Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATURIUM

DI SUSUN :

FITRIANI
70200116034
PEMINATAN GIZI

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2018

1
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan praktikum Biokimia dengan judul “Pengenalan Alat-Alat

Laboraturium” yang disusun oleh :

Nama : Fitriani

NIM : 70200116042

Kelompok : 2 (Dua)

Jurusan : Kesehatan Masyarakat ( Peminatan Gizi )

Telah diperiksa oleh asisten/koordinator asisten dan dinyatakan diterima.

Gowa, Oktober 2018

Asisten

Fitria Azis , S.Si S.Pd

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Secara umum Laboratorium diartikan sebagai tempat/ruangan yang

dilengkapi dengan peralatan untuk tujuan mengadakan riset ilmiah, eksperimen,

pengukuran, pengujian ataupun penelitian ilmiah yang dilakukan oleh mahasiswa,

dosen, ataupun peneliti. Laboratorium merupakan unit pendidikan dan penelitian

yang mempunyai fungsi signifikan sehingga harus dikelolah agar dapat berfungsi

mendukung penelitian dan pendidikan. Laboratorium pendidikan merupakan

sarana dan tempat untuk mendukung proses pembelajaran yang di dalamnya

terkait dangan pengembangan, pemahaman, keterampilan dan inovasi dalam

bidang sesuai dengan bidang pekerjaan yang ada pada dunia pendidikan

Laboratorium di perguruan tinggi merupakan Laboratorium pendidikan.

Setiap perlakuan dan kegiatan yang dilakukan di Laboratorium kimia

haruslah sesuai dengan ketentuan yang berlaku sebagaimana Laboratorium

sangatlah sensitif terhadap segala sesuatu. Perlakuan yang sering dilakukan antara

lain mereaksikan zat, memipet, mengukur volume, menyaring, menimbang dan

memanaskan. Keadaan aman dapat diciptakan dari internal diri untuk menjaga dan

melindungi diri sendiri. Kecelakaan dapat terjadi dengan membawa akibat bagi

diri sendiri maupun orang lain serta lingkungannya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja nama dan bagaimana penggunaan alat-alat gelas yang umum

dipakai di Laboratorium ?

2. Apa saja nama dan bagaimana penggunan alat-alat gelas untuk mereaksikan

zat yang umum dipakai di Laboratorium ?

3
3. Apa saja nama dan bagaimana penggunaan alat-alat pengukuran volume

yang umum dipakai di Laboratorium ?

4. Bagaimana teknik dasar penyaringan, pengenceran, pemanasan, dan

penimbangan ?

C. Tujuan Percobaan

1. Untuk mengetahui nama dan penggunaan alat-alat gelas yang umum

dipakai di Laboratorium

2. Untuk mengetahui nama dan alat-alat gelas untuk mereaksikan zat yang

umum dipakai di Laboratorium

3. Untuk mengetahui nama dan penggunaan alat-alat pengukuran volume

yang umum dipakai di Laboratorium

4. Untuk mengetahui beberapa teknik dasar penyaringan, pengenceran,

pemanasan, dan penimbangan.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Alat-alat praktikum sangat dibutuhkan dalam proses penelitian ataupun

praktikum terutama dalam proses praktikum kimia banyak sekali alat-alat yang

digunakan dan mempunyai fungsi masing-masing di dalam bidang keilmuan atau

pun proses penelitian, tentu alat-alat ini sangat dibutuhkan. Alat-alat Laboratorium

juga dapat berbahaya jika terjadi kesalahan dalam prosedur pemakaiannya. Maka

diperlukan pengenalan alat-alat Laboratorium agar pengguanaan alat tersebut

dapat dipergunakan dengan fungsi dan prosedur yang baik dan benar, sehingga

kesalahan yang terjadi dapat diminimalisir. Hal ini penting agar mendapatkan

hasil penelitian yang baik dan benar, data–data yang tepat akan meningkatkan

kualitas penelitian seseorang (Koesmadja, 2006).

Secara umum fungsi setiap alat diberikan secara umum karena tidak

mungkin semua fungsi diutarakan dalam melakukan kegiatan di Laboratorium.

Untuk memudahkan dalam memahami alat-alat Laboratorium, penulisan alat-alat

diurut sesuai dengan abjad. Agar supaya alat-alat Laboratorium dapat digunakan

dalam waktu relatif lama dalam keadaan baik, perlu pemeliharaan dan

penyimpanan yang memadai (Koesmadja, 2006).

Saat melakukan pengamatan, terutama jika hasil yang diharapkan berupa

data kuantitatif, dibutuhkan ketelitian yang sangat tinggi. Seringkali kita

membutuhkan alat bantu untuk mendapatkan ketelitian yang diharapkan. Peralatan

yang digunakan dalam pengamatan biasanya digunakan untuk mengukur atau

mengamati objek-objek yang ukurannya tidak dapat diamati langsung oleh indera

manusia. Penggunaan alat-alat pengamatan harus dilakukan secara hati-hati agar

5
dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama, terutama peralatan Laboratorium

(Puspita,rohima 2009).

Ada beberapa faktor yang sangat penting dalam mengetahui alat-alat

yang ada di Laboratorium, yaitu masalah alat-alat yang digunakan dan adanya

ketelitian praktikan dalam melakukan pengukuran dan perhitungan. Suatu

Laboratorium harus merupakan tempat yang aman bagi para pekerja atau

pemakainya yaitu para praktikan. Aman terhadap kemungkinan kecelakaan fatal

maupun sakit atau gangguan kesehatan lainnya. Hanya didalam Laboratorium

yang aman, bebas dari rasa khawatir akan kecelakaan, dan keracunan seseorang

dapat bekerja dengan aman, produktif, dan efesien (Roeswati, 2004).

Keterbatasan alat yang digunakan,keterampilan yang dipunyai, waktu

yang singkat dan kompleksitas generalisasi, merupakan keterbatasan percobaan

mahasiswa yang menunjukkan hal yang hebat kalau mahasiswa bisa menghasilkan

prinsip teoritis yang penting dari sekumpulan data mentah hasil percobaan. Maka

bimbingan dari dosen dan asisten dosen sangat dibutuhkan dalam proses

penelitian. Pemahaman tentang pengelolaan laboratorium sangat penting untuk

dimiliki oleh pihak-pihak yang terkait dengan Laboratorium, baik secara langsung

maupun tidak. Laboratorium harus dikelola dan dimanfaatkan dengan baik, karena

Laboratorium kimia merupakan salah satu jenis Laboratorium yang dianggap

cukup berbahaya dalam rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian, atau

pengabdian kepada masyarakat (Roeswati, 2004).

Secara umum peralatan yang digunakan didalam Laboratorium kimia

dikelompokkan menjadi tiga yaitu peralatan gelas, peralatan non gelas dan

peralatan mekanik/elektronik. Peralatan Laboratorium kimia sebagian besar

terbuat dari gelas. Gelas dipilih sebagai bahan pembuatan peralatan karena

mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan. Sifat-sifat gelas yang

6
menguntungkan antara lain: tembus cahaya atau tembus pandang kaku (riqid),

tidak mudah bereaksi dengan bahan kimia, mempunyai titik didih tinggi sehingga

tidak mudah meleleh terutama pada pemanasan dibawah 100℃


(Khamidinal, 2009 ).

Menurut Khamidinal (2009), adapun alat gelas yang dimaksud seperti :

1. Gelas kimia

Gelas kimia (gelas beker) tersedia dalam berbagai ukuran : 25 mL, 50 mL,

100 mL, 500 mL dan ada juga yang berukuran lebih besar lagi. Gelas beker

digunakan untuk melarutkan suatu padatan, untuk mencampurkan cairan,

untuk memanaskan larutan dan keperluan lain.

2. Erlenmeyer

Erlenmeyer merupakan alat gelas yang banyak penggunaanya dalam

Laboratorium. Bentuk erlenmeyer mirip dengan gelas beker, tetapi

mempunyai leher yang lebih sempit. Bentuk leher yang menyempit

mempunyai keuntungan dalam penggunaan mengurangi penguapan zat cair

dalam pemanasan dan mencegah zat cair tumpah ketika dalam proses

pengadukan. Sisi luar Erlenmeyer terdapat skala yang menunjukkan perkiraan

volume cairan.

3. Labu takar

Labu takar merupakan peralatan galas yang banyak digunakan dalam

Laboratorium kimia analisis. Labu takar digunakan untuk keperluan

pengenceran larutan sampai dengan volume tertentu sebagaimana tertera

dalam badan labu takar. Pembacaan volume larutan dilakukan pada tanda

yang melingkar pada leher labu dengan membaca miniskus.

7
4. Gelas ukur

Gelas ukur mempunyai bentuk seperti pipa yang mempunyai

kaki/dudukan sehingga dapat ditegakkan. Bibir atas terdapat bibir tuang untuk

memudahkan dalam menuang larutan atau cairan. Badannya terdapat skala

dan di bagian atas terdapat tulisan yang menyatakan kapasitas gelas ukur

tersebut.

5. Corong penyaring

Corong penyaring adalah corong yang terbuat dari gelas dan tersedia

dalam berbagai ukur diameter. Proses penyaringan digunakan kertas saring

yang dilipat secara khusus sedemikian rupa sehingga kertas saring tersebut

mempunyai permukaan seluas-luasnya.

6. Pipet tetes

Pipet tetes merupakan alat gelas yang paling sering digunakan dalam

laboratorium kimia manapun. Kegunaan pipet tetes adalah untuk mengambil

dan menambahkan larutan atau zat cair setetes demi setetes.

7. Pipet skala

Pipet skala merupakan alat galas menyerupai pipa dengan salah satu

ujungnya menyempit. Terdapat skala pada batangnya dan mulut yang lain

lebar. Pipet skala mempunyai kapasitas tertentu yang dapat dibaca pada

skalanya.

8. Pipet volumetrik

Pipet volumetrik (sering disebut juga pipet gondok) merupakan alat gelas

yang berbentuk mirip pipa akan tetapi terdapat cembung pada tengah-tengah

batang pipa tersebut.

9. Buret

8
Buret merupakan peralatan galas berbentuk slindris memanjang dengan

skala pada sisi luarnya dan terdapat kran pada sisi bawah. Buret digunakan

untuk menambahkan larutan pereaksi di mana volume penambahan harus

diketahui/dicatat.

Peralatan non gelas merupakan peralatan yang biasanya digunakan dalam

percobaan di Laboratorium kimia. Peralatan non gelas ini bukanlah merupakan

peralatan utama. Apabila tidak tersedia peralatan ini dapat diusahakan peralatan

lain yang dapat menggantikan fungsiya. Namun demikian peralatan non gelas

harus sedapat mungkin diusahakan keberadaannya agar percobaan dan kegiatan di

Laboratorium kimia dapat berjalan dengan lancar sebagaimana yang diinginkan

(Marham dan Sutiani, 2013).

Menurut Marham dan Sutiani (2013), adapun alat non gelas yang dimaksud

seperti :

1. Bulp

Digunakan untuk membatu mengambil larutan kedalam pipet.

2. Kawat kasa

Kawat kasa adalah alas gelas kimia atau erlenmeyer pada saat pemanasan.

3. Klem

Klem alat yang digunakan bersama dengan statif.

4. Statif

Statif adalah alat yang digunakan untuk menopang alat gelas (buret,

termometer, corong pisah dan lain-lain).

Peralatan pengukuran merupakan peralatan bantu yang harus tersedia di

laboratorium kimia. Berbagai macam peralatan ukur baik mekanik, analog

elektronik maupun digital elektronik sangat diperlukan dalam berbagai percobaan

di Laboratorium kimia (Baharuddin, 2013).

9
Umumnya alat ukur seperti neraca analitis mempunyai ketelitian yang

sangat tinggi hingga empat angka dibelakang koma, karena mempunyai ketelitian

yang sangat tinggi, maka umumnya neraca analitis digital dilengkapi dengan

penutup. Ketiga sisi penutupnya terbuat dari kaca, sehingga beban dapat dilihat

dari luar. Bagian penutup sisi kanan dan kiri dapat digeser untuk pintu

memasukkan dan mengeluarkan sampel yang akan ditimbang (Khamidinal,

2009).

Penimbangan yang digunakan di Laboratorium terdiri dari berbagai

macam jenis maupun merek, yang penting diketahui adalah kapasitas dan

ketelitian timbangan-timbangan yang akan digunakan yaitu apakah timbanagan

kasar, sedang atau halus. Jenis timbangan mana yang akan dipakai tergantung dari

tujuannya, misalnya untuk penentuan kadar air atau abu harus digunakan neraca

analitik dengan ketelitian 0,1 mg sedang untuk menimbang bahan kimia yang

akan dibuat menjadi larutan jenuh cukup menggunakan timbangan yang lebih

kasar (Suadarmadji dkk, 2008).

Mematikan lampu spiritus setelah proses pemanasan dilakukan dengan

menggunakan penutup lampu, jangan sekali-kali mematikan lampu dengan cara

meniup ke arah api yang sedang menyala karena berpotensi menyebabkan

kebakaran, uap spiritus dapat menyebar kearah yang tak terkendali. Bahan kimia

yang ditimbang tidak boleh langsung ditaruh pada piringan neraca, tetapi harus

ditimbang dalam botol timbang dan sebagainya (Khamidinal, 2009).

10
BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Waktu

Praktikum dilakukan pada hari kamis, tanggal 11 Oktober 2018 pada

pukul 08.00-10.45 WITA di Laboraturium Kimia Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Alauddin Makassar.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Balp, batang pengaduk, botol semprot, bunsen, buret, cawan arloji,

cawan porselin, corong, Erlenmeyer 500 mL, Erlenmeyer 50 mL

,gegep, gelas kimia 1000 mL, gelas kimia 500 mL, gelas ukur 50 mL,

hot plate strirrer, kaki tiga, kasa, lemari asam, neraca digital, oven,

pipet volumetrik/gondok 10 mL, pipet skala 5 mL, platetes, rak tabung,

sendok tanduk, spatula, tabung reaksi, thermometer, vortex mixer.

2. Bahan

Aquades, kertas saring, korek api.

C. Prosedur kerja

1. Pengukuran volume

a. Gelas ukur

Gelas ukur dipegang dengan tangan dan ibu jari menunjuk batas

volume yang dikehendaki. Gelas ukur diangkat sehingga batas volume

setinggi mata dan cairan dituangkan sampe batas volume. Untuk mengukur

volume yang harus diteliti menggunakan pipet dan labu takar.

11
b. Pipet

Pipet ada 3 macam yaitu : pipet volumetrik, untuk mengambil

sejumLah volume tertentu, pipet skala untuk mengambil bermacam-macam

volume, dan pipet tetes untuk mengambil volume dalam takaran kecil.

Cara mengisi pipet volumetrik

1) Pipet harus bersih/ kering luar dan dalam

2) Bagian piet yang kecil dipegang lalu cairan diisap sedikit dengan pipet,

cairan ini untuk membilas pipet. Kemudian cairan diisap lagi sampai di atas

tera, lalu ditutup dengan jari telunjuk

3) Sebelum menurunkan miniskus ke tanda tera, ujung pipet dikeringkan

dengan kertas saring.

4) Miniskus diturunkan dengan mengurangi tekanan jari pada mulut pipet,

pipet tegak lurus, lingkaran tera setinggi mata, ujung pipet ditempelkan pada

dinding dalam botol.

5) Cairan dalam pipet dimasukkan ke dalam wadah dengan cara melepaskan

telunjuk, pipet tegak dan ujungnya menempel pada dinding wadah.

6) Tunggulah beberapa detik (5-10menit), goreskan ujung pipet pada dinding

dalam wadah.

c. Buret

Digunakan untuk mengeluarkan cairan dengan volume sembarang,

tetapi tepat. Lubang cerat terisi penuh. Setiap kali hendak mencatat letak

miniskus cairan dalam buret sejajar dengan mata supaya tidak terjadi

kesalahan paralaks.

d. Labu takar

Cara pemakaian, zat padat atau cairan dimasukkan ke dalam labu takar

dan ditambahkan pelarut. Sebelum sampai pada tanda tera, dinding dalam di

12
atas tera dikeringkan dan penambahan pelarut diteruskan dengan sangat hati-

hati (diteteskan pada pipet) sampai miniskus mencapai lingkaran tera. Labu

takar ditutup dan isinya dikocok dengan membalikkan labu.

2. Pemanasan

a. Pemanasan langsung

Pemanasan langsung dilakukan dengan menggunakan Bunsen, cairan

dimasukkan ke dalam tabung reaksi untuk melakukan proses pemanasan

secara langsung dengan menyalakan Bunsen menggunakan korek api. Bunsen

yang akan digunakan terlebih dahulu harus diisi dengan spirtus. Cara

memanaskannya adalah dengan menjepit tabung reaksi menggunakan gegep

lalu meletakkannya di atas api dalam posisi miring dan digoyangkan agar

menghasilkan panas yang merata.

b. Pemanasan tidak langung

Pemanasan tidak langsung dilakukan dengan menggunakan aquades

yang dimasukkan ke dalam gelas kimia dan diletakkan di atas kaki tiga yang

dilapisi dengan kasa asbes, lalu bunsen dinyalakan dibawah kaki tiga dan

larutan sampel dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi aquades, lalu

dipanaskan hingga terjadi reaksi pada sampel dan diamati perubahannya.

3. Penyaringan

Penyaringan dilakukan dengan cara : kertas dilipat menjadi

setengah lingkaran, lalu dilipat kembali tetapi tidak sejajar, ujung kertas

saring dipotong sedikit dengan menggunakan gunting. Lipatan dibuka

hingga membentuk seperti corong, lalu dimasukkan ke corong. Kemudian

diberikan sedikit aquades agar kertas saring menempel dengan baik.

Larutan sampel yang akan disaring dimasukkan dan ditunggu hingga

proses penyaringan selesai.

13
4. Pengenceran

Pengenceran dilakukan dengan cara : larutan sampel dipipet

misalnya sebanyak 5 mL dan dimasukkan ke dalam wadah lalu

dihubungkan dengan arus listrik. Sedikit aquades ditambahkan misalnya

50 mL. Kemudian dihimpitkan hingga bahan tanda batas dan

menghomogenkan larutan.

5. Penimbangan

Penimbangan dilakukan dengan cara : neraca dibersihkan dengan

tissue sebelum sampel dimasukkan, dan disambungkan dengan arus

listrik. Tombol on/off ditekan dan tar untuk menolkan angka neraca.

Wadah sampel dimasukkan dan ditambahkan sampel ke dalam wadah

dengan perlahan-lahan menggunakan spatula atau pinset. Kemudian

timbangannya diamati, tombol off ditekan dan neracanya kembali

dibersihkan.

14
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Hasil praktikum pengenalan alat-alat Laboratorium dapat dilihat

pada tabel di bawah ini.

1. Pengukuran Volume

No. Nama Alat Gambar Fungsi

1. Gelas Ukur 50 Untuk mengukur


mL cairan yang tidak

terlalu tepat

2. Pipet Untuk mengambil

Volumetrik sejumLah volume

(gondok) 10 tertentu

mL

3. Pipet Skala Untuk mengambil

bermacam-

macam volume

4. Pipet Tetes Untuk mengambil

dengan volume

lebih sedikit

15
5. Buret Mengeluarkan

cairan dengan

volume

sembarang, tetapi

tepat

6. Labu Takar Untuk membuat

larutan dari

sejumLah zat

padat menjadi

konsentrasi

tertentu.

2. Pemanasan

No Nama Alat Gambar Fungsi

1. Gelas Kimia Untuk


mereaksikan zat

atau cairan,

memanaskan

cairan dan

membuat endapan

dalam jumLah

besar.

16
2. Tabung Reaksi Untuk

mereaksikan zat

dalam jumLah

sedikit.

3. Gegep Kayu Untuk menjepit

tabung reaksi.

4. Kaki Tiga Digunakan pada

pemanasan

dengan Bunsen.

5. Bunsen Untuk

memanaskan

sampel.

6. Kasa Asbes Sebagai alas

pembakaran pada

kaki tiga.

17
3. Penyaringan

N0. Nama Alat Gambar Fungsi

1. Labu Takar Untuk membuat

larutan dari

sejumLah zat

dapat menjadi

konsentrasi

terendah.

2. Corong Sebagai alat bantu


untuk

memindahkan atau

memasukkan

larutan ke wadah.

3. Botol Semprot Mengeluarkan

aquades,

membersihkan

dinding bejana

dari sisa-sisa

endapan.

4 Kertas Saring Untuk

memisahkan

partikel suspense

dengan cairan.

18
4. Pengenceran

No. Nama Alat Gambar Fungsi

1. Labu Takar Untuk membuat

larutan dari

sejumah zat dapat

menjadi

konsentrasi

terendah.

2. Gelas Kimia Untuk

1000 mL mereaksikan zat

atau cairan &

membuat endapan

dalam jumLah

besar.

3. Pipet Untuk mengambil

Volumetrik sejumLah volume

tertentu.

4. Pipet Skala Untuk mengambil

bermacam-

macam volume.

19
5. Gelas Ukur Untuk mengukur

cairan yang tidak

terlalu cepat.

6. Botol Mengeluarkan

Semprot aquades,

membersihkan

dinding bejana

dari sisa-sisa

endapan.

5. Penimbangan

No. Nama Alat Gambar Fungsi

1. Kaca Arloji Untuk menutup

bejana lain pada

waktu

pemanasan,

menguapkan

cairan dan

sebagai wadah

sampel.

2. Spatula Untuk mengaduk

Stainless dan sebagai

perantara.

20
3. Sendok Untuk mengambil

Tanduk sampel yang akan

di timbang.

4. Neraca Untuk

Digital menimbang

sampel, angka

ketelitian tidak

diperhatikan.

5. Batang Untuk

Pengaduk mencampur atau

mengaduk larutan

agar tetap

homogen.

B. Pembahasan

Praktikum yang berjudul “Pengenalan Alat Laboratorium” ini

membahas tentang alat-alat yang akan digunakan dalam praktikum sesuai

dengan fungsinya. Dalam percobaan ini ada beberapa tetknik dasar yang

dilakukan dalam laboratorium, yaitu pengukuran volume, pemanasan,

penyaringan, pegenceran, dan penimbangan.

Pengukuran volume bertujuan untuk mengukur volume suatu larutan.

Pengukuran volume dilakukan dengan menggunakan beberapa alat seperti

gelas ukur, pipet gondok (volumetric), pipet skala, pipet tetes, buret, dan labu

21
takar. Dalam melakukan pengukuran volume dibutuhkan ketelitian yang besar

supaya takaran yang ingin kita capai tepat pada pengukurannya. Ada

beberapa alat pengukuran volume yang tergolong ke dalam alat pengukuran

yang digunakan dalam pengukuran volume secara teliti yaitu pipet gondok,

pipet skala, buret, dan labu takar. Adapun alat pengukuran yang digunakan

dalam mengukur volume secara kasar yaitu gelas ukur yang memiliki

berbagai ukuran seperti 10 mL, 25 mL, 50 mL, 100 mL, 250 mL, 500 mL,

1000 mL, dan 2000 mL.

Pemanasan dalam praktikum ini dilakukan dengan dua cara yaitu

pemanasan secara langsung dan pemanasan tidak langsung. Pemanasan secara

langsung dilakukan dengan menggunakan Bunsen yang berisi spirtus sebagai

alat pembakaran dengan meletakkan tabung reaksi diatas pembakaran tanpa

perantara suatu alat apapun. Pemanasan dilakukan dengan memiringkan

tabung reaksi dengan sudut kemiringan 45 ͦ dan mulut tabung dihadapkan ke

ruang kosong agar percikan tidak mengenai badan. Sedangkan pemanasan

secara tidak langsung merupakan pemanasan yang dilakukan dengan

memanaskan sampel pada tabung reaksi dengan menggunakan pembakaran

spirtus dengan perantara suatu alat yaitu menggunakan kaki tiga dan kawat

kasa.

Penyaringan dilakukan untuk memisahkan zat padat dari cairan

dengan menggunakan alat berpori. Dalam praktikum ini proses penyaringan

dilakukan dengan menggunakan kertas saring dengan bantuan corong yang

dimasukkan ke mulut labu takar. Saat melakukan penyaringan, zat padat akan

tertinggal pada kertas saring, sedangan cairan akan masuk ke dalam labu

takar.

22
Penimbangan dilakukan untuk mengetahui berat atau bobot suatu

sampel. Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah neraca digital

dengan nilai akurat 2-4 angka dibelakang koma. Sebelum melakukan

penimbangan terlebih dahulu timbangan neraca digital dibersihkan karena

akan mempengaruhi bobot sampel yang akan ditimbang. Penimbangan yang

menggunakan wadah harus diubah menjadi angka nol agar angka yang

muncul pada neraca merupakan bobot sampel yang asli.

Pengenceran dilakukan untuk menurunkan konsentrasi larutan.

Pengenceran dilakukan dengan ditambahkan pelarut seperti aquades ke dalam

labu takar kemudian dihomogenkan. Pembuatan larutan dilakukan dengan

menimbang sampel yang berfungsi untuk menstabilkan larutan dengan

pelarut kemudian dimasukkan ke dalam labu takar dan ditambahkan pelarut

berupa aquades.

23
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari percobaan ini adalah:

1. Alat-alat gelas yang umum di pakai di Laboratorium adalah Balp,

batang pengaduk, botol semprot, buret, cawan Arloji, cawan porselin,

corong, desikator, Erlenmeyer 50 mL, Erlenmeyer 500 mL, gegep,

gelas kimia 1000 mL, gelas ukur 50 mL, gelas ukur 500 mL, hot splat

stirrer, inkubator, kaki tiga, kasa, labu takar 250 mL, lemari asam,

oven, pinset, pipet skala, pipet volumetrik, platetes, rak tabung, sendok

tanduk, spatula, tabung reaksi, tabung reaksi, termometer dan vorteks

mixer.

2. Alat-alat yang digunakan untuk mereaksikan zat yang umum dipakai di

laboratorium adalah tabung reaksi, gelas kimia (gelas piala), dan labu

Erlenmeyer.

3. Alat-alat pengukuran volume yang umum digunakan di laboratorium

adalah labu takar, gelas kimia, pipet gondok (pipet volumetrik), pipet

skala, gelas ukur, botol semprot, pipet tetes, dan buret.

4. Teknik dasar yang dibahas adalah penyaringan dengan menggunakan

kertas saring yang disesuiakan dengan bentuk corong. Teknik dasar

pengenceran dengan menggunakan aquades. Teknik dasar pemanasan

yaitu pemanasan langsung dan pemanasan tidak langsung. Teknik dasar

penimbangan dengan menggunakan neraca analitik dan digital.

24
B. Saran

Pengenalan alat-alat laboratorium sebelum melakukan percobaan berguna

membentuk budaya bersih, tertib dan teratur agar dapat mengenal serta

menggunakan alat dengan benar. Hal ini dilakukan demi menghindari

terjadinya kesalahan dalam pemakaian alat-alat laboratorium saat melakukun

praktikum.

25
DAFTAR PUSTAKA

Brady, James E. Kimia Universitas Asas dan Struktur, Jilid satu, Jogjakarta :
Binarupa Aksara, 1997.
Gunawan, Adi dan Roeswati. Tangkas Kimia. Surabaya : Kartika. 2004.
Ibnu. Analisa Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga, 1976.
Khamidinal. Teknik Laboratorium Kimia. Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009.
Koesmadja. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga, 2006.
Neinlands. Analisa Kimia.Jakarta: Erlangga,1990.
Puspita, Diana dan Iip Rohima. Alam Sekitar IPA Terpadu Untuk SMP/Mts Kelas
VII. Jakarta: Pusat Perbukuan ,Kementrian Pendidikan Nasional. 2009.
Setiawati. Biokimia 1. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. 2002.

Sitorus,Marham dan Ani Sutiani. Pengelolaan dan Manajemen Laboraturium


Kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013.
Suadarmadji, Amet dkk. Prosedur Analis Untuk Bahan Makanan dan Pertanian.
Yogyakarta: 1997.
Wahyudi. Kimia Organik II. Malang: UM Press. 2011

26

Anda mungkin juga menyukai