Anda di halaman 1dari 13

IMUNOLOGI

“PRINSIP PENGATURAN DAN FUNGSI BIOLOGIS SISTEM


KOMPLEMEN”

DOSEN PENGAMPU :

Apt. Aisa Dinda Mitra, M.Farm

DISUSUN OLEH :

Alfa Fadhilah (2048201068)

Chairatun Nisa (2048201054)

Silviya Maharani (2048201093)

Sindi Nurisa Isman (2048201123)

Tiara Asmarani Handoko (2048201079)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN IBU KOTA


JAMBI

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan


jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam
ciptaan-Nya. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
teladan kita Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan
yang lurus berupa ajaran agama yang sempurna dan menjadi rahmat bagi
seluruh alam.

Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang


menjadi tugas Imunologi yang berjudul Prinsip Pengaturan dan Fungsi
Biologis Sistem Komplemen.

Akhir kata, penulis memahami jika makalah ini tentu jauh dari
kesempurnaan maka kritik dan saran sangat kami butuhkan guna
memperbaiki kesalahan kami di waktu mendatang.

Jambi, September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................ii

BAB I...........................................................................................................1

PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah.....................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................1

1.3 Tujuan Pembahasan...........................................................................2

BAB II..........................................................................................................3

PEMBAHASAN..........................................................................................3

2.1 Sejarah Sistem Komplemen...............................................................3

2.2 Jalur Aktivasi Komplemen.................................................................4

2.3 Mekanisme Aktivitas Komplemen.....................................................5

2.4 Protein yang Terlibat..........................................................................6

2.5 Produk Aktif Biologi Aktivitas Komplemen.....................................7

BAB III........................................................................................................9

PENUTUP....................................................................................................9

3.1 Kesimpulan........................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Komplemen yang biasanya disingkat dengan C adalah suatu faktor berupa


protein yang terdapat di dalam serum. Seperti namanya, complement berarti
tambahan. Faktor ini perlu ditambahkan dalam reaksi antigen dan antibodi,
agar terjadi lisis antigen. Sistem komplemen adalah suatu sistem yang terdiri
dari seperangkat kompleks protein yang satu dengan lainnya sangat berbeda.

Aktivasi sistem komplemen menyebabkan interaksi berantai yang


menghasilkan berbagai substansi biologik aktif yang diakhiri dengan lisisnya
membran sel antigen. Aktivasi sistem komplemen tersebut selain bermanfaat
bagi pertahanan tubuh, sebaliknya juga dapat membahayakan bahkan
mengakibatkan kematian, hingga efeknya disebut seperti pisau bermata dua.
Bila aktivasi komplemen akibat endapan kompleks antigen antibodi pada
jaringan berlangsung terus-menerus, akan terjadi kerusakan jaringan dan
dapat menimbulkan penyakit.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah sistem komplemen?


2. Bagaimana jalur aktivasi komplemen?
3. Bagaimana mekanisme aktivasi komplemen?
4. Apa saja protein yang terlibat?
5. Apa saja produk aktif biologi aktivasi komplemen?
1.3 Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui sejarah sistem komplemen


2. Untuk mengetahui jalur aktivasi komplemen
3. Untuk mengetahui mekanisme aktivasi komplemen
4. Untuk mengetahui protein yang terlibat
5. Untuk mengetahu produk aktif biologi aktivasi komplemen
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Sistem Komplemen

Imunologi terus mengalami perkembangan dengan ditemukan komplemen


oleh bordet pada tahun 1894, dan pada tahun 1901, Bordet melakukan uji
fiksasi komplemen pada penyakit sifilis. Widal pada 1896
mendemonstrasikan secara in Vitro terjadinya aglutinasi kuman tifoid pada
serum penderita demam tifoid. Berdasarkan berbagai penemuan mengenai
imunologi, diketahui bahwa segala kejadian yang berkaitan dengan imun
tidak dapat dipisahkan dari darah dan komponennya. Penemuan terkait hal ini
adalah penemuan golongan darah sistem ABO oleh Landsteiner pada tahun
1900, dan sistem rhesus dari golongan darah oleh Levina dan stenson pada
tahun 1940.

Berselang 141 tahun setelah penemuan Jenner, pada 1939, Tisellius, dan
kabat menemukan secara elektroforesis bahwa antibodi terletak pada
spektrum globulin gamma, yang kemudian dikenal sebagai imunoglubin (Ig).
Selanjutnya, dengan cara imunoelektroforesis oleh WHO pada 1964,
diketahui terdapat 5 kelas lg,yaitu IgA,IgB, lgM, IgD, dan IgE. Pada tahun
1959, Porter dan Edelman menemukan struktur Ig. Berselang 10 tahun
kemudian, pada tahun 1969, Edelman melaporkan urutan asam amino yang
lengkap dari molekul Ig. Reagin kelas IgE, Faktor yang diaanggap memiliki
peranan pada penyakit alergi ditemukan oleh kimishage dan Teneko Ishizaka
pada 1967.

Seperti telah dikemukakan sebelumnya, segala reaksi imunologi tidak


terlepas dari darah dan komponennya, salah satunya adalah makrofag, suatu
bentuk Mature dari monosit. Makrofag ini untuk pertama kalinya berhasil
ditemukan oleh Metchinikoff pada 1883. dalam penemuannya dikatakan
bahwa pertahanan tubuh tidak hanya dipertahankan oleh faktor humoral,
tetapi juga oleh leukosit, dan proses pertahanan dikenal sebagai fagositosis.
Selain itu pada tahun 1964, Cooper dan Good melakukan penelitian pada
ayam, di mana diketahui bahwa sistem limfosit terdiri atas dua populasi, yaitu
populasi limfosit yang berkembangnya bergantung pada thymus, yaitu
limfosit T, dan limfosit yang berkembang nya bergantung pada bursa
fabricius yaitu limfosit B, meskipun pada penemuan awal ini masih belum
dapat dibedakan antara dua populasi tersebut

2.2 Jalur Aktivasi Komplemen

Jalur Aktivasi Komplemen dibagi menjadi 3, yaitu:

1. Aktivitas Jalur Klasik

Membutuhkan kompleks Antigen – Antibodi. C1 yang dicetuskan oleh


kompleks Antigen Antibodi dan mengaktifkan C4 dan C2
2. Aktivitas Jalur Alternative

Dimulai secara spontan saat komplemen berikatan dengan patogen.

3. Aktivitas Jalur MB-Lektin

Terdapat Mannosa – Binding Lectin (MBL) adalah lektin yang dapat


diikat oleh manosa mikroba. MBL akan berikatan dengan manosa pada
permukaan patogen.

Ketiga jalur tersebut menghasilkan C3 Convertase, lalu C3 Convertase


menghasilkan C3b dan C3a C5a.

C3a dan C5a merupakan mediator inflamasi, perekrutan fagosit.

C3b akan berikatan dengan reseptor komplemen pada fagosit

yang akan menyebabkan opsonisasi patogen dan pembuangan kompleks


imun. C3b akan mengaktivasi kaskade berikutnya yaitu C5b, C6, C7, C8, C9
yang akan membentuk membran attack kompleks dan melubangi membran
tersebut sehingga bakteri bocor atau lisis.

2.3 Mekanisme Aktivitas Komplemen

a) Reseptor fragmen komplemen

Banyak aktivitas dari sistem komplemen yang diperantarai dengan


terikatnya fragmen komplemen pada reseptor spesifik yang terdapat pada
permukaan beberapa jenis sel. Reseptor spesifik ini dapat dibagi dalam 3 jenis
fungsi, (a) reseptor untuk fragmen C3 pada permukaan membran sel saat
terjadi proses aktivasi, (b) reseptor untuk fragmen C3a dan C5a
(anafilatoksin), yang nlenyebabkan reaksi inflamasi pada aktivitas
komplemen, (c) reseptor yang meregulasi aktivasi komplemen dengan
berikatan pada fragmen komplemen sehingga menghambat fungsinya.
Reseptor untuk fragmen C3 adalah yang terpenting dan akan dibicarakan
secara Lebih mendalam pada tulisan ini.

b) Reseptor komplemen tipe 1 (CRI, reseptor C3b)

Reseptor ini mempunyai daya afinitas yang sangat kuat dengan fragmen
komplemen C3b dan C4b. Reseptor ini terdapat pada berbagai sel terutama
pada eritrosit, neutrofil, makrofag, eosinofil, sel T, sel B, dan sel dendrit
folikular. CRI sedikitnya menlpunyai 3 fungsi pentiug, 1) regulator untuk
aktivasi komplernen dengan cara rnengharnbat aktivasi C3 konvertase, 2)
reseptor opsonin, rneningkatkan fungsi fagositosis leukosit untuk
rnenghancurkan rnikroorganisrne yang ditempel C3b atau C4b, 3)
pembersihan kom~leks imun dari sirkulasi darah.

c) Reseptor komplemen tipe 2 (CR2)

Reseptor ini terdapat pada membran limfosit B, sel dendrit folikular, dan
sel epitel. Reseptor CR2 pada sel dendrit folikular berfungsi menarik
kornpleks antigen-antibodi ke daerah germinal centers juga rnerupakan
reseptor pemukaan untuk virus Epstein-Barr. Reseptor komplemen tipe 3
(CR3, reseptor iC3b) Reseptor ini spesifik untuk iC3b. Reseptor CR3 terdapat
pada berbagai permukaan mernbran sel antara lain neutrofil, fagosit
mononuklear, sel mast dan sel NK. CR3 penting untuk fagositosis
mikroorganisme atau partikel yang diselubungi oleh iC3b.

d) Reseptor komplemen tipe 4 (CR4)

Fungsi reseptor ini sama dengan reseptor CR3.


2.4 Protein yang Terlibat

Glikoprotein (bahasa Inggris: glycoprotein) adalah protein yang


mengandung rantai oligosakarida yang berikatan dengan glikan melalui
ikatan kovalen pada rantai polipeptida samping. Struktur ini memainkan
beberapa peran penting, termasuk dalam proses perlindungan imunologi,
pembekuan darah, pengenalan sel, dan interaksi dengan bahan kimia lainnya.

Protein dan glikoprotein yang merupakan konstituen dari sistem


komplemen disintesis di hepatosit hati. Namun, sejumlah besar sistem
penyusun sistem komplemen juga diproduksi di makrofag jaringan, monosit
dalam darah, dan sel epitel saluran genital dan pencernaan.

Sistem komplemen berpotensi menimbulkan kerusakan parah pada


jaringannya sendiri, artinya aktivasi sistem komplemen harus dilakukan
dengan tepat. Sistem komplemen diatur oleh protein kontrol komplemen,
yang terdapat dalam plasma darah dalam konsentrasi yang lebih besar
daripada protein komplemen itu sendiri. Beberapa protein kontrol komplemen
hadir dalam membran sel untuk mencegah serangan oleh sistem komplemen

2.5 Produk Aktif Biologi Aktivitas Komplemen

Aktivasi komplemen

Sistem komplemen diaktifkan melalui 3 jalur yaitu

1. Jalur klasik
2. Jalur lectin
3. Jalur alternatif

Aktivasi jalur klasik dimulai dengan C1, aktivasi jalur alternatif dimulai
dengan C3. Aktivasi jalur klasik diaktifkan oleh kompleks imun (antigen-
antibodi) sedang jalur alternatif tidak.

a) Aktivasi Komplemen melalui Jalur Klasik


IgM dan IgG1, IgG2, IgG3 (IgM lebih kuat di banding dengan IgG)
membentuk kompleks imun dengan antigen -> mengaktifkan komplemen
melalui jalur klasik.

Melibatkan 9 komplemen protein utama yaitu C1-9 selama aktivasi,


protein-protein tersebut diaktifkan secara beruntun.

Produk yang di hasilkan -> katalisator reaksi berikutnya. Jadi stimulus


kecil --> menimbulkan rangkaian aktivasi komplemen.

b) Aktivasi Komplemen melalui Jalur Alternatif

Terjadi tanpa melalui 3 reaksi pertama yang terdapat pada jalur klasik (C1,
C4, dan C2)

Dapat mengaktifkan komplemen melalui jalur alternatif :

 Bakteri (endotoksin)Jamur,
 Virus, parasit
 Zimosan
 Agregat IgA ( IgA1, IgA2) dan IgG4
 Faktor nefritik
c) Aktivasi Komplemen melalui Jalur Lectin

Mannan Binding protein secara struktur mirip C1q tetapi ikatan ini
bergabung langsung dengan grup manosa pada dinding sel bakteri tanpa
adanya antibodi spesifik. MASP adalah protease yang mampu bereaksi
dengan C4 dan C2 menyebabkan terbentuk nya C4bC2b sama dengan
konvertase C3 yang terbentuk pada jalur klasik.

Dapat mengaktifkan komplemen melalui jalur klasik :

1. Kompleks imun (IgG dan IgM)


2. agregat antibodi (IgG1, IgG2, IgG3)
3. lipid A dari endotoxin
4. protease/kristal urat
5. polinukleotida
6. membran virus tertentu
7. CRP

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Komplemen ditemukan oleh bordet pada tahun 1894. Jalur aktivasi terbagi
menjadi 3, yaitu jalur klasik, jalur alternative, dan jalur Mb-lektin.
Mekanisme aktivitas komplemen terbagi menjadi 4, yaitu Reseptor fragmen
komplemen, Reseptor komplemen tipe 1 (CRI, reseptor C3b), Reseptor
komplemen tipe 2 (CR2), dan Reseptor komplemen tipe 4 (CR4).
Glikoprotein berperan sangat penting dalam proses perlindungan imunologi,
pembekuan darah, pengenalan sel, dan interaksi dengan bahan kimia lainnya.
Produk yang dihasilkan oleh aktivasi komplemen jalur klasik adalah
katalisator reaksi berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

ANTARI, Arlita I,. (2017). Imunologi Dasar. Imunologi Dasar, 87.

Delfia Rahmat. (2008). Alergi Imunologi. Alergi Imunologi, 503.

Heber B. Sapan, Laurens T. B. Kalesaran, Ferry Kalitouw. (2017). Biomedit JBM.


BESARAN NEUTROFIL DAN KADAR C-REACTIVE PROTEIN
SEBAGAI FAKTOR PROGNOSTIK MULTI ORGAN FAILURE PADA
PASIEN MULTI-TRAUMA, 1.

Marselina I Tan. (2014). Janeway's Immunobiology. Pertahanan tubuh awal, 11.

Anda mungkin juga menyukai