DI SUSUN :
FITRIANI
70200116034
PEMINATAN GIZI
2018
1
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Fitriani
NIM : 70200116042
Kelompok : 2 (Dua)
Asisten
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
yang mempunyai fungsi signifikan sehingga harus dikelolah agar dapat berfungsi
bidang sesuai dengan bidang pekerjaan yang ada pada dunia pendidikan
sangatlah sensitif terhadap segala sesuatu. Perlakuan yang sering dilakukan antara
memanaskan. Keadaan aman dapat diciptakan dari internal diri untuk menjaga dan
melindungi diri sendiri. Kecelakaan dapat terjadi dengan membawa akibat bagi
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja nama dan bagaimana penggunaan alat-alat gelas yang umum
dipakai di Laboratorium ?
2. Apa saja nama dan bagaimana penggunan alat-alat gelas untuk mereaksikan
3
3. Apa saja nama dan bagaimana penggunaan alat-alat pengukuran volume
penimbangan ?
C. Tujuan Percobaan
dipakai di Laboratorium
2. Untuk mengetahui nama dan alat-alat gelas untuk mereaksikan zat yang
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
praktikum terutama dalam proses praktikum kimia banyak sekali alat-alat yang
pun proses penelitian, tentu alat-alat ini sangat dibutuhkan. Alat-alat Laboratorium
juga dapat berbahaya jika terjadi kesalahan dalam prosedur pemakaiannya. Maka
dapat dipergunakan dengan fungsi dan prosedur yang baik dan benar, sehingga
kesalahan yang terjadi dapat diminimalisir. Hal ini penting agar mendapatkan
hasil penelitian yang baik dan benar, data–data yang tepat akan meningkatkan
Secara umum fungsi setiap alat diberikan secara umum karena tidak
diurut sesuai dengan abjad. Agar supaya alat-alat Laboratorium dapat digunakan
dalam waktu relatif lama dalam keadaan baik, perlu pemeliharaan dan
mengamati objek-objek yang ukurannya tidak dapat diamati langsung oleh indera
5
dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama, terutama peralatan Laboratorium
(Puspita,rohima 2009).
yang ada di Laboratorium, yaitu masalah alat-alat yang digunakan dan adanya
Laboratorium harus merupakan tempat yang aman bagi para pekerja atau
yang aman, bebas dari rasa khawatir akan kecelakaan, dan keracunan seseorang
mahasiswa yang menunjukkan hal yang hebat kalau mahasiswa bisa menghasilkan
prinsip teoritis yang penting dari sekumpulan data mentah hasil percobaan. Maka
bimbingan dari dosen dan asisten dosen sangat dibutuhkan dalam proses
dimiliki oleh pihak-pihak yang terkait dengan Laboratorium, baik secara langsung
maupun tidak. Laboratorium harus dikelola dan dimanfaatkan dengan baik, karena
dikelompokkan menjadi tiga yaitu peralatan gelas, peralatan non gelas dan
terbuat dari gelas. Gelas dipilih sebagai bahan pembuatan peralatan karena
6
menguntungkan antara lain: tembus cahaya atau tembus pandang kaku (riqid),
tidak mudah bereaksi dengan bahan kimia, mempunyai titik didih tinggi sehingga
1. Gelas kimia
Gelas kimia (gelas beker) tersedia dalam berbagai ukuran : 25 mL, 50 mL,
100 mL, 500 mL dan ada juga yang berukuran lebih besar lagi. Gelas beker
2. Erlenmeyer
dalam pemanasan dan mencegah zat cair tumpah ketika dalam proses
volume cairan.
3. Labu takar
dalam badan labu takar. Pembacaan volume larutan dilakukan pada tanda
7
4. Gelas ukur
kaki/dudukan sehingga dapat ditegakkan. Bibir atas terdapat bibir tuang untuk
dan di bagian atas terdapat tulisan yang menyatakan kapasitas gelas ukur
tersebut.
5. Corong penyaring
Corong penyaring adalah corong yang terbuat dari gelas dan tersedia
yang dilipat secara khusus sedemikian rupa sehingga kertas saring tersebut
6. Pipet tetes
Pipet tetes merupakan alat gelas yang paling sering digunakan dalam
7. Pipet skala
Pipet skala merupakan alat galas menyerupai pipa dengan salah satu
ujungnya menyempit. Terdapat skala pada batangnya dan mulut yang lain
lebar. Pipet skala mempunyai kapasitas tertentu yang dapat dibaca pada
skalanya.
8. Pipet volumetrik
Pipet volumetrik (sering disebut juga pipet gondok) merupakan alat gelas
yang berbentuk mirip pipa akan tetapi terdapat cembung pada tengah-tengah
9. Buret
8
Buret merupakan peralatan galas berbentuk slindris memanjang dengan
skala pada sisi luarnya dan terdapat kran pada sisi bawah. Buret digunakan
diketahui/dicatat.
peralatan utama. Apabila tidak tersedia peralatan ini dapat diusahakan peralatan
lain yang dapat menggantikan fungsiya. Namun demikian peralatan non gelas
Menurut Marham dan Sutiani (2013), adapun alat non gelas yang dimaksud
seperti :
1. Bulp
2. Kawat kasa
Kawat kasa adalah alas gelas kimia atau erlenmeyer pada saat pemanasan.
3. Klem
4. Statif
Statif adalah alat yang digunakan untuk menopang alat gelas (buret,
9
Umumnya alat ukur seperti neraca analitis mempunyai ketelitian yang
sangat tinggi hingga empat angka dibelakang koma, karena mempunyai ketelitian
yang sangat tinggi, maka umumnya neraca analitis digital dilengkapi dengan
penutup. Ketiga sisi penutupnya terbuat dari kaca, sehingga beban dapat dilihat
dari luar. Bagian penutup sisi kanan dan kiri dapat digeser untuk pintu
2009).
macam jenis maupun merek, yang penting diketahui adalah kapasitas dan
kasar, sedang atau halus. Jenis timbangan mana yang akan dipakai tergantung dari
tujuannya, misalnya untuk penentuan kadar air atau abu harus digunakan neraca
analitik dengan ketelitian 0,1 mg sedang untuk menimbang bahan kimia yang
akan dibuat menjadi larutan jenuh cukup menggunakan timbangan yang lebih
kebakaran, uap spiritus dapat menyebar kearah yang tak terkendali. Bahan kimia
yang ditimbang tidak boleh langsung ditaruh pada piringan neraca, tetapi harus
10
BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Waktu
1. Alat
,gegep, gelas kimia 1000 mL, gelas kimia 500 mL, gelas ukur 50 mL,
hot plate strirrer, kaki tiga, kasa, lemari asam, neraca digital, oven,
2. Bahan
C. Prosedur kerja
1. Pengukuran volume
a. Gelas ukur
Gelas ukur dipegang dengan tangan dan ibu jari menunjuk batas
setinggi mata dan cairan dituangkan sampe batas volume. Untuk mengukur
11
b. Pipet
volume, dan pipet tetes untuk mengambil volume dalam takaran kecil.
2) Bagian piet yang kecil dipegang lalu cairan diisap sedikit dengan pipet,
cairan ini untuk membilas pipet. Kemudian cairan diisap lagi sampai di atas
pipet tegak lurus, lingkaran tera setinggi mata, ujung pipet ditempelkan pada
dalam wadah.
c. Buret
tetapi tepat. Lubang cerat terisi penuh. Setiap kali hendak mencatat letak
miniskus cairan dalam buret sejajar dengan mata supaya tidak terjadi
kesalahan paralaks.
d. Labu takar
Cara pemakaian, zat padat atau cairan dimasukkan ke dalam labu takar
dan ditambahkan pelarut. Sebelum sampai pada tanda tera, dinding dalam di
12
atas tera dikeringkan dan penambahan pelarut diteruskan dengan sangat hati-
hati (diteteskan pada pipet) sampai miniskus mencapai lingkaran tera. Labu
2. Pemanasan
a. Pemanasan langsung
yang akan digunakan terlebih dahulu harus diisi dengan spirtus. Cara
lalu meletakkannya di atas api dalam posisi miring dan digoyangkan agar
yang dimasukkan ke dalam gelas kimia dan diletakkan di atas kaki tiga yang
dilapisi dengan kasa asbes, lalu bunsen dinyalakan dibawah kaki tiga dan
larutan sampel dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi aquades, lalu
3. Penyaringan
setengah lingkaran, lalu dilipat kembali tetapi tidak sejajar, ujung kertas
13
4. Pengenceran
menghomogenkan larutan.
5. Penimbangan
listrik. Tombol on/off ditekan dan tar untuk menolkan angka neraca.
dibersihkan.
14
BAB IV
A. Hasil
1. Pengukuran Volume
terlalu tepat
(gondok) 10 tertentu
mL
bermacam-
macam volume
dengan volume
lebih sedikit
15
5. Buret Mengeluarkan
cairan dengan
volume
sembarang, tetapi
tepat
larutan dari
sejumLah zat
padat menjadi
konsentrasi
tertentu.
2. Pemanasan
atau cairan,
memanaskan
cairan dan
membuat endapan
dalam jumLah
besar.
16
2. Tabung Reaksi Untuk
mereaksikan zat
dalam jumLah
sedikit.
tabung reaksi.
pemanasan
dengan Bunsen.
5. Bunsen Untuk
memanaskan
sampel.
pembakaran pada
kaki tiga.
17
3. Penyaringan
larutan dari
sejumLah zat
dapat menjadi
konsentrasi
terendah.
memindahkan atau
memasukkan
larutan ke wadah.
aquades,
membersihkan
dinding bejana
dari sisa-sisa
endapan.
memisahkan
partikel suspense
dengan cairan.
18
4. Pengenceran
larutan dari
menjadi
konsentrasi
terendah.
membuat endapan
dalam jumLah
besar.
tertentu.
bermacam-
macam volume.
19
5. Gelas Ukur Untuk mengukur
terlalu cepat.
6. Botol Mengeluarkan
Semprot aquades,
membersihkan
dinding bejana
dari sisa-sisa
endapan.
5. Penimbangan
waktu
pemanasan,
menguapkan
cairan dan
sebagai wadah
sampel.
perantara.
20
3. Sendok Untuk mengambil
di timbang.
4. Neraca Untuk
Digital menimbang
sampel, angka
ketelitian tidak
diperhatikan.
5. Batang Untuk
mengaduk larutan
agar tetap
homogen.
B. Pembahasan
dengan fungsinya. Dalam percobaan ini ada beberapa tetknik dasar yang
gelas ukur, pipet gondok (volumetric), pipet skala, pipet tetes, buret, dan labu
21
takar. Dalam melakukan pengukuran volume dibutuhkan ketelitian yang besar
supaya takaran yang ingin kita capai tepat pada pengukurannya. Ada
yang digunakan dalam pengukuran volume secara teliti yaitu pipet gondok,
pipet skala, buret, dan labu takar. Adapun alat pengukuran yang digunakan
dalam mengukur volume secara kasar yaitu gelas ukur yang memiliki
berbagai ukuran seperti 10 mL, 25 mL, 50 mL, 100 mL, 250 mL, 500 mL,
spirtus dengan perantara suatu alat yaitu menggunakan kaki tiga dan kawat
kasa.
dimasukkan ke mulut labu takar. Saat melakukan penyaringan, zat padat akan
tertinggal pada kertas saring, sedangan cairan akan masuk ke dalam labu
takar.
22
Penimbangan dilakukan untuk mengetahui berat atau bobot suatu
sampel. Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah neraca digital
menggunakan wadah harus diubah menjadi angka nol agar angka yang
berupa aquades.
23
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
gelas kimia 1000 mL, gelas ukur 50 mL, gelas ukur 500 mL, hot splat
stirrer, inkubator, kaki tiga, kasa, labu takar 250 mL, lemari asam,
oven, pinset, pipet skala, pipet volumetrik, platetes, rak tabung, sendok
mixer.
laboratorium adalah tabung reaksi, gelas kimia (gelas piala), dan labu
Erlenmeyer.
adalah labu takar, gelas kimia, pipet gondok (pipet volumetrik), pipet
24
B. Saran
membentuk budaya bersih, tertib dan teratur agar dapat mengenal serta
praktikum.
25
DAFTAR PUSTAKA
Brady, James E. Kimia Universitas Asas dan Struktur, Jilid satu, Jogjakarta :
Binarupa Aksara, 1997.
Gunawan, Adi dan Roeswati. Tangkas Kimia. Surabaya : Kartika. 2004.
Ibnu. Analisa Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga, 1976.
Khamidinal. Teknik Laboratorium Kimia. Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009.
Koesmadja. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga, 2006.
Neinlands. Analisa Kimia.Jakarta: Erlangga,1990.
Puspita, Diana dan Iip Rohima. Alam Sekitar IPA Terpadu Untuk SMP/Mts Kelas
VII. Jakarta: Pusat Perbukuan ,Kementrian Pendidikan Nasional. 2009.
Setiawati. Biokimia 1. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. 2002.
26