Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Alat praktikum sangat dibutuhkan dalam proses penelitian atau pun
praktikum. Ada banyak sekali alat-alat yang digunakan dan mempunyai
fungsi masing-masing didalam bidang keilmuan atau pun proses penelitian
tentu alat-alat ini sangat di butuhkan sekali. Alat-alat Laboratorium juga dapat
berbahaya jika terjadi kesalahan dalam prosedur pemakaiannya. Maka
diperlukannya pengenalan alat-alat Laboratorium agar penggunaan alat
tersebut dapat dipergunakan dengan fungsi dan prosedur yang baik dan benar,
sehingga kesalahan yang terjadi dapat diminimalisir sedikit mungkin. Hal ini
penting agar mendapatkan hasil penelitian yang baik dan benar. Data-data
yang tepat akan meningkatkan kualitas penelitian seseorang.
Peralatan merupakan suatu bagian yang mendasari dalam
pembentukkan Laboratorium, baik itu Laboratorium yang sederhana
(praktikum) maupun untuk tujuan penelitian (Laboratorium penelitian).
Untuk memudahkan dan melancarkan berlangsungnya praktikum,
pengetahuan mengenai penggunaan alat sangat diperlukan. Pengenalan alat-
alat Laboratorium penting dilakukan untuk keselamatan kerja saat melakukan
penelitian. Alat-alat Laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan
berbahaya jika penggunannya tidak sesuai dengan prosedur.
Pengenalan alat-alat yang akan dipergunakan dalam Laboratorium
sangat penting guna kelancaran percobaan yang akan dilaksanakan
diantaranya adalah menghindari kecelakaan kerja dan gagalnya percobaan.
Alat-alat Laboratorium biasanya dapat rusak dan bahkan berbahaya jika tidak
sesuai dengan prosedur pemakaian. Oleh karena itu, pemahaman fungsi dan
cara penggunaan peralatan serta bahan harus mutlak dikuasai oleh praktikan
sebelum melakukan praktikum di Laboratorium.
Pengenalan alat-alat ini meliputi macam-macam alat, mengetahui
namanya, memahami bentuk, fungsi serta cara kerja alat-alat tersebut. Setiap
alat dirancang atau dibuat dengan bahan-bahan yang berbeda satu sama lain
dan mempunyai fungsi yang sangat spesifik.
Apabila ditinjau dari aspek keselamatan kerja, Laboratorium-
Laboratorium kimia mempunyai bahaya dasar yang sama sebagai akibat
penggunaan bahan kimia dan teknik di dalamnya. Laboratorium kimia harus
merupakan tempat yang aman bagi penggunanya. Aman terhadap setiap
kemungkinan kecelakaan fatal, dari sakit maupun gangguan kesehatan. Hanya
dalam laboratorium yang aman bagi seseorang dapat bekerja bekerja dengan
aman, produktif, dan efisien, bebas dari rasa khawatir akan kecelakaan dan
keracunan. Keadaan aman dalam Laboratorium dapat diciptakan apabila ada
kemauan dari setiap pengguna untuk menjaga dan melindungi diri.
Diperlukan kesadaran bahwa kecelakaan dapat berakibat pada para pengguna,
maupun orang lain serta lingkungan disekitarnya. Ini adalah tanggung jawab
moral dalam keselamatan kerja yang memegang peranan penting dalam
pencegahan kecelakaan.
B. Maksud dan Tujuan Percobaan
1. Maksud Percobaan
Maksud dari percobaan praktikum ini ialah agar mahasiswa dapat
mengerti dan menggunakan alat dan bahan di Laboratorium.
2. Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa mampu mengkaji dan menganalisis tentang nama, jenis,
kegunaan dan cara pemakaian alat-alat kimia yang ada di Laboratorium.
2. Mahasiswa mampu mengkaji dan menganalisis mengenai nama, jenis,
sifat kegunaan dan cara penyimpanan bahan atau zat kimia.
C. Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan peralatan di Laboratorium adalah berdasarkan
identifikasi alat yang biasa digunakan pada saat praktikum serta fungsi dari
masing-masing alat tersebut dan penggunaan atau cara yang tepat untuk
menggunakannya.
D. Manfaat Percobaan
Manfaat percobaan peralatan di Laboratorium adalah agar praktikan
dapat mengetahui, mengkaji dan mampu menganalisis mengenai nama, jenis,
kegunaan dan cara penyimpanan bahan atau zat kimia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Laboratorium merupakan salah satu prasarana pembelajaran yang dapat
digunakan sebagai tempat untuk melatih peserta dalam memahami konsep-
konsep dan meningkatkan keterampilan dalam melakukan percobaan ilmiah.
Laboratorium merupakan wadah untuk membuktikan sesuatu yang harus
dilakukan melalui suatu percobaan. Kegiatan di Laboratorium memberikan
kemudahan bagi peserta dalam memahami apa yang mereka pelajari materi
melalui pendekatan kerja ilmiah. Kimia merupakan salah satu bidang studi
sains yang dikembangkan berdasarkan eksperimen yang mencari jawaban atas
pertanyaan apa, mengapa dan bagaimana gejala-gejala alam, khususnya yang
berkaitan dengan komposisi, struktur, transformasi, dinamika dan energinetika
zat yang melibatkan penalaran dan ketrampilan. Ilmu kimia merupakan rumpun
IPA yang pada hakikatnya dapat dipandang sebagai proses dan produk. Kimia
sebagai proses meliputi ketrampilan dan sikap yang dimiliki oleh ilmuwan
untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan. Kimia sebagai produk
meliputi sekumpulan pengetahuan yang terdiri dari fakta, konsep, dan prinsip
kimia (Emda, 2017).
Laboratorium membutuhkan sebuah sistem yang dapat mengatur secara
terencana, terorganisir, mekanisme berjalan secara efisien, memiliki tujuan
yang jelas dan terdapat pula pengawasannya. Untuk mencapai semua itu perlu
dilakukan breakdown komponen yang ada di Laboratorium. Komponen
tersebut terdiri atas tata ruang (lay out laboratorium), peralatan yang baik dan
terkalibrasi, infrasruktur Laboratorium, administrasi Laboratorium,
inventarisasi dan keamanan Laboratorium, faktor keselamatan Laboratorium,
fasilitas pendanaan, keterampilan pengguna Laboratorium, peraturan dasar
yang digunakan, aturan penanganan masalah umum serta jenis-jenis pekerjaan
yang dilakukan di Laboratorium (Maharani, 2019).
Pemanfaatan Laboratorium secara efektif merupakan salah satu syarat
dalam pembelajaran kimia khususnya pada materi praktikum. Permasalahan
yang sering ditemukan di Laboratorium yaitu pengelolaan Laboratorium yang
meliputi proses pengadaan, proses penggunaan dan proses pemeliharaan.
Permasalahan dalam proses pengadaan yaitu ketidaktepatan alat dan bahan
yang datang dengan apa yang dibutuhkan. Permasalahan dalam proses
penggunaan yaitu kesalahan pengoperasian alat dan bahan. Permasalahan
dalam proses pemeliharaan yaitu kesalahan pada penataan alat dan bahan di
Laboratorium. Pengadaan dikatakan baik apabila alat dan bahan datang sesuai
dengan kebutuhan, kualitas baik, aman dalam penggunaan dan mudah
disimpan. Untuk alat yang berbentuk set, harus lengkap dan tidak kekurangan
komponen apapun (Dewi, 2019).
Pengenalan alat-alat praktikum penting dilakukan guna untuk
keselamatan kerja dalam melakukan proses penelitian. Selain itu juga
pengenalan alat praktikum bertujuan agar mahasiswa mengetahui nama dan
fungsi dari alat-alat tersebut. Alat-alat praktikum sangat dibutuhkan dalam
proses penelitian ataupun praktikum terutama dalam proses praktikum kimia
banyak sekali alat-alat yang digunakan dan mempunyai fungsi masing-masing
didalam bidang keilmuan ataupun proses penelitian tentu alat-alat ini sangat
dibutuhkan sekali alat-alat Laboratorium juga dapat berbahasa jika terjadi
kesalahan dalam prosedur pemakaiannya maka diperlukan pengenalan alat-alat
Laboratorium agar pengguanaan alat tersebut dapat dipergunakan dengan
fungsi dan prosedur yang baik dan benar, sehingga kesalahan yang terjadi
dapat diminimalisir sedikit mungkin hal ini penting agar mendapatkan hasil
penelitian yang baik dan benar, data–data yang tepat akan meningkatkan
kualitas penelitian seseorang (Hokayuruke, 2013).
Alat Laboratorium adalah alat-alat yang digunakan untuk keperluan
kegiatan di Laboratorium. Alat Laboratorium biasanya dibuat dengan bahan
atau material yang khusus sesuai dengan tujuan penggunaan alat tersebut,
karena alat Laboratorium memerlukan daya tahan yang baik serta hasil yang
baik pula. Alat Laboratorium ada yang terbuat dari bahan kaca atau glass,
metal, plastik dan lain sebagainya sesuai dengan kebutuhan, bahkan ada yang
merupakan gabungan dari berbagai material. Alat Laboratorium sangat banyak
jenisnya, sehingga didalam sebuah Laboratorium akan sangat banyak
ditemukan alat-alat sesuai dengan fungsinya masing-masing (Yusuf, 2019).
Dalam penyimpanan dan penataan alat yang diperhatikan adalah:
(Vendamawan, 2015)
a. Jenis bahan dasar penyusun alat tersebut. Dengan diketahuinya bahan dasar
dari suatu alat, kita dapat menentukan cara penyimpanannya.
b. Alat yang terbuat dari logam tentunya harus dipisahkan dari alat yang
terbuat dari gelas atau porselen.
c. Dalam penyimpanan dan penataan alat, aspek bobot benda perlu juga
diperhatikan.
d. Janganlah menyimpan alat-alat yang berat di tempat yang lebih tinggi, agar
mudah diambil dan disimpan kembali.
Peralatan Laboratorium dikelompokkan berdasarkan penggunaannya.
Perawatan alat secara rutin dapat dilakukan dengan dibersihkan terlebih dahulu
sebelum digunakan, setelah selesai dipergunakan semua alat harus dibersihkan
kembali dan jangan disimpan dalam keadaan kotor, kelengkapan alat tersebut
harus dicek terlebih dahulu sebelum disimpan (Gunawan, 2019).
Penataan alat dan bahan praktikum sangat bergantung kepada fasilitas
yang ada di laboratorium dan kepentingan pemakai Laboratorium.Fasilitas
yang dimaksud dalam hal ini adalah adanya ruang penyimpanan khusus
(gudang), ruang persiapan dan tempat penyimpanan seperti lemari, kabinet dan
rak-rak. Peralatan Laboratorium yang selanjutnya disebut peralatan adalah
mesin, perkakas, perlengkapan dan alat-alat kerja lain yang secara khusus
dipergunakan untuk pengujian, kalibrasi dan/atau produksi dalam skala
terbatas. Peralatan Laboratorium dibagi 3 kategori: (Raharjo, 2017)
1. Peralatan kategori 3 adalah peralatan yang cara pengoperasian dan
perawatannya sulit, risiko penggunaan tinggi, akurasi/kecermatan
pengukurannya tinggi,serta system kerja rumit yang pengoperasiannya
memerlukan pelatihan khusus/tertentu dan bersertifikat.
2. Peralatan kategori 2 adalah peralatan yang cara pengoperasian dan
perawatannya sedang, risiko penggunaan sedang, akurasi/kecermatan
pengukurannya sedang, serta sistem kerja yang tidak begitu rumit yang
pengoperasiannya memerlukan pelatihan khusus/tertentu.
3. Peralatan kategori 1 adalah peralatan yang cara pengoperasian dan
perawatannya mudah, risiko penggunaan rendah, akurasi/kecermatan
pengukurannya rendah, serta sistem kerja sederhana yang
pengoperasiannya cukup dengan menggunakan panduan, (Permenpan RB
No. 03, 2010).
Pipet tetes adalah jenis pipet yang berupa pipet kecil yang terbuat dari
plastik atau kaca dengan ujung bawahnya agak meruncing dengan ujung
atasnya ditutupi karet. Berguna untuk mengambil cairan dalam skla tetesan
kecil, saat melakukan reaksi kimia di laboratorium, bahan yang diperlukan
jumlahnya tidak terlalu besar. Untuk keperluan itu maka digunakan pipet tetes.
Selanjutnya alat gelas kimia (gelas beker). Gelas kimia (gelas beker) terbuat
dari kaca dengan berbagai ukuran. Fungsi gelas kimia (gelas beker) yaitu
sebagai tempat mereaksikan bahan, tempat menampung bahan kimia berupa
larutan, padatan, pasta ataupun tepung, tempat melarutkan bahan dan tempat
memanaskan bahan. Selanjutnya alat praktikum berupa tabung reaksi. Tabung
reaksi terbuat dari kaca. Tabung reaksi berfungsi untuk tempat mereaksikan
dua larutan/bahan kimia atau lebih, serta sebagai tempat mengembangbiakan
mikroba dengan media cair. Tabung reaksi dalam penggunaannya biasanya
dibantu dengan penjepit kayu untuk memudahkan pemanasan bahan yang
direaksikan dan untuk menghindari bahaya yang ditimbulkan dari reaksi. Alat
praktikum selanjutnya adalah penjepit kayu. Penjepit kayu merupakan alat
untuk menjepit tabung reaksi pada saat dipanaskan dan memindahkan tabung
yang telah dipanaskan ataupun pada saat proses pemanasan. Alat ini memiliki
bentuk persegi dan dipoles dengan nikel. Panjang dari penjepit kayu adalah 18
cm dan bisa digunakan untuk menjepit tabung reaksi. dengan diameter sekitar
10 mm hingga 25 mm. Cara menggunakan penjepit kayu hanya perlu menekan
bagian tengah penjepit, sehingga bagian kepala penjepit menjadi terbuka.
Setelah kepala penjepit ini terbuka, kita bisa langsung menjepitkannya pada
tabung reaksi yang diinginkan. Selanjutnya alat praktikum corong pemisah.
Corong pemisah berbentuk kerucut yang ditutupi setengah bola. Ia mempunyai
penyumbat diatasnya dan keran dibawahnya. Corong pemisah digunakan
dalam laboratorium terbuat dari kaca ataupun teflon. Corong pemisah
digunakan untuk memisahkan komponen-komponen dalam suatu campuran
antara dua fase pelarut dengan densitas berbeda yang tidak tercampur (Eliyarti,
2020).
Pelaksanaan praktikum di Laboratorium kimia sangat tergantung pada
ketersediaan alat dan bahan, apabila alat dan bahan memadai maka
pelaksanaan praktikum akan berjalan dengan baik. Berdasarkan hasil
wawancara yang dilakukan pada tanggal 10 maret 2017 terhadap beberapa
mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia menyatakan bahwa kondisi alat
dan bahan di Laboratorium cukup layak digunakan namun banyak juga alat-
alat praktikum yang sudah rusak sehingga tidak mencukupi dengan jumlah
praktikan (Aladawiyah, 2018).
BAB III
METODE KERJA
A. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah batang pengaduk,
bola hisab, botol coklat, botol semprot, bunsen, buret, cawan petri, cawan
porselin, corong Buchner, corong kaca, desikator, erlenmeyer, gegep, gelas
beker/gelas kimia, gelas kaca, gelas ukur, kaca arloji, kaca preparat, kaki
tiga, kawat kasa, kertas lakmus, kertas saring, labu ukur, pencetak pil,
penyaring, pinset, pipet skala, pipet tetes, rak tabung, sendok tanduk, sikat
tabung, spatel stainless, statif dan klem, timbangan analitik digital dan
timbangan analog.
2. Bahan
-
B. Prosedur Kerja
Menentukan kadar amilum pada sampel
Mengidentifikasi alat Laboratorium

Disiapkan alat yang akan digunakan dalam praktikum.


Diamati alat-alat kimia yang akan digunakan untuk
praktikum.
Masing-masing praktikan memilih alat yang terdapat di
dalam Laboratorium.
Masing-masing praktikan akan menjelaskan mengenai nama,
jenis, kegunaan dan cara pemakaian alat-alat serta
penjelasan lainnya. Selanjutnya praktikan mencatat
penjelasan-penjelasan yang disampaikan.
Dibersihkan alat yang telah digunakan.

Hasil
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

NO Nama Alat Gambar Fungsi

1. Batang pengaduk Untuk mengaduk bahan


kimia satu dengan bahan
kimia lain.

2. Bola hisab Untuk membantu proses


pengambilan cairan.

3. Botol coklat Untuk menyimpan cairan


atau bahan kimia lain
yang lemah dengan sinar
UV
4. Botol semprot Untuk menyimpan
aquades.
5. Bunsen Untuk pemanasan,
sterilisasi dan juga
pembakaran bahan obat.

6. Buret Untuk mengukur volume


larutan.

7. Cawan petri Untuk menyimpan bahan


kimia.

8. Cawan porselin Untuk mereaksikan zat


kimia pada suhu tinggi.

9. Corong kaca Untuk menyaring


campuran kimia.

10. Corong buchner Untuk memfiltrasi atau


memisahkan suatu
cairan.

11. Desikator Untuk mendinginkan


bahan atau alat gelas.
12. Erlenmeyer Digunakan dalam proses
titrasi untuk menampung
larutan.

13. Gegep Untuk menjepit tabung


reaksi.

14. Gelas beker/gelas Sebagai tempat untuk


kimia melarutkan zat.

15. Gelas kaca Untuk menampung zat


kimia dan sebagai wadah
untuk memanaskan
cairan.
16. Gelas ukur Untuk mengukur volume
suatu zat.

17. Kaca arloji Sebagai penutup gelas


kimia ketika tengah
proses pemanasan.

18. Kaca preparat Digunakan untuk tempat


menyimpan objek yang
akan diamati.
19. Kaki tiga Digunakan untuk
menahan kawat kasa
dalam setiap proses
pemanasan.
20. Kawat kasa Sebagai alas dalam
penyebaran panas yang
berasal dari suatu
pembakaran.

21. Kertas lakmus Untuk mengukur pH


suatu larutan apakah
bersifat asam atau basa.

22. Kertas saring Untuk menyaring zat


kimia.

23. Labu ukur Untuk membuat larutan


dengan konsentrasi
tertentu dan
mengencerkan larutan.

24. Pencetak pil Untuk mencetak obat


dalam bentuk pil.

25. Penyaring/saringan Untuk memisahkan


bagian yang tidak
diinginkan berdasarkan
ukurannya.
26. Pinset Untuk menjepit benda-
benda kecil.

27. Pipet skala Untuk memindahkan


cairan atau larutan ke
dalam wadah dalam
berbagai ukuran volume
dan skala terbesar.
28. Pipet tetes Untuk membantu
memindahkan larutan
kimia dari wadah satu ke
wadah yang lain.

29. Rak tabung Untuk meletakkan


tabung reaksi.

30. Sendok tanduk Untuk mengambil


sediaan padat.

31. Sikat tabung Untuk membersihkan


tabung reaksi, gelas ukur,
labu ukur dan lain-lain.

32. Spatel stainless Sebagai alat untuk


mengambil sediaan semi
padat.
33. Statif dan klem Untuk membantu kita
memegang alat kimia
tertentu dalam proses
kimia.
34. Timbangan Untuk mengukur berat
analitik digital suatu zat.

35. Timbangan analog Untuk mengetahui massa


suatu benda dalam
takaran kecil hingga
milligram.

B. Pembahasan
Adapun alat-alat kimia yang ada di laboratorium meliputi batang
pengaduk berfungsi untuk mengaduk bahan kimia dengan bahan kimia lain.
Bola hisab berfungsi untuk proses pengambilan cairan. Botol coklat berfungsi
untuk menyimpan cairan atau bahan kimia lain yang lemah dengan sinar UV.
Botol semprot berfungsi untuk menyimpan aquades. Bunsen berfungsi untuk
pemanasan, sterilisasi dan juga pembakaran bahan bakar obat.
Buret berfungsi untuk mengukur volume larutan. Cawan petri
berfungsi untuk menyimpan bahan kimia. Cawan porselin berfungsi untuk
mereaksikan zat kimia pada suhu tinggi. Corong buchner untuk memfiltrasi
atau memisahkan suatu cairan. Corong kaca berfungsi untuk memfiltrasi atau
memisahkan suatu cairan. Desikator berfungsi untuk mendinginkan bahan atau
alat gelas. Erlenmeyer digunakan untuk proses titrasi.
Gegep digunakan untuk menjepit tabung reaksi. Gelas beker/gelas
kimia berfungsi sebagai tempat melarutkan zat. Gelas kaca berfungsi untuk.
menampung zat kimia dan sebagai wadah untuk memanaskan cairan. Gelas
ukur berfungsi untuk mengukur volume zat. Kaca arloji berfungsi sebagai
penutup gelas kimia ketika tengah proses pemanasan. Kaca preparat digunakan
untuk tempat menyimpan objek yang akan diamati. Kaki tiga digunakan untuk
menahan kawat kasa dalam setiap proses pemanasan.
Kawat kasa berfungsi sebagai alas dalam penyebaran panas yang
berasal dari suatu pembakaran. Kertas lakmus berfungsi untuk mengukur
pH suatu larutan apakah bersifat asam atau basa. Labu ukur berfungsi untuk
membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan mengencerkan larutan.
Pencetak pil berfungsi untuk mencetak obat dalam bentuk pil. Penyaring
atau saringan berfungsi untuk memisahkan bagian yang tidak diinginkan
berdasarkan ukurannya. Pinset digunakan untuk menjepit benda-benda
kecil. Pipet skala berfungsi untuk memindahkan cairan atau larutan ke
dalam wadah dalam berbagai ukuran volume dan skala terbesar. Pipet tetes
berfungsi untuk membantu memindahkan larutan kimia dari wadah satu ke
wadah yang lain. Rak tabung berfungsi untuk meletakkan tabung reaksi.
Sendok tanduk berfungsi untuk mengambil sediaan padat. Sikat tabung
berfungsi untuk membersihkan tabung reaksi, labu ukur, gelas ukur dan
lain-lain. Spatel stainless berfungsi sebagai alat untuk mengambil sediaan
semi padat. Statis dan klem berfungsi untuk membantu kita memegang alat
kimia tertentu dalam proses kimia. Timbangan analitik digital berfungsi
untuk mengukur berat suatu zat. Timbangan analog digunakan untuk
mengetahui massa suatu benda dalam takaran kecil hingga milligram.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik keimpulan bahwa
alat-alat yang digunakan di Laboratorium yaitu, alat pencetak pil, batang
pengaduk, bola hisab, botol cokelat, botol semprot, bunsen, buret, cawan
porselin, cawan petri, corong buchner, corong kaca, desikator, Erlenmeyer,
gegep, gelas kaca, gelas kimia, gelas ukur, kaca arloji, kaca preparat, kaki tiga,
kawat kasa, kertas lakmus, kertas saring, labu ukur, pinset, pipet skala, pipet
tetes, rak tabung, saringan, sendok tanduk, sikat tabung, spatel, statif dan klem,
timbangan analitik serta timbangan analitik.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan agar semua praktikan menguasai materi
percobaan dan cermat serta teliti agar mendapat hasil yang maksimal.
Sebaiknya alat-alat yang ada di laboratorium lebih diperhatikan dan dirawat
lagi agar praktikum bisa dipergunakan dengan baik dan maksimal tanpa ada
kekurangan. Semua praktikan harus menguasai materi percobaan agar
mendapat hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Aladawiyah, dkk. 2018. Analisis Keterlaksanaan Praktikum Kimia Di
Laboratorium Program Studi Pendidikan Kimia Universitas
Tanjungura Pontianak. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran
Khatulistiwa. Vol. 7 (7). Hal: 1-2.

Dewi, dkk. 2019. Analisis Pengelolaan Alat dan Bahan Praktikum Pada
Laboratorium Kimia Di SMA Negeri 1 Tampaksiring. Jurnal
Pendidikan Kimia Undiksha. Vol. 3 (1). Hal: 37-38.

Eliyarti, dkk. 2020. Deskripsi Pengetahuan Awal Alat Praktikum Materi Koloid
Dalam Perkuliahan Kimia Dasar Mahasiswa Teknik. Jurnal
Pendidikan Kimia dan Ilmu Kimia. Vol. 3 (1). Hal: 19-22.

Emda, A. 2017. Laboratorium Sebagai Sarana Pembelajaran Kimia Dalam


Meningkatkan Pengetahuan Dan Keterampilan Kerja Ilmiah. Jurnal
Lantanida. Vol. 5 ( 1). Hal: 83-85.

Gunawan, I. 2019. Managemen Pengelolaan Alat dan Bahan di Laboratorium


Mikrobiologi. Jurnal Pengelolaan Laboratorium Pendidikan. Vol. 1
(1). Hal: 19-25.

Hokayuruke, 2013. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Industri. Fakultas Pertanian


Universitas Lambung Mangkurat : Banjarbaru.

Maharani, dkk. 2019. Analisis Cek List Bahan Laboratorium Di Laboratorium


Biologi FMIPA UNNES. Jurnal Teknologi dan Manajemen
Pengelolaan Laboratorium (Temapela). Vol. 2 (1). Hal: 38.

Raharjo. 2017. Pengelolaan Alat Bahan dan Laboratorium Kimia. Jurnal Kimia
Sains dan Aplikasi. Vol. 20 (2). Hal: 101-102.

Vendawan, R. 2015. Pengelolaan Laboratorium Kimia. Jurnal Metana. Vol. 11


(2). Hal: 41-46.
Yusuf, dkk. 2019. Aplikasi Pengolahan Data Dan Bahan Sekolah Tinggi
Teknologi Industri Bontang. Jurnal Sains dan Teknologi. Vol. 4 (2).
Hal: 7-8.

Anda mungkin juga menyukai