Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu kimia merupakan cabang dari ilmu pengetahuan alam yang

mempelajari tentang struktur dan sifat materi (zat), perubahan materi dan

energi yang menyertai perubahan materi. Prinsip dasar yang menjadi acuan

perkembangan ilmu kimia adalah adanya perubahan bentuk atau susunan

partikel menjadi bentuk lain dengan sifat yang berbeda. Ruang lingkup kimia

meliputi susunan, struktur, sifat, serta perubahan materi yang menyertainya

(Zulfikar, 2008). Hakikat ilmu kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas

pertanyaan apa, mengapa, bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan

komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika dan energetika zat (Taibah,

2014). Dengan demikian, hakikat ilmu kimia secara garis besar mencangkup dua

bagian, yakni kimia sebagai produk dan kimia sebagai proses. Kimia sebagai

produk meliputi sekumpulan yang berisi fakta-fakta, konsep-konsep dan

prinsip-prinsip ilmu kimia. Sedangkan kimia sebagai proses meliputi

keterampilan-keterampilan dan sikap yang dimiliki oleh para ilmuwan untuk

memperoleh dan mengembangkan produk kimia.

Laboratorium adalah tempat untuk dilakukannya kegiatan praktikum,

riset (penelitian) serta sebagai sarana penunjang kegiatan pembelajaran bagi

calon dan para ilmuwan (Hamdani, 2008). Akan tetapi, laboratorium

merupakan tempat kerja yang memiliki potensi sumber bahaya yang dapat

menimbulkan risiko terjadinya gangguan keselamatan dan kesehatan kerja,

seperti kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Pada laboratorium kimia

1
2

terdapat bahan-bahan kimia berbahaya yang dapat menimbulkan terjadinya

kecelakaan (Hartono, 2015).

Adapun alat-alat laboratorium merupakan benda yang digunakan dalam

kegiatan di laboratorium kimia yang dapat dipergunakan berulang–ulang.

Contoh alat laboratorium kimia: pembakar spiritus, thermometer, tabung

reaksi, gelas ukur jangka sorong dann lain sebagainya. Alat yang digunakan

secara tidak langsung di dalam praktikum merupakan alat bantu laboratorium,


seperti pemadam kebakaran dan kotak pertolongan pertama.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada percobaan ini adalah:

1. Apa nama dan kegunaan alat-alat gelas yang umum dipakai di

laboratorium?

2. Apa nama dan kegunaan alat-alat gelas untuk mereaksikan zat yang

umum dipakai di laboratorium?

3. Apa nama dan kegunaan alat-alat gelas untuk pengukuran volume yang

umum dipakai di laboratorium?

4. Bagaimana teknik dasar pemanasan, penyaringan, penitrasi,


penimbangan dan pengukuran volume?

C. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui nama dan kegunaan alat-alat gelas yang umum

dipakai di laboratorium.

2. Untuk mengetahui nama dan kegunaan alat-alat gelas untuk mereaksikan

zat yang umum dipakai di laboratorium.


3

3. Untuk mengetahui nama dan kegunaan alat-alat gelas untuk pengukuran

volume yang umum dipakai di laboratorium.

4. Untuk mengetahui beberapa teknik dasar pemanasan, penyaringan,

penitrasi, penimbangan dan pengukuran volume.


4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Laboratorium Kimia
Laboratorium merupakan salah satu tempat berkembangnya ilmu

pengetahuan melalui berbagai penelitan dan percobaan. Dalam kegiatan

penelitian atau percobaan tentunya menggunakan bermacam-macam jenis alat

dan bahan kimia untuk menunjang kegitannya dan beberapa fasilitas

pendukung lainnya seperti air, gas, listrik dan almari asam tentunya alat, bahan

kimia dan fasilitas laboratorium beserta aktivitasnya sangat berpotensi dalam

menimbulkan terjadinya suatu kecelakaan (Amanah, 2011).

B. Peralatan-Peralatan Laboratorium

Beberapa peralatan yang umum dipakai di laboratorium terdapat 3 jenis, yaitu

peralatan gelas, peralatan non gelas, dan alat ukur.

1. Peralatan gelas

1)

Gambar 1.1 Labu Volumetri

Mengenal fungsi Labu Ukur Volumetrik (Volumetric Flask) sebagai salah

satu peralatan labotarorium yang digunakan dalam proses pembuatan ataupun

pengenceran suatu larutan. Alat ini biasanya difungsikan untuk mendapatkan


5

larutan zat tertentu yang nantinya hanya digunakan dalam ukuran yang

terbatas.

2)

Gambar 1.2 Gelas Ukur


Gelas ukur adalah peralatan laboratorium umum yang digunakan untuk

mengukur volume cairan. Alat ini memiliki bentuk silinder dan setiap garis

penanda yang ada pada gelas ukur mewakili jumlah cairan yang telah terukur

3)

Gambar 1.3 Tabung Reaksi

Tabung reaksi atau yang dikenal juga sebagai reaction tube/test tube

adalah alat bantu untuk mempermudah proses penelitian di dalam

laboratorium. Dapat diisi media padat hingga cair, fungsi tabung reaksi terbagi
dalam beberapa poin.

4)

Gambar 1.4 Erlenmeyer


6

Erlenmeyer atau dikenal juga dengan labu erlenmeyer adalah salah satu

alat gelas laboratorium yang salah satu fungsinya untuk menjadi wadah dari

bahan kimia cair. Gelas ini juga sering digunakan untuk proses titrasi untuk

menampung larutan yang akan digunakan

5)

Gambar 1.5 Gelas Arloji


Gelas arloji berbentuk bundar dengan beragam diameter ini memiliki

beberapa fungsi, di antaranya: penutup gelas kimia ketika tengah proses

pemanasan sampel (penguapan), sebagai tempat untuk mengeringkan padatan

dalam desikator, sebagai tempat benda yang tengah berada dalam proses

pengamatan dan sebagai tempat untuk menyimpan bahan yang akan ditimbang.

6)

Gambar 1.6 Buret


Buret adalah alat laboratorium yang terbuat dari kaca dengan bentuk

silinder. Kemudian alat ini memiliki garis ukur dan sumbatan keran pada bagian

bawahny Buret adalah alat laboratorium yang terbuat dari kaca dengan bentuk

silinder. Kemudian alat ini memiliki garis ukur dan sumbatan keran pada bagian

bawahnya.

7)
7

Gambar 1.7 Batang Pengaduk

Alat-alat praktikum nongelas dan alat penunjang praktikum yang biasa

digunakan adalah sebagai berikut.

1. Kawat asbes

Kawat yang dilapisi dengan asbes, digunakan sebagai alas dalam


penyebaran panas yang berasal dari suatu pembakar.

2. Kaki Tiga

Besi yang menyangga ring dan digunakan untuk menahan kawat kasa

dalam pemanasan.

3. Statif dan klem

Terbuat dari besi atau baja yang berfungsi untuk menegakkan buret,

corong, corong pisah dan peralatan gelas lainnya pada saat digunakan. Klem

terbuat dari besi atau baja untuk memegang buret yang digunakan untuk titrasi.

4. Pro Pipet (pipet filler)

Digunakan untuk membantu proses pengambilan cairan. Terbuat dari

karet yang disertai dengan tanda untuk menyedot cairan (suction), mengambil
udara (aspirate) dan mengosongkan (empty).

C. Teknik Dasar Laboratorium


Adapun teknik-teknik dasar dalam laboratorium sebagai berikut.
1. Penimbangan

Timbangan merupakan salah satu alat ukur yang paling sering kita

jumpai didalam kehidupan sehari-hari. Istilah yang sering kita gunakan bersama

timbangan adalah berat. Timbangan berdasarkan pengoperasiaanya dapat


8

dibedakan menjadi timbangan bukan otomatis dan timbangan otomatis.

Timbangan bukan otomatis merupakan timbangan yang penimbangannya

dilakukan oleh operator secara langsung. Sedangkan timbangan otomatis adalah

timbangan yang proses penimbangannya bekerja secara otomatis dan tidak

memerlukan campur tangan operator. Timbangan-timbangan yang masuk

kategori timbangan bukan otomatis merupakan timbangan yang sering kita

jumpai, sedangkan timbangan otomatis masih digunakan dalam skala industry.


Timbangan bukan otomatis termasuk neraca, timbangan meja, timbangan pegas,

dacin, timbangan sentisimal, dan timbangan elektronik.

2. Pemanasan

Berbagai metode pemanasan diperlukan untuk dapat menganalisis dalam

laboratorium, mulai dari pembakaran gas, lempeng panas (Hot plate) dan oven

dari pembakaran setengah silinder (murfle). Pembakar bunsen biasanya

digunakan secara luas untuk mencapai temperatur tinggi yang sedang.

Temperatur maksimum dicapai dengan menyesuaikan regulator sehingga

masuk udara lebih banyak daripada yang diperlukan untuk menghasilkan nyala

tak cemerlang terlalu banyak uap akan dapat menghasilkan nyala yang tak

sesuai. Alat pembakaran digunakan untuk memanggang residu atau endapan


yang memerlukan temperatur tinggi untuk diubah menjadi suatu bentuk yang

dapat ditimbang dan juga dilakukan terhadap beberapa pelelehan tertentu.

3. Penyaringan

Penyaringan atau Filtrasi Penyaringan atau filtrasi merupakan metode

pemisahan berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Penyaringan paling sering

digunakan untuk memisahkan campuran berwujud cair dengan wujud padat.

Pemisahan campuran berdasarkan perbedaan partikel ini sering pula dipakai


9

untuk memisahkan campuran yang terdiri atas zat padat dengan ukuran

partikel yang berbeda. Sebagai contoh pada pembuatan tepung beras. mula

beras ditumbuk sampai halus, kemudian setelah halus dilakukan dengan

saringan yang relatif rapat. Beras yang sudah berubah jadi tepung akan dapat

lolos melalui saringan, sedangkan yang masih kasar akan tertinggal di dalam

saringan.

4. Titrasi
Mereaksikan zat (titrasi) dilakukan dengan menambah pereaksi sedikit

demi sedikit. Terlebih dahulu lihatlah hasilnya sebelum menambah pereaksi

lebih banyak. Kerapkali reaksi gagal, bukan karena pereaksi tetapi sebaliknya.

Ini terjadi misalnya pada reaksi amfoter, kalau ingin dilakukan pengendapan

Al(OH)3 dengan penambahan NaOH pada larutan AlCl3. Jika NaOH diberikan

sedikit demi sedikit maka akan ada endapan, tetapi jika NaOH diberikan

sekaligus maka tidak akan terbentuk endapan sama sekali.


BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Waktu dan Tempat

Percobaan ini dilakukan pada hari Selasa, 31 Oktober 2023 pukul 13.00 -

15.30 WITA bertempat di Laboratorium Analitik Jurusan Kimia Fakultas Sains

dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

B. Alat dan Bahan


1. Alat

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah neraca analitik, buret

asam, buret basa, gelas kimia, labu takar, erlenmeyer, gelas ukur, bunsen, pipet

volume, pipet skala, tabung reaksi, kaca arloji, corong kaca, batang pengaduk,

botol semprot, kaki tiga, kawat kasa, bulp, spatula, pipet tetes dan gegep.

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah akuades (H2O), CaCO3,

kertas saring, korek api, dan tissue.

C. Prosedur Kerja
1. Teknik Penimbangan

a. Penimbangan langsung

Dipasang kabel neraca analitik kesumber listrik, lalu diaktifkan neraca

analitik dengan menekan tombol on, kemudian gelas arloji dimasukkan ke

dalam neraca analitik dengan menekan tombol TAR hingga keadaan neraca

0,0000 gram kemudian ditimbang bobot NaCl serta dicatat hasilnya.

b. Penimbangan tidak langsung

Dimasukkan gelas arloji kedalam neraca analitik dan sampel NaCl


kedalam gelas arloji, dengan dicatat bobotnya masing-masing. Kemudian

dihitung bobot sampel dengan mengurangkan hasil penimbangan bobot sampel

ditambah bobot gelas arloji. Setelah selesai, dimatikan neraca analitik dengan

menekan tombol off dan dicabut kabel neraca analitik dari sumber listrik.

2. Teknik Pemanasan

a. Pemanasan langsung

Dinyalakan spirtus lalu tabung reaksi diisi dengan akuades, kemudian


tabung reaksi dijepit dengan gegep, lalu tabung reaksi dibakan di atas spirtus

sambal dimiringkan dan digoyang-goyangkan.

b. Pemanasan tidak langsung

Disiapkan pembakaran spirtus, kaki tiga, kawat kasa, pejepit, tabung

reaksi dan gelas kimia, lalu spirtus dibakar dan diletakkan kaki tiga dan kawat

kasa di atas spirtus sebagai penyangga. Kemudian, gelas kimia diisi dengan

akuades dan diletakkan di atas kawat kasa hingga mendidih, lalu dimasukkan

sampel ke dalam tabung reaksi yang dijepit dengan gegep. Setelah itu

dipanaskan tabung reaksi yang telah dijepit tadi di atas air mendidih yang

terdapat di dalam gelas kimia.

3. Teknik Pengukuran Volume


Disiapkan Erlenmeyer 250 ml, gelas ukur 100 ml, labu takar 100 ml,

bulb, pipet volume, pipet skala, batang pengaduk. Setelah semua alat-alatnya

siap, kemudian dipasang bulb pada bagian ujung atas pipet. Setelah itu, ditekan

bulb yang memiliki simbol S untuk mengambil larutan kedalampipet dan

dihitung skala yang terbentuk pada pipet volume. Lalu, ditekan bulb yang

memiliki simbol E untuk mengeluarkan larutan dalam pipet. Kemudian,

dilepaskan bulb pada pipet volume.


4. Teknik Penyaringan

Disiapkan semua alat penyaringan lalu dilipat kertas dan membentuk

kertas saring. Kemudian, digunting bagian atas kertas lalu dibasahi dinding

corong dengan akuades. Setelah itu, dimasukkan kertas saring ke corong dan

diletakkan pada dinding corong serta diletakkan corong di atas erlenmeyer.

Kemudian, sampel dituangkan ke dalam erlenmeyer dengan bantuan batang

pengaduk agar sampel tidak merembes.


5. Teknik Titrasi

a. Titrasi Asam

Dipasang buret asam ke klem yang terpasang pada statif, lalu diisi buret

dengan akuades menggunakan corong. Kemudian, diputar keran menggunakan

tangan kiri serta mengatur banyaknya tetesan yang dikeluarkan oleh buret dan

dipegang erlenmeyer dengan tangan kanan sehingga buret mengeluarkan akuades

setetes demi setetes. Kemudian, dihomogenkan larutan hingga titik ekuivalen.

b. Titrasi Basa

Dipasang buret basa ke klem yang terpasang pada statif, lalu diisi buret

dengan akuades menggunakan corong. Kemudian, diputar keran menggunakan

tangan kiri serta mengatur banyaknya tetesan yang dikeluarkan oleh buret dan
dipegang erlenmeyer dengan tangan kanan sehingga buret mengeluarkan akuades

setetes demi setetes. Kemudian, dihomogenkan larutan hingga titik ekuivalen.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Tabel Pengamatan

Tabel IV.1 Peralatan pada Proses Penimbangan


No. Nama Alat Gambar Fungsi

Sebagai alat untuk


Spatula memindahkan bahan padatan
1.
yang akan ditimbang maupun
yang akan ditimbang

Sebagai alat untuk


2. Neraca Analitik menimbang bahan atau zat
yang dibutuhkan

Sebagai wadah sampel yang


3. Gelas Arloji
akan ditimbang

Tabel IV.2 Peralatan pada Proses Titrasi


No Nama Alat Gambar Fungsi
Sebagai alat penetes sejumlah
1. Buret Asam
reagen cair yang bersifat basa

Buret Basa Sebagai alat penetes sejumlah


2.
reagen cair yang bersifat basa

Sebagai alat bantu untuk


memindahkan atau
Corong Kaca memasukkan larutan ke
3.
wadah yang mempunyai
dimensi pemasukkan sampel
bahan kecil.

Sebagai wadah untuk


mengukur volume dan
menampung dari bahan
4. Erlenmeyer
kimia cair, serta dapat
menampung titran dan
tempat penyimpanan media

Statif berfungsi sebagai stand


untuk meletakkan klem
5. Statif dan Klem sedangkan klem berfungsi
sebagai alat penjepit buret
dalam melakukan titrasi

Tabel IV.3 Peralatan pada Proses Pemanasan


No. Nama Alat Gambar Fungsi
Sebagai alat pembakar atau
pemanas zat yang terbuat dari
1. Spiritus
logam dengan bahan bakar
spirtus.

Sebagai penahn beban diatas


kaki tiga serta menyebarkan
2. Kawat Kasa
laju pemanasan agar lebih
merata.

Sebgai alat penahan kawat


kasa serta pengangga dalam
3. Kaki Tiga
proses pemanasan atau
pembakaran

Sebagai bahan dasar dalam


pembuatan api untuk
4. Korek Api
menyalakan alat spiritus
atau bunsen

Sebagai tempat untuk


mereasikan dua larutan atau
5. Tabung Reaksi
lebih, serta sebagai wadah
sampel dalam pemanasan

Sebagai wadah untuk


mengukur/menampung
6. Gelas Ukur
volume zat cair dengan
ketelitian rendah
Sebagai alat penjepit tabung
7. Gegeo/Penjepit reaksi dalam proses
pemanasan

Tabel IV.4 Peralatan pada Proses Penyaringan


No. Nama Alat Gambar Fungsi

Sebagai bahan untuk


memisahkan partikel agar
1. Kertas Saring
menghasilkan bahan/larutan
yang murni

Sebagai alat untuk


2. Gunting
memotong kertas saring

Sebagai wadah untuk


meletakkan kertas saring agar
3. Corong Kaca
larutan yang dituangkan
dapat tersaring dengan baik

Sebagai wadah untuk


mengukur/menampung
4. Gelas Ukur
volume zat cair dengan
ketelitian rendah
Sebagai wadah aquades agar
Botol
5. lebih mudah menyemprotkan
Semprot
larutan ke kertas saring

Sebagai wadah untuk


6. Erlenmeyer menambung hasil
penyaringan (filtrat)

Tabel IV.5 Proses pada Pengukuran


No. Nama Alat Gambar Fungsi

Sebagai alat penyedot atau


memindahkan volume
1. Bulb
larutan kimia yang
diletakkan di pipet volume

Sebagai wadah untuk


2. Labu Takar menghomogenkan suatu
larutan

Sebagai alat penyedot atau


memindahkan volume
3. Pipet Skala
larutan dengan skala
tertentu

\
Sebagai alat penyedot atau
4. Pipet Tetes memindahkan larutan dengan
skala kecil

Sebagai wadah untuk


mengukur/menampung
5. Gelas Ukur
volume zat cair dengan
ketelitian rendah

Sebagai wadah untuk


mengukur volume dan
6. Erlenmeyer
menampung dari bahan
kimia cair

2. Analisis Data
a. Penimbangan Tidak Langsung
Dik : Bobot kosong gelas arloji + Bobot CaCO3 (W1) = 20,80 gr
Bobot kosong gelas arloji (W2) = 20,40 gr
Dit : Bobot sampel CaCO3 (Ws)=…?
Penyelesaian:
Ws = W1 - W2
= 20,80 – 20,40
= 0,40 gr

B. Pembahasan
Percobaan pengenalan alat-alat laboratorium ini dilakukan dengan 5

teknik dasar, yaitu teknik dasar penimbangan, pemanasan, pengukuran volume,

penyaringan dan penitrasi.

Teknik dasar penimbangan dilakukan dengan menempatkan timbangan

pada daerah yang datar. Membersihkan neraca dengan tissue atau kuas yang
telah disediakan sebelum memasukkan sampel. Menyambungkan dengan arus

listrik. Menekan tombol ON dan Tar. Memasukkan wadah sampel.

Menambahkan CaCO3 ke dalam wadah dengan perlahan-lahan menggunakan

spatula. Mengamati angka timbangan yang tertera pada monitor, lalu

mencatatnya. Menekan tombol OFF. Membersihkan kembali neraca. Fungsi

dilakukan pembersihan sebelum dan setelah menimbang yaitu agar zat yang

ditimbang memperoleh hasil yang akurat/teliti. Adapun penimbangan secara


tidak langsung, sebelum menambahkan CaCO3 amati angka dan mencatatnya.

Teknik dasar pemanasan ada dua cara, yaitu dengan pemanasan

langsung dan pemanasan tak langsung. Pemanasan secara langsung dilakukan

dengan memasukkan larutan sampel ke dalam tabung reaksi. Menjepit tabung

reaksi dengan gegep. Memanaskan di atas bunsen dengan memiringkan tabung

reaksi. Menggoyangkan secara perlahan. Mengamati perubahan sampel. Fungsi

memiringkan tabung reaksi ke arah depan ketika pengocokan yaitu sebagai

usaha kita dalam melindungi tangan atau tubuh kita. Dalam memanaskan kita

suatu waktu bisa saja lupa bahwa air telah mendidih sehingga air tersebut

meluap. Memegang tabung reaksi dalam keadaan tegak lalu air tersebut

mendidih dan meluap maka akan langsung mengenai tangan kita. Sedangkan
apabila kita memegang dalam keadaan miring kedepan maka air yang mendidih

dan meluap akan jatuh kedepan dan tidak mengenai tangan kita. Pemanasan

secara tidak langsung dilakukan di atas kaki tiga yang dilapisi kawat kasa.

Menyalakan bunsen di bawah kaki tiga. Menaruh gelas kimia yang telah berisi

akuades (H2O) di atas kawat kasa dan juga akuades yang sebelumnya dalam

tabung reaksi dimasukkan dalam gelas kimia. Memanaskan hingga terjadi

proses mendidih.
Teknik dasar pengukuran volume dengan larutan tidak berwarna

dilakukan dengan menuangkan larutan tidak berwarna yang akan diukur ke

dalam gelas kimia berukuran 50 ml. Pembacaan skala pada larutan tidak

berwarna menggunakan miniskus bawah. Jika miniskus bawah belum sejajar

dengan skala, maka tambahkan larutan dengan menggunakan pipet tetes

sampai batas skala yang diinginkan. Fungsi dilakukannya pembacaan miniskus

bawah yaitu karena pada larutan yang tidak berwarna atau larutan bening batas
bawah masih bisa terlihat.

Teknik dasar penyaringan dilakukan dengan cara menyiapkan kertas

saring, lalu lipat menjadi empat bagian, kemudian masukkan kertas saring ke

dalam corong, lalu bilas dengan sedikit akuades agar kertas saring menempel

pada dinding corong. Setelah itu, letakkan corong pada gelas kimia, lalu

tuangkan campuran ke dalam corong secara perlahan-lahan dengan

menggunakan batang pengaduk. Dihimpitkan sampai tanda batas. Fungsi

penuangan secara perlahan yaitu agar akuades yang ada di dalam kertas saring

tidak terlalu penuh, yang menyebabkan akuades di dalam kertas saring tumpah.

Teknik dasar penitrasi dilakukan dengan mengisi buret asam/basa

dengan larutan. Selanjutnya, membaca miniskus atas. Diisi larutan ke dalam


Erlenmeyer menggunakan corong gelas, kemudian larutan dalam buret

dikeluarkan perlahan-lahan dengan menggunakan tangan kiri lalu

dihomogenkan dengan memegang erlenmayer menggunakan tangan kanan.

Fungsi dilakukan penetesan secara perlahan yaitu agar proses titrasi dapat

berlangsung sempurna.
BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan pada percobaan ini yaitu:

1. Alat-alat gelas yang umum dipakai di laboratorium adalah buret, labu

takar, gelas ukur, gelas kimia, pipet volume, pipet skala, corong,

erlenmeyer dan tabung reaksi.

2. Alat-alat gelas yang umum dipakai untuk mereaksikan zat adalah tabung

reaksi, gelas kimia dan erlenmeyer.

3. Alat-alat gelas yang umum dipakai untuk pengukuran volume adalah

gelas ukur, pipet skala, pipet volume, pipet tetes, buret dan labu takar.

4. Teknik dasar pemanasan yaitu dengan menggunakan bunsen atau spirtus

pada pemanasan langsung dan kompor atau penangas air pada

pemanasan tak langsung. Teknik penyaringan yaitu denganmenggunakan

kertas saring yang dilipat dan ditempatkan di dalam corong. Teknik dasar

penitrasi yaitu dengan menggunakan buret, statif dan klem serta

erlenmeyer. Teknik dasar penimbangan yaitu dengan menggunakan

neraca analitik. Teknik dasar pengukuran volume yaitu dengan

menggunakan pipet beserta bulp dan memperhatikan miniskusnya.

B. Saran
Percobaan selanjutnya, sebaiknya pada proses penyaringan digunakan

sampel selain akuades, misalnya menggunakan air sumur dan sebagainya agar

dapat dilihat partikel yang tertinggal di kertas saring, serta sebaiknya pada
percobaan selanjutnya menggunakan larutan natrioum hidroksida (NaOH) pada

saat titrasi agar dapat mengetahui perbedaan maniskus larutan berwarna dan

tidak.
DAFTAR PUSTAKA

Tania, Dewiantika. “Hakikat dan Peran Ilmu Kimia”, 2022

Dian Sri, Sri Susilogati, Ida Iryani. “Analisis Timbal di Sekitar Laboratorium
Kimia”
. Indonesian Journal of Chemical Science (2020)

Ni Putu, Komang Wisnu. “Strategi Pengembangan Literasi Kimia”. Jurnal Ilmiah


Pendidikan Citra Bakti (2017)

Gusti Lanang, Wayan Subagia. “Pengelolaan Laboratorium” (2014)

Dinda, Anik. “Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Laboratorium


Kimia” (2017)
LAMPIRAN I
SKEMA KERJA

1. Penimbangan
a. Penimbangan Langsung

CaCO3

- Dihubungkan dengan stop kontak

- Ditekan tombol ON kemudian menunggu hingga terkalibrasi

- Dimasukkan gelas arloji ke dalam neraca dan menekan tombol tare

hingga yang terbaca di layar 0,00

- Dimasukkan sampel menggunakan spatula dan diletakkan di atas gelas

arloji yang ada di dalam neraca

- Dicatat hasil penimbangan.


Hasil
b. Penimbangan Tidak Langsung

CaCO3

- Dimasukkan gelas arloji ke dalam neraca

- Dicatat bobotya kemudian memasukkan sampel menggunakan spatula

- Diletakkan di atas gelas arloji yang ada di dalam neraca kemudian

- Dicatat hasil penimbangan

- Dihitung bobot sampel dengan cara mengurangi bobot akhir dengan

bobot kaca arloji

- Ditekan tombol off lalu cabut stop kontak.


Hasil
2. Pemanasan
a. Pemanasan Langsung
Akuades

- Dinyalakan bunsen dengan menggunakan korek api

- Dimasukkan air yang akan dipanaskan ke dalam tabung reaksi

- Dijepit tabung reaksi menggunakan gegep

- Dipanaskan sampel diatas api bunsen sambil dihomogenkan.


Hasil

b. Pemanasan Tidak Langsung


Akuades

- Dimasukkan air ke dalam gelas kimia kemudian

- Dinyalakan bunsen menggunakan korek api di bawah kaki tiga yang di

atasnya terdapat kawat kasa

- Diletakkan gelas kimia diatas kaki tiga yang beralaskan kawat kasa

- Dimasukkan Tabung reaksi, yang selanjutnya dipanaskan di atas

penangas air.
Hasil
3. Penyaringan
Akuades

- Diletakkan corong diatas Erlenmeyer

- Dilipat kertas saring menjadi 4 bagian dan digunting bagian terluar

- Dilipat kertas saring dengan lipatan kecil

- Dimasukkankertas saring yang sudah dipotong ke dalam corong

- Diteteskan air dipinggir kertas saring dengan menggunakan botol

semprot
- Dimasukkan sampel ke dalam coronghingga diperoleh filtrat.
Hasil
.
4. Titrasi
a. Titrasi Asam
Akuades

- Dimasukkan larutan ke dalam buret dengan menggunakan corong

hingga volume tertentu


- Dihomogenkan larutan pada erlenmeyer dengan arah memutar

berlawanan arah jarum jam dengan kecepatan konstan sambil

memutar keran pada buret asam.


Hasil
b. Titrasi Basa
Akuades

- Dimasukkan larutan ke dalam buret dan melihat volume awalnya

- Dihomogenkan larutan pada erlenmeyer dengan arah memutar

berlawanan arah jarum jam dengan kecepatan konstan sambil

menekan dibagian plastik untuk buret basa.


Hasil

5. Pengukuran Volume
Akuades

- Dipasang Bulb dengan pipet skala

- Dipipet akuades dan memindahkan cairan ke dalam erlenmeyer.


Hasil
LAMPIRAN II

DOKUMENTASI PRAKTIKUM

1. Penimbangan

a. Penimbangan Langsung

Dihubungkan dengan
stop kontak kemudian Dimasukkan gelas Dimasukkan sampel
Ditekan tombol ON arloji ke dalam neraca menggunakan spatula
kemudian menunggu dan menekan tombol dan diletakkan di atas
hingga terkalibrasi tare hingga yang gelas arloji yang ada di
terbaca di layar 0,00 dalam neraca
kemudian catat hasil
penimbangan

b. Penimbangan Tidak Langsung

Dimasukkan gelas dimasukkan sampel


arloji ke dalam neraca menggunakan spatula
kemudian dicatat di atas gelas arloji yang
bobotnya ada di dalam neraca
kemudian dicatat hasil
penimbangan
2. Pemanasan
a. Pemanasan Langsung

Dinyalakan bunsen Dimasukkan air yang Dijepit tabung reaksi


dengan menggunakan akan dipanaskan ke menggunakan gegep
korek api. dalam tabung reaksi

Dipanaskan sampel
diatas api bunsen
sambil dihomogenkan

b. Pemanasan Tidak Langsung

Dimasukkan air ke Dinyalakan bunsen Diletakkan gelas


dalam gelas kimia menggunakan korek api kimia diatas kaki tiga
kemudian di bawah kaki tiga yang yang beralaskan
di atasnya terdapat kawat kasa
kawat kasa

Dimasukkan Tabung
reaksi, yang selanjutnya
dipanaskan di atas
penangas air.

3. Penyaringan

Diletakkan corong Dilipat kertas saring Dimasukkan kertas


diatas Erlenmeyer menjadi 4 bagian dan saring yang sudah
digunting bagian dipotong ke dalam
terluar corong

4. Titrasi
a. Titrasi Asam
Dimasukkan larutan ke Dihomogenkan larutan pada
dalam buret dengan erlenmeyer dengan arah memutar
menggunakan corong berlawanan arah jarum jam
hingga volume tertentu dengan kecepatan konstan sambil
memutar keran pada buret asam.
b. Titrasi Basa

Dimasukk anasukkan Dihomogenkan larutan pada


larutan ke dalam buret erlenmeyer dengan arah memutar
dan melihat volume berlawanan arah jarum jam dengan
awalnya kecepatan konstan sambil menekan
dibagian plastik untuk buret basa.

5. Pengukuran Volume

Dipasang Bulb dengan Dipipet akuades dan


pipet skala memindahkan cairan ke
dalam erlenmeyer.
REFERENSI

Anda mungkin juga menyukai