Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara umum laboratorium diartikan sebagai tempat/ruangan yang

dilengkapi dengan peralatan untuk tujuan mengadakan riset ilmiah, eksperimen,

pengukuran, pengujian ataupun penelitian ilmiah yang dilakukan oleh mahasiswa,


dosen, ataupun peneliti. Laboratorium merupakan unit pendidikan dan penelitian

yang mempunyai fungsi signifikan sehingga harus dikelolah agar dapat berfungsi

mendukung penelitian dan pendidikan. Laboratorium pendidikan merupakan

sarana dan tempat untuk mendukung proses pembelajaran yang didalamnya terkait

dangan pengembangan, pemahaman, keterampilan dan inovasi dalam bidang

sesuai dengan bidang pekerjaan yang ada pada dunia pendidikan laboratorium di

perguruan tinggi merupakan laboratorium pendidikan sebagai mana yang

tecantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1990 Pasal 27

(Baharuddin, 2013: 1-2).

Setiap detail dari kegiatan pelaksanaan praktikum harus diteliti sedemikian

rupa untuk melihat berbagai kemungkinan yang terdapat hal membahayakan.

Semua kemungkinan yang mungkin muncul harus dicatat dan diantisipasi bentuk-

bentuk keselamatanya. Pengetehuan akan keselamatan kerja tetap akan menjadi

perhatian sebelum, selama dan setelah melaksanakan kegiatan praktikum.

Keselamatan kerja sangat penting dihidupkan dalam setiap orang baik yang secara

langsung melaksanakan pelaksanaan praktikum kimia maupun yang berada

disekitarnya (Khamidinal, 2009: 2-3).

1
2

Berdasarkan latar belakang diatas maka dilakukan percobaan pengenalan

alat laboratorium dengan tujuan agar dapat mengetahui nama dan penggunaan alat

gelas yang umum dipakai dan mengetahui keselamatan dan kesehatan kerja yang

ada di laboratorium.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada percobaan ini yaitu :

1. Apakah nama dan penggunaan alat-alat gelas yang umum dipakai di

laboratorium?

2. Apakah nama dan penggunaan alat-alat gelas yang dipakai untuk

mereaksikan zat?

3. Apakah nama dan penggunaan alat-alat pengukuran volume yang umum

dipakai di laboratorium?

4. Sebutkan beberapa teknik dasar penyaringan dan penimbangan?

C. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini yaitu :


1. Untuk mengetahui nama dan penggunaan alat-alat gelas yang umum

dipakai di laboratorium.

2. Untuk mengetahui nama dan penggunaan alat-alat gelas untuk

mereaksikan zat yang umum dipakai di laboratorium.

3. Untuk mengetahui nama dan penggunaan alat-alat pengukuran volume

yang umum dipakai di laboratorium.

4. Untuk mengetahui beberapa teknik dasar penyaringan dan penimbangan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Secara umum peralatan yang digunakan didalam laboratorium kimia

dikelompokkan menjadi tiga yaitu peralatan gelas, peralatan non gelas dan

peralatan mekanik/elektronik. Peralatan laboratorium kimia sebagian besar terbuat

dari gelas. Gelas dipilih sebagai bahan pembuatan peralatan karena mempunyai
sifat-sifat yang menguntungkan. Sifat-sifat gelas yang menguntungkan antara lain:

tembus cahaya atau tembus pandang kaku (riqid), tidak mudah bereaksi dengan

bahan kimia, mempunyai titik didih tinggi sehingga tidak mudah meleleh

terutama pada pemanasan dibawah 100℃ (Khamidinal, 2009 ∶ 36).

Menurut Khamidinal (2009: 36), adapun alat gelas yang dimaksud seperti :

1. Gelas kimia

Gelas kimia (gelas beker) tersedia dalam berbagai ukuran : 25 ml, 50 ml,

100 ml, 500 ml dan ada juga yang berukuran lebih besar lagi. Gelas beker

digunakan untuk melarutkan suatu padatan, untuk mencampurkan cairan,

untuk memanaskan larutan dan keperluan lain.

2. Erlenmeyer

Erlenmeyer merupakan alat gelas yang banyak penggunaanya dalam

laboratorium. Bentuk erlenmeyer mirip dengan gelas beker, tetapi

mempunyai leher yang lebih sempit. Bentuk leher yang menyempit

mempunyai keuntungan dalam penggunaan mengurangi penguapan zat cair

dalam pemanasan dan mencegah zat cair tumpah ketika dalam proses

1
2

pengadukan. Sisi luar erlenmeyer terdapat skala yang menunjukkan perkiraan

volume cairan.

3. Labu takar

Labu takar merupakan peralatan galas yang banyak digunakan dalam

laboratorium kimia analisis. Labu takar digunakan untuk keperluan

pengenceran larutan sampai dengan volume tertentu sebagaimana tertera

dalam badan labu takar. Pembacaan volume larutan dilakukan pada tanda

yang melingkar pada leher labu dengan membaca miniskus.

4. Gelas ukur

Gelas ukur mempunyai bentuk seperti pipa yang mempunyai

kaki/dudukan sehingga dapat ditegakkan. Bibir atas terdapat bibir tuang untuk

memudahkan dalam menuang larutan atau cairan. Badannya terdapat skala

dan dibagian atas terdapat tulisan yang menyatakan kapasitas gelas ukur

tersebut.

5. Corong penyaring

Corong penyaring adalah corong yang terbuat dari gelas dan tersedia

dalam berbagai ukur diameter. Proses penyaringan digunakan kertas saring

yang dilipat secara khusus sedemikian rupa sehingga kertas saring tersebut

mempunyai permukaan seluas-luasnya.

6. Pipet tetes

Pipet tetes merupakan alat gelas yang paling sering digunakan dalam

laboratorium kimia manapun. Kegunaan pipet tetes adalah untuk mengambil

dan menambahkan larutan atau zat cair setetes demi setetes.


7. Pipet skala

Pipet skala merupakan alat galas menyerupai pipa dengan salah satu

ujungnya menyempit. Terdapat skala pada batangnya dan mulut yang lain

lebar. Pipet ukur mempunyai kapasitas tertentu yang dapat dibaca pada

skalanya.

8. Pipet volume

Pipet volume (sering disebut juga pipet gondok) merupakan alat gelas
yang berbentuk mirip pipa akan tetapi terdapat cembung pada tengah-tengah

batang pipa tersebut.

9. Buret

Buret merupakan peralatan galas berbentuk slindris memanjang dengan

skala pada sisi luarnya dan terdapat kran pada sisi bawah. Buret digunakan

untuk menambahkan larutan pereaksi dimana volume penambahan harus

diketahui/dicatat.

Peralatan non gelas merupakan peralatan yang biasanya digunakan dalam

percobaan di laboratorium kimia. Peralatan non gelas ini bukanlah merupakan

peralatan utama. Apabila tidak tersedia peralatan ini dapat diusahakan peralatan

lain yang dapat menggantikan fungsiya. Namun demikian peralatan non gelas

harus sedapat mungkin diusahakan keberadaannya agar percobaan dan kegiatan di

laboratorium kimai dapat berjalan dengan lancar sebagaimana yang diinginkan

(Baharuddin, 2013: 28).

1
2

Menurut Baharuddin (2013, 29), adapun alat non gelas yang dimaksud

seperti :

1. Bulp

Digunakan untuk membatu mengambil larutan kedalam pipet.

2. Kawat kasa

Kawat kasa adalah alas gelas kimia atau erlenmeyer pada saat pemanasan.

3. Klem

Klem alat yang digunakan bersama dengan statif.

4. Statif

Statif adalah alat yang digunakan untuk menopang alat gelas (buret,

termometer, corong pisah dan lain-lain).

Peralatan pengukuran merupakan peralatan bantu yang harus tersedia di

laboratorium kimia. Berbagai macam peralatan ukur baik mekanik, analog

elektronik maupun digital elektronik sangat diperlukan dalam berbagai percobaan

di laboratorium kimia (Baharuddin, 2013: 40).

Umumnya alat ukur seperti neraca analitis mempunyai ketelitian yang

sangat tinggi hingga empat angka dibelakang koma, karena mempunyai ketelitian

yang sangat tinggi, maka umumnya neraca analitis digital dilengkapi dengan

penutup. Ketiga sisi penutupnya terbuat dari kaca, sehingga beban dapat dilihat

dari luar. Bagian penutup sisi kanan dan kiri dapat digeser untuk pintu

memasukkan dan mengeluarkan sampel yang akan ditimbang (Khamidinal,

2009 ∶ 89).
Penimbangan yang digunakan di laboratorium terdiri dari berbagai macam

jenis maupun merek, yang penting diketahui adalah kapasitas dan ketelitian

timbangan-timbangan yang akan digunakan yaitu apakah timbanagan kasar,

sedang atau halus. Jenis timbangan mana yang akan dipakai tergantung dari

tujuannya, misalnya untuk penentuan kadar air atau abu harus digunakan neraca

analitis dengan ketelitian 0,1 mg sedang untuk menimbang bahan kimia yang akan

dibuat menjadi larutan jenuh cukup menggunakan timbangan yang lebih kasar
(Suadarmadji dkk, 2008: 9).

Titrasi adalah cara analisis yang memungkinkan untuk mengukur jumlah

yang pasti dari suatu larutan dengan suatu larutan lain yang konsentrasinya

diketahui. Salah satu reaksi yang sering digunakan dalam titrasi adalah netralisasi

asam basah. Biasanya, larutan basa sebagai penitrasi dan larutan asam yang

diletakkan pada erlenmeyer atau gelas kimia. Indikator adalah suatu zat yang

mempunyai warna dalam keadaan asam dan basa berlainan (Brady dkk, 1997:

239-240).

Penggunaan alat/bahan kimia yang ada di laboratorium kimia, berdasarkan

hasil rekapitulasi angket menunjukkan bahwa sebagian besar alat dan bahan

digunakan untuk pembelajaran dan ada sebagian kecil dipakai untuk penelitian.

Penggunaan alat/bahan dalam pembelajaran praktikum dilaksanakan secara

berkelompok dan kadang dengan demonstrasi. Data yang dikemukakan diatas

ditunjang oleh informasi yang dikemukakan beberapa informan (Wiratma dkk,

2014: 430).

1
2

Mematikan lampu spiritus setelah proses pemanasan dilakukan dengan

menggunakan penutup lampu, jangan sekali-kali mematikan lampu dengan cara

meniup kearah api yang sedang menyala karena berpotensi menyebabkan

kebakaran, uap spiritus dapat menyebar kearah yang tak terkendali (Khamidinal,

2009: 130).

Bahan kimia yang ditimbang tidak boleh langsung ditaruh pada piringan

neraca, tetapi harus ditimbang dalam botol timbang dan sebagainya (Baharuddin,

2015: 5).
BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Waktu dan Tempat

Hari / Tanggal : Jum’at / 13 november 2015.

Pukul :13.00 – 15.30 WITA.

Tempat :Laboratorium Kimia Analitik, Fakultas Sains & Teknologi


UIN Alauddin Makassar.

B. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah :

1. Alat

Autoklaf, tanur, kompor listrik, oven, desikator, neraca analitik,

erlenmeyer, buret, statif, klem, gelas ukur, labu takar, pipet tetes, pipet

volume, pipet skala, corong, tabung reaksi, gelas kimia, bunsen, kaki tiga,

kawat kasa, termometer, gelas arloji, cawang petri, botol semprot, bulp,

spatula, rak tabung reaksi dan gegep.

2. Bahan

Aquades (H2O), natrium klorida (NaCl), kalium pragmanat (KMnO4),

larutan asam, larutan basa.

1
2

C. Prosedur Kerja

1. Pengukuran dan Penyaringan

a. Pengukuran

1) Mencuci tabung reaksi, pipet, labu takar, gelas piala, erlenmeyer,

dan buret sampai bersih.

2) Memipet 10 ml aquades (H2O) kedalam erlenmeyer 250 ml.

3) Mengisi buret dengan aquades (H2O) pada sembarang angka,

kemudian membaca miniskus awalnya. Mengeluarkan cairan

dengan lambat sampai beberapa milimeter, kemudian lihat

miniskusnya. Kemudian tunggu beberapa menit. Kemudian

melihat miniskusnya lagi. Kemudian menghitung volume air yang

keluar. Kemudian, mengisi lagi, lalu membaca lagi miniskus

awalnya, Kemudian mengeluarkan dengan cepat, kemudian

membaca miniskusnya. Lalu menunggu beberapa menit dan

membaca lagi miniskusnya (adakah perbedaan penurunan dengan

cepat dan lambat).

4) Mengambil aquades (H2O) dari gelas kimia sebanyak 10 ml.

5) Mengisi buret dengan larutan kalium pragmanat (KMnO4) 0,1 M,

lalu membaca miniskus awalnya.

6) Mengamati perbedaan cara baca pada larutan tak warna dan

larutan berwarna.

b. Penyaringan

1) Menyiapkan kertas saring.

2) Melipat kertas saring sesuai ukurang corong dengan cara :


Mula-mula kertas saring yang berbentuk lingkaran dengan

diameter corong gelas dilipat menjadi dua, sehingga bentuk kertas

menjadi busur setengah lingkarang. Kemudian kertas saring dilipat

lagi menjadi dua, sehingga berbentuk menjadi busur seperdelapan

lingkarang. Setelah itu kertas saring dibuka hingga mempunyai

bentuk berlekuk-lekuk. Kertas saring siap digunakan.

3) Meletakkan kertas saring yang telah dilipat pada corong.


4) Membasahi sedikit dengan aquades hingga melekat pada dinding

gelasnya.

5) Memasang corong yang berkertas saring itu diatas erlenmeyer

untuk menampung filtrat atau cairan cucian.

2. Pemanasan

a. Pamanasan secara langsung

1) Menyalakan bunsen dengan korek api.

2) Memegang tabung reaksi yang berisi larutan dengan menggunakan

penjepit kayu.

3) Meletakkan tabung reaksi tepat diatas api dangan mulut tanbung

reaksi sedikit condong dengan kemiringan 45°.

4) Menggerakkan tabung reaksi menjauh dan mendekat untuk

menghindari panas yang terlalu berlebih.

5) Setelah selesai mematikan bunsen dengan cara menutupnya.

b. Pemanasan secara tidak langsung

1) Menyalakan bunsen dengan korek api lalu meletakkan bunsen

dibawah kaki tiga dan kawat kasa.

1
2

2) Mengisi gelas kimia dengan air (H2O).

3) Meletakkan tabung reaksi yang berisi larutan kedalam gelas kimia.

4) Meletakkan gelas kimia diatas kawat kasa.

5) Mengukur suhu larutan yang dipanaskan menggunakan

termometer setelah selesai angkat lalu matikan bunsen.

3. Titrasi

1) Menjepitkan klem pada statif.

2) Mengisi buret dengan larutan.

3) Menjepit buret dengan klem, miniskus pada buret harus sejaar dengan

mata dan perhitungan dilakukan dimulai dari angka 0.

4) Meletakkan erlenmeyer yang berisi larutan yang akan dititrasi

dibawah kerang buret.

5) Memegan kerang buret menggunakan tangan kiri dan erlenmeyer

dengan tangan kanan.

6) Memutar kerang yang ada pada buret secara perlahan agar cairan

cairan keluar secara perlahan sambil mengerak-gerakkan erlenmeyer

agar reaksi cepat terjadi.

7) Menutup kerang buret setelah terjadinya reaksi pada larutan.

8) Menghitung volume larutan yang bereaksi dengan larutan lain dengan

memperhatikan larutan yang keluar dari buret.

4. Penimbangan

a. Penimbangan secara langsung

1) Menyediakan alat dan bahan.

2) Membersihkan piringan neraca.


3) Menekan tombol ON.

4) Meletakkan wadah pada neraca.

5) Menekan tombol zero/tab lalu memasukkan bahan sampel yang

akan ditimbang.

6) Mencatat hasil pengukurannya.

b. Penimbangan secara tidak langsung

1) Menyiapkan alat dan bahan.


2) Menekan tombol ON.

3) Menimbang terlebih dahulu bobot kosong.

4) Mencatat hasilnya.

5) Memasukkan sampel pada bobot kosong (bobot sampel).

6) Menghitung hasil pengukurannya.

7) Menghitung hasil pengurangan antara bobot sampel dengan bobot

kosong.

8) Mencatat hasilnya.

1
2

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Pengukuran dan Penyaringan

No. Nama Gambar Fungsi

1. Pipet tetes Untuk mengambil larutan


dalam volume kecil.

2. Pipet volume Untuk memindahkan

larutan dalam volume

tertentu.

3. Pipet skala Untuk memindahkan cairan

dangan berbagai ukuran

volume.

4. Bulp Membantu mengambil

larutan kedalam pipet.

5 Gelas ukur Untuk mengukur volume

zat yang berbentuk cairan.


6. Galas kimia Untuk mereaksikan cairan,

memanaskan/memasak

cairan dan membuat

endapan dalam jumlah

besar.

7. Labu ukur Untuk membuat dan atau

mengencerkan larutan dari

sejumlah zat padat menjadi

konsentrasi tertentu.

8. Erlenmeyer Untuk mereaksikan cairan,

memanaskan cairan,

terutama digunakan untuk

menempatkan bahan kimia

yang akan dititrasi.

9. Corong Dipakai untuk membantu

memasukkan cairan

kedalam botol yang

bertutup kecil, buret dan

lain-lain dan untuk

menyaring endapan dengan

kertas saring.

1
2

10. Kertas saring Untuk menyaring larutan.

11. Botol Untuk membersihkan

semprot dinding bejana dari sisa-sisa

endapan, mengeluarkan air/

cairan dalam jumlah

terbatas, dan tempat

penyimpangan air /aquades.

2. Pemanasan

No. Nama alat Gambar Fungsi

1 Tabung reaksi Untuk mereaksikan dua zat

atau lebih dalam jumlah

sedikit.

2. Galas kimia Untuk mereaksikan cairan,

memanaskan/memasak

cairan dan membuat endapan

dalam jumlah besar.


3. Bunsen Untuk memanaskan larutan.

4. Kaki tiga Sebagai penyangga dalam

melakukan pemanasan.

5. Kawat kasa Sebagai alas dalam

melakukan pemanasan.

6. Rak tabung Tempat menyimpang tabung

reaksi reaksi.

7. Korek api Untuk menyalakan bunsen.

8. Auto klaf Untuk mensterilkan alat-alat

yang terkontaminasi dengan

bakteri atau mikroba

lainnya.

1
2

9. Oven Untuk mengeringkan

/menghilangkan kadar air

yang terdapat pada sampel.

10. Termometer Untuk mengukur suhu atau

perubahan suhu yang terjadi

pada larutan.

11. Desikator Untuk menyimpan zat

supaya tetap kering atau

mengeringkan zat.

12. Gagep Sebagai pembantu dalam

mengambil alat-alat yang

tidak boleh diambil dengan

tangan.

13. Tanur Untuk memanaskan hingga

1000℃ atau proses

karbonisasi sehingga sampel

menjadi abu.
14. Kompor Untuk memanaskan larutan.

listrik

3. Titrasi

No. Nama alat Gambar Fungsi

1. Buret asam Untuk mengeluarkan cairan

yang bersifat asam dengan

volume sembarang tetapi

tepat.

2. Buret basa Untuk mengeluarkan cairan

yang bersifat basa dengan

volume sembarang tetapi

tepat.

3. Statif Menopang peralatan gelas

seperti buret.

1
2

4. Klem Digunakan bersama dengan

statif.

5. Erlenmeyer Untuk mereaksikan zat pada

proses titrasi.

4. Penimbangan

No. Nama alat Gambar Fungsi

1. Neraca Untuk menimbang zat.

analitik

2. Gelas arloji Sebagai wadah pada saat

menimbang bahan kimia.

3. Cawang petri Sebagai wadah pada saat

menimbang bahan kimia.


4. Spatula Mengambil bahan kimia yang

berbentuk padatan.

B. Pembahasan

Pengukuran adalah proses kuantifikasi hasil observasi dengan

memperhatikan referensi tertentu dan dinyatakan dalam unit baku atau yang

dianggap baku.

Penyaringan adalah proses pemisahan endapan dari induknya. Adapun

alat-alat yang digunakan pada proses ini adalah gelas kimia yang berfungsi

untuk mereaksikan cairan, memanaskan/memasak cairan dan membuat

endapan dalam jumlah besar, erlenmeyer berfungsi untuk mereaksikan zat

pada proses titrasi, labu ukur berfungsi untuk membuat dan atau

mengencerkan larutan dari sejumlah zat padat menjadi konsentrasi tertentu,

gelas ukur yang berfungsi untuk mengukur volume zat yang berbentuk cairan,

corong penyaring yang dipakai untuk membantu memasukkan cairan kedalam

botol yang bertutup kecil, buret dan lain-lain dan untuk menyaring endapan

dengan kertas saring, pipet tetes digunaka untuk memindahkan larutan dalam

1
2

jumlah sedikit, pipet skala yang digunakan untuk memindahkan cairan

dangan berbagai ukuran volume, pipet volume digunakan untuk

memindahkan larutan dalam volume tertentu, bulp yang digunakan untuk

membantu mengambil larutan atau cairan bahan kimia kedalam pipet, kertas

saring digunakan untuk melakukan penyaringan endapan, dan botol semprot

yang berfungsi sebagai tempat menyimpan air atau aquades (H2O) dalam

jumlah tertentu sesuai ukuran botol semprot.

Adapun peralatan yang digunakan pada proses pemanasan adalah tabung

reaksi, gelas kimia, bunsen yang digunakan untuk memanaskan larutan dalam

jumlah sedikit, dan dapat juga digunakan untuk sterillisasi dalam suatu

proses, termometer, kaki tiga yang berfungsi untuk menahan kawat kasa

dalam pemanasan, kawat kasa yang berfungsi sebagai alas dalam penyebaran

panas yang berasal dari suatu pembatas, rak tabung reaksi yang berfungsi

sebagai tempat meletakkan tabung reaksi, oven, tanur yang digunakan sebagai

pemanas pada suhu tinggi, sekitar 1000 °C, hot plate (kompor listrik) untuk

memanaskan larutan, desikator untuk menyimpan bahan-bahan yang harus

bebas air dan mengeringkan zat-zat dalam laboratorium, gegep digunakan

sebagai pembantu pengambilan alat-alat yang tidak boleh diambil dengan

tangan, korek api, autoklaf yang digunakan mensterilkan peralatan yang

terkontaminasi dengan mikroba.

Titrasi adalah adalah proses penentuan kadar suatu zat atau lebih dalam

campuran atau larutan dengan menambahkan bahan penguji yang dapat

bereaksi dengan zat tersebut. Adapun peralatn yang digunakan pada

percobaan ini adalah buret yang berfungsi untuk mengeluarkan larutan


dengan volume tertentu, biasanya digunakan untuk titrasi, klem dan statif

yang digunakan untuk menjepit buret saat melakukan tirtasi dan klem sebagai

penyangga statif dan erlenmeyer.

Penimbangan adalah proses menimbang dengan menggunanakan alat-alat

seperti neraca analitik digital, gelas arloji, cawang petri dan spatula.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :

1. Alat-alat gelas yang umum dipakai di laboratorium terdiri dari gelas

kimia, erlenmeyer, labu ukur, gelas, corong penyaring, pipet tetes, pipet

skala, pipet volume, tabung reaksi, bunsen dan termometer.

2. Alat-alat gelas yang digunakan untuk mereaksikan zat terdiri dari tabung

reaksi, gelas kimia dan labu erlenmeyer.

3. Alat-alat pengukuran volume yang umum dipakai adalah gelas ukur,

pipet, buret dan labu takar.

1
2

4. Teknik yang digunakan pada proses penimbangan ada dua yaitu teknik

penimbangan secara langsung dan teknik penimbangan secara tidak

langsung dan pada proses penyaringan menggunakan kertas saring.

B. Saran

Percobaan selajutnya supaya pada proses menjelaskan meteri waktunya

bisa lebih dimaksimalkan supaya kami bisa lebih memahami tentang

percobaan yang dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Suadarmadji, Amet dkk. Prosedur Analis Untuk Bahan Makanan dan Pertanian.
Yogyakarta: 1997.
Khamidinal. Teknik Laboratorium Kimia. Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009.
Brady, James E. Kimia Universitas Asas dan Struktur, Jilid satu, Jogjakarta :
Binarupa Aksara, 1997.
Baharuddin maswati dan Asis Fitria. Modul Manajemen Laboratorium. Jurusan
Kimia UIN Alauddin Makassar : Gowa, 2014.
Subagia Wayang dkk “Acuan Pengembangan Model Panduan Pengelolaan
Laboratorium Kimia Berbasis Kearifan Lokal Tri Sakti“ Vol. 3, No. 2, Oktober
2014. (diakses 16 november 2015).

Anda mungkin juga menyukai