Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laboratorium adalah tempat dimana praktikan, dosen, maupun seorang
peneliti melakukan percobaan. Pengguna laboratorium harus mengenal dan
mengetahui alat-alat yang di gunakan dalam laboratorium, hal ini di maksudkan
agar praktikan tidak salah dalam penggunaan alat dan bahan di dalam
laboratorium (Usman, 2015).  
Oleh karena itu, kita harus mengetahui bagaimana cara menggunakan alat –
alat tersebut dengan tepat pada saat sebelum dimulainya praktikum secara aktif.
Sehingga tidak akan mengganggu kelancaran praktikum dan tidak terjadi
kecelakaan akibat dari kesalahan praktikan. Selain itu, pengenalan alat ini sangat
penting demi kelancaran praktikum kita selanjutnya. Dalam sebuah praktikum,
tentu saja praktikan tidak dapat secara langsung menggunakan alat-alat yang akan
digunakan dalam praktikum tersebut tanpa mempunyai pengetahuan dan
kemampuan yang cukup untuk menggunakannya (Arista, 2015).
Setiap percobaan kita selalu menggunakan peralatan yang berbeda atau
meskipun sama tapi ukurannya berbeda. Misalnya untuk mengambil larutan dalam
jumlah sedikit kita harus menggunakan gelas ukur bukan beaker glass ataupun
erlenmeyer karena ketelitian gelas ukur yang tinggi dan memang untuk mengukur
zat cair serta mudah digunakan, sedangkan beaker glass hanya sebagai wadah atau
tempat larutan atau sampel, meskipun terdapat skala pada beaker glass namun
skala ini tidak akurat dan tidak boleh digunakan untuk mengukur sampel yang
sangat sensitif. Begitu pula dengan prosedur percobaan yang lain, kita harus bisa
menyesuaikan dan menggunakan peralatan untuk praktikum tersebut (Abdullah,
2014).
Mengingat betapa pentingnya pengetahuan dan prosedur penggunaan
peralatan laboratorium, maka praktikum pengenalan alat laboratorium dirasa
penting agar setiap praktikum yang akan dilaksanakan dapat berjalan sebagaimana
mestinya tanpa terjadi hal – hal yang tidak di inginkan (Prayogo, 2015).
1.2 Tujuan
A. Tujuan Umum
Untuk mengenal nama-nama alat yang digunakan untuk analisis di
laboratorium serta mengetahui fungsinya.
B. Tujuan Khusus
1. Untuk mengenal nama-nama alat laboraturium yang tergolong kuantitatif
2. Untuk mengenal nama-nama alat laboraturium yang tergolong semi-
kuantitatif
3. Untuk mengenal nama-nama alat laboraturium yang tergolong kualitatif
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Bila kita memecahkan suatu masalah dalam ilmu pengetahuan, kita juga
akan melaksanakan kita juga akan melaksanakan langkah-langkah yang hampir
sama seperti ini. Oleh sebab itu langkah pertama dalam metode ilmu dapat disebut
penelitian dan observasi. Hal ini merupakan tujuan eksperimen yang dibuat di
laboratorium dimana sifat-sifat dapat diteliti dalam keadaan terkontrol, jadi hasil
eksperimen itu dapat diulangi atau diiru kembali (Braddy, 1999: 5).

Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami


cara kerja serta fungsi dan alat-alat di laboratorium. Selain untuk menghindari
kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-
masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna (Walton,
1998).

Alat-alat laboratorium yang digunakan dalam percobaan bermacam-macam


diantaranya alat pemanas yang terdiri dari pembakar gas, kaki tiga, segitiga
perselin, kasa, gegep, pemanas air, alat-alat perselin (cawan porselin dan pinggan
porselin). Selain itu juga digunakan alat-alat gelas. Sebelum digunakan alat-alat
gelas harus diperiksa dan kemudian dibersihkan. Alat-alat gelas diantaranya gelas
wadah, sedangkan untuk mereaksikan zat digunakan gelas ukur, labu ukur (labu
takar), pipet ukur (pipet gondok dan pipet mohr), dan buret. Sedangkan alat-alat
lain seperti, pengaduk gelas, erlenmeyer, corong, semprot, kertas saring,
timbangan dan lain-lain. Alat-alat gelas ini juga memiliki kegunaan dan fungsi
masing-masing yang berguna untuk memudahkan praktikan dalam melaksanakan
praktikum (Subroto, 2000 : 110).

Sebelum melakukan praktikum, hendaknya praktikan memeriksa alat-alat


yang akan digunakan. Untuk alat-alat gelas dalam penggunaannya memerlukan
ketelitian dan kehati-hatian, misalnya praktikan memeriksa alat tersebut apa ada
yang cacat atau rusak. Untuk memindahkan zat-zat kimia yang berwujud cair kita
sering menghadapi suatu kesulitan yang mungkin disebabkan oleh tekanan biasa
yang mempengaruhi dalam menentukan volume cairan itu dengan tepat. Maka
dari itu dapat digunakan pipet dan buret yang gunanya untuk memindahkan
volume cairan (Arifin, 1996 : 9).

Analisis tidak boleh dilakukan dengan alat kaca yang tidak bersih. Alat
kaca yang tampaknya bersih belum tentu bersih dari sudut pandang seorang
analisis. Permukaan yang tampaknya tak ada kotoran sering masih tercemari oleh
lapisan tipis, tak tampak yang berminyak. Bila air dituangkan dari dalam suatu
wadah yang tercemar, air tidak terbuang secara seragam dari permukaan kaca,
tetapi menyisakan tetesan yang kecil, yang merepotkan atau kadang-kadang
mustahil dipulihkan. Alat kaca yang bisa dimasuki sikat seperti bekker dan
erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun atau detergen sintetik. Pipet,
buret, atau labu volumetri mungkin memerlukan larutan detergen panas untuk bisa
benar-benar bersih. Jika permukaan kaca itu masih membuang airnya secara
seragam, mungkin perlu digunakan larutan pembersih, yang sifat oksidasi kuatnya
dapat memastikan kebersihan permukaan kaca keseluruhan. Setelah dibersihkan,
alat itu hendaknya dibilas beberapa kali dengan air kran, kemudian dengan sedikit
air suling, dan akhirnya mengering sendiri (Day dan Underwood, 1999 : 577-578).

Dalam pengukuran harus diperhatikan dua hal yaitu kesalahan pengkuran


dengan alat ukur terutama jenis ukur, misalnya mengukur massa zat dalam satuan
gram sedangkan timbangan analitis sampai miligram. Jika sejumlah zat ditimbang
dengan kedua timbangan maka didalam jumlah angka yang berbeda. Jumlah digit
dari pengukuran yang menyangkut masalah kecermatan dan ketelitian (Syukri,
1994 : 4).

Kebenaran hipotesis dapat diketahui setelah diuji dengan percobaan di


laboratorium. Data yang diperoleh mungkin sesuai dengan hipotesis, tetapi
mungkin juga tidak. Jika tidak, berarti kesalahan mungkin saja terjadi pada
percobaan atau hipotesisnya yang keliru. Ada hipotesis, seperti yang dirumuskan
Einstein, belum dapat diuji kebenarannya sampai saat ini, karena keterbatasan alat
dan kemampuan manusia. Suatu penelitian memerlukan dana, tenaga dan waktu
yang banyak, maka kesalahan hipotesis akan mengakibatkan percobaan yang
dilakukan sia-sia. Oleh karena itu penanganannya harus sesuai dengan petunjuk.
Demikian juga dengan pemakaian alat laboratorium yang sebagian terbuat dari
gelas yang mudah pecah (Syukri, 1999 : 3).

Sebelum praktikan memasuki laboratorium, perhatikan hal-hal berikut ini :

A. Persiapan

Setiap kali melakukan percobaan di laboratorium, perhatikan dan


persiapkan hal-hal berikut ini :

1. Jas laboratorium
2. Kacamata laboratorium
3. Sarung tangan laboratorium
4. Kertas kerja

B. Materi Praktikum

Materi yang akan dipraktikumkan harus sudah dipelajari terlebih


dahulu. Praktikan harus sudah mengetahui apa yang akan dikerjakan, alat dan
bahan yang diperlukan, cara kerja, serta hal-hal khusus seperti bahaya yang
mungkin terjadi.

C. Keselamatan di Laboratorium

Selama berada di laboratorium, praktikan harus menjaga ketertiban,


keselamatan diri dan orang lain. Jangan melakukan sesuatu, misalnya
mencampurkan bahan kimia yang tidak anda pahami dengan baik, apalagi
diluar prosedur percobaan. Laporkan setiap kecelakaan yang terjadi kepada
dosen atau guru pembimbing.

D. Beberapa Petunjuk atau Larangan

Berikut ini beberapa petunjuk atau larangan umum yang harus


diperhatikan setiap kali melakukan percobaan. Perhatikanlah petunjuk umum
dan petunjuk khusus pada setiap percobaan yang ada dikertas kerja. Selain itu
eksperimen dan praktek laboratorium merupakan bagian dari pengajaran
sains.

Bekerja di laboratorium sains adalah suatu hal yang melibatkan benda


nyata dan juga mengamati perubahan yang terjadi. Ketika sains bergerak
melampaui dunia pengalaman menuju generalisasi yang lebih abstrak yang
memungkinkan penjelasan dan peramalan, pengalaman secara dekat adalah
titik awal untuk generalisasi ilmiah dan pembuatan teori. Sehingga praktik
laboratorium dan eksperimen merupakan bagian yang esensial dalam
pengajaran sains sebagai produk ini. ( Wahyudi, 2011 ).
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu


Praktikum : 1 (satu)
Topik : Pengenalan Alat Laboraturium
Tujuan :Mengenali alat laboraturium, penggolongannya serta
fungsinya
Hari/Tanggal : Senin, 2019
Tempat : Laboraturium Kimia Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes
Banjarmasin
3.2 Cara Kerja
1. Melihat dan mengamati peragaan pemakaian alat, fungsi, dan perlakuan
khusus dalam praktikum
2. Mencoba mempraktikan penggunaan alat-alat setelah diperagakan
3. Menerangkan fungsi masing-masing alat serta bentuk dan namanya
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
A. Alat kualitatif

No Nama Alat Gambar


.
1. Tabung reaksi

Digunakan sebagai tempat


mereaksikan zat-zat kimia dalam
jumlah kecil.

2. Corong

Digunakan untuk memindahkan


bahan ketempat yang mediumnya
lebih kecil.

3. Desikator

Digunakan untuk mengeringkan,


mendinginkan bahan serta
mengurangi lagi kadar air yang
tersisa daridalam bahan yang sudah
dioven.

4. Batang pengaduk

Digunakan untuk mengaduk dan


membantu penuangan larutan.
5. Gelas arloji

Digunakan untuk tempat


menimbang zat berbentuk kristal
atau padatan.

6. Corong pisah

Digunakan untuk memisahkan


larutan dan endapan berdasar berat
jenis.
7. Labu kjehdal

Digunakan untuk destruksi atau


digesti protein pada penetapan
protein dan dapat pula di gunakan
sebagai labu destilasi pada hasil
destruksi protein.

8. Krus porselin

Di gunakan untuk membakar /


mengarangkan/ menggabungkan zat
pada analisa gravimetric

9. Kaca pembesar

Digunakan untuk memperbesar


penglihatan pada saat mengamati
zat suspense, gerak brown, dll.
10. Pipa kapiler

Digunakan untuk mengalirkan gas


ke sepesimen tertentu.

11. Ekstraktor soxhlet

Digunakan untuk mengekstraksi


zat padat dengan zat cair secara
terus menerus
12. Corong bakhner

Di gunakan untuk pemisahan dan


untuk menyaring sampel agar lebih
cepat kering

13. Rak tabung reaksi

Digunakan untuk meletakan tabung


reaksi.

14. Kawat nikron

Digunakan untuk mengedenfikasi


zat dengan cara uji nyala.

15. Pinset

Digunakan untuk menjepit dan


digunakan untuk mengambil atau
meletakkan wadah pada saat
penimbangan.

16. Kaki tiga

Digunakan sebagai tungku.

17. Kertas saring

Digunakan untuk menyaring


endapan.

18. Statif

Digunakan sebagai tempat untuk


menggantung buret.
19. Penjepit

Digunakan untuk mejepit tabung


reaksi pada saat pemanasan atau
menggunakan ketas saring atau
benda lain.

20. Kertas lakmus

Digunakan untuk mengukur atau


mengetahui tingkat keasaman.

21. Plat alas pembakaran

Digunakan untuk alat tempat


pembakaran.

22. Mortal dan alu

Di gunakan untuk menghaluskan


objek yang akan di teliti. Juga
untuk wadah suatu zat yang akan
diuapkan dengan pemanasan. Serta
dapat digunakan juga untuk
menghaluskan masing-masing zat
yang bersifat padat/Kristal

23. Bola hisap

Di gunakan untuk mengisap larutan


yang akan di ukurtipe bola karet
kenyal dengan 3 knop.

24. Spiritus

Digunakan untuk pembakaran,


biasanya diletakan di bawah kaki
tiga.

25. Spatula

Digunakan untuk alat bantu


mengambil bahan padat atau
kristal.
26. Botol semprot

Digunakan untuk menyimpan


aquadest dalam jumlah terbatas.

27. Kondensor

Digunakan untuk destilasi larutan.

B. Alat kuantitatif

No. Nama Alat Gambar

1. Beaker glass
Digunakan untuk wadah larutan
yang masih memerlukan pekerjaan
lain, tempat melarutkan zat, tempat
memanaskan, dan menguapkan
larutan.

2. Biuret
Digunakan untuk titrasi.
3. Pipet volum
Digunakan untuk mengambil
cairan, memindahkan cairan
dengan volume teliti.

4. Pipet ukur
Digunakan untuk mengambil
cairan, memindahkan cairan secara
kurang teliti dan tidak termasuk
didalam perhitungan dan penetapan
kadar.

5. Termometer
Digunakan untuk alat mengukur
suhu panas ataupun dingin.

6. Piknometer
Digunakan untuk bobot jenis
larutan.

7. Neraca

Di gunakan untuk menimbang.

8. pH meter

Digunakan untuk pengukuran asam


basa ( asam 1-7 , basa 7-14 )

9. Timbangan digital

Digunakan untuk menghitung


barang dengan teknologi mesin
terbaru dan berkalibrasi tinggi.
10. Volumetrik
Digunakan untuk mengukur
volume larutan.

C. Alat kualitatif dan kuantitatif

No Nama Alat Gambar


.
1. Labu iod
Digunakan untuk mengikat uap
iodium hasil reaksi, sehingga tidak
ada iodium yang hilang karena
menguap.

2. Botol timbang
Digunakan untuk menimbang
sampel, pengeringan bahan atau
penetapan susut pengeringan bahan.

3. Gelas ukur
Digunakan untuk mengukur cairan
secara tidak teliti dan tidak masuk
dalam perhitungan, digunakan pula
merendam pipet dalam cairan
pencuci.

4. Pipet tetes
Di gunakan untuk meneteskan
larutan/pereaksi, menambahkan
cairan tetes demi tetes hingga
volume tepat . Digunakan juga
untuk mengambil bahan berbentuk
larutan dalam jumlah yang kecil.

5. Labu erlenmeyer
Digunakan intuk titrasi.

6. Labu takar
Digunakan untuk membuat larutan
dengan volume yang tepat/teliti,
mengencerkan atau mengambil
larutan dengan teliti.

4.2 Pembahasan

Jenis peralatan didalam laboraturium terbagi menjadi 3 yaitu kualitatif,


kuantitatif, dan alat yang termasuk kedalam alat kualitatif dan kuantitatif. Alat
kualitatif merupakan alat yang berdasarkan mutu, memiliki jenis dan fungsi,
sedangkan alat kuantitatif merupakan alat yang berdasarkan jumlah atau
banyaknya, dan memiliki ukuran.

Dari hasil pengamatan dapat digolongkan alat yang termasuk kualitatif antara
lain :

1. Tabung reaksi
2. Corong
3. Desikator
4. Batang pengaduk
5. Gelas arloji
6. Corong pisah
7. Labu kjedhal
8. Krus porselin
9. Kaca pembesar
10. Pipa kapiler
11. Ekstraktor soxhlet
12. Corong bakhner
13. Rak tabung reaksi
14. Kawat nikrom
15. Pinset
16. Kaki tiga
17. Kertas saring
18. Statif
19. Penjepit
20. Kertas lakmus
21. Plat alas pembakaran
22. Mortal alu
23. Bola hisap
24. Spiritus
25. Spatula
26. Botol semprot
27. Kondenser

Alat yang digolongkan kuantitatif antara lain :

1. Beaker glass
2. Biuret
3. Pipet volum
4. Pipet ukur
5. Termometer
6. Piknometer
7. Neraca
8. pH meter
9. Timbangan digital
10. Volumetrik

Alat yang digolongkan kualitatif dan kuantitatif antara lain :

1. Labu iod
2. Botol timbang
3. Gelas ukur
4. Pipet tetes
5. Labu erlenmeyer
6. Labu takar
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil praktikum pengenalan alat yang dilakukan dapat disimpulkan


bahwa dapat diketahui alat-alat yang digunakan dalam analisis di laboratorium
terbagi dalam alat kualitatif, kualitatif dan kuantitatif, dan kuantitatif.
DAFTAR PUSTAKA

http://sazilakarinarahman.blogspot.com/2013/05/percobaan-1-pengenalan-alat-
alat.html

( diakses pada tanggal 13 Juni 2019 )

http://catatanmahasiswakupukupu.blogspot.com/2017/02/pengenalan-alat-alat-
laboratorium.html

( diakses pada tanggal 13 Juni 2019 )

Anda mungkin juga menyukai