i
PERCOBAAN
PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM
1. PENDAHULUAN
1
2. DASAR TEORI
Ilmu kimia secara umum bagi seorang ahli kimia merupakan suatu
pengetahuan. Seperti alat-alat bidang lainnya, pendekatan secara Filosofis Untuk
mempelajari alam disebut metode ilmiah. Metode ilmiah lebih dari sekedar
pernyataan resmi dan langkah-langkahYang selalu kita lakukan untuk
memecahkan masalah secara logis. Perhatikan misalnya, bagaimana montir mobil
berusaha memperbaiki mobil yang tidak mau hidup mesin nya apabila distater.
Mula-mula, Penyebab yang jelas dari masalah ini dilokalisir dengan cara
mengamati hasil dari satu alat beberapa, percobaan selanjutnya bagian atau alat
yang diperkirakan penyebab nya diganti atau dibetulkan dan kemudian dicoba lagi
menghidupkan mesin mobil tersebut. Bila motor tersebut dengan tepat
memperkirakan penyebab masalah tersebut, maka pekerjaan ini selesai. Jika tidak,
maka dilakukan percobaan lainnya, kemudian mengganti atau membetulkannya
lagi sampai akhirnya mobil tersebut dapat menyala kembali. Bila kita
memecahkan suatu masalah dalam ilmu pengetahuan, perlu juga untuk
melaksanakan langkah-langkah yang terlampir sama seperti itu. Oleh sebab itu
langkah pertama dalam metode ilmu dapat disebut penelitian atau observasi. Hal
ini merupakan tujuan dari eksperimen yang dibuat di laboratorium dimana sifat-
sifat dapat diteliti dalam keadaan terkontrol, jadi hasil dari eksperimen itu dapat
diulangi atau ditiru kembali (Brady, 1995).
Ilmu kimia sangat bergantung pada pengukuran sehari-hari dapat kita
gunakan untuk mau kan pengukuran sederhana terhadap sifat-sifat zat. Penggaris
untuk mengukur panjang. Buret, pipet, tabung volume metrik dan labu ukur untuk
mengukur sifat-sifat mikropkopik yang dapat ditentukan secara langsung (Chang,
2005).
Pada dasarnya sikap ini memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat-
alat tersebut, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat ketika alat
digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dipakai atau dikenali berdasarkan
namanya. Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan
kata-kata meter seperti thermograph, hygrometer, spektrofotometer, dll. Alat alat
2
3
ukur yang disertai dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan "graph"
seperti thermograph, barograph (moningka, 2008).
Dari uraian tersebut, tersirat bahwa nama pada setiap penggambaran
mengenai kegunaan alat dan atau menggambarkannya prinsip kerja pada alat yang
bersangkutan. Dalam penggunaan alat-alat yang bersifat umum dan ada pula yang
khusus. Peralatan umum biasanya digunakan untuk suatu kegiatan reparasi,
sedangkan peralatan khusus lebih banyak digunakan untuk pengukuran suatu
penentuan (moningka, 2008).
Laboratorium kimia harus merupakan tempat yang aman bagi para
penggunanya. Aman terhadap setiap kemungkinan kecelakaan total maupun
gangguan kesehatan. Hanya dalam laboratorium yang sama seseorang dapat
bekerja dengan nyaman, produktif dan efisien, serta bebas dari rasa khawatir akan
kecelakaan dan keracunnan. Keadaan aman dalam laboratorium dapat diciptakan
apabila dari setiap pengguna untuk menjaga diri dan melindungi diri. Diperlukan
kesadaran bahwa kecelakaan dapat berakibat fatal pada para pengguna maupun
orang lain serta lingkungan sekitarnya. Ini adalah tanggung jawab moral dalam
pencegahan kecelakaan. Selain itu, disiplin setiap individu terhadap peraturan juga
memberikan pengaruh besar dalam keselamatan kerja, laboratorium-laboratorium
kimia mempunyai bahaya yang sama sebagai akibat penggunaan bahan bahan
kimia dan juga teknik teknik dalamnya (Budimarwanti, 2003)
Analisis yang baik di laboratorium, biasanya peduli kerapian. Pengguna
meja praktikum yang teratur. Kecil kemungkinan melakukan kesalahan dalam
mencampur sampel, Selalu menambahkan reagensia, menumpahkan larutan dan
memecahkan peralatan kaca. Penggunaan beberapa alat gelas dengan tepat
penting untuk diketahui agar pekerjaan tersebut dapat berjalan dengan baik. Oleh
karena itu harus diberikan pelatihan tentang penggunaan alat-alat tersebut.
Dalam laboratorium tentu saja harus berlanjut dari praktikum sampai ke rak
tempat bahan-bahan seluruh kelas. Kerapihan anaknya juga mencakup
pemeliharaan perebut Labolatorium Yang permanen seperti oven, lempeng panas,
lemari asam, baik dan meja-meja itu sendiri. Analisis tidak boleh dilakukan
dengan alat kaca yang tidak bersih. Alat kaca yang tampaknya bersih, belum tentu
4
bersih dari sudut panelang seorang analis. Permukaan yang tampaknya tak ada
kotoran sering masih tercemari oleh lapisan tipis. Tak tampak yang berminyak.
Bila air dituangkan dari dalam suatu ada yang sudah tercemar, air tidak terbuang
secara seragam dari dalam permukaan kaca, tetapi menyisakan tetesan kecil, yang
merepotkan atau kadang kadang mustahil dipulihkan. Alat kaca yang bisa
dimasuki sikat seperti beker atau labu erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan
sabun atau dengan detergen sintetik. Pepet, Buret atau labu volumetri mungkin
memerlukan larutan larutan deterjen panas untuk bisa benar benar bersih. Jika
permukaan kaca itu masih belum membuang air nya secara seragam, mungkin
perlu digunakan larutan pembersih, yang sifat okselasi kuatnya dapatMemastikan
kebersihan permukaan kaca keseluruhan. Setelah dibersihkan, alat itu ndaknya di
belas beberapa kali dengan air keren, kemudian dengan sedikit air suling, dan
akhirnya dibiarkan mengering sendiri larutan pembersih biasanya tidak dipakai
untuk tugasnya biologi karena banyak mikro organisme yang peka terhadap sisa
chromium yang tetap tinggal pada kaca sekalipun setelah dibilas bersih bersih.
Berikut ini alat-alat yang sering digunakan dalam praktikum kimia, meliputi (Day
dan Uneterwood, 1998) :
1. Batang pengaduk
Batang pengaduk digunakan untuk mengaduk larutan atau suspensi, biasanya
dalam gelas piala.
2. Desikator
Desikator adalah sebuah bejana, biasanya terbuat dari kaca, namun kadang
kadang dari logam yang digunakan untuk menyetimbangkan objek dengan
udara yang dikendalikan.
3. Labu ukur
Labu ukur Pernah digunakan untuk mengatur larutan yang dipindahkan ke wadah
wadah line Pernah digunakan untuk mengatur larutan yang dipindahkan kewadah-
wadah lain. Labu ukur digunakan bilamana dinginkan untuk membuat larutan
sampai volume yang dapat diketahui.
4. Buret
5
kecerobohan. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya utnuk mencegah terjadinya
kecelakaan dengan cara membina dan mengembangkan kesadaran (attitude) akan
penting k3 di laboratorium. Bila bekerja dengan bahan kimia maka diperlukan
perhatian dan kecermatan dalam penanganannya. Adapun hal umum yang harus
diperhatikan adalah sebagai (Susanto, 2008) :
a. Hindari kontak langsung dengan bahan kimia
b. Hindari menghirup langsung uap bahan kimia
c. Dilakang mencicipi atau mencium bahan kimia kecuali ada perintah khusus
( cukup dengan mengibaskan kearah hidung )
d. Bahan kimia dapat bereaksi langsung dengan kulit menimbulkan iritasi ( pedih
dan gatal )
Akuades merupakan air hasil dari destilasi atau penyulingan, dapat disebut
juga air murni (H2o). Karena itu H2o hampir tidak mengandung mineral.
Sedangkan air mineral merupakan pelarut yang universal. Sifat fisik dan kimia
akuades adalah sebagai berikut (Santosa, 2011) :
Bentuk : Cair
Warna : tidak berwarna
Bau : tidak berbau
PH : pada 20 C
Titik lebur :0C
Titik didih : 100 C pada 1,013 hpa
Densitas : 1.00
Batas ledak :-
Tekanan uap : 23 hpa pada 20 C
Timbal (II) asefat (Pb (CH3COO)2), merupakan senyawa kimia kristalin
putih dengan rasa manis. Senyawa ini dibuat dari reaksi timbal (II) oksida dengan
asam asetat, sifat fisik dan kimia timbal (II) asetat (Pb(CH3COO)2) adalah
sebagai berikut (Pradyot, 2003)
Bentuk : Bubuk putih atau tidak berwarna, kristal berkilau
Bau : Agak seperti cuka
8
Densitas : 3,25 9/cm2 (20 C, ahidrat), 2,55 9/cm3 (terhidrat) 1,69 9/cm3
(dekohidrat)
Titik lebur : 200 C
Titid didih : Berdekomposisi
Tembaga (II) sulfat merupakan sebuah senyawa kimia dengan rumus
molekul Cu504. Senyawa senyawa garam ini eksis dibumi dengan kederajatan
hidrasi yang berbeda-beda. Sifat fisik dan kimia Tembaga (II) sulfat adalah
sebagai berikut (kukhorus, 1958)
Bentuk : Padat
Warna : biru
Bau : Tidak berbau
PH : 3.5 – 4.5 pada 50 g/120 c
Titik lebur : 147 C
Titik didih :-
Titik nyala : Tidak berlaku
Tekanan uap : -
3. METODOLOGI PERCOBAAN
Rangkaian Alat
1
Keterangan:
2 1. Propipet
2. Pipet Volume 10 mL
3. Gelas beker 250 mL
3
1 Keterangan:
2 1. Gelas beker
3
2. Kertas saring
4 3. Corong
4. Erlenmeyer
9
10
3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah akuades, CuSO4
0,1 M, Pb(CH3COO)2 0,1 M, dan kertas saring.
3.3.3 Penyaringan
Langkah pertama yaitu masing-masing 10 mL larutan CuSO4 0,2 M dan
larutan Pb(CH3COO)2 0,2 M dicampurkan di dalam gelas beker 250 mL,
kemudian diaduk dengan pengaduk kaca hingga homogen sampai dihasilkan
larutan berwarna biru langit. Lalu didiamkan beberapa saat hingga endapan
10
Akuades
Hasil
CuSO4 0,1 M
Hasil
Pb(CH3COO)2 0,1 M
Hasil
3.4.4 Penyaringan
- Diambil masing-masing 10 mL
- Dicampurkan ke dalam gelas beker
- Dicatat perubahan waktunya
- Kertas saring ditimbang dan dilipat menjadi
seperempat bagian
- Dimasukkan ke dalam corong
- Disaring larutannya
- Dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 80oC selama
15 menit
- Ditimbang kertas saring beserta endapannya
- Dihitung massa endapannya
Hasil
Kertas Saring
Labu Ukur
Separator Funnel
15
17
Cawan Porselin
Piknometer
Buret
Erlenmeyer
Gelas Arloji
Du Nouy’s Tester
Kondensor lurus
kondensor Spiral
Digunakan mengkondensasikan uap dari
14
turbin menjadi air melalui pipa.
17
Desikator
Cawan Petri
Soxhlet
Hotplate
Pipet Volume
Corong
Gegep
Sudip
Digunakan untuk mengambil serbuk padatan,
25 terbuat dari logam, tidak digunakan untuk
mengaduk.
17
Pipet Tetes
Labu Didih
Botol Semprot
30 Neraca analitik
Neraca o’haus
Magnetic Stirrer
Propipet
Bunsen
Termometer
Batang pengaduk
Bola Viskositas
Digunakan untuk mengetahui atau
39
menentukan viskositas larutan.
Kaki Tiga
Sambungan kondensor
Kolom Vigreoux
Warna
Warna setelah
NO Bahan Perlakuan sebelum
perlakuan
perlakuan
Penambahan
2, 4968 gram Biru
1 akuades hingga Biru terang
CuSO4 terang
padatan terlarut
Penambahan
3,7934 gram
2 akuades hingga Putih Putih keruh
Pb(CH3COO)2
padatan terlarut
Larutan berwarna
Ditambahkan
10 ml larutan Biru biru langit
3 Pb(CH3COO)2 0,1
CuSO4 0,1 M terang Endapan
M 10 ml
berwarna putih
Kertas saring Dioven suhu 80C
4 Putih Cyan
dan endapan selama 15 menit
17
4.2 Pembahasan
4.2.2 Penimbangan
Prinsip penimbangan adalah memanfaatkan neraca analitik dan gaya gravitasi
untuk mengetahui massa suatu benda atau material. Hal ini perlu diperhatikan
dalam penimbangan yaitu zat yang berupa padatan dimasukkan kedalam gelas
arloji. Neraca analitik menghasilkan penimbangan dua sampai empat angka
dibelakang koma. Praktikum kali ini melakukan penimbangan terhadap CuSO4
dan Pb Asetat. Sebelum menimbang, semua alat seperti gelas arloji dan sudip
dicuci terlebih dahulu dan dikeringkan agar tidak ada kekeliruan saat
penimbangan. Pertama neraca analitik dinyalakan dengan menekan tombol on/off.
Kemudian gelas arloji diletakkan pada neraca analitik lalu dikalibrasi. Setela itu
masukkan zat tersebut. Didapat massa CuSO4 yaitu 2,4968 gram dan massa Pb
Asetat yaitu 3,7934 gram.
muda. Faktor penting dalam pembuatan larutan yaitu besar konsentrasi larutan,
cara mengisi labu ukur, cara membaca miniskus dan cara mengocok larutan yang
benar.
Pengenceran adalah pencampuran laurtan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara
menambahkan pelarut agar didapat volume akhir yang kebih besar. Pada
prinsipnya, semua pengenceran dilakukan dengan memakai labu ukur karena
dilabu ukur sudah terdapat tanda batas berarti batas mana akuades harus
ditambahkan. Pada proses ini yang diencerkan harus dihitung terlebih dahulu.
Untuk pengenceran hasil perkalian molaritas dengan volume senyawa yang
digunakan harus sama dengan hasil kali senyawa tersebut. Setelah pengenceran
maka rumusnya M1.V1 = M2.V2 dengan V1 = V2 pelarut. Penambahan pelarut
dalam suatu senyawa dan berakibat menurunnya kadar kepekatan atau tingkat
konsentrasi dari senyawa tanpa mengubah zat didalamnya.
endapan ialah larutan CuSO4 dan larutan Pb Asetat yang menghasilkan endapan
biru muda. Reaksi yang terjadi antara Pb Asetat dan CuSO 4 yang saling
dicampurkan adalah :
Alat-alat yang digunakan dalam penyaringan yaitu corong, kertas saring (sebagai
pemisah), dan Erlenmeyer sebagai tempat sifatnya yang sudah disaring. Endapan
PbSO4 akan tertinggal dikertas saring. Dalam hal ini, prinsip dasar penyaringan
adalah menahan partikel yang lebih besar dibandingkan zat cair yang
melarutkannya melalui sebua media. Media yang digunakan adalah kertas saring.
Pengeringan dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan cairan sisa
penyaringan yang masih terdapat pada endapan maupun kertas saring, oven
digunakan untuk mengeringkan alat-alat laboratorium dan objek lainnya.
Pemanasan dengan oven dilakukan untuk mengeringkan suatu zat dan
menghilangkan kadungan air dalam zat tersebut. Prinsip kerja oven yaitu
sterilisasi melalui mekanisme konduksi panas. Pemanasan dengan oven dilakukan
pada suhu 80°C selama 15 menit. Setelah itu, didapatkan berat endapan sebesar
2,6 gram.
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat dari percobaan ini yaitu alat-alat laboratorium
dibagi menjadi dua, yaitu alat-alat pemanasan dan alat-alat gelas. Alat-alat
pemanasan yaitu oven dan hotplate. Sedangkan alat-alat gelas yaitu gelas beker,
gelas ukur, erlenmeyer, buret, pipet (pipet volume, pipet gondok, dan pipet tetes),
dan gelas arloji. Ketika membuat larutan CuSO4 0.1 M 100 mL dan larutan
Pb(CH3COO)2 0.1 M 100 mL dibutuhkan masing-masing 2,4968 gram padatan
CuSO4 dan 3,7934 gram padatan Pb(CH3COO)2. Pelarut yang dipakai adalah
akuades, setelaah proses penyaringan di pengeringan dengan oven, didapatkan
endapan PbSO4 sebanyak 0,426 gram.
5.2 Saran
Saran Saran saya untuk percobaan ini adalah pada praktikum selanjutnya
diharapkan volume larutan yang dicampurkan serta konsentrasinya dapat
bervariasi. Selain itu, dapat menggunakan bahan-bahan linnya seperti KMnO 4 atau
NaCl. Agar kita dapat mengeahui perbedaan endapan dari berbagai larutan yang
kita uji.
30
LAMPIRAN PERHITUNGAN
1. Larutan
a. Larutan CuSO4
Penyelesaian:
= 0,1 M . 0,1 L
= 0, 01 mol
b. Larutan Pb Asetat
Penyelesaian:
Mol Pb Asetat = M . V
= 0,1 M . 0,1 L
= 0, 01 mol
LP.1
LP.2
= 3,7934 gram