Anda di halaman 1dari 33

ABSTRAK

Setiap kegiatan praktikum merupakan kegiatan yang bersifat ilmiah, dengan


mempunyai suatu tujuan tertentu disamping untuk membantu berbagai macam konsep,
pengertian dan kaidah serta teori yang didapat dari perkuliahan. Selain itu, praktikum ini juga
bermaksud untuk mengembangkan keterampilan dalam menggunakan alat-alat serta dengan
metode tertentu. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk memperkenalkan alat-alat
laboratorium serta fungsinya dalam praktikum kimia dasar.  Pertama, praktikan dikenalkan
dengan alat-alat yang ada di laboratorium yang dipakai untuk melakukan percobaan-
percobaan. Kemudian praktikan diajarkan cara memakai alat-alat sesuai dengan fungsinya
masing-masing.
Hasil yang didapatkan adalah praktikan dapat mengenal dan mengetahui alat-alat
laboratorium beserta fungsinya. Antara lain cara pembacaan miniskus pada alat gelas kaca,
yaitu apabila larutan berwarna bening, maka miniskus yang dibaca adalah dasar miniskus,
sedangkan bila larutan berwarna gelap, maka miniskus yang dibaca adalah posisi atas
miniskus, atau untuk lebih memudahkan dapat menggunakan kertas gelap yang diletakkan di
belakang gelas kaca.  Selain itu praktikan dapat melakukan pengeringan suatu zat yang
dihasilkan dari endapan dengan menggunakan oven.

Kata kunci : Alat-alat laboratorium, endapan, gelas kaca, miniskus, oven.

i
PERCOBAAN
PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM

1. PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan


Tujuan dari percobaan ini adalah memperkenalkan pembakaran gas dan alat
gelas serta fungsinya dalam praktikum kimia.

1.2 Latar Belakang


Laboratorium Ilmu kimia adalah ilmu mengenai bahan kimia. Bahan kimia
merupakan abstrak yang mematikan dan perlu ditakuti. Bahan kimia termasuk
bahan-bahan yang sehari-hari kita gunakan. Bahan tersebut dapat kita pegang
lihat dan cium baunya. Badan kita terdiri dari bahan kimia, demikian juga dengan
yang ada pada sekeliling kita. Kenyataannya, satu-satunya tempat yamg tidak
dijumpai bahan kimia adalah tempat vakum atau hampa(Brady, 1998).
Pengenalan alat-alat dan cara penggunaanya merupakan suatu keharusan
bagi seorang praktikan untuk mencapai keberhasilan dalam praktikum.
Keberhasilan sangat ditentukan oleh penguasaan terhadap alat-alat yang
digunakan. Ada berbagai macam alat mulai dari yang sederhana seperti alat gelas
sampai alat yang rumit.
Alat-alat laboratorium besar kemungkinannya terdapat dalam industri atau
pabrik pengolahan seperti industri mineral yang memanfaatkan penyaringan
dalam skala besar. Contoh penyaringan dalam dunia industri adalah pemisahan
enzim dari produknya pada industri MSG. Dasar dari kegiatan industri ini dapat
kita peroleh dari menggali alat-alat laboratorium serta fungsinya. Oleh karena itu,
pengenalan alat-alat laboratorium penting dilakukan agar praktikan memahami
fungsi dan kerja alat tersebut dengan baik dan terhindar dari kesalahan kecil
maupun fatal.

1
2. DASAR TEORI

Ilmu kimia secara umum bagi seorang ahli kimia merupakan suatu
pengetahuan. Seperti alat-alat bidang lainnya, pendekatan secara Filosofis Untuk
mempelajari alam disebut metode ilmiah. Metode ilmiah lebih dari sekedar
pernyataan resmi dan langkah-langkahYang selalu kita lakukan untuk
memecahkan masalah secara logis. Perhatikan misalnya, bagaimana montir mobil
berusaha memperbaiki mobil yang tidak mau hidup mesin nya apabila distater.
Mula-mula, Penyebab yang jelas dari masalah ini dilokalisir dengan cara
mengamati hasil dari satu alat beberapa, percobaan selanjutnya bagian atau alat
yang diperkirakan penyebab nya diganti atau dibetulkan dan kemudian dicoba lagi
menghidupkan mesin mobil tersebut. Bila motor tersebut dengan tepat
memperkirakan penyebab masalah tersebut, maka pekerjaan ini selesai. Jika tidak,
maka dilakukan percobaan lainnya, kemudian mengganti atau membetulkannya
lagi sampai akhirnya mobil tersebut dapat menyala kembali. Bila kita
memecahkan suatu masalah dalam ilmu pengetahuan, perlu juga untuk
melaksanakan langkah-langkah yang terlampir sama seperti itu. Oleh sebab itu
langkah pertama dalam metode ilmu dapat disebut penelitian atau observasi. Hal
ini merupakan tujuan dari eksperimen yang dibuat di laboratorium dimana sifat-
sifat dapat diteliti dalam keadaan terkontrol, jadi hasil dari eksperimen itu dapat
diulangi atau ditiru kembali (Brady, 1995).
Ilmu kimia sangat bergantung pada pengukuran sehari-hari dapat kita
gunakan untuk mau kan pengukuran sederhana terhadap sifat-sifat zat. Penggaris
untuk mengukur panjang. Buret, pipet, tabung volume metrik dan labu ukur untuk
mengukur sifat-sifat mikropkopik yang dapat ditentukan secara langsung (Chang,
2005).
Pada dasarnya sikap ini memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat-
alat tersebut, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat ketika alat
digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dipakai atau dikenali berdasarkan
namanya. Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan
kata-kata meter seperti thermograph, hygrometer, spektrofotometer, dll. Alat alat

2
3

ukur yang disertai dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan "graph"
seperti thermograph, barograph (moningka, 2008).
Dari uraian tersebut, tersirat bahwa nama pada setiap penggambaran
mengenai kegunaan alat dan atau menggambarkannya prinsip kerja pada alat yang
bersangkutan. Dalam penggunaan alat-alat yang bersifat umum dan ada pula yang
khusus. Peralatan umum biasanya digunakan untuk suatu kegiatan reparasi,
sedangkan peralatan khusus lebih banyak digunakan untuk pengukuran suatu
penentuan (moningka, 2008).
Laboratorium kimia harus merupakan tempat yang aman bagi para
penggunanya. Aman terhadap setiap kemungkinan kecelakaan total maupun
gangguan kesehatan. Hanya dalam laboratorium yang sama seseorang dapat
bekerja dengan nyaman, produktif dan efisien, serta bebas dari rasa khawatir akan
kecelakaan dan keracunnan. Keadaan aman dalam laboratorium dapat diciptakan
apabila dari setiap pengguna untuk menjaga diri dan melindungi diri. Diperlukan
kesadaran bahwa kecelakaan dapat berakibat fatal pada para pengguna maupun
orang lain serta lingkungan sekitarnya. Ini adalah tanggung jawab moral dalam
pencegahan kecelakaan. Selain itu, disiplin setiap individu terhadap peraturan juga
memberikan pengaruh besar dalam keselamatan kerja, laboratorium-laboratorium
kimia mempunyai bahaya yang sama sebagai akibat penggunaan bahan bahan
kimia dan juga teknik teknik dalamnya (Budimarwanti, 2003)
Analisis yang baik di laboratorium, biasanya peduli kerapian. Pengguna
meja praktikum yang teratur. Kecil kemungkinan melakukan kesalahan dalam
mencampur sampel, Selalu menambahkan reagensia, menumpahkan larutan dan
memecahkan peralatan kaca. Penggunaan beberapa alat gelas dengan tepat
penting untuk diketahui agar pekerjaan tersebut dapat berjalan dengan baik. Oleh
karena itu harus diberikan pelatihan tentang penggunaan alat-alat tersebut.
Dalam laboratorium tentu saja harus berlanjut dari praktikum sampai ke rak
tempat bahan-bahan seluruh kelas. Kerapihan anaknya juga mencakup
pemeliharaan perebut Labolatorium Yang permanen seperti oven, lempeng panas,
lemari asam, baik dan meja-meja itu sendiri. Analisis tidak boleh dilakukan
dengan alat kaca yang tidak bersih. Alat kaca yang tampaknya bersih, belum tentu
4

bersih dari sudut panelang seorang analis. Permukaan yang tampaknya tak ada
kotoran sering masih tercemari oleh lapisan tipis. Tak tampak yang berminyak.
Bila air dituangkan dari dalam suatu ada yang sudah tercemar, air tidak terbuang
secara seragam dari dalam permukaan kaca, tetapi menyisakan tetesan kecil, yang
merepotkan atau kadang kadang mustahil dipulihkan. Alat kaca yang bisa
dimasuki sikat seperti beker atau labu erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan
sabun atau dengan detergen sintetik. Pepet, Buret atau labu volumetri mungkin
memerlukan larutan larutan deterjen panas untuk bisa benar benar bersih. Jika
permukaan kaca itu masih belum membuang air nya secara seragam, mungkin
perlu digunakan larutan pembersih, yang sifat okselasi kuatnya dapatMemastikan
kebersihan permukaan kaca keseluruhan. Setelah dibersihkan, alat itu ndaknya di
belas beberapa kali dengan air keren, kemudian dengan sedikit air suling, dan
akhirnya dibiarkan mengering sendiri larutan pembersih biasanya tidak dipakai
untuk tugasnya biologi karena banyak mikro organisme yang peka terhadap sisa
chromium yang tetap tinggal pada kaca sekalipun setelah dibilas bersih bersih.
Berikut ini alat-alat yang sering digunakan dalam praktikum kimia, meliputi (Day
dan Uneterwood, 1998) :
1. Batang pengaduk
Batang pengaduk digunakan untuk mengaduk larutan atau suspensi, biasanya
dalam gelas piala.
2. Desikator
Desikator adalah sebuah bejana, biasanya terbuat dari kaca, namun kadang
kadang dari logam yang digunakan untuk menyetimbangkan objek dengan
udara yang dikendalikan.
3. Labu ukur
Labu ukur Pernah digunakan untuk mengatur larutan yang dipindahkan ke wadah
wadah line Pernah digunakan untuk mengatur larutan yang dipindahkan kewadah-
wadah lain. Labu ukur digunakan bilamana dinginkan untuk membuat larutan
sampai volume yang dapat diketahui.
4. Buret
5

Buret digunakan untuk menghantarkan volume yang diketahui dengan tepat,


namun dapat berubah ubah. Kebanyakan dalam titrasi.
5. Pipet
Pipet transfer digunakan untuk memindahkan larutan yang volumenya
diketahui dengan tepat dari suatu wadah ke wadah lain pipet transfer digunakan
untuk memindahkan larutan yang volumenya diketahui dengan tepat dari suatu
wadah ke wadah lain. Pipet harus dibersihkan bila air suling menetes keluar
dengan seragam, melainkan dengan meninggalkan tetesan air yang menempel
pada dinding dalam. Pembersihan dapat dilakukan dengan suatu larutan
detergen yang hangat atau dengan larutan pembersih
6. Botol cuci
Botol cuci digunakan bila diperlukan aliran air suling yang kecil dan terarah,
seperti bila membilas dinding dalam bejana kaca untuk menjamin tidak adanya
tetesan larutan sampel yang hilang.
7. Erlenmeyer
Alat ini terbuat dari kaca yang digunakan sebagai wadah zat yang akan dilitrasi.
Terkadang jika dipakai untuk memanaskan larutan dalam penyimpanan zat
sementara.
8. Corong dan kertas saring
Alat ini digunakan untuk penyaringan
Penyaringan merupakan cara yang lazim untuk mengumpulkan endapan
dan pencucian sering dilaksanakan selama operasi itu juga. Penyaringan dilakukan
dengan corong dan kertas saring atau dengan kasus (crucible) saring. Faktor
penting dalam pemilihan salah satu diantara keduanya adalah temperatur di mana
endapan itu harus dipanaskan untuk mengubahnya ke bentuk penimbangan yang
dinginkan sekaligus kemudahan mereduksi endapan itu. Aturan terpenting nya
adalah jangan sekalikali membiarkan alat anda dijamah oleh orang yang tidak
mengetahui petunjuk pemakaian yang benar dan pencegahan perusaknya.
Beberapa instrumen berisi komponen yang rapuh dapat mengalami kerusakan
akibat penanganan yang tidak benar dan kadang-kadang kalibrasi yang dikerjakan
dengan seksama masih dapat rusak akibat salah menekan tombol (Widhy, 2009).
6

Bahan kimia yang ada dilaboratorium jumlahya relatif banyak seperti


halnya jumlah peralatan. Disamping jumlahnya cukup banyak juga dapat
menimbulkan resiko bahaya yang tinggi, oleh karena itu dalam pengelolaan
laboratorium aspek penyimpanan, peralatandan pemeliharaan bahan kimia
diantaranya meliputi aspek pemisahan (segregatton), tingkat resiko bahaya
(multiple hazards), pelabelan (labeling), fasilitas penyimpanan (storage
facilities), wadah sekunder (secondary containment), bahan kadaluarsa (out date
chemicals), inventarisasi (iventory) dan informasi resiko bahaya penyimpanan
dan peralatan bahan kimia secara alfabetis tidaklah tepat, kebutuhan itu hanya
diperlukan untuk melakukan proses pengadministrasian. Pengarutan secara
alfabetis akan lebih tepat apabila bahan kimia sudah dikelompokkan melalui sifat
kimianya terutama tingkat kebahayaannya (Widhy, 2009)
Menyimpan peralatan gelas dala keadaan kotor atau dari hasil pencucian
yang tidak atau kurang bersih akan menyukarkan proses pencucian atau
pembersihan pada saat lainnya. Semakin lama tersimpan, semakin melekat kuat
kotoran itu. Akibatnya kotoran semakin sukar larut oeh cairan pembersih
sederhana dan pekerjaan pembersihan dan pencucian selanjutnya akan menjadi
lama dan rumit karena semakin banyak tahapan dan jenis cairan pencuci yang
diterapkan. Jika memungkinkan peralatan harus segera dibersihkan saat situ juga
setelah selesai digunakan zat atau kotoran yang masih basah akan jauh lebih
mudah dibersihkan. Beberapa peralatan gelas yang akan digunakan biasanya
disertai dengan penjelasan “bersih”, “kering” atau “bersih dan kering”. Penafsiran
terhadap tulisan ini sangat penting karena penafsiran yang salah akan
memunculkan tindakan atau perbuatan yang tidak perlu (tidak efisien) atau justru
tindakan itu dapat menggangu proses dan hasil percobaan (HAM, 2012)
Keselamatan dan keamanan kerja atau Laboratory safety (k3) memerlukan
perhatian khusus. Karena penelitian menunjukkan telah terjadi kecelakaan kerja
dengan intensitas yang menghawatirkan yaitu 9 orang/hari. Oleh karena itu k3
melekat pada pelaksaan praktikum dan penelitian dilaboratorium. Penggunaan
bahan kimia dan alat tersebut berpotensi kejadian kecelakaan kerja. Pada
umumnya kecelakaan kerja penyebab utamanya adalah kelalaian dan
7

kecerobohan. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya utnuk mencegah terjadinya
kecelakaan dengan cara membina dan mengembangkan kesadaran (attitude) akan
penting k3 di laboratorium. Bila bekerja dengan bahan kimia maka diperlukan
perhatian dan kecermatan dalam penanganannya. Adapun hal umum yang harus
diperhatikan adalah sebagai (Susanto, 2008) :
a. Hindari kontak langsung dengan bahan kimia
b. Hindari menghirup langsung uap bahan kimia
c. Dilakang mencicipi atau mencium bahan kimia kecuali ada perintah khusus
( cukup dengan mengibaskan kearah hidung )
d. Bahan kimia dapat bereaksi langsung dengan kulit menimbulkan iritasi ( pedih
dan gatal )
Akuades merupakan air hasil dari destilasi atau penyulingan, dapat disebut
juga air murni (H2o). Karena itu H2o hampir tidak mengandung mineral.
Sedangkan air mineral merupakan pelarut yang universal. Sifat fisik dan kimia
akuades adalah sebagai berikut (Santosa, 2011) :
Bentuk : Cair
Warna : tidak berwarna
Bau : tidak berbau
PH : pada 20 C
Titik lebur :0C
Titik didih : 100 C pada 1,013 hpa
Densitas : 1.00
Batas ledak :-
Tekanan uap : 23 hpa pada 20 C
Timbal (II) asefat (Pb (CH3COO)2), merupakan senyawa kimia kristalin
putih dengan rasa manis. Senyawa ini dibuat dari reaksi timbal (II) oksida dengan
asam asetat, sifat fisik dan kimia timbal (II) asetat (Pb(CH3COO)2) adalah
sebagai berikut (Pradyot, 2003)
Bentuk : Bubuk putih atau tidak berwarna, kristal berkilau
Bau : Agak seperti cuka
8

Densitas : 3,25 9/cm2 (20 C, ahidrat), 2,55 9/cm3 (terhidrat) 1,69 9/cm3
(dekohidrat)
Titik lebur : 200 C
Titid didih : Berdekomposisi
Tembaga (II) sulfat merupakan sebuah senyawa kimia dengan rumus
molekul Cu504. Senyawa senyawa garam ini eksis dibumi dengan kederajatan
hidrasi yang berbeda-beda. Sifat fisik dan kimia Tembaga (II) sulfat adalah
sebagai berikut (kukhorus, 1958)
Bentuk : Padat
Warna : biru
Bau : Tidak berbau
PH : 3.5 – 4.5 pada 50 g/120 c
Titik lebur : 147 C
Titik didih :-
Titik nyala : Tidak berlaku
Tekanan uap : -
3. METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Rangkaian Alat


Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah gelas ukur 100mL, gelas
beker 250 mL, Erlenmeyer 250 mL, sudip, gelas arloji, neraca O'hauss, pengaduk
kaca, pipet volume 10 mL, pipet ukur 10 mL, propipet, cawan porselin, gegep,
oven, dan desikator.

Rangkaian Alat

1
Keterangan:

2 1. Propipet
2. Pipet Volume 10 mL
3. Gelas beker 250 mL
3

Gambar 1. Rangkaian Alat Pengambilan Pelarut

1 Keterangan:

2 1. Gelas beker
3
2. Kertas saring

4 3. Corong
4. Erlenmeyer

Gambar 2. Rangkaian Alat Penyaringan

9
10

3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah akuades, CuSO4
0,1 M, Pb(CH3COO)2 0,1 M, dan kertas saring.

3.3 Prosedur Percobaan


3.3.1 Pengenalan Alat Gelas
Langkah pertama gelas beker 250 mL, propipet, dan pipet volume 10 mL
dicuci, setelah selesai dicuci, peralatan gelas dibilas dengan akuades. Lalu 10 mL
akuades dimasukkan ke dalam gelas beker 250 mL dengan pipet volume 10 mL
secara perlahan. Kemudian miniskus bawah pada gelas beker 250 mL dibaca.
(pembacaan miniskus dilakukan di pengambilan akuades dengan pipet volume).

3.3.2 Penimbangan dan Pembuatan Larutan


Langkah pertama gelas arloji diletakkan di atas neraca O'hauss. Kemudian
dikalibrasi dan CuSO4 ditimbang sebanyak 4,9936 gram di atas gelas arloji.
Kemudian 4,9936 gram CuSO4 tersebut dimasukkan ke dalam gelas beker 250
mL. Lalu ditambahkan akuades secukupnya dan diaduk rata dengan pengaduk
kaca hingga menjadi larutan homogen. Setelah itu, larutan CuSO4 dipindahkan ke
dalam labu ukur 100 mL, kemudian ditambahkan akuades hingga batas tera dan
dibaca miniskus bawahnya. Kemudian larutan CuSO4 tersebut dikocok hingga
homogen. Setelah itu, larutan CuSO4 dipindahkan ke dalam gelas beker 250 mL.
Langkah-langkah di atas diulang kembali untuk membuat larutan Pb(CH3COO)2
dengan konsentrasi 0,2 M dengan massa Pb(CH 3COO)2 yang dipakai sebanyak
7,5868 gram.

3.3.3 Penyaringan
Langkah pertama yaitu masing-masing 10 mL larutan CuSO4 0,2 M dan
larutan Pb(CH3COO)2 0,2 M dicampurkan di dalam gelas beker 250 mL,
kemudian diaduk dengan pengaduk kaca hingga homogen sampai dihasilkan
larutan berwarna biru langit. Lalu didiamkan beberapa saat hingga endapan
10

terbentuk berwarna putih. Selanjutnya kertas saring ditimbang di neraca O'hauss


dan dicatat massanya.
Kemudian kertas saring dilipat menjadi seperempat lingkaran. Lalu
corong diletakkan di dalam erlenmeyer dan kertas saring dimasukkan ke mulut
corong dan dibasahi sedikit dengan akuades hingga kertas saring melekat pada
dinding corong. Selanjutnya larutan campuran CuSO4 0,2 M dan Pb(CH3COO)2
0,2 M dituangkan ke dalam corong yang terdapat kertas saring untuk diambil
endapannya. Cawan porselin ditimbang dan dicatat massanya. Setelah itu, kertas
saring beserta endapannya diletakkan di cawan porselin dan dimasukkan ke dalam
oven selama 15 menit dengan suhu 80°C. Lalu dikeluarkan dari oven dan
dimasukkan ke dalam desikator selama 5 menit. Setelah itu, dikeluarkan dari
desikator dan ditimbang massa endapan beserta kertas saring dan cawan porselin
dengan menggunakan neraca O'hauss. Kemudian dihitung massa endapan yang
didapat.
12

3.4 Diagram Alir

3.4.1 Pengenalan Alat Gelas

Akuades

- Dicuci gelas beker 250 mL, propipet, dan pipet


volume 10 mL
- Dibilas dengan akuades
- Diambil 10 mL menggunakan pipet volume 10 mL
- Dimasukkan ke dalam gelas beker 250 mL
- Dibaca miniskus bawahnya pada gelas beker

Hasil

Gambar 3. Diagram Alir Pengenalan Alat Gelas

3.4.2 Penimbangan dan Pembuatan Larutan

CuSO4 0,1 M

- Ditimbang sebanyak 2, 4968 gram


- Dimasukkan ke dalam gelas beker
- Dilarutkan dengan akuades hingga volume 40 mL
- Diadukan hingga homogen
- Dimasukkan ke dalam labu ukur
- Ditambahkan akuades hingga volume 100 mL
- Dikocok hingga homogen

Hasil

Gambar 4. Diagram Alir Penimbangan wqddan Pembuatan Laruta


12

3.4.3 Penimbangan dan Pembuatan Larutan

Pb(CH3COO)2 0,1 M

- Ditimbang sebanyak 3,7934 gram


- Dimasukkan ke dalam gelas beker
- Dilarutkan dengan akuades hingga volume 40 mL
- Diadukan hingga homogen
- Dimasukkan ke dalam labu ukur
- Ditambahkan akuades hingga volume 100 mL
- Dikocok hingga homogen

Hasil

Gambar 5. Diagram Alir Penimbangan dan Pembuatan Larutan


12

3.4.4 Penyaringan

Pb(CH3COO)2 0,1 M dan CuSO4 0,1 M

- Diambil masing-masing 10 mL
- Dicampurkan ke dalam gelas beker
- Dicatat perubahan waktunya
- Kertas saring ditimbang dan dilipat menjadi
seperempat bagian
- Dimasukkan ke dalam corong
- Disaring larutannya
- Dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 80oC selama
15 menit
- Ditimbang kertas saring beserta endapannya
- Dihitung massa endapannya

Hasil

Gambar 6. Diagram Alir Penyaringan


4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.1.1 Pengamatan Alat-Alat Laboratorium

Tabel 1 Hasil Pengamatan Alat-Alat Laboratorium

NO Nama Alat dan Gambar Keterangan


Gelas Beker

Digunakan untuk wadah larutan sementara


1
atau untuk memanaskan bahan.

Kertas Saring

Digunakan untuk menyaring pertikel-partikel


2
kecil

Labu Ukur

Digunakan untuk pengenceran larutan agar


3
larutannya tepat

Separator Funnel

Digunakan untuk memisahkan larutan sesuai


4
larutannya

Digunakan untuk mengukur volume dalam


5 Gelas Ukur
pembuatan larutan

15
17

Cawan Porselin

Digunakan untuk wadah zat yang akan


6
diluapkan, dikeringkan maupun dipanaskan.

Piknometer

Digunakan untuk mengukur massa jenis dari


7
suatu fluida.

Buret

8 Digunakan untuk proses titrasi larutan.

oven Digunakan untuk memanaskan bahan-bahan


kimia, mengeringkan alat dan melakukan
sterilisasi.
9
17

Erlenmeyer

Digunakan sebagai tempat penyimpanan zat


10
sementara dalam titrasi zat

Gelas Arloji

Digunakan sebagai tempat zat padat yang


11 akan ditimbang atau tempat zat yang
diletakkan dalam desikator.

Du Nouy’s Tester

Digunakan mengukur tegangan permukaan


12
dan tegangan antar permukaan cairan.

Kondensor lurus

Digunakan mengkondensasikan uap dari


13
turbin menjadi air melalui pipa.

kondensor Spiral
Digunakan mengkondensasikan uap dari
14
turbin menjadi air melalui pipa.
17

Desikator

Digunakan untuk mendinginkan bahan


15 setelah di oven ataupun untuk mengeringkan
bahan.

Cawan Petri

16 Digunakan untuk pembiakan sel

Soxhlet

Digunakan untuk mengekstrak suatu


17
senyawa.

Hotplate

Digunakan untuk memanaskan suatu bahan


18
yang akan diuji.

Centrifuge Digunakan untuk memisahkan suatu larutan


19 berdasarkan berat matul dengan gaya
sentrifugal

20 Tabung Reaksi Digunakan untuk mereaksikan suatu sampel


17

Rak Tabung Reaksi

21 Digunakan untuk menyimpan tabung reaksi

Pipet Volume

Digunakan untuk mengukur volume larutan


22
yang diambil

Corong

Digunakan sebagai perantara memasukkan


23
larutan kedalam wadah

Gegep

Digunakan untuk mengambil atau


24
menangkap tabung reaksi

Sudip
Digunakan untuk mengambil serbuk padatan,
25 terbuat dari logam, tidak digunakan untuk
mengaduk.
17

Pipet Tetes

Digunakan untuk mengambil larutan dengan


26
ukuran tets atau volume yang lebih kecil.

Labu Didih

Digunakan untuk menampung larutan yang


27
akan dipanaskan atau diuapkan.

Mortar dan Alu

Digunakan untuk menghaluskan zat yang


28
akan dipakai.

Botol Semprot

29 Digunakan sebagai wadah akuades

30 Neraca analitik

Digunakan untuk sebagai pengukur massa


dengan ketelitian 2 angka dibelakang koma
17

Neraca o’haus

Digunakan menimbang zat dengan ketelitian


31
4 angka dibelakang koma.

Magnetic Stirrer

Digunakan untuk mengaduk larutan. Alat ini


32
bersifat magnetik.

Propipet

Digunakan biasanya bersamaan dengan pipet


33 mengambil larutan dengan sistem kerja
menghisap larutan.

Bunsen

Digunakan untuk memanaskan dan


34
membakar bahan
17

Labu Leher Tiga

Digunakan untuk proses distilasi. Leher 1


35 untuk uap cairan, leher 2 untuk termometer,
dan leher 3 untuk memasukkan bahan.

Termometer

Digunakan untuk mengukur suhu dari suatu


36
percobaan

Batang pengaduk

37 Digunakan untuk mengaduk suatu larutan.

Statif dan Klem

Digunakan sebagai penyangga buret saat


38
titrasi maupun kondensor saat kondensasi.

Bola Viskositas
Digunakan untuk mengetahui atau
39
menentukan viskositas larutan.

40 Bola Didih Digunakan untuk mengetahui kenaikan titik


17

didih suatu larutan.

Kaki Tiga

Digunakan untuk menyangga wadah ketika


41
ingin dibakar dengan bunsen.

Sambungan kondensor

Digunakan untuk menyambungkan


42
kondensor ke alat.

Kolom Vigreoux

Digunakan untuk melakukan respirasi


43
sederhana .
17

Tabel 2 Hasil Pengamatan Warna

Warna
Warna setelah
NO Bahan Perlakuan sebelum
perlakuan
perlakuan
Penambahan
2, 4968 gram Biru
1 akuades hingga Biru terang
CuSO4 terang
padatan terlarut
Penambahan
3,7934 gram
2 akuades hingga Putih Putih keruh
Pb(CH3COO)2
padatan terlarut
 Larutan berwarna
Ditambahkan
10 ml larutan Biru biru langit
3 Pb(CH3COO)2 0,1
CuSO4 0,1 M terang  Endapan
M 10 ml
berwarna putih
Kertas saring Dioven suhu 80C
4 Putih Cyan
dan endapan selama 15 menit
17

Tabel 3 Hasil Pengamatan Penyaringan

NO Prosedur kerja Hasil Pengamatan


Ditimbang kertas saring
1 M = 2,6243 gram.
menggunakan neraca O’hauss
Dimasukkan kertas saring ke
2 dalam corong dan campurkan Endapan tersaring pada kertas saring.
larutan
Ditimbang cawan porselin
3 M = 45,2513 gram
menggunakan neraca O’hauss
Ditimbang kertas saring dan
endapan beserta cawan porselin Diperoleh massa kertas saring dan
4
yang sudah dioven endapan sebesar 3,0503 gram
menggunakan neraca O’hauss
26

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengenalan Alat-Alat Laboratorium


Percobaan pengenalan alat-alat dilaboratorium ini ada berbagai macam alat-
alat yang dibedakan menjadi 4 bagian yaitu alat gelas, alat pemanas, alat pengukur
volume dan alat lainnya. Alat gelas sendiri terdiri dari Erlenmeyer, gelas beker,
dan tabung reaks. Lalu alat pemanas terdiri atas pembakar Bunsen, pembakar
spritus dan lain-lain. Alat pengukur volume, dan pipet gondok. Alat lainnya
seperti pengaduk (besi dan kaca), spatula, botol semprot, neraca analitik, dan lain-
lain.
Adapun pengolahan pemulihan serta kebersihan pada alat laboratorium
merupakan hal yng sangat penting. Ada beberapa cara merawat peralatan tersebut
sesuai dengan keperluan dalam praktikum berdasarkan fungsinya. Hal ini agar
menghindari kerusakan akibat kesalahan dalam menggunakannya. Cara-cara
membersikan peralatan laboratorium diantaranya sebagai berikut:
1.) Proses pembersihan dilakukan sebelum maupun sesudah menggunakan
peralatan laboratorium.
2.) Proses pembersihan dilakukan berdasarkan sifat dan fungsinya.
3.) Proses pembersihan dilakukan dengan mencuci menggunakan air biasa
lalu dibilas dengan akuades tetapi hanya bagian dari dalam alat.
4.) Air buangan ynag dihasilkan dari proses pembersihan dibuang pada
tempat khusus.
Pengenalan alat-alat laboratirum perlu diperhatikan karena alat-alat yang
digunakan terbuat dari kaca sehingga mudah pecah apabila tidak berhati-hati.
Selama penelitian atau melakukan percobaan harus memakai alat-alat safety
seperti jas laboratorium, masker, sarung tangan atau latex, dan alat-alat safet
lainnya. Semua itu harus ditaati agar mengurangi resikon terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan.
26

4.2.2 Penimbangan
Prinsip penimbangan adalah memanfaatkan neraca analitik dan gaya gravitasi
untuk mengetahui massa suatu benda atau material. Hal ini perlu diperhatikan
dalam penimbangan yaitu zat yang berupa padatan dimasukkan kedalam gelas
arloji. Neraca analitik menghasilkan penimbangan dua sampai empat angka
dibelakang koma. Praktikum kali ini melakukan penimbangan terhadap CuSO4
dan Pb Asetat. Sebelum menimbang, semua alat seperti gelas arloji dan sudip
dicuci terlebih dahulu dan dikeringkan agar tidak ada kekeliruan saat
penimbangan. Pertama neraca analitik dinyalakan dengan menekan tombol on/off.
Kemudian gelas arloji diletakkan pada neraca analitik lalu dikalibrasi. Setela itu
masukkan zat tersebut. Didapat massa CuSO4 yaitu 2,4968 gram dan massa Pb
Asetat yaitu 3,7934 gram.

4.2.3 Pembuatan dan pengenceran Larutan


Prinsip pembuatan berdasarkan yang telah digunakan, yaitu penggunaan bahan
atau zat yang telah ditimbang. Untuk mendapatkan massa yang sesuai untuk
menghasilkan larutan CuSO4 maupun Pb Asetat dengan konsentrasi 0,1 M perlu
dilakukan perhitungan, lalu masing-masing bahan ditimbang agar mendapatkan
hasil yang akurat. Penimbangan dilakukan dengan bantuan wadah sebagai tempat
bahan. Wadah sebelumnya perlu ditimbang dahulu dan pada akhir nanti akan
mendapatkan selisih berat dari wadahnya serta didapat massa CuSO 4 sebesar
2,4968 gram dan Pb Asetat sebesar 3,7934 gram.
Setelah proses perhitungan selesai, hendaknya menyimpan neraca analitik sebagai
alat bantu dalam penimbangan disimpan dalam tempat yang teduh dan bisa
mungkin bebas dari getaran mekanis agar tidak mempengaruhi proses
penimbangan wadah dan bahannya. Bahan tersebut dicampurkan dengan akuades
untuk membentuk larutan. Sehingga pada nantinya masing-masing larutan akan
dicampurkan kembali. Proses ini terjadi adanya warna yang dihasilkan masing-
masing larutan. Larutan CuSO4 berwarna biru terang dan larutan Pb Asetat
26

berwarna putih susu. Setelah itu, masing-masing larutan dicampurkan dan


menghasilkan suatu endapan. Warna yang dihasilkan juga berubah menjadi biru

muda. Faktor penting dalam pembuatan larutan yaitu besar konsentrasi larutan,
cara mengisi labu ukur, cara membaca miniskus dan cara mengocok larutan yang
benar.
Pengenceran adalah pencampuran laurtan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara
menambahkan pelarut agar didapat volume akhir yang kebih besar. Pada
prinsipnya, semua pengenceran dilakukan dengan memakai labu ukur karena
dilabu ukur sudah terdapat tanda batas berarti batas mana akuades harus
ditambahkan. Pada proses ini yang diencerkan harus dihitung terlebih dahulu.
Untuk pengenceran hasil perkalian molaritas dengan volume senyawa yang
digunakan harus sama dengan hasil kali senyawa tersebut. Setelah pengenceran
maka rumusnya M1.V1 = M2.V2 dengan V1 = V2 pelarut. Penambahan pelarut
dalam suatu senyawa dan berakibat menurunnya kadar kepekatan atau tingkat
konsentrasi dari senyawa tanpa mengubah zat didalamnya.

4.2.4 Pembacaan Miniskus


Suatu larutan yang dimasukkan kedalam buret dan membentuk lengkungan adalah
miniskus. Pembacaan pada larutan dapat dilakukan antara larutan berwarna atau
gelap. Misalnya KMnO4 maka dilihat miniskus yang dibaca. Sedangkan untuk
pembacaan larutan tidak berwarna, jernih, atau transparan misalnya akuades maka
bagian bawah miniskus yang dibaca. Selain itu, ada cara lain dalam membaca
miniskus yang dibaca yaitu apabila cairan tersebut memiliki adhesi lebih besar
daripada kohesi, maka minsikus yang dbaca adalah dekungan kebawah.
Sebaliknya, suatu larutan yang memiliki kohesi lebih besar daripada adhesi, maka
miniskus yang dibaca adalah cembungan keatas.

4.2.5 Penyaringan dan Pengenceran


Prinsip penyaringan adalah pemisahan larutan yang partikelnya berukuran besar
dengan partikelnya yang lebih kecil. Penyaringan diakukan untuk memisahkan
endapan dari suatu larutan. Larutan masing-masing dicamprkan dan mendapatkan
26

endapan ialah larutan CuSO4 dan larutan Pb Asetat yang menghasilkan endapan
biru muda. Reaksi yang terjadi antara Pb Asetat dan CuSO 4 yang saling
dicampurkan adalah :

Pb(CH3COO)2 (aq) + CuSO4 (aq) → PbSO4↓ (s) + Cu(CH3COO)2 (aq) …(1)

Alat-alat yang digunakan dalam penyaringan yaitu corong, kertas saring (sebagai
pemisah), dan Erlenmeyer sebagai tempat sifatnya yang sudah disaring. Endapan
PbSO4 akan tertinggal dikertas saring. Dalam hal ini, prinsip dasar penyaringan
adalah menahan partikel yang lebih besar dibandingkan zat cair yang
melarutkannya melalui sebua media. Media yang digunakan adalah kertas saring.
Pengeringan dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan cairan sisa
penyaringan yang masih terdapat pada endapan maupun kertas saring, oven
digunakan untuk mengeringkan alat-alat laboratorium dan objek lainnya.
Pemanasan dengan oven dilakukan untuk mengeringkan suatu zat dan
menghilangkan kadungan air dalam zat tersebut. Prinsip kerja oven yaitu
sterilisasi melalui mekanisme konduksi panas. Pemanasan dengan oven dilakukan
pada suhu 80°C selama 15 menit. Setelah itu, didapatkan berat endapan sebesar
2,6 gram.
5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat dari percobaan ini yaitu alat-alat laboratorium
dibagi menjadi dua, yaitu alat-alat pemanasan dan alat-alat gelas. Alat-alat
pemanasan yaitu oven dan hotplate. Sedangkan alat-alat gelas yaitu gelas beker,
gelas ukur, erlenmeyer, buret, pipet (pipet volume, pipet gondok, dan pipet tetes),
dan gelas arloji. Ketika membuat larutan CuSO4 0.1 M 100 mL dan larutan
Pb(CH3COO)2 0.1 M 100 mL dibutuhkan masing-masing 2,4968 gram padatan
CuSO4 dan 3,7934 gram padatan Pb(CH3COO)2. Pelarut yang dipakai adalah
akuades, setelaah proses penyaringan di pengeringan dengan oven, didapatkan
endapan PbSO4 sebanyak 0,426 gram.

5.2 Saran
Saran Saran saya untuk percobaan ini adalah pada praktikum selanjutnya
diharapkan volume larutan yang dicampurkan serta konsentrasinya dapat
bervariasi. Selain itu, dapat menggunakan bahan-bahan linnya seperti KMnO 4 atau
NaCl. Agar kita dapat mengeahui perbedaan endapan dari berbagai larutan yang
kita uji.

30
LAMPIRAN PERHITUNGAN

1. Larutan
a. Larutan CuSO4

Diketahui: M CuSO4 = 0,1 M

BM CuSO4= 249,68 gr/mol


Volume = 100 mL = 0.1 L

Ditanya: a). Massa CuSO4 =....?

Penyelesaian:

Mol CuSO4 =M.V

= 0,1 M . 0,1 L

= 0, 01 mol

Massa CuSO4 = mol . BM

= 0,01 mol . 249,68 gr/mol

Jadi, massa CuSO4 sebesar 2,4968 gram

b. Larutan Pb Asetat

Diketahui: M Pb Asetat = 0,1 M

BM Pb Asetat = 379,34 gr/mol


Volume = 100 mL = 0.1 L

Ditanya: a). Pb Asetat =....?

Penyelesaian:

Mol Pb Asetat = M . V

= 0,1 M . 0,1 L

= 0, 01 mol

LP.1
LP.2

Massa CuSO4 = mol . BM

= 0,01 mol . 379,34 gr/mol

= 3,7934 gram

Jadi, massa Pb Asetat sebesar 3,7934 gram

2. Menghitung Massa Endapan Murni


Diketahui:Massa kertas saring = 1,4 gram (dalam keadaan kering)
Massa cawan porselin = 55,1 gram
Massa total = 59,1 gram
Ditanya: Massa endapan =.......?
Penyelesaian:
Massa endapan = massa total - (m kertas saring + m cawan porselin)
= 59,1 gram – (1,4 +55,1 ) gram
= 2,6 gram
Jadi, massa endapan sebesar 2,6 gram

Anda mungkin juga menyukai