Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

TEKNIK-TEKNIK DASAR BEKERJA DI LABORATORIUM

Kelompok 2

Fatihahtul Nadila

F1D120005

Asisten Laboratorium

Gymnasti Irhas Ar (F1C117018)

Dosen Pengampu

1. Dr. Yusnaidar, S,Si, M. Si.


2. Edwin Permana, ST., MT.

LABORATORIUM LINGKUNGAN DAN GEOKIMIA I

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS JAMBI

2020
PERCOBAAN I

TEKNIK-TEKNIK DASAR BEKERJA DI LABORATORIUM

I. Tujuan Percobaan
1. Mengetahui teknik-teknik dasar bekerja di laboratorium
2. Dapat melakukan teknik-teknik dasar bekerja di laboratorium
3. Mengetahui nama alat-alat laboratorium

II. Landasan Teori


Pelaksanaan pembelajaran di laboratorium sangat berorientasi pada
capaian kompetisi dan kemampuan dalam bekerja. Kegiatan praktikum yang
dilaksanakan di laboratorium mendukung tercapainya tujuan pembelajaran.
Selain mendukung tercapainya tujuan pendidikan, praktikum dapat
menimbulkan motivasi belajar mahasiswa. Pelaksanaan praktikum yang
didisain dan dikelola dengan baik menjadika mahasiswa yang
melaksanakanpraktikum lebih memahami teori yang telah diterima baik dari
guru maupun dari buku-buku pelajaran sehingga motivasi belajar
mahasiswa meningkat (Budiastra, 2004)

Laboratorium adalah suatu sarana atau gedung yang dirancang khusus


untuk melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian untuk
keperluan penelitian ilmiah dan praktik pembelajaran. Dalam rangka
mencapai tujuan yang bersifat multi dimensi dalam proses pembelajaran di
laboratorium, maka pembelajaran di laboratorium sangat efetktif untuk
mencapai ranah secara bersama-sama yaitu keterampilan kognitif yang
tinggi, berlatih agar dapat memahami teori, berlatih agar segi-segi teori yang
berlainan dapat diintregasikan , berlatih agar teori dapat diterapkan pada
permasalahan nyata. Pada keterampilan afektif menilputi belajar
merencanakan kegiatan secara mandiri, belajar bekerja sama, belajar
mengkomunikasikan informasi mengenai bidangnya, belajar menghargai
bidangnya. Sedangkan keterampilan psikomotor meliputi belajar memasang
peralatan sehingga betul-betul berjalan, dan belajar memakai peralatan dan
instrumen tertentu (Dwiyanto dan Rahayuningtiyas 2005)

Pemahaman yang diperoleh dari pengalaman praktikum akan


memberikan kepuasan kepada mahasiswa karena kesenjangan yang
mungkin terjadi antara teori pelajaran sains yang diperoleh dari buk dengan
pemahaman mahasiswa mengenai sains dapat teratasi. Peningkatan
pemahaman mengenai pembelajaran sains akan meningkatkan rasa percaya
diri mahasiswa (Silawati 2006)

Prinsip kerja dan fungsi alat-alat laboratorium harus diketahui, agar


tidak terjadi kesalahan saat praktikum dengan pemakaian alat-alat
laboratorium. Selain itu keselamatam dari lat-alat laboratorium harus
diperhatikan agar terjaga kualitasnya. Banyak sekali alat ukur yang
diciptakan manusia baik yang tradisional maupun yang sudah menjadi
produk teknologi modern (Hendroyono 1994)

Menururt Akoobhai, B & Bradley, J.D. (2005) pengalaman praktikum,


terutama untuk sains, merupakan suatu yang harus dilakukan. Dengan
mengadopsi teori Bloom bahwa di dalam pembelajaran ada tiga domain yang
tidak boleh ditinggalkan yaitu :
1. Pengetahuan (cognitive, intellectal)
2. Keterampilan (psychomotor, manipulative)
3. Efeksif (attitudinal)

Domain yang pertama, pengetahuan, memberikan pengalaman dan


pengenalan dalam hal pengembangan ilmu pengetahuan dan metode ilmiah.
Domain yang kedua yaitu keterampilan, bermanfat bagi keterampilan
motorik dalam hal ini keterampilan tangan, yang menumbuhka sikap hati-
hati, teliti dalam pengamatan, dan menumbuhkan rasa tanggung jawab.
Sedangkan domain terakhir adalah tentang sikap sehingga dengan
melaksanakan praktikum akan menumbuhkan rasa percaya diri dan rasa
ingin tahu atau tertarik. Dengan demikian rasa takut atau khawatir dalam
melaksanakan praktikum dapat dihindari.

Membersihkan ruang kerja dan beberapa fasilitasnya, terutama perabot,


seperti meja kerja/praktikum, lemari penyimpanan alat dan bahan juga
termasuk ke dalam pekerjaan perawatan fasilitas laboratorium. Perawatan
fasilitas laboratorium berupa perabotan relatif mudah dilakukan.. meja kerja
dibersihkan dengan kain basah untuk menghilangkan debu dan tumpahan
zat.

Prinsip-prinsip penyimpanan peralatan praktikum kimia

a. Alat-alat disimpan berdasarkan kelompok alat, misalnya berdasarkan


jenis bahannya, seperti kelompok peralatan gelas, logam, kayu, karet,
actor, dan porselen
b. Alat-alat yang disimpan berdasarkan frekuensi penggunaannya (sering
digunakan atau jarang digunakan). Alat yang intensitas penggunaannya
tinggi dipisahkan agar mudah dipersiapkan.
c. Alat-alat khusus disimpan dalam lemari/tempat khusus karena sifat alat
yang rentan terhadap actor luar/sensitif dan mahal harganya

Menurut Rahayu (2019) proses Pengukuran pada Praktikum di dalam


Laboratorium adalah kegiatan atau hasil dari membandingkan secara
kuantitatidf secara standar yang sudah ditentukan dengan besaran yang
belum diketahui. Hal yang harus diperhatikan dalam proses Pengukuran
adalah

1. Ketelitian (precisions) dan ketepatan (accuracy)


Ketelitian dan ketepatan mempunyai pengaruh yang sangan penting.
Ketepatan adalah perbedaan antara nilai benar pada pengukuran dan
nilai terukur yang ditunjukkan oleh instrumen. Ketelitian adalah
kesesuaian nilai yang diamati secara berulang pada kondisi yang sama.
2. Sebaran kesalahan (propagation of error)
Ketika praktikan mengukur dan digunakan dalam perhitungan,
kesalahan pengukuran akan mengikut dan mempengaruhi hasil
perhitungan.
3. Metode pengujian, kalibrasi dan validasi metode
Supaya mampu menghasilkan akurasi data yang diperluka, sebelum
diguakan semua peralatan ukur (termasuk yang digunakan dalam
pengambilan sampel) harus dikalibrasi atau dicek untuk menetapkan
peralatan tersebut memenuhi persyaratan spesifikasi laboratrium dan
sesuai dengan spesifikasi standar yang relevan. Pemilihan metode atau
prosedur dan validasi metode juga merupakan hal yang penting untuk
keakurasian data pengujian.

Keberadaan laboratorium sangat membantu dan mendukung tercapainya


kompetensi mahasiswa. Selain kompetensi mahasiswa juga terasah
keterampilannya. Seringny bersentuhan dan berinteraksi dengan lingkungan
laboratorium menuntut mahasiswa harus mampu memahami tentang fungsi
dan cara penggunaan alat-alat laboratorium.

Menurut Rahayu (2019) caraataupun teknik dasar penggunaan alat-alat


laboratorium adalah :
1. Cara menggunakan alat ukur gelas
Penandaan volume pada perlatan volumetrik dilakukan pabrikan
pada kondisi bersih. Diperlukan tingkat kebersihan yang sama.
Apabila peralatan di gunakan di laboratorium. Hanya permukaan
peralatan gelas yang bersih yang bisa memberikan lapisan cairan
yang rata dan seragam. Apabila terdapat kotoran atau minyak, maka
aliran pada permukaan gelas akan rusak.
2. Cara menggunakan pipet
Cara pengambilan cairan dengan pipet adalah meletakkan pipet ke
dalm botol berisi cairan yang memungkinkan cairan naik pada pipet,
kemudian kontrol dengan telunjuk atau gunakan pipe filler. Jangan
perah memipet menggunakan mulut, karena beresiko menelan cairan
dengan tidak sengaja
3. Cara menggunakan buret
Pastikan buret bersih dan katupnya kedap cairan sebelum
digunakan. Bersihkan tabung buret secara menyeluruh dengan
detergen dan sikat panjang. Bilas dengan air keran kemudian dengan
air suling. Selalu periksa aliran ai seragam dan tidak pecah.
Bersihkan pelumas dari stpcock dan keringkan dengan lap. Ketika
mengisi buret, pastikan keran tertutup. Putar buret dengan hati-hati
dalam posisi miring untuk membasahi semua bagian buret, kemudian
biarkan cairan mengalir melalui ujung buret.
4. Cara menggunakan labu volumetrik
Labu volumetrik harus dicuci dengan detergen dan dibilas untuk
memastikan kebersihannya. Labu volumetrik jarang dikeringkan,
tetapi jika diperlukan pengeringan, dilakukan dengan cara menjepit
labu dalam kondisi terbalik. Untuk membuat larutan langsung dari
zat padat, penggunaan corong akan meminimalkan berat yang hilang.
Apabila pembuatan larutan memerlukan pemanasan, maka timbang
padatan dalam beaker, tambahkan pelarut, kemudian panaskan
sapai semua zat terlarut. Dinginkan larutan, baru kemudian
maukkan kedalam labu volumetrik.

Neraca analitik merupakan suatu alat yang sering digunakan di


laboratorium yang berfungsi untuk menimbang bahan/zat yang akan
digunakan sebelum melakukan suatu percpbaan yang membutuhkan suatu
penimbangan. Bahn yang ditimbang biasanya berbentuk padatan, namun tidak
menutup kemungkinan untuk menimbang suatu bahan yang berbentuk cairan.
Neraca ini mempunyai kalibrasi internal, tetapi untuk pemeriksaan ulang,
neraca ini harus diperiksa dengan anak-anak timbangan yang udah di
identifikasi. Neraca analitik yang digunakan di laboratorium merupakan
instrumen yang akurat yan mempunyai kemampuan mendeteksi bobot pada
kisaran 100 gram sampai dengan ± 0.00001 gram (Day dan Underwood 2002)
III. Prosedur Percobaan
III.1 Alat dan Bahan
a. Alat
- Gelas Piala
- Labu Erlenmeyer
- Pipet tetes
- Buret
- Labu Volumetrik
- Timbangan
- Gelas Arloji
- Botol Timbangan
- Cawan Kecil
- Kertas indikator pH/kertas lakmus
- Penjepit
- Pinset
- Sudip
- Bola Hisap
- Corong Pisah
- Batang Pengaduk
- Hot Plate
- Tabung Reaksi
- Penjepit Kayu
- Kertas Saring
- Bunsen
- Furnace
b. Bahan
- Akuades
- Sabun
- Detergen Sintetik
- Air
- Kalium Dikromat
- Asam Sulfat
3.2 Skema Kerja
a. Teknik dasar mencuci alat laboratorium
Sabun atau detergen sinetik dan air bersih

Digunakan untuk membersihkan gelas piala dan labu erlenmeyer


lalu dibilas dengan air bersih.
Dibuat larutan pencuci apabila sabun/detergen tidak dapat
membersihkan alat .
Dicuci alat dengan menggunakan larutan pencuci.
Dikeringkan alat yang sudah dicuci.

Hasil

a. Teknik dasar membaca meniscus pada alat-alat pengukur volume

Cairan

Dimasukkan kedalam tabung pengukur volume.


Dibaca volume cairan pada bagian permukaan lengkung cairan.
Diamati dengan cermat, volume cairan.
Ditentukan berdasarkan batas air dengan garis yang ada
dimukanya.

Hasil

b. Teknik dasar penimbangan

Zat

Diletakkan pada bidang datar.

Diperiksa masih bekerja atau tidak.

Dikalibrasi.

Dibersihkan debu dalam kaca.

Digunakan kaca arloji.

Dilihat massanya.

Dikeluarkan.

Dibersihkan kembali.

Hasil
c. Teknik dasar menggunakan pipet

Pipet

Dimasukkan ujung bawah pipet kedalam larutan


Ditekan karet merah (propipet).
Dilepaskan tekanan pada karet merah
Diangkat (pipet telah terisi).
Dipindahkan .

Hasil

d. Teknik Dasar Membuat Larutan

Zat Padat

Dimasukkan zat padat kedalam gelas piala.

Dimasukkan pelarut atau akuades.

Diaduk larutan hingga terlarut.

Dipindahkan kedalam labu volumetrik dengan corong.

Ditambahkan sedikit pelarut.

Hasil

e. Teknik dasar penyaringan

Larutan Padat

Kertas saring menjadi keruut dimasukkan dalam corong pisah

Ditambahkan pelarut berupa akuades

Dilakukan penyaringan

Hasil
f. Teknik Dasar Menggunakan Buret

Cairan

Dipasang buret pada statif dan keadaan tegak lurus dengan cairan.

Diukur volume yang keluar menggunakan keran.

Dikeluarkan secara perlahan-lahan.

Hasil

g. Teknik dasar penggunaan tabung reaksi

Tabung reaksi

Diisi dengan cairan lebih dari setengah volume tabung.

Digoncang kesamping.

Dipanaskan dengan bunsen dengan cara dipegang.

Diarahkan jauh dari wajah.

Hasil

i. Teknik Dasar menggunakan kertas indikator pH


Larutan

Dimasukkan batang pengaduk kedalam larutan yang akan diuji


pHnya.

Diteteskan larutan menggunakan alat pada kertas lakmus.

Dibandingkan warna kertas lakmus yang telah ditetesi dengan


tabel warna pH yang disediakan.
Hasil
j. Teknik dasar pemijaran dan pengabuan

Zat Padat

Disediakan alat dan bahan.

Dipanaskan dengan sumber panas dan api keluar dari lampu


bunsen (gas).

Dibakar menggunakan suhu tinggi dari kumparan listrik pada


furnace dengan suhu 1000 ◦C.
Hasil
IV. Hasil dn pembahan
N Nama Teknik Alat-alat yang
Manfaat
o Dasar digunakan

1 Teknik dasar - Gelas beaker Agar alat laboratorium tetap


mencuci alat-alat - Gelas ukur dalam keadaan bersih dan
dilaboratorium. - Tabung reaksi saat digunakan tidak
terkontaminasi oleh kotoran.

2 Teknik dasar - Pipet tetes Mengetahui cara membaca


membaca - Gelas beaker meniskus dan dapat
meniscus pada - Gelas ukur menentukan skala meniskus.
alat-alat pengukur
volume.

3 Teknik dasar - Kaca arloji Untuk mengetahui cara


melakukan - Timbangan menggunakan timbangan
penimbangan digital dan dapat mengetahiu berat
bahan.

4 Teknik dasar - Pipet tetes Untuk memindahkan cairan.


menggunakan - Gelas beaker
pipet tetes

5 Teknik dasar - Labu volumetrik Dapat mengetahui cara


membuat larutan - Batang membuat larutan dan
pengaduk perlakuan yang benar dalam
- Corong prosesnya.
- Gelas beaker

6 Teknik dasar - Buret Dapat mengetahui cara


menggunakan - Erlemeyer penggunaan buret dan cara
buret menitrasi larutan.

7 Teknik dasar - Corong Dapat mengetahui cara


penyaringan - Kertas saring menggunakan kertas saring
- Gelas beaker dan dapat membuat fitrat.

8 Teknik dasar - Gelas beaker Dapat mengetahui cara


menggunakan - Pipet tetes menggunakan kertas
indikator pH - Kertas indicator indikator untuk melihat
- Batang tingkat keasaman suatu
pengaduk larutan dengan
menggunakan kertas
indikator pH.

9 Teknik dasar - Bunsen Dapat mengetahui cara


pemijaran dan - Krusibel penggunaan alat krusibel dan
pengabuan cara pemanasan.

10 Teknik dasar - Bunsen Dapat mengetahui cara


menggunakan - Penjepit tabung menggunakan tabung reaksi
tabung reaksi reaksi saat dipanaskan.

Nama teknik Masalah yang sering


No Manfaat
dasar terjadi

1 Teknik dasar Saat membersihkan Agar alat laboratorium dalam


mencuci alat-alat tabung reaksi dan keadaan bersih dan saat
laboratorium tabung ukur digunakan tidak terkontaminasi
menggukan tisu dan kotoran.
batang pengaduk,
tisu tertinggal
didalam tabung.

2 Teknik dasar Tabung ukur yang Untuk mengetahui cara


membaca terlalu kecil manggukan dan membaca
meniskus pada menyulitkan dalam meniskus.
alat-alat membaca skala.
pengukur volume

3 Teknik dasar Tidak dapat Untuk memindahkan larutan ke


menggunakan menggunakan labu tabung reaksi.
pipet volumetrik.

4 Teknik dasar Kesulitan Untuk melakukan titrasi.


menggunakn mamasukan cairan
buret melalui labu
volumetrik.

5 Teknik dasar Kesalahakan dalam Mencampur 2 zat atau lebih.


menggunakan menggoyangkan
tabung reaksi tabung reaksi.

6 Teknik dasar Mengkalibrasikan Untuk mengetahui massa benda


melakukan ke titik nol dan atau bahan.
penimbangan menetukan saat
jarum timbangan
tidak bergerak.

7 Teknik dasar Saat memasukakan Dapat membuat larutan atau


membuat larutan bahan pada saat menghasilkan suatu larutan.
penetesan.

8 Teknik dasar Kertas saring sobek Dapat membuat filtrat.


menyaring saat proses
penyaringan.

9 Teknik dasar Perubahan warna Mengetahui tingkat keasaman


menggukan kertas indikator zat.
kertas indikator saat setelah
pH penetesan larutan
dikertas indikator.

10 Teknik dasar Suhu pemanas yang Menghasilkan suatu zat oleh


pemijaran dan sangat tinggi. pembakaran.
pengabuan

4.1. Teknik dasar mencuci alat laboratorium


Alat-alat laboratorium haruslah bersih, pembersihan alat
laboratorium dapat dilakukan dengan menggunakan air, sabun atau
detergen sintetik apabila belum juga bersih pencucian bisa dilakukan
dengan larutan pencuci. Contoh laruan pencuci yang sering digunakan
untu membersihkan alat laboratorium adalah larutan yang besifat
oksidasi. Cara membuatnya adalah dengan mengunakan kalium
dikromat, akuades, dan asalm sulfat. Warna dari larutan pencuci yang
baik adalah yang berwarna oranye
Setelah dibersihkan menggunakan sabun atau pun larutan
pencuci alat-alat laboratorium dikeringkan terlebih dahulu sebelum
disimpan dan digunakan lagi pada praktikum selanjutnya.

4.2. Teknik dasar membaca meniscus pada alat-alat pengukur volume


Alat laboratorium yang diguakan dalam teknik ini adalah pipey
tetes, gelas beaker dan gelas ukur. Dari hasil pengamatan dapat
diartikan bahwa meniscus adalah suatu gelombang kecil yang letaknya
paling atas saat dilakukan pengukuran pada alat akur yang digunakan
pada saat prakitkum.
Teknik membaca meniscus diawali dengan memasukkan caira
kedalam tabung volume yang berupa gelas beaker atau gelas ukur
dilanjutkan dengan mengamati bagian permuakan lengkung cairan yang
terdapat pada tabung volume tersebut.
Dalam melakukan pengamatan membaca meniscus sangat diperlukan
ketilitian tinggi agar dapat menentukan volume tepat yang diingikan

4.3. Teknik dasar penimbangan


Teknik ini berfungsi untuk mengetahui berat dari suatu cairan
atau larutan. Alat penimbang atau neraca memiliki daya muat
maksimum yaitu beban maksimum yang boleh ditimbang. Bila
penimbangan dilakukan melibihi daya muat maksimum, penimbangan
akan menghasilkan penyimpangan atau kesalahan, oleh karena itu
penimbangan harus menyesuaikan dengarn batas daya muat maksimum
Dari hasil pengamatan alat penimbangan atau neraca memiliki jenis dan
fungsi yang berbeda,yaitu :
a. Neraca teknis
b. Neraca analitis
c. Neraca semi mikrp
d. Neraca mikro

Cara melakukan penimbangan itu sendiri adalah praktikan


meletakkan neraca pada bidang datar lalu memeriksa ketepatan dari
neraca tersebut. Sebaiknya jangan menimbang zat kimia langsung di
atas timbangan, tapi menggunakan kaca arloji . lalu letakkan zat yang
dilakukan penimbangan dan dilihat massanya, setelah itu zat tersbut
dikeluarkan dari penimbangan dan neraca dibersihkan kembali sebelum
disimpan.

4.4. Teknik dasar menggunakan pipet


Pipet adalah salah satu alat laboratorium yang berfungsi ntuk
mengambil larutan dalam volume tertentu, terdapat beberapa jenis pipet
didalam laboratorium diantara nya adalah :
1. Pipet ukur
2. Pipet volume
3. Pipet tetes
Dari hasil pengamatan cara menggunakan pipet adalah praktikan
memasukkan ujung pipet kedalam larutan lalu bagian atas pipet yang
berupa karet merah atau disebut juga propipet ditekan sebelum pipet
diangkat lepaskan terlebih dahulu tekanan pada karet merah tadi, lalu
larutan siap dipindahkan pada wadah atau tempat lain.

4.5. Teknik dasar membuat larutan


Pada teknik ini praktikan membutuhkan alat berupa labu
volumetrik, batang pengaduk, corong dan gelas piala atau gelas beaker.
Dari hasil pengamatan dapat diketahui saat melarutkan zat padat
digunakan pelarut seperti akuades. Pada saat melakukan percobaan
terkadang praktikan harusmelarutan zat yang dilakukan dengan
pemanasan dan pengadukan
Cara melakuakan pembuatan larutan adalah terlebih dahulu
menimbang zat yang akan dibuat menjadi larutan, lalu larutan yang
sudah ditimbang tersebut dimasukkan kedalam gelas piala yang sudah
dibersihkan. Setelah itu masukkan akuades yang berfungsi untuk
melarutkan zat baru setelahnya larutan dipindahkan ke labu volumetrik
dengan dibantu corong terakhir labu volumetrik yang berisi larutan
digoncang sedikit untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
4.6. Teknik dasar penyaringan
Teknik ini berfungsi untuk memisahkan partikel dari yang
berukuran mikro sampai yang berukuran nano. Alat alat yang prakitikan
butuhkan pada saat melakukan praktikum ini adalah :
1. Corong
2. Kertas saring
3. Gelas beaker

Langkah pertama yang harus dilakukan praktikan adalah


menyiapkan kertas saring lalu melipat kertas saring tersebut menjadi
dua agar berbentuk segitiga kemudian bagian ujung dari kertas disobek
agar membentuk sepertikerucut, setelah itu kertas saring dimasukka
kedalam corong pisah yang dibawahnya terdapat gelas piala atau gelas
beaker, kemudian ditambahkan akuades sebagai pelarut dan terjadilah
proses penyaringan.

4.7. Teknik dasar menggunakan buret


Buret adalah alat laboratorium yang digunakan untukprose titrsi,
namun pada keadaan tertentu buret juga dapat digunakan untuk
mengukur volume suatu larutan. Dalam penggunaan buret haruslah
buret tegak lurus.

Dari hasil pengamatan dalam memasukkan cairan kedalam


buret haruslah dengan hati-hati. Alat alat yang dibutuhkan adalah buret
dan erlenmeyer

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan


cairan lalu buret dipasang pada statif dengan keadaan tegak lurus
dengan cairan lalu diukur volume yang keluar menggunakan keran.
Langkah terakhir cairan dikeluarkan perlahan-lahan kedalam
erlenmeyer
4.8. Teknik dasar menggunakan tabung reaksi
Fungsi dari tabung reaksi ini sendiri adalah untuk melakukan
reaksi-reaksi kimia. Dalam melakukakan praktikum sebaiknya
memerhatikan bahwa tabung reaksi jangan diisi lebih dari setengah dari
ukuran tabung, dikocok dengan cara menyamping, dan melakukan
percobaan dengan penuh kehati-hatian
Alat yang dibutuhkan dalam penggunaan tabung reaksi yaitu :
1. Tabung reaksi
2. Penjepit tabung reaksi
3. Bunsen

Langkah pertama yang harus dilakukan praktikan adalah mengisi


tabung reaksi dengan cairan setengah volume tabung lalu tabung
digoncang kesamping. Setelah itu cairan dipanaskan dengan bunsen
dengan cara dipegang . dalam proses pemanasan disarankan cairan
dijauhkan dari arah wajah praktikan.

4.9. Teknik dasar menggunakan indikator pH


Kertas indikator pH adalah alat yang digunakan untuk
menentukan pH atau bisa juga disebut asam basa dari suatu larutan.
Kerta indikator pH juga biasa disebut dengan kera lakmus. Dari hasil
pengamatan dapat diketahui kertas lakmus dibedakan menjadi dua
yaitu kertas lakmus biru dan kertas lakmus merah, pada larutan asam
maka kertas lakmus akan berwarna merah dan jika diteteskan larutan
basa kertas lakmus akan menjadi warna biru
Cara menggunakan kertas indikator pH atau kertas lakmus
adalah dengan terlebih dahulu menyiapkan larutan yang akan di uji pH
nya kemudian masukkan batang pengaduk kedalam larutan tersebut,
lalu larutan diteteskan menggunakan alat keatas kertas lakmus,
langkah terakhir adalah bandingkan warna lakmus yang sudah
diteteskan larutan dengan tabel warna pH yang disediakan. Dengan cara
tersebut praktikan bisa menentekan pH dari larutan yang sedak diuji.
4.10. Teknik dasar pemijaran dan pengabuan
Teknik dasar ini adalah teknik membakar zat padat dengan suhu
tinggi. Pemijaran sendiri dapat diartikan sebagai suatu teknik
pembakaran dengan menggunakan sumber panas dari api yang keluar
dari lampu bunsen (gas)
Dalam percobaan ini memerlukan beberapa alat-alat laboratorium
diantaranya adalah :
1. Bunsen
2. Krusibel

Untuk melakukan teknik dasar pemijaran dan pengabuan praktikan


harus menyiapkan zat padat kemudia zat padat tersebuh dipanaskan
dengan sumber panas dan api keluar dari lampu bunsen (gas), zat
tersebut haruslah dibakar dengan suhu tinggi dari kumparan listrik
pada furnace dengan suhu 1000oC. Teknik ini harus dilakukan dengan
hati-hati
V. Kesimpulan dan saran
V.1 Kesimpulan
1. Pada saat bekerja di laboratorium praktikan harus sangat berhati-
hati dalam melakukan praktikum. Teknik-teknik dasar
keselamatan bekerja di laboratorium meliputi menggunakan jas
lab, sarung tangan khusus, masker pelindung mulut dan hidung,
dan juga kaca mata khusus. Pada saat melakukan pemanasan zat
kimia jauhkan wajah dari zat tersebut. Dan juga setelah selesai
melakukan praktikum alat-alat laboratorium tersebut haruslah
dibersihkan sesuai dengan cara-cara yang telah ditentukan
2. Teknik-teknik dasar bekerja di laboratorium meliputi : Teknik
dasar mencuci alat-alat laboratorium. Teknik dasar membaca
meniscus pada alat-alat pengukur volume. Teknik dasar
melakukan penimbangan. Teknik dasar menggunakan pipet tetes.
Teknik dasar membuat larutan. Teknik dasar menggunakan
buret. Teknik dasar penyaringan. teknik dasar mengunakan
indikator pH. Teknik dasar pemijaran dan pengabuan. Dan juga
teknik dasar menggunakan tabung reaksi.
3. Ketika melakukan praktikum di laboratorium praktikan
menggunakan alat-alat yang mempunyai fungsi yang berbeda, dan
alat-alat uang sering digunakan dalam praktikum yaitu : gelas
beaker/gelas piala, gelas ukur, tabung reaksi, pipet tetes,
timbangan digital, labu volumetrik, batang pengaduk, corong,
buret, erlenmeyer, kertas indikator pH/kertas lakmus, bunsen,
dan penjepit tabung reaksi.

V.2 Saran
Ketika melakukan praktikum diharapkan praktikan untuk selalu
menjaga kebersihan di dalam ruangan laboratorium. Tidak
sembarangan menghirup zat kimia yang digunakan selama
praktikum, setelah menggunakan alat laboratorium praktikan
diharapkan membersihkan dengan tata cara yang sudah ditentukan.
Dan praktikan harus hati-hati ketika menggunakan zat kimia dan
juga bahan yang mudah terbakar.
DAFTAR PUSTAKA

Akoobhai, B & Bradley, J.D. (2005). Providing practical experiences at home for
students studying science at a distance. Makalah yang disajikan pada ICDE
World Conference on Open Learning & Distance Education, November, 2005,
New Delhi.

Budiastra, A.A.K. & Purwoningsih, T. (2004). Laboratorium kering dan


laboratorium basah. Dalam Asandhimitra dkk. (Ed.), Pendidikan tinggi jarak
jauh. Jakarta: Universitas Terbuka, hal.287-312.

Chandler, J. & Dwiyanto dan Rahayuningtiyas. 2005. Pembelajaran di


Laboratorium Pusat. Yogyakarta : Pengembangan Pendidikan Universitas Gajah
Mada.

Day R.A dan Underwood A.L., (2002), Analisis Kimia Kuantitatif edisi keenam.
Sopyan Iis, penerjemah. Jakarta : Erlangga, Terjemahan dari : Quantitative
Analilysis Sixth Edition.

Hendaryono D.P.S. dan A. Wijayani. (1994), Kultur Jaringan (Pengenalan dan


Petunjuk Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif Media), Yogyakarta: Penerbit
Helman,1991, Fisika Umum, Erlangga, Jakarta.

Silawati, T. 2006. “Microscience Experience : Sebuah Alternative Praktikum Bagi


Mahasiswa Pendidikan Tinggi Jarak Jauh”. Jurnal Pendidikan Terbuka Dan
Jarak Jauh.Vol.2 NO.2 : (113-116).

Rahayu, D.K. (2019) TEKNIK DASAR PEKERJAANLABORATORIUM KIMIA(C2)


KELAS X. Malang : PT. Kuantum Buku Sejahtera

Anda mungkin juga menyukai