Anda di halaman 1dari 14

IMPLEMENTASI SILA KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA

MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Pancasila
Dosen Pengampu: Drs. Amrullah Umar

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 15 b
Alfiyatus Shulva
Haudhatin Adzimi
Izzatul Ummah
Ismayani

FAKULTAS USHULUDDIN
PRODI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR
INSTITUT DIROSAT ISLAMIYAH AL-AMIEN
PRENDUAN SUMENEP MADURA
2020-2021
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT, shalawat  serta  salam  selalu tercurahkan kepada


Rasulullah SAW. Berkat  limpahan rahmat-Nya kami  mampu  menyelesaikan  tugas  makalah ini
guna memenuhi tugas  mata kuliah Pendidikan Pancasila.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi, namun
kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan,
dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi dapat teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang pengamalan dan
penerapan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang kami sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi dan berita. Makalah ini kami susun dengan
berbagai rintangan baik itu yang datang dari diri kami maupun yang datang dari luar. Namun
dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan
pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Jember. Kami sadar bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen
pembimbing, kami meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang
akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

5
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG MASALAH


Pancasila merupakan dasar falsafah Negara Republik Indonesia secara resmi tercantum
didalam alenia ke-empat Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, yang ditetapkan oleh
PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Pancasila yang disahkan sebagai dasar negara yang
dipahami sebagai sistem filsafat bangsa yang bersumber dari nilai-nilai budaya bangsa.
Sebagai ideologi, nilai-nilai Pancasila sudah menjadi budaya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia.
Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi saat ini nilai-nilai luhur
pancasila diindikasikan mulai dilupakan masyarakat Indonesia. Sendi-sendi kehidupan di
masyarakat sudah banyak yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila.
Adapun perilaku yang menyimpang dari nilai-nilai luhur Pancasila misalkan saja
penyalahgunaan narkoba, pelacuran, penyimpangan seksual (homo, lesbian, biseksual,
pedofil, sodomi, zina, seks bebas, transeksual), tindak kriminal atau kejahatan (perampokan,
pencurian, pembunuhan, pengrusakan, pemerkosaan, dan lain sebagainya), gaya hidup
(wanita bepakaian minimalis di tempat umum, pria beranting, suka berbohong, dsb).
Penyimpangan-penyimpangan tersebut tidak sejalan dan bahkan bertentangan dengan
ajaran yang terkandung didalam Pancasila. Sebagai ideologi negara, Pancasila sebenarnya
sudah mengatur prinsip-prinsip tata kehidupan masyarakat Indonesia, berupa nilai-nilai
luhur budaya bangsa yang dapat dijadikan pedoman bagi seluruh rakyat Indonesia untuk
mencapai kemajuan dalam hidup berbangsa dan bernegara. Karena itu mestinya senantiasa
menjadi acuan digunakan sebagai pedoman tingkah laku bangsa Indonesia dalam kehidupan
sehari-hari.
Melihat kenyataan yang terjadi dimasyarakat melalui makalah ini penulis ingin
mengungkapkan betapa pentingnya membaca, memahami dan mengaplikasikan Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari.

2. RUMUSAN MASALAH

6
1. Apa permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan butir sila ke-5 ?
2. Apa yang harus dilakukan agar masyarakat memperoleh apa yang menjadi haknya ?
3. Sikap apa yang seharusnya dikembangkan agar nilai-nilai Sila V dapat diwujudkan
dalam kehidupan sehari-hari?
4. Apa contoh-contoh pelanggaran sila V dalam berbagai aspek ?
5. Apakah nilai-nilai luhur bangsa (Butir Sila V) masih dihayati/dihidupi oleh masyarakat
Indonesia khususnya generasi muda saat ini?
3. TUJUAN
1. Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan sila ke lima.
2. Agar masyarakat mengetahui sesuatu yang harus dilakukan untuk memperoleh haknya.
3. Untuk mengetahui sikap apa yang harusnya dikembangkan agar nilai-nilai sila ke lima
dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PANCASILA


Pancasila artinya lima dasar atau lima asas yaitu nama dari dasar negara kita, Negara
Republik Indonesia. Pancasila sendiri di tetapkan menjadi dasar negara kita sejak 18 agustus
1994. Sebagai nilai-nilai bernegara,berpemerintahan, dan bermasyarakat. Hal ini berarti
bahwa semua tingkah laku dan tindakan pembuatan harus dijiwai dan merupakan pencatatan
dari semua sila Pancasila.
Pancasila adalah dasar Negara dan ideologi Negara yang wajib di
pahami,diamalkan,dipertahankan oleh seluruh warga Negara Indonesia.Usaha ini akan
berhasil apabila seluruh warga Negara memiliki sikap positif dan setia terhadap pancasila.

2.2 TANGGAPAN TERHADAP SUATU PERNYATAAN


“Struktur ekonomi, politik, sosial, budaya menyebabkan orang tidak dapat
memperoleh apa yang telah menjadi haknya, atau tidak dapat memperoleh bagian yang
wajar dari kekayaan masyarakat/Negara”.
Menurut pendapat kami, memang benar bahwa struktur ekonomi, politik, sosial dan
budaya adalah penyebab umum sebagian orang tidak dapat memperoleh apa yang sudah
menjadi haknya. Seperti kami ambil contoh yaitu bantuan dari pemerintah (bbm). Yang
mendapat bantuan seperti itu malah yang kaya , budaya yang hal demikian tidak hanya

7
terjadi pada golongan yang berada dalam kondisi ekonomi menengah ke bawah akan tetapi
juga menjadi budaya yang terjadi pada golongan masyarakat pada kondisi ekonomi
menengah ke atas.
Sedangkan yang miskin tidak mendapatkan bantuan tersebut, hal ini berkaitan
dengan politik dimana terkadang orang-orang berkaitan dengan hal tersebut menggunakan
kekuasaannya hanya pada golongan mereka sendiri. Sehingga menimbulkan
ketidakmerataan penyaluran dana yang menjadi hak orang lain. Hal ini akan terus terjadi
secara terus-menerus apabila antar pihak yang berkaitan tidak melakukan kerja sama yang
baik.
Artinya antara pemerintah dan masyarakat harus melakukan kerja sama yang baik.
Apabila usaha keras dilakukan hanya salah satu pihak misalnya hanya dari pihak rakyat saja
tanpa adanya dukungan dari pemerintahan maka ketidakadilan tersebut akan tetap terjadi.
Dalam kasus ini pemerintah memiliki wewenang untuk menentukan kebijakan-
kebijakan yang mempengaruhi strukutur ekonomi politik, sosial budaya, sementara rakyat
walaupun bisa protes tetap saja tidak memiliki wewenang untuk mengambil kebijakan.

2.3 TINDAKAN AGAR MASYARAKAT MENDAPATKAN HAKNYA


2.3.1 Keadilan Sosial
Membahas tentang hak yang diperoleh oleh masyarakat, maka hal tersebut tidak jauh
dengan nilai keadilan. Nilai keadilan tidak hanya terdapat dalam sila kelima pancasila,
namun juga terdapat dalam sila kedua pancasila yakni “Kemanusiaan yang adil dan
beradab”.
Keadilan maupun sosial memiliki makna yang terpisah satu sama lain. Sosial berasal
dari bahasa latin dari kata socius yang memiliki arti kawan atau teman dan dalam arti
luasnya berarti persaudaraan dalam pergaulan hidup manusia. Sedangkan keadilan berakar
dari kata “adil” yang artinya memperlakukan dan memberikan sesuatu hal yang telah
menjadi haknya baik terhadap diri sendiri, terhadap sesama manusia, terhadap Tuhan
maupun terhadap lingkungan alam, tidak berat sebelah serta tidak memihak.
Jadi keadilan adalah hal yang berisi tuntutan agar orang memperlakukan sesamanya
sesuai dengan hak dan kewajibannya. Dari uraian tersebut, maka jelaslah bahwa keadilan
sosial memberi perimbangan antara hak dan kewajiban antar sesama, memberi kebahagiaan
untuk semua orang, tidak ada penindasan dan penghinaan serta pemerataan dalam segala
bidang kehidupan material maupun spiritual dalam arti keadilan itu tidak hanya untuk
golongan atas, tetapi juga untuk golongan bawah.

8
2.3.2 Struktur Ekonomi, Politik dan Sosial Budaya
Indonesia adalah Negara yang memiliki aneka keberagaman suku bangsa, budaya,
agama, bahasa dan lain sebagainya. Saat ini kesenjangan sosial dan ekonomi telah terbentuk
di Indonesia dan tumbuh di tengah – tengah kehidupan masyarakat nusantara. Kesenjangan
tersebut meliputi golongan yang mempunyai modal, berpendidikan serta berpengaruh dari
kota – kata besar dengan golongan yang termasuk melarat serta berpendidikan (Nasikun,
1995: 48).
Pendapat Nasikun tersebut didukung oleh Hefner (2005: 75) yang menyatakan
bahwa Indonesia memiliki struktur sosial yang majemuk dengan berbagai agama dan lebih
dari 300 grup etnis. Struktur sosial yang demikian tersebut, sangatlah rawan timbulnya
perpecahan dan konflik dalam masyarakat.
Negara Indonesia dikenal dengan Negara agraris dan maritim. Sebagian besar
penduduk Indonesia bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan karena hal itu
didukung dengan luasnya lahan untuk bertani dan luasnya perairan Indonesia. Sektor
pertanian yang selama ini telah menjadi punggung perekonomian Indonesia telah tergeser
dengan sektor industri yang semakin berkembang pesat tidak hanya di kota – kota besar
tetapi juga di desa – desa.
Sekarang ini banyak lahan pertanian yang beralih dijadikan pembangunan industri.
Karena hal inilah sekarang fenomena urbanisasi setiap tahun selalu meningkat. Penduduk
desa beralih ke kota untuk mencari pekerjaan. Namun, karena minimnya pengalaman dan
pendidikan yang dimiliki sekaligus terbatasnya lapangan pekerjaan, membuat mereka
kesulitan mendapat kerja dan akhirnya menjadi pengangguran. Selain itu, meluasnya
pengaruh globalisasi membuat masyarakat menjauhi kegiatan ekonomi yang tradisional.
Dalam bidang politik saat inipun tidak menunjukkan sikap yang merakyat. Banyak
partai politik yang berdiri, tetapi hanya mementingkan kepentingan golongan saja. Para
wakil rakyat saat ini terkesan hanya bermain. Korupsi, kolusi dan nepotisme semakin marak
terjadi. Hak – hak rakyat dilupakan dan diabaikan. Sudah terlihat jelas bahwa memang
struktur ekonomi, politik dan sosial budaya memyebabkan masyarakat kehilangan haknya.
Lalu apa yang harus dilakukan agar masyarakat memperoleh apa yang menjadi
haknya?
Langkah paling sederhana adalah dimulai dari kesadaran diri sendiri, tidak peduli status
sosial seseorang di atas atau dibawah haruslah tetap dihargai dan dihormati. Keadilan dalam
pemenuhan hak masyarakat di segala bidang akan terwujud apabila orang menyadari akan

9
pentingnya keadilan itu sendiri bagi kehidupan, bukan hanya sekedar menyadarinya namun
mengamalkannya.
Selain itu, jika kita merasa menjadi orang yang mampu dalam segi material maupun
spiritual hendaknya selalu membiasakan berbagi apa yang kita miliki dengan sesama.Untuk
mewujudkan keadilan sosial sangat diperlukan adanya keterbukaan. Keterbukaan yang
berisikan kebebasan informasi agar masyarakat mengetahui struktur ekonomi, politik dan
sosial budaya yang tidak adil. Dengan adanya keterbukaan akan lebih memudahkan
membangun kesadaran masyarakat untuk ikut aktif dalam membongkar ketidakadilan sosial
dan menggantinya dengan struktur yang lebih adil.
Adapun langkah – langkah yang harusnya dapat dilakukan pemerintah yaitu:
1. Memelihara kepentingan umum daripada kepentingan golongan
2. Realisasi pembangunan yang benar – benar dapat dilaksanakan dan berguna serta
dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat
3. Pemerataan dalam segala aspek ( pemenuhan kebutuhan pokok rakyat,memperoleh
pendidikan dan pelayanan kesehatan, pembagian pendapatan, kesempatan kerja serta
usaha, kesempatan untuk aktif dalam pembangunan terutama pada generasi muda
dan kaum wanita serta penyebaran pembangunan di seluruh wilayah tanah air).

2.4 SIKAP YANG HARUS DIKEMBANGKAN PADA SILA KELIMA UNTUK


DITERAPKAN DI KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Sila kelima pancasila “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” memiliki
makna pokok dari keadilan yaitu hakikat kesesuaian dengan hakikat adil. Sila kelima
pancasila didasari dan dijiwai oleh keempat sila lainnya yaitu ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan dan kerakyatan. Hal ini mengandung hakikat makna bahwa keadilan adalah
sebagai akibat adanya Negara kebangsaan dari manusia – manusia berketuhanan Yang Maha
Esa. Sila keadilan sosial adalah tujuan dari keempat sila lainnya.
Secara ontologis, hakikat keadilan sosial juga ditentukan oleh adanya hakikat
keadilan sebagaimana terkandung dalam sila kedua yaitu kemanusiaan yang adil dan
beradab.. menurut Notonagoro. Hakikat keadilan yang terkandung dalam sila kedua yaitu
keadilan yang terkandung dalam hakikat manusia monopluralis yaitu manusia yang adil
terhadap diri sendiri, terhadap sesama dan terhadap Tuhan. Penjelmaan dari keadilan
kemanusiaan monopluralis menyangkut manusia sebgaai makhluk hidup dan makhluk
sosial. Dengan demikian keadilan sosial didasari oleh sila kedua.

10
Atas dasar uraian diatas, lalu bagaimanakah sikap yang harus dikembangkan? Sikap
yang harus dikembangkan pada diri kita harus mencakup 3 keadilan yang terwujud dalam
kehidupan bersama yaitu:
1. Keadilan Distributif
Suatu hubungan keadilan antara Negara terhadap warga negaranya, dalam arti pihak Negara
yang wajib memenuhi keadilan dalam bentuk keadilan membagi, dalam bentuk
kesejahteraan, bantuan, subsidi serta kesempatan dalam hidup bersama didasarkan atas hak
dan kewajiban.
2. Keadilan Legal (Keadilan Bertaat)
Hubungan keadilan antar warga Negara tehadap Negara dan dalam hal ini pihak wargalah
yang wajib memenuhi keadilan dalam bentuk mentaati peraturan perundang – undangan
yang berlaku dalam Negara.
3. Keadilan Komulatif
Keadilan antara warga satu dengan warga lainnya secara timbal balik. Keadilan ini bertujuan
untuk memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan bersama.

2.5 PELANGGARAN SILA KELIMA DIBERBAGAI BIDANG


2.5.1 Analisis Pelanggaran
Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang merupakan sila ke lima dari
Pancasila ternyata dalam pelaksanaanya sudah tidak sesuai dengan kondisi dan harapan
rakyat Indonesia saat ini.
Cita-cita nasional bangsa Indonesia adalah untuk menciptakan masyarakat yang adil
dan makmur. Walaupun cita-cita tersebut sudah dicanangkan sejak Indonesia merdeka,
namun pada kenyataanya pencapaiannya masih sangat jauh dari yang diharapkan.
Perjuangan menuju keadilan dan kesejahteraan sosial ternyata memang masih
banyak kendala. Salah satu faktor yang menjadi penghambat terbentuknya masyarakat yang
adil dan makmur tersebut adalah kurang ditegakannya keadilan disemua lini kehidupan
masyarakat dalam bernegara. Karena jika keadilan ditegakkan dengan baik, maka
kesejahteraan dan kemakmuran suatu negara akan tercipta.
Sila ke-5, yang seharusnya sudah terlaksanakan dengan baik dalam kehidupan, justru
pada prakteknya, pelaksanaan dari sila tersebut tidak sesuai dengan kondisi rakyat Indonesia
saat ini, dimana masih ada praktek diskriminasi dari para penguasa. Menanggapai masalah
tersebut dalam tulisan ini ada empat hal yang ingin saya paparkan yaitu mengenai bukti
penerapan keadilan dalam bidang hukum, kesehatan, pendidikan dan ekonomi, yang dirasa

11
mempunyai masalah kompleks terhadap implementasi dari sila Keadilan Sosial Bagi
Seluruh Rakyat Indonesia.
1. Bidang Hukum
Hukum memang harus ditegakkan tetapi keadilan terhadap hukum tersebut juga
harus ditegakkan. Contoh kecil yang menggambarkan bukti ketidakadilan hukum di
Indonesia ini adalah banyaknya kasus korupsi yang menyeret pejabat publik seperti kepala
daerah, anggota legislatif, para anggota kabinet dan politisi partai politik yang merugikan
negara sampai milyaran rupiah, tetapi hukuman yang diberikan tidak sebanding dengan apa
yang telah diperbuat dan kadang walaupun sudah divonis sebagai tersangka masih saja bisa
pergi kemana-mana bahkan sampai keluar negeri.
Sedangkan jika kasusnya menimpa rakyat miskin seperti yang pernah menimpa
nenek Minah yang tersandung kasus pencurian 2 buah Kakao justru hukuman yang diterima
tidak sebanding dengan apa yang diperbuat. Dari sini menggambarkan bahwa hukum yang
ada itu hanya berlaku untuk orang-orang miskin saja, sedangkan untuk orang kaya atau
pejabat publik hukum itu tidak terlalu ditegakkan dengan benar. Sehingga hukum itu dapat
diibaratkan sebagai pisau, lancip dibawah dan tumpul diatas.
Padahal dalam UUD 1945 Pasal 28D Ayat (1) Tentang Hak Asasi Manusia hasil
amandemen disebutkan bahwa “setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan,
dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum”. Tetapi pada
kenyataanya jauh dari apa yang diharapkan, ini menjadi bukti bahwa keadilan bagi seluruh
rakyat Indonesia belum sepenuhnya bisa ditegakkan dengan baik.
2. Bidang Kesehatan
Buruknya layanan kesehatan masih menjadi keluhan dikalangan masyarakat yang
kurang mampu di Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai aspek, mulai dari
antrean yang panjang, kerumitan dalam mengurus syarat-syarat administrasi, bahkan tidak
jarang yang mendapat penolakan dari berbagai rumah sakit. Hingga pungutan liar untuk
memperoleh pengobatan gratis juga masih terjadi.
Buruknya pelayanan kesehatan yang diterima rakyat miskin menjadi potret bahwa
keadilan belum bisa ditegakkan dengan baik. Tapi disisi lain, orang kaya atau orang yang
mempunyai jabatan/pangkat tinggi justru mendapatkan pelayanan yang istimewa. Padahal
dalam UUD 1945 pasal (28) H ayat (2) tentang Hak Asasi Manusia menyebutkan bahwa
“setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh
kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan”. Tetapi pada

12
kenyataannya rakyat miskin masih banyak mendapatkan perlakuan diskriminasi dari pihak
rumah sakit.
3. Bidang Pendidikan
Masalah lain yang memperlihatkan ketidakadilan dalam dunia pendidikan yaitu
ketidakmampuan warga miskin untuk memperoleh pendidikan yang layak, sehingga banyak
anak-anak Indonesia yang tidak mampu untuk sekolah karena biaya sekolah yang dirasa
memberatkan. Oleh sebab itu pemerintah seharusnya memprioritaskan warga miskin
Indonesia dengan memberikan pendidikan. Sehingga anak-anak yang kurang mampu
tersebut dapat mengenyam pendidikan yang layak dibangku sekolah seperti anak-anak pada
umumnya.
Selain masalah tersebut terdapat masalah-masalah yang lain yang harus diperhatikan
oleh pemerintah salah satunya adalah pendidikan untuk anak-anak di daerah pedalaman atau
di daerah perbatasan, pemerintah dinilai hanya memprioritaskan pendidikan untuk daerah-
daerah yang sudah maju saja, sementara untuk pendidikan di daerah-daerah pedalaman
cenderung diabaikan. Banyak anak-anak di daerah pedalaman yang membutuhkan
pendidikan formal, bahkan hanya untuk sampai kesekolahan saja mereka sampai harus rela
berjalan atau menyeberangi sungai yang jaraknya sangat jauh dari tempat tinggalnya.
4. Bidang Ekonomi
Keadilan dalam bidang ekonomi di negara kita belum bisa terwujud sebagaimana
yang telah diharapkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila. Justru masalah
yang paling miris di bidang ekonomi yaitu masalah kemiskinan. Kemiskinan ini menjadi
bukti dari penegakkan keadilan yang tidak sempurna padahal dalam konstisusi telah
ditetapkan bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara, tapi pada
kenyataanya malah menyimpang dari apa yang telah ditetapkan pada konstitusi, fakir miskin
dan anak-anak terlantar dibiarkan keliaran dijalan-jalan untuk mengemis, bahkan mereka
tidur di bawah kolong jembatan hanya dengan beralaskan kardus bekas.
Masalah lain yang mencerminkan tidak adanya keadilan dalam bidang ekonomi
adalah pengeksploitasian terhadap buruh-buruh pabrik untuk bekerja selama berjam-jam
tetapi dengan tingkat upah yang sangat rendah. Sehingga dari eksploitasi tersebut
perusahaan memperoleh keuntungan yang sangat besar, karena perusahaan bisa
mempekerjakan buruh yang murah dan yang mau bekerja keras untuk kemajuan
perusahaanya. Itulah sedikit potret mengenai bukti dari implementasi dari sila ke-5 yang
tidak sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia saat ini.
5. Bidang Budaya

13
Kehidupan masyarakat papua dengan masyarakat jakarta tentulah sangat berbeda,
yang penduduknya juga merupakan penduduk Indonesia juga, tetapi kehidupan mereka
sangat jauh berbeda. Masih banyak masyarakat papua yang memakai koteka, pembangunan
di derah tersebut juga tidak merata. Kita bandingkan saja dengan kehidupan masyarakat di
Jakarta, banyak orang-orang  memakai pakaian yang berganti-ganti model, banyak
bangunan menjulang tinggi.

2.5.2 Upaya Pemecahan


Diperlukan upaya yang tidak mudah untuk menciptakan masyarakat yang adil dan
sejahtera, paling tidak untuk menciptakan hal tersebut perlu ada kesadaran dari masing-
masing individu untuk merubahnya, jika perubahan itu bisa terlaksana dengan baik tentunya
keadilan itu akan dapat dengan mudah tercipta, baik dalam bidang hukum, pendidikan,
kesehatan, ekonomi dan lain-lainnya.
Untuk menciptakan keadilan yang merata seperti yang tercermin dalam Pancasila
tepatnya sila ke-5, peran dari pemerintah untuk mengupayakan hal tersebut sangat
diperlukan. Agar implementasi dari sila tersebut dapat benar-benar dirasakan manfaatnya
oleh masyarakat dan bukan malah merugikan masyarakat.
Sebagai contoh dalam bidang kesehatan, pemerintah membebaskan biaya kesehatan
dan mengutamakan pelayanan kesehatan terhadap warga yang kurang mampu,
meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan bagi warga yang kurang mampu serta
meningkatkan partisipasi dan konsultasi kesehatan terhadap warga yang kurang mampu.

2.6 NILAI-NILAI LUHUR BANGSA YANG MASIH DIHAYATI/DIHIDUPI


OLEH MASYARAKAT INDONESIA KHUSUSNYA GENERASI MUDA
Pancasila merupakan pencerminan jiwa kebangsaan Indonesia. Nilai – nilai yang
terkandung didalamnya sangatlah luhur. Pancasila dirancang sedemikian rupa sesuai dengan
kepribadian bangsa Indonesia. Penerapan nilai luhur sila kelima ini erat hubungannya
dengan hak dan kewajiban kita sebagai makhluk sosial. Makna dalam sila kelima ini adalah
adanya kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat dimana seluruh kekayaan
diperguanakan untuk kebahagiaan bersama dan melindungi yang lemah.
Contoh realisasi penerapannya pada generasi muda yang paling sederhana adalah
bersikap adil terhadap teman, tidak membedakan status sosial diantara teman, menghormati
hak – hak orang lain, mengembangkan perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan

14
suasana kekeluargaan serta gotong royong (dalam hal ini contohnya adalah mengikuti
berbagai kegiatan organisasi di lingkungan kampus sehingga menumbuhkan semangat
kekeluargaan yang didalamnya setiap anggota diberi tugas yang sesuai dengan kapasitas
kemampuan masing – masing), suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat
berdiri sendiri, tidak menggunakan hak milik orang lain untuk usaha – usaha yang bersifat
pemerasan terhadap orang lain serta suka menghargai hasil karya orang lain yang
bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
Namun ternyata dalam kenyataannya sila kelima masih memiliki banyak kekurangan.
Perwujudan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia setelah 70 tahun merdeka
masih belum maksimal sekaligus merupakan sila yang diabaikan oleh penyelenggara Negara
Kesatuan Republik Indonesia dari saat kemerdekaan 17 Agustus 1945 sampai dengan saat
ini. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa banyak sekali pelanggaran yang dilakukan terhadap
sila kelima pancasila ini.

2.7 MANUSIA PANCASILAIS


Manusia pancasilais adalah insan – insan yang tetap teguh mengamalkan butir – butir
pancasila. Seseorang dapat dikatakan seorang manusia pancasilais jika mampu menbawakan
dirinya pada posisi yang tepat, sesuai hak dan keawajibannya. Seorang manusia pancasilais
harus mampu menempatkan dirinya menjadi rekan sesama manusia sekaligus menjadi
hamba Tuhan pada saat yang bersamaan.
Setelah menganalisis berbagai hal yang berkaitan dengan butir – butir sila kelima
pancasila, kami mendapatkan kesimpulan bahwa saat ini masyarakat Indonesia sudah tidak
pantas disebut menjadi seorang manusia yang pancasilais. Hal tersebut dikarenakan
banyaknya pelanggaran – pelanggaran yang terjadi hingga saat ini. Bukan hanya pada sila
kelima pancasila namun merata pada seluruh sila pada pancasila.
Saat ini pancasila hanyalah slogan. Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, penyalahgunaan
budaya asing, penganiyaan, pencabulan dan masih banyak lagi pelanggaran lainnya yang
terus berkobar di Indonesia. Banyak sekali penindasan yang masih terjadi. Orang kaya
menindas orang miskin. Majikan menganiaya pembantunya, penindasan antar umat
beragama, guru menganiaya muridnya dan lain sebagainya. Atas dasar inilah masyarakat
Indonesia tidak pantas disebut sebagai manusia pancasilais.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang kami sepakati bersama adalah pada masa ini, nilai – nilai yang
terkandung dalam sila kelima pancasila sudah terlupakan dan terabaikan oleh seluruh
elemen baik itu masyarakat maupun pemerintah. Tidak hanya sila kelima pancasila tetapi
pelanggaran juga terjadi terhadap keempat sila lainnya. Sangat disayangkan nilai – nilai
pancasila yang diambil dari kepribadian bangsa yang seharusnya mudah diterapkan tetapi
pada kenyataannya hanya sebatas teori saja tanpa pangamalan.
3.2 SARAN
Dari penjelasan yang kami tuliskan diatas mengenai sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia kami telah menarik kesimpulan mengenai isi dari makalah ini. Isi dan kesimpulan yang
kami tulis bisa saja berubah apabila ditemukan data yang lebih akurat dan valid dari yang telah
ada dalam makalah kami ini. Karena itu janganlah terlalu berpegang pada makalah ini yang
tentunya memiliki banyak kekurangan, baik yang diketahui ataupun tidak diketahui, maka
bacalah juga makalah, buku, artikel ataupun bacaan lain yang berhubungan dengan materi yang
kami bahas ini yang tentunya akan menambah pengetahuan kita bersama dalam pengamalan dan
penerapan butir – butir pancasila.

16
DAFTAR PUSTAKA

Kaelan.2002.Pendidikan Pancasila.Yogyakarta:Paradigma.
Kaelan.2010.Pendidikan Pancasila.Yogyakarta:Paradigma.
Hardani, Djoko Pontjo.2011.Bahan Kulian Pendidikan Pancasila.Jember:UPT BS
MKU Universitas Jember.
Kaelan, Zubaidi Achmad.2012.Pendidikan Kewarganegaraan.Yogyakarta:Paradigma.
www.gurupendidikan.com/pengertian-pancasila-menuru-para-ahli/ diakses pada tanggal
23 September 2015 pukul 20.31 WIB
pancasila2013.weebly.com/pengertian-pancasila.html diakses pada tanggal 23
September 2015 pukul 21.03 WIB
https://politikbersihcerdassantun.wordpress.com/2013/04/07/keadilan-sosial-bagi-
seluruh-rakyat-indonesia diakses pada tanggal 25 September 2015 pukul 11.07
WIB
https://leonardoansis.wordpress.com/goresan-pena-sahabatku-yono/keadilan-dalam-
bidang-ekonomi diakses pada tanggal 25 September 2015 pukul 14.15 WIB
http://www.indonesia-investments.com/id/budaya/politik/ikhtisar-struktur-politik/
item385 diakses pada tanggal 25 September 2015 pukul 14.33 WIB
http://juwita.blog.fisip.uns.ac.id/2012/05/29/struktur-dan-fungsi-politik/ diakses pada
tanggal 25 September 2015 pukul 14.57 WIB
http://pancasila.weebly.com/penerapan-sila-dalam-kehidupan.html diakses pada tanggal
27 September 2015 pukul 19.11 WIB
http://melatiputri.web.ugm.ac.id/2014/12/01/bukti-pelanggaran-terhadap-5-sila-
pancasila-2/ diakses pada tanggal 27 September pukul 19.32 WIB
http://implementasi-nilai-pancasila12345.blogspot.co.id/ diakses pada tanggal 27
September 2015 pukul 20.01 WIB
http://budisansblog.blogspot.co.id/2012/06/merajut-manusia-pancasilais.html diakses
pada tanggal 27 September 2015 pukul 20.31 WIB

17

Anda mungkin juga menyukai