Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KELOMPOK 5

PENGAMALAN NILAI-NILAI SEHARI-HARI,


BERMASYARAKAT, BERBANGSA, DAN BERNEGARA

DI SUSUN OLEH :

1. JEFRIKA SADDAM PAMUNGKAS ( PBC230100)


2. SITI NUR FAUZIAH ( PBC230097)
3. ASTI SIATA ( PBC230098)
4. SUNYAR ( PBC230096)
5. RAHMAH ( PBC230099)
6. RASIDA ( PBC230101)

PRODI FARMASI
POLITEKNIK BAUBAU
TAHUN AJARAN 2023/2024
1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema
dari makalah ini adalah “pengamalan nilai-nilai pada sila ke 5 dalam kehidupan
sehari-hari.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada dosen mata kuliah pancasila yang telah memberikan tugas terhadap kami.
Kami juga ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang turut membantu
dalam pembuatan makalah ini.

Kami jauh dari sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari strudi
sesugguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan senantiasa kami
harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi kami pada khususnya dan pihak lain
yang berkepentingan pada umumnya.
2
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Pancasila dirumuskan dari kehidupan bangsa Indonesia yang digunakan untuk
pedoman bangsa Indonesia dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara titik Pancasila
memiliki fungsi dasar sebagai filsafat negara dijabarkan juga sebagai jiwa bangsa, sebagai
kepribadian bangsa, sebagai pandangan hidup bangsa, yang kemudian dijadikan sebagai
pedoman hidup bangsa Indonesia dalam bermasyarakat berbangsa, dan bernegara.
Pengembangan sikap adil terhadap sesama manusia, kesamaan kedudukan terhadap
hukum dan HAM, keseimbangan antara hak dan kewajiban merupakan sikap yang tercermin
dari pengamalan nilai pancasila yakni sila kelima yang berbunyi keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia. Fungsi dari nilai terkandung dalam pancasila ke-5 ini berfungsi sebagai
tujuan negara titik namun, apakah nilai-nilai yang terkandung dalam sila kelima Pancasila itu
sudah terlaksanakan seutuhnya di lingkungan kita? Kita dapat menilai dengan mengamati
kejadian di sekitar kita. Masih banyak masyarakat Indonesia yang bersikap tidak sesuai
dengan nilai moral Pancasila. Mereka cenderung bersikap individualis, menghalalkan segala
cara walaupun dengan kerja keras, melemahkan kekuatan hukum, menggunakan sumber daya
dan sumber kekayaan Indonesia dengan berlebihan menyelewengkan kekuasaan, dsb.
Sungguh ironis memang, Pancasila yang disepakati bersama sebagai kepribadian bangsa saat
ini kenyataan di lingkungan masyarakat Indonesia bertentangan dengan ajaran Pancasila.
Dalam situasi seperti sekarang ini masyarakat semakin tidak menyadari makna
Pancasila, mereka sudah mulai memudarkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
yang telah disepakati bersama titik dalam kehidupan sehari-hari, pengamalan sila kelima
Pancasila terkadang tidak sesuai dengan makna yang terkandung dalam sila tersebut. Hal ini
akan berakibatkan pada perubahannya sikap masyarakat Indonesia. Jika masyarakat
Indonesia bersikap tidak sesuai nilai dan norma Pancasila, maka bisa dikatakan bangsa
tersebut kehilangan jati diri bangsa. Jika suatu bangsa kehilangan jati diri bangsa, mudah
bangsa lain untuk menjajah Bangsa Indonesia.
3
BAB II
PEMBAHASAN MENGENAI SILA KE – 5 PANCASILA

2.1 Makna Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Kebanyakan orang percaya bahwa ketidakadilan harus dilawan dengan


dihukum, banyak gerakan sosial dan politis di seluruh dunia yang berjuang
menegakkan keadilan titik tapi, banyaknya jumlah dan variasi teori keadilan
memberikan pemikiran bahwa tidak jelas apa yang dituntut dari keadilan dan realita
ketidakadilan, karena definisi apakah keadaan itu sendiri tidak jelas.
Keadilan intinya adalah meletakkan segala sesuatu pada tempatnya. Cara
mengaplikasikan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yakni:

 Mengembangkan Perbuatan Yang Luhur, Mencerminkan Sikap Dan Suasana


Keluargaan Dan Kegotong Royongan
 Mengembangkan Sikap Adil Terhadap Sesama.
 Menjaga Keseimbangan Antara Hak Dan Kewajiban.
 Menghormati Hak Orang Lain.
 Suka Memberi Pertolongan Kepada Orang Lain Agar Dapat Berdiri Sendiri.
 Tidak Menggunakan Hak Milik Untuk Usaha-Usaha Yang Bersifat Pemerasan
Terhadap Orang Lain.
 Pemborosan Dan Gaya Hidup Mewah Tidak Menggunakan Hak Milik Untuk
Bertentangan Dengan Atau Merugikan Kepentingan Umum.
 Suka Kerja Keras.
 Suka Menghargai Hasil Karya Orang Lain Yang Bersifat Bagi Kemajuan Dan
Kesejahteraan Bersama.
 Suka Melakukan Kegiatan Dalam Rangka Mewujudkan Kemajuan Yang
Merata Dan Berkeadilan Sosial.

Sila kelima Pancasila yang berbunyi keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia diliputi, didasari, dijiwai oleh sila ke-1,2,3,4 titik Dengan demikian makna
yang terkandung dalam sila kelima Pancasila merupakan gambaran terlengkap 5 dari
makna keseluruhan Pancasila. Namun nilai yang terkandung dalam Pancasila selain
sila kelima jika memiliki keterkaitan dengan sila lainnya. Dalam kehidupan sehari-
hari, pengamalan sila kelima Pancasila terkadang tidak sesuai dengan makna yang
terkandung dalam sila tersebut. Hal ini akan berakibat pada berubahnya sikap
masyarakat Indonesia. Jika masyarakat Indonesia bersikap tidak sesuai nilai dan
norma Pancasila maka bisa dikatakan bangsa tersebut kehilangan jati diri bangsa.
4

Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal,
baik menyangkut benda atau orang. Menurut sebagian besar teori, keadilan memiliki
tingkat kepentingan yang besar. John Rawls, filsuf Amerika Serikat yang dianggap
salah satu filsuf politik terkemuka abad ke-20, menyatakan bahwa keadilan adalah
kelebihan atau virtue pertama dari institusi sosial, sebagaimana halnya kebenaran
pada
sistem pemikiran titik tapi, menurut kebanyakan teori juga, keadilan belum
lagi tercapai: kita tidak hidup di dunia yang adil. Kebanyakan orang percaya bahwa
ketidakadilan harus dilawan dengan hukum, dan banyak gerakkan sosial dan politik di
seluruh dunia yang berjuang menegakkan keadilan titik tapi, banyaknya jumlah dan
variasi teori keadilan memberikan pemikiran bahwa tidak jelas apa yang dituntut dari
keadilan dan realita ketidakadilan, karena definisi apakah keadilan itu sendiri tidak
jelas. Keadilan intinya adalah meletakkan segala sesuatunya pada tempatnya.

Konsekuensinya nilai-nilai keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan


bersama adalah meliputi:

1. Keadilan Distributif

Aristoteles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksanakan bilamana hal-hal


yang sama diperlukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama diperlukan tidak
sama. Keadilan distributif sendiri yaitu suatu hubungan keadilan antar negara
terhadap warganya, dalam arti pihak negara lah yang wajib memenuhi keadilan dalam
bentuk keadilan membagi, dalam bentuk kesejahteraan, bantuan, subsidi serta
kesempatan dalam hidup bersama yang didasarkan atas hak dan kewajiban.

2. Keadilan legal (keadilan bertaat)

Suatu hubungan keadilan antara warga negara terhadap negara dan dalam
masalah ini pihak warga lah yang wajib memenuhi keadilan dalam bentuk mentaati
peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam negara titik Plato berpendapat
bahwa keadilan yang hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang
membuat dan menjadi kesatuannya. Dalam masyarakat yang adil setiap orang
menjalankan pekerjaan menurut sifat dasarnya paling cocok baginya. Pendapat Plato
itu disebut keadilan moral, sedangkan untuk yang lainnya disebut keadilan legal.

3. Keadilan komulatif

Suatu hubungan keadilan antara warga satu dengan yang lainnya secara timbal
balik. Keadilan ini bertujuan untuk memelihara ketertiban masyarakat dan
kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan ini merupakan asas
pertalian dan ketertiban dalam masyarakat titik semua tindakan yang bercorak ujung
ekstra menjadikan ketidakadilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan
pertalian dalam Masyarakat.
5

Nilai-nilai keadilan tersebut haruslah merupakan suatu dasar yang harus


diwujudkan dalam hidup bersama kenegaraan untuk mewujudkan tujuan negara yang
mewujudkan kesejahteraan seluruh warganya serta melindungi seluruh warganya dan
wilayahnya, mencerdaskan seluruh warganya. Demikian pula nilai-nilai keadilan
tersebut sebagai dasar dalam pergaulan antara negara sesama bangsa di dunia dan
prinsip ini menciptakan ketertiban hidup bersama dalam suatu pergaulan antar bangsa
di dunia dengan berdasarkan suatu prinsip kemerdekaan bagi setiap bangsa,
perdamaian abadi serta keadilan dalam hidup bersama (keadilan bersama).

Keadilan sosial adalah sebuah konsep yang membuat para filsuf terkagum-
kagum sejak Plato membantah filsuf muda, Thrasymachus, karena ia menyatakan
bahwa keadilan adalah apapun yang ditentukan oleh si terkuat titik dalam Republik,
Plato merimiskan alasan bahwa sebuah negara ideal akan bersandar pada empat sifat
baik: kebijakan, keberanian pantangan (atau keprihatinan), dan keadilan titik
penambahan kata sosial adalah untuk membedakan keadilan sosial dengan konsep
keadilan dalam hukum.

Keadilan sosial ini diimplementasikan antara lain dalam bentuk kesejahteraan


dan kemakmuran bagi seluruh rakyat. Tercukupinya pangan, terpenuhinya sandang,
dan juga kebutuhan papan, dalam bingkai kemerdekaan ekonomi. Itu yang diharapkan
titik dengan kemakmuran dan kesejahteraan yang ada dalam suatu negara yang
merdeka perekonomiannya, akan tercipta iklim demokrasi yang sehat, baik dalam
sistem politik maupun kehidupan rakyat. Akan mudah pula dalam menggalang
persatuan bangsa. Kedamaian pun tak lagi menjadi khayalan yang sulit untuk dicapai
titik baik itu kedamaian antar sesama manusia, maupun kedamaian antar umat
beragama dalam konteks ketuhanan yang maha esa.

Secara garis besar sila kelima mengalami masalah atau kekurangan dalam
bidang perekonomian nasional dan kesejahteraan sosial yang tidak merata untuk
contoh konkrit berdasarkan pasal-pasal yang berkaitan dengan masalah tersebut
adalah sebagai berikut:

a. Pasal 33 UUD 1945 3 tentang kesejahteraan sosial, di mana di ayat 3 disebutkan


bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai
oleh negara dan digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Berarti
seharusnya rakyat Indonesia dapat menggunakan air secara gratis dan merata tapi
ternyata sudah rakyat harus bayar dan tidak merata terbukti banyak terjadi
kekeringan dan kekurangan air di daerah-daerah terpencil contoh NTB. Mereka
harus membuat sumber air sendiri hingga hal tersebut dijadikan sebagai iklan
salah satu perusahaan air minum.
b. Pada pasal 31 UUD 1945 tentang pendidikan, juga belum terlaksanakan dengan
baik titik biaya sekolah setiap tahun semakin meningkat beasiswa juga disalurkan
6

tidak merata kadang malah salah orang, dan pendidikan pun mengenal kata
diskriminasi karena penduduk kota saja yang dapat merasakan pendidikan dengan
baik sedangkan daerah-daerah tertentu yang sulit dijangkau oleh manusia apalagi
teknologi tidak dapat, merasakan pendidikan itu dengan baik.

Sudah banyak contoh bahwa semakin makmur dan sejahteranya suatu negara,
semakin kecil masalah perpecahan bangsa yang dihadapi titik di lain pihak, makin
terpuruk perekonomian suatu negara makin banyak permasalahan dan cheos yang
terjadi, yang berujung pada terganggunya tatanan sosial, instabilitas politik dan yang
lainnya. Itulah pentingnya mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Last but not least titik seperti itulah keberadaan sila yang jadi ujung
piramida neostate order dari bahtera besar bernama Indonesia ini. Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Menghadapi era globalisasi ekonomi, ancaman bahaya laten terorisme,
komunisme dan fundamentalisme merupakan sebuah tantangan terdiri bagi bangsa
Indonesia titik di samping itu yang patut diwaspadai adalah pengelompokan suku
bangsa di Indonesia yang kini semakin kuat. Ketika bangsa ini kembali dicoba oleh
pengaruh asing untuk di kota-kotakan tidak saja oleh konflik vertikal tetapi juga oleh
pandangan terhadap ketuhanan yang maha esa.
Disaat negara membutuhkan soliditas dan persatuan hingga sikap gotong
royong, sebagian kecil masyarakat terutama justru yang ada di perkotaan justru lebih
mengutamakan kelompoknya, golongan yang bahkan negara lain dibandingkan
kepentingan negaranya. Untuk itu sebagai setiap komponen masyarakat saling
mengontrospeksi diri untuk di kemudian bersatu bahu membahu membawa bangsa ini
dari keterpurukan dan krisis multidimensi. Seperti yang telah kita ketahui bahwa di
Indonesia terdapat sebagai macam suku bangsa, adat istiadat hingga berbagai macam
agama dan aliran kepercayaan.
7

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari hasil pemikiran di atas dapat disimpulkan bahwa ketimpangan dan keadilan di
negara ini masih banyak terjadi titik Pancasila merupakan dasar falsafah negara Republik
Indonesia secara resmi tercantum di dalam alinea ke-4 pembukaan undang-undang dasar
1945 yang ditetapkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Nilai-nilai keadilan atau yang
tertuang dalam sila ke-5 mempunyai konsekuensi nilai-nilai keadilan yang harus terwujud
dalam kehidupan bersama antara lain keadilan distributif, keadilan legal, keadilan kumulatif.
Selain itu Pancasila mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan kelebihan
tersebut terletak pada tujuan utama sila kelima sedangkan kelemahannya terletak pada
pelaksanaannya yang belum maksimal.
Pemerintah seakan mengabaikan peraturan yang telah diaturnya sendiri, kini perlahan
UU dan Pancasila mulai diabaikan dan lebih mementingkan kepentingan partai ataupun
koalisi partai titik melimpahnya sumber daya manusia dan alam tidak menjamin negeri ini
untuk kemakmuran semua rakyatnya yang mendapatkan hasilnya hanya segelintir rakyat
yang berkuasa saja.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/32683546/
makalah_penerapan_sila_ke_5_pancasila

Anda mungkin juga menyukai