. Vorteks

Vorteks merupakan alat yang digunakan untuk mencampur sejumlah bahan dalam suatu botol.
Prinsip kerja dari vorteks adalah dengan memberikan putaran atau guncangan pada botol
sehingga berbagai campuran bahan yang ada di dalam botol tersebut menjadi tercampur
secara merata. Proses pencampuran bahan pada vorteks harus dilakukan di
ruangan mikrobiological safety cabinet untuk mencegah terjadinya kontaminasi (Collin &
Lyne, 2004).
FAQ
Apa yang di maksud dengan Laboratorium?

Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun
pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan
dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali.

Ada Berapa Jenis Laboratorium?

Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut disiplin ilmunya, misalnya laboratorium


fisika, laboratorium kimia, laboratorium biokimia, laboratorium komputer, dan laboratorium
bahasa.

Apa saja alat yang wajib pada laboratorium kimia?

Pada Laboratorium disiplin Kimia, ada beberapa alat yang wajib seperti:
1. Gelas Ukur
2. Tabung Reaksi
3. Labu Ukur
4. dll (baca dibawah)

Apa saja alat yang wajib pada laboratorium Biologi?

Pada Laboratorium disiplin Biologi, ada beberapa alat yang wajib seperti:
1. Sentrifugator
2. Inkubator
3. Desikator
4. Vorteks
5. dll (baca dibawah)

Apa saja alat yang wajib pada laboratorium Fisika?

Pada Laboratorium disiplin Fisika, ada beberapa alat yang wajib seperti:

Anda mungkin juga menyukai