Anda di halaman 1dari 6

IMPLEMENTASI NILAI – NILAI

PANCASILA DALAM KEHIDUPAN


BERMASYARAKAT, BERBANGSA, DAN
BERNEGARA

Disusun Oleh:
Muhammad Taufik

Kelas XII-PS3

SMKN 9 Medan
Kata Pengantar

Alhamdulillah, puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan berkah dan rahmatnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Implementasi Nilai – Nilai Pancasila Dalam Kehidupan
Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara”. Makalah ini disusun guna memenuhi syarat untuk
ujian remedial PKN.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan dalam menyusun Skripsi ini, tidak lepas dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan, semangat, dan motivasi kepada
penulis.
2. Semua pihak yang telah membantu penulis meyelesaikan makalah ini.
BAB I PENDAHULUAN

Nilai – nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan sumber yang paling sesuai dalam
bertindak dalam negeri ini sesuai dengan ideologi bangsa. Di era modern saat ini, nilai – nilai
luhur sudah mulai luntur seiring dengan perkembangan zaman. Masuknya budaya luar yang
sangat mudah tanpa dipilah - pilih oleh masyarakat Indonesia dikhawatirkan dapat melunturkan
jati diri bangsanya sendiri yang menjunjung tinggi nilai – nilai Pancasila yang merupakan
aplikasi karakter bangsa Indonesia ini sendiri.

BAB II PEMBAHASAN

Dalam berbangsa dan bernegara sudah pasti suatu negara memiliki sebuah ideologi untuk
menjadi acuan dalam berperilaku, tak terkecuali Indonesia. Indonesia terdiri dari beragam suku
yang tersebar di beberapa pulau, ditengah era globalisasi ini westernisasi dianggap salah satu
yang memudarkan budaya lokal karena banyak nilai-nilai barat yang didifusikan ke dalam
nilai-nilai lokal. Sementara dapat dipahami bahwa nilai budaya sangat bermanfaat bagi
pengembangan kepribadian masyarakat yang dijadikan standar bertingkah laku sehingga dapat
hidup harmonis.

Maka dari itu Pancasila dicetuskan agar supaya bangsa Indonesia memiliki fondasi yang kuat
untuk berdiri hingga saat ini dan tidak lagi dijajah oleh bangsa lain.

Pancasila merupakan ideologi dasar bagi negara Indonesia dan untuk menjadi warga negara
yang baik (good citizen) di Indonesia harus sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945. Hal inilah yang mendasari betapa pentingnya Pancasila sebagai acuan ataupun
pedoman tentang bagaimana berperilaku menjadi warga negara yang baik (good citizen) di
Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila akan mengajarkan cara berpikir dan
bertindak yang sesuai dengan ideologi negara.

Ada beberapa macam fungsi pancasila yang dari dulu hingga sekarang dianut oleh bangsa
Indonesia. Fungsi – fungsi tersebut ada 10. Tiga diantaranya adalah pancasila sebagai dasar
Negara, pancasila sebagai ideologi Negara, dan pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
Indonesia.

Mengapa pancasila dijadikan sebagai dasar negara? Negara tanpa dasar, bagaikan rumah tanpa
fondasi. Maksudnya adalah ketika negara tidak mempunyai dasar mengapa negara itu
terbentuk, maka akan mudah runtuh atau dijajah oleh bangsa lain. Dasar negara merupakan
kaki untuk berpijak, dimana kaki tersebut harus kuat dan kokoh. Pancasila mempunyai peran
penting dalam pembangunan bangsa Indonesia. Pancasila adalah dasar negara yang menjadi
sebuah sumber dari segala sumber hukum yang yang mengatur seluruh pemerintahan, wilayah
dan masyarakat Indonesia. Pancasila terlibat secara langsung dalam hukun Indonesia, yang
terikat dengan formal oleh struktur kekuasaan dan cita – cita hukum yang menjadi seluruh dasar
negara Republik Indonesia.

Pancasila sendiri memiliki 5 sila, yaitu:

1) Ketuhanan Yang Maha Esa

2) Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

3) Persatuan Indonesia

4) Kerakyatan yang dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan


Perwakilan

5) Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Dari ke – 5 sila tersebut kita wajib untuk mengamalkan nya dalam kehidupan sehari hari. Sila
pertama merupakan sila yang berhubungan dengan perilaku kita sebagai umat pada Tuhan nya.
Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama
dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
Seharusnya dalam sila pertama ini, warga Negara Indonesia sudah jelas dan mengerti tentang
Tuhan Yang Maha Esa. Meyakini bahwa perbuatan dan sikap kita pasti akan diperhatikan oleh
Tuhan kita masingmasing. Tetapi pada kenyataannya masih banyak orang yang merasa bahwa
hidupnya bebas tanpa pengawasan dari Tuhan Yang Maha Mengetahui.

Lalu sila ke – dua berhubungan terhadap perilaku kita sebagai manusia yang pada hakikatnya
semua sama di Dunia ini. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Mengakui persamaan derajat, persamaan
hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama,
kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya. Tidak merendahkan
orang lain dengan mudah tetapi bersikaplah rendah diri agar tidak menimbulkan perpecahan
satu sama lain.

Pada sila ke – tiga berhubungan terhadap perilaku kita sebagai warga Negara Indonesia untuk
bersatu membangun negeri ini. kita sebagai warga negara Indonesia harus Mampu
menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara
sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. Sanggup dan rela
berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.

Berikutnya, pada sila ke – empat berhubungan dengan perilaku kita untuk selalu
bermusyawarah dalam menyelesesaikan masalah. Sebagai warga negara dan warga
masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama
dan tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain. Mengutamakan musyawarah dalam
mengambil keputusan untuk kepentingan bersama , mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan, menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah.

Dan pada sila ke – lima berhubungan dengan perilaku kita dalam bersikap adil terhadap semua
orang. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotongroyongan, sikap adil terhadap sesama. Tingkatkan rasa kerjasama
kepada siapapun untuk meningkatkan keadilan satu sama lain, tidak saling melempar kesalah
satu sama lain. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban, menghormati hak orang lain,
dan suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri. Yang perlu digaris
bawahi adalah jangan menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan
terhadap orang lain.

Berdasarkan makna yang terkandung dalam ke – lima sila tersebut, masyarakat Indonesia
diharapkan mampu mengamalkan dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari –
hari. Jangan sampai budaya luar, budaya yang baru datang justru menjadi konsumsi utama dari
masyarakat Indonesia. Dengan banyaknya pengaruh gelobalisasi saalah satunya adalah
pengaruh dari budaya luar yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, banyaknya warga
negara atau masyarakat yang tidak atau kurangnya memahami betapa pentingnya nilai-nilai
Pancasila tersebut dikarenakan pengaruh negatif gelobalisasi.

Fakta menunjukkan bahwa degradasi nilai-nilai dan moral Pancasila itu telah terjadi dari
tingkat akar rumput hingga para pemimpin bangsa. Kasus narkoba yang makin subur,
pertikaian bersenjata antar kelompok massa yang menjadi tontonan di televisi, kekerasan
terhadap anak dan perempuan, pornografi dan pornoaksi yang makin vulgar ditunjukkan oleh
kalangan muda hingga elit politik, hubungan seks bebas yang makin menjangkiti kalangan
generasi muda siswa dan mahasiswa, tindakan KKN di mana-mana, kasus mafia hukum dan
peradilan, gerakan terorisme oleh salah satu kelompok masyarakat Indonesia sendiri, kasus
money politics dalam pemilukada dan pemilu legislatif, pencemaran dan kehancuran
lingkungan ekologis, kompetisi antar kepentingan yang makin tajam dan tidak fair, pameran
kekayaan yang makin tajam antara kelompok kaya dan kelompok miskin, kasus penggusuran
kelompok miskin di kota-kota besar, dan sulitnya menumbuhkan kepercayaan terhadap
kejujuran masyarakat.

Pengaruh tersebut lah yang saat ini melanda Indonesia, nilai – nilai luhur perlahan hilang
tergantikan oleh budaya baru. Maka dari itu, masyarakat Indonesia harus memahami dan
mengamalkan nilai – nilai Pancasila agar Indonesia tetap utuh dan tidak terpecah belah.

BAB III PENUTUP


Penerapan nilai – nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
harus dijalankan sebagai tameng untuk menghadapi globalisasi yang terus menggerus nilai-
nilai luhur bangsa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

1. Damanhuri, Damanhuri, Febrian Alwan Bahrudin, Wika Hardika Legiani, dan Ikman
Nur Rahman, ‘Implementasi Nilai – Nilai Pancasila Sebagai Upaya Pembangunan
Karakter Bangsa’, Untirta Civic Education Journal, 1 (2016), 185-98
2. M Taufik SH MH, Diyan Isnaeni SH MH, ‘Peran Pancasila Dalam Era Globalisasi’,
Baskara Media dan Aditya Media Group

Anda mungkin juga menyukai